Oleh:
Aprilisma (11740324236)
Nur Maidah ()
Suhaimi (11740313845)
KOTA PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan perkenan-Nya penulis dapat membuat makalah ini untuk pembaca
agar pembaca dapat lebih mengetahui tentang strategi media relations.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan dan p erbaikan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini sedikitnya dapat memberikan
ilmu yang bermanfaat khususnya bagi penulis & pembaca. Semoga karya ilmiah
yang disajikan ini dapat sesuai dengan indikator yang diharapkan.
Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 25
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Dari kerjasama yang baik inilah diharapkan akan tercipta suatu opini
publik yang positif sekaligus memperoleh “citra atau reputasi yang baik“ pula dari
pihak publik sebagai khalayak khususnya dan masyarakat luas lain pada
umumnya. Semua itu tidak lepas dari yang namanya media relation.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan media relations ?
2. Bagaimanakah proses praktik media relations ?
3. Apa sajakah bentuk-bentuk media relations?
4. Bagaimanakah cara mengelola relasi media relations?
5. Bagaimanakah cara mengembangkan strategi media relations?
6. Bagaimanakah cara mengembangkan jaringan media relations?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui pengertian dari media relations.
2. Untuk dapat mengetahui bagaimana proses praktik media relations.
3. Untuk dapat mengetahui apa saja bentuk-bentuk dari media relations.
4. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara media relations dalam
mengelola relasi.
5. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara media relations dalam
mengembangkan strategi.
6. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara media relations dalam
mengembangkan jaringan kepada wartawan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pengertian Media Relation
Apa yang di uraikan Averill tersebut hanya salah satu sisi dari media
relations, Lesly (1991:7) menjelaskan media relation sebagai berhubungan
dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan
media terhadap organisasi. Apa yang di uraikan lesly ini lebih pada sisi manfaat
yang di peroleh organisasi dan kegiatan yang di lakukan organisasi dalam
menjelaskan media relation, manfaat tersebut berupa publisitas, sedangkan
kegiatan yang bisa menopang publisitas itu adalah merespon kepentingan media.
1
Yosal Iriantara, MEDIA RELATIONS Konsep, Pendekatan dan Praktik, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), hal 29.
3
pihak ketiga. Sebutlah itu satu LSM, namun kendali tetap ada pada organisasi.
LSM itu bekerja sama dengan organisasi.berbeda pula dengan investor relations
yang bekerja dengan menggunakan medium komunikasi yang di gunakan
organisasi. Media relation selain menggunakan media massa, juga bisa di gunakan
untuk menunjang kegiatan lain yang di selenggarakan dalam kegiatan community
relations, customer relations, investor relations.
a. saluran
b. sarana penghubung
c. alat-alat komunikasi
Media yang di maksud dalam hal ini adalah media massa, baik elektronik
maupun cetak. Salah satu keunggulan media ini adalah jangkauannya yang luas
peran media massa di antaranya dalam propaganda adalah sangat efektif.
2
Yuliana, Nina, Media Relation, (Yogyakarta: Untirta Press,2014) hal 6.
4
informasi tertentu mengenai aktivitas yang bersifat kelembagaan,
perushaan/institusi, produk dan hingga kegiatan bersifat individual lainnya yang
perlu di publikasikan melalui kerja sama dengan pihak pers/media massa untuk
menciptakan publisitas dan citra yang positif. (Ruslan: 1998;29) media relation
sangat penting artinya sebagai wujud komunikasi dan mediasi antara suatu
lembaga dengan publiknya. Di sisi lain fungsi media relations yang berjalan baik
sangat bermanfaat bagi aktivitas lembaga karena pihak media memberi perhatian
pada isu-isu yang di perjuangkan.
Media relation atau yang awalnya lebih populer dengan istilah press
relations merujuk pada relasi suatu organisasi dengan media cetak sehingga
cenderung memiliki cakupan arti yang lebih terbatas. Dari imitasi ini kemudian
berkembang menjadi media relations yang mencakup berbagai jenis dan
karakteristik media.3
Media relation atau press relations (hubungan pers) menurut frank jefkins
(1992) adalah usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum
atas suatu pesan atau informasi PR dalam rangka menciptakan pengetahuan dan
pemahaman bagi khalayak dari perusahaan yang bersangkutan.4
3
Lusiana Indira Isni, “Media Relation dan Kepuasan Wartawan Atas Layanan Kehumasan di
Kabupaten Brebes” Interaksi.hal 92.
4
Zainal Abidin Partao, 2005, “Optimalisasi Fungsi Media Relations Untuk Keberhasilan
Komunikasi Krisis” Komunikologi vol.2. No 1,Maret 2005, hal 15.
5
media atau membaca kecenderungan (trend analysis). Selanjutnya, langkah kedua
yaitu merumuskan permasalahan. Berdasarkan hasil penelitian atau kajian itu
kemudian dirumuskan permasalahan yang dihadapi organisasi. Misalnya,
organisasi menghadapi permasalahan memburuknya citra salah satu produk atau
publik mempersepsi secara keliru program inovasi produk yang dijalankan
organisasi bisnis. Langkah ketiga adalah perencanaan dan penyusunan program.
Berdasarkan permasalahan yang sudah dirumuskan itu lalu dibuat perencanaan
untuk memperbaikinya. Misalnya, setelah diketahui citra yang memburuk
direncanakan dan disusun program pemulihan citra.
6
Analisis opini Rencana perbaikan sikap
kelompok
Tahapan-Tahapan PR
Praktik media relations dapat saja dijalankan sebagai salah satu strategi
komunikasi yang dijalankan organisasi. Artinya setelah kita merumuskan
permasalahan, menganalisis kemungkinan penyelesaiannya, dan merumuskan
kebijakan yang akan diambil, di dalamnya sudah diperhitungkan dimensi media
relations. Dalam merencanakan program atau kegiatan PR secara keseluruhan,
media relations termasuk salah satu bentuk kegiatan yang hendak dijalankan.
7
Sedangkan media relations bisa merupakan bagian atau salah satu unit
kerja pada divisi atau departemen PR. Bisa juga merupakan salah satu fungsi yang
berada dalam divisi atau departemen PR. Sebagai salah satu unit kerja atau fungsi
pada departemen atau divisi PR, maka dengan sendirinya apa yang dilakukan
dalam media relations mengacu pada tugas pokok dan fungsi PR organisasi. Ini
bisa digambarkan sebagai berikut:
Tujuan divisi PR
8
organisasi. Bisa saja investor relations, government relations, supplier elations dan
seterusnya.
Dalam lingkup bidang kerja media relations, tentu saja ada kegiatan-
kegiatan yang dilakukan untuk menunjang bidang kerja lain. Misalnya, kegiatan
media relations, tentu saja ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menunjang
bidang kerja lain. Misalnya, kegiatan media relations dimaksudkan untuk
menopang dan menunjang kegiatan untuk mencapai sasaran community relations,
customer relations atau investor relations. Misalnya saja, PT Pertamina
memberikan avtur gratis untuk Tim SAR yang bekerja di Aceh setelah bencana
Tsunami akhir tahun 2004. Pemberian avtur gratis merupakan wujud tanggung
jawab sosial korporat yang dijalankan perusahaan minyak nasional itu. Dalam
konteks PR, ini merupakan salah satu bentuk kegiatan community relations yang
dijalankan PT. Pertamina. Agar kegiatan ini diketahui khalayak luas, tentu harus
disebarkan melalui media perkabaran, melalui kegiatan media relations.
9
pada dasarnya diselenggarakan organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi
tersebut.
Investor Customer
Media
Relations Relations
Relations
10
Glen dan Denny Griswold menunjukkan, PR sebagai fungsi manajemen yang
(a)menilai sikap publik terhadap organisasi, (b) mengidentifikasi kebijakan dan
prosedur individu atau organisasi terhadap kepentingan publik, dan menjalankan
program tindakan untuk meraih pengertian dan pengakuan dari publik. Bila fungsi
PR adalah seperti diuraikan di atas, maka begitu jugalah dengan fungsi media
relations dan fungsi relations lain dalam PR.5
Ada tiga kewajiban pers yang di atur dalam UUD No. 40 Tahun 1999 yaitu:
5
Nina Yuliana, “ Media Relations”, Cetakan Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2014, 33-38.
11
Bidang pers, atau tepatnya penerbitan pers, merupakan gabungan dari
empat macam fungsi atau rangkaian kegiatan yang berlainan. Keempat
fungsi atau departemen tersebut adalah sebagai berikut :
a. Departemen editorial:
Departemen ini bertugas menangani kandungan editorial atau
jurnal atau bahan cetakan yang menjadi produk penerbitan, dan
menentukan karakternya. Setiap penerbitan memiliki ciri khas
tertentu
b. Departemen iklan
Departemen ini tidak sama sekali dengan periklanan pada
perusahaan lainnya. Karena fungsinya lebih mirip dengan sebuah
departemen pemasaran.Mereka terutama sekali berhubungan
dengan biro iklan yang bertindak sebagai perantara perusahaan-
perusahaan yang ingin memasang iklan unruk produk-produknya.
c. Departemen produksi
Tidak seperti unit produksi dari sebuah perusahaan manafaktur,
departemen produksi ini pada dasarnya bertugas mengarahkan,
mengatur,dan merekayasa tata letak isi berita dan iklan secara
keseluruhan supaya menarik untuk dibaca. Departemen produksi
ini juga diserai tugas memperkirakan angka penjualan sebagai
landasan untuk menentukan jumblah koran yang harus diterbitkan.
Ia harus peka akan terjadinya tiras atau oplan korannya.
d. Departemen sirkulasi
Departemen ini bertanggung jawab atas pendapatan perusahaan
yang bersumber dari penjualan koran secara langsung kepada pera
pembaca departemen tersebut tidak menjalin hubungan dengan
para biro iklan melainkan dengan para agen. Baik itu distibutor
kecil atau pedagang asongan.
12
Merupakan kegiatan perjalanan yang di selenggarakan individu atau
organisasi dengan mengundang para pekerja media untuk memperkenalan sebuah
produk atau tempat secara menyeluruh. Dalam kegiatan ini, media media akan
menyaksikan proses produksi sebuah produk dalam sebuah manufaktur, mencoba
kendaraan dengan rute tertentu, atau meninjau sebuah lokasi sosial, dll. Pers tour
adalah acara yang di selenggarakan oleh suatu organisasi untuk memberikan
kesempatan wartawan mengetahui kondisi aktivitas serta permasalahan yang
mugkin di hadapi oleh organisasi kegiatan ini.
3. PERTEMUAN INFORMAL
13
Pada dasarnya pertemuan informal ini tidak ada agenda tertentu mengenai
masalah. Intinya adalah membangun hubungan itu sendiri secara lebih intensif dan
personal. Dalam kegiatan ini,yang dilakukan oleh individu berupa jamuan makan
atau higt tea alias kegiatan minum teh atau kopi dengan kudapan di sore hari
sesuai bekerja. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengenal lbih jauh para pekerja
media secara personal baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan pribadinya,
untuk membangun hubungan interpersonal dan human relation yang lebih optimal
dan mendukung kegiatan media relations. Press gathering juga dapat dilakukan
dalam perayaan hari besar seperti bulan puasa,tarawih keliling, lebaran tahun baru
dll.
4. WAWANCARA (INTERVIEW)
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan kegiatan pelayanan. Dalam arti ide
wawancara biasanya datang dari pihak media massa. Namun. Tidak jarang
individu atau organisasi ini juga meminta media massa untuk memberikan ruang
untuk wawancara mengenai profil CEO atau perusahaan dengan product
knowledge-nya.
Dalam hal ini wawancara datang bukan dari pihak media, maka ada biaya
yang harus di bayarkan. Adapun kegiatan dari wawancara pers ada atas inisiatif
dari media massa itu sendiri. Ada kegiatan wawancara pers, yaitu wawancara
yang dipersiapkan dan wawancara spontan. Kegiatan ini adalah hal yang biasa
terjadi atau menjadi rutinitas yang dilakukan oleh pers.
Ada kalanya interaksi dengan media beberapa tulisan yang merupakan hasil
karya individu atau organisasi yang bersangkutan. Jadi pemberitaan yang akan
dimuat dalam media massa bukan merupakan hasil karya pekerja media. Dalam
14
hal ini, editorial media massa hanya melakukan editing seperlunya sesuai dengan
kebijakan redaksional media. Kegiatan ini sangat membutuhkan keahlian para
pekerja humas individu atau organisasi dalam menulis secara baik sesuai kaidah
bahasa indonesia jurnalistik. Bentuk tulisan dapat berupa press release atau siaran
pers yang dibagikan saat berlangsungnya konferensi pers,atau advertorial, profil
perusahaan,dll.
Setiap bisnis baru atau melakukan sesuatu yang baru perlu menyajikan diri
mereka melalui press release. Pres release ( artikel untuk pres terbitan) adalah
pengumuman tentang apa yang perusahaan lakukan atau tawarkan. Press release
ditulis sendiri atau untuk perusahaan sendiri,untuk melukiskan jasa baru atau
membangkitkan produk baru untuk mengatakan bahwa perusahaan melakukan
bisnis sedemikian rupa.
Para editor surat kabar dan majalah mempunyai kreteria yang berbeda untuk
menerima atau menolak suatu press release. Namun biasanya mereka akan sangat
memperhatikan siapa anda dan bagaimana record mengenai saudara dimasa lalu
dalam menyampaikan berita. Maka editor akan melakukan hal-hal sebagai
berikut.:
15
II. Kalimat pembuka
Kalimat pertama dalam tubuh press release sebaiknya memenuhi
kreteria informasi 5W + 1H ,Yakni :
Who ( siapa)
What ( apa)
When (kapan)
Where( dimana)
Why (kenapa)
How (bagaimana)
III. Akurasi
Editor umumnya tidak akan mudah percaya begitu saja kepada berita
yang di sebarkan perusahaan. Editor akan melakukan pengecekkan apakah
isi tersebut memberikan daya yang dapat di percaya.
IV. Bahasa
Editor surat kabar biasanya tidak melakukan banyak perubahan, karena
waktunya sangat terbatas. Yang biasanya yang dilakukan adalah
pemotongan atas kalimat yang tidak efektif dan isi yang dirasa tidak perlu.
Editor akan menolak berita yang ditulis dengan bahasa yang tidak
memenuhi kaidah bahasa indonesia yang benar.
V. Eksklusivitas
Jika release saudara adalah eksklusif, beritahukan lah editor agar ia
tahu bahwa berita itu benar-benar penting. Berita eksklusif biasanya di
berikan oleh perusahaan kepada satu media saja yang dianggap penting
dan mempunyai peredaran dan pengaruh yang luas.
VI. Relevensi
Editor akan melihat apakah berita tersebut relevan dengan misi media
dan kepentingan pembacanya ( Kasali,2006 : 170-171).
16
6. AJANG KHUSUS ( SPECIAL EVENT)
Penentuan mengenai media juga hal yang sangat penting. Ada berbagai
prosedur dalam penelitian media massa dalam menyangkut pemberitaan, antara
lain dengan melakukan deep interview.
D. Mengelola Relasi
17
Pada dasarnya PR merupakan proses komunikasi kepada publik untuk
menjalin relasi yang baik sehingga tercapai tujuan untuk membangun,
membina,dan menjaga citra yang positif. Kita yang hidup dalam masyarakat di era
ini era komunikasi massa sangat menggantungkan kebutuhan informasi pada
media massa,maka kegiaatan komunikasi dalam konteks PR banyak
memanfaatkan kehadiran media massa untuk berkomunikasi dengan publiknya
untuk mencapai tujuan organisasi. 6
6
Anneke Lawrencia Alim.”Strategi Media Relaction Hotel Grand Darmo Suite Surabaya dalam
Mengelola Publisitas Media Massa”, Jurnal E-Komunikasi, vol 4.No 1, 2016, Hal 2
7
Yosal Iriantara, Media Relactions, Simbiosa Rekatama Media, Bandung,2005, hlm.80
18
Sedangkan hubungan baik dengan wartawan juga tidak bisa diabaikan.
wartawanlah yang akan menuls informasi yang disampaikan organisai dalam
bentuk tulisan yang siap disajikan meia massa pada khalayak. Wartawan
merupakan personifikasi dari institusi media massa. Wartawan itulah yang
memasok informasi yang akan disiarkan oleh media massa, meski keputusan
penyiaran satu informasi yang ditulis oleh wartawan tidak dalam bentu berita.
E. Mengembangkan Strategi
Setelah menjalin relasi dengan media massa dan dapat terpelihara dengan
baik, maka syarat untuk melaksanakan strategi media relations sudah dapat
dilaksanakan. Strategi ini pada dasarnya adalah strategi untuk berkomunikasi
dengan publik-publik yang menjadi khalayak sebagai sasaran pada kegiatan
8
Ibid, hlm 83
19
komunikasi dan ber-relasi pada satu organisasi melalui praktik PR khususnya
media relations.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Strategi adalah ilmu atau seni
menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu
dalam terang dan damai. Sedangkan strategi komunikasi adalah sesuatu yang patut
dikerjakan demi kelancaran komunikasi.9 Dalam buku teori dan praktik
Komunikasi, menyatakan strategi pada hakekatnya adalah suatu perencaan
(planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan. Effendy (2009: 32)10
9
(Departemen Pendidikan Nasional, 2008:1341)
20
2. Mengubah sikap, misalnya mengubah sikap publik dari yang awalnya acuh
menjadi pendukung terhadap suatu tindakan yang dilakukan organisasi.
3. Mendorong tindakan, misalnya mendorong untuk mendukung kebijakan
proses produksi yang ramah lingkungan yang dilakukan oleh organisasi.
11
Yosal Iriantara, MEDIA RELATIONS Konsep, Pendekatan dan Praktik, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm 91
21
dalam media relations. Prinsip tersebut dinamakan Lima Prinsip Dasar yang
menjadi pedoman dalam berhubungan dengan media massa, yakni:
F. Mengembangkan Jaringan
22
kita dengan media massa12. Saat ini ada sejumlah organisasi kewartawanan di
Indonesia seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Asosiasi Jurnalis
Indenpenden (AJII), dan Asosiasi Jurnalis Televisi (AJTV). Berhubungan baik
dengan organisasi profesi kewartawanan tersebut merupakan aset penting yang
harus dimiliki. 13
12
Anneke Lawrencia Alim, “Strategi Media Relations Hotel Grand Darmo Suite Surabaya Dalam
Mengelola Publisistas Di Media Massa” dalam jurnal E-Komunikasi Vol 4. No.1 Th 2016 hal 6
13
Yosal Iriantara, opcit. hlm 96
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25