Anda di halaman 1dari 30

PENGANTAR JURNALISTIK

MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER

Disusun Oleh:

Yuni Maulidina
1910414220036

Dosen Pengampu :
Sarwani, S.Sos. M. Med. Kom.

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..............................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3

BAB III PENUTUP ...................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................24

LAMPIRAN ...............................................................................................................26

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Ujian Tengah Semester dalam
bentuk makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai syarat mendapatkan nilai
Ujian Tengah Semester pada mata kuliah Pengantar Jurnalistik yang diampu oleh
Bapak Sarwani, S.Sos., M.Med.Kom. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang dasar-dasar dari Jurnalistik bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sarwani, S.Sos., M.Med.Kom. selaku
dosen pengampu mata kuliah Pengantar Jurnalistik yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagikan
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun pastinya sangat saya butuhkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Marabahan, 3 Desember 2020

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jurnalistik merupakan sebuah ilmu, sebab jurnalistik memiliki metode.
“Metode berarti penyelidikan berlangsung menurut suatu rencana tertentu.”.
Jurnalistik juga merupakan cikal bakal dari sebuah ilmu, yakni ilmu komunikasi.
Jurnalistik ada karena sejarah ilmu komunikasi setelah retorika dan publisistik. Pada
mulanya kegiatan jurnalistik berkisar pada hal-hal yang bersifat informatif saja.
Jurnalistik pertama kali di kenalkan oleh negara Amerika yang menyebut istilah
jurnalistik sebagai istilah journalism. Perkembangannya di mulai sejak tahun 1960.
Berawal dengan terbitnya surat kabar yang pertama “Public Occurences Both Foreign
and Domestic” oleh Benjamin Harris di Bostan, jurnalistik terus berkembang dari
masa kemasa. Jurnalistik juga dikenalkan pada lembaga-lembaga pendidikan formal.
Pendidian jurnalistik di negeri Paman Sam, mulai berkembang pada tahun akademi
1912/1913, dengan dibukanya school of jurnalism di Columbia University.
Kemudian dengan seiringnya perkembangan zaman dan majunya teknologi
yang begitu pesat dapat menghasilkan radio dan televisi, jurnalistik menjadi semakin
luas karena tidak lagi mengolah laporan harian untuk sarana surat kabar, tetapi juga
untuk sarana radio dan televisi.
Oleh karena itu di zaman modern seperti ini jurnalistik merupakan salah satu
bidang ilmu komunikasi yang di minati oleh banyak kalangan, baik hanya untuk
sekedar mengerti atau bahkan sebagai media pembelajaran. Di sekolah- sekolah,
universitas jurnalistik pun menjadi pelajaran yang di ajarkan. Akan tetapi banyak
yang belum bisa memahami tentang jurnalistik. Bahkan membedakan antara
jurnalistik media cetak dengan jurnalistik elektronik pun banyak yang tidak sanggup
untuk menguraikannya.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian mengenai latar belakang diatas, dapat kita simpulkan bahwa masalah
yang akan diangkat dalam makalah ini diantaranya :

1. Apa pengertian dari Jurnalistik?


2. Bagaimana bentuk-bentuk Jurnalistik?
3. Apa produk yang dihasilkan dalam kegiatan Jurnalistik?
4. Apa pengertian dari berita?
5. Apa saja kriteria umum nilai berita?
6. Apa saja konsep dari berita?
7. Apa saja jenis-jenis berita?
8. Apa saja perbedaan antara hukum dan etika dalam pers?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jurnalistik

Secara etimologis, Jurnalistik berasal dari kata Journ. Dalam bahasa Perancis,
journ berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan
sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari.
Dengan demikian jurnalistik bukanlah pers, bukan pula media massa. Jurnalistik
adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan diakui
eksistensinya dengan baik. Jika dilihat secara bahasa (Indonesia), jurnalistik adalah
hal yang menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran dan seni kejuruan yang
bersangkutan dengan pemberitaan dan persuratkabaran (KBBI).
Journalisme (journalism) diartikan sebagai “the activity or profession of
writing for newspapers, magazines, or news websites or preparing news to be
broadcast.” (aktivitas atau profesi penulisan untuk suratkabar, majalah, atau situs
web berita atau menyiapkan berita untuk disiarkan).
Dalam kamus bahasa Inggris, jurnalistik adalah “The collection and editing of
news for presentation through the media; writing designed for publication in a
newspaper or magazine” (Merriam Webster).
Dengan demikian, secara praktis, jurnalistik dapat didefinisikan sebagai
berikut: Jurnalistik adalah pengumpulan bahan berita (peliputan), pelaporan peristiwa
(reporting), penulisan berita (writing), penyuntingan naskah berita (editing), dan
penyajian atau penyebarluasan berita (publishing/broadcasting) melalui media.
Definisi jurnalistik di atas seperti dikemukakan Roland E. Wolseley dalam
buku Understanding Magazines (1969): jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan,
penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati,
hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat
kabar, majalah, dan disiarkan.
Ahli atau akademisi lainnya membuat definisi jurnalistik antara lain sebagai
berikut:

3
– Jurnalistik adalah kepandaian dalam hal mengarang yang tujuan pokoknya
adalah untuk memberikan kabar/ informasi pada masyarakat umum secepat
mungkin dan tersiar seluas mungkin (Adinegoro, Hukum Komunikasi
Jurnalistik, 1984).

– Jurnalistik merupakan sebuah proses kegiatan dalam mengolah, menulis, dan


menyebarluaskan berita dan atau opini melalui media massa (Asep Syamsul M
Romli, Jurnalistik Dakwah, 2003).

– Jurnalistik adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mencatat dan


melaporankan serta menyebarkan informasi kepada masyarakat umum.
Informasi yang dimaksud berkenaan dengan kegiatan sehari-hari (Astrid
Susanto, Komunikasi Massa, 1986)

– Jurnalistik merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan, mengolah dan


menyebarkan berita secepat mungkin dan seluas mungkin kepada
khalayak (Djen Amar, Hukum Komunikasi Jurnalistik, 1984).

– Journalism ambraces all the forms in which and trough wich the news and
moment on the news reach the public. Jurnalistik mencakup semua bentuk
cara/ kegiatan yang dilakukan hingga sebuah ulasan/ berita dapat disampaikan
kepada publik (Fraser Bond, An introduction to Journalism, 1961).

– Jurnalistik adalah teknik dalam mengelola berita, mulai dari mendapatkan


bahan hingga menyebarkannya kepada masyarakat secara luas. (Onong U.
Effendi, Ilmu, Teoiri dan Filsafat Komunikasi,1993).

– Jurnalistik adalah seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan,


mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi
sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati
nurani khalayaknya (Suhandang, 2004:23).

4
– Jurnalistik adalah suatu kepandaian praktis mengumpulkan,mengedit berita
untuk pemberitaan dalam suratkabar,majalah atau terbitan-terbitan berikutnya.
jurnalistik juga merupakan seni (M. Ridwan)

– Jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah,


menyajikan dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak
seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya. (Haris Sumadiria)

2.2 Bentuk Jurnalistik

Ilmu Jurnalistik hanya ada satu, tetapi penerapannya ke dalam bentuk karya
jurnalistik itu beragam. Dilihat dari segi bentuk dan pengelolaannya. Jurnalistik
dibagi ke dalam tiga bagian besar yakni : “jurnalistik media cetak (newspaper and
magazine journalism), jurnalistik media elektronik auditif (radio broadcast
journalism), jurnalistik media audiovisual (television jurnalism)”. Setiap bentuk
jurnalistik memiliki ciri dan kekhasannya masing-masing.
1. Jurnalistik Media Cetak
Jurnalistik media cetak, boleh dikatakan model jurnalistik yang paling tua,
atau yang kali pertama muncul. Meski model awalnya belum berbentuk
media surat kabar atau majalah seperti sekarang ini, namun keberadaan
"media tercetak" Acta Diurna yang digagas Julius Caesar boleh dikatakan
sebagai tonggak awal lahirnya jurnalistik media cetak, yang kemudian
disusul dengan "media tercetak" lainnya, seperti Avisa Realtion Oder
Zeitung, Weekly News pada abad ke-16.
Jurnalistik media cetak adalah aktivitas mengumpulkan, menyeleksi,
mengolah dan menyampaikan informasi kepada khalayak melalui media
massa tercetak.atau bisa diartikan sebuah ilmu, proses dan produk
informasi yang disajikan kepada khalayak luas melalui media cetak.
Produk Jurnalistik media cetak meliputi jurnalistik surat kabar, jurnalistik
surat kabar mingguan, jurnalistik tabloid harian, jurnalistik tabloid
mingguan, dan jurnalistik majalah. Surat kabar, menyajikan hal-hal

5
populer, termasuk beritaberita kriminilitas, dicetak dengan kepala berita
yang sensasional dan besar-besar dengan dihiasi gambar2 besar dan
mencolok. Tabloid, barang cetakan yang betuknya setengah surat kabar
harian dan umumnya full color. Sedangkan majalah, terbitan berkala yang
memuat artikel dari berbagai penulis. Biasanya mingguan, dwimingguan,
bulanan atau dua bulanan
Jurnalistik media cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor verbal
dan visual. “Verbal, sangat menekankan pada kemampuan kita memilih
dan menyusun kata-kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang
efektif dan komunikatif. Visul, menunjukkan pada kemampuan kita dalam
menata, menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang
menyangkut segi perwajahan.”
Dalam perspektif jurnalistik, “setiap informasi yang disajikan kepada
khalayak, bukan saja harus benar, jelas dan akurat. Melainkan juga harus
menarik, membangkitkan minat dan selera baca (surat kabat,majalah),
selera dengar (siaran radio), dan selera menonton (televisi).” Inilah sebab-
sebab yang membedakan karya jurnalistik dengan karya lainnya seperti
karya ilmiah.
Prinsip jurnalistik media cetak yaitu :
o Prinsip man is reader
Pembaca bebas memilih topik, informasi, atau berita yang
disukai. Bertolak dari hal itu maka sajian informasi dan berita yang
menyangkut berbagai bidang kehidupan harus bersifat pilihan.
Pembaca juga aktif memilih berita yang relevan bagi dirinya.
o Prinsip Right like your talk
Prinsip ini memiliki 2 pengertian, (1) arti naratif dan tak
langsung, (2) mengandung arti deskriptis yang langsung. Karena itu
wartawan, harus obyektif, tidak boleh berpihak. Ketika menulis ia
harus dalam posisi sebagai pihak ketiga dan menuliskan beritanya
dengan penulisan tak langsung (indirect) dan naratif (menceritakan).

6
o Rumus Konvesional 5W’s H
Dalam laporan jurnalis menyebutkan kejadian apa (what),
mengapa kejadian itu terjadi (why), kapan kejadian itu terjadi (when),
siapa saja yang terlibat dalam kejadian itu (who), dimana kejadian itu
berlangsung (where), dan bagaimana berlangsungnya kejadian itu
(how). Teknik penyajiannya dapat berbentuk piramida tegak atau
piramida terbalik dan kronologis. Sistem penulisan piramida tegak
berarti penulisan naskah tidak terikat oleh waktu. Sistem penulisan
piramida terbalik dibuat khusus untuk berita yang penyajiannya sangat
terikat waktu. Sedangkan sistem penulisan Kronologis, sajiannya
berdasarkan pada urutan kejadian.”
Adapun karakter dari media cetak yaitu :
- Informasi yang akan disajikan dapat dinikmati melalui proses
tercetak
- Isi pesan tercetak, karena itu dapat dibaca di mana dan kapan saja
- Isi pesan dapat dibaca berulang-ulang
- Hanya menyajikan peristiwa atau pendapat yang telah terjadi
- Tidak dapat menyajikan pendapat narasumber secara langsung
- Penulisan dibatasi oleh kolom dan halaman
- Makna berkala dibatasi oleh hari, minggu dan bulan
- Distribusi melalui transportasi darat, laut dan udara
- Bahasa yang digunakan formal dengan mempertimbangkan
efisiensi dan efektivtas serta menjauhi makna ganda, namun tetap
sederhana
- Kalimat dapat panjang dan rinci dengan prinsip easy reading
formula (ERF)
2. Jurnalistik Media Elektronik Auditif (Radio)
Keberadaan jurnalistik radio, pada dasarnya merupakan kelanjutan dari
jurnalistik media cetak. Hal ini seiring dengan ditemukannya perangkat

7
teknologi radio yang ternyata memiliki kemampuan untuk meningkatkan
transfer informasi kepada khalayak luas lebih cepat.
Radio yang kali pertama ditemukan oleh “seorang ahli fisika
berkebangsaan Skotlandia tahun 1864, yaitu James C Maxwell,” dalam
perkembangannya semakin dilirik kalangan jurnalis untuk menjadi media
alternative penyiaran informasi. Semenjak itulah, radio dipandang sebagai
media alternative dalam menyampaikan informasi kepada khalayak selain
media cetak. “Siaran radio muncul di tengah-tengah masyarakat Amerika
Serikat pada dekade 1920-1930 sempat terjadi apa yang dinamakan
mereka the Press Radio War, perang antara pers dan radio. Pers pada
waktu itu merasa disaingi oleh kecepatan radio dalam menyiarkan berita.
Jurnalistik media elektronik auditif adalah Proses penyampaian informasi
kepada khalayak melalui media radio. Atau lebih tepatnya jurnalistik radio
adalah Proses mencari, mengumpulkan, menyeleksi, mengolah dan
menyampaikan uraian fakta (kejadian dan opini) melalui media radio.
Jurnalistik radio lebih banyak dipengaruhi dimensi verbal. “Dimensi
verbal yang dimaksud yaitu berhubungan dengan kemampuan menyusun
kata, kalimat, dan paragraf secara efektif dan komunikatif, agar selera
pendengar atau penikmat radio dapat terpenuhi.”
Adapun karakter dari radio yaitu :
- Proses yang digunakan yaitu pemancaran/transmisi
- Isi pesan audio dapat didengar sekilas sewaktu ada siaran
- Tidak dapat diulang
- Dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang sedang terjadi
- Dapat menyajikan pendapat (audio) narasumber secara langsung
- Penulisan dan makna berkalanya dibatasi oleh detik, menit, dan
jam.
- Bahasa yang digunakan formal dan non-formal (bahasa tutur)
- Kalimat singkat, padat, sederhana, dan jelas
3. Jurnalistik Media Audiovisual (Televisi)

8
Jurnalistik televisi ada Jurnalistik media elektronik audiovisul merupakan
kegiatan pengolahan dan penyiaran berita yang dilakukan melalui media
televisi atau bisa diartikan sebagai kegiatan mengumpulkan, mengolah,
dan menyebarkan informasi berupa berita, feature, advertising, dan opini
melalui media massa kepada khalayak melalui media televisi.”televisi
sebagai media menyebarkan ke seluruh tubuh sosial tidak hanya ide
pembahasan ataupun opini, tetapi juga nilai hedonis sehingga
mempengeruhi integritas sosial.”
“Jurnalistik televisi merupakan gabungan dari segi verbal, visual,
teknologikal, dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-
kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual, lebih banyak
menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat.
Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkauan siaran, kualitas suara, dan
gambar yang dihasilkan serta dapat diterima oleh pesawat televisi
penerima di rumah-rumah. Dramatikal, berarti bersinggungan dengan
aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang
dihasilkan secara simultan. Aspek dramatikal televisi inilah yang tidak
dipunai media massa radio dan surat kabar. Aspek dramatikal televisi
menggabungkan tiga kekuatan sekaligus; kekuatan gambar, suara, dan
kata-kata. Inilah yang disebut efek bersamaan dan efek simultan televisi.”
Adapun karakter dari televisi yaitu :
- Proses yang digunakan yaitu pemancaran/transmisi
- Isi pesan audiovisual dapat dilihat dan didengar sekilas sewaktu
ada siaran
- Tidak dapat diulang
- Dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang sedang terjadi
- Dapat menyajikan pendapat (audiovisual) narasumber secara
langsung
- Penulisan dan makna berkalanya dibatasi oleh detik, menit, dan
jam.

9
- Distribusi melalui pemancaran/transmisi.
- Bahasa yang digunakan formal dan non-formal (bahasa tutur)
- Kalimat singkat, padat, sederhana, dan jelas.
Sejarah perkembangan televisi di Indonesia mengalami pasang surut, sesuai
dengan perkembangan politik. “Di massa pemerintahan Orde Lama TVRI merupakan
satusatunya media televisi di Indonesia yang digunakan alat perjuangan sebagai
media massa lainnya. Dimasa pemerintahan Orde Baru TVRI, dan RRI difungsikan
sebagai corong Pemerintahan, dan media pembangunan. Namun dmikian pasca
regulasi bidang penyiaran wajah televisi di Indonesia mengalami pergeserah yang
cukup signifikan.”

2.3 Produk Jurnalistik

Dalam era demokrasi seperti sekarang ini kegiatan jurnalistik sangat perlu dan
penting, sebab semua orang tidak bisa mengatur atau berbuat sesuatu bagi dirinya
tanpa memperoleh informasi terlebih dahulu. Informasi-informasi yang dimaksud
bisa terkait dengan masalah politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan, dan lain-lain,
antar lain dapat diperoleh dengan meminati dan menikmati produk jurnalistik seperti
isi muatan dari surat kabar, siaran radio maupun televisi.
“Adapun informasi dimaksud dapat diutarakan dalam bentuk pemberitahuan
berupa : (1) penyampaian berita, (2) pemberian ketarangan atau penerangan, dan (3)
perkenalan. Bertalian dengan tujuan jurnalistik yang memberikan informasi dengan
maksud mempengaruhi orang lain, dalam arti mengubah sikap, sifat, pendapat, dan
perilaku orang lain. Oleh karena itu, dalam konteks jurnalistik pemberitahuan pun
dikenal sebagai produk jurnalistik yang berupa: (1) News (berita), (2) Views
(pandangan, komentar, ulasan), dan Advertisement (iklan/perkenalan yang bersifat
propaganda).”
Menurut buku jurnalistik indonesia karangan Haris Sumadirian mengatakan
“dari tiga kelmpok besar itu, hanya berita (news) dan opini (view) saja yang disebut
produk jurnalistik. Iklan bukanlah produk jurnalistik, walaupun teknik yang
digunakannya merujuk pada teknik jurnalistik”

10
Kelompok berita (news), meliputi antar lain berita langsung (straight news),
berita menyeluruh (comprehensive news), berita mendalam (depth news), pelaporan
mendalam (depth reporting), berita penyelidikan (investigative news), berita khas
bercerita (feature news). News adalah berita, yakni penyajian kumpulan bahan
keterangan (informasi) atau laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang
terbaru (aktual) serta laporan mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian,
dinilai penting atau luar biasa. News identik dengan Straight News, berita jenis ini
harus memenuhi unsur 5W+1H secara ketat dan harus cepat-cepat disiarkan atau
dipublikasikan, jangan terlambat. Biasanya ada pada media online.
Kelompok opini (views), meliputi tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel,
kolom, esai, dan surat pembaca. Sedangkan kolom iklan, mencakup berbagai jenis
dan sifat iklan mulai dari iklan produk barang dan jasa, iklan keluarga, sampai pada
iklan layanan masyarakat. “Untuk memisahkan seara tegas antar berita dan opini
maka tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, kolom, dan surat pembaca ditempatkan
dalam satu halaman khusu, inilah yang disebut halaman opini (opinion page).”

1. Tajuk Rencana
Tajuk rencana atau editorial adalah suatu opini berisi pendapat dan sikap
resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual,
fenomenal, dan atau kontroversial yang berkembang dalam masyarakat.
Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili sekaligus
mencerminkan pendapat dan sikap resmi media pers bersangkutan secara
keseluruhan sebagai suatu lembaga penerbitan media berkala. Karakter
dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercermin dalam tajuk rencana.
2. Karikatur
Secara etimologis, karikatur adalah gambar wajah dan karakteristik
seseorang yang diekspresikan secara berlebih-lebihan. Dalam
“Encyclopedia of The Art” dijelaskan, karikatur merupakan representasi
sikap atau karakter seseorang dengan cara melebih-lebihkan sehingga
melahirkan kelucuan. Karikatur juga sering dipakai sebagai sarana kritik

11
sosial dan politik. Karikatur juga mencakup semua peristiwa yang terjadi,
diliput, dan menjadi sorotan pers. Ia bahkan termasuk karya seni grafis.
Menggambar karikatur termasuk proses kreatif seorang ahli grafis
sekaligus seorang jurnalis. Sebagai ahli grafis, ia harus dapat menyajikan
gambar yang memenuhi kaidah komposisi, gradasi, dan aksentuasi secara
tajam dan serasi. Sebagai jurnalis, ia pandai memilih topik ang sedang
aktual, menyangkut kepentingan masyarakat umum, dan mengemasnya
dalam paduan gambar serta kata-kata yang singkat, lugas, sederhana.
Sebuah karikatur dikatakan efektif apabila karikatur itu telah menjalankan
fungsinya, yakni karikatur harus membuat senyum untuk semua.
3. Pojok
Pojok adalah kutipan pernyataan singkat narasumber atau peristiwa
tertentu yang dianggap menarik atau kontroversial, untuk kemudian
dikomentari oleh pihak redaksi dengan kata-kata atau kalimat yang
mengusik, menggelitik, dan adakalanya reflektif. Tujuannya untuk
mencubit, mengingatkan, atau menghugat sesuai dengan fungsi kontrol
sosial yang dimiliki pers. Kritis tetapi etis. Sesuai dengan namanya, pojok
ditempatkan disebelah pojok. Dalam setiap edisi penerbitan, pojok
memuat tiga-lima butir kutipan pernyataan atau peristiwa menarik untuk
dikomentari. Rubrik pojok memiliki ciri-ciri yang hampir sama setiap
surat kabar di Indonesia :
a) Pojok berisi dua alinea.
Alinea pertama menyajikan suntingan berita atau peristiwa. Alinea
kedua menyajikan opini atau pandangan-pandangan dari lembaga
surat kabar sebagai respons terhadap isi yang tersaji dalam alinea
pertama.
b) Isi yang disajikan baik dalam alinea pertama maupun dalam alinea
kedua, biasanya terangkai dalam kalimat-kalimat pendek.
c) Opini atau pandangan-pandangan dari lembaga surat kabar disajikan
dalam kalimat-kalimat yang bersifat sinis dan humoris. Selain ketiga

12
ciri itu, ada ciri lain yang melekat dalam pojok. Yakni, judul rubrik
pojok dan nama penjaga pojok itu sendiri.
d) Topik- topik ulasan yang disajikan dalam rubrik pojok sangat luas :
sosial, ekonomi, politik, militer, olahraga, budaya, agama, kesenian
kebudayaan, kriminalitas, kemanusiaan, tragedi, flora, dan fauna.”
4. Artikel
Secara umum, artikel dapat dibedakan menurut jenis serta tingkat
kesulitan yang dihadapinya, antara lain :
a) Artikel Praktis
Artikel praktis lebih banyak bersifat petunjuk praktis cara
melalakukan sesuatu (how to do it), misalnya petunjuk cara membuka
internet, cara praktis merawat bonsai, sepuluh langkah membuat kue
tart, kiat ramping dan cantik dalam 15 hari, atau cara cepat menguasai
rumus dan hitungan matematika.
b) Artikel Ringan
Artikel ringan lazim ditemukan pada rubrik anak-anak, remaja,
wanita, keluarga. Artikel jenis ini lebih banyak mengangkat topik
bahasan yang ringan dengan cara penyajian yang ringan pula, dalam
arti tidak menguras pikiran kita. Untuk menerima atau mencernanya,
kita sebagai pembaca tidak memerlukan persiapan dan perhatian
secara khusus.
c) Artikel Halaman
Opini Artikel halaman opini lazim ditemukan pada halaman khusus
opini bersama tulisan opini yang lain yakni tajuk rencana, karikatur,
pojok, kolom, dan surat pembaca. Artikel opini mengupas suatu
masalah secara serius dan tuntas dengan merujuk pada pendekatan
analitis akademis. Sifatnya relatif berat. Karena itulah, artikel opini
kerap ditulis oleh mereka yang memiliki latar belakang pendidikan,
pengetahuan, keahlian, atau pengalaman memadai di bidangnya
masing-masing.

13
d) Artikel Analisis
Ahli Artikel analisis ahli biasa kita temukan pada halaman murka,
halaman-halaman berita, atau halaman dan rubrik-rubrik khusus
tertentu. Sesuai dengan namanya, artikel jenis ini ditulis oleh ahli atau
pakar di bidangnya dalam bahasa yang populer dan komunikatif.
Artikel analisis ahli mengupas secara tajam dan mendalam suatu
persoalan yang sedang menjadi sorotan dan bahan pemnicaraan hangat
masyarakat. Topik yang diangkat dan dibahas macam-macam, seperti
ekonomi, politik, prndidikan, sosial, agama, budaya, industri, iptek.”
5. Kolom
Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan
aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan
yang terdapat dalam masyarakat. Kolom lebih banyak mencerminkan cap
pribadi penulis. Bandingkan dengan sifat artikel yang lebih banyak
memapar melebar. Kolom ditulis secara inferensial. Artikel ditulis secara
referensial. Biasanya dalam tulisan kolom terdapat foto penulis. Sangat
dianjurkan, tulisan kolom disertai foto penulis. Kolom berasal dari bahasa
Inggris. Column. Orangnya disebut columnist. Dalam bahasa inggris,
istilah kolumnis diartikan sebagai penulis karangan khusus berupa
komentar, saran, informasi, atau hiburan, pada surat kabar atau majalah
secara reguler. Di tangan para kolumnis profesional, topik apapun yang
dibahas, mulai dari yang ringan seperti masalah pakaian dinas pejabat,
sampai yang berat seperti kecenderungan makin banyaknya wakil rakyat
di tingkat kota dan kabupaten yang hobby memakan uang rakyat, tersaji
dalam cerita singkat yang memikat, logis rasional, enak dibaca dan perlu.
Benar-benar menggairahkan. Benar-benar menyegarkan.
6. Surat pembaca
Surat pembaca adalah opini singkat yang ditulis oleh pembaca dan dimuat
dalam rubrik khusus surat pembaca. Surat pembaca biasanya berisi
keluhan atau komentar pembaca tentang apa saja yang menyangkut

14
kepentingan dirinya atau masyarakat. Panjang surat pembaca rata-rata 2-4
paragraf. Rubrik surat pembaca merupakan layanan publik dari pihak
redaksi terhadap masyarakat. Dalam rubrik ini, pembaca boleh
menuliskan apa saja dan ditujukan kepada siapa saja. Topik yang dibahas
sangat bervariasi, misalnya tentang telepon umum yang tidak berfungsi,
jalan berlubang, layanan petugas kantor-kantor pemerintah yang buruk,
kinerja dan layanan pihak perusahaan atau badan dan organisasi yang
mengecewakan, atau makin banyaknya tayangan acara pada televisi yang
dianggap menonjolkan sisi pornografi, kekerasan, dan sadisme.

2.4 Pengertian Berita

Berita berasal dari istilah Inggris new yang artinya baru. Dengan kata lain,
semua hal yang baru merupakan bahan informasi yang dapat disampaikan kepada
orang lain dalam bentuk berita. Semua berita adalah informasi, tetapi tidak semua
informasi adalah berita. Berita merupakan “uraian tentang peristiwa/fakta dan atau
pendapat, yang mengandung nilai berita, dan yang sudah di sajikan melalui media
massa periodik (wahyudi,1994).” Semua berita adalah informasi, tetapi tidak semua
informasi adalah berita.
Berita dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu: “berita berat (hard
news) dan berita ringan (soft news).” Berita berat sesuai dengan namanya, menunjuk
pada peristiwa mengguncangkan dan menyita perhatian seperti kebakaran, gempa
bumi, kerusuhan. Sedangkan berita ringan menunjuk pada peristiwa yang lebih
bertumpu pada unsur-unsur ketertarikan manusia seperti pesta pernikahan bintang
film, atau seminar sehari tentang perilaku seks bebas dikalangan remaja.
Selain itu berita juga dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu, “berita
terbagi atas berita diduga dan berita tak terduka”. Berita diduga adalah peristiwa yang
direncanakan seperti pemilihan umum, peringatan hari-hari bersejarah. Berita tak
terduga adalah peristiwa yang sifatnya tiba-tiba tidak direncanakan, tidak diketahui
sebelumnya, seperti kereta api terguling, gedung perkantoran terbakar.

15
Berdasarkan materi isinya, berita dapat dikelompokkan ke dalam : “Berita
pernyataan pendapat, ide atau gagasan, berita ekonomi, berita keuangan, berita
politik, berita sosial kemasyarakatan, berita pendidikan, berita hukum dan keadilan,
berita oleh raga, berita kriminal, berita bencana dan tragedi, berita perang, berita
ilmiah, berita hiburan, berita tentang minat insani.”
Ahli atau akademisi lainnya membuat pengertian berita antara lain sebagai
berikut:
- Berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta
minat khalayak pendengar. (Paul De Massener)
- Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik
perhatian sebagian besar pembaca. (Dean M.lyle Spencer)
- Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-
fakta yang mempunyai arti penting dan beru terjadi, yang dapat menarik
perhatian para pembaca. (William S.Maulsby)

2.5 Kriteria Umum Nilai Berita

Kriteria umum nilai berita merupakan acuan umum yang dapat digunakan
oleh para jurnalis (reporter dan editor) untuk memutuskan fakta yang pantas dijadikan
berita dan memilih mana yang lebih baik untuk disajikan ada khalayak. Berikut
kriteria umum nilai berita menurut Haris Sumadiria dalam “Jurnalistik Indonesia
menulis berita dan feature” yang terbagi menjadi 11 nilai berita :

1. Keluarbiasaan (Unusualness)
Keluarbiasaan, berita bukanlah suatu peristiwa biasa. Berita adalah suatu
peristiwa yang luar biasa. Untuk menunjukkan berita bukanlah suatu
peristiwa biasa, Lord Northchliffe,membuat sebuah uangkapan yang
sangat populer yaitu “apabila orang digigit anjing maka itu bukanlah
berita, tetapi sebaliknya apabila orang menggigit anjing, maka itulah
berita.
2. Kebaruan (Newsness)

16
Kebaruan, segala sesuatu yang atau suatu hal yang baru pasti itu
menunjukkan sebuah berita dan pastinya memiliki nilai berita. “kata orang
Prancis. Kamis hari ini, bukanlah Kamis sebelumnya. Nama hari yang
selalu berulang. Namun peristiwa atau perubahan yang terjadi pada setiap
Kamis tidak perna sama. Selalu muncul perubahan baru, peristiwa baru,
kecenderungan baru.
3. Akibat (Impact)
Akibat (impact), “berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas.”38
Contohnya segala sesuatu yang berdampak dalam kehidupan manusia.
Misalnya, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
4. Aktual (tumeliness)
Aktual, berita adalah peristiwa yang sedang terjadi, baru terjadi, atau lagi
digemari.
5. Kedekatan (proximity)
Kedekatan, dalam menyajikan berita atau memilih berita pasti kedekatan
berita terhadap penikmat berita itu sangatlah penting. Sepertihalnya berita
tentang suatu peristiwa atau bencana.
6. Informasi (information)
Informasi, berita adalah suatu informasi. “Menurut Wilbur Schramm,
informasi adalah segala yang bisa menghilangkan ketidakpastian.”
7. Kontak (conflict)
Konflik, berita adalah segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat
dimensi pertentangan. Konflik merupakan suber berita yang tak pernah
kering dan tak pernah habis.
8. Orang penting (prominence)
Orang penting, berita tentang orang-orang penting, ternama, public figur
adalah berita yang sangat diminati khalayak.
9. Ketertarikan manusiawi (human interest)
Ketertarikan manusiawi, berita yang menarik ketertarikan manusia adalah
berita yang mampu menggoncangkan hari penikmat berita,

17
10. Kejutan (surprising)
Kejutan, kejutan adalah sesuatu yang datang tiba-tiba tampa di duga.
11. Seks (sex)
Seks, segala macam berita tentang perempuan disini dimaksudkan seks.
Berita yang disajikan seperti berita poigami, perselingkuhan.
Tetapi dalam kenyataannya, tidak semua nilai itu akan kita pakai dalam
sebuah penulisan berita. Hal terpenting adalah adanya aktualitas dan pengedepanan
objektivitas yang terlihat dalam isi berita tersebut.

2.6 Konsep Berita

George Fox Mott dalam New Survey of Journalism mengingatkan, paling


tidak terdapat delapan konsep berita yang harus diperhatikan oleh para praktisi dan
pengamat media massa. Kedelapan konsep itu meliputi:

1. Berita Sebagai Laporan Tercepat


Lebih cepat suatu berita disiarkan, lebih baik. Karena faktor kecepatan itu
pula, mengapa berita dibuat dalam pola atau rumusan baku piramida terbalik.
Prinsip kecepatan dalam melaporkan berita, mengharuskan para reporter dan
editor mampu bekerja dengan cepat, namun prinsip ini tetap harus diimbangi
pula dengan kelengkapan dan ketelitian, kecermatan dan ketepatan, sehingga
berita apapun yang dilaporkan tetap faktual, benar, akurat dan tidak malah
membingungkan khalayak pembaca.
2. Berita Sebagai Rekaman
Rekaman peristiwa dalam pengertian “dokumentasi” dapat disajikan dalam
berita dengan menyisipkan rekaman suara narasumber dan peristiwa atau
penyiaran proses peristiwa detik demi detik secara utuh melalui reportase dan
siaran langsung sebagai rekaman gambaran peristiwa. Menurut pakar
linguistik, tulisan lebih menekankan struktur dan makna, sedangakan lisan
atau ujaran lebih mengutamakan perhatian, pengertian, dan penerimaan.

18
Dalam perspektif teori jurnalistik, berita sebagai rekaman peristiwa yang
terdokumentasikan itu telah membuka luas ladang penelitian bagi media
massa, antara lain dengan berpijak pada paradigama Harold D. Lasswell.
Dulu, dikenal dengan teori analisis isi media walaupun di Fakultas dan
Jurusan-jurusan Komunikasi kurang diminati. Menurut Barelson, analisis isi
adalah teknik penelitian untuk melukiskan isi komunikasi yang nyata secara
objektif, sistematik dan kuantitatif. Kini, berkembang sejumlah teori,
pendekatan, dan model “baru” dalam penelitian analisis teks media yakni
analisis wacana, analisis semiotik dan analisis bingkai (framing).
3. Berita Sebagai Fakta Objektif
Berita adalah laporan tentang fakta secara apa adanya (das Sein) dan bukan
laporan tentang fakta yang seharusnya (das Sollen). Framing adalah
pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang
digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara
pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang
diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa
kemana berita tersebut.
4. Berita Sebagai Interpretasi
Teori jurnalistik mengingatkan, tidak semua berita dapat berbicara sendiri.
Sering terjadi, berita yang diliput dan dilaporkan media hanya serpihan-
serpihan fakta yang belum berbicara. Tugas media adalah membuat fakta yang
seolah membisu itu menjadi dapat berbicara sendiri kepada khalayak
pembaca, pendengar, atau pemirsa dalam bahasa yang enak dibaca dan mudah
dicerna. Untuk itu, redaksi menyajikan analisis berita, menyelenggarakan
wawancara dengan para ahli, menggelar diskusi dan memberikan interpretasi
terhadap berbagai fenomena dan fakta yang muncul, antara lain melalui artikel
dan tajuk rencana.
5. Berita Sebagai Sensasi
Sensasi berasal dari kata sense, artinya alat pengindraan. Sensasi adalah
pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian

19
verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekalli berhubungan dengan
kegiatan alat indra. Sensasi itu sendiri merupkan bagian dari persepsi, persepsi
adalah pengalaman tentang obejk, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi
ialah memberikan makna pada stimuli indrawi, hubungan sensasi dengan
persepsi sudah jelas, sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu
menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi
juga atensi, ekspektasi motivasi, dan memori. Sensasi atau sensasional
dianggap lebih mendekati alam mistikal dan irasional, daripada mengikuti alur
logika serta mengembangkan pendekatan rasional.
6. Berita sebagai minat insani atau pemicu bangkitanya emosional dan
bangkitnya faktor-faktor interaksi sosial.
Dengan laporan berita emosional seperti bencana dan konflik, media massa
bermaksud menggalang dan membangkitkan atensi serta motivasi untuk tetap
bersatu, tetap bersaudara, tetap saling berkomunikasi dan saling mencintai.
Media merasa terpanggil untuk senantiasa menumbuhkan kepekaan individual
dan kepekaan sosial masyarakat.
7. Berita Sebagai Ramalan/Perkiraan-Prakiraan
Berita sanggup memberikan interpretasi, prediksi, dan konklusi. Pandangan
semacam ini mewajibkan siapapun yang kerap berhubungan dengan media
massa, untuk tidak lari ke “dunia uji nyali” melalui “berbagai penampakan”
yang mungkin menyesatkan.
8. Berita Sebagai Gambar
Dalam dunia jurnalistik dikenal aksioma: satu gambar seribu kata (one picture
one thousand word). Jadi, betapa dahsyatnya efek sebuah gambar
dibandingkan dengan kata-kata. Sekarang dalam dunia persuratkabaran,
gambar karikatur merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
memengaruhi khalayak setelah kolom editorial dan artikel. Sikap dan bahkan
perilaku publik dapat digerakkan dengan bantuan gambar karikatur. Sebab
gambar, foto, dan karikatur merupakan pesan-pesan yang hidup sekaligus

20
menghidupkan deskripsi verbal lainnya. Karena itu, surat kabar dan majalah
hanya akan menjadi lembaran-lembaran mati yang membosankan jika hadir
tanpa foto dan gambar. Hasil penelitian menunjukkan, menyampaikan pesan
secara visual melaui media seperti surat kabar, buku, atau poster, jauh lebih
cepat menimbulakn atensi serta lebih mudah dipahami maksud serta isinya
oleh khalayak dibandingkan apabila pesan itu hanya disampaikan melalui
rangkaian kata-kata secara verbal.
Demikianlah delapan konsep utama berita yang menguasai pikiran wartawan
dalam mencari, menyusun dan menyiarkan berita. Konsep tersebut lingkup-
melingkupi (overlap) yang tercakup dalam satu pola, yakni panduan antara berita
yang penting dan patut dibaca.

2.7 Jenis-jenis Berita

Jenis-jenis berita dalam kegiatan jurnalistik yaitu :


1. Straight news report : Laporan langsung mengenai suatu berita. Berita yang
memiliki nilai penyajian objektif tentang fakta-fakta yang dapat dibuktikan, biasanya
di tulis dengan unsur-unsur yang dimulai dengan what, who, when, where, why, dan
how (5W + 1H).
2. Depth news report : Reporter (wartawan) menghimpun informasi dengan fakta-
fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa itu.
3. Comprehensive news : Laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau
dari berbagai aspek.
4. Interpretative report : Memfokuskan sebuah isu, masalah atau peristiwa
kontroversial. Laporan intreptatif biasanya dipusatkan untuk menjawab pertanyaan
mengapa.
5. Feature story : Penulis menyajikan suatu pengalaman pembaca yang lebih
bergantung pada gaya menulis dan humor dari pada pentingnya informasi yang
disajikan.
6. Depth reporting : Laporan jurnalitik yang bersifat mendalam, tajam lengkap dan
utuh tentang suatu peristiwa fenomenal dan aktual.

21
7. Investigative reporting : Berita memusatkan pada masalah daan kontroversi.
8. Editorial writing : Pikiran sebuah institusi yang diuji didepan sidang pendapat
umum. Penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita penting yang
mempengaruhi pendapat umum.

2.8 Perbedaan Hukum dan Etika dalam Pers

Sekilas, antara hukum dan etika terlihat sebagai dua hal yang sama. Namun,
pada kenyataannya dua hal ini adalah dua hal berbeda, walaupun terdapat beberapa
perbedaan dan persamaan diantaranya.
Definisi hukum menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja merupakan
keseluruhan kaidah serta semua asa yang mengatur pergaulan hidup dalam
masyarakat dan bertujuan untuk memelihara ketertiban serta meliputi berbagai
lembaga dan proses guna mewujudkan berlakunya kaidah sebagai suatu kenyataan
dalam masyarakat.
Sedangkan pengertian etika menurut H. A. Mustafa adalah ilmu yang
menyelidiki mana yang baik dan yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan
manusia sejauh yang dapat diketahuin oleh akar pikirannya.
Perbedaan antara etika dengan hukum adalah ruang lingkupnya, jika hukum
tidak dapat menyentuh ranah pribadi, maka etika dapat menyentuh hal tersebut.
Namun, etika tidak membutuhkan alat dalam menjamin keterlaksaannya sedangkan
hukum memerlukan penegak hukum. Selain itu, etika juga bersifat subyektif dan
fleksibel sedangkan hukum bersifat obyektif dan berasas. Contoh peran hukum dan
etika dalam pers seperti saat membuat sebuah berita, maka seorang wartawan harus
mematuhi kode etik jurnalistik sebagai seorang wartawan seperti seorang wartawan
harus mencegah terjadinya benturan-kepentingan (conflict of interest) dalam dirinya.
Dia tak boleh menerima apapun dari sumber berita atau terlibat dalam aktivitas yang
bisa melemahkan integritasnya sebagai penyampai informasi atau kebenaran. Lalu,
berita yang ia tuliskan tentunya harus bisa dipertanggung jawabkan keaslian
informasinya dimata hukum, jadi tidak boleh sampai menyinggung atau merugikan
pihak lain.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jurnalistik merupakan ilmu yang dasarnya dari sebuah ilmu komunikasi.
Jurnalistik sendiri memiliki pengertian, suatu kegiatan mencari sebuah peristiwa atau
kegiatan dengan tujuan disebarluaskan melalui sebuah media. jurnalistik memiliki
tiga bentuk yaitu jurnalistik media cetak (newspaper and magazine journalism),
jurnalistik media elektronik auditif (radio broadcast journalism), jurnalistik media
audiovisual (television jurnalism)”.
Setiap bentuk jurnalistik memiliki ciri dan kekhasannya masing-masing. Dari
bentuk-bentuk jrnalistik tersebut, mereka menjalankan sebuah kegiatan dengan
menghasilkan sebuah produk jurnalistik. Produk yang dimaksud yaitu (1) News
(berita), (2) Views (pandangan, komentar, ulasan), dan Advertisement
(iklan/perkenalan yang bersifat propaganda).” Tetapi ada yang berpendapat juga
bahwa iklan tidak termasuk dalam produk jurnalistik.
Dalam menciptakan sebuah produk dalam kegiatan jurnalistik juga dikenal
dengan adanya bahasa jurnalistik. Ciri utama bahasa jurnalistik diantaranya
“sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, menarik, demokratis, mengutamakan
kalimat aktif, sejauh mungkin menghindari penggunaan kata atau istilah-istilah
teknis, dan tunduk kepada keidah kata atau istilah-istilah teknis, dan tunduk kepada
kaidah serta etika bahasa baku.”

23
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Protokol Dan Komunikasi Pimpinan. 2019. Dasar-dasar Jurnalistik :


Pengertian, Jenis, Teknik, Kode Etik.
https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/dasar-dasar-jurnalistik-pengertian-jenis-
teknik-kode-etik-28 (Diakses 2 Desember 2020)

Budiman, K. (2005). Dasar-Dasar Jurnalistik. Makalah yang disampaikan dalam


Pelatihan, http://www. w3. org/1999/xhtml”>< HEAD>< TITLE> Dasar-dasar
Jurnalistik. dikutip, 6.

Muhammad Arifin. 2013. Pengertian, Definisi, Bentuk dan Produk Jurnalistik.


http://mohammadarifin058.blogspot.com/2013/05/menyelami-jurnalistik-
indonesia.html (Diakses 2 Desember 2020)

Effendy, Onong Uchjana. 2009. Ilmu Komunikas teori dan praktek.Bandung: PT


Remaja Rosdakarya Offset.

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. 2009. Jurnalistik Teori dan


Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Muhtadi, Asep Saeful. 1999. Jurnalistik pendekatan. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Mustika, Rieka. (Juni 2012). Budaya Penyiaran Televisi Indonesia. Masyarakat


Telematika dan Informatika, III (1) : 51-56.

Suhandang, Kustadi. 2004. Pengantar Jurnalistik : seputar organisasi, produk &


Kode Etik. Bandung: Nuansa Cendekia.

Sumadiria, Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita Dan Featur. Bandung:
Simbiosis Rekatama Media.

24
Wahyudi, J.B. 1996. Dasar-dasar jurnalistik radio dan televisi. Jakarta: Gajah Gita
Nuasa.

Wiryanto. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo.

25
LAMPIRAN

FISIP ULM Gelar Webinar 'Urgensi Komunikasi Dalam Menghadapi Dinamika


Sosial Pada Masa Pandemi'

Banjarmasin- Bidang ilmu komunikasi sangat luas dan mencakup hampir seluruh
sendi kehidupan. Perlu telaah dan kajian mendalam agar dapat memetakan kajian
komunikasi secara lebih mendalam. Untuk itu dalam rangka mencegah dinamika
sosial yang terus terjadi agar tidak menimbulkan perubahan dan kepanikan di
kalangan masyarakat, maka Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Lambung Mangkurat (FISIP ULM) menggelar webinar nasional
komunikasi dengan mengusung tema 'Urgensi Komunikasi Dalam Menghadapi
Dinamika Sosial Pada Masa Pandemi' pada Selasa, 15 Desember 2020 melalui media
video conference.

Menurut ketua pelaksana, alasan dipilihnya tema tersebut dimaksudkan agar peserta
webinar yang terdiri dari kalangan umum ini dapat memperoleh gambaran mengenai
komunikasi yang baik dan tidak menimbulkan unsur hoax pada masa pandemi.
Penyalahgunaan media sosial sedang marak terjadi akhir-akhir ini, berita hoax banyak
disebarkan sehingga menimbulkan kegaduhan serta kepanikan di kalangan
masyarakat seperti beredarnya kabar bahwa 44 orang tenaga kesehatan yang
dinyatakan positif COVID-19, isu tersebut ditepis secara langsung oleh pihak Rumah
Sakit Andi Makkasau Parepare pada Senin, 14 Desember 2020.

Dua pembicara dihadirkan pada acara webinar nasional FISIP ULM kali ini adalah
Seorang Speaker dan Motivator Wanita No. 1 di Asia. Profil kesuksesannya sudah
tidak asing lagi di telinga publik, ialah Merry Riana. Wanita kelulusan Electrical and
Electronics Engineering (EEE) di Nanyang Technological University (NTU) tahun
1998 dan seorang psikiater muda yang trendi yang juga menjabat sebagai seorang
Sekretaris Jenderal Federasi Asia Asosiasi Psikiatri, yaitu Dr. dr. Nova Riyanti
Yusuf, Sp. KJ.

26
Materi yang disampaikan Mrs. Merry Riana sebagai Seorang Speaker lebih
menekankan pada peserta agar lebih bijak dalam berkomunikasi serta memilah
informasi yang sesuai dengan cara memastikan kebenarannya. Berita hoax yang
tersebar dapat menyebabkan miskonsepsi para pembaca sehingga masyarakat dapat
menyimpulkan dan menelan mentah berita tanpa tahu kebenarannya. Sedang, Dr. dr.
Nova Riyanti Yusuf menyampaikan materi mengenai dampak komunikasi terhadap
kesehatan mental seseorang. Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf juga menegaskan mengenai
3 indikator standar kesehatan mental menurut WHO, diantaranya sehat fisik, bisa
menerima kelebihan dan kekurangan orang lain, dan sanggup berkompetisi dengan
orang lain.

Sasaran utama pemaparan materi dan diskusi pada webinar kali ini ialah masyarakat
secara umum termasuk pelajar agar dapat menjadi lebih bijak dalam berkomunikasi
dan menyampaikan informasi dalam media sosial. Penyalahgunaan dalam
penyampaian informasi dapat menyebabkan terjadinya isu sosial yang mendorong
pada dinamika sosial pada masa pandemi seperti ini. Lebih buruknya lagi,
permasalahan kesehatan mental di masa pandemi ini sedang marak terjadi pada
banyak orang.

27

Anda mungkin juga menyukai