Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PRESS RELEASE

Dosen Pengampu:

Dr. Fauji Wikanda, M.I.Kom

Disusun Oleh:

1. Azrilia Putri 208530052


2. Heru Sugama 208530071
3. Nada Almadiah Irawan 208530017
4. Zeflyn Olivia 208530168

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MEDAN AREA

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT yang
telaah memberikan rahmat dan karunia –Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul Press Release. Makalah ini disusun dalam rangka tugas
kelompok Presentasi mata kuliah Publisitas.

Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta


bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada Dosen mata kuliah Publisitas Dr. Fauji Wikanda, M.I.Kom
yang telah memberikan ilmunya kepada kami selaku mahasiswanya.

Makalah yang kami tulis ini masih memiliki banyak kekurangannya baik
dalam hal isi makalah, maupun sistematik dan teknik penulisannya. Walaupun
demikian, kami mengharapkan kritik dan sarannya yang membangun guna
tersempurnanya makalah yang kami susun. Dan semoga makalah yang kami susun
ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi
pembaca.

Medan, 03 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3

2.1 Perbedaan Press Release dan Berita ...................................................... 3

2.2 Kesalahan Dalam Membuat Press Release ............................................ 6

2.3 Jenis – jenis Press Release .................................................................... 9

2.4 Backgrounders (Fact Shett) ........................................................... 10

BAB III PENUTUP ................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Press release merupakan proses komunikasi dalam bidang media massa. Press
release juga merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh praktisi untuk
mempublikasikan kegiatannya ke media massa. Press release adalah informasi
dalam bentuk berita yang dibuat oleh Humas yang disampaikan kepada pengelola
pers/redaksi media massa (TV, radio, surat kabar, majalah) untuk dipublikasikan
dalam media massa tersebut (Soemirat, 2010:54)
Press release menjadi sarana untuk menyampaikan informasi mengenai
perusahaan. Perusahaan dapat mengatur informasi yang ingin mereka berikan
kepada publik. Salah satu strategi yang ditempuh oleh perusahaan adalah dengan
menggunakan press release.
Dengan press release, perusahaan bisa menyampaikan tentang apa yang
terjadi, serta promo apa yang sedang diberikan perusahaan. Lazimnya, press release
akan dihadirkan oleh perusahaan ketika ada event tertentu yang berkaitan dengan
perusahaan tersebut. Press release cocok untuk peluncuran produk baru,
pemindahan dan perluasan perusahaan, menyangkal rumor, mengumumkan
kesuksesan bisnis dan acara baru, dll (Phillipson, 2008:38). Senada dengan hal
tersebut, dinyatakan bahwa press release adalah segala bentuk informasi yang
hendak disebarkan kepada pers, seperti promosi untuk meningkatkan citra instansi
dan lain sebagainya (Mahmud, 1994:141).
Digunakannya press release untuk meningkatkan citra ini tepat sebab
masyarakat haus akan informasi dan semakin bergantung pada media. Apalagi pada
zaman modern, media massa tidak hanya didominasi oleh TV, radio maupun koran,
internet dengan media sosialnya juga berperan sebagai publikasi yang sangat
diperhitungkan. Masyarakat dengan mudah memperoleh informasi melalui internet
dan media social setiap saat. Oleh sebab itu, penggunaan press release ini sangat
penting dilakukan untuk meningkatkan citra instansi.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Perbedaan Press Release dan Berita
2. Kesalahan Dalam Membuat Press Release
3. Jenis – jenis Press Release
4. Backgrounders (Fact Shett)

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk memenuhi tugas kelompok
Publisitas dan meningkatkan wawasan tentang Press Release. Agar kita juga dapat
menjelaskan/mendeskripsikan mengenai apa saja kesalahan PR dalam membuat
press release serta apa saja jenis – jenis dari press release tersebut. Dalam makalah
ini juga terdapat penjelasan agar pembaca lebih memahami mengenai apa yang
sedang dibahas dalam makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perbedaan Press Release dan Berita

Praktisi Humas, menurut Cutlip (2006:174), memiliki hubungan simbiotik


dengan jurnalis, yaitu untuk meraih publisitas bebas untuk pekerjaan mereka.
Jurnalis mengandalkan informasi dalam press-release untuk artikel tentang acara
yang pantas untuk diberitakan dalam komunitas mereka. Hubungan ini, meskipun
saling menguntungkan, pada intinya tetap berseberangan atau bertentangan sebab
jurnalis dan praktisi Humas tidak dalam bisnis yang sama dan sering kali punya
tujuan komunikasi yang berbeda.

Perbedaan penyampaian pesan antara praktisi Humas dan dalam dunia


jurnalistik adalah bahwa jurnalis lebih menekankan berita sedangkan praktisi
Humas menitikberatkan pada segi publisitas, menyampaikan hal-hal yang
berhubungan dengan publikasi positif dengan tujuan promosi penyebaran
informasi, komersial dan perkenalan (introduction), identitas, nama, dan citra
perusahaan (corporate identity and good image), hingga berkaitan dengan produk
dan jasa yang disampaikan kepada publik yang kemudian direkayasa agar persepsi
dan opini selalu positif, sehingga akan memperoleh citra baik dari masyarakat
terhadap perusahaan yang diwakilinya. Pertentangan antara jurnalis dan praktisi
Humas terjadi karena masing- masing memiliki fokus dan tujuan berbeda. Jurnalis
fokus kepada berita, sedangkan praktisi Humas fokus terhadap citra perusahaan
yang diwakilinya. Untuk dapat dimuat di surat kabar atau disiarkan di media
elektronik, publisitas yang dikirimkan oleh praktisi Humas harus sesuai dengan
kriteria atau kebijakan redaksi media yang mengacu pada nilai berita.

Press-release atau news release merupakan salah satu media publisitas yang
dibuat oleh Humas untuk menyampaikan informasi. Hal ini juga memberikan
kemudahan bagi jurnalis untuk mengetahui informasi bagi beritanya. News release
yang diterbitkan untuk dikirim ke koran, stasiun siaran dan media lainnya, dalam

3
rangka menarik minat jurnalis untuk meliput peristiwa atau mengembangkan berita
dengan harapan sudut pandang perusahaan akan dimasukkan dalam berita itu
(Vivian, 2008:350). Namun tidak semua press-release yang diterima oleh jurnalis
kemudian dipercaya seluruh isinya karena salah satu ciri khas jurnalisme adalah
skeptis, yaitu sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa
yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah ditipu (Ishwara,
2005:1), sehingga, semua jurnalis wajib memeriksa ulang informasi tersebut.

Berita itu sendiri memiliki banyak pengertian. Diantaranya adalah


disebutkan oleh para pakar yang bertitik tolak dari dunia surat kabar sebagai
berikut:

Paul De Massenner mengemukakan bahwa berita adalah informasi yang


penting dan menarik minat khalayak. Menurut Charnley dan James M. Neal, berita
adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi,
interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan
kepada khalayak. Sedangkan menurut Sumadiria, berita adalah laporan tercepat
mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian
besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media
online internet (Sumadiria, 2005:64).

Tidak ada media tanpa berita, sebagaimana berita tanpa media. Sedangkan
definisi berita menurut Humas adalah segala sesuatu yang hangat, faktual dan
menarik perhatian sejumlah orang (Kriyantono, 2008:107). Press-release dikenal
juga dengan istilah release, adalah sebuah berita atau informasi yang disusun oleh
sebuah organisasi yang menggambarkan kegiatannya (a piece of news written by
organizations whose activities it describes).

Jadi, pada dasarnya press-release merupakan berita tentang perusahaan


(individu, kegiatan, pelayanan atau produk). Berita tersebut dikirimkan atau
disiarkan ke media (pers), sehingga disebut juga siaran pers atau news-release.
Untuk dapat dimuat di media, berita dalam press- release ini harus disesuaikan
dengan kaidah jurnalistik dan kebijakan redaksi. Dalam kaidah jurnalistik, berita

4
adalah laporan terbaru tentang peristiwa, pendapat, atau masalah yang menarik
perhatian orang (news is account of current idea, event or problem interest people)
(Kriyantono, 2008:131-132) [1].

Persamaan antara Press-release dan berita:

Press-release dan berita memiliki kesamaan dalam hal:

1. Sama – sama merupakan informasi yang ditujukan untuk khalayak umum.


2. Sama – sama harus mengandung news-values yang dapat menarik perhatian
khalayak.
3. Sama – sama menuntut adanya teknik penulisan tertentu, seperti 5W + 1 H.

Perbedaan Press-release dan berita:


a. Press-Release
1. Penyampaian kegiatan organisasi. Misalnya, produsen kecap membuat
kegiatan “lomba memasak”. Kemudian humas membuat press-release yang berisi
informasi tentang kegiatan ini ke media.
2. Sebagai bahan atau sumber berita bagi media. Sebuah release yang dikirim
humas setelah dianggap layak oleh media bisa dimuat dalam bentuk berita. Tentu
saja isinya tidak sama persis dengan tulisan dalam release. Media bisa saja lebih
menonjolkan sesuatu pokok (angle) peristiwa yang dianggap penting, yang
mungkin berbeda dengan apa yang ditonjolkan humas dalam release nya. Dengan
menulis dan mengirim press-release, humas mempermudah pekerjaan wartawan
mendapatkan bahan berita. Ada ungkapan yang mengolok olok wartawan : “Press
release are the lazy way that news services gather stories,” artinya, tanpa harus
mengganti berita, wartawan telah mendapatkan kiriman berita dari humas.
3. Alat untuk membina dan menumbuhkan sikap, pendapat atau citra yang baik
dari anggota masyarakat kepada oganisasi (membentuk opini positif).
4. Alat untuk mengalihkan perhatian public dari fakta yang merugikan
organisasi dan memusatkan fakta yang menguntungkan organisasi.

5
5. Dibuat oleh organisasi atau perusahaan. Beritanya mencakup peristiwa yang
direncanakan, yaitu dari event yang dibuat perusahaan. Misalnya pengangkatan
manajer baru, perubahan pelayanan, dan sebagainya.
b. Berita
1. Dibuat oleh wartawan. Wartawan mencari dan menulis berita untuk diedit
redaksi
2. Melaporkan fakta sebagaimana adanya
3. Biasanya banyak untuk peristiwa yang nonrekayasa. Maksudnya adalah
peristiwa yang terjadi dengan sendirinya tanpa direncanakan manusia
4. Dampak pemberitaan tidak selalu harus berkembang kepada sikap atau
pendapat yang baik terhadap apa yang disampaikan malah dapat terjadi yang
sebaliknya [2] .

2.2 Kesalahan Dalam Membuat Press Release


Press release yang baik haruslah berisi informasi yang terdapat di instansi
tersebut dengan mengungkapkan kebenaran dan fakta yang ada di dalamnya.
Sebuah press release yang baik harus menyajikan suatu informasi yang sama
pentingnya dengan yang biasa ditulis oleh jurnalis. Informasi yang terungkap harus
jelas dan sepenuhnya sesuai dengan kenyataan serta mentaati segenap kaidah
penulisan yang baik. Artinya, press release yang baik adalah press release yang
memenuhi aspek pemberitaan. Cender dan Frank (1981:85) menyatakan bahwa
aspek pemberitaan adalah salah satu unsur yang menentukan dalam kegiatan
komunikasi Humas, dan pers adalah salah satu medium yang mempunyai
kemampuan untuk menyebarkan informasi secara cepat dan tepat.
Mengingat ketatnya persaingan dalam menerbitkan press release, Humas
dituntut memiliki kemampuan menulis berita dengan menggunakan formula 5W +
1H dan struktur kalimat berita yang mengacu pada cara penulisan ’Piramida
terbalik’, sistematis, logis, singkat dan padat (Ruslan, 2010:163). Sejalan dengan
hal tersebut, Soemirat (2010:55) menyatakan bahwa penulisan press release layak
muat apabila cara penulisannya seperti halnya wartawan menulis berita langsung

6
(straight news) dengan gaya piramida terbalik (inverted pyramid). Dimulai dengan
membuat lead/teras berita/kepala berita sebagai paragraf pertama yang
mengandung unsur 5W+1H (What: apa yang terjadi? Where: dimana terjadinya?
When: kapan peristiwa terjadi? Who: siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut?
Why: mengapa peristiwa tersebut terjadi? How: Bagaimana berlangsungnya
peristiwa tersebut?). Terkait dengan hal tersebut, Wibowo (2003:33) menyatakan
bahwa idealnya dalam setiap berita, unsur 5W + 1H harus ada dalam sebuah kalimat
di awal berita, tapi seringkali untuk memudahkan membaca, wartawan
membaginya menjadi beberapa kalimat, dan unsur why dan who ditempatkan di
bagian bawah atau akhir dari tubuh berita [3].

Menurut G.A. Marken, Press release digunakan sebagai mekanisme


interpretif dasar agar public mengetahui yang dikerjakan organisasi. Tidak ada cara
menyampaikan informasi tentang organisasi yang lebih baik, lebih jelas dan lebih
persuasif daripada press-release. Praktisi humas, Daniel Janal mengatakan bahwa
“press release is a tool to convince reporters to tell their readers about you” (alat
untuk meyakinkan reporter agar menceritakan kepada pembacanya tentang
perusahaan anda).

Dari pengalaman, ada dua factor yang menentukan dimuat tidaknya press-
release yang dikirim humas. Pertama, adalah factor penulisan (kaidah jurnalistik).
Kedua, adalah kualitas hubungan media (press-relation). Berkaitan dengan faktor
penulisan, seringkali ditemui hal – hal yang membuat press-release tidak dimuat
media. Ini yang disebut sebagai kesalahan Public Relations dalam menulis Press
Release, antara lain:

a. Release tidak mengandung news-values


News values adalah syarat pertama segala informasi yang dikirim ke media
termasuk press-release. Tema yang disampaikan harus menarik dan mempunyai
nilai jual bila dimuat di media. Media juga selektif dan tidak ingin beritanya tidak
menarik. Biasanya news-values ini terlihat pada judul dan lead release. Dalam
konteks ini menarik disimak pendapat Marguerite H. Sullivan: “Press release are a
summary of facts about a program or issue on which you want media attention.

7
The main criterion for a press release is that is must contain news” (Press release
adalah kesimpulan dari fakta – fakta tentang program atau masalah yang anda ingin
media memberi perhatian. Kriteria pokok press release adalah harus mengandung
berita). Agar humas tidak terjebak beriklan ketika menulis release, maka arahkan
focus anda saat menulis release hanya untuk menyampaikan newsworthy story
tentang perusahaan kepada pembaca media.
b. Teknik penulisan release yang jelek
Sering dijumpai, release tidak ditulis dengan baik. Misalnya, tata bahasanya
yang kurang baik, susunan kalimat yang membingungkan, berbelit – belit, sulit
dipahami, penulisan judul dan lead yang kurang baik, susunan penulisannya tidak
terstruktur (misalnya tidak menggunakan model piramida terbalik), tidak lengkap
unsur 5W 1H, sulit dinilai akurat atau tidak, dan kaidah penulisan lainnya. Ingat,
press release adalah sumber atau bahan berita. Dalam jurnalistik dikenal dengan
prinsip akurasi. Prinsip ini adalah bagian dari syarat berita yang harus faktual.
Akurasi artinya berita harus sesuai fakta empiris dan bisa dikonfirmasi ulang
dengan sumber berita. Tidak menutup kemungkinan, media akan melakukan cek
dan ricek terhadap kebenaran release anda. Karena itu, tulislah layaknya membuat
berita yang sesuai kaidah jurnalistik pers.
c. Release salah media dan sasaran
Press-release harus relevan dengan visi dan misi media, kepentingan
khalayak media dan segmen sasaran. Media saat ini sudah mengarah pada konsep
segmentasi pasar. Release harus focus pada sasaran yang jelas. Pilih media yang
sesuai dengan sasaran release. Contoh, jika public relations akan melaunching
sebuah produk rokok merek “cerutu”. Target market merek tersebut adalah remaja,
maka public relations harus memilih media yang mempunyai segmen pembaca
remaja. Semakin memfokuskan release pada segmen yang sesuai akan semakin
efektif pesan yang disampaikan.
d. Terlalu sering mengirim release
Jangan menjejali media dengan release anda. Public relations mesti
mengatur kapan waktu terbaik mengirim release. Kirimkan release yang benar –
benar mengandung berita, bukan asal – asalan mengirim release. Jika terlalu sering

8
mengirim release, khalayak akan jenuh. Apalagi bila berulang kali release yang
dikirim public relations tidak bernilai berita, akan merusak kredibilitas public
relations di mata media. Editor tentu masih ingat pengalaman bagaimana tulisan –
tulisan anda sebelumnya. Apakah public relations dikenal selalu menyumbangkan
tulisan – tulisan yang berbobot atau tidak.
e. Public Relations gagal membuat “beda” dengan competitor
Dalam sehari, redaksi bisa menerima ratusan release. Untuk bisa menarik
perhatian editor, salah satunya usahakan release anda “berbeda” dengan yang lain.
Public relations bisa mengemas release secara fisik lebih menarik (apalagi bila
release dikirim via pos). Mungkin warnanya yang lebih mencolok, jenis dan ukuran
kertas yang berbeda, dan lainnya yang bisa menarik perhatian (eye-catching). Ingat,
editor media mempunyai keterbatasan waktu dalam memilih release yang masuk.
Usahakan agar sekali melihat, pandangan editor langsung tertuju pada release anda.
Untuk radio, seharusnya release tidak hanya tercetak, tetapi dilengkapi dengan
materi informasi audio. Misalnya berisi hasil wawancara. Ini akan mendukung
kredibilitas release. Ingat, radio ditujukan untuk didengar.
f. Release terkesan sebagai alat promosi langsung
Sering terjadi humas terjebak berpromosi secara langsung saat menulis
release. Ini harus dihindari. Berita bukan ajang menjual produk. Memang ada jenis
press-release yang mengenalkan produk baru, tetapi upayakan isi press-release
tidak menyerupai iklan. Bagi media, jika perusahaan ingin promosi menjual produk
maka sudah disediakan rubrik niaga(iklan). Ada tiga produk jurnalistik pers
(media), yaitu berita, opini dan niaga. Press release adalah sumber penulisan berita
bagi media. Karena itu, humas mesti memosisikan sebagai “wartawan” saat menulis
release [2].

2.3 Jenis – jenis Press Release

Press release terbagi atas 3 jenis, yaitu:

9
1. Basic Publicity Release. Topik press reles jenis ini adalah segala informasi
yang dinilai mengandung nilai berita bagi media massa.
2. Product Release. Press release ini berisi informasi tentang produk
perusahaan, misalnya peluncuran produk baru, perubahan nama produk, dan
lainnya. Jenis release ini biasanya lebih terbatas pada media – media ekonomi
bisnis.
3. Financial Release. Tidak semua perusahaan menganggap penting informasi
jenis ini informasi keuangan, biasanya dianggap tabu untuk menjadi konsumsi
public. Sekarang bukan hanya pemegang saham yang berhak atas informasi ini
tetapi public juga berhak diberikan informasi keuangan. Informasi ini akan menjadi
penilaian public tentang kredibilitas perusahaan [4].

2.4 Backgrounders (Fact Shett)


Backgrounders (tulisan latar) merupakan tulisan yang biasanya menyertai
release. Backgrounders bersifat melengkapi informasi yang tidak tersampaikan
lewat press release karena keterbatasan ruang di media massa. Backgrounders ini
berisi informasi tentang segala hal yang melengkapi release, mislanya tentang
perusahaan, karyawan, informasi – informasi yang berkaitan dengan peristiwa yang
di-release-kan atau topik – topik yang relevan yang bisa menjadi data tambahan
bagi pers. Informasi – informasi tambahan tersebut dapat mendorong crew media
untuk menggali tulisannya supaya lebih lengkap. Dengan menulis backgrounders
berarti humas mempermudah pekerjaan media. Untuk mengantisipasi agar media
tidak bersusah payah mengontak humas, maka disediakanlah backgrounders yang
dikirim beriringan dengan release. Karena itu bermanfaat bila humas dapat
menyediakan backgrounders yang komprehensif dan diperbarui terus menerus.
Backgrounders bersifat lebih panjang dan isinya lebih umum daripada press
release. Contohnya, press release tentang pengumuman merger dua perusahaan
yang terdiri dari dua halaman, mungkin tidak dapat mendeskripsikan secara panjang
lebar tentang perusahaan – perusahaan yang terlibat dalam merger. Adapun 4
sampai 5 halaman backgrounders bisa menyediakan informasi lebih lengkap kepada

10
editor tentang sejarah, visi misi, prestasi – prestasi, budaya perusahaan ataupun
aktivitas perusahaan – perusahaan itu.
Mengacu pendapat Fraser P.Seitel, ada dua macam penulisan
backgrounders. Pertama, model press release. Penulisan yang menggunakan model
ini lebih singkat, menyerupai penulisan press release. Informasi – informasi
terpenting ditulis di awal. Kedua, adalah model deskriptif dan naratif.
Backgrounders ditulis dengan cara bercerita seperti narasi sebuah novel. Semua
bagian cerita dianggap sama penting. Tergantung praktisi untuk memilih salah satu
model di atas.

Isi Backgrounders
a. Deskripsi tentang isu atau informasi yang disampaikan dalam press release.
Deskripsi ini disertai data – data ilmiah termasuk hasil – hasil penelitian yang
berkaitan dengan penjelasan tentang isu itu. Sumber berita harus dicantumkan
karena pembaca juga berkepentingan dengan pihak yang mengeluarkan berita itu.
b. Deskripsi tentang keterkaitan antara isu dalam press release dengan
perusahaan. Di sini dideskripsikan tentang tujuan perusahaan dan apa yang dicapai
perusahaan. Penulisan akan dilakukan sampai pada data terakhir yang dimiliki
perusahaan. Pembaca menghendaki aktualitas. Tetapi, usahakan jangan terlalu
banyak “membual” karena backgrounders bukan iklan.
c. Selanjutnya backgrounders dilengkapi dengan implikasi dan arahnya di
masa depan.
d. Dalam penulisan, isi yang berlembar – lembar sebaiknya dipilah – pilah
dengan menggunakan sub – sub judul. Ini untuk lebih sistematis dan memudahkan
pemahaman.
e. Biasanya backgrounder terdiri dari 4 – 6 halaman dan diketik rapi dengan
menggunakan printer laser di atas kertas yang warnanya berbeda dari warna kertas
press-release.
f. Bisa diberi tulisan “for immediate release”.
g. Jangan lupa menulis kontak nama dan telepon.
h. Sebagai tanda akhir, tulislah ####, finish atau selesai.

11
i. Backgrounders dapat ditulis terpisah dengan press release, tetapi dapat juga
ditulis bersamaan (jadi satu) dengan press release [2].

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Press release adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Humas
yang disampaikan kepada pengelola pers/redaksi media massa (TV, radio, surat
kabar, majalah) untuk dipublikasikan dalam media massa tersebut (Soemirat,
2010:54). Press-release dikenal juga dengan istilah release, adalah sebuah berita
atau informasi yang disusun oleh sebuah organisasi yang menggambarkan
kegiatannya (a piece of news written by organizations whose activities it describes).
Jadi, pada dasarnya press-release merupakan berita tentang perusahaan
(individu, kegiatan, pelayanan atau produk). Berita tersebut dikirimkan atau
disiarkan ke media (pers), sehingga disebut juga siaran pers atau news-release.
Untuk dapat dimuat di media, berita dalam press- release ini harus disesuaikan
dengan kaidah jurnalistik dan kebijakan redaksi. Dalam kaidah jurnalistik, berita
adalah laporan terbaru tentang peristiwa, pendapat, atau masalah yang menarik
perhatian orang (news is account of current idea, event or problem interest people)
(Kriyantono, 2008:131-132).
Press release terbagi atas 3 jenis, yaitu:
1. Basic Publicity Release. Topik press reles jenis ini adalah segala informasi
yang dinilai mengandung nilai berita bagi media massa.
2. Product Release. Press release ini berisi informasi tentang produk
perusahaan, misalnya peluncuran produk baru, perubahan nama produk, dan
lainnya. Jenis release ini biasanya lebih terbatas pada media – media ekonomi
bisnis.
3. Financial Release. Tidak semua perusahaan menganggap penting informasi
jenis ini informasi keuangan, biasanya dianggap tabu untuk menjadi konsumsi
public. Sekarang bukan hanya pemegang saham yang berhak atas informasi ini
tetapi public juga berhak diberikan informasi keuangan. Informasi ini akan menjadi
penilaian public tentang kredibilitas perusahaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

[1] N. Luh and R. Maha, “Persepsi Jurnalis dan Praktisi Humas terhadap Nilai
Berita,” pp. 83–96, 2005.

[2] (Kriyantono, BEST PRACTICE HUMAS (PUBLIC RELATIONS)


BISNIS DAN PEMERINTAH: Manajemen Humas, Teknik Produksi
Media Publisitas dan Public Relations Writing, 2021)

[3] I. Fatin, R. P. Hermoyo, A. Setiawan, and U. M. Surabaya, “No Title,” vol.


2, no. 2, pp. 179–188, 2017.

[4] (Nina, JURNALISME POSITIF, 2021)

14

Anda mungkin juga menyukai