Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KOMUNIKASI MASSA

“FUNGSI DAN ELEMEN KOMUNIKASI MASSA”

Dosen Pengampu : La Ode Aharuddin Kapege, S.I.Kom.,


M.I.Kom
Disusun Oleh:
Dwi Syafira
C1D122117

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
TAHUN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME. Atas berkat rahmat dan

karunianya kami dapat menyelesaikan makalah bejudul “Fungsi dan Elemen

Komunikasi Massa”.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen pengampu

mata kuliah Komunikasi Massa yang telah memberikan kami kesempatan dan

media, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini mampu memberikan pengetahuan

tentang “Fungsi dan Elemen Komunikasi Massa”.

Kendari, 16 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1 Fungsi-fungsi Komunikasi Massa.................................................................... 3

a. Infomasi ............................................................................................................. 3

b. Hiburan .............................................................................................................. 4

c. Persuasi .............................................................................................................. 5

d. Transmisi Budaya ............................................................................................. 6

e. Mendorong Kohesi Sosial ................................................................................. 7

f. Pengawasan ....................................................................................................... 8

g. Korelasi .............................................................................................................. 8

h. Pewarisan Sosial ................................................................................................ 9

i. Melawan Kekuatan dan Kekuasaan Represif .............................................. 10

j. Menggugat Hubungan Trikotomi.................................................................. 11

2.2 Elemen-elemen Komunikasi Massa ............................................................... 11

ii
a. Komunikator ................................................................................................... 12

b. Isi ...................................................................................................................... 13

c. Audience........................................................................................................... 13

d. Umpan Balik .................................................................................................... 15

e. Gangguan ......................................................................................................... 16

f. Gatekeeper ....................................................................................................... 17

g. Pengatur ........................................................................................................... 19

h. Filter ................................................................................................................. 19

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 21

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 21

3.2 Saran ...................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi massa memiliki peran yang signifikan dalam masyarakat

modern. Melalui media massa, informasi dapat disebarkan secara luas dan cepat

kepada audiens yang beragam. Dalam memahami konsep dan aspek komunikasi

massa, penting untuk mempelajari fungsi-fungsi dan elemen-elemen yang terlibat

dalam proses komunikasi tersebut.

Fungsi-fungsi komunikasi massa secara umum mencakup fungsi informatif,

fungsi persuasif, dan fungsi hiburan. Fungsi informatif media massa mengirimkan

informasi aktual dan penting kepada masyarakat, termasuk berita, laporan, dan

informasi publik lainnya. Fungsi persuasif berperan dalam mempengaruhi sikap,

pendapat, dan perilaku audiens melalui iklan, kampanye politik, atau pesan yang

disampaikan secara persuasif. Fungsi hiburan media massa menyediakan konten

yang menghibur, seperti film, acara televisi, musik, dan hiburan lainnya.

Selain fungsi-fungsi tersebut, terdapat juga elemen-elemen penting dalam

komunikasi massa. Elemen-elemen komunikasi massa secara umum mencakup

sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek komunikasi massa. Sumber adalah

pihak yang menghasilkan pesan yang akan disampaikan melalui media massa.

Pesan merupakan isi atau informasi yang ingin disampaikan kepada audiens.

Saluran adalah media atau platform yang digunakan untuk menyampaikan pesan

kepada masyarakat. Penerima adalah audiens atau masyarakat yang menerima dan

mengkonsumsi pesan tersebut. Efek komunikasi massa mencakup perubahan

1
sikap, pengetahuan, dan perilaku yang dapat terjadi pada audiens setelah

menerima pesan media.

Dalam makalah kali ini penulis akan memfokuskan untuk mempelajari

fungsi-fungsi dan elemen-elemen komunikasi massa yang terkait dengan proses

penyampaian pesan melalui media massa. Penulis akan menganalisis dan

menjelaskan bagaimana media massa berperan dalam menyampaikan informasi,

mempengaruhi opini publik, dan memberikan hiburan kepada audiens. Melalui

pemahaman yang mendalam tentang aspek-aspek ini, diharapkan kita dapat

memahami pengaruh media massa dalam masyarakat secara lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa-apa sajakah fungsi-fungsi komunikasi massa dan bagaimana penjelasan

masing-masing fungsi tersebut ?

2. Apa-apa sajakah elemen-elemen komunikasi massa dan bagaimana

penjelasan masing-masing fungsi tersebut ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk dapat menyebutkan dan menjelaskan fungsi-fungsi komunikasi massa.

2. Untuk dapat menyebutkan dan menjelaskan elemen-elemen komunikasi

massa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi-fungsi Komunikasi Massa

Ketika berbicara mengenai fungsi komunikasi massa, maka tak jauh-jauh

dari fungsi media massa sendiri. Karena fungsinya tidak akan berbeda dari

definisi komunikasi massa sendiri yaitu komunikasi lewat media massa. Sehingga

pembahasan mengenai komunikasi massa takkan jauh-jauh membahas media

massa sebagai unsur terpenting dari komunikasi massa.

Para ahli mengemukakan banyak pendapat mengenai fungsi komunikasi

massa. Meskipun demikian, kesemua pendapat tersebut sepakat memiliki titik

tekan yang sama. Menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1998), fungsi

komunikasi massa diantaranya yaitu:to inform, to entertain, to persuade, dan

transmission of the culture. Sedangkan John Vivian dalam bukunya The Media of

Mass Communication (1991), menambahkan fungsi contributing to social

cohesion. Sementara itu, Harold D. Laswell mengemukakan pendapatnya tentang

fungsi komunikasi massa yakni fungsi pengawasan, korelasi sosial dan juga

fungsi pewarisan sosial.

Di bawah ini terdapat 10 fungsi komunikasi massa yang dikutip dari

Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi Massa (2014) sebagai berikut:

a. Infomasi

Fungsi informasi memainkan peran sentral dalam komunikasi massa.

Unsur penting dalam memahami peran ini adalah melalui penyajian berita

3
sendiri. Iklan pun, di sisi lain juga memiliki fungsi informasi, selain memenuhi

fungsi-fungsi lainnya.

Informasi yang dicari wartawan di lapangan berupa kejadian yang benar-

benar terjadi atau disebut faktayang kemudian dituang dalam bentuk tulisan.

Fakta-fakta tersebut diringkas dalam istilah 5W+1H (What, Where, Who,

When, Why, + How). Konsep 5W+1H ini kemudian akan menjawab

pertanyaan-pertanyaa penting dalam liputan berita singkat atau biasa disebut

dalam istilah jurnalistik sebagai straight news. Saat ini, terdapat perkembangan

konsep 5 W+1H atau straight news yang disebut dengan jurnalisme investigasi.

Peliputan berita jenis ini tidak hanya membatasi diri pada unsur 5W+1H saja

tetapi juga menyajikan banyak data pendukung, seperti angka-angka dan

wawancara dengan beberapa sumber berita. Cara penulisan berita semacam ini

memberikan informasi secara mendalam, dengan tetap mempertahankan inti

5W+1H.

Selain itu, media saat ini banyak mengembangkan penulisan feature,

yang merupakan gabungan antara gaya sastra dan kaidah jurnalistik. Fungsinya

agar tulisan menjadi lebih enak dibaca dan menarik dan di waktu yang sama

tetap memunculkan fakta-fakta yang di dapat di lapangan.

b. Hiburan

Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling

tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi lain. Karena media elektronik seperti

televisi menjadi salah satu media yang paling sering digunakan oleh

masyarakat sebagai media hiburan. Televisi menjadi sarana hiburan sekaligus

4
sarana untuk berkumpul bersama keluarga menjadikan acara sebagian besar di

televisi khusus untuk acara hiburan dibandingkan sarana penyampaian

informasi.

Berbanding terbalik dengan media cetak yang mengutamakan fungsinya

sebagai sarana penyampaian informasi selain selain memfungsikan dirinya

sebagai sarana hiburan berupa gambar-gambar berwarna yang menarik di

setiap halaman, adanya teka-teki, dan cerita-cerita yang kerap muncul dalam

beberapa halaman media cetak.

c. Persuasi

Fungsi persuasif menurut Josep A.Devito (1997) dapat datang dari

berbagai macam bentuk: (1) mengukuhkan atau memperkuat sikap,

kepercayaan, atau nilai seseorang; (2) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai

seseorang; (3) menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan (4)

memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.

Banyak tulisan di media massa yang tidak hanya memberikan informasi,

tetapi juga mengandung fungsi persuasi. Seperti tulisan pada Tajuk rencana,

artikel, dan surat pembaca yang merupakan contoh tulisan persuasif. Aktivitas

promosi dalam komunikasi tatap muka juga merupakan bentuk dari fungsi

persuasif. Apalagi jika aktivitas tersebut dilakukan oleh media massa, semua

itu tak lepas dari usaha mempengaruhi orang lain.

Media massa mampu menggerakkan seseorang untuk berbuat sesuatu hal

dan tidak berbuat sesuatu hal. Misalnya dalam promosi tadi atau biasa disebut

5
sebagai iklan. Melalui siaran iklan media massa bisa menggaet konsumen

untuk membeli barang yang dipromosikan.

Media massa di beberapa kasus juga mampu menunjukkan sebuah etika.

Pemberitaan media massa bisa menunjukkan mana etika yang baik dan mana

yang tidak baik. Misalnya tentang pemberitaan korupsi. Media bisa

menunjukkan bahwa korupsi itu bukan merupakan sesuatu hal yang baik

dilakukan dan harus dihindari. Membatasi penggunaan frequency carrier.

d. Transmisi Budaya

Transmisi budaya tidak dapat dihindari dari setiap bentuk komunikasi

kaerna akan selalu hadir sebagai dampak pada penerimaan individu. Tidak

hanya melalui media massa, namun juga melalui seni, ilmu pengetahuan dan

masyarakat. Dampak akumulasi budaya dan masyarakat ini akan

ditransmisikan oleh individu, orang tua, kawan sebaya hingga kelompok

primer dan sekunder.

Menurut Nurudin (2014), transmisi mengambil tempat dalam dua

tingkatan yaitu tingkatan kontemporer dan tingkatan historis. Dua tingkatan

tersebut diak saling terpisahkan, tetapi terjalin satu sama lain secara konstan.

Media massa sebagai alat utama transmisi budaya pada kedua tingkatan itu.

Pada tingkatan kontemporer, media massa memperkuat konsensus nilai

masyarakat, dengan selalu memperkenalkan bibit perubahan secara terus-

menerus. Misalnya saja televisi, program televisi atau film mempertontonkan

perkembangan perubahan zaman yang ada di dalam struktur sosial.

6
Sementara secara historis, seiring perkembangan kehidupannya dengan ia

yang terus menerus menambah pengalaman baru, ia juga punya pengalaman di

masa lalu yang menjadi refleksi untuk membimbingnya dalam mengambil

keputusan yang lebih bijak. Manusia tidak hanya mengakumulasi

pengalamannya, tetapi ia juga menyortir dan menyaring mana ingatan yang

baiknya dibuang dan mana yang perlu ditransmisikan kepada manusia lainnya.

e. Mendorong Kohesi Sosial

Kohesi artinya penyatuan, maksudnya media massa mendorong

masyarakat untuk bersatu. Media massa dapat membujuk masyarakat untuk

tidak tercerai-berai dalam proses kehidupan mereka. Pemberitaan tentang arti

penting kerukunan hidup walaupun memiliki beragam perbedaan menjadikan

media massa dapat mendorong kohesi sosial. Media yang mampu meliput

beritanya dengan teknik cover both sides (meliput dua sisi yang berbeda secara

seimbang) atau bahkan all sides (meliput dari banyak segi suatu kejadian).

Atau dengan kata lain media massa yang bisa menerapkan prinsip berita

berimbang dapat mewujudkan integrasi sosial.

Namun perlu diingat lagi, media massa yang tidak berjalan sesuai

prinsip-prinsip yang seharusnya juga bisa mendorong disintegrasi sosial. Hal

ini tentu harus menjadi perhatian kita untuk meminimalisir kemungkingan

konflik di masyarkat akibat pemberitaan media massa. Seperti yang pernah

dikemukakan oleh Paul Lazarsfeld dan Robert K. Merton bahwa media juga

mempunyai fungsi narcotising dysfunction (racun pembius). Istilah ini tak

dapat dipungkiri bisa terjadi ketika media massa tidak dikelola secara baik tapi

7
malah berorientasi pada keuntungan materi semata. Media massa bisa menjadi

"racun" bagi masyarakat. Media massa semacam ini malah mengarahkan

masyarakat pada kemunduran, bercerai-berai hingga konflik masyarakat.

f. Pengawasan

Menurut Laswell, komunikasi massa memiliki fungsi pengawasan yaitu

menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-

kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan dibagi menjadi dua,

yakni warning or beware survelience atau pengawasan peringatan dan

instrumental survelience atau pengawasan instrumental.

Fungsi pengawasan peringatan dapat dilihat dari pemberitaan tentang

munculnya badai, topan, gelombang laut yang mengganas, peringatan-

peringatan kondisi ekonomi yang tidak menentu hingga berita tentang sebuah

wabah penyakit yang mudah menyebar. Sedangkan aktualisasi fungsi

pengawasan instrumental seperti penyebaran informasi yang berguna bagi

masyarakat seperti harga kebutuhan sehari-hari himhha produk baru yang ada

di pasaran atau bahkan berita acara televisi atau film-film yang diputar di

gedung bioskop saat ini.

g. Korelasi

Salah satu peran media massa adalah sebagai penghubung antara

berbagai komponen masyarakat. Ini termasuk dalam bagian fungsi korelasi

yaitu fungsi yang menghubungkan bagian-bagian masyarakat agar sesuai

dengan lingkungannya. Sebuah berita yang disajikan oleh reporter akan

8
menghubungkan antara narasumber (salah satu perwakilan dari masyarakat)

dengan kemudian pembaca surat kabar (unsur masyarakat yang lain).

Antarunsur dalam masyarakat bisa saling berkomunikasi satu sama lain

melalui media massa. Contohnya, ketika masyarakat menginginkan agar

pemerintah dapat memperbaiki infrastruktur di daerahnya yang rusak.

Masyarajat mengkomunikasikannya melalui pernyataan sikap, unjuk rasa atau

bahkan demonstrasi. Fakta-fakta yang terjadi di masyarakat ini kemudia bisa

diangkat oleh media massa melalui pemberitaannya yang kemudian menjadi

konsumsi lebih banyak orang dan akhirnya mendapat perhatian khusus dari

pemerintah kemduian. Dalam hal ini, media menjadi penghubung (korelasi)

antara masyarakat dengan pemerintah.

Contoh lain adalah pada pemasangan iklan di media massa. Media akan

menghubungkan pemasang iklan dengan sasaran iklan yang ia tuju, seperti

iklan kosmetik misalnya dan lain sebagainya.

h. Pewarisan Sosial

Media massa bisa berfungsi sebagai pendidik, yaitu pendidik formal

maupun informal. Media massa dapat memiliki kemampuan untuk meneruskan

atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari

satu generasi ke generasi selanjutnya.

Media massa memiliki peran yang sangat besar dalam hal pewarisan

sosial karena media massa bisa meng-influence penonton/pembacanya dengan

siaran yang ia tampilkan. Pewarisan ide dan gagasan yang dimuat di media

9
massa bisa mempengaruhi langsung pembaca/penonton yang

menonton/membacanya.

Jay dan Frederick C. Whitney (1988) mengatakan fungsi pewarisan

sosial ini sama dengan fungsi transmisi budaya. Sebab, yang dimaksud dengan

budaya meliputi tiga hal yaitu, ide atau gagasa, aktivitas dan benda-benda hasil

kegiatan. Ide yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya juga

termasuk dalam unsur budaya. Dengan kata lain, media massa yang

mewariskan ide suatu gagasan sosial juga mentransmisikan budaya dari satu

generasi ke generasi selanjutnya.

i. Melawan Kekuatan dan Kekuasaan Represif

Komunikasi massa bisa menjadi alat untuk melawan kekuasaan dan

kekuatan represif. Dalam perannya dalam menyampaikan informasi, informasi

yang disampaikan bisa juga memuat motif-motif tertentu untuk melawan

kekuasaan. Memang diakui, komunikasi massa juga berperan sebaliknya, tetapi

ia juga bisa memperlemah kekuasaan yang ada.

Sebagai contoh ketika media massa pada zaman pascamundurnya

Soeharto dari kursi keprisedanan. Media massa juga saat itu ikut dalam

perjuangan melawan kekuasaan represif Orde Baru (Orba). Media massa tidak

hanya memberitakan informasi resmi dari pemerintahan, tetapi juga melakukan

investigasi untuk mengkritisi penguasa yang respresif terhadap masyarakat.

Media massa tidak hanya meneruskan perkataan pejabat pemerintahan yang

cenderung menutup-nutupi kasus yang terjadi, tetapi justru ikut berperan

membongkar ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah.

10
Media massa memiliki kekuatan untuk menjadi wadah bebas

mengeskpresikan dirinya, termasuk untuk melawan kekuasaan yang

menyeleweng.

j. Menggugat Hubungan Trikotomi

Hubungan trikotomi adalah hubungan yang melibatkan tiga pihak yang

tidak serasi satu sama lain yaitu dalam hal ini adalah pemerintah, pers, dan

masyarakat. Ketiga pihak ini membawa kepentingan yang berbeda-beda

sehingga usulan-usulannya pun tidak mencapai kesepakatan yang satu.

Tuntutan-tuntutan yang mereka ajukan terhadap suatu permasalahan masing-

masing membawa kepentingannya sendiri-sendiri. Jika digambarkan hubungan

trikotomi seperti segitiga sama kaki dimana pemerintah di posisi paling atas.

Menyusul kedua kakinya yaitu pers dan masyarakat.Kedua pihak ini menjadi

pihak yang sering tertindas karena kekuasaannya yang terbatas. Hubungan

seperti ini sangat kelihatan pada saat zaman Orde Baru dimana pemerintah

menginjak-injak hak masyarakat dan pers melalui kekuasan yang ia miliki.

Hubungan trikotomi tersebut tidaklah demokratis. Di sinilah peran

komunikasi massa melaksakan tugas pentingnya agar hubungan trikotomi yang

tidak adil ini bisa diubah. Media massa melalui berita-berita yang berbobot,

mengungkap peristiwa yang bertendensi politik tinggi dan mengungkap hingga

mengkritiki kebobrokan pemerintah yang korup dan tidak adil yang merupakan

manifestasi dari fungsi tersebut.

2.2 Elemen-elemen Komunikasi Massa

11
Komunikasi massa melibatkan elemen-elemen yang mirip dengan

komunikasi pada umumnya. Salah satu perbedaan yang signifikan terletak pada

skala besar pesan yang dikirimkan dan jumlah penerima yang sangat luas. Dalam

konteks ini, komunikasi massa menjangkau audiens yang sangat besar dan

menyampaikan pesan-pesan secara massal. Di bawah ini telah terangkum elemen-

elemen komunikasi massa yang dikutip dari Nurudin dalam bukunya Pengantar

Komunikasi Massa sebagai berikut.

a. Komunikator

Komunikator yang dimaksud dalam media massa meliputi jaringan,

stasiun lokal, direktur dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara

televisi. Gabungan dari berbagai individu dalam lembaga media massa inilah

yang disebut komunikator dalam komunikasi massa.

Komunikator dalam komunikasi massa bukan individu meskipun ia

dominan sekalipun, tetapi kumpulan orang ayng bekerha sama satu sama lain.

Kumpulan orang itu bisa disebut organisasi, lembaga, institusi, atau jaringan.

Jadi yang dikerjakan oleh komunikator dalam komunikasi massa itu "atas

nama" lembaga dan bukan atas nama masing-masing individu dalam lembaga

tersebut.

Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh komunikator dalam

komunikasi massa menurut Hiebert, Ungurait, dan Bohn (HUB) yaitu: 1) daya

saing (competitiveness), 2) ukuran dan kompleksitas (size and complexcity), 3)

industrialisasi (industriliazitation), 4) spesialisasi (specialization), dan 5)

perwakilan (representation).

12
b. Isi

Secara umum, isi pada elemen-elemen komunikasi massa merujuk pada

pesan atau informasi yang disampaikan. Isi harus jelas, akurat, dan mudah

dipahami oleh audiensi. Isi media setidaknya terbagi menjadi 6 kategori yaitu

berita dan informasi, analisis dan interpretasi, pendidikan dan sosialisasi,

hubungan masyarakan dan persuasi, iklan dan bentuk penjualan lain, serta

hiburan.

Setiap saluran komunikasi massa memiliki bentuk penyediaan informasi

yang berbeda beda tergantung kepada instrumen masing masig saluran. Pada

intinya, media massa menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat.

Penyajian isi media massa selalu dievaluasi dan dianalisis melalui

keahlian menginterpretasikan pesan dan fakta fakta dari lapangan dengan berita

yang mudah dipahami.

Isi pada komunikasi massa juga harus disesuaikan dengan media yang

digunakan. Misalnya, media cetak membutuhkan isi yang lebih padat dan

ringkas, sedangkan media elektronik membutuhkan isi yang lebih visual dan

menarik. Selain itu, isi juga harus disesuaikan dengan karakteristik audiensi,

seperti usia, pendidikan, dan latar belakang budaya.

c. Audience

Secara umum, audiensi atau khalayak pada elemen komunikasi massa

merujuk pada orang atau kelompok yang menerima pesan atau informasi yang

disampaikan oleh komunikator. Audiensi memiliki peran penting dalam proses

13
komunikasi massa karena audiensi adalah target utama dari pesan atau

informasi yang disampaikan.

Terdapat tiga teori yang menjelaskan terkait interaksi audience dan

bagaimana tindakan audience terhadap isi media yaitu individual differences

perspective, social categories perspective, dan social relation perspective.

Secara singkat menurut Nurudin (2012), audiensi pada komunikasi massa

memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti usia, pendidikan, latar

belakang budaya, dan minat. Oleh karena itu, pesan atau informasi yang

disampaikan harus disesuaikan dengan karakteristik audiensi agar dapat

diterima dan dipahami dengan baik.

Selain itu, audiensi pada komunikasi massa juga dapat mempengaruhi

efektivitas pesan atau informasi yang disampaikan. Audiensi yang memiliki

minat dan kebutuhan yang sama akan lebih mudah menerima dan memahami

pesan atau informasi yang disampaikan. Oleh karena itu, komunikator harus

memperhatikan audiensi dalam menyusun pesan atau informasi yang akan

disampaikan.

Audiensi pada komunikasi massa juga dapat memberikan umpan balik

terhadap pesan atau informasi yang disampaikan. Umpan balik dari audiensi

dapat membantu komunikator untuk mengetahui apakah pesan atau informasi

yang disampaikan telah diterima dan dipahami dengan baik oleh audiensi.

Selain itu, umpan balik juga dapat membantu komunikator untuk memperbaiki

pesan atau informasi yang disampaikan agar lebih efektif dan dapat diterima

dengan baik oleh audiensi.

14
d. Umpan Balik

Umpan balik pada elemen komunikasi massa merujuk pada respons atau

tanggapan yang diberikan oleh audiensi terhadap pesan atau informasi yang

disampaikan oleh komunikator. Umpan balik sangat penting dalam proses

komunikasi massa karena dapat membantu komunikator untuk mengetahui

apakah pesan atau informasi yang disampaikan telah diterima dan dipahami

dengan baik oleh audiensi.

Menurut Nurudin (2012), umpan balik pada komunikasi massa dapat

berupa umpan balik langsung atau tidak langsung. Umpan balik langsung dapat

diperoleh melalui survei, wawancara, atau diskusi dengan audiensi. Sedangkan

umpan balik tidak langsung dapat diperoleh melalui penjualan produk atau

layanan, rating acara televisi atau radio, atau jumlah pengunjung situs web.

Umpan balik pada komunikasi massa juga dapat membantu komunikator

untuk memperbaiki pesan atau informasi yang disampaikan agar lebih efektif

dan dapat diterima dengan baik oleh audiensi. Komunikator dapat memperbaiki

pesan atau informasi yang disampaikan dengan memperhatikan umpan balik

yang diberikan oleh audiensi.

Selain itu, umpan balik pada komunikasi massa juga dapat

mempengaruhi opini publik dan kebijakan pemerintah. Umpan balik dari

audiensi dapat membantu pemerintah untuk mengetahui pandangan dan

kebutuhan masyarakat terhadap kebijakan yang diambil. Oleh karena itu,

pemerintah harus memperhatikan umpan balik dari audiensi dalam mengambil

kebijakan.

15
Dalam era digital, umpan balik pada komunikasi massa semakin mudah

diperoleh melalui media sosial dan situs web. Oleh karena itu, komunikator

harus memperhatikan umpan balik yang diberikan oleh audiensi melalui media

sosial dan situs web agar dapat memperbaiki pesan atau informasi yang

disampaikan.

Umpan balik pada komunikasi massa juga dapat membantu komunikator

untuk mengetahui kebutuhan dan minat audiensi. Dengan mengetahui

kebutuhan dan minat audiensi, komunikator dapat menyusun pesan atau

informasi yang lebih relevan dan menarik bagi audiensi.

e. Gangguan

Gangguan pada elemen komunikasi massa merujuk pada segala bentuk

hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi proses komunikasi massa.

Gangguan dapat berasal dari berbagai faktor, seperti teknis, semantik,

psikologis, dan sosial. Menurut Nurudin (2012), gangguan pada komunikasi

massa dapat mempengaruhi efektivitas pesan atau informasi yang disampaikan.

Gangguan pada komunikasi massa menurut nurudin terdiri dari dua yaitu

gangguan saluran dan gangguan semantik.

Gangguan saluran pada komunikasi massa dapat berupa gangguan pada

perangkat atau alat yang digunakan dalam proses komunikasi, seperti gangguan

pada sinyal televisi atau radio, gangguan pada koneksi internet, atau gangguan

pada perangkat penerima pesan. Gangguan teknis dapat menghalangi audiensi

untuk menerima pesan atau informasi yang disampaikan.

16
Gangguan semantik pada komunikasi massa dapat berupa kesalahan

dalam penggunaan bahasa atau tata bahasa yang tidak sesuai. Gangguan

semantik dapat menghalangi audiensi untuk memahami pesan atau informasi

yang disampaikan dengan baik.

Komunikator harus memperhatikan gangguan pada komunikasi massa

dalam menyusun pesan atau informasi yang akan disampaikan. Komunikator

harus memperhatikan teknis, semantik, psikologis, dan sosial dalam menyusun

pesan atau informasi agar dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh

audiensi. Selain itu, komunikator juga harus memperhatikan media yang

digunakan dalam menyampaikan pesan atau informasi agar dapat menjangkau

audiensi dengan lebih efektif.

f. Gatekeeper

Gatekeeper pada elemen komunikasi massa merujuk pada seseorang atau

sekelompok orang yang bertugas memantau dan menjaga arus informasi

menuju khalayak. Gatekeeper bertanggung jawab untuk menyeleksi dan

menyunting informasi yang disampaikan kepada publik. Menurut Nurudin

(2012), gatekeeper di media massa adalah editor atau redaksi.

Keberadaan gatekeeper dalam komunikasi massa sangat penting karena

dapat mempengaruhi efektivitas pesan atau informasi yang disampaikan.

Gatekeeper dapat memilih dan menyeleksi informasi yang akan disampaikan

kepada publik. Oleh karena itu, gatekeeper harus memperhatikan kualitas dan

kebenaran informasi yang disampaikan agar dapat diterima dan dipahami

dengan baik oleh publik.

17
Gatekeeper juga dapat mempengaruhi agenda-setting dalam media

massa. Gatekeeper dapat memilih dan menyeleksi informasi yang akan

disampaikan kepada publik, sehingga dapat mempengaruhi perhatian publik

terhadap suatu isu atau topik tertentu. Oleh karena itu, gatekeeper harus

memperhatikan kepentingan publik dalam menyeleksi informasi yang akan

disampaikan.

Selain itu, gatekeeper juga dapat mempengaruhi framing dalam media

massa. Gatekeeper dapat memilih dan menyeleksi informasi yang akan

disampaikan kepada publik, sehingga dapat mempengaruhi cara publik

memahami suatu isu atau topik tertentu. Oleh karena itu, gatekeeper harus

memperhatikan cara publik memahami suatu isu atau topik dalam menyeleksi

informasi yang akan disampaikan.

Dalam era digital, gatekeeper dalam media sosial juga sangat penting.

Gatekeeper dalam media sosial dapat memilih dan menyeleksi informasi yang

akan disampaikan kepada publik, sehingga dapat mempengaruhi perhatian

publik terhadap suatu isu atau topik tertentu. Oleh karena itu, gatekeeper dalam

media sosial harus memperhatikan kebenaran dan kualitas informasi yang

disampaikan.

Gatekeeper dalam komunikasi massa juga dapat mempengaruhi

kebebasan pers. Gatekeeper dapat memilih dan menyeleksi informasi yang

akan disampaikan kepada publik, sehingga dapat mempengaruhi kebebasan

pers. Oleh karena itu, gatekeeper harus memperhatikan kepentingan publik dan

kebebasan pers dalam menyeleksi informasi yang akan disampaikan.

18
g. Pengatur

Pengatur dalam media massa merujuk pada pihak-pihak di luar media

yang secara tidak langsung mempengaruhi aliran pesan dalam media tersebut.

Kelompok ini memiliki kemampuan untuk memengaruhi kebijakan

redaksional, meskipun mereka bukan bagian dari media itu sendiri. Pengatur

tersebut dapat berasal dari pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi

profesional, dan kelompok penekan.

Mereka memiliki peran penting dalam mengatur media massa melalui

hukum, aturan, pelarangan, dan tekanan informal. Tindakan pengatur ini bisa

mencakup menutup gedung bioskop, menghapus konten media, mempengaruhi

berita yang disiarkan, atau mencabut surat izin. Meskipun media massa tidak

secara langsung terlibat, kehadiran pengatur ini seringkali memiliki pengaruh

besar terhadap media tersebut. Media massa sering kali merasa takut untuk

menyampaikan berita yang kontroversial atau menarik kemarahan para

pengatur.

Perlu ditekankan bahwa pengatur berbeda dengan gatekeeper dalam

media massa. Gatekeeper berada di dalam media dan memiliki pengaruh

langsung terhadap kebijakan media, sedangkan pengatur berada di luar media,

seperti masyarakat atau pemerintah dan berpengaruh secara tidak langsung

terhadap kebijakan media.

h. Filter

Filter merupakan kerangka berpikir yang mempengaruhi cara audiens

menerima pesan. Filter dapat diibaratkan sebagai bingkai kacamata yang

19
digunakan audiens untuk melihat dunia. Dalam hal ini, pengalaman dunia nyata

yang diingat oleh individu sangat dipengaruhi oleh filter yang digunakan.

Menurut Hiebert, Ungurait, dan Bohn (1985), terdapat tiga jenis filter, yaitu

filter psikologis, filter fisik, dan filter budaya (termasuk warisan budaya,

pendidikan, pengalaman kerja, dan sejarah politik).

Setiap individu memiliki warisan budaya yang berbeda yang mereka

terima sejak kecil. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kesabaran

akan memiliki respons yang berbeda dengan anak yang dibesarkan dalam

lingkungan yang lebih emosional ketika mereka menerima pesan melalui

media. Pendidikan yang diterima juga memainkan peran penting. Anak yang

dididik dalam keluarga moderat dan berpendidikan tinggi akan lebih mampu

memahami perbedaan pandangan, tuntutan, dan dukungan yang disampaikan

oleh media massa. Berbeda dengan anak yang tumbuh dalam keluarga otoriter

dan berpendidikan rendah yang bisa jadi tidak mampu menyaring informasi

dari media massa. Dengan kata lain, kemampuan seseorang untuk menyaring

informasi sangat bergantung pada filter yang mereka gunakan.

Semua filter ini akan mempengaruhi jumlah dan kualitas pesan yang

diterima serta respons yang dihasilkan oleh setiap audiens yang memiliki filter

yang berbeda pula.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai

berikut:

1. Fungsi Komunikasi Massa terdiri dari (1) Fungsi Informasi, (2) Fungsi

Hiburan, (3) fungsi persuasi, (4) Fungsi Transmisi Budaya, (5) Mendorong

Kohesi Sosial, (6) Fungsi pengawasan, (7)Fungsi Korelasi (8) Fungsi pewarisan

sifat, (9) melawan Kekuatan dan Kekuasaan Represif dan (10) Menggugat

hubungan Trikotomi.

2. Elemen Komunikasi Massa terdiri dari (1) Komunikator, (2) Isi, (3) Audiens,

(4) Umpan Balik, (5) Gangguan, (6)Gatekeeper, (7)Pengatur dan (8) Filter.

3.2 Saran

Komunikasi massa memiliki peran penting dalam menyediakan informasi,

mendorong partisipasi, dan mempengaruhi opini masyarakat. Saran yang dapat

penulis sampaikan adalah agar kita selalu meningkatkan akses informasi yang

akurat dan terpercaya, mendorong keterlibatan aktif melalui interaksi sosial,

mengambil tanggung jawab etis dalam penyajian informasi, memperkuat

keragaman budaya, menghadirkan konten hiburan yang bermanfaat, serta

menyampaikan isu sosial dan mendukung advokasi positif sehingga komunikasi

massa dapat berfungsi secara optimal dalam menjalin kesadaran, partisipasi, dan

perubahan positif dalam masyarakat.

21
Selain itu, kritik dan saran dari segenap pembaca sekalian sangat penulis

nantikan demi pengembangan makalah ke depannya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Apa Itu Komunikasi Massa?. (Mei 2023). Bakai.uma.ac.id.

https://bakai.uma.ac.id/2022/05/23/apa-itu-komunikasi-massa/.

Black, Jay dan Fredrick C. Whitney. Introduction to Mass Communication (2nd

edition). Iowa: Wm. C. Brown Publisher.

Devito, Joseph A. 1997. "Human Communication", dalam Agus Maulana

(penerjemah) Komunikasi AntarManusia. Jakarta: Professional Books.

Halik, Abdul. (2013). Komunikasi Massa. Alauddin University Press

Hiebert, Ray Eldon, Donald F. Ungurait dan Thomas W. Bohn. 1985.Mass Media

IV, An introduction to modern Communication. New York: Longman.

Nurudin. 2014. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajagrafindo persada.

Sukmana, Ukun. (2017). Peran Rubrik Persib Mania Dalam Meningkatkan Minat

Pelanggan Pada Koran Harian Tribun Jabar Bandung. Skripsi(S1) thesis.

23

Anda mungkin juga menyukai