Anda di halaman 1dari 15

Nama : Ahmad Zainul Abidin

NIM : 140531100061
Kelas : Ikom 5 B
PENGERTIAN MANAJEMEN PERIKLANAN
Periklanan adalah salah satu jenis teknik komunikasi massa dengan membayar
ruangan atau waktu yang disediakan media massa tersebut untuk menyiarkan informasi
tentang barang atau jasa yang ditawarkan oleh di pemasang iklan agar barang atau jasa
tersebut diketahui oleh public sehingga pemasang iklan memperoleh keuntungan tertentu.
Periklanan sudah di kenal sejak lama yang awalnya di sampaikan melalui media
berupa lisan. Hal itu sesuai dengan arti reklamare dalam bahasa latin yang berarti
meneriakkan sesuatu atau memanggil berulang – ulang. Saat ini reklame berarti kiat untuk
mempengaruhi konsumen agar penjualan barang atau jasanya meningkat. Dari dua pengertian
diatas timbulah dua istilah dalam periklanan yaitu : 1. Iklan yakni segala hal yang
diumumkan ke public baik itu perdagangan maupun sekedar pengumuman yang di lakukan
melalui media, sedangkan 2. Reklame yaitu istilah dalam periklanan yang lebih khusus
dijutukan untuk keperluan perniagaan.
Adapun praktik pengelolaan semua kegiatan kerja periklanan merupakan suatu proses
manajemen yang menghasilkan suatu pengetahuan yang disebut iklan atau reklame yang
diarahkan pada pencapaian tujuan memperoleh keuntungan yang banyak dengan penggunaan
sarana seefektif mungkin dan seefisien mungkin.
SEJARAH PERKEMBANGAN PERIKLANAN
Sejarah periklanan dari tahun 5000 SM sampai 1450 M dapat disimpulkan sebagai
berikut : 1. Kebanyakan periklanan adalah “buah bibir” kecuali etalase dan poster dinding 2.
Kebanyakan orang sudah mengenal tanda atau merk 3. Para pemasang iklan terpaksa harus
berteriak agar menjangkau khlayak ramai yang buta huruf. Sejak saat itu dunia periklanan
mengalami perkembangan yang sangat pesat yaitu setelah ditemukannya mesin cetak dan
warna – warna cat. Hingga pada tahun 1940 an mulai adanya iklan yang menggunakan tema
sehingga lebih dapat menghipnotis para konsumen.
PERIKLANAN DALAM SISTEM KOMUNIKASI MASSA
Periklanan pada umumnya banyak digunakan dalam sistem informasi massa di
kalangan masyarakat untuk tujuan ekonomi. Periklanan pada hakikatnya berkaitan dengan
sistem informasi massa dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan teknologi. Satu
sama lain berinteraksi menggunakan sistem informasi dimaksud dan menyebarkan semua
masalah yang terkait dengan sistem tersebut termasuk masalah keagamaan.
INSTITUSI PERIKLANAN
Pengetahuan iklan yang kini kita ketahui amat terbatas dan tidak seimbang.
Periklanan pada akhirnya berkembang menjadi suatu fungsi bisnis serupa dengan produksi,
keuangan, akuntasi dan sebagainya. Gambaran singkat dari institusi dan komponen utamanya
akan memrikan pengertian tentang kegiatan mikro – manajerial dari para pengiklan dan agen
periklanan. Semua perilaku dan kegiatan yang terlibat dalam institusi periklanan dimaksud
mencakup enam komponen utama dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lainnya,
serta apa yang kita tahu atau akan tahu tentang mereka. Keenam komponen dimaksud adalah
1. Pengiriman pesan 2. Pencari atau penerima pesan 3. Media massa 4. Agen periklanan 5.
Para pembuat undang – undang 6. Segala sesuatu yang diiklankan.
1. Pengirim pesan
Beberapa pihak yang dapat dijadikan objek pengirim pesan yaitu :
a. Kelompok para konsumen menggunakan sistem periklanan untuk tujuan ekonomi
yaitu membeli dan menjual barang atau jasa, merekrut pegawai atau meningkatkan
jumlah anggotanya.
b. Organisasi non profit, seperti komunitas rumah sakit menggunakan media untuk
menarik para sukarelawan atau mencari dukungan terhadap isu – isu tertentu.
c. Organisasi pemerintahan, menggunakan sistem periklanan untuk tujuan
mengumumkan informasi tertentu kepada khalayak luas ataupun antar instansi yang
lain.
d. Perusahaan perdangan, adalah salah satu objek pengirim pesan dalam iklan yang
menyumbang pesan iklan terbesar. Jumlahnya jutaan dan aneka ragam bentuk serta
macamnya.
2. Pencari dan penerima pesan
Dalam pengkajian terhadap periklanan, sering terbukti bahwa para konsumen pribadi
tak hanya menjadi sasaran iklan saja, konsumen lebih kearah penerima yang pasif
yang mana sesuai dengan teori “jarum hipodermik”. Namun di beberapa decade
terakhir konteks diatas sudah dibantah dengan pengkajian yang lebih baru yakni
bahwa konsumen cenderung aktif meneliti informasi yang penting baginya sehingga
konsumen akan cenderung mengingat informasi yang dianggap penting dan
menghindari informasi yang dianggap tidak penting
3. Media Massa
Media massa berperan ganda dalam periklanan yaitu menyediakan pengetahuan
teknologi pengirim pesan dan aktif mengambil bagian di dalam menentukan pesan
apa yang harus dikirimkan pleh siapa, kepada siapa, dan kapan.
4. Agen periklanan
Menurut sejarah, agen periklanan merupakan komponen paling muda dalam sisitem
periklanan modern. Pada umumnya ia tampil dengan dua fungsi utama yaitu
memebuat naskah pesan dan memilih media yang akan menyajikannya. Secara
sederhana dapat divisualisasikan sebagai berikut :
Pengirim – pesan (naskah iklan) / media – pengguna.
5. Legislatif dan agen pengelola
Periklanan di seluruh dunia saat ini sudah mendapatkan tempat tersendiri, baik itu di
benak masyarakat itaupun bagi kelompok yang diuntungkan. Karena periklanan sudah
menjadi hal yang sangat umum, tak jarang pada awal perkembangannya periklanan
banyak di temui iklan yang kontroversional, yaitu iklan yang pada akhirnya
merugikan salah satu pihak. Maka dari itu periklanan di awal abad 20 sudah memiliki
undang – undang tersendiri yang mengatur tentang periklanan yang mana tujuan
utamanya yaitu meminimalisir kesalah pahaman antara agen pengelola iklan dengan
masyarakat sebagai konsumen iklan tersebut.
6. Arus informasi
Komponen terakhir dari sistem periklanan adalah informasi yang mengalir melalui
sistem tersebut. Menghitung banyaknya iklan adalah cara utama untuk mengukur
beban pada sistem tersebut serta penampilannya dalam masyarakat yang berbeda pada
saat yang berbeda pula.
MANAJEMEN PERIKLANAN SEBAGAI PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN
Periklanan memiliki banyak pengertian, diantarnya lebih ditekankan pada aktifitas
dan keputusan pengirim iklan dalam arti merupakan salah satu pembuatan keputusan dalam
wilayah kerja manajemen. Pada akhirnya perusahaan pengiklan akan berlomba membuat
iklan yang kreatif agar mempengaruhi si konsumen terutama factor psikologisnya, yang mana
dari situ akan meningkatkan unsur kebutuhan si konsumen terhadap iklan yang dilihat
meskipun banyak produk yang sama.
RAGAM IKLAN
Berkowitz (1986 : 459) mengatakan bahwa pada hakikatnya periklanan dapat
dilakukan untuk berbagai tujuan yang berbeda, namun tetap didasari oleh dua tipe subyeknya
produk dan institusi. Berfokus pada penjualan barang dan jasa, iklan tipe produk ada tiga
bentuk : Perintisan, persaingan, pengingatan kembali.
Pioneering atau perintisan biasanya digunakan untuk memperkenalkan produk baru
dengan menceritakan tentang produknya. Sedangkan iklan competitive atau persaingan
adalah iklan yang mempromosikan ciri – ciri khusus dan keuntungan penggunanya dari
barang atau jasa yang ditawarkannya. Dan iklan berbentuk reminder atau pengingatan
kembali digunakan untuk memperkuat pengetahuan sebelumnya akan sesuatu produk.
Dilihat dari segi penampilannya, ketiga bentuk iklan produk tersebut diwujudkan
dalam macam iklan yang dikenal dengan sebutan :
a. Price advertising yaitu iklan yang tampil lebih menonjolkan harga barang atau
jasa yang diiklankan
b. Quality advertising yaitu iklan yang tampil dengan menonjolkan mutu dari barang
atau jasa yang ditawarkan.
c. Brand advertising yaitu iklan yang tampil dengan menonjolkan merk atau logo
dari barang atau jasa yang ditawarkan
d. Prestige advertising yaitu iklan yang tampil dengan menojolkan prestise orang
yang menggunkan barang atau jasa yang di tawarkan.
Adapun bentuk iklan yang lain yaitu iklan institusional yang lebih mengutamakan
sasarannya pada pemberian jasa baik atau gambaran suatu organisasi, bentuknya seperti:
a. Iklan advocacy (pembelaan) memberitahukan posisi perusahaan dalam suatu
persoalan
b. Iklan pioneering institusional digunakan untuk memberitahukan tentang
perusahaan yang dimaksud
c. Iklan competitive institusional digunakan untuk mengemukakan kelebihan mutu
dari suatu produk yang idhasilkan oleh prusahaan tertentu dibanding dengan
produk hasil perusahaan.
Didasarkan pada kelompok komoditi yang bisa ditawarkan kita membagi jenis iklan dalam
Sembilan kemlompok yaitu :
a. Iklan nasional, iklan yang memperkenalkan komoditi nasional
b. Iklan industry, iklan yang mengkampanyekan barang – barang industry
c. Iklan perdagangan, iklan yang menawarkan barang – barang perdagangan
d. Iklan pertanian, iklan pertanian yang menawarkan hasil dan alat – alal pertanian
e. Iklan profesi, iklan yang mengkampanyekan jasa keahlian
f. Iklan ide, iklan yang menawarkan suatu ide atau gagasan dalam suatu usaha tertentu.
g. Iklan klasifikasi, iklan yang ditampilkan dengan dikelompokkan berdasarkan jenis
barang atau kebutuhan.
h. Iklan toserba, iklan yang menawarkan berbagai macam serta jenis barang atau jasa
i. Iklan maklumat, iklan yang menyajikan berbagai pengumuman.
PROSES PEMBUATAN IKLAN
Sejalan dengan strategi marketing, penyusunan pariwara hendaknya dilakukan
petugas public relation dengan tahap : developing (perencanaan dan pemekaran) – executing
(pelaksanaan) – dan evaluating (penilaian). Dalam pembuatan hendaknya iklan memuat
lengkap 5W + 1H agar konsumen tidak ada pertanyaan lagi saat melihatnya bahkan kalau
perlu ditambah 1S yaitu security atau keamanan, sehingga iklan dapat di terima oleh khayak
yang dituju dengan nyaman dan aman.
MENGENALI KHALAYAK SASARAN
Langkah pertama dalam pembuatan iklan yaitu dengan mengenali khalayak sasaran
yang nantinya akan menjadi target iklan, yaitu meniliti kelompok calon pembeli yang
langsung akan dikenai iklan tersebut dengan cara riset pasar atau studi pemilihan pasar. Data
yang diperoleh dari penelitian itu bisa dijadikan dasar pertimbangan dalam menetapkan
tujuan yang ingin dicapai oleh pemasangan iklan tersebut.
PENETAPAN TUJUAN PEMASANGAN IKLAN
Aspek terpenting dalam setiap upaya manajemen adalah mengembangkan tujuan yang
berarti. Tujuan pada akhirnya memiliki beberapa fungsi yaitu :
a. Berfungsi sebagai alat komunikasi
b. Menetukan standar bagi para pengambil keputusan
c. Menilai hasil yang diperoleh
Singkatnya, perusahaan atau petugas pemasaran harus mempertimbangkan penetapan
tujuan berdasarkan sikap dan pemikiran konsumen dalam hal memenuhi keinginan dan
keperluannya pada saat dihadapkan kepada barang atau jasa yang ditawarkan lewat iklan
sehingga terpengaruh atau yang disebut hirarki efek yakni :
a. Awarnes / mengetahui menyadari
b. Interest / perhatian atau minat
c. Evaluating / penilaian
d. Trial / percobaan
e. Adoption / pengadopsian
PENYUSUNAN NASKAH IKLAN
Unsur sentral dalam rencana penyusunan program periklanan adalah naskah iklan,
berupa pesan iklan yang diharapkan dapat dilihat atau ditonton khalayak sasaran serta
didengarnya. Menurut Kotler (1976 : 516) kiat – kiat dalam menentukan naskah iklan kreatif
yaitu melalui tiga langkah utama :
1. Message generation / penurunan pesan
Para petugas periklanan yang kreatif biasanya menggunakan metode induktif dan
deduktif yang mengkombinasikan empat sifat yang dapat diraih yaitu rasional, indrawi, sosial
dan kepuasan diri kemudian di sambung dengan tiga potensi pengalaman yaitu hasil
penggunaan pengalaman, pengalaman menggunakan barang dan kebetulan mengalami.
2. Message evaluation and selection / penilaian dan pemilihan pesan
Para pembuat iklan perlu menilai naskah pesan iklannya yang mungkin bisa
dipergunakan yaitu atas keperluannya, eksklusifitas, dan bisa di percaya
3. Message Execution / penentuan atau pengabsahan pesan
Agar pesan yang hendak disampaikan (iklan yang dimaksud) maka pihak pembuat
iklan harus mempersiapkan naskah iklannya secara strategis terhadap tujuan,isi, dukungan,
dan tekanan nada yang diperlukan iklannnya. Kreatifitas akhirnya menemukan gaya
penyajian pesan yakni sebagai berikut :
a. Slice of life / bagian kehidupan yakni gaya yang dimaksud memeperlihatkan
seseorang menggunakan barang dalam kehidupannya
b. Life style / gaya hidup yakni melukiskan bagaimana suatu barang cocok dengan
suatu gaya hidup
c. Fantasy / khayalan yakni menciptakan khayalan tentang keistimewaan suatu
barang atau jasa serta penggunaanya.
d. Mood / suasana jiwa atau image / mengesankan yakni gaya yang membentuk
suatu keadaan jiwa atau suasana yang mengesankan dan menakjubkan tentang
barang yang ditawarkannya.
e. Musical / bernuansa music yakni gaya dimaksud memperlihatkan seseorang
menyanyikan sebuah lagu yang lirik dan kata – katanya melibatkan barang yang
ditawarkan.
f. Symbol Pribadi yakni daya yang membentuk karakter yang melambangkan
kekuatan atau keistimewaan barang atau jasa yang dikampanyekannya.
g. Technical expertise / keahlian teknis yakni gaya ini memprlihatkan keahlian teknis
suatu perusahaan atau orang – orang yang berpengalaman membuat atau
menghasilan sesuatu barang.
h. Bukti ilmiah yaitu gaya yang menyajikan hasil survey atau bukti ilmiah bahwa
merk atupun barangnya lebih disukai ketimbang merk barang lain.
i. Testimonial evidence / bukti penghargaan gaya ini menampilkan bukti
keistimewaan barang yang dimaksud dengan beberapa penghargaan dari orang –
orang yang berkompeten yang menyukai bahkan merekomendasikan berang
tersebut.
Adapun nada atau tekanan yang tepat bagi suatu iklan dapat dipilih dari hal – hal yang
cocok dengan kebiasaan khalayak umumnya. Sedangkan kata – kata yang mengesankan dan
memikat harus diciptakan sedemikian rupa agar konsumen mencobanya barang tersebut.
Menurut salah satu tokoh bahwa usaha menumbuhkan perhatian melalui stimulus
dapat dilakukan dengan penyajian abjek yang : berubah – ubah dan bergerak – memiliki
intensitas tertentu – muncul berulang ulang – berbentuk khusus – baru dan aneh –
berhubungan secara tiba tiba – menarik, penting dan berkesan.
Adapun kondisi khalayak khususnya komunikan yang dapat dipergunakan sebagai
landasan menumbuhkan perhatiannya antara lian : familier dengan objek – kepentingan
terhadap objek – hubungan langsung dengan objek – kondisi jasmaniah dan rohaniah –
feeling dan kegiatan komunikasi itu sendiri. Dengan demikian agar penyajian iklan
memperoleh hasil yang memuaskan hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi dimana
khalayak mudah tumbuh perhatiannya.
PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA
Dalam menentukan banyaknya biaya yang harus di keluarkan dalam beriklan, maka
ada beberapa metode yang harus di dipilih dan lakukan agar pengeluaran dapat efektis sesuai
dengan kebutuhan, metode tersebut adalah :
1. Persentase penjualan, untuk memperoleh bagina dari anggaran penjualan, dana
dialokasikan bagi iklan dengan cara mengambil persentasi dari penjualan masa lalu
atau masa yang akan datang, baik dari keseluruhan omzet penjualan maupun dai
masing – masing unit produk yang terjual
2. Keseimbangan kompetitif yaitu menandingi tingkat pengeluaran biaya iklan para
saingan
3. Sesuai kemampuan yaitu biaya iklan dikeluarkan jika semua butir anggaran lainnya
telah terpenuhi.
4. Perpaduan tujuan dan tugas yaitu mengaitkan tujuan dengan tugas yang perlu dibiayai
sehingga apa yang diinginkan perusahaannya dalam menyelesaikan serta memenuhi
kebutuhan tujuan yang telah ditentukannya.
JADWAL PEMASANGAN IKLAN
Penyusunan tujuan merupakan awal sari penentuan proses pembuatan iklan dan
penentuan kapan mengemukakan pesan nya merupakan langkah berikutnya. Tahap - tahap
tersebut melibatkan cara bagaimana suatu iklan bisa diulang penyajiannya dan mentukan
berapa banyak orang yang harus diraihnya. Dengan kata lain tahapan – tahapan dimaksud
tercakup dalam bentuk jadwal pemasangan iklan. Dalam hal ini harus melibatkan usaha
mencapai keseimbangan antara jangkauan konsumen dan frekuaensi iklannya.
Penyusunan jadwal pemasangan iklan memerlukan pula suatu pengertian pula suatu
pengertian tentang bagaimana pasar bereaksi. Kebanyakan perusahaan cenderung mengikuti
salah satu dari enam pendekatan berikut :
1. Ikatan tetap yaitu iklan disajikan sebagai selingan atau sisipan pada acara dan
waktu tertentu sehingga sesalu menetap dalam lingkaran ingatan halayak atau
mengikat diri mereka sepanjang tahun.
2. Ikatan musiman yaitu iklan disajikan pada musim diperlukannya produk dimaksud
dalam musim tertentu.
3. Ikatan berkala yaitu iklan disajikan secar berkala setiap waktu tertentu.
4. Ikatan tak menentu yaitu iklan yang disajikan secara tidak menentu atau tidak
mengikuti aturan tententu, ia memasang iklannya kapan saja yang penting bisa
dilihat khalayak.
5. Ikatan awal yaitu iklan yang dilakukan untuk mengkampanyekan suatu produk
baru.
6. Ikatan promosional yaitu penyajian iklan dilakukan dalam waktu yang bersamaan
dengan metode peningkatan penjualan yang dilakukan public relation suatu
perusahaan.
PEMILIHAN MEDIA YANG TEPAT
Setiap pemasang iklan harus bisa memutuskan dimana iklannya akan ditempatkan.
Keputusan dimaksud berhubungan erat dengan khalayak sasaran maka dari itu riset pasar
diperlukan untuk menunjukkannya.
1. Radio, merupakan medium yang menguntungkan untuk mencapai khalayak sasaran
walaupun banyak sisi positif.
2. Televisi, merupakan medium yang menguntungkan sebab ia melakukan komunikasi
secara audio visual, selain itu jaringan kerja televisipun kini merupakan satu – satunya
medium yang bisa meraih hampri seluruh rumah tangga.
3. Film, film digunakan sebagai salah satu media yang di gunakan untuk menarik
khalayak agar berkumpul dan terfokus pada film kemudian dari film tersebut di sisipi
oleh iklan.
4. Teater, cara pemanfatan teater menyerupai Film
5. Suratkabar, suratkabar merupakan medium daerah yang sangat penting serta tinggi
potensi jangkauannya. Dengan publikasi hariannya surat kabar dapat mengarahkan
iklan langsung dan cepat kepada konsumennya.
6. Majalah, seperti halnya surat kabar, majalah merupakan media cetak yang dapat
diandalkan untuk meraih perhatian khalayak akan iklan yang disajikan.
7. Papan pengumuman / billboard, iklan yang menggunakan media ini dapat
menghasilkan jangkauan dan frekuensi lebih baik terhadap khalayak sekitar atau
mereka yang lalu lalang melewati tempat dimana iklan itu terpampang.
8. Surat pos khusus, memungkinkan dapat menjangkau sejumlah besar khalayak secara
selektif.
MENENTUKAN MEDIA PILIHAN
Faktor sebagai penentu dalam menentukan media yaitu :
1. Pengetahun tentang kebiasaan khalayak sasaran memilih media yang digemarinya
2. Sifat produknya sendiri yang akhirnya menuntut digunakannya media tertentu
3. Ongkos atau biaya yang digunakan untuk mengiklankan produk tersebut
PELAKSANAAN PROGRAM PERIKLANAN
UJI COBA IKLAN
Uji coba iklan dilaksanakan sebelum iklan tersebut terpasang atau ditayangkan pada
mediumnya. Ada beberapa hal yang dapat diuji cobakan, antara lain yaitu :
1. Uji wacana yaitu pengujian yang dilakukan untuk menilai naskah iklan yang terpilih
2. Uji juri yaitu penilaian dengan cara memperlihatkan naskah ikaln dimaksud kepada
forum panel yang dihadiri para konsumen, untuk mengetahui apakah mereka
menggemarinya, berapa besar perhatiannya, serta apa saja pemikiran – pemikiran
mereka yang muncul
3. Uji teater yaitu bentuk uji coba dengan cara mengundang konsumen untuk menonton
televisi, yang akhirnya nanti diminta memberikan pendapat tentang iklan dimaksud.
PENYELENGGARA PROGRAM PERIKLANA
1. Agensi total, mengerjakan seluruh program periklaan secara lengkap, sejak
perencanaan sampai dengan penyajian iklannya.
2. Agensi terbatas, khusus mengerjakan salah satu aspek dari proses program
periklanannya.
3. Agen khusus yang berada dalam suatu perusahaan, mempekerjakan stafnya yang
berstatus karyawan dari perusahaan dimana agen itu berada.
LAYOUT IKLAN
Layout iklan adalah tata letak semua komponen yang harus ada dalam bentuk atau
konstruksi iklan yang dikehendaki, pada dasarnya iklan dibentuk dalam konstruksi yang
terdiri atas tiga bagian, masing – masing disebut ;
a. Headline, judul utama suatu iklan biasanya berbentuk merk dagang atau logo
b. Lead, sebagai sari dari makna iklan yang dimaksud biasanya berbentuk tema yang di
biaskan melalui pesan yang mengesankan
c. Body, bagian lain yang dapat menunjang tujuan dan gaya penampilan iklan yang
dimaksud, biasanya berbentuk wacana informative atau gambar.
Jenis – jenis layout iklan :
a. Balance make up, format yang bersifat seimbang dan simetris
b. Unbalance make up, penataan yang seimbang namun tidak simetris
c. Layout cross make up, menampilkan penataan dimana komponen – komponennya
seolah – olah berada jalur diagonal halaman iklannya.
STRATEGI DAN TEKNIK PERIKLANAN
Dalam periklanan teknik dan strategi yang digunakan tidak bisa jauh dari teori yang
ada dikomunikasi yaitu : informatif, instruktif, persuasive dan human relation.
1. Persuasi
Teknik dengan menggunakan psikologis dalam usaha mempengaruhi sikap, sifat, pendapat,
dan perilaku seseorang atau orang banyak. Untuk mendukung teknik persuasif ini tercetus
beberapa metode, yaitu :
a. Metode partisipasi yaitu jalan mengikutsertakan seseorang atau orang banyak dalam
suatu kegiatan atau usahan dengna maksud untuk menumbuhkan perhatian.
b. Metode asosiasi, yaitu penyajian sesuatu dengan jalam menempelkan pada suatu
objek atau peristiwa yang tengah menarik perhatian
c. Metode pay off idea, yaitu upaya persuasi dengan jalan membei harapan baik.
d. Metode fear arousing, yaitu metode dengan menggunakan cara menakut – nakuti
e. Metode cognitive dissonance yaitu kegiatan persuasi dengan menggunakan gejala –
gejala hidup manusia yang tidak ada persesuaian anta perndapat serta sikap dengan
perilakunya
f. Metode icing device yaitu cara persuasi dengan menggunakan emotional appeal
g. Red hearing technique yaitu cara persuasi dengan jalan mengelakkan argumentasi
bagian – bagian yang lemah untuk kemudian dialihkan sedikit demi sedikit kepada
bagian – bagian yang kita kuasai atau bagian dimana kita berada dalam posisi yang
kuat.
PENILAIAN PROGRAM PERIKLANAN
Iklan yang sudah di tayangkan harus di uji kembali keberhasilannya dengan tujuan
untuk mengetahui apakah kampanye iklan tersebut sesuai dengan yang telah ditentukan atau
tidak.
PASCA TEST IKLAN
Melalui pasca test ada kemungkinana sebuah iklan yang telah dipamerkan dik
kalangan khalyak sasarannya bisa di tentukan apakah perlu perubahan atau tidak untuk
menyempurnakannya. Ada dua cara yang bisa diambil yaitu starch tech dan gallup tech.
Starch test dilakukan untuk tujuan menaksir apakah iklan itu telah dikenal khayalak atau
belum dengan cara meemperlihatkan majalah atau medium lainnyayang dipakai kepada orang
– orang dan menanyakannya apakah mereka membaca keterangan –keterangan yang ada di
dalam iklan tersebut. Kemudian khalayak dapat digolongkan menjadi :
1. Pemerhati yaitu kelompok pembaca yang ingat betul bahwa mereka pernah melihat
iklan dimaksud
2. Pernah membaca dan melihat beberapa bagian yaitu kelompok pembaca yang ingat
bahwa mereka pernah melihat tapi hanya membaca beberapa bagian dari iklan itu.
3. Pembaca sebagian besar informasi yaitu kelompok pembaca yang membaca paling
sedikit setengah dari iklan yang dimaksud.
Gallup tech dimaksudkan untuk menguji ingatan yang mencakup ingatan – ingatan lain yang
bisa membantu
TOLOK UKUR
Adapun yang menjadi acuan untuk mengukur apakah iklan tersebut berhasil atau tidak
dapat dipantau dari dua segi yakni segi efek dan legalitas. Dari segi efek penyelenggaraan
program periklanan harus menaikkan total profit dan penurunan harga jual. Sedangkan dari
segi legalitas, semua langkah program peiklanan tersebut tidak bertentangan dengan kode etik
periklanan yang berlaku.
SIFAT DAN PERANAN PERIKLANAN DALAM SISTEM SOSIOEKONOMI
Periklanan pada akhirnya didefinisikan sebagai proses pengiriman informasi ekonomis
kepada khalayak dan juga meliputi segala aspek yang berkaitan dengan masyarakat luas.
PREFERENSI MASYARAKAT
Para pembuat undang – undang, pelaksana aturan dan pengadilan perlu mengetahui preferensi
masyarakat sejak hal tersebut menentukan jenis keputusan yang harus mereka buat bagi
kepentingan periklanan.
SIFAT EKONOMIS INSTITUSI PERIKLANAN
Untuk mencapai penampilan iklan secara optimal, penting diketahui bagaimana interaksi
antar komponennya, ongkos dan keuntungan dari cara mengorganisasikan kegiatannya dan
peranan ekonomi masyarakatnya. Dalam hal ini perhatian kita harus difokuskan pada
penelitian untuk menialai dan membuktikan kegiatan periklanan secara teknis.
PENGARUH PERIKLANAN TEHADAP KONSUMEN
Sudah tentu iklan yang telah di sebar akan memperngaruhi masyarakat luas di segala
lini, hal ini menimbulkan hal baru yang harus di siapkan untuk mengantisipasi hal – hal yang
merugikan salah satu pihak, baik dari konsumen maupun pihak pengiklan. Ada dua macam
cara untuk mempengaruhi konsumen yaitu persuasi dan manipulasi yang keduannya hampir
sama tetapi dibedakan dengan manfaat yang akhirnya diperoleh oleh konsumen.
PENYELEWENGAN DALAM IKLAN
Dalam kegiatan periklanan kita melihat bagaimana sebuah perusahaan dipaksa oleh
realitas pasar untuk mengenal factor utama dalam keahlian manusia berinteraksi. Proses
komunikasi dengan menggunakan symbol tertentu terkadang kurang efektif di kelas sosial
tertentu, haltersebut dapat meyebabkan salah persepsi yang menimbulkan banyak tafsir
terlebih yang negative. Singkatnya setiap pesan bagaimanapun jelas sifat fisiknya mungkin
selalu dimanipulasikan oleh proses penafsiran dan akibat penafsirannya. Setidaknya ada tujuh
metode tentang manipulasi yaitu :
1. Menggunakan daya Tarik emosional
2. Membuat keadaan tidak sempurna
3. Membuat keadaan tidak relevan
4. Membuat keadaan yang tidak bisa dibandingkan
5. Melimpahkan bobot iklan sebanyak – banyakknya
6. Berbuat subjektif
7. Muslihat atau penggambaran yang keliru
SIFAT PERSUASI
Mengkomunikasikan informasi jelas merupakan salah sau peran periklanan, ada lagi
peran yang tampak disana yaitu membujuk pembeli untuk meminatinya.
ISI IKLAN
Didasarkan pada uraian tadi, kiranya penting adanya ketentuan, paling tidak aturan, mengenai
isi iklan yang mampu membuat konsumen (pencari atau penerima iklan) mau dan mampu
membeli dan memakai barang atau jasa yang ditawarkan melalui iklan dimaksud. Persepsi
psikologi yang kita amati interpretasi terhadap informasi yang terkandung dalam stimulus
dan selalu bersifat subyektif. Dua masalah utama yang bisa kita pahami dari pemikiran
tersebut. Pertama, meneliti informasi yang obyektif adalah perbuatan sia-sia. Kebanyakan
manusia berbeda pengertian satu dengan yang lainnya, mungkin sekali penafsiran terhadap
sebuah stimulus akan berbeda jumlah dan jenisnya. Kedua, ada batas jumlah penafsiran yang
mungkin diperoleh dari setiap stimulus. Pada awalnya, atribut-atribut itu tidak bisa terpisah
satu sama lain, karena mereka tidak berkordinat bebas. Contohnya, antara informasi yang
obyektif dengan yang persuasif dalam setiap kasus. Kitapun tidak bisa mengunakan atribut
tersebut untuk membuat ukuran kuantitatif yang akhirnya bisa memberikan acuan bagi
informasi yang obyektif.
INFORMASI PALSU
Untuk mengetahui karakteristik dari empat atribut tadi, kiranya lebih mudah kita
pahami dulu mengenai informasi palsu secara operasional. Kesulitan yang besar akan muncul
dari satu perspektif. Namun pada tingkat masyarakat luas, kita belum mempelajari bagaimana
mengatasi pengertian yang heterogen demikian.
Diluar isu formasi palsu, kita tidak punya kriteria obyektif. Batasan informasi
obyektif, persuasif, dan yang palsu sangat subyektif. Memahami kenyataan tersebut
merupakan landasan konflik yang tidak bisa dihindarkan antara pasangan perusahaan
konsumen dengan minat atau pehatian publik. Meskipun tidak ada fakta yang absolut, ada
kelompok informasi yang bisa diubah kedalm fakta yang relatif bagi beberapa ukuran serta
sifatnya diketahui dan diterima umum. Konsep-konsep dan standart demikian mungkin bisa
membangun definisi informasi palsu secara operasional.
Disamping ilmu pengetahuan ukur-mengukur, kita juga memiliki kriteria yang resmi
dan bisa digunakan untuk menilai, apakah informasi dalam iklan itu bisa diterima atau tidak.
Meskipun dalam kasus tersebut kita tidak bisa menemukan bahwa informasi itu benar atau
palsu. Tentunya kita harus menyadari bahwa norma yang resmi merupakan standart ilmiah.
Contohnya, obat-obatan dan makanan tambahan tampaknya aman, apalagi bersertifikat dari
lembaga yang berwenang, namun ternyata mempunyai efek samping yang serius.
OBYEKTIFITAS FISIK, KIMIA, DAN ATRIBUT LAIN
Kita mengetahui bahwa pengukuran bisa menetukan apakah informasi dalam iklan itu
benar (meyakinkan), apakah produk yang diiklankan itu telah atau belum memiliki mutu
tertent, dalam jumlah tertentu, dan menimbulkan efek tertentu. Dengan dorongan
karakteristik, seseorang bisa menemukan solusi penyelesaian persoalannya secara ilmiah,
argumennya dibuat bahwa keistimewaan teknik memiliki satu dan hanya satu pengertian;
bahwa pengertian tersebut memperjelas setiap orang; dan sama bagi siapapun.
Atas dasar penelitian pada zaman dahulu, para peneliti konsumen menemukan
kesulitan untuk menerima hal tersebut. Didalam teori ekonomi sering digunakan penegasan
bahwa haraga adalah obyektif. Jika sesorang berpendapat bahwa harga adalah obyektif, dia
tidak menggunakan teori ekonomiyang dikenal masa kini; sebenarnya, mungkin dia
menyatakan aspek utama dari fungsi keperluan dirinya.
Tujuan pengelola melibatkan daftar keistimewaan teknis penting sekali untuk
menetukan besarnya jumlah konsumen. Namun demikin mereka akan menemukan kenyataan
berikut: (1) kebanyakan konsumen tidak memikirkan dan terlibat dalam keistimewaan teknis;
(2) kebanyakan konsumen tidak mengetahui dan juga tidak mengerti dasar-dasar
keistimewaan teknis; dan (3) kebanyakan konsumen tidak banyak menggunakan informasi
teknis meskipun di pasaran tersedia dalam bahasa yang sederhana (nicosia, 1974: 268).
Karenanya, daripada mementingkan iklan berisi khusus informasi teknis, agen periklanan
lebih baik berpendapat bahwa tugas fungsional yang sebenarnya adalah menjamin apa yang
disajikan itu itu hanya informasi yang akurat. Jadi tidak bisa mengindetifikasi apakah itu
informasi yang persuasif atau menyesatkan.
Memperhatikan kontruksi pesan yang dimuat dalam iklan, terutama penggunaan kata,
baik tersurat maupun tersirat, maka akhirnya kita akan sampai pada kesimpulan bahwa telah
banyak fakta ilmiah yang membuktikan:
(1) Setiap interaksi antar manusia memiliki efek tertentu pada masing-masing mereka;
(2) Kata-kata merupakan satu pengertian dimana manusia berinteraksi;
(3) Kata-kata berpengaruh
Memang benar dalam setiap stimulus, kata-kata memiliki pengertian yang berbeda
pada masing-masing orang. Para pengirim iklan menggunakan kata-kata secara eksplisit
untuk tujuan meraih perhatian para pencari atau penerima iklan (barang atau jasa yang di
iklankan) serta berharap mereka mau mencoba barang atau jasa yang di iklankan itu.
Tampaknya, efektifitas isi pesan iklan tidak terletak pada obyektif, persuasif dan
manipulatif informasinya, malainkan pada kejujuran penyajian infonya. Sudah tentu,
pengiklan juga harus menggunakan kata-kata ataupun kalimat yang secara psikologis
membawa pengaruh ke arah perubahan sikap, sifat, pendapat dan perilaku yang sesuai dengan
keinginan dan harapannya.

Anda mungkin juga menyukai