Anda di halaman 1dari 14

PEMBAHASAN

PENGERTIAN PERIKLANAN

Pengertian periklanan menurut beberapa ahli, sebagai berikut:

1. Menurut Monle Lee dan Carla Johnson (2004) Periklanan adalah


komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan
produk-produknya yang ditransaksikan ke suatu khalayak target melalui
media bersifat massal seperti televisi, radio, koran (surat kabar), majalah,
direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruangan, atau kendaraan
umum.
2. Menurut Philip Kotler (2008) Periklanan adalah semua bentuk terbayar
dari presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor
tertentu.

Periklanan merupakan salah satu alat yang paling umum digunakan


perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan
masyarakat. Periklanan pada dasarnya adalah bagian dari kehidupan industri
modern. Kehidupan dunia modern saat ini sangat tergantung pada iklan. Tanpa
iklan para produsen dan distributor tidak akan dapat menjual produknya,
sedangkan disisi lain para pembeli tidak akan memiliki informasi yang memadai
mengenai produk barang dan jasa yang tersedia di pasar. Apabila hal itu terjadi
maka industri dan perekonomian modern pasti akan lumpuh. Apabila sebuah
perusahaan ingin mempertahankan tingkat keuntungannya, maka ia harus
melangsungkan kegiatan periklanan secara memadai dan terus-menerus.

Menurut M. Suyanto (2007) mendefinisikan: ”Periklanan adalah


penggunaan media bauran oleh penjual untuk mengkomunikasikan informasi
persuasif tentang produk, jasa atau pun organisasi dan merupakan alat promosi
yang kuat”. Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak
digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Menurut Lee dan
Johnson yang dialih bahasakan oleh Munandar dan Priatna (2007) “Periklanan
adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan
produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media
bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan
langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum”.

PENGERTIAN IKLAN

1. Iklan dapat diartikan sebagai berita pesanan (untuk mendorong,


membujuk) kepada khalayak/orang ramai tentang benda atau jasa yang
ditawarkan.
2. Iklan dapat pula diartikan sebagai pemberitahuan kepada khalayak/orang
ramai mengenai barang atau jasa yang dijual dan dipasang di dalam media
massa, seperti surat kabar/koran, majalah dan media elektronik seperti
radio, televisi dan internet.
3. Iklan merupakan setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk
memotivasi seorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu
produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan
dukungan publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan
pemasang iklan.

Dari pengertian iklan tersebut dapat disimpulkan bahwa iklan dibuat


dengan tujuan untuk menarik perhatian dan mendorong atau membujuk pembaca
iklan agar memiliki atau memenuhi permintaan pemasang iklan. Pada dasarnya
iklan merupakan sarana komunikasi yang digunakan komunikator dalam hal ini
perusahaan atau produsen untuk menyampaikan informasi tentang barang atau
jasa kepada publik, khususnya pelanggannya melalui suatu media massa. Selain
itu, semua iklan dibuat dengan tujuan yang sama yaitu untuk memberi informasi
dan membujuk para konsumen untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada di
iklan tersebut, dapat berupa aktivitas mengkonsumsi produk dan jasa yang
ditawarkan.
CIRI-CIRI IKLAN

Agar dapat menarik perhatian khalayak, iklan memiliki ciri- ciri bahasa sebagai
berikut:

1. Pilihan kata yang digunakan menarik, tepat, logis, dan sopan.


2. Pilihan kata yang digunakan memiliki sugesti bagi khalayak.
3. Pilihan kata yang digunakan menonjolakan informasi yang dipentingkan.
4. Pilihan kata yang digunakan menunjukan sasaran.

TUJUAN PERIKLANAN

Tujuan periklanan menurut Kotler dan Armstrong (2008) komunikasi


spesifik yang dicapai dengan pemirsa sasaran tertentu selama periode waktu
tertentu, dan selanjutnya akan dijelaskan fungsi-fungsi dari periklanan. Pada
dasarnya tujuan periklanan adalah mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap
khalayak, dalam hal ini tentunya adalah sikap-sikap konsumen. Tujuan periklanan
komersial adalah membujuk khalayak untuk membeli produk yang diiklankan,
bukan produk pesaing lain, atau mempromosikan kelanjutan perilaku membeli
produk yang diiklankan untuk seterusnya.

Adapun tujuan dari periklanan sebagai pelaksanaan yang beragam dari alat
komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya, menurut
Terence A.Shimp (2000) adalah sebagai berikut:

1. Informing (memberikan informasi), periklanan membuat konsumen


sadarakan merek- merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan
manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.
2. Persuading (mempersuasi), iklan yang efektif akan mampu membujuk
konsumen untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
3. Remainding (mengingatkan), iklan menjaga agar merek perusahaan tetap
segar dalam ingatan para konssumen.
4. Adding Value (memberikan nilai tambah), periklanan memberikan
nilaitambah dengan cara penyempurnaan kualitas dan inovasi pada merek
dengan mempengaruhi persepsi konsumen.

Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan
(2008) mengatakan bahwa tujuan-tujuan iklan harus mengalir dari keputusan-
keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran (sasaran yang dituju), pemosisian
pasar, dan program pemasaran. Tujuan (sasaran) iklan merupakan suatu tugas
komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada audiens
tertentu dalam kurun waktu tertentu. Tujuan iklan dapat digolongkan menurut
apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan atau
memperkuat.

1. Iklan Informatif, Dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan


pengetahuan untuk produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada.
2. Iklan Persuasif, Dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi,
keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa.
3. Iklan Pengingat, Dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan
jasa kembali.
4. Iklan Penguatan, Dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang
bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat.

FUNGSI PERILKANAN

Seiring pertumbuhan ekonomi iklan menjadi sangat penting karena


konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari produk yang dibelinya.
Menurut Terence A. Shimp (2000), secara umum periklanan mempunyai fungsi
komunikasi yang paling penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya
yaitu:

1. Informing (memberi informasi) membuat konsumen sadar (aware) akan


merek-merek baru, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.
2. Persuading (mempersuasi) iklan yang efektif akan mampu mempersuasi
(membujuk) pelanggan untuk mencoba produk atau jasa yang diiklankan.
3. Reminding (mengingatkan) iklan menjaga agar merek perusahaan tetap
segar dalam ingatan para konsumen. Periklanan yang efektif juga
meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan
pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya.
4. Adding Value (memberikan nilai tambah) Periklanan memberikan nilai
tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan
yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, bergaya,
bergengsi dan lebih unggul dari tawaran pesaing.
5. Assisting (mendampingi) peran utama periklanan adalah sebagai
pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam
proses komunikasi pemasaran. Sebagai contoh, periklanan mungkin
digunakan sebagai alat komunikasi untuk meluncurkan promosi-promosi
penjualan seperti kupon-kupon dan undian. Peran penting lain dari
periklanan adalah membantu perwakilan dari perusahaan.

SIFAT IKLAN

Suatu iklan menurut Fandy Tjiptono (2005) mempunyai sifat–sifat sebagai


berikut:

1. Public Presentation, Iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan


yang sama tentang produk yang diiklankan.
2. Persuasiveness, Pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk
memantapkan penerimaan informasi.
3. Amplifed Expresiveness, Iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan
produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan
mempengaruhi perasaan khalayak.
4. Impersonality, Iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk
memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang
monolog (satu arah).
DAYA TARIK IKLAN

Adapun daya tarik Iklan tersebut dibedakan atas:

1. Daya tarik pesan iklan rasional. Ada beberapa tipe pesan untuk menimbulkan
daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari konsumen. Berikut beberapa
tipe daya tarik iklan rasional:

a. Faktual. Tipe ini umumnya berhubungan dengan pengambilan


keputusan high involvement yaitu penerima pesan dimotivasi
untuk dapat memproses informasi yang menampilkan sisi manfaat
produk dan keunggulan produk sekaligus menampilkan
argumentasi yang masuk akal, termasuk ke dalam tipe daya tarik
faktual.
b. Potongan kehidupan (Slice of life). Pesan iklan menampilkan
potongan kehidupan yang banyak ditampilkan di televisi. Penonton
disuguhkan ke dalam bentuk kehidupan sehari-hari. Misalnya iklan
ibu-ibu dalam mencuci pakaian. Produk deterjen ini menampilkan
bagaimana aktivitas ibu-ibu masalah dalam mencuci. Pengaruh
iklan ini ingin agar supaya terjadi proses peniruan perilaku dari
penonton.
c. Demonstrasi. Pesan iklan yang ditampilkan menggambarkan
kemampuan produk secara instrumental yang mampu
menyelesaikan masalah seperti iklan obat sakit kepala, pembersih
lantai penghilang ketombe yang merupakan teknik demostrasi
dalam menampilkan pesan iklannya.
d. Iklan perbandingan. Iklan yang berusaha membandingkan
keunggulan produk yang ditawarkan dengan produk lain sejenis.
Perusahaan berusaha meyakinkan konsumen produk yang
ditawarkan lebih baik dari yang lain.

2. Daya tarik didasarkan perasaan dan emosi. Penggunaan daya tarik perasaan dan
emosi banyak digunakan untuk produk mewah (mobil, lukisan, pakaian dll.)
maupun produk yang cukup murah (kopi, pasta gigi, air mineral dll). Berikut ini
pesan iklan dengan daya tarik perasaan dan emosi:

e. Rasa takut. Iklan rasa takut biasa menampilkan aspek-aspek negatif


atau hal-hal yang berbahaya yang berhubungan dengan perilaku
atau penggunaan produk yang tidak tepat. Contoh: iklan rasa takut,
Produk pasta gigi menampilkan pesan iklan yang menakut-nakuti
konsumen seperti gigi akan keropos dan rusak jika tidak dipelihara
dengan menggunakan pasta gigi yang tepat.
f. Humor. Merupakan daya tarik emosional karena dapat menarik
perhatian dan dapat menimbulkan daya tarik. Alasan menggunakan
humor karena humor dapat membuat penerima pesan memperoleh
mood positif, maka probabilitas penerimaan pesan secara baik dan
akan lebih besar. Lain halnya dalam keadaan buruk (bad mood),
penonton cenderung tidak akan memperhatikan iklan tersebut.
g. Animasi. Animasi banyak digunakan untuk produk-produk yang
konsumennya anak- anak. Pengunaan animasi untuk iklan sarapan
pagi, coklat, susu, permen dan makanan lain. Alasan penggunaan
animasi adalah untuk menghindari rasa bosan dari konsumen,
dengan animasi yang direkayasa guna menarik perhatian penonton.
h. Seks. Banyak iklan yang menggunakan tema iklan seks sebagai
daya tarik iklan diprotes oleh masyarakat dan kontroversial.
Penggunaan tema seks memang sangat ampuh untuk menarik
perhatian penonton, bahkan untuk produk yang tidak berhubungan
dengan seks. Seperti iklan dengan kalimat ”Ini kacangku”.
i. Musik. Penggunaan musik sebagai daya tarik iklan karena musik
akan menimbulkan kharisma, wibawa dan kesan tersendiri bagi
produk yang iklankan.
j. Fantasi. Penggunaan fantasi diyakini bisa menimbulkan perhatian
dari penonoton.
k. Produk makanan kecil untuk anak-anak sering menggunakan
fantasi.

SYARAT-SYARAT IKLAN

Agar dapat dikatakan sebagai iklan yang baik, iklan memiliki syarat- syarat
sebagai berikut:

1. Objektif dan jujur.


2. Jelas dan mudah dipahami.
3. Tidak menyinggung pihak lain.
4. Menarik perhatian orang banyak.
Selain itu juga iklan harus memenuhi syarat antara lain:

1. Bahasa Iklan:

a. Menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan, dan logis.


b. Ungkapkan atau majas yang digunakan untuk memikat dan sugestif.
c. Disusun secara singkat dan menonjolkan bagian-bagian yang dipentingkan

2. Isi iklan

a. Objektif dan jujur.


b. Singkat dan jelas.
c. Tidak menyinggung golongan tertentu atau produsen lain.
d. Menarik perhatian banyak orang.
JENIS IKLAN

Berdasarkan tujuannya, iklan dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Iklan Komersial, memiliki tujuan untuk mencari keuntungan ekonomi, yang


utamanya meningkatkan penjualan. Iklan komersial ini bisa dibagi lagi menjadi:

a. Iklan konsumen: dimaksudkan untuk mencari keuntungan bisnis, di mana


pesan atau isinya iklan ditujukan kepada konsumen akhir, yaitu yang
memakai terakhir suatu produk.
b. Iklan bisnis: iklan yang disampaikan dengan maksud mencari keuntungan
ekonomi, sasaran pesan yang dituju yaitu lembaga yang akan
mengolah/menjual produk yang sudah diiklankan kepada konsumen akhir.
c. Iklan professional: iklan yang disampaikan dengan maksud mencari
keuntungan bisnis di mana khalayak sasarannya yaitu segmen khusus
(para professional).

2. Iklan non komersial, Iklan yang digunakan untuk menginformasikan,


membujuk atau mendidik khalayak di mana tujuan akhirnya bukan mencari
keuntungan ekonomi, melainkan keuntungan sosial. Keuntungan sosial di sini bisa
diartikan sebagai tambahan ilmu, kesadaran masyarakat terhadap perkara yang
diiklankan, serta mencari citra bagus di mata masyarakat.
PENGERTIAN BRANDING

Branding adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau


kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang
atau jasa atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya (membedakan)
dari barang atau jasa pesaing (Kotler, 2009). Pengertian branding telah
berkembang, dari sekadar merek atau nama dagang dari suatu produk, jasa atau
perusahaan, yang berkaitan dengan hal-hal yang kasat mata dari merek; seperti
nama dagang, logo atau ciri visual lainnya; kini juga berarti citra, kredibilitas,
karakter, kesan, persepsi dan anggapan di benak konsumen (Landa, 2006).

Bagi sebuah perusahaan, branding tidak sekadar berfungsi sebagai


corporate identity, tetapi dapat meningkatkan brand image (citra yang terbentuk
dalam benak konsumen mengenai sebuah merk tertentu) yang luar biasa, jika
digarap dengan profesional. Branding berarti suatu pernyataan mengenai siapa
(identitas), apa yang dilakukan (produk/jasa yang ditawarkan), dan mengenai
kenapa suatu merek layak dipilih (keistimewaan). Brand adalah reputasi, merek
yang memiliki reputasi adalah merek yang menjanjikan, sehingga publik
mempercayai dan memilih merek tersebut (Neumeier 2003).

FUNGSI DAN TUJUAN BRANDING

Fungsi Branding adalah untuk menanamkan image dan citranya di


masyarakat bahkan konsumennya, jika perusahaan tersebut memiliki produk yang
mereka jual, sehingga dengan adanya branding (merk dagang atau corporate
identity) diharapkan brand atau merk mereka akan senantiasa diingat oleh
masyarakat atau konsumennya dalam jangka waktu yang lama. Terdapat tiga
tujuan dalam membangun brand, yaitu: membentuk persepsi, membangun
kepercayaan dan membangun cinta (kepada brand) (Neumeier, 2003).
Adapun Fungsi branding secara detail dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembeda, Suatu produk akan memiliki perbedaan dengan pesaingnya bila


memiliki brand yang kuat, sehingga sebuah brand dapat dengan mudah
dibedakan dari brand yang lain.
2. Promosi dan daya tarik, produk yang memiliki brand akan dengan mudah
dipromosikan dan menjadi daya tariknya. Promosi sebuah brand akan
dengan mudah mempromosikan produknya dengan menampilkan logo
brand tersebut.
3. Pembangun Citra, Pemberi Keyakinan, Jaminan Kualitas, dan Prestise,
Sebuah brand juga berfungsi membentuk citra dengan memberi alat
pengenalan pertama kepada masyarakat. Keyakinan, kualitas dan prestise
sebuah produk akan melekat dalam sebuah brand dari pengalaman dan
informasi dari produk tersebut.
4. Pengendali Pasar, Pasar akan mudah dikendalikan oleh brand yang kuat.
Brand tersebut akan menjadi peringatan bagi para kompetitornya untuk
mengambil setiap langkah yang diambilnya, di samping itu masyarakat
akan dengan mudah diberi informasi tambahan dengan adanya brand yang
diingat olehnya.

UNSUR-UNSUR BRANDING

Unsur terpenting dari suatu brand adalah nama dagang atau merek. Namun
demikian brand tidak cukup bila hanya didukung dengan lambang atau simbol
identitas visual yang secara konsisten dan sistematis diterapkan pada berbagai
media pendukung komunikasi pemasaran suatu brand. Unsur-unsur branding
adalah sebagai berikut:

1. Nama Merek
2. Logo: logo, logotype, monogram, bendera.
3. Penampilan visual: desain kemasan, desain produk, desain seragam, desain
bangunan, desain kendaraan.
4. Juru bicara: pesohor, tokoh pendiri, tokoh perusahaan, tokoh ciptaan,
mascot.
5. Kata-kata: akronim, nama panggilan, slogan, tag line, jingle.
6. Suara: lagu, icon bunyi/nada, lagu tematik.

JENIS-JENIS BRANDING

Branding memiliki beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Product Branding merupakan hal yang paling umum dalam branding.


Merek atau produk yang sukses adalah produk yang mampu mendorong
konsumen untuk memilih produk miliknya di atas produk-produk pesaing
lainnya.
2. Personal Branding merupakan alat pemasaran yang paling populer di
kalangan publik figure seperti politisi, musisi, selebriti, dan lainnya,
sehingga mereka memiliki pandangan tersendiri di mata masyarakat.
3. Corporate Branding penting untuk mengembangkan reputasi sebuah
perusahaan di pasar, meliputi semua aspek perusahaan tersebut mulai dari
produk/jasa yang ditawarkan hingga kontribusi karyawan mereka terhadap
masyarakat.
4. Geographic branding atau regional bertujuan untuk memunculkan
gambaran dari produk atau jasa ketika nama lokasi tersebut disebutkan
oleh seseorang.
5. Cultural branding mengembangkan reputasi mengenai lingkungan dan
orang-orang dari lokasi tertentu atau kebangsaan

BRAND AWARENESS

Brand Awareness adalah kemampuan calon pembeli atau konsumen untuk


mengenali maupun mengingat sebuah merek yang meliputi meliputi nama,
gambar/logo, serta slogan tertentu yang digunakan para pelaku pasar untuk
mempromosikan produk-produknya. Menurut David A.Aaker (1997), brand
awareness sendiri didefinisikan menjadi 4 tingkatan, yakni sebagai berikut:
1. Top of mind adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen
atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain,
merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada
dalam benak konsumen.
2. Brand recall adalah pengingatan kembali merek secara spontan tanpa
adanya bantuan (unaided recall).
3. Brand recognition adalah tingkat minimal dari kesadaran merek dimana
pengenalan suatu merek mucul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali
lewat bantuan (aided recall).
4. Unaware of brand adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran
merek dimana kosumen tidak menyadari adanya suatu merek walaupun
sudah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall).

BRAND EQUITY

Brand Equitity adalah seperangkat aset dan keterpercayaan merek yang terkait
dengan merek tertentu, nama dan atau simbol, yang mampu menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik bagi
pemasar/perusahaan maupun pelanggan.
BRAND ASSOCIATION

Brand Association (asosiasi merek) adalah segala hal yang berkaitan dengan
ingatan mengenai merek. Brand Association mencerminkan pencitraan suatu
merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya
hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, dan lain-lain.

BRAND LOYALTY

Brand Loyality memiliki beberapa definisi, yaitu :

1. Menurut Aaker (1997), Brand Loyality adalah suatu ukuran keterkaitan


pelanggan kepada sebuah merek.
2. Menurut Mowen (1995), Brand Loyality adalah tingkatan dimana
pelanggan memiliki sikap positif terhadap suatu merek, memiliki
komitmen dan cenderung untuk terus melanjutkan membeli produk dengan
suatu merek tertentu dimasa yang akan datang.
3. Menurut Schiffman (1995), Brand Loyality adalah kesetiaan merek dinilai
dari sikap terhadap suatu merek dengan pembelian secara berulang-ulang.
4. Menurut Assael (1999), Kesetiaan merek menggambarkan sebuah sikap
yang positif dan melakukan pembelian terhadap merek tersebut secara
berulang-ulang.

TINGKATAN BRAND LOYALTY

1. Berpindah-pindah (Switcher).
2. Pembeli yang bersifat kebiasaan (Habitual buyer).
3. Pembeli yang puas dengan biaya peralihan (Satisfied buyer).
4. Menyukai merek (Like the brand).
5. Pembeli yang komit (Commited buyer).

Anda mungkin juga menyukai