TEKNIK PERIKLANAN
Penyusun :
Abdul Jabbar Lubis, ST, M.Kom
Definisi Iklan
Dipahami sebagai segala bentuk pesan tentang sesuatu produk yang
disampaikan melalui suatu media. Dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal serta
ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.
Iklan merupakan suatu investasi ekonomis, dan bagi kebanyakan perusahaan
dan organisasi non profit, iklan merupakan sebuah investasi yang dianggap sangat
menguntungkan. (Shimp, 2000)
Definisi iklan menurut Philip Kotler (2000)
―Any paid form of nonpersonal presentation and promotion of ideas, goods, or
service by identified sponsor‖
Dalam bukunya ADVERTISING (1995), Jefkins mendefinisikan periklanan
sebagai pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para
calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan
biaya yang semurah-murahnya.
Bagaimana dengan iklan ? Menurut Rhenald Khasali dalam bukunya
MANAJEMEN PERIKLANAN (1995), iklan merupakan pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media.
Periklanan di Amerika
Bentuk dari advertising di Amerika yang terdapat di Surat Kabar berbentuk classified
ads dipublikasikan oleh Boston News-Letter pada tahun 1704 (Sandage, Fryburger,
& Rotzoll, 1989). Pada abad ke 19, perekonomian memungkinkan sebagian besar
penduduk tidak hanya membaca advertising tapi juga membeli produk dari revolusi
yang terjadi tersebut. Revolusi Industri di Amerika membawa produksi massa
sampai pada akhir abad 19 ikut serta dalam perkembangan modern advertising.
Begitu juga dengan perkembangan dari consumer culture, dengan adanya kesempatan
perusahaan untuk berpromosi agar memperoleh keuntungan yang pada saat itu
mempunyai arti penting bagi status dan kesuksesan.
Kemudian Franklin mengembangkan keterampilan menulis kreatif untuk membuat
copy iklan dan memperkenalkan ilustrasi gambar yang menyertai iklan. Namun
beberapa surat kabar menolak untuk menampilkan iklan bergambar, sehingga
membuka kesempatan bagi munculnya iklan pada majalah (1860).
Revolusi industri mendorong lahirnya budaya konsumerisme, dan orang mulai
menyadari pentingnya iklan yang lebih sophisticated dan persuasif. Iklan pada masa
ini mengalami transisi, tidak hanya untuk mengumumkan bahwa ada barang yang
dijual, melainkan dapat mempengaruhi konsumen agar membeli lebih banyak barang
dan untuk memperoleh status (gengsi). Iklan juga mulai menjadi sumber pendapatan
utama dari media.
Periklanan
Adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan ,perencanaan, pelaksanaan dan
penyampaian iklan.
Kalau kita lihat pengertian antara iklan dan periklanan, maka nyaris tidak ada
bedanya, karena kedua-duanya merupakan pesan yang ditujukan kepada khalayak.
Tetapi sebenarnya ada ciri yang membedakannya yaitu; iklan lebih cenderung kepada
produk atau ia merupakan hasil dari periklanan. Sedangkan periklanan merupakan
keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan pelaksanaan, dan
pengawasan penyampaian iklan.
Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi
adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Akibat periklanan merupakan
bagian dari bauran pemasaran maka sesungguhnya ia mempunyai kaitan yang erat
dengan elemen-elemen pemasaran lainnya. Diantaranya ialah; volume, penekanan
dan penentuan saat periklanan sangat ditentukan oleh situasi atau karakter siklus
hidup produk yang bersangkutan. Sebagai contoh, jika produk yang bersangkutan
memiliki siklus hidup ganda atau tengah berada pada tahapan menuju klimaks, maka
kegiatan periklanannya harus lebih diintensifkan ketimbang jika produk yang
bersangkutan sudah pada titik klimaks.
Elemen pemasaran lain yang terkait adalah citra produk. Citra produk yang
terbaik biasanya tercipta melalui kegiatan-kegiatan periklanan. Dan juga segmen
pasar yang dipilih sangat menentukan corak periklanan yang akan diluncurkan atau
media yang harus dipilih.
Komponen-komponen periklanan.
Periklanan—karena ia sebuah proses—mempunyai beberapa komponen yang saling
berinteraksi dan menjalankan peranan yang saling berbeda. Komponen itu terdiri dari
berbagai organisasi atau lembaga yang terkait dengan periklanan.
Inti dari komponen ini adalah produsen pemasang iklan atau bisa disebut
pengiklan. Pengiklan inilah yang mempunyai anggaran untuk kampanye periklanan
guna mendukung program pemasaran. Pengiklan bisa perusahaan swasta, koperasi,
pemerintah, atau publik, baik yang bersifat mencari laba maupun tidak, dengan
menggunakan media untuk mencapai sasaran perusahaan.
Dalam mengembangkan dan mengelola kampanye periklanan, pemasang iklan
secara tetap berhubungan dengan berbagai lembaga, yakni biro iklan, media, dan
perusahaan jasa riset pemasaran. Biro Iklan dan Perusahaan Jasa Riset Pemasaran
(PJRP) membantu pengiklan dalam menganalisa peluang, mengembangkan kreasi,
mendesain iklan, serta dalam hal pembelian media (waktu dan atau ruang). Pihak
media membantu menyediakan ruang atau waktunya untuk digunakan oleh pengiklan.
Disisi lain, ada lembaga pengawas yang terdiri dari pemerintah dan para
pesaing yang berinteraksi dengan atau mempengaruhi aktivitas pengambilan
keputusan pengiklan dengan berbagai cara. Kebanyakan produk, dalam praktek
pengiklanannya dibatasi oleh serangkaian peraturan pemerintah. Hal ini menyangkut
berbagai kepentingan seperti norma-norma kesusilaan, kesehatan, keselamtan
penggunaan, ataupun pemerataan pendapatan. Sedangkan para pesaing memegang
peranan langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi gerakan pengiklan.
Apa yang dilakukan pesaing biasanya tercermin dalam kampanye-kampanye
periklanan yang dilakukannya dan akan dipantau terus-menerus.
Pasar atau konsumen yang dijangkau oleh pengiklan melalui iklan juga dapat
dipandang sebagai lembaga eksternal baik sebagai lembaga kontrol maupun
penunjang dalam dalam kampanye periklanan. Sedangkan perilaku pasar merupakan
sasaran dari iklan tersebut, yang nantinya apakah pasar memperhitungkan atau tidak,
bersikap atau tidak, dan sebagainya.
Fungsi Iklan
Iklan sangat penting karena memiliki fungsi komunikasi yang kritis,
yaitu: (Shimp,2000)
1. Menginformasikan
Iklan membuat konsumen sadar akan adanya produk baru, memberikan informasi
mengenai merk tertentu, dan menginformasikan karakteristik serta keunggulan suatu
produk.
Pada tahap awal dari kategori produk, iklan sangat diperlukan untuk membangun
permintan primer (kotler). Iklan merupakan bentuk komunikasi yang efisien karena
mampu meraih khalayak luas dengan biaya yang relativ rendah.
2. Membujuk
Tujuan ini sangat penting pada tahap persaingan, dimana perusahaan ingin
membangun permintaan selektif untuk produk tertentu (Kotler, 2000:578). Bebrapa
iklan menggunakan comparative advertising yang memberikan perbandingan atribut
dari dua atau lebih merk/produk secara eksplisit.
Iklan yang efektif akan membujuk konsumen utnuk mencoba
menggunakan/mengkonsumsi suatu produk. Kadang-kadang iklan dapat
mempengaruhi permintaan primer yang membentuk permintaan untuk seluruh
kategori produk. Seringkali iklan ditujukan untuk membangun permintaan sekunder
yaitu permintaan untuk merk perusahaan tertentu.
3. Mengingatkan
Iklan dapat membuat konsumen tetap ingat pada merk/produk perusahaan. Ketika
timbul kebutuhan yang berkaitan dengan produk tertentu, konsumen akan mengingat
iklan tentang produk tertentu. Maka konsumen tersebut akan menjadi kandidat
pembeli. Iklan dengan tujuan mengingatkan ini sangat penting unruk produk matang
(kotler, 2000:579)
4. Memberikan Nilai Tambah
Iklan memberikan nilai tambah terhadap produk dan merk tertentu dengan cara
mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif akan memberikan nilai tambah
produk sehingga produk dipersepsikan lebih mewah, lebih bergaya, lebih bergengsi,
bahkan melebihi apa yang ditawarkan oleh produk lain, dan secara keseluruhan
memberikan kualitas yang lebih baik dari produk lainnya.
5. Mendukung Usaha Promosi Lainnya
Dapat digunakan sebagai alat pendukung usaha promosi lainnya seperti sebagai
alat untuk menyalurkan sales promotion, pendukung sales representative,
meningkatkan hasil dari komunikasi pemasaran lainnya.
Disamping itu, menurut Tellis (1998) periklanan memberikan dampak terhadap
produksi massal dibutuhkan kemampuan suatu perusahaan untuk melayani pasar yang
luas. Perusahaan harus memberi merk produknya dengan nama yang unik sehingga
konsumen melakukan permintaan terhadap suatu barang tertentu. Jadi, produksi
massal dan pemasaran dapat menguntungkan bila telah memiliki merk. Kedua,
produksi massal membutuhkan kemasan yang baik. Sehingga perusahaan dapat
memberi merk pada kemasan dengan desain dan nama yang unik. Oleh karena itu
iklan merupakan alat komunikasi perusahaan terhadap konsumen untuk
menyampaikan kualitas produk yang unik yang dapat dilihat dari kemasan unik dan
merk produk yang dihasilkan.
Pengaruh Iklan
Peranan periklanan dalam masyarakat banyak menimbulkan beberapa
kontorvesi. Namun uraian ini hanya dapat mengevaluasi beberapa hal kritis dari iklan,
antara lain:
Iklan membujuk konsumen untuk membeli produk walaupun berlawanan
dengan keinginan merka.
Iklan secara khusus dapat membedakan produk yang dihasilkan oleh berbagai
perusahaan dan dapat membangun loyalitas konsumen terhadap suatu merk.
Iklan bertindak sebagai pencegah bagi perusahaan baru untuk memasuki pasar
tertentu.
Ikan memungkinkan pihak pengiklan (produsen) untuk menaikan harga relatif
terhadap produk yang tidak diiklankan.
Iklan memiliki tiga karakterisitik penting yang memungkinkan tidak terlihat dari
segi analisis statis yaitu:
1. Iklan merupakan alat yang relativ murah dimana perusahaan dapat
menyampaikan kepada konsumen mengenai keberadaan suatu produk.
2. Iklan dengan skala besar memungkinkan perusahaan manufaktur untuk
menghasilkan produksi massal dengan biaya yang murah. Pasar yang luas
memungkinkan perusahaan untuk memahami skala ekonomis.
3. Iklan membangun identitas merk untuk produk perusahaan tertentu.
Semakin baik kualitas dan pemasaran produk tersebut maka semakin tinggi
permintaan konsumen dan semakin besar pemasukan perusahaan dari iklan.
Francis Wayland (1875). penemu dari advertising dengan mendirikan sebuah firma
bernama N.W. Ayer & Son pada abad ke 19. Pada industri ini ia menggunakan sistem
open contract plus commission system. Ia menjadikan agen periklanan lebih
berpihak kepada pemasang iklan, miisalnya melakukan negosiasi harga dengan media
demi kepentingan pemasang iklan. Ia juga pelopor etika periklanan, tidak mau
membuat iklan yang menipu dan membahayakan konsumen.
Adapun dari pihak pemasang iklan, tokoh-tokohnya adalah:
John Powers (1880) adalah copywriter yang pertama dari toko John Wanamaker.
Pemilik toko ini menyimpulkan bahwa dengan makin besar dan seringnya iklan
dibuat maka penjualan akan meningkat, meskipun ia menyadari bahwa sebagian dari
iklan tersebut tidak mencapai sasaran.
Albert Lasker memperkenalkan teknik persuasif yang melibatkan emosi dan semangat
perjuanngan untuk kampanye Perang Dunia I. Dengan demikian iklan juga digunakan
untuk propaganda politik.
Media yang digunakan untuk beriklan antara lain surat kabar, radio, televisi, TV
kabel dan internet. Internet merupakan media interaktif yang biasanya dimanfaatkan
untuk membidik kelompok konsumen yang sangat spesifik.
Trend Teknologi
Di bawah ini akan dibahas mengenai peranan teknologi informasi dalam mengubah
bentuk periklanan konvensional.
1. Media cetak
Komputer memudahkan para penerbit untuk melakukan selective binding. Dengan
demikian mereka dapat membuat edisi kusus bagi kelompok pembaca tertentu.
2. Data base marketing
Berkat kemajuan teknologi, para pemilik toko dapat mengumpulkan data tentang
barang apa saja yang dibeli oleh setiap konsumen.
3. Internet
Aspek terpenting dari internet adalah sifatnya yang interaktif. Pesan komersial
yang ada pada internet bisa mendorong seseorang untuk mengklik iklan tersebut
secara impulsive (tanpa direncanakan lebih dulu). Di samping potensi tersebut,
internet pun bisa menjadi media directional bila orang tersebut memutuskan
untuk membeli produk yang ditawarkan. Internet sangat berguna untuk
membangun loyalitas suatu merek. Namun saat ini internet masih belum dapat
dijadikan alat pemasaran yang cukup potensial dan efektif. Barangkali internet
TV merupakan teknologi yang cukup menjanjikan bagi periklanan di masa depan.
4. Media luar ruang dan virtual advertising
Media ini dapat menjangkau audiens yang lebih luas serta mudah diganti-
ganti. Contohnya papan reklame pada suatu pertandingan sepakbola yang
ditayangkan di televisi.
5. Kiosk
Kiosk adalah terminal komputer yang berdiri sendiri dan dapat menyediakan
informasi mengenai produk yang ditawarkan.
BAB 2
INDUSTRI ORGANISASI PERIKLANAN
Pemasang iklan
Mereka yang paling banyak beriklan adalah perusahaan berskala besar yang bergerak
di bidang otomotif, retail, jasa dan hiburan. Dalam perusahaan tersebut biasanya
terdapat orang-orang yang bertanggung jawab atas periklanan, seperti marketing
manager, brand manager dan advertising manager. Sedangkan periklanan pada
perusahaan lokal. ditangani langsung oleh pemiliknya, bahkan mereka bisa
memperoleh subsidi melalui co-op advertising.
Agen periklanan
Pihak pemasang iklan berhubungan dengan agen periklanan melalui seorang account
executive. Ia yang nantinya akan melakukan koordinasi dengan setiap departemen
dalam agen periklanan tersebut untuk mewujudkan iklan yang diinginkan. Tugas
untuk membuat konsep awal strategi komunikasi tersebut.dilaksanakan oleh
copywriter dan desain grafis, karenanya depertemen kreatif merupakan elemen kunci
untuk mencapai keberhasilan kampanye periklanan.. Sedangkan departemen media
memiliki staf yang bertugas untuk menyeleksi media dan disesuaikan dengan
anggaran yang tersedia, contohnya media buyer.
Media Periklanan
Sebagian besar media mengandalkan pemasukan utama dari periklanan. Biaya iklan
pada setiap media tergantung pada jumlah audiens, komposisi audiens dan prestige
media. Perhitunganbiaya tersebut didasarkan pada cost per thousand (CPM) yaitu
biaya yang dikeluarkan untuk menjangkau 1000 orang target audiens.
Riset
Riset tidak dapat dilepaskan dari proses periklanan, contohnya riset pemasaran, riset
media, riset motivasi dan copy testing. Dalam media riset dikenal istilah rating yang
menggambarkan persentase jumlah penonton televisi (rumahtangga) yang
menyaksikan suatu program tertentu. Program yang memiliki rating tinggi akan
diminati oleh para pemasang iklan. Pada mulanya rating diukur dengan menggunakan
diary, kemudian diganti dengan audimeter dan peoplemeter.
Genre Periklanan
Di samping menampilkan informasi, setiap iklan juga harus melibatkan dimensi
emosional agar dapat menarik perhatian konsumen. Kunci keberhasilan suatu iklan
adalah pemahaman terhadap kebutuhan atau motif konsumen. Bentuk komunikasi
periklanan itu sendiri terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
1. One-voice marketing
Periklanan akan berhasil dengan baik bila hanya ada satu pesan utama yang
disampaikan dengan cara serupa pada semua media (continuity of theme).
Misalnya Intel menggunakan Bunny People pada setiap iklan prosesor Pentium.
2. Menggunakan budaya terkenal
Iklan biasanya dikaitkan dengan budaya tertentu untuk mendekatkan citra
produk dengan konsumen yang dituju.
3. Relationship marketing
Relationship marketing dilakukan dengan cara komunikasi satu lawan satu
melalui surat, internet atau telepon. Hal ini biasanya dilakukan untuk membina
loyalitas terhadap merek.
4. Pemasaran langsung
Pemasaran langsung meliputi pengiriman brosur, katalog, telemarketing dan
penujualan melalui internet. Kelebihan utama dari pemasaran langsung adalah (a)
Bisa disesuaikan dengan karakteristik pribadi konsumen, dan (b) dapat diukur
efektivitasnya.
5. Lain-lain
Bentuk lain dari komunikasi pemasaran adalah untuk menginformasikan hal baru,
memperkuat hal yang sudah ada dan mengubah predisposisi.
Audiens Periklanan
Para praktisi mengelompokkan konsumen ke dalam segmentasi tertentu, yaitu:
1. Segmentasi berdasarkan pemakaian (jumlah barang yang dikonsumsi)
2. Segmentasi demografi (karakteristik pribadi dan rumah tangga)
3. Segmentasi gaya hidup (sikap, minat dan opini)
4. Pengelompokkan geodemografi (karekteristik demografi berdasarkan wilayah
geografis))
Isu Periklanan
Berbagai isu yang muncul dalam dunia periklanan, antara lain:
1. Etika
Masalah yang sering terjadi berkaitan dengan sistem nilai dan moral seorang
praktisi ketika menciptakan sebuah iklan. Contohnya iklan rokok bertentangan
dengan nilai-nilai kesehatan.
2. Peningkatan konsumsi dan gaya hidup materialistik
Iklan mendorong konsumen untuk berpikir bahwa kebahagiaan dapat diraih
dengan cara mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Ini memicu berkembangnya
gaya hidup materialistik.
3. Dampak iklan bagi anak-anak
Berbagai studi membuktikan bahwa (a) anak usia pra-sekolah belum dapat
memahami maksud dari sebuah iklan (b) Makin sering seorang anak melihat
iklan, akan makin sering pula ia meminta barang yang diiklankan tersebut kepada
orangtuanya (c) pemahaman seorang anak tentang iklan dapat ditingkatkan
dengan cara berdiskusi dengan orangtua.
4. Stereotype atas wanita dan kelompok minoritas
Wanita dan kelompok minoritas tertentu seringkali ditampilkan secara
diskriminatif dalam iklan. Misalnya gambaran orang Negro yang sukses hanya
terbatas pada atlet dan penyanyi.
5. Pelanggaran privasi
Data pribadi konsumen yang diperoleh secara on-line seringkali diperjualbelikan
kepada pihak lain tanpa sepengetahuan konsumen. Hal ini membuat konsumen
enggan mengisi data pribadi pada website.
6. Penipuan
Iklan yang dibuat oleh agen periklanan kadang bersifat menipu atau terlalu
membesar-besarkan kelebihan produk yang diiklankan. Karena itu Pemerintah
membuat peraturan untuk mencegah penipuan yang dapat merugikan konsumen.
BAB III
PERENCANAAN MEDIA PERIKLANAN
Istilah penting lainnya yang perlu dipahami dalam perencanaan media adalah
mengenai jangkauan (reach) yang didefinisikan oleh George E. Belch dan dikutip
Morissan sebagai a measure of the number of different audience members exposed at
least once to a media vehicle in a given period of time (ukuran jumlah dari berbagai
individu audien yang berbeda yang terekspos oleh suatu kendaraan media paling
sedikit satu kali dalam suatu periode waktu tertentu). Definisi lain jangkauan adalah ;
the percentage of an audience that has had the opportunity to be exposed to a media
vehicle within a specific period (prosentase dari sekelompok audien yang memiliki
peluang terekspos oleh suatu kendaraan media dalam satu periode terentu.
Cakupan (coverage) mengacu pada jumlah audience potensial yang dapat
menerima pesan melalui kendaraan media. Dengan demikian, cakupan menyangkut
audience yang berpotensi untuk dijangkau sedangkan jangkauan jumlah audience
yang sebenarnya. Frekuensi (frequency) adalah jumlah berapa kali audience terekspos
oleh suatu kendaraan media dalam suatu periode waktu tertentu.
Pembelian media atau media buying adalah pelaksanaan dari suatu rencana
media. Staf pembelian media melakukan negosiasi dengan perwakilan media cetak,
media penyiaran dan media lainnya dalam upaya untuk mendapatkan kontrak yang
efektif dari segi biaya dan dapat memenuhi tujuan media. Media dengan harga
termurah bukanlah faktor terpenting dalam pembelian media; faktor terpenting adalah
pengembalian investasi yang dikeluarkan perusahaan yang hanya bisa dicapai jika
media bersangkutan dapat memberikan efek maksimal kepada audience yang dituju.
Perencanaan media yang baik memulai pekerjaannya dengan riset yang
mencakup analisa target audience dan pilihan media yang tersedia. Perencana media
harus mempelajari berapa besar dan bagaimana karakteristik audience berbagai
media massa dan bagaimana efektifitas masing-masing media dalam menyampaikan
pesan kepada audience. Kebanyakan informasi mengenai hal ini dapat diperoleh dari
perusahaan riset pemasaran yang bekerja mengumpulkan berbagai data mengenai
statistik dan profil berbagai media. Perusahaan riset biasanya memiliki data mengenai
ciri-ciri demogragi audience media massa termasuk juga informasi mengenai gaya
hidup, produk apa yang mereka konsumsi dan media apa yang sering mereka
gunakan. Data diperoleh dengan melakukan wawancara kepada ribuan responden
setiap tahunnya. Perusahaan iklan ada kalanya juga memiliki unit riset pemasaran
sendiri.
George dan Michael Belch menyebutkan bahwa perencanaan dan strategi
media memusatkan perhatian pada upaya untuk menentukan cara terbaik dalam
menyampaikan pesan yang terdiri dari empat langkah yaitu:
1. Penentuan target konsumen atau analisa pasar
2. Menentukan tujuan media
3. Perencanaan dan pelaksanaan strategi media
4. Evaluasi dan tindak lanjut.
Sedangkan menurut Tom Duncan bahwa proses perencanaan media terdiri
dari empat langkah :
1. Mengidentifikasi target media (media targeting)
2. Menentukan tujuan media (media objective)
3. Menentukan strategi media (media strategy)
4. Penjadwalan penempatan media (scheduling media placement)
Walaupun ada dua pandangan mengenai proses perencanaan media tersebut di
atas, namun pada dasarnya adalah sama. Perbedaannya hanya terletak pada istilah
yang digunakan pada setiap tahap. Misalnya pada tahap pertama yaitu
mengidentifikasi target media, menurut Duncan, tahap ini mencakup kegiatan
menjawab pertanyaan seperti ; siapakah audience yang dituju (target audience),
dimanakah target audience berada, berapa banyak target audience, berapa besar
tingkat konsumsi target audience, dan sebagainya. Sedangkan tahap keempat yaitu
penjadwalan penempatan media adalah kegiatan menjawab pertanyaan seperti;
haruskah penggunaan suatu media dilanjutkan? Dengan demikian pada dasarnya tidak
ada perbedaan di antara kedua pandangan tersebut. Kita akan membahas masing-
masing tahap tersebut satu persatu.
BAB IV
TARGET MEDIA
Setiap tahap proses AIDA membutuhkan strategi media yang berbeda pula.
Perusahaan dapat mempromosikan produknya pada media massa terentu untuk
menarik perhatian dan memberikan citra produk di benak konsumen.
Khalayak yang mengunjungi suatu pameran dagang, misalnya pameran produk
elektronik, otomotif, dan komputer adalah calon konsumen yang biasanya
sudah berada pada tahap lebih lanjut dalam proses AIDA yaitu tahap memiliki
minat atau bahkan keinginan untuk membeli. Dalam hal ini strategi media yang
digunakan adalah dengan segera mengirim surat secara langsung (direct mail)
kepada calon konsumen yang telah berkunjung dan bertanya mengenai produk
yang dipamerkan perusahaan. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan
sebelumnya telah meminta calon konsumen untuk mencatatkan alamat dan
nomor teleponnya. Surat yang dikirim berisi tawaran untuk melakukan uji coba
produk (trial) secara gratis. Harus dipastika bahwa konsumen menerima surat
dalam periode tidak terlalu lama (beberapa hari) setelah pameran dagang
berlangsung sebelum calon konsumen melupakan produk yang pernah menarik
perhatian mereka.
Praktisi pemasaran tentu saja menginginkan agar iklan dari produk yang
dipasarkan selalu muncul setiap saat dimana media massa sehingga konsumen dapat
selalu mengingat produk bersangkutan. Namun pada kenyataannya promosi terus
menerus tidak dapat dilakukan karena berbagai alasan, utamanya adalah karena faktor
keterbatan anggaran. Untuk alasan inilah perencana media harus dapat melakukan
penjadwalan atau scheduling yang tepat kapan suatu iklan harus muncul di media
massa.
Tujuan utama dari penjadwalan menurut Belch adalah “to time promotional
efforts so that they will coincide with the highest potential buying time. (mengatur
waktu berbagai kegiatan promosi yang bertepatan dengan potensi waktu pembelian
tertinggi).
Ini berarti perencana media harus memilih kapan waktu yang paling tepat agar
pesan iklan dapat diterima oleh sebanyak mungkin target konsumen. Bagi beberapa
jenis produk mungkin tidak mudah untuk menentukan waktu yang tepat untuk
beriklan namun lebih banyak lagi produk dengan penjadwalan iklan yang sangat
jelas. Dalam hal ini terdapat tiga metode penjadwalan antara lain :
1. Continuity (terus menerus/berkelanjutan)
Penjadwalan ini mengacu pada suatu pola iklan yang berkelanjutan (setiap
hari, setiap minggu, setiap bulan). Pada cara pertama ini perencana media
mengembangkan pola penjadwalan yang tidak terputus yaitu tanpa adanya
suatu gap atau periode tanpa adanya iklan sama sekali. Strategi pendjawalan
ini digunakan untuk iklan yang tidak mengenal musim contohnya produk
makanan, sabun, atau produk lainnya yang terus dikonsumsi oleh masyarakat
sepanjang tahun.
Flighting (berkelompok)
Penjadwalan flighting tidak menerapkan penjadwalan secara teratur, ini
berarti terdapat suatu periode dengan iklan dan ada periode tanpa iklan sama
sekali. Pada periode terentu pemasang iklan mengeluarkan biaya besar untuk
iklan sehingga frekuensi iklan menjadi sangat tinggi, sedangkan pada periode
lainnya tidak terdapat iklan. Di banyak Negara yang memiiki penduduk
mayoritas muslim seperti Indonesia, restoran cepat saji lebih jarang atau
bahkan sama sekali tidak memasang iklannya pada saat bulan puasa. Pada
umumnya di Eropa dan Amerika utara perusahaan perbankan tidak beriklan
pada musim panas sementara produsen alat olahraga ski tidak beriklan pada
puncak musim panas bulan Juni dan Juli.
Pulsing (hentakan)
Metode ketiga yaitu pulsing, yang merupakan kombinasi dari dua metode
pertama. Pada strategi ini, suatu iklan muncul di media massa secara teratur
namun pada periode terentu frekuensi iklan meningkat secara signifikan. Iklan
perusahaan penerbangan misalnya muncul secara teratur sepanjang tahun
namun frekuensi iklan penerbangan semakin meningkat menjelang atau pada
saat musim liburan anak sekolah atau liburan akhir tahun. Pemilihan metode
mana yang akan digunakan dari strategi penjadwalan ini bergantung pada
beberapa factor antara lain :
- tujuan iklan
- siklus pembelian (buying cycles)
- anggaran yang tersedia.
media cetak :
M Surat kabar
Majalah
tabloid
E media Siar
TV
Radio
D Bioskop
I media pertemuan:
Layar tancep
Pertunjukkan
K kesenian dll
media internet
internet
L
A media transit :
Bus ad
kereta api
angkutan kota
N
Kelebihan dan Kekurangan Media-Media Periklanan
1. Televisi
a. Kekuatan Media Periklanan Televisi
1. Efisiensi Biaya
Salah satu keunggulan televisi adalah kemampuan menjangkau khalayak
sasaran yang sangat luas. Televisi menjangkau khalayak sasaran yang dapat
dicapai oleh media lainnya, termasuk khalayak yang tidak terjangkau oleh
media cetak.
2. Dampak / Impact yang Kuat
Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat
terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indera, penglihatan
dan pendengaran. Sehingga dapat menunjukkan sesuatu.
3. Pengaruh yang Kuat
Televisi memiliki kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi
khalayak sasaran. Bahkan televisi menjadi sumber informasi terhadap
berbagai produk yang sampaikan produsen. Kadang-kadang perusahaan yang
gencar melakukan periklanan di media televisi menggambarkan bonafiditas
perusahaan.
2. Surat Kabar
a. Kekuatan Surat Kabar
1. Market Coverage
Surat kabar dapat menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai dengan
cakupan pasarnya (nasional, regional, atau lokal).
2. Comparison shopping (Catalog Value)
Keuntungan kedua menyangkut kebiasaan konsumen membawa surat kabar
sebagai referensi untuk memilih barang sewaktu berbelanja. Informasi
sekelebat yang diberikan oleh radio atau televisi, dimuat secara tertulis pada
surat kabar yang dapat dibawa ke mana-mana.
3. Positive Consumer Attitudes
Konsumen umumnya memandang surat kabar memuat hal-hal aktual yang
perlu segera diketahui khalayak pembacanya.
4. Flexibility
Pengiklan dapat bebas memilih pasar mana (dalam cakupan geografis) yang
akan diprioritaskan. Dengan demikian, ia dapat memilih media mana yang
cocok. Kecuali pada surat kabar nasional yang biasanya harus pesanan jauh-
jauh hari sebelumnya. Koran-koran lokal umumnya sangat fleksibel dalam
memuat iklan, baik permitaan mendadak yang berkaitan dengan ukuran,
frekuensi pemuatan, maupun penggunaan warna (spot colour atau full colour)
b. Kelemahan Surat Kabar
1. Short life span
Sekalipun jangkauan bersifat massal, surat kabar dibaca orang dalam tempo
yang singkat sekali, umumnya tidak lebih dari lima belas menit, dan mereka
hanya membaca sekali saja. Surat kabar juda cepat basi, hanya berusia 24 jam
saja.
2. Clutter
Isi yang dipaksakan di halaman surat kabar yang tidak punya manajemen
redaksi dan tata letak yang baik bisa mengacaukan mata dan daya serap
pembaca. Orang akan membaca dengan pikiran kusut. Informasi berlebihan
yang dimuat oleh redaksi dan pemasang iklan dapat melemahkan pengaruh
sebuah iklan.
3. Limited coverage of certain groups
Sekalipun surat kabar memiliki sirkulasi yang luas, beberapa kelompok pasar
tertentu tetap tidak dapat dilayani dengan baik. Sebagai contoh, surat kabar
tidak dapat menjangkau pembaca yang berusia anak-anak. Demikian juga
pembaca dengan bahasa yang berbeda. Dan umumnya surat kabar adalah
bacaan bagi pria.
4. Products that don‘t fit
Beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan baik di surat kabar. Terutama
produk yang tidak ditujukan untuk umum, atau yang menuntut peragaan
untuk merebut tingkat emosi pembaca yang tinggi akan sulit masuk surat
kabar. Demikian pula produk tertentu yang dapat dianggap melanggar
kesusilaan. Surat kabar Kompas pun telah memutuskan untuk sama sekali
tidak memuat iklan rokok dan minuman keras.
3. Majalah
a. Kekuatan Majalah
1. Khalayak Sasaran
Majalah mampu menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi sesuai
dengan segmen pembaca majalah yang memiliki pembaca fokus.
2. Penerimaan Khalayak
Majalah mampu mengangkat produk-produk yang diiklankan sejajar dengan
persepsi khalayak sasaran terhadap prestice majalah yang bersangkutan.
3. Long Life Span
Majalah memiliki usia edar relatif panjang. Bahkan majalah kadang-kadang
disimpan hingga bertahun-tahun sebagai referensi terhadap artikel yang
sewaktu-waktu dibutuhkan pembaca.
4. Kualitas Visual
Kualitas majalah biasanya sangat bagus karena umumnya dicetak di atas
kertas berkualitas tinggi seperti art paper. Selain itu, tata warna dan reproduksi
foto semakin canggih memungkinkan hasil cetakan yang maksimal.
5. Promosi Penjualan
Majalah juga dapat digunakan untuk menyiarkan pesan-pesan yang berbau
promosi penjualan seperti kupon-kupon yang akan diundi, contoh produk, dan
sebagainya.
b. Kelemahan Majalah
1. Fleksibilitas Terbatas
Meskipun majalah memiliki waktu edar yang panjang, para pengiklan harus
menyerahkan final artwork iklannya jauh-jauh hari, sehingga dianggap kurang
fleksibel. Demikian juga untuk halaman-halaman utama seperti back cover,
inside front / back cover tidak senantiasa tersedia dalam waktu dekat.
2. Biaya Tinggi
Biaya pemuatan iklan dimajalah yang relatif mahal. Biaya untuk menjangkau
setiap khalayak sasaran menjadi semakin mahal bila diiklankan pada media-
media umum dengan khalayak sasaran yang tidak terseleksi.
3. Distribusi
Banyak majalah yang peredarannya lambat sehingga hanya menumpuk di rak-
rak toko. Ada juga majalah yang tidak memiliki jaringan distribusi yang tepat.
4. Radio
a. Kelebihan Radio
1. Audience selectivity
Dibandingkan dengan media lainnya, setiap radio siaran memiliki
pendengar yang spesifik. Radio Prambors misalnya memiliki pendengar di
kalangan remaja di Jakarta, yang memiliki kelas sosial ekonomi menengah
ke atas dan cenderung metropolis.
2. Radio merupakan media yang instrusif
Biasanya pendengar radio otomatis akan terekspose oleh iklan pada saat
iklan tersebut disiarkan. Iklan tersebut dapat hadir di tengah-tengah siaran
tanpa mengakibatkan orang beralih ke siaran lainnya.
3. Biaya produksi yang rendah
Pengiklan tidak perlu menghabiskan biaya yang besar untuk membuat
copy atau jingles untuk menyampaikan pesan mereka.
4. Radio dapat mendukung kampanye periklanan melalui media-media lain,
seperti media cetak, sebagai secondary buy (media). Radio dapat
berfungsi sebagai pengingat (reminder) atas iklan yang dimuat di surat
kabar, majalah, atau televisi.
5. Radio adalah media yang fleksibel
Pengiklan dapat menyiarkan iklannya sesuai dengan jam-jam siaran yang
dikehendaki. Misalnya iklan pasta gigi disiarkan pada pagi hari saat
orang-orang baru bangun tidur sebelum ke kamar mandi.
6. Radio bukan media musiman
Radio tidak mengenal musim. Tidak seperti surat kaba, jika hujan terus-
menerus menyebabkan penjualan surat kabar dan majalah akan turun
drastis.
7. Radio adalah media yang murah
Biasanya tarif radio ditetapkan berdasarkan rating position-nya. Dengan
demikian terdapat perbedaan tarif yang mencolok top rated stations
dengan yang lainnya. Selain itu juga dipengaruhi kualitas segmen sasaran,
skala pasar, dll.
8. Imajinatif
Radio memberikan peluang kreatif yang unik bagi pengiklan. Karena tidak
menyajikan gambar, radio bermain dalam theater of the mind.
9. Radio bersifat mobil
Radio dapat dibawa ke mana saja orang pergi. Misalnya di mobil, toko,
rumah, perjalanan dll.
b. Kelemahan Radio
1. Lack of pictures
Tidak dapat mendemonstrasikan produknya di radio.
2. Radio menyiarkan iklan hanya sekelebat
Pendengar biasanya tidak memiliki waktu untuk mencatat alamat, nomor
telepon, spesifikasi produk, dan lain-lain sesuai dengan produk yang
diiklankan.
3. Radio bersifat terbagi
Dalam satu wilayah tertentu mungkin terdapat 20 atau 30 stasiun yang
harus dipilih oleh pengiklan. Sifat ini mengakibatkan pengiklan
mengalami ketumpang-tindihan dalam menjangkau pasar.
4. Local area service
Karena peraturan pemerintah menetapkan jangkauan siaran radio, maka
iklan radio harus disebar di beberapa daerah yang kadang-kadang tidak
sama pola siarannya.
5. Pengiklan sulit memperoleh bukti bahwa stasiun radio telah menyiarkan
iklan sebanyak pesanan. Ini berbeda dengan media cetak yang
memungkinkan pengiklan segera menerima nomor bukti pemuatan.
5. Billboard
a. Kelebihan Billboard
1. Relatif Murah
Media luar ruang / billboard sesungguhnya memerlukan pembiayaan yang
relatif murah karena berlaku selama 1 tahun untuk sekali
kontrak/pembayaran.
2. Penjadwalan Fleksibel
Penjadwalan / penempatan media luar ruang relatif fleksibel karena dapat
ditempatkan pada lokasi-lokasi yang dianggap paling tepat untuk suatu
produk yang akan diiklankan.
3. Mengingatkan produk secara terus-menerus
Billboard yang dipasang pada lokasi-lokasi strategis seperti perempatan
jalan memiliki terpaan secara terus-menerus bagi pengguna jalan yang
melewatinya.
4. Mengajak langsung membeli
Dengan ukuran yang besar dan pencahayaan yang sempurna billboard
bahkan dapat menarik setiap pengguna jalan. Dampak yang jauh adalah
mampu mempengaruhi langsung untuk mencoba atau membeli produk
yang diiklankan dalam billboard.
5. Potensi Kreatif
Media luar ruang memiliki fleksibilitas pengembangan kreatifitas sesuai
dengan kemampuan praktisi-praktisi kreatif.
b. Kelemahan Billboard
1. Pesan Terbatas
Karena waktu baca / penglihatan yang sekelebat, pesan-pesan pada media
luar ruang dibuat sangat terbatas atau singkat.
2. Tidak efektif bagi pengendara mobil
Pengendara mobil yang membutuhkan konsentrasi penuh, kadang-kadang
mengesampingkan berbagai hal yang ia lewati, termasuk billboard yang
mengiklankan produk tertentu, apalagi membaca secara jelas.
3. Kendaraan umum yang penuh sesak
Dalam kota-kota besar seperti Jakarta, di mana kendaraan umum adalah
sarana transportasi bagi sebagian besar masyarakat, menyebabkan kondisi
yang penuh sesak dan menyulitkan untuk sekedar melihat ke luar
kendaraan.
4. Sasaran Pengrusakan
Media-media luar ruang rentan terhadap pengrusakan dari masyarakat
yang tidak menyenangi adanya media iklan yang dipasang.
6. Direct Mail
a. Kelebihan Direct Mail
1. Perorangan
Direct Mail mampu menjangku konsumen yang sangat segmented karena
terpaannya per orang.
2. Relatif tidak Cluterred
Direct mail yang dibuat dengan sempurna berikut pendukungnya seperti
brosur, leaflet atau sejenisnya akan dapat meminimalisir terjadinya
kekacauan pesan-pesan iklannya.
3. Tidak ada Pemborosan Sirkulasi
Tidak seperti surat kabar atau majalah, direct mail sirkulasinya sangat
jelas dan tepat penetrasinya.
4. Penjadwalan Geografis, Kreatif yang fleksibel
Direct mail memiliki jangkauan geografis yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan, berikut kretifnya yang sangat fleksibel untuk
dikembangkan.
b. Kelemahan Direct Mail
1. Relatif Mahal
Biaya produksi dan pengiriman direct mail yang akhirnya menjadi sangat
mahal.
2. Kemungkinan di abaikan
Direct Mail kadang-kadang diabaikan oleh penerimanya. Bahkan tidak
jarang surat yang diketahui berupa penawaran, hanya akan ditumpuk pada
rak atau dibuang ke tempat sampah. Baik dengan alasan kesibukan kerja
atau memang tidak berminat membacanya sama sekali.
7. Transportation Advertising
a. Kelebihan Transportation Advertising
1. Keragaman Lokasi dan Ukuran
Tata kota dan transportsasi yang baik, memungkinkan pengiklan untuk
memilih alat transportasi sebagai media periklanan dengan pemilihan
lokasi dan ukuran yang dapat disesuaikan kebutuhan.
2. Selectivitas
Karena media ini memiliki begitu banyak tempat di berbagai lokasi dan
rute, maka kemungkinan untuk memilih atau atau beberapa diantaranya
yang terbaik.
3. Cocok untuk Kampanye Iklan Jangka Pendek
Kampanye iklan jangka pendek akan lebih tepat jika menggunakan iklan
transportasi.
4. Media yang Lincah
Karena sifatnya yang bergerak, iklan transportasi yang menempel di badan
bis, trem, taksi angkutan kota dan sebagainya, akan mampu menjangkau
lebih banyak penonton. Tidak seperti media iklan luar ruang yang
menunggu penonton, maka iklan transportasi justru mendatangi penonton
di berbagai tempat.
2. Iklan dan promosi produk tembakau serta kegiatan olahraga dan kesenian yang
disponsori oleh industri rokok bertujuan untuk menciptakan kondisi dimana
penggunaan tembakau dianggap sebagai sesuatu yang normal, wajar dan dapat
diterima. Hal ini mendorong anak-anak dan remaja untuk mencoba-coba
merokokii.
Sumber : US Surgeon General‘s Report 1989. Reducing the Health Consequences of Smoking; and Smoking and
Health: A National Status Report 1990. http://www.cdc.gov/tobacco/sgrpage.htm#1980s
Pemasaran Langsung Melalui Iklan di Media Elektronik, Cetak dan Luar Ruang
1. Industri rokok hampir memiliki kebebasan mutlak untuk memasarkan produknya
dengan berbagai cara. Dalam laporan tahunan sebuah industri rokok besar di
Indonesia secara jelas dinyatakan ―Industri tembakau di Indonesia memiliki
kebebasan yang hampir mutlak untuk mengiklankan produk mereka dalam bentuk
apapun dan melalui hampir semua jalur komunikasi‖ (Laporan Tahunan
Sampoerna 1995).
2. Sebelum tahun 1990, Indonesia telah melarang semua iklan rokok melalui
televisi. Sejak larangan terhadap iklan di TV dicabut pada tahun 1990, hampir
tidak ada pembatasan untuk mengiklankan tembakau di Indonesia. Dalam
peraturan yang ada sekarang (PP 19/2003) hanya iklan pada siang hari yang
dilarang yaitu dari jam 05.00 pagi sampai 21.30. Meskipun peraturan itu
tergolong longgar namun ditemukan terjadi banyak pelanggaran oleh Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Komnas Perlindungan Anak
(KPA).
3. Peraturan larangan iklan rokok seperti tercantum dalam PP 19/2003 tidak sama
dengan UU Penyiaran No 32 tahun 2002. UU Penyiaran tidak mencantumkan
larangan tentang jam tayang iklan rokok, hanya memberikan larangan untuk iklan
rokok yang memperlihatkan wujud rokok. Hal ini bertentangan dengan larangan
mengiklankan zat adiktif pada pasal sebelumnya. Komnas Perlindungan Anak
(KPA) mengajukan yudisial review di Mahkamah Konstitusi, sebab rokok
merupakan zat adiktif.
4. Media cetak dan media elektronik yang menggantungkan pendapatannya pada
industri tembakau akan enggan untuk mempromosikan pesan-pesan
penanggulangan tembakau karena takut kehilangan penghasilannya. Hal ini
menciptakan ketidak seimbangan yang besar dalam penyediaan informasi yang
akurat untuk konsumen. Meskipun belanja iklan rokok di televisi cukup besar,
namun iklan rokok bukan pendapatan utama bagi televisi dan menduduki
peringkat ke limavi.
Industri rokok telah melakukan riset perilaku remaja sehingga diketahui
karakteristiknya dan menjadi dasar beriklan. Remaja adalah kelompok dalam
pencarian jati diri dan labil, cenderung berkelompok, memiliki jiwa
petualangan dan bersifat memberontak. Iklan rokok sangat atraktif dan kreatif
menyentuh sisi psikologis yang menunjukan citra berani, macho,
trendi, keren, kebersamaan, santai, optimis, jantan, penuh petualangan,
kreatif, kritis, perubahan, eksklusif, kemewahan, slim serta berbagai hal
lain yang membanggakan dan mewakili suara hati anak muda dan
remaja.
Contoh yang jelas dan vulgar industri rokok menargetkan remaja adalah
dikeluarkannya produk industri rokok dengan merek ―Bentoel Remaja‖ dan
dalam slogan iklannya disebutkan ―Pilihan remaja Indonesia 1987‖. Produk
tersebut kemudian diprotes oleh banyak pihak sehingga peredarannya
dihentikan. Pada saat ini, iklan rokok dalam menyasar anak-anak dan remaja
melalui kemasan yang jauh lebih canggih, terlihat elegan dan tersamar.
Menurut BPOM (2006), dari 14.249 iklan rokok, 9.230 iklan ditayangkan di
televisi. Dari 10 (sepuluh) stasiun televisi yang dipantau, semuanya
menayangkan iklan rokok. Tepat pukul 21.30, layar televisi segera dipenuhi
iklan rokok. Saat comercial break yang berdurasi antara 5 -10 menit,
sedikitnya ditayangkan 5 - 7 iklan rokok. Tetapi di luar waktu itu
televisi tetap menayangkan iklan kegiatan-kegiatan yang disponsori
industri rokok dan acara yang disponsori oleh industri rokok seperti acara
musik, olahraga, seni dan budaya, keagamaan, berita dan lain-lainvii.
2007
Jenis Acara
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Ags Sept Okt
Musik 4 26 32 46 22 58 51 58 48 50
Olahraga 6 1 14 69 112 78 81 150 150 120
Film - - - - - - -
Seni & - - - 1 1 - -
Budaya
Keagamaan - - - - - - - 144 96
Berita 35 128 145 166 151 149 150 155 148 158
Lain-lain - 5 - - - - -
Total/bulan 47 155 191 281 331 285 282 3 6 4 490 424
2,846
Sumber : Komnas Perlindungan Anak, 2008
Bentuk iklan langsung industri rokok di luar ruang sangat beragam, dari papan
reklame raksasa, baliho, umbul-umbul hingga stiker. Iklan rokok tersebar di
berbagai daerah dan dipasang di tempat-tempat strategis yang banyak dilewati
dan menarik perhatian orang. Lintasan jalan utama, pusat niaga, terminal
atau stasiun, bandar udara, tempat rekreasi, pintu gerbang perbatasan
wilayah, jembatan penyeberangan, sekitar kampus atau sekolah, taman
kota, halte bis, tempat pengisian BBM, petunjuk arah, pembatas jalan
dan sebagainya menjadi penempatan iklan rokok.
Promosi pada kemasan rokok dilakukan dengan membuat kemasan rokok
didesain sesuai dengan tema iklan di papan reklame dan di televisi atau
kegiatan yang disponsori, hal ini dilakukan untuk menguatkan
pencitraan (brand image).
Point of sales adalah iklan dan promosi pada tempat penjualan rokok. Brand
strechcing adalah promosi rokok melalui benda selain rokok. Disamping
itu, industri rokok juga sering membuat edisi khusus atau edisi terbatas
(limited edition) untuk mencitrakan kesan ekslusif dan kebanggaan bagi
konsumen loyalnya.
7.1. Iklan Tidak Langsung: Pemberian Sponsor, Promosi, Sampel Gratis, Iklan
Komersial di Film
1. Pengaruh iklan, promosi dan sponsor rokok sangat hebat dan menyebabkan
kenaikan perokok anak dan remaja yang sangat cepat pada berbagai tingkat
umur. Pada kelompok umur 15-19 tahun, prevalensi perokok meningkat dari
7,1% (1995) menjadi 12,7% (2001) dan 17,3% (2004) atau naik 144% selama
tahun 1995 – 2004. Dari tahun 2001-2004 prevalensi perempuan perokok
meningkat 9,5 lipat dari 0,2% menjadi 1,9%. Pada tahun yang sama peningkatan
perokok pemula anak usia 5-9 tahun meningkat hampir 5 kali lipat, dari 0,4%
menjadi 1,8%.
2. Studi di 102 negara menunjukkan bahwa larangan terbatas terhadap iklan produk
tembakau mempunyai efek yang kecil atau bahkan sama sekali tidak mengurangi
konsumsi tembakau.
3. Apabila larangan menyeluruh terhadap iklan mempunyai pengaruh terhadap
penurunan konsumsi, maka larangan terbatas memberikan dampak yang sangat
kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Pemberlakuan larangan terbatas pada
jenis media iklan tertentu hanya akan digunakan oleh pabrik rokok sebagai celah
untuk melakukan promosi dengan cara lain.
Q (0) = 4.000 — 40 P
Q (10.000) = 4.800 — 40 P
Perubahan ini dapat kita lihat pada gambar 11.1. Di sini, perusahaan dapat
rnencapai penjualan lebih besar pada tingkat harga yang sama. Pada harga Rp 60,-
perusahaan berharap dapat menjual 2.400 unit produk X, tidak lagi 1.600 unit. Dalam
diagram tersebut, hal ini ditunjukkan dengan perubahan dan titik P1 ke titik P2. Pada
alternatif lain perusahaan dapat menetapkan harga lebih tinggi dengan volume yang
ada. Dengan meningkatkan periklanan perusahaan dapat menaikkan harga produknya
dari Rp 60,- menjadi Rp 80,- dan masih menjual 1.600 unit. Hal ini dapat kita lihat
sebagai perubahan dari titik P1 ke titik P3.
Beberapa asumsi yang lain adalah bahwa kurve permintaan tersebut linier,
dan pcningkatan biaya periklanan dapat rnengurangi sensitivitas pembeli terhadap
harga.
Gambar 5.1.
Fungsi
permintaan
produk X
Tujuan Periklanan
Pada umumnya, tujuan utama perusahaan adalah mencari laba..
Konsekuensinya, manajer harus memilih alternatif periklanan yang dapat
menciptakan ni/al sekarang (present value) tertinggi untuk laba jangka panjangnya.
Sedangkan organisasi non laba lebih mementingkan manfaat daripada laba.
Tujuan periklanan bagi suatu barang akan tergantung pada tahap yang ada di
dalam siklus kehidupan produk (product life cycle). Semua itu ditujukan untuk
mempertahankan posisi pasar produk tersebut. Biasanya, periklanan produk baru
dilakukan untuk :
Memberikan kesadaran pada pembeli tentang adanya produk baru tersebut.
• Mendorong distribusi merk baru.
• Menunjukkan kepada pembeli dengan suatu alasan bagi pembelian produk
tersebut.
Tugas periklanan juga merupakan suatu fungsi dan kategori produk. Untuk
barang-barang yang berharga lebih mahal seperti mobil, proses keputusannya (oleh
pernbeli) dilakukan dengan lebih hati-hati dan waktunya lama. Dalam hal ini, pembeli
mudah sekali membedakan rnerk-merk yang ada. Tetapi untuk barang-barang yang
secara fisik hampir sama, seperti sabun mandi, kurang begitu diperhatikan oleh
pembeli.
Adapun tujuan pokok dari periklanan adalah untuk meningkatkan permintaan
bagi produk. Permintaan dapat ditingkatkan dengan cara :
• Menaikkan jumlah pembeli.
Menaikkan tingkat penggunaan barang di antara pembeli yang ada
Pembeli baru mungkin berasal dan pembeli merk saingan. Sedangkan tingkat
penggunaan yang semakin besar dapat terjadi bilarnana perusahaan selalu
mengingatkan pembeli untuk menggunakan merknya, atau dapat pula mengatakan
pada pembeli tentang penggunaan baru dan produknya. Sering pula perikianan
ditujukan pada perantara dalam saluran distribusi. Hal ini dimaksudkan untuk
mendorong para penyalur (pedagang besar dan pengecer) untuk bersedia menjualkan
atau mempromosikan merk produsen tersebut.
Jenis Periklanan
Berdasarkan tujuannya, apakah ditujukan kepada pembeli akhir atau ditujukan
kepada penyalur, periklanan dapat dibedakan ke dalam dua golongan. Jenis
periklanan tersebut adalah :
1. Pull Demand Advertising
Pull demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada pembeli
akhir agar permintaan produk bersangkutan meningkat. Biasanya produsen
menyarankan kepada para konsumen untuk membeli produknya ke penjual terdekat.
Pull demand advertising juga disebut consumer advertising.
2.Kualifikasi
Beberapa usaha telah dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap hirarki
hipotesa pengaruh. Misalnya, suatu studi telah menjumpai adanya hubungan yang
kuat antara kesadaran konsumen dengan market share. Dapat terjadi bahwa tingkat
kegiatan periklanan yang lebih tinggi tidak berhasil memperkuat hubungan antara
kesadaran dengan pembelian. Dalam beberapa kasus, periklanan dapat berpengaruh
terhadap kesadaran yang kemudian dinyatakan dalam perilaku melalui sikap.
• Keinginan pribadi
• Produk itu sendiri
• Iklan saingan
• Komentar dari orang lain
Beberapa strategi periklanan dapat dipakai untuk menerapkan model proses
periklanan, yaitu :
a. Mempengaruhi kriteria yang menentukan pemilihan golongan barang.
b. Mengubah relevansi atribut produk (menciptakan atribut baru yang menonjol).
c. Mengubah atribut yang harus memiliki merk perusahaan.
d. Mengubah atribut yang sudah bermerk.
e. Mengubah atribut yang juga dimiliki oleh merk saingan.
Perlu diketahui bahwa strategi ini tidak berusaha untuk merubah tingkat
ketidak-pastian tentang jumlah yang dirasakan dari suatu atribut. Strategi yang
pertama berusaha mendorong permintaan primer dengan mengembangkan motivasi
dan kriteria pilihan. Strategi yang kedua dapat mengambil beberapa bentuk. Kadang-
kadang atribut yang ada dapat dibuat lebih menyolok/menonjol; atau kadang-kadang
atribut baru ditambahkan untuk memperpanjang siklus kehidupan produk tersebut.
Sedangkan ketiga strategi lainnya (c, d & e) melibatkan penentuan posisi merk
perusahaan dalam persaingan.
1. Metode Bayesian
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memproduksi produk
baru ―Z‖. Jika produk baru ―Z‖ tersebut dibuat maka diperkirakan perusahaan akan
menambah biaya tetap sebesar Rp 300.000,- dan biaya variabel Rp 60,- per unit
selama tahun 1999. Harga yang akan ditetapkan adalah Rp 200,- dan perusahaan
mempunyai daftar pengiriman sebanyak 10.000 calon konsumen. Jika perusahaan
memutuskan untuk tidak memproduksi produk ―Z‖, maka labanya akan meningkat
sebesar Rp 20.000,- dalam tahun 1999 dengan menggunakan peralatan yang ada.
Jika peralatan yang ada juga dipakai untuk membuat produk ―Z‖ maka
perusahaan hanya akan mengadakan promosi dengan direct mail (pengiriman
langsung). Untuk mendukung keputusan tersebut, manajer pemasaran ingin mengetes
hasil dan tiga macam responsi terhadap direct mail tersebut :
N1 = 20% dan daftar calon pembeli bersedia membeli
N2 = 30% bersedia membeli
N3 = 40% bersedia membeli
Berdasarkan pada pengalaman dan usaha direct mail yang lampau, manajer
telah memperkirakan probabilitas terjadinya masing-masing tingkatan sebesar 0,5 ;
0,3 dan 0,2 untuk 20%, 30%, dan 40% tingkat pengembalian secara berturut-turut.
Pertanyaan :
Jika tidak tersedia informasi tambahan, keputusan apakah yang harus diambil ?
Ada suatu anggapan bahwa kriteria pemilihannya adalah nilai yang diharapkan dan
kenaikan laba tahunan.
Jawaban
Bila persamaan biaya total adalah TC = 300.000 + 60 Q, maka dapat disusun
tabel penghasilan dan biaya :
Tabel 5.1. Penghasilan dan Biaya
Dimana :
TC = Biaya
total
Q = Jumlah
penjualan dalam unit
TR =
Pendapatan total
= Kenaikan pendapatan dalam tahun 1999
EV () = Nilai yang diharapkan dari kenaikan laba
Jika produk X tidak diiklankan, harga yang bisa dicapai hanya Rp 60,- per
unit dengan jumlah penjualan sebanyak 1.600 unit .
Q = 4.000 - 40 P
= 4.000 - (40 x 60)
= 4.000 - 2.400
= 1.600 unit
‗• R = P.Q
= 60 (1.600)
= Rp 96.000,-
I
C = 15.000 + 20 Q
= 15.000 + (20 x 1.600)
= 15.000 + 32.000
= Rp 47.000,-
I
Laba = R - C
= Rp 96.000 - Rp 47 .000
= Rp 49.000,-
Kesimpulannya :
Dengan mengeluarkan biaya periklanan sebesar Rp 10.000,- maka :
Keuntungan meningkat dan Rp 49.000,- menjadi Rp 75.000,-.
Jumlah permintaan meningkat dan 1.600 unit menjadi 2.000 unit.
Harga jual naik dan Rp 60,- per unit menjadi Rp 70,- per unit
Pemilihan Media
Tujuan didalam perencanaan media adalah untuk memilih apakah
menggunakan :
Televisi
Radio
Majalah
Surat kabar
Atau media lain
Tentu saja media yang dipilih adalah media yang akan memaksimumkan laba
dengan anggaran yang ada. Dalam hal ini kita dapat menggunakan metode kuantitatif
seperti Operation research.
Media merupakan alat yang digunakan dalam kegiatan periklanan.
Media bukanlah suatu alat penyampaian berita yang pasif, bahkan sering media itu
dapat mempengaruhi efektivitas beritanya. Adapun factor-faktor yang perlu
dperhatikan di dalam pemilihan media ini adalah :
1. Produk yang diiklankan
2. Sistem distribusi produknya
3. Editorial
4. Kemampuan teknis media
5. Strategi periklanan saingan
6. Sasaran yang dapat dicapai
7. Karakteristik media
8. Biaya
Setiap media yang ada rnemiliki kesan dan kepribadian sendiri-sendiri. Ada
yang lebih menonjol sebagai “prestise” seperti majalah Tempo dan Eksekutif. Ada
pula yang lebih menonjol dalam “keahlian ― seperti majalah Management dan
Usahawan Indonesia.
Daftar Pustaka
Cooper, Donald R. dan Schindler, Pamela S. 2006. Metode Riset Bisnis, Volume 2,
Alih bahasa: Budijanto dan Didik Djunaedi, S. Si, Penerbit PT Media Global
Edukasi: Jakarta.
Data Statistik Penduduk Kota Depok Tahun 2010 BPS Kota Depok.
Duncan, Tom. 2008. Principles of Advertising & IMC, Second Edition. Penerbit
McGraw Hill International: Singapura.
Fabey, Michael. 1997. World Trade, Volume 10, World Trade Magazine, Inc.:
California.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Edisi
12, Alih bahasa: Bob Sabran, M.M. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Kountur, Ronny. 2005. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis,
Penerbit PPM : Jakarta.
Kusuma, Diah Nila. 2007. “Variasi Pola Kalimat, Isi Pesan, dan Fungsi
Pengungkapan pada Wacana Iklan Radio di Surat Kabar”. Skripsi S1.
Surakarta: UMS
Lamb, Charles W, Hair, Joseph H. Dan McDaniel, Carl. 2001. Pemasaran, Buku 1,
Edisi 5, Penterjemah: David Octarevia, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian, Cetakan Kelima, Penerbit Ghalia Indonesia:
Jakarta.
Riduwan. 2003. Metode & Teknik Penulisan Thesis. Penerbit Alfabeta : Bandung.
Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis, Edisi Keempat, Penterjemah:
Kwan Men Yon, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Simamora, Bilson. 2004. Riset Pemasaran (Falsafah, Teori dan Aplikasi), Penerbit
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Wells, William, Sandra Moriarty, John Burnett, dan May Lwin. 2007.
ADVERTISING Principles and Effective IMC Practice, Penerbit Pearson
Prentice Hall: Singapura.
i
Hastings G, MacFadyen L. Keep smiling no one’s going to die. An analysis of internal
documents from the tobacco industry’s main UK advertising agencies. Centre for
Tobacco Control Research, October 2000, dalam “Fakta Tembakau Indonesia, Data
Empiris untuk Strategi Nasional Penanggulangan Masalah Tembakau”, Departemen
Kesehatan, 2004
ii
WB Curbing The Epidemic, pp 50-1.
http://www1.worldbank.org/tobacco/pdf/indonesian.pdf dalam “Fakta Tembakau
Indonesia, Data Empiris untuk Strategi Nasional Penanggulangan Masalah
Tembakau”, Departemen Kesehatan, 2004
iii
Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2004
iv
Ibid
v
Ibid
vi
http://www.harianterbit.com/artikel/rubrik/artikel.php?aid=66307
vii
Komisi Nasional Perlindungan Anak dan SEATCA, Iklan, Promosi dan Sponsor Rokok:
Strategi
Menggiring Anak Merokok, 2008