Anda di halaman 1dari 12

URGENSI, FUNGSI DAN PERAN LITERASI MEDIA DAN INFORMASI

DARI BERBAGAI PRESPEKTIF

Literasi Media dan Informasi

Umar Abdur Rahim SM.S.Sos.I.,MA

Disusun Oleh:

NADIA HANIFA QOTRUNNADA AMIN

11940324110

TIAS DEVIRA DESTIANA

11940324224

PROGRAM STUDU ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SARIF KASIM

RIAU

2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. ii

BAB 1 ......................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN ...................................................................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................................1

C. Tujuan ..........................................................................................................................................1

D. Manfaat........................................................................................................................................2

BAB II .....................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN ......................................................................................................................................3

A. Definisi Literasi Media .................................................................................................................3

B. Urgensi Literasi Media dari Prespektif Komunikasi .....................................................................4

C. Urgensi Literasi Media dari Prespektif Sosial Budaya .................................................................6

D. Urgensi Literasi Media dari Prespektif Ajaran Islam....................................................................7

BAB III ....................................................................................................................................................8

PENUTUP ...............................................................................................................................................8

A. Kesimpulan ..................................................................................................................................8

B. Saran ............................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................................9

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbilalamin. Segala puji bagi Allah yang telah menolong penulis
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penulis tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Serta terimakasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Literasi Media dan
Informasi yang membahas tentang “Urgensi, Fungsi Dan Peran Literasi Media Dan
Informasi Dari Berbagai Prespektif” yang kami sajikan berdasarkan referensi berbagai
sumber. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas. Makalah ini juga
pasti memiliki kekurangan untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diharapkan. Terima kasih.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Riau, September 2021

Penyusun

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya kemajuan teknologi berdampak pada cepatnya arus perpindahkan informasi
di Indonesia. Baik pada media cetak, media massa, maupun media online. Perkembangan
ini tentunya membawa pengaruh yang beraneka ragam. Sehingga tak terasa bahwa
perkembangan teknologi media ini semakin hari semakin tak lepas dalam kehidupan
masyarakat.
Kecanggihan media sebagai teknologi, tentunya diikuti juga dengan fungsi fungsi
media. Fungsi media antara lain yaitu memberi informasi, mendidik dan menghibur. Data
Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dipertengahan tahun 2014 pada
(Fitryarini, 2016) menunjukkan bahwa 67% isi siaran adalah hiburan (yang belum tentu
positif bagi masyarakat) sedangkan fungsi informasi, pendidikan dan kontrol sosial
masing-masing hanya sekitar 10% saja.
Dari hal ini maka penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi terhadap
media. Sehingga arus informasi yang beredar di masyarakat dapat berjalan dengan baik
dan meminimalisir penyebaran hoax. Melihat permasalahan ini, penulis tertarik menelaah
kajian yang kemudian diberi judul “Urgensi, Fungsi Dan Peran Literasi Media Dan
Informasi Dari Berbagai Prespektif”. Harapannya makalah ini dapat membantu pembaca
untuk lebih mamahami urgensi literasi media dan informasi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah agar makalah ini lebih sistematis diantaranya:
1. Mengapa literasi media menjadi sangat penting di era kemajuan teknologi?
2. Bagaimanakah urgensi literasi media dari prespektif komunikasi?
3. Bagaimanakah urgensi literasi media dari prespektif sosial budaya?
4. Bagaimanakah urgensi literasi media dari prespektif ajaran islam?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya:
1. Mengetahui pentingnya literasi media menjadi sangat penting di era kemajuan
teknologi.
2. Memahami urgensi literasi media dari prespektif komunikasi.

1
3. Memahami urgensi literasi media dari prespektif sosial budaya.
4. Memahami urgensi literasi media dari prespektif ajaran islam.

D. Manfaat
Berikut adalah manfaat dari pembuatan makalah ini:
1. Sebagai bahan pembelajaran mata kuliah Literasi Media dan Informasi
2. Sebagai khazanah ilmu pengetahuan
3. Menjadi referensi untuk makalah dengan pembahasan serupa

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Literasi Media
Literasi media berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘media literacy’ terdiri dari dua
suku kata ‘media’ berarti media tempat pertukaran pesan dan ‘literacy’ berarti melek,
kemudian dikenal dalam istilah literasi media. Dalam hal ini literasi media merujuk
kemampuan khalayak yang melek terhadap media dan pesan media massa dalam
konteks komunikasi massa. Literasi media menurut (Thadi, 2019) merupakan sebuah
konsep tentang cara-cara masyarakat mempertanyakan apa yang ditonton, dicermati,
dibaca dan diproduksi dari media. Dengan demikian masyarakat dapat melakukan
kontrol terhadap isi media secara kritis dan cerdas sehingga dapat mendeteksi adanya
propaganda, kepentingan tertentu atau bias dalam sebuah tayangan.

Literasi media merupakan sebuah perspektif di mana individu secara aktif dapat
merespon media dan menafsirkan makna pesan yang diterima. Keaktifan individu
dalam bermedia dipengaruhi oleh pengetahuan masing-masing individu yang diperoleh
baik melalui media maupun lingkungannya. Yang dimaksud dengan penggunaan aktif
bermedia di sini adalah adanya kesadaran individu terhadap pesan yang disampaikan
oleh media dan interaksi yang seharusnya dibangun dengan media.

Secara konseptual literasi media merupakan kemampuan untuk mengakses,


menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi pesan media. Masyarakat
sebagai konsumen media, cenderung kehilangan sikap kritis saat mengkonsumsi media
karena membaca koran, menonton televisi, mendengar radio, atau mengakses internet
adalah rutinitas harian. Padahal, sebagai konsumen media, masyarakat berhak memilih
dan memilah sajian media. Bagi masyarakat selaku konsumen media, memahami
konteks, waktu, dan cara bagaimana sajian media itu dikemas lalu disuguhkan adalah
bagian penting untuk kritis terhadap sajian media. Ironisnya, masyarakat selaku
konsumen media belum cukup cerdas dalam melakukan pemilihan dan pemilahan
konten media yang benar. Pada posisi inilah tulisan ini menjadi penting untuk
menjelaskan urgensi literasi media khalayak di tengah keberlimpahan informasi yang
disuguhkan media massa.

3
B. Urgensi Literasi Media dari Prespektif Komunikasi
Sejarah literasi media dimulai tahun 1964 saat UNESCO mengembangkan
model program pendidikan media yang akan dijalankan di seluruh. Sejak saat itu
berbagai Negara mulai menaruh perhatian terhadap literasi media, salah satunya adalah
dengan melakukan literasi media atau pendidikan media melalui jalur pendidikan
formal dan non formal. Di Indonesia, kegiatan literasi media dikenal sejak tahun 2000-
an setelah maraknya berbagai fenomena dampak media massa. Media massa sejak saat
itu merupakan suatu hal yang akrab di kalangan masyarakat umumnya dan para remaja
khususnya (Fitryarini, 2016).
Literasi media sangat dibutuhkan agar masyarakat menjadi cerdas. Masyarakat
harus memiliki kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan
mengomunikasikan pesan. Dalam demokrasi saat ini akan sulit ditegakkan, jika
masyarakatnya tidak melek media (literasi media). Media massa salah satu pilar
demokrasi yang berperan optimal dalam memproses informasi yang dibutuhkan dalam
era terkinian saat ini. Kompetensi literasi media sebagai syarat utama dalam mengelola
kemampuan menganalisa struktur pesan dalam mendayagunakan konsep-konsep dasar
ilmu pengetahuan untuk memahami konteks dalam ranah bidang tertentu (Yodiansyah,
2017).
Untuk meningkatkan literasi pada masyarakat, setiap individu harus terlibat.
Peran individu disini merupakan cara pandangan manusia dengan suatu cara
memahami, menggunakan, mempelajari, dan strategis komunikasi mengenai perilaku
pengguna media memberi akses positif mengkomunikasikan pesan–pesan (symbol–
symbol) yang diberikan oleh media dengan literasi melek medianya. Ini tentunya
memerlukan peran pendidikan orangtua, peran pihak lain. Mulai dari konten media
massa sebagai literasi media sebagai wujud penggunaan literasi media itu sendiri.
Ketika khalayak berhadapan dengan pesan media, maka khalayak akan
membandingkan informasi yang berada dalam pesan tersebut dengan informasi yang
ada dalam struktur pengetahuannya. Terdapat struktur pengetahuan literasi media yaitu:
Pertama semua media merupakan hasil konstruksi. Media tidak menampilkan reflex
sederhana dari realitas eksternal. Ini adalah konsep dasar yang perlu ditekankan, bahwa
apa yang disampaikan media tidak berdasarkan realitas yang sebenarnya. Pemberitaan
media merupakan hasil konstruksi, dan literasi media berupaya untuk membangun
kembali konstruksi tersebut. Kedua, mediamembangun realitas. Pemahaman kita
mengenai apa yang sedang terjadi di sekitar kita merupakan hasil dari konstruksi media.
4
Media berusaha membangun pemikiran kita berdasarkan apa yang diberitakan.
Pandangan kita terkait satu peristiwa akan sangat dipengaruhi oleh pesan yang
disampaikan oleh media.
Ketiga, audiens dapat menyesuaikan makna terhadap apa yang ditampilkan oleh
media. Media banyak menyuguhkan berbagai macam informasi namun masyarakat
juga dapat menyesuaikan makna dari pesan di media berdasarkan pada faktor individu,
seperti kebutuhan personal, latar belakang keluarga dan kebudayaan, pendirian moral,
dan sebagainya. Pemaknaan sangat tergantung pada faktor individu dan bersifat
personal. Keempat, pesan dalam media memiliki implikasi komersial. Hampir semua
produk media merupakan bisnis dan berorientas pada keuntungan. Media di masa kini
masih sering dikuasai oleh kepentingan pihak lain baik media itu sendiri atau pun
informasi di dalamnya. Masing-masing media memiliki pemegang yang mengatur serta
mengendalikan jalannya media tersebut. Oleh karena itu kita harus sadar bahwa media
bias dikontrol oleh segelintir orang. Dalam hal ini literasi media mencoba membangun
kesadaran terkait hal itu sehingga tercipta sebuah kontrol atas apa yang ditonton,
dibaca, dan didengar melalui media. Kelima, pesan dalam media mengandung unsur-
unsur ideologi dan nilai-nilai tertentu. Misalnya melalui iklan, media berusaha
mengkonstruksikan bahwa cantik itu tinggi, putih dan langsing. Media selalu
menghadirkan pesan-pesan ideologis yang berbalut isu seperti pencitraan sosok ideal
seorang wanita, gaya hidup yang baik, kebaikan dalam konsumerisme, dan sebagainya.
Keenam, pesan dalam media memiliki implikasi terhadap aspek sosial dan politik.
Media memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap proses politik dan membentuk
perubahan sosial. Media juga punya kekuatan yang bisa mengarahkan opini pada isu-
isu tertentu.
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas kita dapat memahami pengertian
literasi media dan arti pentingnya dalam membantu membangun kesadaran bahwa
media tidak bersifat netral, selalu ada unsur kepemilikan, ideologi institusi,
komersialisasi dan kepentingan di dalam sebuah produk media. Kesadaran seperti ini
juga menunjukkan bahwa audiens memiliki otonominya sendiri dan memiliki power
yang lebih besar dari media. Dan masyarakat harus memiliki sikap terhadap media
sebelum media berbalik menyetir kehidupan masyarakat (Thadi, 2019).

5
C. Urgensi Literasi Media dari Prespektif Sosial Budaya
Media baru telah mampu mengubah sistem politik Indonesia dari rezim otoriter
ke rezim demokratis. Karena komunikan (audien) benar–benar terlibat secara aktif
dalam mencari informasi. Pada masa peralihan rezim tersebut, masyarakat terlibat
dalam media aksi. Media aksi adalah rangkaian akses dalam memahami, menggunakan,
mempelajari, dan strategis komunikasi itu. Media aksi adalah konten “isi dan program”
media sebagai literasi media seperti; televisi, radio, mobilephone (smartphone),
komputer, cinema (film), dan internet. Rencana media aksi ialah kemampuan seseorang
yang dimiliki diri sendiri menggunakan pengetahuan dan pemahaman literasi media
berdasarkan kategori usia dan pekerjaan manusia itu sendiri, dan mampu mencerdaskan
dan menginovasi secara efektif dan efisien (Yodiansyah, 2017). Perencanaan
komunikasi ini merupakan pengembangan diri dari media aksi yang mampu mengakses
literasi “melek” media yang mudah dipahami orang lain secara sehat dan teratur.
Memiliki kontribusi pengetahuan dan pemahaman sebagai komponen kulturasi budaya
media secara cerdas dan bijaksana dalam kehidupan masyarakat. Perencanaan
komunikasi merupakan pengembangan diri dari media aksi yang mampu mengakses
literasi “melek” media. Dalam perilaku literasi media keselarasan membangun
keseimbangan kebutuhan sebagai wujud dari kuturasi media yang mampu membangun
perkembangan literasi media dalam membentuk budaya media secara cerdas dan
bijaksana dalam kehidupan masyarakat. Media baru telah mampu meningkatkan
kualitas partisipasi politik di mana orang-orang lebih aktif di ranah publik dan
komunikasi politik yang lebih interaktif. Partisipasi politik adalah modal politik
terbesar untuk negara dalam mengembangkan kehidupan politik yang demokratis
menjadi dewasa. Peran industri media memberi dampak pasar industry dalam
perkembangan literasi media terhadap kemampuan dan pengetahuan pengguna
(responden) dalam perencanaan akses komunikasi sebagai bentuk mengevaluasi
kemungkinan bahwa komponen media konten dalam literasi media aksi ini.

Dari kejadian ini maka dapat dilihat betapa pentingnya peran literasi media
dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat yang melek literasi dapat mengambil
peran dalam kehidupan sosial hingga politik. Dan literasi sedikit banyak mempengaruhi
budaya dan kebiasaan masyarakat didalamnya. Sehingga urgensi literasi media dapat
dikatakan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas.

6
D. Urgensi Literasi Media dari Prespektif Ajaran Islam
Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi budaya literasi. Hal ini
dibuktikan dengan turunnya wahyu pertama yang berisi tentang perintah membaca,
yaitu Q.S Al-‘Alaq: 1-5 berikut ini;

(1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. (2) Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha
mulia. (4) yang mengajar (manusia) dengan pena.(5) Dia mengajarkan manusia apa
yang tidak diketahuinya. (Qs. Al-'Alaq:1-5).

Ayat-ayat tersebut menunjukkan betapa Islam sangat menekankan pentingnya


literasi.Kata “Iqra’”dapat diartikan sebagai ”mengkaji”. Pada ayat berikutnya
ditegaskan bahwa dengan pena, al-qalam, Allah mengajarkan manusia bagaimana dan
apa yang belum diketahui. Ayat ini juga menunjukan arti penting membaca sebagai
suatu aktivitas intelektual dan menulis yang dilambangkan dengan al-qalam, dalam
proses belajar mengajar dalam arti yang luas. (Masud, 2002)

Salah satu upaya untuk membudayakan literasi pada zaman Nabi Muhammad
SAW ialah mengabadikan Al-Qur’an dengan menuliskannya meskipun pada saat itu
kegiatan baca tulis belum membudaya di kalangan bangsa Arab. Pada saat itu bangsa
Arab memiliki tradisi menghafalkan sya’ir dan juga puisi yang membuat kegiatan
membaca dan menulis kurang begitu penting sehingga bangsa Arab tidak dapat
membaca dan menulis. Hingga pada akhirnya ketika Nabi Muhammad SAW mulai
mengajarkan Islam di Makkah, dan diangkat menjadi Rasul, beliau merubah kebiasaan
tersebut menjadi kegiatan membaca Al-Qur’an. Dan setiap kali wahyu turun, Nabi
Muhammad SAW, menyampaikannya kepada sahabat dan memerintahkannya untuk
membaca dan menghafalnya sehingga membaca Al-Qur’an menjadi tradisi yang
menggantikan tradisi menghafal sya’ir-sya’ir. (Zuhairini, 2004)

Menurut (Yusuf, 2009) dengan tumbuhnya budaya baca tulis di bangsa Arab ini,
menjadikan bangsa Arab dapat mengambil alih kendali kebudayaan dan peradaban
dunia dengan berlandaskan nilai Al-Qur’an dan Hadits.

Fakta dan bukti sejarah yang terjadi ini, juga menjadi bukti bahwa peranan
literasi merupakan sesuatu yang penting, dimana literasi dapat menjadi salah satu
pendukung sebuah perubahan.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam prespektif komunikasi, literasi media berperan penting bagi setiap
individu. Karena media memiliki banyak fungsi dan peranan. Sehingga individu harus
bisa memahami, menggunakan, mempelajari, penggunaan media sebagai pemberi
akses pesan–pesan (symbol–symbol). Pemahaman tiap individu pun dapat beraneka
didasarkan oleh banyak hal. Literasi media menjadi penting agar komunikasi dan
informasi yang beredar di media dapat berjalan dengan baik.

Sementara dalam prespektif sosial budaya, literasi media dan informasi


memiliki peranan penting dalam membentuk budaya kelompok, sistem, dan cara hidup
masyarakat. Hal ini juga terjadi dalam pemerintahan Indonesia. Tepatnya pada massa
peralihan kekuasaan dari orde baru ke masa reformasi. Masyarakat yang saat itu melek
terhadap pemberitaan akhirnya mampu untuk bersatu mengganti sistem pemerintahan.
Ini menunjukkan betapa dasyatnya kekuatan media dan pentinya peranan masyarakat
dalam menanggapi suatu informasi.

Terakhir dalam prespektif ajaran islam. Kita sudah diberi perintah di dalam Al-
Quran untuk menelaah segala informasi. Agar tidak ada fitnah dan kebohongan yang
beredar di masyarakat.

B. Saran
Penulis menyadari bahwasanya makalah masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu agar makalah ini semakin kaya maka penulis sangat terbuka untuk segala
saran dan masukan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Fitryarini, I. (2016). Literasi Media Pada Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas
Mulawarman. Jurnal Komunikasi , 8, 51-67.

Masud, A. (2002). Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik (Humanisme Religius


sebagai Paradigma Pendidikan Islam). Yogyakarta: Gama Media.

Thadi, R. (2019). Literasi Media Khalayak di Era Keberlimpahan Infomasi di Media Massa.
Jurnal Ilmiah Syiar , 90-102.

Yodiansyah, H. (2017). Akses Literasi Media Dalam Perencanaan Komunikasi. Jurnal Ipteks
Terapan , 11, 128-155.

Yusuf, K. M. (2009). Studi Al-Quran. Jakarta: Amzah.

Zuhairini. (2004). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai