Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT yang
telaah memberikan rahmat dan karunia –Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul Press Release. Makalah ini disusun dalam rangka tugas
kelompok Presentasi mata kuliah Publisitas.
Makalah yang kami tulis ini masih memiliki banyak kekurangannya baik
dalam hal isi makalah, maupun sistematik dan teknik penulisannya. Walaupun
demikian, kami mengharapkan kritik dan sarannya yang membangun guna
tersempurnanya makalah yang kami susun. Dan semoga makalah yang kami susun
ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Perbedaan Press Release dan Berita
2. Kesalahan Dalam Membuat Press Release
3. Jenis – jenis Press Release
4. Backgrounders (Fact Shett)
2
BAB II
PEMBAHASAN
Press-release atau news release merupakan salah satu media publisitas yang
dibuat oleh Humas untuk menyampaikan informasi. Hal ini juga memberikan
kemudahan bagi jurnalis untuk mengetahui informasi bagi beritanya. News release
yang diterbitkan untuk dikirim ke koran, stasiun siaran dan media lainnya, dalam
3
rangka menarik minat jurnalis untuk meliput peristiwa atau mengembangkan berita
dengan harapan sudut pandang perusahaan akan dimasukkan dalam berita itu
(Vivian, 2008:350). Namun tidak semua press-release yang diterima oleh jurnalis
kemudian dipercaya seluruh isinya karena salah satu ciri khas jurnalisme adalah
skeptis, yaitu sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa
yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah ditipu (Ishwara,
2005:1), sehingga, semua jurnalis wajib memeriksa ulang informasi tersebut.
Tidak ada media tanpa berita, sebagaimana berita tanpa media. Sedangkan
definisi berita menurut Humas adalah segala sesuatu yang hangat, faktual dan
menarik perhatian sejumlah orang (Kriyantono, 2008:107). Press-release dikenal
juga dengan istilah release, adalah sebuah berita atau informasi yang disusun oleh
sebuah organisasi yang menggambarkan kegiatannya (a piece of news written by
organizations whose activities it describes).
4
adalah laporan terbaru tentang peristiwa, pendapat, atau masalah yang menarik
perhatian orang (news is account of current idea, event or problem interest people)
(Kriyantono, 2008:131-132) [1].
5
5. Dibuat oleh organisasi atau perusahaan. Beritanya mencakup peristiwa yang
direncanakan, yaitu dari event yang dibuat perusahaan. Misalnya pengangkatan
manajer baru, perubahan pelayanan, dan sebagainya.
b. Berita
1. Dibuat oleh wartawan. Wartawan mencari dan menulis berita untuk diedit
redaksi
2. Melaporkan fakta sebagaimana adanya
3. Biasanya banyak untuk peristiwa yang nonrekayasa. Maksudnya adalah
peristiwa yang terjadi dengan sendirinya tanpa direncanakan manusia
4. Dampak pemberitaan tidak selalu harus berkembang kepada sikap atau
pendapat yang baik terhadap apa yang disampaikan malah dapat terjadi yang
sebaliknya [2] .
6
(straight news) dengan gaya piramida terbalik (inverted pyramid). Dimulai dengan
membuat lead/teras berita/kepala berita sebagai paragraf pertama yang
mengandung unsur 5W+1H (What: apa yang terjadi? Where: dimana terjadinya?
When: kapan peristiwa terjadi? Who: siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut?
Why: mengapa peristiwa tersebut terjadi? How: Bagaimana berlangsungnya
peristiwa tersebut?). Terkait dengan hal tersebut, Wibowo (2003:33) menyatakan
bahwa idealnya dalam setiap berita, unsur 5W + 1H harus ada dalam sebuah kalimat
di awal berita, tapi seringkali untuk memudahkan membaca, wartawan
membaginya menjadi beberapa kalimat, dan unsur why dan who ditempatkan di
bagian bawah atau akhir dari tubuh berita [3].
Dari pengalaman, ada dua factor yang menentukan dimuat tidaknya press-
release yang dikirim humas. Pertama, adalah factor penulisan (kaidah jurnalistik).
Kedua, adalah kualitas hubungan media (press-relation). Berkaitan dengan faktor
penulisan, seringkali ditemui hal – hal yang membuat press-release tidak dimuat
media. Ini yang disebut sebagai kesalahan Public Relations dalam menulis Press
Release, antara lain:
7
The main criterion for a press release is that is must contain news” (Press release
adalah kesimpulan dari fakta – fakta tentang program atau masalah yang anda ingin
media memberi perhatian. Kriteria pokok press release adalah harus mengandung
berita). Agar humas tidak terjebak beriklan ketika menulis release, maka arahkan
focus anda saat menulis release hanya untuk menyampaikan newsworthy story
tentang perusahaan kepada pembaca media.
b. Teknik penulisan release yang jelek
Sering dijumpai, release tidak ditulis dengan baik. Misalnya, tata bahasanya
yang kurang baik, susunan kalimat yang membingungkan, berbelit – belit, sulit
dipahami, penulisan judul dan lead yang kurang baik, susunan penulisannya tidak
terstruktur (misalnya tidak menggunakan model piramida terbalik), tidak lengkap
unsur 5W 1H, sulit dinilai akurat atau tidak, dan kaidah penulisan lainnya. Ingat,
press release adalah sumber atau bahan berita. Dalam jurnalistik dikenal dengan
prinsip akurasi. Prinsip ini adalah bagian dari syarat berita yang harus faktual.
Akurasi artinya berita harus sesuai fakta empiris dan bisa dikonfirmasi ulang
dengan sumber berita. Tidak menutup kemungkinan, media akan melakukan cek
dan ricek terhadap kebenaran release anda. Karena itu, tulislah layaknya membuat
berita yang sesuai kaidah jurnalistik pers.
c. Release salah media dan sasaran
Press-release harus relevan dengan visi dan misi media, kepentingan
khalayak media dan segmen sasaran. Media saat ini sudah mengarah pada konsep
segmentasi pasar. Release harus focus pada sasaran yang jelas. Pilih media yang
sesuai dengan sasaran release. Contoh, jika public relations akan melaunching
sebuah produk rokok merek “cerutu”. Target market merek tersebut adalah remaja,
maka public relations harus memilih media yang mempunyai segmen pembaca
remaja. Semakin memfokuskan release pada segmen yang sesuai akan semakin
efektif pesan yang disampaikan.
d. Terlalu sering mengirim release
Jangan menjejali media dengan release anda. Public relations mesti
mengatur kapan waktu terbaik mengirim release. Kirimkan release yang benar –
benar mengandung berita, bukan asal – asalan mengirim release. Jika terlalu sering
8
mengirim release, khalayak akan jenuh. Apalagi bila berulang kali release yang
dikirim public relations tidak bernilai berita, akan merusak kredibilitas public
relations di mata media. Editor tentu masih ingat pengalaman bagaimana tulisan –
tulisan anda sebelumnya. Apakah public relations dikenal selalu menyumbangkan
tulisan – tulisan yang berbobot atau tidak.
e. Public Relations gagal membuat “beda” dengan competitor
Dalam sehari, redaksi bisa menerima ratusan release. Untuk bisa menarik
perhatian editor, salah satunya usahakan release anda “berbeda” dengan yang lain.
Public relations bisa mengemas release secara fisik lebih menarik (apalagi bila
release dikirim via pos). Mungkin warnanya yang lebih mencolok, jenis dan ukuran
kertas yang berbeda, dan lainnya yang bisa menarik perhatian (eye-catching). Ingat,
editor media mempunyai keterbatasan waktu dalam memilih release yang masuk.
Usahakan agar sekali melihat, pandangan editor langsung tertuju pada release anda.
Untuk radio, seharusnya release tidak hanya tercetak, tetapi dilengkapi dengan
materi informasi audio. Misalnya berisi hasil wawancara. Ini akan mendukung
kredibilitas release. Ingat, radio ditujukan untuk didengar.
f. Release terkesan sebagai alat promosi langsung
Sering terjadi humas terjebak berpromosi secara langsung saat menulis
release. Ini harus dihindari. Berita bukan ajang menjual produk. Memang ada jenis
press-release yang mengenalkan produk baru, tetapi upayakan isi press-release
tidak menyerupai iklan. Bagi media, jika perusahaan ingin promosi menjual produk
maka sudah disediakan rubrik niaga(iklan). Ada tiga produk jurnalistik pers
(media), yaitu berita, opini dan niaga. Press release adalah sumber penulisan berita
bagi media. Karena itu, humas mesti memosisikan sebagai “wartawan” saat menulis
release [2].
9
1. Basic Publicity Release. Topik press reles jenis ini adalah segala informasi
yang dinilai mengandung nilai berita bagi media massa.
2. Product Release. Press release ini berisi informasi tentang produk
perusahaan, misalnya peluncuran produk baru, perubahan nama produk, dan
lainnya. Jenis release ini biasanya lebih terbatas pada media – media ekonomi
bisnis.
3. Financial Release. Tidak semua perusahaan menganggap penting informasi
jenis ini informasi keuangan, biasanya dianggap tabu untuk menjadi konsumsi
public. Sekarang bukan hanya pemegang saham yang berhak atas informasi ini
tetapi public juga berhak diberikan informasi keuangan. Informasi ini akan menjadi
penilaian public tentang kredibilitas perusahaan [4].
10
editor tentang sejarah, visi misi, prestasi – prestasi, budaya perusahaan ataupun
aktivitas perusahaan – perusahaan itu.
Mengacu pendapat Fraser P.Seitel, ada dua macam penulisan
backgrounders. Pertama, model press release. Penulisan yang menggunakan model
ini lebih singkat, menyerupai penulisan press release. Informasi – informasi
terpenting ditulis di awal. Kedua, adalah model deskriptif dan naratif.
Backgrounders ditulis dengan cara bercerita seperti narasi sebuah novel. Semua
bagian cerita dianggap sama penting. Tergantung praktisi untuk memilih salah satu
model di atas.
Isi Backgrounders
a. Deskripsi tentang isu atau informasi yang disampaikan dalam press release.
Deskripsi ini disertai data – data ilmiah termasuk hasil – hasil penelitian yang
berkaitan dengan penjelasan tentang isu itu. Sumber berita harus dicantumkan
karena pembaca juga berkepentingan dengan pihak yang mengeluarkan berita itu.
b. Deskripsi tentang keterkaitan antara isu dalam press release dengan
perusahaan. Di sini dideskripsikan tentang tujuan perusahaan dan apa yang dicapai
perusahaan. Penulisan akan dilakukan sampai pada data terakhir yang dimiliki
perusahaan. Pembaca menghendaki aktualitas. Tetapi, usahakan jangan terlalu
banyak “membual” karena backgrounders bukan iklan.
c. Selanjutnya backgrounders dilengkapi dengan implikasi dan arahnya di
masa depan.
d. Dalam penulisan, isi yang berlembar – lembar sebaiknya dipilah – pilah
dengan menggunakan sub – sub judul. Ini untuk lebih sistematis dan memudahkan
pemahaman.
e. Biasanya backgrounder terdiri dari 4 – 6 halaman dan diketik rapi dengan
menggunakan printer laser di atas kertas yang warnanya berbeda dari warna kertas
press-release.
f. Bisa diberi tulisan “for immediate release”.
g. Jangan lupa menulis kontak nama dan telepon.
h. Sebagai tanda akhir, tulislah ####, finish atau selesai.
11
i. Backgrounders dapat ditulis terpisah dengan press release, tetapi dapat juga
ditulis bersamaan (jadi satu) dengan press release [2].
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Press release adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Humas
yang disampaikan kepada pengelola pers/redaksi media massa (TV, radio, surat
kabar, majalah) untuk dipublikasikan dalam media massa tersebut (Soemirat,
2010:54). Press-release dikenal juga dengan istilah release, adalah sebuah berita
atau informasi yang disusun oleh sebuah organisasi yang menggambarkan
kegiatannya (a piece of news written by organizations whose activities it describes).
Jadi, pada dasarnya press-release merupakan berita tentang perusahaan
(individu, kegiatan, pelayanan atau produk). Berita tersebut dikirimkan atau
disiarkan ke media (pers), sehingga disebut juga siaran pers atau news-release.
Untuk dapat dimuat di media, berita dalam press- release ini harus disesuaikan
dengan kaidah jurnalistik dan kebijakan redaksi. Dalam kaidah jurnalistik, berita
adalah laporan terbaru tentang peristiwa, pendapat, atau masalah yang menarik
perhatian orang (news is account of current idea, event or problem interest people)
(Kriyantono, 2008:131-132).
Press release terbagi atas 3 jenis, yaitu:
1. Basic Publicity Release. Topik press reles jenis ini adalah segala informasi
yang dinilai mengandung nilai berita bagi media massa.
2. Product Release. Press release ini berisi informasi tentang produk
perusahaan, misalnya peluncuran produk baru, perubahan nama produk, dan
lainnya. Jenis release ini biasanya lebih terbatas pada media – media ekonomi
bisnis.
3. Financial Release. Tidak semua perusahaan menganggap penting informasi
jenis ini informasi keuangan, biasanya dianggap tabu untuk menjadi konsumsi
public. Sekarang bukan hanya pemegang saham yang berhak atas informasi ini
tetapi public juga berhak diberikan informasi keuangan. Informasi ini akan menjadi
penilaian public tentang kredibilitas perusahaan.
13
DAFTAR PUSTAKA
[1] N. Luh and R. Maha, “Persepsi Jurnalis dan Praktisi Humas terhadap Nilai
Berita,” pp. 83–96, 2005.
14