Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH MEDIA RELATIONS

STRATEGI MEDIA RELATIONS


Dosen Pengampu: Artis, S.Sos, M.Ikom.

Oleh:

Aprilisma (11740324236)

Fitri Indah Sari (0)

Nur Maidah ()

Sabilla Sisitanuari (11743201594)

Suhaimi (11740313845)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

KOTA PEKANBARU

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan perkenan-Nya penulis dapat membuat makalah ini untuk pembaca
agar pembaca dapat lebih mengetahui tentang strategi media relations.

Kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih kepada guru pengampu


karena telah mengarahkan dan memberi bimbingan. Dan penulis ucapkan
terimakasih kepada teman-teman karena telah memberikan masukan terhadap
makalah yang telah penulis buat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan dan p erbaikan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini sedikitnya dapat memberikan
ilmu yang bermanfaat khususnya bagi penulis & pembaca. Semoga karya ilmiah
yang disajikan ini dapat sesuai dengan indikator yang diharapkan.

Pekanbaru, 29 September 2019

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... ii
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 2
BAB II................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
A. Pengertian Media Relation ......................................................................................... 3
B. Praktik Media Relations ............................................................................................. 5
C. Bentuk-Bentuk Kegiatan Media Relations .............................................................. 11
1. KONFERENSI PERS ( press conference ) ................................................... 11
2. PERJALANAN MEDIA ( PRESS TOUR) ................................................. 12
3. PERTEMUAN INFORMAL .......................................................................... 13
4. WAWANCARA (INTERVIEW) ................................................................... 14
5. MENULIS ( PRESS RELEASE, ADVERITORIAL,ETC.)........................ 14
6. AJANG KHUSUS ( SPECIAL EVENT) ....................................................... 17
7. PEMETAAN MEDIA (MEDIA MAPPING)................................................ 17
8. RISET MEDIA MASSA ( MASSA MEDIA RESEARCH) ........................ 17
D. Mengelola Relasi...................................................................................................... 17
E. Mengembangkan Strategi ......................................................................................... 19
F. Mengembangkan Jaringan .................................................................................... 22
BAB III ............................................................................................................................. 24
PENUTUP ........................................................................................................................ 24
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 24
B. Saran .................................................................................................................... 24

ii
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 25

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media Relations seiring perkembangan zaman saat ini sangat diperlukan,


karena menjadi sarana yang sangat efektif dan efisien dalam membantu
komunikasi atau menjalin hubungan relasi yang baik dengan publik. Agar
kepentingan dengan publik dapat terpelihara, maka segala kepentingan media
massa terhadap organisasi,perusahaan ataupun instansi pemerintahan mesti di
respon oleh media relations, atau dengan kata lain, bagaimana mempublikasikan
atau mempromosikan organisasi, perusahaan, atau instansi pemerintahan melalui
media massa.
Hubungan media relations dan pers merupakan alat yang bekerja sama
untuk kepentingan proses publikasi atau publisitas, berbagai kegiatan program
kerja untuk kelancaran proses aktifitas komunikasi humas dengan publik. Karena
peranan hubungan internal dan eksternal dalam kehumasan tersebut, dapat sebagai
saluran chanel atau tempat penyampaian pesan, maka peningkatan informasi atau
pemberitaan dari pihak publikasi humas merupakan prioritas utama. Hal tersebut
dikarenakan salah satu fungsi pers adalah kekuatan pembentuk opini masyarakat
mengenai suatu perusahaan atau lembaga. Disamping itu, kerja sama dengan pers
akan menghasilkan frekuensi publisitas yang cukup tinggi dan baik. Dampak
pemberitaan tersebut bersifat efek keserempakan, efek dramatisir, atau efek
publisitas tinggi, memiliki pengaruh yang luar biasa besarnya terhadap
pembentukan opini publik dalam waktu yang cukup singkat, hal ini terjadi
mengingat jumlah pembaca atau audiensi yang tersebar di berbagai tempat atau
kawasan dalam waktu yang bersamaan.

1
Dari kerjasama yang baik inilah diharapkan akan tercipta suatu opini
publik yang positif sekaligus memperoleh “citra atau reputasi yang baik“ pula dari
pihak publik sebagai khalayak khususnya dan masyarakat luas lain pada
umumnya. Semua itu tidak lepas dari yang namanya media relation.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan media relations ?
2. Bagaimanakah proses praktik media relations ?
3. Apa sajakah bentuk-bentuk media relations?
4. Bagaimanakah cara mengelola relasi media relations?
5. Bagaimanakah cara mengembangkan strategi media relations?
6. Bagaimanakah cara mengembangkan jaringan media relations?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui pengertian dari media relations.
2. Untuk dapat mengetahui bagaimana proses praktik media relations.
3. Untuk dapat mengetahui apa saja bentuk-bentuk dari media relations.
4. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara media relations dalam
mengelola relasi.
5. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara media relations dalam
mengembangkan strategi.
6. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara media relations dalam
mengembangkan jaringan kepada wartawan.

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. Pengertian Media Relation

Menyimak pernyataan mantan PRO Universitas Winconsin-River


fall.Barbara Averill (1997) media relation hanyalah bagian dari salah satu publik
relations, namun ini bisa menjadi perangkat yang sangat penting dan efesien.1.

Apa yang di uraikan Averill tersebut hanya salah satu sisi dari media
relations, Lesly (1991:7) menjelaskan media relation sebagai berhubungan
dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan
media terhadap organisasi. Apa yang di uraikan lesly ini lebih pada sisi manfaat
yang di peroleh organisasi dan kegiatan yang di lakukan organisasi dalam
menjelaskan media relation, manfaat tersebut berupa publisitas, sedangkan
kegiatan yang bisa menopang publisitas itu adalah merespon kepentingan media.

Uraian tentang media relations itu bisa di lihat keterkaitannya untuk


membentuk pengertian media relation. Pertama , media relation itu berkenaan
dengan media komunikasi. Media komunikasi ini di perlukan karena menjadi
sarana yang sangat penting dan efisien dalam berkomunikasi dengan public, agar
komunikasi dengan publik tersebut bisa terpelihara, maka segala kepentingan
media massa terhadap organisasi mesti di respon organisasi. Tujuannya adalah
untuk keberhasilan program. Dalam pengertian media relation tersebut, bila di
ringkaskan kurang lebih bisa menjadi mempromosikan organisasi melalui media
massa.

Kedua, media relation itu pada dasarnya berkenaan dengan pemberian


informasi atau memberi tanggapan pada media pemberitaan atas nama organisasi
atau klien. Karena berhubungan dengan media massa itulah, maka ada yang
menyebutkan bahwa media relation itu merupakan fungsi khusus di dalam suatu
kegiatan atau program PR. Letak kekhususannya ada pada pelibatan media massa
yang berada di luar kendali organisasi untuk bisa menopang pencapaian tujuan
organisasi. Berbeda misalnya dengan community relations yang meski melibatkan

1
Yosal Iriantara, MEDIA RELATIONS Konsep, Pendekatan dan Praktik, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), hal 29.

3
pihak ketiga. Sebutlah itu satu LSM, namun kendali tetap ada pada organisasi.
LSM itu bekerja sama dengan organisasi.berbeda pula dengan investor relations
yang bekerja dengan menggunakan medium komunikasi yang di gunakan
organisasi. Media relation selain menggunakan media massa, juga bisa di gunakan
untuk menunjang kegiatan lain yang di selenggarakan dalam kegiatan community
relations, customer relations, investor relations.

Avrill dan Lesly menekankan pada media relations sebagai praktik


komunikasi yang di lakukan organisasi pada publiknya dengan menggunakan
media massa. Namun pengertian seperti itu kurang langkap dan kurang utuh,
mengingat watak komunikasi dalam PR adalah komunikasi dua arah. Bukan
hanya menyampaikan informasi kepada publik, tetapi juga menyimak informasi
yang berasal dari publik.

Media relation bisa di artikan, “ merupakan bagian dari PR eksternal yang


membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai
sarana komunikasi antara organisasi dan publik nya, untuk mencapai tujuan
organisasi. Dari sisi organisasi.

Media merupakan bentuk jamak dari medium , dalam ilmu komunikasi


media di artikan sebagai.2

a. saluran

b. sarana penghubung

c. alat-alat komunikasi

Media yang di maksud dalam hal ini adalah media massa, baik elektronik
maupun cetak. Salah satu keunggulan media ini adalah jangkauannya yang luas
peran media massa di antaranya dalam propaganda adalah sangat efektif.

Rosadi Ruslan mendefinisikan media relation sebagai suatu kegiatan


khusus dari pihak PR untuk melakukan komunikasi penyampaian pesan, atau

2
Yuliana, Nina, Media Relation, (Yogyakarta: Untirta Press,2014) hal 6.

4
informasi tertentu mengenai aktivitas yang bersifat kelembagaan,
perushaan/institusi, produk dan hingga kegiatan bersifat individual lainnya yang
perlu di publikasikan melalui kerja sama dengan pihak pers/media massa untuk
menciptakan publisitas dan citra yang positif. (Ruslan: 1998;29) media relation
sangat penting artinya sebagai wujud komunikasi dan mediasi antara suatu
lembaga dengan publiknya. Di sisi lain fungsi media relations yang berjalan baik
sangat bermanfaat bagi aktivitas lembaga karena pihak media memberi perhatian
pada isu-isu yang di perjuangkan.

Media relation atau yang awalnya lebih populer dengan istilah press
relations merujuk pada relasi suatu organisasi dengan media cetak sehingga
cenderung memiliki cakupan arti yang lebih terbatas. Dari imitasi ini kemudian
berkembang menjadi media relations yang mencakup berbagai jenis dan
karakteristik media.3

Media relation atau press relations (hubungan pers) menurut frank jefkins
(1992) adalah usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum
atas suatu pesan atau informasi PR dalam rangka menciptakan pengetahuan dan
pemahaman bagi khalayak dari perusahaan yang bersangkutan.4

B. Praktik Media Relations

Media relations sebagai bagian dari PR tentu saja mengikuti langkah-


langkah standar itu diawali dengan langkah pertama, pengumpulan fakta.
Pengumpulan fakta bisa dilakukan dengan penelitian, menganalisis pemberitaan

3
Lusiana Indira Isni, “Media Relation dan Kepuasan Wartawan Atas Layanan Kehumasan di
Kabupaten Brebes” Interaksi.hal 92.
4
Zainal Abidin Partao, 2005, “Optimalisasi Fungsi Media Relations Untuk Keberhasilan
Komunikasi Krisis” Komunikologi vol.2. No 1,Maret 2005, hal 15.

5
media atau membaca kecenderungan (trend analysis). Selanjutnya, langkah kedua
yaitu merumuskan permasalahan. Berdasarkan hasil penelitian atau kajian itu
kemudian dirumuskan permasalahan yang dihadapi organisasi. Misalnya,
organisasi menghadapi permasalahan memburuknya citra salah satu produk atau
publik mempersepsi secara keliru program inovasi produk yang dijalankan
organisasi bisnis. Langkah ketiga adalah perencanaan dan penyusunan program.
Berdasarkan permasalahan yang sudah dirumuskan itu lalu dibuat perencanaan
untuk memperbaikinya. Misalnya, setelah diketahui citra yang memburuk
direncanakan dan disusun program pemulihan citra.

Langkah keempat adalah menjalankan rencana itu melalui tindakan dan


komunikasi. Tindakan tersebut misalnya meluncurkan iklan yang baru atau
menyelenggarakan konferensi pers. Langkah berikutnya, tentu harus dilakukaan
evaluasi terhadap semua rangkaian kegiatan dan program PR tersebut. Evaluasi
tersebut pada umumnya untuk melihat pengaruh jangka pendek (keluaran program
/output) dan pengaruh jangka panjang (dampak program/outcome). Perubahan
persepsi publik terhadap produk setelah melihat iklan atau komunikasi lain yang
dilakukan organisasi adalah keluaran program PR. Bila persepsi itu bertahan lama
dan berubah menjadi keyakinan serta tertanamnya citra yang baik, maka hal itu
adalah dampak program atau kegiatan PR organisasi. Secara terperinci, proses PR
dengan tahapan-tahapannya dapat dilihat pada gambar berikut ini :

analisis sikap dan relasi Umpan balik, evaluasi


organisasi lingkungannya dan penyelesaian

Penentuan sikap tiap Pelaksanaan kegiatan


kelompok pada organisasi terencana

6
Analisis opini Rencana perbaikan sikap
kelompok

Analisis potensi masalah Perumusan kebijakan


kebutuhan atau peluang

Tahapan-Tahapan PR

Praktik media relations dapat saja dijalankan sebagai salah satu strategi
komunikasi yang dijalankan organisasi. Artinya setelah kita merumuskan
permasalahan, menganalisis kemungkinan penyelesaiannya, dan merumuskan
kebijakan yang akan diambil, di dalamnya sudah diperhitungkan dimensi media
relations. Dalam merencanakan program atau kegiatan PR secara keseluruhan,
media relations termasuk salah satu bentuk kegiatan yang hendak dijalankan.

Apa yang diuraikan tersebut adalah menempatkan media relations sebagai


bagian dari PR secara keseluruhan. Bersama-sama dengan kegiatan lainnya seperti
community relations dan customer relations, media relations dijalankan untuk
mencapai tujuan PR secara keseluruhan. Ini yang dikenal dengan istilah
pendekatan PR terpadu untuk mencapai tujuan menjalin hubungan yang harmonis
antara organisasi dengan publik-publik dan stakeholdersnya.

Tujuan PR seperti itu, pada dasarnya merupakan penjabaran dari tujuan


organisasi secara keseluruhan. Bersama dengan bagian-bagian yang lain, seperti
bagian produksi, pemasaran, keuangan dan pengembangan sumber daya manusia,
bagian PR berusaha mencapai tujuan organisasi sesuai dengan lingkup kerja dan
tanggung jawabnya. Strategi PR yang disusun pun tak lepas dari strategi yang
dikembangkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Begitu juga dengan visi dan
misi PR, yang merupakan penjabaran dalam bidang PR dari visi dan misi
organisasi secara keseluruhan.

7
Sedangkan media relations bisa merupakan bagian atau salah satu unit
kerja pada divisi atau departemen PR. Bisa juga merupakan salah satu fungsi yang
berada dalam divisi atau departemen PR. Sebagai salah satu unit kerja atau fungsi
pada departemen atau divisi PR, maka dengan sendirinya apa yang dilakukan
dalam media relations mengacu pada tugas pokok dan fungsi PR organisasi. Ini
bisa digambarkan sebagai berikut:

Visi dan misi


organisasi

Visi dan misi


divisi PR

Tujuan divisi PR

Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran


Media community Customer Employee
relations relations relations relations

Gambar diatas menunjukkan bahwa bidang-bidang kerja atau bagian-


bagian dalam divisi PR, mengacu pada visi, misi dan tujuan divisi PR. Atau bisa
juga dikatakan, visi, misi dan tujuan divisi PR kemudian diuraikan dan dipilih-
pilah ke dalam sasaran yang hendak dicapai oleh bidang-bidang kerja yang berada
di bawahnya yakni media relations, community relations, customer relations dan
employee relations. Gambar diatas memang hanya menyebutkan 4 bidang kerja di
bawah divisi PR sebagai contoh. Dalam kondisi sebenarnya, bisa saja bidang-
bidang kerja tersebut tak hanya 4 tetapi 5, 6 atau 7 sesuai dengan kebutuhan

8
organisasi. Bisa saja investor relations, government relations, supplier elations dan
seterusnya.

Dalam lingkup bidang kerja media relations, tentu saja ada kegiatan-
kegiatan yang dilakukan untuk menunjang bidang kerja lain. Misalnya, kegiatan
media relations, tentu saja ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menunjang
bidang kerja lain. Misalnya, kegiatan media relations dimaksudkan untuk
menopang dan menunjang kegiatan untuk mencapai sasaran community relations,
customer relations atau investor relations. Misalnya saja, PT Pertamina
memberikan avtur gratis untuk Tim SAR yang bekerja di Aceh setelah bencana
Tsunami akhir tahun 2004. Pemberian avtur gratis merupakan wujud tanggung
jawab sosial korporat yang dijalankan perusahaan minyak nasional itu. Dalam
konteks PR, ini merupakan salah satu bentuk kegiatan community relations yang
dijalankan PT. Pertamina. Agar kegiatan ini diketahui khalayak luas, tentu harus
disebarkan melalui media perkabaran, melalui kegiatan media relations.

Contoh lain adalah bagaimana media relations menunjang kegiatan


customer relations. Nasabah Asuransi Jiwa Bersama Bumiputra 1912 yang luka-
luka akan mendapatkan santunan dan yang meninggal dunia akan dibayar klaim
meninggalnya, setelah bencana tsunami melanda Aceh dan Perusahaan asuransi
ini menjalankan kegiatan customer relations-nya dengan dukungan media
relations. Peerusahaan menunjukkan komitmennya untuk menjaga kepentingan
pemegang polis melalui komunikasi terbuka yang disampaikan melalui media
massa.

Lebih dari sekedar menunjukkan kegiata PR lainnya, media relations yang


menopang atau membantu kegiatan penjalinan hubungan dengan publik-publik
organisasi itu, merupakan wujud dari keterpaduan program atau kegiatan PR.
Adanya pembagian atau pemisahan antara misalnya media relations dengan
employee relations atau investor relations untuk menunjukkan aktivitas-aktivitas
utama saja. Namun aktivitas masing-masing sesungguhnya saling terkait karena
memang bersifat terpadu. Apalagi bila diingat, masing-masing kegiatan tersebut

9
pada dasarnya diselenggarakan organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi
tersebut.

Bagaimana media relations menunjang bidang kerja lain dalam PR dan


bagaimana bidang kerja lain juga menopang media relations bisa dilihat pada
gambar di bawah ini:

Community Government Supplier


Relations Relations Relations

Investor Customer
Media
Relations Relations
Relations

Employee Stockholder Dealer Relations


Relations Relations

Keterkaitan Media Relations dengan Bidang Kerja PR

Dalam gambar di atas, media relations ditempatkan di tengah dengan dua


alasan. Pertama, karena karena fokus pembahasan kita memang media relations.
Bila fokus pembahasan kita memang media relations misalnya, maka investor
relations itulah yang ditempatkan di tengah lingkaran. Kedua, seperti diuraikan di
atas, seringkali PR ditafsirkan sebagai kegiatan media sehingga media relations
menjadi “roh” bagi kegiatan PR secara keseluruhan. Publik mengetahui apa yang
dilakukan organisasi sebagian besar melalui media massa.

Sebagian fungsi menyelenggarakan media relations dengan sendirinya


mengacu atau diacukan pada fungsi PR secara keseluruhan. Apa fungsi PR itu?

10
Glen dan Denny Griswold menunjukkan, PR sebagai fungsi manajemen yang
(a)menilai sikap publik terhadap organisasi, (b) mengidentifikasi kebijakan dan
prosedur individu atau organisasi terhadap kepentingan publik, dan menjalankan
program tindakan untuk meraih pengertian dan pengakuan dari publik. Bila fungsi
PR adalah seperti diuraikan di atas, maka begitu jugalah dengan fungsi media
relations dan fungsi relations lain dalam PR.5

C. Bentuk-Bentuk Kegiatan Media Relations

1. KONFERENSI PERS ( press conference )

Merupakan sebuah pertemuan yang diselenggarakan individu atau


organisasi/perusahaan dengan mengundang pekerja media untuk menyampaikan
pesan tertentu. Pesan yang disampaikan dalam konferensi pers dapat berupa berita
baru, klarifikasi kasus, penemu/peluncuran peoduk atau jasa baru,dll.

Ada tiga kewajiban pers yang di atur dalam UUD No. 40 Tahun 1999 yaitu:

1. Memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma


agama, rasa kesusilaan masyarakat,serta asas praduga yang tak bersalah
(pasal 5 ayat 1)
2. Melayani hak jawab untuk memberikan tanggapan atau sanggahan
terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baik (Pasal 5
ayat 2 juncto pasal 1 butir 11)
3. Melayani hak koreksi atau pembetulan kekeliruan informasi yang
diberikan tentang diri dari orang yang mengoreksi atau diri orang lain
(pasal 5 ayat 3 junctu pasal 1 butir 12)

Unsus-unsur Fungsional Pers

5
Nina Yuliana, “ Media Relations”, Cetakan Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2014, 33-38.

11
Bidang pers, atau tepatnya penerbitan pers, merupakan gabungan dari
empat macam fungsi atau rangkaian kegiatan yang berlainan. Keempat
fungsi atau departemen tersebut adalah sebagai berikut :
a. Departemen editorial:
Departemen ini bertugas menangani kandungan editorial atau
jurnal atau bahan cetakan yang menjadi produk penerbitan, dan
menentukan karakternya. Setiap penerbitan memiliki ciri khas
tertentu
b. Departemen iklan
Departemen ini tidak sama sekali dengan periklanan pada
perusahaan lainnya. Karena fungsinya lebih mirip dengan sebuah
departemen pemasaran.Mereka terutama sekali berhubungan
dengan biro iklan yang bertindak sebagai perantara perusahaan-
perusahaan yang ingin memasang iklan unruk produk-produknya.
c. Departemen produksi
Tidak seperti unit produksi dari sebuah perusahaan manafaktur,
departemen produksi ini pada dasarnya bertugas mengarahkan,
mengatur,dan merekayasa tata letak isi berita dan iklan secara
keseluruhan supaya menarik untuk dibaca. Departemen produksi
ini juga diserai tugas memperkirakan angka penjualan sebagai
landasan untuk menentukan jumblah koran yang harus diterbitkan.
Ia harus peka akan terjadinya tiras atau oplan korannya.
d. Departemen sirkulasi
Departemen ini bertanggung jawab atas pendapatan perusahaan
yang bersumber dari penjualan koran secara langsung kepada pera
pembaca departemen tersebut tidak menjalin hubungan dengan
para biro iklan melainkan dengan para agen. Baik itu distibutor
kecil atau pedagang asongan.

2. PERJALANAN MEDIA ( PRESS TOUR)

12
Merupakan kegiatan perjalanan yang di selenggarakan individu atau
organisasi dengan mengundang para pekerja media untuk memperkenalan sebuah
produk atau tempat secara menyeluruh. Dalam kegiatan ini, media media akan
menyaksikan proses produksi sebuah produk dalam sebuah manufaktur, mencoba
kendaraan dengan rute tertentu, atau meninjau sebuah lokasi sosial, dll. Pers tour
adalah acara yang di selenggarakan oleh suatu organisasi untuk memberikan
kesempatan wartawan mengetahui kondisi aktivitas serta permasalahan yang
mugkin di hadapi oleh organisasi kegiatan ini.

Pers tour pada umumnya merupakan kegiatan yang direncanakan oleh


organisasi atau perusahaan untuk meningkatkan hubungan baik dengan wartawan.
Dengan adanya perjalanan ini, umumnya wartawan akan lebih memahami
berbagai hal mengenai suatu organisasi dan menjadi bahan menarik untuk
tulisannya.

Ada beberapa cara Perencanaan Antara Pers Tour:

1. Menentukan tujuan pers tour


2. Menentukan media mana yang akan dilibatkan di sesuaikan dengan
audiens dan moment pers itu sendiri
3. Menentukan pihak internal yang akan terlibat dalam kegiatan tersebut
dan melakukan pembagian tugas.
4. Menentukan tanggal acara,berapa lama perjalanan dan kegiatan itu
berlangsung, menentukan alat transportasi, akomodasi, uang
saku,objek yang akan di kunjungi
5. Menentukan pihak yang akan bekerjasama
6. Menentukan biaya/anggaran keseluruhan acara tersebut.
7. Menyediakan tiket perjalanan, susunan acara, dena tempat, route
perjalanan, nama pemandu dan sebagainya.

3. PERTEMUAN INFORMAL

13
Pada dasarnya pertemuan informal ini tidak ada agenda tertentu mengenai
masalah. Intinya adalah membangun hubungan itu sendiri secara lebih intensif dan
personal. Dalam kegiatan ini,yang dilakukan oleh individu berupa jamuan makan
atau higt tea alias kegiatan minum teh atau kopi dengan kudapan di sore hari
sesuai bekerja. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengenal lbih jauh para pekerja
media secara personal baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan pribadinya,
untuk membangun hubungan interpersonal dan human relation yang lebih optimal
dan mendukung kegiatan media relations. Press gathering juga dapat dilakukan
dalam perayaan hari besar seperti bulan puasa,tarawih keliling, lebaran tahun baru
dll.

4. WAWANCARA (INTERVIEW)

Kegiatan ini pada dasarnya merupakan kegiatan pelayanan. Dalam arti ide
wawancara biasanya datang dari pihak media massa. Namun. Tidak jarang
individu atau organisasi ini juga meminta media massa untuk memberikan ruang
untuk wawancara mengenai profil CEO atau perusahaan dengan product
knowledge-nya.

Dalam hal ini wawancara datang bukan dari pihak media, maka ada biaya
yang harus di bayarkan. Adapun kegiatan dari wawancara pers ada atas inisiatif
dari media massa itu sendiri. Ada kegiatan wawancara pers, yaitu wawancara
yang dipersiapkan dan wawancara spontan. Kegiatan ini adalah hal yang biasa
terjadi atau menjadi rutinitas yang dilakukan oleh pers.

5. MENULIS ( PRESS RELEASE, ADVERITORIAL,ETC.)

Ada kalanya interaksi dengan media beberapa tulisan yang merupakan hasil
karya individu atau organisasi yang bersangkutan. Jadi pemberitaan yang akan
dimuat dalam media massa bukan merupakan hasil karya pekerja media. Dalam

14
hal ini, editorial media massa hanya melakukan editing seperlunya sesuai dengan
kebijakan redaksional media. Kegiatan ini sangat membutuhkan keahlian para
pekerja humas individu atau organisasi dalam menulis secara baik sesuai kaidah
bahasa indonesia jurnalistik. Bentuk tulisan dapat berupa press release atau siaran
pers yang dibagikan saat berlangsungnya konferensi pers,atau advertorial, profil
perusahaan,dll.

Perusahaan membutuhkan pers untuk menyebarkan informasinya kepada


masyarakat luas. Perusahaan dengan dukungan praktis PR berfikir keras
bagaimana caranya agar berita yang dimilikinya dapat di terimah dan dimuat
dalam media. Dan bila berita tidak dimuat atau dikembalikan, perusahaan akan
kecewa.

Setiap bisnis baru atau melakukan sesuatu yang baru perlu menyajikan diri
mereka melalui press release. Pres release ( artikel untuk pres terbitan) adalah
pengumuman tentang apa yang perusahaan lakukan atau tawarkan. Press release
ditulis sendiri atau untuk perusahaan sendiri,untuk melukiskan jasa baru atau
membangkitkan produk baru untuk mengatakan bahwa perusahaan melakukan
bisnis sedemikian rupa.

Para editor surat kabar dan majalah mempunyai kreteria yang berbeda untuk
menerima atau menolak suatu press release. Namun biasanya mereka akan sangat
memperhatikan siapa anda dan bagaimana record mengenai saudara dimasa lalu
dalam menyampaikan berita. Maka editor akan melakukan hal-hal sebagai
berikut.:

I. Judul yang akan diangkat


Judul yang diangkat oleh PR dalam pressre release tentu tidak harus
menjadi judul surat kabar, tetapi prisip pemberitaan judul keduanya adalah
sama, judul harus menarik perhatian dan mewakili isi berita.

15
II. Kalimat pembuka
Kalimat pertama dalam tubuh press release sebaiknya memenuhi
kreteria informasi 5W + 1H ,Yakni :
 Who ( siapa)
 What ( apa)
 When (kapan)
 Where( dimana)
 Why (kenapa)
 How (bagaimana)
III. Akurasi
Editor umumnya tidak akan mudah percaya begitu saja kepada berita
yang di sebarkan perusahaan. Editor akan melakukan pengecekkan apakah
isi tersebut memberikan daya yang dapat di percaya.

IV. Bahasa
Editor surat kabar biasanya tidak melakukan banyak perubahan, karena
waktunya sangat terbatas. Yang biasanya yang dilakukan adalah
pemotongan atas kalimat yang tidak efektif dan isi yang dirasa tidak perlu.
Editor akan menolak berita yang ditulis dengan bahasa yang tidak
memenuhi kaidah bahasa indonesia yang benar.

V. Eksklusivitas
Jika release saudara adalah eksklusif, beritahukan lah editor agar ia
tahu bahwa berita itu benar-benar penting. Berita eksklusif biasanya di
berikan oleh perusahaan kepada satu media saja yang dianggap penting
dan mempunyai peredaran dan pengaruh yang luas.

VI. Relevensi
Editor akan melihat apakah berita tersebut relevan dengan misi media
dan kepentingan pembacanya ( Kasali,2006 : 170-171).

16
6. AJANG KHUSUS ( SPECIAL EVENT)

Umumnya, individu atau organisasi menyelenggarakan ajang khusus yang


membutuhkan peliputan media. Dalam hal ini, biasanya pemyelenggara tidak
menyelenggarakan konfrensi pers, tetapi memberikan kesempatan kepada pekerja
pers untuk datang dan terlibat langsung atau memonitor berlangsungnya acara.
Bila beruntung dalam ajang khusus pekerja nedia berkesempatan pula untuk
mencuri waktu melakukan wawancara.

7. PEMETAAN MEDIA (MEDIA MAPPING)

Kalanya individu atau organisasi melupakan aktivitas ini. Biasanya mereka


lupa bahwa media massa memiliki spesifikasi atau kekhususan dalam aktifitasnya.
Pementasan media di perlukan untuk mengetahui klarifikasi dan keunggulan
masing-masing media, baqik cetak maupun elektronik, baik harian maupun
mingguan, dll. Pemetaan media sangat penting dilakukan agar individu atau
orgnisasi dapat menentukan media massa mana yang dipilh untuk menyampaikan
pesan atau membantu membangun publisitas yang diinginkan secara tepat.

8. RISET MEDIA MASSA ( MASSA MEDIA RESEARCH)

Penentuan mengenai media juga hal yang sangat penting. Ada berbagai
prosedur dalam penelitian media massa dalam menyangkut pemberitaan, antara
lain dengan melakukan deep interview.

D. Mengelola Relasi

17
Pada dasarnya PR merupakan proses komunikasi kepada publik untuk
menjalin relasi yang baik sehingga tercapai tujuan untuk membangun,
membina,dan menjaga citra yang positif. Kita yang hidup dalam masyarakat di era
ini era komunikasi massa sangat menggantungkan kebutuhan informasi pada
media massa,maka kegiaatan komunikasi dalam konteks PR banyak
memanfaatkan kehadiran media massa untuk berkomunikasi dengan publiknya
untuk mencapai tujuan organisasi. 6

Praktisi PR yang menyatakan bahwa inti kegiatan PR adalah komunikasi


dan relasi. Melalui kegiatan PR inilah sebuah organisasi berkomunikasi dan
membangun atau memelihara relasi dengan publik-publiknya ataupun stakeholder.
Menjalin relasi yang baik dengan media tentunya dimaksudkan agar organisasi
bisa berkomunikasi dengan baik dengan publik-publiknya,sekaligus mendengar
suara dari publik-publiknya,karena itu dalam konteks media relaction sangat
penting untuk bisa menjaga relasi dengan media massa. Media massa bukan satu
satunya pihak yang mesti dijaga hubungan baiknya dengan organisasi,namun
dengan adanya kegiatan PR adalah berkomunikasi maka menjalin hubungan baik
dengan media menjadi penting. Bahkan dibanyak organisasi ukuran keberhasilan
kegiatan PR seringkali didasarkan jumlah pemberitaan yang disiarkan pada
sebuah media.7

Menjalin hubungan pada media massa sebagai institusi sama pentingnya


dengan menjalin hubungan baik dengan wartawan. Menjalin hubungan baik
dengan institusi media massa diperlukan,karena pada dasarnya media massa itulah
yang diperlukan dalam kegiatan PR. Adapun wartawan secara individual adalah
adalah pekerja media massa yang bisa saja dialih tugaskan kebidang liputan
lain,atau dipromosikan menjadi redaktur dimedia tersebut. Bila hubungan baik
dijalin dengan media massa sebagai institusi maka siapapun tidak akan banyak
mengganggu hubungan yang sudah terjalin antara organisasi dan institusi massa.

6
Anneke Lawrencia Alim.”Strategi Media Relaction Hotel Grand Darmo Suite Surabaya dalam
Mengelola Publisitas Media Massa”, Jurnal E-Komunikasi, vol 4.No 1, 2016, Hal 2
7
Yosal Iriantara, Media Relactions, Simbiosa Rekatama Media, Bandung,2005, hlm.80

18
Sedangkan hubungan baik dengan wartawan juga tidak bisa diabaikan.
wartawanlah yang akan menuls informasi yang disampaikan organisai dalam
bentuk tulisan yang siap disajikan meia massa pada khalayak. Wartawan
merupakan personifikasi dari institusi media massa. Wartawan itulah yang
memasok informasi yang akan disiarkan oleh media massa, meski keputusan
penyiaran satu informasi yang ditulis oleh wartawan tidak dalam bentu berita.

Maka dari itu, kita memposisikan bagaimana menjalin dan mengelola


hubungan baik dengan media sebagai isntitusi maupun individu wartawan sebagai
personifikasi media massa sama pentingnya. Tidak mungkin media massa ada
tanpa kehadiran wartawan dna sebaliknya tidak mungkin ada wartawan bila tidak
ada media yang akan menyajikan karya-karya wartawan tsb. Karena dalam
sebuah praktik PR ada kalanya kita membutuhkan hubungan yang baik dan
akrabdengan wartawan namun juga dibutuhkan hubungan yang baik juga dengan
media massa.

Karena itu strategi yang umum dipergunakan dalam praktik media


relactions adalah menjalin hubungan baik dengan media massa dan wartawan.
Baik wartawan maupun media massa sama pentingnya bagi organisasi untuk
menjalin komunikasi dan relasi dengan publik sasarannya. Menjalin hubungan
baik dengan dengan media massa dan awak media adalah sasaran,karena tujuan
pokoknya adalah berkomunikasi dengan publik.8

E. Mengembangkan Strategi

Setelah menjalin relasi dengan media massa dan dapat terpelihara dengan
baik, maka syarat untuk melaksanakan strategi media relations sudah dapat
dilaksanakan. Strategi ini pada dasarnya adalah strategi untuk berkomunikasi
dengan publik-publik yang menjadi khalayak sebagai sasaran pada kegiatan

8
Ibid, hlm 83

19
komunikasi dan ber-relasi pada satu organisasi melalui praktik PR khususnya
media relations.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Strategi adalah ilmu atau seni
menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu
dalam terang dan damai. Sedangkan strategi komunikasi adalah sesuatu yang patut
dikerjakan demi kelancaran komunikasi.9 Dalam buku teori dan praktik
Komunikasi, menyatakan strategi pada hakekatnya adalah suatu perencaan
(planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan. Effendy (2009: 32)10

Strategi ini pada dasarnya merupakan kebijakan untuk mencapai sebuah


tujuan yang kemudian dijabarkan ke dalam sejumlah taktik untuk mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, maka strategi media relations merupakan
sekumpulan kebijakan-kebijakan dan taktik yang sudah ditetapkan untuk
mencapai tujuan kegiatan media relations yang pada umumnya diacukan pada
tujuan dari organisasi. Tujuan kegiatan PR merupakan penjabaran dari tujuan
yang hendak di capai suatu organisasi, sehingga tujuan media relations pun akan
berkaitan dengan tujuan organisasi itu.

Contohnya ada sebuah organisasi yang menetapkan strategi PR-nya


berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Strategi keterbukaan ini
membuat organisasi harus lebih banyak melakukan komunikasi dengan publiknya
untuk bisa meraih kepercayaan dari publik tersebut.

Pada umumnya, tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan media


relations selalu dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Meningkatkan kesadaran, misalnya kesadaran merk (brand awareness)


pada publik.

9
(Departemen Pendidikan Nasional, 2008:1341)

20
2. Mengubah sikap, misalnya mengubah sikap publik dari yang awalnya acuh
menjadi pendukung terhadap suatu tindakan yang dilakukan organisasi.
3. Mendorong tindakan, misalnya mendorong untuk mendukung kebijakan
proses produksi yang ramah lingkungan yang dilakukan oleh organisasi.

Tujuan-tujuan tersebut dicapai dengan menggunakan media massa.


Strategi tersebut kemudian dikembangkan menjadi sebuah taktik yang melahirkan
prinsip-prinsip kegiatan yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan dari sebuah
organisasi. Apabila sebuah organisasi/perusahaan ingin lebih menonjol ketimbang
merk produk yang dihasilkan maka perusahaan harus menelakukan taktik yang
berbeda dengan taktik yang sebelumnya yaitu transparansi dan akuntabilitas.

Taktik-taktik yang harus dikembangkan dari strategi sebuah organisasi


untuk mencapai tujuannya, meliputi:

1. Secara terus-menerus perusahaan mengembangkan materi PR untuk media


massa
2. Menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan pesan
kepada publik
3. Membangun dan memelihara kontak dengan media massa
4. Memposisikan organisasi sebagai sumber informasi yang handal untuk
media massa dalam bidang tertentu.
5. Memposisikan pimpinan organisasi sebagai juru-bicara atau ketua dalam
profesi atau asosiasi perusahaan yang sejenis.
6. Selalu berkoordinasi dengan bagian-bagian lain dalam perusahaan
sehingga selalu mendapatkan informasi yang akurat. 11

Taktik-taktik ini dapat dikembangkan dalam organisasi manapun dan


taktik-taktik ini juga menekankan pada tiga aspek yaitu organisasi, media, dan
pesan yang disampaikan oleh organisasi kepada publiknya. Dalam menyusun
taktik-taktik tersebut ada beberapa prinsip yang menjadi acuan sebuah organisasi

11
Yosal Iriantara, MEDIA RELATIONS Konsep, Pendekatan dan Praktik, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm 91

21
dalam media relations. Prinsip tersebut dinamakan Lima Prinsip Dasar yang
menjadi pedoman dalam berhubungan dengan media massa, yakni:

1. Selalu memperhatikan tenggat waktu deadline media massa


2. Jangan pernah berbohong
3. Mengembangkan suatu kedekatan atau hubungan yang akrab dengan
media
4. Menjadi narasumber yang berharga
5. Jangan membuka pertengkaran yang tidak perlu.

Prinsip-prinsip tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dan dapat


dikembangkan menjadi taktik dalam media relations. Karena pada kelima prinsip
tersebut terdapat dimensi teknis seperti memperhatikan tenggat waktu media
massa; ada juga dimensi etis yaitu bicara haruslah jujur; ada juga dimensi
hubungan manusiawi; dan yang terpenting adalah integritas seorang PR yang
menjadi personifikasi organisasi di mata media dan publik.

F. Mengembangkan Jaringan

Jaringan (network) sering menjadi kata kunci dalam berbagai kegiatan


organisasi. Pengembangan jaringan merupakan aspek pokok dalam media
relations sebuah organisasi. Banyak yang menyebutkan bahwa salah satu cara
untuk mengembangkan jaringan tersebut adalah memasuki organisasi-organisasi
profesi atau memiliki kontak dengan organisasi profesi. Contohnya seperti
organisasi profesi kehumasan, organisasi tersebut akan memperluas jaringan
seseorang dalam bidang kehumasan. Oleh karena itu, dengan mengikuti organisasi
tersebut kita dapat mendapatkan informasi, memperluas relasi, atau bahkan saling
tukar-menukar pengalaman.

Memiliki kontak dengan organisasi yang lain pun memberikan manfaat


tersendiri. Berkaitan dengan media relations, memiliki hubungan baik dengan
organisasi profesi kewartawanan tentu sangat penting guna memperluas jaringan

22
kita dengan media massa12. Saat ini ada sejumlah organisasi kewartawanan di
Indonesia seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Asosiasi Jurnalis
Indenpenden (AJII), dan Asosiasi Jurnalis Televisi (AJTV). Berhubungan baik
dengan organisasi profesi kewartawanan tersebut merupakan aset penting yang
harus dimiliki. 13

Dengan demikian, membuka dan memperluas jaringan pada dasarnya


merupakan bagian dari upaya kita untuk membangun hubungan baik dengan
media massa.

12
Anneke Lawrencia Alim, “Strategi Media Relations Hotel Grand Darmo Suite Surabaya Dalam
Mengelola Publisistas Di Media Massa” dalam jurnal E-Komunikasi Vol 4. No.1 Th 2016 hal 6
13
Yosal Iriantara, opcit. hlm 96

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebuah perusahaan ataupun organisasi tidak akan bisa berkembang tanpa


didukungnya oleh media massa (cetak dan elektronik), di sebuah media lah semua
informasi bisa didapat baik dalam hal negatif ataupun positif. Dalam sebuah
perusaahan ataupun organisasi tentu ada seorang PR dalam menjalankan tugasnya
menggandeng media, karena media lah yang sangat berperan dalam kesuksesan
ataupun kegagalan dalam nama baik sebuah perusahaan ataupun organisasi,
sehingga seorang PR sangat membutuhkan sebuah media agar dapat membangun
sebuah strategi, jaringan satu sama lain.

B. Saran

Dalam proses komunikasi seorang PR harus mengetahui kondisi atau


situasi agar pesan yang disampaikan ke publik ataupun melalui media dapat
diterima baik dan terjadi kesamaan makna. PR juga harus menjalin hubungan
relasi sehingga apa yang diharapkan dapat terjadi komunikasi yang baik dan relasi
antara PR dan media tetap baik-baik saja serta kepada publik sekalipun.

24
DAFTAR PUSTAKA

25

Anda mungkin juga menyukai