Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

JURNALISME INVESTIGASI

Disusun Oleh:

Fakhrul Razi

E021211024

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat-Nya


sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah
ini berjudul “Jurnalisme Investigasi” dengan topik pembahasan tentang jurnalisme
investigasi masa kini.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah Jurnalisme
Investigasi. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan pembaca
terkait jurnalisme investigasi khususnya di masa kini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


semua pihak yang telah memberikan kontribusinya baik berupa sumbangan materi
maupun pikiran sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini dan sebagai acuan untuk menyusun makalah yang lebih
baik lagi ke depannya.

Makassar, 10 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................................ 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4

A. Latar Belakang......................................................................................................... 4

B. Rumusan masalah .................................................................................................... 5

C. Tujuan ...................................................................................................................... 5

BAB II ................................................................................................................................. 6

PEMBAHASAN .................................................................................................................. 6

A. Pengertian Jurnalisme Investigasi............................................................................ 6

B. Karakteristik dan elemen Jurnalisme Investigasi .................................................... 8

C. Jurnalisme Investigasi di Indonesia ........................................................................ 9

BAB III ............................................................................................................................. 12

PENUTUP ........................................................................................................................ 12

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 12

B. Saran ...................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan teknologi dan meluasnya berbagai platform media informasi
saat ini, masyarakat sekarang dapat dengan mudah memperoleh segala informasi
yang diperlukan tanpa tergantung pada koran saja. Informasi telah menjadi
kebutuhan esensial dalam kehidupan sosial, mencakup tidak hanya berita terkini
dan peristiwa penting, tetapi juga melibatkan berbagai kasus menarik.

Internet yang semakin cepat, keamanan siber yang semakin kompleks, dan
alat kecerdasan buatan yang semakin canggih telah memperluas cakupan dan cara
penyampaian berita. Kecepatan internet 5G, misalnya, memungkinkan wartawan
untuk mengirimkan informasi dalam waktu nyaris real-time, meningkatkan
kemampuan untuk melaporkan kejadian-kejadian terkini dengan lebih cepat dan
akurat.

Wartawan sebagai penyaji informasi kepada masyarakat harus terlibat dalam


kegiatan jurnalistik yang kompleks dan rumit. Kompleksitas ini tidak hanya
disebabkan oleh melibatkannya institusi media massa cetak dan elektronik yang
telah berkembang pesat, tetapi juga karena kegiatan ini beroperasi di dalam domain
sistem sosial, yaitu masyarakat. (A., Kamaluddin, & Ikhtiono, 2020)

Dalam konteks ini, tugas jurnalistik tidak hanya terbatas pada pengamatan
nilai-nilai jurnalistik yang diamanatkan oleh masyarakat, seperti kebebasan
berekspresi, tetapi juga mencakup tanggung jawab, kebenaran, kejujuran, dan
objektivitas. Setiap kegiatan jurnalistik menuntut jurnalis untuk melakukan
pencarian fakta di lokasi peristiwa guna memberikan informasi yang akurat kepada
masyarakat.

Jurnalisme masa kini dihadapkan pada serangkaian tantangan yang menguji


integritas dan peranannya dalam masyarakat yang terus berubah. Penyebaran
informasi palsu atau hoaks, terutama melalui media sosial, menjadi ancaman serius,
memaksa wartawan untuk lebih berhati-hati dalam memverifikasi dan menyajikan
informasi. Di tengah perubahan konstan dalam teknologi, wartawan juga
dihadapkan pada tuntutan untuk berinovasi, memahami kecerdasan buatan,
jurnalisme data, dan tren media baru. Dalam konteks ini, media perlu terus
beradaptasi, berinovasi, dan mempertahankan integritas agar dapat tetap menjadi
penjaga kebenaran dan pemantau kekuasaan dalam masyarakat yang terus
berkembang.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jurnalisme investigasi?
2. Bagaimana karakteristik jurnalisme investigasi ?
3. Bagaimana jurnalisme investigasi di Indonesia?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini
yaitu agar pembaca dan penulis mengetahui dan memahami:
1. Pengertian jurnalisme investigasi
2. Karakteristik jurnalisme dan elemennya
3. Jurnalisme investigasi di Indonesia masa kini
BAB II

PEMBAHASAN
Jurnalis memiliki tanggung jawab untuk mengumpulkan fakta di lokasi kejadian
sehingga masyarakat dapat menerima informasi yang tepat dan akurat. Tantangan
muncul ketika pelaksanaan tugas jurnalistik terkendala oleh upaya sengaja untuk
menyembunyikan fakta di balik suatu peristiwa. Ada pihak-pihak yang dengan
sengaja menutupi fakta tersebut, berusaha menghalangi masyarakat agar tidak
memperoleh informasi yang akurat dan obyektif. Strategi khusus diperlukan untuk
mengungkap kebenaran yang sengaja ditutupi atau sengaja disembunyikan. Dunia
jurnalistik, dikenal dengan teknik jurnalisme investigasi

A. Pengertian Jurnalisme Investigasi


Jurnalisme berasal dari kata ‘jurnal’ yang memiliki arti catatan harian. Jika
dilihat pengertian jurnalisme dari KBBI, jurnalisme adalah pekerjaan untuk
mengumpulkan, menulis, mengedit hingga menerbitkan berita dalam media cetak
seperti surat kabar. Namun, jika ditilik dari asal katanya kita akan mendapat arti
yang sedikit berbeda, ‘jurnal’ yang artinya laporan dan ‘isme’ yang berarti ajaran
atau paham.

Pengertian jurnalisme dikemukakan oleh Roland E. Wolesely dan Laurence


R. Campbell (1949) bahwa jurnalisme adalah tindakan diseminasi informasi, opini,
dan hiburan untuk publik yang sistematik dan dapat dipercaya kebenarannya
melalui media komunikasi massa modern. Pendapat tersebut sejalan dengan yang
dikemukakan oleh F. Fraser Bond dalam buku An Introduction to Journalism (1961)
yaitu “journalism ambraces all the forms in which and trough which the news and
moment on the news reach the public.” Artinya, jurnalistime mencakup semua
bentuk penyebaran berita bersama komentarnya untuk mencapai orang banyak
(publik). Semua kejadian di dunia, asalkan sifatnya penting bagi publik dan semua
pikiran, tindakan serta ide-ide, yang di dorong oleh kejadian-kejadian tersebut,
menjadi bahan pemberitaan bagi wartawan.

Menurut Sumaatmaja (2005) yang dikutip dalam (Sarifah, 2020) Investigasi


selalu berkaitan dengan kegiatan jurnalistik. Investigasi adalah suatu bentuk
pencarian berita dengan cara penelusuran. Ia sangat mengandalkan bukti-bukti
material, baik berupa dokumen maupun dari kesaksian.

Jurnalisme investigatif memang berbeda dengan kegiatan jurnalistik pada


umumnya. Hugo De Burgh (2000) mengutip Boyd, Llyod, Edwards, Pilger,
Tuchman, dan lainnya, dalam Winarno (2003), menjelaskan beberapa unsur dari
jurnalisme ivestigatif di dalam campuran bahasan antara teori dan praktek. Menurut
Atmakusumah dalam Santana (2017), pengertiannya bisa ditelusuri dari asal
katanya. Reporting berasal dari kata reportase yang berarti “membawa pulang
sesuatu dari tempat lain”. Bila dikaitkan ke dalam jurnalisme, hal itu menjelaskan
seorang wartawan yang membawa laporan kejadian dari sebuah tempat dimana
telah terjadi sesuatu. Sedangkan atas pendapat Kurnia dalam Warnosumarto (2020)
disebutkan bahwa Investigative berasal dari kata Latin yakni, vestigum yang artinya
jejak kaki. Hal ini menyiratkan bahwa yang disebut dengan investigasi adalah
ketika berbagai bukti menjadi fakta, berbentuk data dan keterangan dari sebuah
peristiwa.

Secara sederhana Investigasi adalah penyelidikan dengan mencatat atau


merekam fakta melakukan peninjauan, percobaan, dan sebagainya dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. Dengan demikian, bila
digabungkan, reportase investigatif secara harfiah mengartikan kegiatan orang yang
melaporkan adanya “jejak-jejak kaki” peristiwa tertentu dari tempat kejadian
perkara (Santana, 2017). Dalam kaitan kegiatan pers, hal itu bisa mengkonotasikan
berbagai bukti yang dapat dijadikan fakta, yang sengaja dicari dan diselidiki untuk
melaporkan adanya kesalahan atau pelanggaran seseorang atau pihak-pihak
tertentu. “Investigative reporting bisa mencapai cakupan yang jauh lebih luas dan
juga dapat menjangkau pelaporan tafsiran mendalam (interpreative in-depth
reporting),” tulis Al Hester dalam Pelaporan Selidikan: Pokok Persoalan dan
Metoda (Winarno, 2003).

Jurnalisme investigasi adalah sebentuk peliputan berita yang mana para


wartawan menelisik secara mendalam terkait informasi atau peristiwa yang
mungkin membongkar korupsi, menelaah kebijakan-kebijakan pemerintah atau
perusahaan swasta, atau menyingkap tren ekonomi, politik dan budaya. Seoang
wartawan investigasi dapat menghabiskan banyak waktu berbulan atau bahkan
bertahun-tahun hanya untuk menyelidiki satu topik saja. Pratik ini bertujuan
mengungkap persoalan publik yang sengaja ataupun tidak sengaja ditutup-tutupi
(Ansell et al., dalam Warnosumarto, 2020). Selain membutuhkan waktu yang lama,
jurnalisme investigasi membutuhkan ketekunan, kesabaran, keterampilan, bahkan
sumber daya yang ekstra. Jurnalisme investigasi menuntut profesionalisme
wartawan investigasi dan waktu yang lama. Selain itu, jurnalisme jenis ini juga
memerlukan akses yang semestinya didapatkan untuk menggali dan mendalami
satu topik saja yang membutuhkan banyak sumber daya. Sumber daya pendukung
akses tersebut dapat berupa hal materiil dan finansial maupun non materil

B. Karakteristik dan elemen Jurnalisme Investigasi


Jurnalisme investigasi berbeda dengan praktik jurnalistik biasa. Jurnalisme
investigasi memiliki sejumlah karakteristik Warnosumarto (2020) di antaranya
adalah sebagai berikut: Pertama, jurnalisme investigasi mengandung komponen
moral. Komponen moral yang dimaksudkan dalam hal ini adalah tujuan dari
jurnalisme investigasi, yaitu memberi tahu publik bahwa ada pihak-pihak yang
berbohong dan menutupi kebenaran. Bukan hanys itu, pihak tersebut juga
merugikan masyarakat. Jurnalisme investigasi mengharapkan masyarakat untuk
waspada pada pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pihak yang terlibat. Tujuan
moral untuk mengoreksi keadilan, menunjukkan kesalahan inilah yang menjadi ciri
jurnalisme investigasi

Jurnalisme investigasi adalah sebentuk peliputan berita yang mana para


wartawan menelisik secara mendalam terkait informasi atau peristiwa yang
mungkin membongkar korupsi, menelaah kebijakan-kebijakan pemerintah atau
perusahaan swasta, atau menyingkap tren ekonomi, politik dan budaya. Seoang
wartawan investigasi dapat menghabiskan banyak waktu berbulan atau bahkan
bertahun-tahun hanya untuk menyelidiki satu topik saja. Pratik ini bertujuan
mengungkap persoalan publik yang sengaja ataupun tidak sengaja ditutup-tutupi
(Ansell et al.,, dalam Warnosumarto, 2020). Menurut Laksono (2010), jurnalisme
investigasi biasanya memenuhi elemenelemen ini: Mengungkap kejahatan terhadap
kepentingan publik, atau tindakan yang merugikan orang lain. Skala dari kasus yang
diungkap cenderung terjadi secara luas atau sistematis (ada kaitan atau benang
merah). Menjawab semua pertanyaan penting yang muncul dan memetakan
persoalan dengan gamblang. Mendudukkan aktor-aktor yang terlibat secara lugas,
didukung bukti-bukti yang kuat. Publik bisa memahami kompleksitas masalah yang
dilaporkan dan bisa membuat keputusan atau perubahan berdasarkan laporan itu.
Tanpa kelima elemen tersebut, liputan panjang hanya dapat disebut sebagai laporan
mendalam (in-depth reporting). Untuk mendapatkan kelima elemen tersebut,
memerlukan metode atau teknik investigasi. Jadi, teknik investigasi seperti
mendapatkan dokumen atau melakukan penyamaran hanya salah satu sub elemen
dalam jurnalisme investigasi. Laksono menyebutkan bahwa elemen-elemen dalam
jurnalisme investigasi di atas harus terkandung dalam sebuah liputan agar dapat
disebut sebagai produk jurnalisme investigasi. Selain kelima elemen itu, Bapak
Jurnalisme Investigasi Modern, Robert Green dari Newsday menambahkan bahwa
syarat jurnalisme investigasi adalah harus ada dua elemen tambahan, yakni unsur
“disembunyikan” dan “orisinalitas”. Sebuah laporan investigasi harus menguak
sesuatu (kejadian, topik, peristiwa) dengan tema apapun yang disembunyikan dari
masyarakat (Laksono, 2010). Misalnya, sebuah kejahatan yang sengaja ditutup-
tutupi, maka hal itu adalah pintu masuk jurnalisme investigasi.

C. Jurnalisme Investigasi di Indonesia


Kegiatan jurnalisme investigasi identik dengan investigasi itu sendiri, maka
setidaknya kita perlu mengetahui terlebih dahulu asal-usul sejarah jurnalisme
investigasi tersebut (Warnosumarto, 2020). Di Amerika, jurnalisme investigasi
memiliki sejarah yang panjang, diawali dengan ditengarai munculnya praktik
muckracking journalism, kemudian investigative reporting. Investigasi reporting di
Amerika Serikat mulai populer pada 1975, yakni ketika didirikan Investigatif
Reporters and Editors Inc (IRE). Akan tetapi, hal tersebut bukan berarti jurnalisme
investigasi adalah sesuatu yang baru sama sekali. Sebelum kemunculan investigasi,
terdapat istilah muckraking journalism tahun 1902 hingga 1912, ketika majalah Mc
Clure’s menerbitkan laporan yang membongkar politik uang para elit Washington.
Saat ini IRE menjadi salah satu organisasi terkemuka dalam masalah investigasi
dengan anggaran 800.000 USD pertahunnya (Harsono, dalam Warnosumarto,
2020).

Sementara itu, peliputan jurnalisme investigasi di Indonesia mulai


mengemuka pada tahun 1990-an. Harsono menyebutkan bahwa di Indonesia sendiri
kurang jelas sejak kapan liputan investigasi mulai populer. Namun setidaknya, ada
beberapa majalah yang eksplisit pada tahun 1990-an menggunakan kata investigasi
dalam liputan mereka. Dalam jurnalisme investigasi versi Indonesia, menurut
Kurnia, berita investigatif dapat dilihat dari sejumlah laporan Tempo, dalam
majalah berita yang menamakan “investigasi” pada salah satu rubriknya. Tempo
melakukan liputan investigatif yang dikerjakan dalam sebuah tim. Mereka
melakukan proses pencarian data dan narasumber yang sangat banyak dalam
laporan-laporan tersebut. Beberapa laporan investigasi, dalam Tempo disajikan
dalam bentuk cerita dan kisah. Akan tetapi, tulisan tersebut bukanlah kisah fiksi,
akan tetapi laporan yang berasal dari kisah nyata tim investigasi Tempo.

Tantangan Junalisme Investigasi Masa Kini

Era digital menjadi tantangan bagi media massa untuk mempertahankan


eksistensinya. Digitalisasi merupakan keniscayaan, maka media massa harus
mampu beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi khalayak saat ini. Bagaimana
menyiapkan jurnalis supaya bisa lebih melek teknologi, berkompeten dan
berkeahlian supaya bisa mengambil peluang dalam model-model komputasional
dimana perangkat lunak di dalamnya telah mengambil peranan yang dominan.
Perubahan kultur organisasi akibat dari pengaruh teknologi media juga perlu
mendapatkan perhatian selain kompetensi wartawan dalam beradaptasi dengan
digitalisasi.

Diseminasi informasi sebanyak mungkin dengan multiplatform membuat


konten perlu terus menerus diperbaharui. Kondisi tersebut dapat meningkatkan
ketidakpastian di kalangan jurnalis dalam kaitannya dengan pencarian informasi.
Dengan ritme kerja yang menuntut pembaharuan konten terus menerus, jurnalis
memiliki waktu yang lebih sedikit untuk melakukan upaya-upaya verifikasi
terhadap narasumber atau fakta-fakta yang didapatkan. Keadaan seperti ini
memunculkan kerjasama antar jurnalis dari perusahaan yang berbeda untuk
mendapatkan berita dan pada saat bersamaan meredakan ketidakpastian. Persoalan
ini berdampak kepada keseragaman konten yang terdapat antara satu perusahaan
media dan lainnya. Lebih lanjut, produksi dan distribusi konten melalui platform
yang berbeda-beda mencerminkan adanya konvergensi di tataran editorial.
Konvergensi ini sekaligus mencerminkan adanya peleburan dalam newsroom
redaksi. Selain itu, berbagai data dari aktivitas sosial dan bisnis kini telah banyak
dikonversi menjadi data digital Hal tersebut mengakibatkan kepada berlimpahnya
data yang beredar di internet. Jurnalis dapat memanfaatkan data-data tersebut
sebagai bahan olahan beritanya.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Jurnalisme investigatif memang berbeda dengan kegiatan jurnalistik pada
umumnya. Jurnalisme investigasi adalah sebentuk peliputan berita yang mana para
wartawan menelisik secara mendalam terkait informasi atau peristiwa yang mungkin
membongkar korupsi, menelaah kebijakan-kebijakan pemerintah atau perusahaan
swasta, atau menyingkap tren ekonomi, politik dan budaya. Jurnalisme investigasi
di Indonesia berkembang dari masa ke masa dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi infirmasi. Era digital menjadi tantangan bagi media massa untuk
mempertahankan eksistensinya. Digitalisasi merupakan keniscayaan, maka media
massa harus mampu beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi khalayak saat ini.
Bagaimana menyiapkan jurnalis supaya bisa lebih melek teknologi, berkompeten
dan berkeahlian supaya bisa mengambil peluang dalam model-model komputasional
dimana perangkat lunak di dalamnya telah mengambil peranan yang dominan.

B. Saran
Penyebaran berita lebih akurat akan sangat membantu masyarakat maka sebaiknya
jurnalis meliput sesuatu dengan mendalam dan aktual juga untuk menghindari penyebaran
hoaks atau hal-hal yang merugikan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
A., H. A., Kamaluddin, & Ikhtiono, G. (2020). Penerapan Jurnalisme Investigasi
Terhadap Film Dokumenter “Punk Berani Hijrah". Komunika: Journal of
Communication and Islamic Da'wah, 34-47.

Fauzi, Marhamah. 2021. Jurnalisme di Era Digital. JICOMS: Journal of Islamic


Communication and Media Studies. (1) 1,

Sarifah, S. & Purwanto (2020). Jurnalisme Investigasi Televisi Di Kompas TV


Jakarta Studi Analisis Isi Kuantitatif Dalam Naskah Berita “Berkas
Kompas”. Rekam: Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi, 71-86.
• JUMLAH KEHADIRAN

Berdasarkqn sistem pembelajaran Pasal 22 tentang Kehadiran Mahasiswa, yaitu :

1. Mahasiswa wajib mengikuti proses pembelajaran minimal 80% dari


total pertemuan sebagaimana diatur pada pasal 18 ayat
2. Apabila kehadiran mahasiswa kurang dari 80% sebagaimana diatur
pada ayat 1 mahasiswa kehilangan hak untuk ikut ujian akhir
semester dan dinyatakan mendapatkan nilai E pada mata kuliah
tersebut, kecuali disebabkan alasan sakit dan ijin.
3. Permohonan ijin diajukan kepada dosen pemberi matakuliah dengan
tembusan Ketua Program Studi yang dilampiri surat penugasan atau
kehadiran surat lainnya sebelum perkuliahan kecuali surat
keterangan dokter.

Kehadiran saya pada semester 5 ini, khususnya dimata kuliah


"REPORTASE INVESTIGASI", jumlah kehadiran saya sebanyak 16 kali (100%),
artinya kehadiran saya full, dan tidak melewatkan 1 kali pun, saya menganggap
bahwa adalah sesuatu yang penting sesuai dengan pasal di atas.

Dan saya beranggapan bahwa sebagai Mahasiswa kedisiplinan merupakan


hal yang harus dimiliki karena akan berpengaruh pada tingkat keberhasilan
Mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Kedisiplinan
merupakan sesuatu yang penting dalam pembelajaran, oleh sebab itu kita harus
hadir saat proses pembelajaran berjalan.

• AKUMULASI TUGAS DAN KEHADIRAN

Berdasarkan tugas serta kehadiran yang saya aakumulasikan selama


perkuliahan khususnya disemester 5 ini, dan saya simpulkan untuk nilai yang layak
untuk saya pada mata kuliah “eportase Investigasi” adalah Nilai A. Dengan
pertimbangan bahwa kehadiran saya di mata kuliah Reportase Investigasi 100%,
dan ketika pembelajaran dikelas, saya tidak pernah terlambat. Saya sudah stan by
di dalam kelas, menunggu bapak ketika hendak mengajar di kelas karena seperti
yang saya jelaskan tadi bahwa kedisiplinan adalah suatu hal yang sangat penting.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai