Makalah ini diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Reportase Media Massa
IAIN Bone
Oleh
Kelompok IV
Wahyu
03.18.2012
Sunarti
03.18.2022
IAIN BONE
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Salawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita Nabi
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Reportase
Media Massa.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………....................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................................................6
B. Saran.......................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
Media massa memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam
status dan mendefinisikan legitimasi serta mendefinisikan realitas. Dalam hal ini
sering kali media massa dijadikan sebagai alat berbagai macam kepentingan dalam
masyarakat.1 Secara sederhana, yang dimaksud dengan media adalah alat untuk
untuk melihat bagaimana realitas dibingkai dan dipublikan oleh media. Bagaimana
media mengembangkan kasus tertentu atas realitas. Artinya, peristiwa yang sama
berbeda oleh media. Ada dua aspek dalam framing yang pertama memilih fakta,
kedua, menuliskan fakta. Dalam memilih fakta terkandung dua kemungkinan, apa
yang dipilih (bagian berita), apa yang dibuang (bagian mana yang tidak diberitakan).
Ini sangat tergantung media bagaimana melihat sisi menarik berita. Pada dasarnya
1
Muslim, Konstruksi Media Tentang Serangan Israel terhadap Lebanon, Jurnal Studi
Komunikasi dan Media,vol.17,no.1,Januari-Juni,2013,h.75
2
Syahrianti Syam dan Nahdatunnisa Asry,komunikasi antar manusia:komunikasi massa
dan komunikasi antarbudaya,(Cet.I;Watampone,2017),h.82
framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas
peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang
dijadikan berita. “Cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi
realitas. Analisis framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
Muzakkir, Analisis Framing Dalam Pemberitaan Media,jurnal.utu.ac.id.h.183
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Framing
mengemas informasi tentang suatu peristiwa dengan misi pembentukan opini atau
sebuah peristiwa yang dinilai penting disajikan dan dipikirkan pembaca (publik).
Framing tidak berbohong, tapi ia mencoba membelokkan fakta dengan halus melalui
bertujuan untuk membingkai sebuah informasi agar melahirkan citra, kesan, makna
tertentu yang diinginkan media, atau wacana yang akan ditangkap oleh khalayak.
dalam menyeleksi isu dan menulis berita. Framing adalah bagaimana wartawan
melaporkan sebuah peristiwa berdasarkan sudut pandangnya, ada fakta yang sengaja
ditonjolkan, bahkan ada fakta yang dibuang. Framing berkaitan erat dengan
kebijakan redaksi (editorial policy), yakni ketentuan peristiwa apa yang boleh dan
tidak boleh dipublikasikan. Editorial Policy terkait erat dengan kepentingan ekonomi,
politik, dan ideologi pemilik media. Bisa dikatakan, pemilik media menentukan arah
pemberitaan dan agenda media. Framing merupakan metode penyajian realitas
kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan
informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan
tersebut. Maka, dengan framing ini, peristiwa yang sama bisa menghasilkan berita
dan persepsi yang berbeda. Framing umumnya ditandai dengan menonjolkan aspek
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada khalayak.5 Media massa, seperti halnya pesan lisan dan
isyarat, sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Pada
banyak orang yang tidak menyadari hubungan fundamental antara manusia dan media
itu, misalnya, banyak intelektual yang melihat media tidak lebih dari produk
agiator atau penipu. Pandangan seperti ini ada benarnya, namun mengabaikan
hubungan objektif antara media massa dan masyarakat yang sesungguhnya terbebas
dari kepentingan para pelaku komunikasi seperti pemilik penerbitan, editor, penulis
dan lain lain. Sebagai salah satu wadah dalam melakukan komunikasi, media massa
sangatlah pesat perkembangannya mulai dari Surat kabar, Buku, Majalah, Rekaman,
4
Komunikasi Praktis,”Pengertian Framing:Cara Media Memanipulasi Informasi”,dalam
https://www.komunikasipraktis.com/2016/12/pengertian-framing-cara-media.html?m=0,9Juni2021
5
Hafied Cangara,Pengantar Ilmu Komunikasi,(Ed.2,Cet.17;Jakarta:Raja Grafindo
Persada,2017)h.137
Radio, Film, Televisi dan Internet yang sekarang menjadi salah satu kebutuhan
sekunder bahkan mungkin primer bagi generasi milenial ini. 6 Nilai berita menentukan
bukan hanya peristiwa apa saja yang diberitakan, melainkan juga berperan bagaimana
aturanaturan tertentu. Hanya peristiwa tertentu yang mempunyai ukuran tertentu yang
disebut sebagai berita. Tidak semua aspek dari peristiwa dilaporkan, bagian tertentu
harus mempunyai nilai berita. Karena dengan nilai berita yang tinggi akan menarik
dunia secara umum. Kunci dari argumen Gofman tentang analisis framing adalah
yang dianggap penting. Saat ini, media menjadi arena penting untuk perjuangan ini,
dan gerakan sosial terus-menerus memusatkan perhatian pada media karena perannya
6
Agus Muhammad Nadin dan Gunawan Ikhtiono, Manajemen Media Massa Dalam
Menghadapi Persaingan Media Online, Komunika: Journal of Communication Science and Islamic
Da’wah Volume 3 (1), 2019,h.207
7
Karman,Media dan Kontruksi Realitas, Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol. 16 No. 1
(Januari – Juni 2012).h.31-32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
mengemas informasi tentang suatu peristiwa dengan misi pembentukan opini atau
sebuah peristiwa yang dinilai penting disajikan dan dipikirkan pembaca (publik).
Nilai berita menentukan bukan hanya peristiwa apa saja yang diberitakan, melainkan
mempunyai ukuran tertentu yang disebut sebagai berita. Tidak semua aspek dari
peristiwa dilaporkan, bagian tertentu harus mempunyai nilai berita. Karena dengan
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat
bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA