Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“JURNALISTIK DAN PENGELOLAHAN MEDIA MASA”

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


JURNALIS PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI

1. MIFTAHUL HUSNAH
2. MAYISA LISDINA

SEMESTER V
KELAS VA

DOSEN PENGAMPUH : DESTY PUSPITA SARI, M. TPd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH AL-QUR’ANIAH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang


menganugerahkan berkat rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “JURNALISTIK DAN
PENGELOLAHAN MEDIA MASA”.
Penulis menyadari bahwa isi makalah yang disusun ini masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.

Manna, September 2022


Penulis
Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Jurnalistik 3
B. Pengertian Media Massa 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jurnalistik merupakan suatu kegiatan komunikasi yang menggunakan
media massa sebagai medium dalam proses penyampaian pesan atau informasi
kepada khalayak yang bersifat tidak langsung (indirect communication) serta
satu arah. Seiring munculnya perkembangan teknologi di era konvergensi,1
mediapun mengalami perkembangan yang dinamis. Adanya internet
memunculkan perubahan ruang berita untuk selalu berinovasi menghadirkan
berita yang lebih cepat kepada masyarakat.
Komunikasi massa yang bersifat tidak langsung mengalami degradasi
menjadi komunikasi secara langsung pada era new media saat ini. Seperti
dalam komunikasi sosial di mana audiens dapat langsung merespon atau
memberi tanggapan terhadap suatu isu. Namun dalam era new media, ruang
untuk memberikan tanggapan(statement) berupa kolom komentar yang
disediakan oleh media arus utama yang menyebarkan berita melalui media
sosial.
Netizen menjadi objek utama yang berperan ganda, yaitu; sebagai
komunikan, penerima pesan dari media massa serta sebagai komunikator
memberikan informasi dalam bentuk statement kepada media yang pada
akhirnya dijadikan sebagai sumber berita. Di sinilah terjadinya proses
mutualisme antara media dengan netizen.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dan jenis-jenis jurnalistik?
2. Apa saja kode etik dan bahasa jurnalistik ?
3. Jelaskan pengertian media masa?
4. Sebutkan dan jelaskan karakteristik media masa?
5. Apa saja fungsi dan peran media masa ?
6. Sebutkan jenis-jenis dan contoh media masa ?

1
2

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari rumusan masalah yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dan jenis-jenis jurnalistik.
2. Untuk mengetahui kode etik dan bahasa jurnalistik.
3. Untuk mengetahui pengertian media masa.
4. Untuk mengetahui karakteristik media masa.
5. Untuk mengetahui fungsi dan peran media masa.
6. Untuk mengetahui jenis-jenis dan contoh media masa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah jurnalistik
Sejarah jurnalistik sendiri merujuk kepada Acta Diurna pada zaman
Romawi Kuno masa pemerintahan kaisar Julius Caesar (100-44 SM). Acta
Diurna, yakni papan pengumuman (sejenis majalah dinding atau papan
informasi sekarang), diyakini sebagai produk jurnalistik pertama ; pers, media
massa, atau surat kabar harian pertama di dunia. Julius Caesar pun disebut
sebagai “Bapak Pers Dunia”.Sebenarnya, Caesar hanya meneruskan dan
mengembangkan tradisi yang muncul pada permulaan berdirinya kerajaan
Romawi.
Saat itu, atas peritah Raja Imam Agung, segala kejadian penting
dicatat pada Annals, yakni papan tulis yang digantungkan di serambi rumah.
Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang
lewat dan memerlukannya. Saat berkuasa, Julius Caesar memerintahkan agar
hasil sidang dan kegiatan para anggota senat setiap hari diumumkan pada Acta
Diurna. Demikian pula berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan
penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya. Papan
pengumuman itu ditempelkan atau dipasang di pusat kota yang disebut Forum
Romanum (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum.
Di cina, tepatnya pada tahun 911 M, muncul surat kabar cetak pertama
dengan nama Tching-pao yang diartikan "Kabar dari Istana" dan pada tahun
1351M, Kaisar Quang Soo mengedarkan surat kabar Tching-pao untuk dapat
dibaca oleh rakyatnya secara teratur dengan waktu terbit seminggu sekali.
Kemajuan jurnalistik berkembang dengan pesat pada tahun 1450 dengan
adanya penemuan mesin cetak oleh Johan Guttenberg. Peristiawa besar yang
diumumkan lewat surat kabar tersebut adalah penemuan Benua Amerika oleh
Christoper Colombus. Surat kabar cetak yang pertama kali terbitt eratur setiap
hari adalah Oxford Gazzete di Inggris tahun 1665 M.

3
4

Tahun 1800-an juga ditandai dengan munculnya istilah Yellow


Journalism (jurnalisme kuning), sebuah istilah untuk “pertempuran headline”
antara dua koran besar di Kota New York. Satu dimiliki oleh Joseph Pulitzer
dan satu lagi dimiliki oleh William Randolph Hearst. Sebagai catatan, surat
kabar generasi pertama di AS awalnya memang partisan, serta dengan mudah
menyerang politisi dan presiden, tanpa pemberitaan yang objektif dan
berimbang. Namun, para wartawannya kemudian memiliki kesadaran bahwa
berita yang mereka tulis untuk publik haruslah memiliki pertanggungjawaban
social.
1. Pengertian Dan Jenis-Jenis Jurnalistik
a. Pengertian jurnalistik menurut para ahli, akademisi, dan praktisi antara
lain sebagai berikut :
1. Fraser Bond dalam An introduction to Journalism (1961): jurnalistik
adalah segala bentuk yang membuat berita dan ulasan mengenai berita
agar sampai pada kelompok pemerhati.
2. Roland E. Wolseley dalam Understanding Magazine (1969):
jurnalisme adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan
dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum
secara sistematik dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat
kabar, majalah dan disiarkan stasiun siaran.
3. Adinegoro dalam Hukum Komunikasi Jurnalistik karya M. Djen
Amar (1984): jurnalistik adalah semacam kepandaian mengarang yang
pokoknya memberikan pekabaran pada masyarakat dengan selekas-
lekas’a agar tersiarluas.
4. Astrid Susanto dalam Komunikasi Massa (1986): jurnalistik adalah
kegiatan pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang
kegiatan sehari-hari.
5. Onong Uchjana Effendy dalam Ilmu, Teori dan Filsafat
Komunikasi (1993): jurnalistik adalah teknik mengelola berita mulai
dari mendapatkan bahan sampai menyebarluaskannya kepada
masyarakat.
5

b. Jenis-jenis jurnalistik
Jenis-Jenis Jurnalistik diklasifikasikan berdasarkan media yang
digunakan dan gaya atau "ideologi" pemberitaan.Berdasarkan Media,
Jenis-Jenis Jurnalistik dibagi menjadi tiga kategori:
1. Jurnalistik Cetak -- yaitu jurnalistik yang menggunakan media
massa cetak sebagai media publikasi --suratkabar/koran, tabloid,
majalah.
2. Jurnalistik Elektronik, yaitu jurnalistik yang menggunakan media
elektronik sebagai media publikasinya --radio, televisi, dan film.
Jurnalistik Elektronik dibagi lagi menjadi:
1. Jurnalistik Radio -- program berita di radio siaran.
2. Jurnalistik Televisi -- program berita di televisi.
3. Jurnalistik Film -- pemberitaan melalui film, misalnya film
dokumenter.
4. Jurnalistik Radio dan Jurnalistik Televisi disebut juga Jurnalistik
Penyiaran (Broadcast Journalism).
3. Jurnalistik Online, yaitu jurnalistik yang menggunakan internet
sebagai media publikasi yang dikenal dengan sebutan media online,
media daring, media situs berita, atau portal berita (news portal).
Jenis-Jenis Jurnalistik Berdasarkan Gaya dan Ideologi
Berdasarkan Gaya, Ruang Lingkup Pemberitaan, dan Ideologi, jenis-jenis
jurnalistik sangat beragam, antara lain sebagai berikut:
1. Citizen Journalism (Jurnalisme Warga).
Jurnalisme Warga adalah proses jurnalistik atau pemberitaan yang dilakukan
oleh warga biasa (bukan wartawan profesional) yang disebarkan melalui
media komunitas, blog, atau media sosial.
2. Yellow Journalism (Jurnalisme Kuning)
Jurnalisme Kuning adalah jenis jurnalisme yang berupaya untuk
menciptakan kesan-kesan sensasional dengan judul-judul bombastis yang
mengundang perhatian dan menimbulkan rasa penasaran.
3. Peace Jouyrnalism (Jurnalisme Damai)
6

Jurnalisme Damai atau Jurnalistik Perdamaian adalah jurnalistik yang


pemberitaannya mendorong pihak-pihak yang berperang atau terlibat
konflik. Jurnalisme damai menunjukkan kerugian akibat perang dan
berusaha membentuk opini pentingnya perdamaian. Jurnalisme damai
mementingkan empati kepada para korban.
4. War Journalism (Jurnalisme Perang)
Jurnalisme Perang adalah kebalikan dari jurnalise damai, yakni jenis
jurnalisme yang menyampaikan informasi yang bersifat provokatif dan
memanaskan situasi. Jurnalisme Perang fokus terhadap jalannya konflik dan
kekerasan. Dalam beritanya digambarkan bagaimana penyiksaan yang
dilakukan oleh kedua belah pihak yang berperang.
5. Jurnalisme Kepiting
Istilah Jurnalisme Kepiting dipopulerkan oleh wartawan senior Rosihan
Anwar untuk menggambarkan kebijakan redaksi Kompas yang diterapkan
terjang pendirinya, Jakob Oetama. Jurnalisme jenis ini mengajak pembaca
diajak "berputar-putar dulu" ketika membaca berita atau opini, cenderung
mengambil sikap hati-hati dalam pemberitaan, agar tidak dianggap
bertentangan dengan kepentingan penguasa.
6. Jazz Journalism (Jurnalisme Jazz)
Jurnalisme Jazz adalah jurnalistik yang menerapkan berita sensasi pendek
atau hal yang sedang booming di masyarakat. Bahasanya dibuat begitu
ringan yang penting bebas asal populer.
7. Adversary Journalism/Adversarial Journalism (Jurnalisme Oposisi)
Jurnalisme Oposisi disebut juga Jurnalisme Anjing Penjaga (Watchdog
Journalism) dan Jurnalisme Aktivis (Activist Journalism). Jurnalisme
Oposisi adalah jurnalistik yang fokus pada pemberitaan yang berisi kritik
terhadap setiap kebijakan pemerintah atau perilaku pejabat negara.
8. Jurnalisme Partisan
Jurnalistik Partisan yaitu jurnalistik yang fokus memberitakan hal-hal yang
baik saja dari sebuah kelompok, organisasi, partai politik, atau pemerintah
9. Crusade Journalism.
7

Jurnalistik Perag Suci adalah jurnalistik yang mengusung misi penyebaran


nilai-nilai tertentu atau menggiring opini pembaca dengan pemilihan isu dan
narasumber.
2. Kode etik dan Bahasa Jurnalistik
a. Kode etik jurnalistik adalah etika profesi wartawan. Ciri utama wartawan
profesional yaitu menaati kode etik, sebagaimana halnya dokter,
pengacara, dan kaum profesional lain yang memilikidan menaati kode
etik.
Berikut ini ringkasan kode etik jurnalistik :
1. Independen, akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
2. Profesional (tunjukkan identitas; hormati hak privasi; tidak menyuap;
berita faktual dan jelass umbernya; tidak plagiat; penggunaan cara-
cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi
bagi kepentingan publik).
3. Berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi,
serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
4. Tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
5. Tidak menyalah-gunakan profesi dan tidak menerima suap.
6. Memiliki Hak Tolak untuk melindungi nara sumber yang tidak
bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai
ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record”.
7. Tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau
diskriminasi SARA.
8. Hormati kehidupan pribadi, kecuali untuk kepentingan publik.
9. Segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru/tidak
akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar,
dan atau pemirsa.
10. Layani Hak Jawab dan Hak Koreksi secara proporsional.
b. bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh wartawan
dinamakan bahasa persatau bahasa jurnalistik. Bahasa jurnalistik
8

memiliki sifat-sifat khasyaitu : singkat, padat, sederhana, lancer, jelas,


lugas, dan menarik.
Bahasa jurnalistik didasarkan pada bahasab aku, tidak
menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa, memperhatikan ejaan yang
benar, dalam kosa kata bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan
dalam masyarakat.
Dengan kata lain bahasa jurnalistik yang baik haruslah sesuai
dengan norma-norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan
kalimat yang benar, pilihan kata yang cocok.
Mengingat orang tidak harus menghabiskan waktunya hanya
dengan membaca surat kabar, bahasa jurnalistik harus lugas, tetapi jelas,
agar mudah dipahami. Orang tidak perlu mesti mengulang-ulang apa
yang dibacanya karena ketidakjelasan bahasa yang digunakan dalam
surat kabar.
Karakteristik atau ciri-ciri bahasa jurnalistik yang utama adalah
sebagai berikut :
 Hemat Kata. Memilih kata yang lebih ringkas: kemudian = lalu,
kurang lebih = sekitar, melakukan pencurian = mencuri, memberikan
saran = menyarankan.
 Lugas. To the point, tidak berbunga-bunga, tidak menggunakan kata-
kata berona (colorful words): menitikkan air mata = menangis;
memiliki sebuah asa = berharap.
 Umum/Sederhana. Menggunakan kata-kata populer yang dipahami
orang awam.
 Menghindari Kata Mubazid dan Kata Jenuh.
Penggunaan bahasa jurnalistik dalam penulisan berita atau
artikel akan membuat naskah menjadi ringkas, padat, mudah dipahami,
efektif, efisien, dan enak dibaca.
9

B. PENGERTIAN MEDIA MASSA


Beberapa ahli mendefinisikan media massa sebagai berikut : Cangara
(2018), media massa adalah alat atau sarana yang digunakan dalam
menyampaikan pesan oleh sumber kepada penerima atau khalayak dengan
menggunakan alat-alat komunikasi.
1. Denis Mc Quail (2000) Media massa memiliki sifat atau karakteristik yang
mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas (Universality of
reach), bersifat publik, dan mampu memberikan popularitas kepada siapa
saja yang muncul di media massa.
2. Wilbur Lang Schramm Media massa adalah suatu kelompok kerja yang
terorganisasi di sekitar beberapa perangkat untuk mengedarkan pesan yang
sama, pada waktu yang sama ke sejumlah besar orang.
1. Karakteristik Media Massa
Media massa tentu memiliki ciri-ciri atau karakteristik
tersendiri. Ciri-ciri tersebut dapat membuat kita lebih mudah memahami
apa-apa saja yang dapat digolongkan ke dalam media massa. Menurut
Cangara (2018 M) karakteristik media massa adalah sebagai berikut :
1. Bersifat Melembaga Maksudnya pihak yang mengelola media terdiri
dari banyak orang, mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai pada
penyajian informasi.
2. Bersifat Satu Arah Artinya komunikasi yang dilakukan kurang
memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau
toh terjadi reaksi atau umpan balik biasanya memerlukan waktu dan
tertunda.
3. Meluas dan Serempak Maksudnya dapat mengatasi rintangan waktu
dan jarak, sebab media massa memiliki kecepatan. Bergerak secara
luas dan simultan, di mana informasi yang disampaikan diterima oleh
banyak orang pada saat yang sama.
4. Bersifat Terbuka Artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja, dan
di mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
10

2. Fungsi dan Peran Media Massa


Mengingat media massa memberikan efek yang besar kepada
khalayak luas melalui pesan-pesan yang disampaikannya, Maka dari itu,
media massa memiliki fungsi dan perannya di tengah masyarakat.
Menurut Haris (2008) dalam Manajemen Media Massa, fungsi media
massa sebagai berikut.
1. Fungsi Menyiarkan Informasi Menyiarkan informasi adalah fungsi
pers yang pertama dan utama. Setiap informasi yang disampaikan
haruslah memenuhi kriteria dasar yaitu aktual, akurat, faktual,
menarik, penting, benar, lengkap, jelas, jujur, berimbang, relevan,
bermanfaat, dan etis.
2. Fungsi Mendidik Media massa dalam bentuk surat kabar atau majalah
memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga
wawasan khalayak pembaca juga meningkat. Fungsi mendidik ini
secara implisit dapat berbentuk artikel, tajuk rencana, cerita
bersambung, ataupun bentuk lainnya yang mengandung aspek
pendidikan.
3. Fungsi Menghibur Media massa baik itu surat kabar, majalah, atau
berbentuk audio visual sekalipun dapat memberikan hiburan seperti
cerita pendek, cerita gambar, teka-teki silang, siaran olahraga, siaran
fashion show, ataupun konten-konten human interest.
5. Fungsi Memengaruhi Fungsi memengaruhi dalam artian media massa
memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi
memengaruhi ini bisa kita jumpai pada bagian iklan. Melalui iklan
seseorang dapat dipengaruhi untuk kemudian membeli sebuah produk
ataupun jasa.
6. Fungsi Kontrol Sosial Media massa dalam hal ini pers adalah pilar
demokrasi ke empat setelah legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Pers
akan menjadi pengawas serta memberikan koreksi, kritik, maupun
teguran sewaktu melihat berbagai penyimpangan dan ketidakadilan
dalam suatu masyarakat atau negara. Inilah yang kemudian membuat
11

pers bersikap independen atau menjaga jarak yang sama terhadap


semua kelompok dan organisasi yang ada.
3. Jenis-jenis dan contoh Media Massa
Media massa dapat dikategorikan dalam berbagai jenis, baik itu
menurut prosesnya, bentuknya, hingga teknologi yang digunakan.
Mengutip dari buku Media Massa dan Pasar Modal (2018), jenis media
massa adalah sebagai berikut : Media Cetak Pada abad ke-15 Johannes
Gutenberg menemukan mesin cetak bergerak dari bahan logam. Dari
hasil penemuan ini kemudian membuka jalan bagi penyebarluasan media
cetak. Dengan adanya mesin cetak dapat memproduksi teks secara
massal. Sebelum mesin cetak ditemukan, buku menjadi barang mahal
yang hanya dapat dinikmati oleh bangsawan dan keluarga kerajaan.
Dengan adanya percetakan, membuat semua orang bisa mengakses
informasi melalui teks yang diproduksi salah satunya dalam bentuk surat
kabar. Beberapa contoh media massa cetak antara lain, surat kabar,
majalah, buku, dan dokumen tekstual lainnya.
Media Elektronik Penemuan radio menjadi tonggak sejarah
dimulainya media massa elektronik. Stasiun radio pertama didirikan di
Pittsburg, New York, dan Chicago pada 1920-an. Setelah itu, negara-
negara Benua Eropa juga turut mendirikan radio. Pada tahun ini pula
Amerika Serikat memulai siaran televisi berbasis eksperimental. Adapun
yang termasuk ke dalam contoh media massa elektronik seperti, radio,
film, televisi, rekaman audio dan video.
Media Baru Cara online dan digital untuk menghasilkan,
mengirim, dan menerima pesan disebut dengan media baru atau new
media. Istilah ini kemudian mencakup teknologi komunikasi yang
dimediasi komputer. Sederhananya, proses transfer pesan dalam
komunikasi telah terintegrasi ke dalam jaringan. Contoh media massa
online adalah internet. Itulah penjelasan mengenai apa itu media massa.
Kesimpulannya, media massa adalah sarana atau medium yang
digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak luas. Jenisnya
12

pun bermacam-macam, mulai dari media cetak, media elektronik, hingga


yang terkini media baru.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Sejarah jurnalistik sendiri merujuk kepada Acta Diurna pada zaman
Romawi Kuno masa pemerintahan kaisar Julius Caesar (100-44 SM). Acta
Diurna, yakni papan pengumuman (sejenis majalah dinding atau papan
informasi sekarang), diyakini sebagai produk jurnalistik pertama ; pers, media
massa, atau surat kabar harian pertama di dunia
Beberapa ahli mendefinisikan media massa sebagai berikut : Cangara
(2018), media massa adalah alat atau sarana yang digunakan dalam
menyampaikan pesan oleh sumber kepada penerima atau khalayak dengan
menggunakan alat-alat komunikasi.
1. Denis Mc Quail (2000) Media massa memiliki sifat atau karakteristik yang
mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas (Universality of
reach), bersifat publik, dan mampu memberikan popularitas kepada siapa
saja yang muncul di media massa.
2. Wilbur Lang Schramm Media massa adalah suatu kelompok kerja yang
terorganisasi di sekitar beberapa perangkat untuk mengedarkan pesan yang
sama, pada waktu yang sama ke sejumlah besar orang.
fungsi media massa yaitu : Fungsi Menyiarkan Informasi, Fungsi Mendidik ,
Fungsi Menghibur, Fungsi Memengaruhi, Fungsi Kontrol Sosial

13
DAFTAR PUSTAKA

Haris (2008) dalam Manajemen Media Massa


https://kumparan.com/lampu-edison/sejarah-jurnalistik-1sSj9V3Mxld/full
Fraser Bond dalam An introduction to Journalism (1961):
Roland E. Wolseley dalam Understanding Magazine (1969)
Adinegoro dalam Hukum Komunikasi Jurnalistik karya M. Djen Amar (1984)
Astrid Susanto dalam Komunikasi Massa (1986):
OnongUchjanaEffendy dalam Ilmu, TeoridanFilsafatKomunikasi (1993):

Anda mungkin juga menyukai