Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

FUNGSI JURNALISTIK

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Dasar-dasar Jurnalistik
Dosen Pengampu: Nanang Qosim, M.Pd

Oleh:

1. Abdul Khalim Tsani (1708056036)


2. Andi Nasrudin (1708056053)
3. Sri Mentari (1808056025)
4. Muhammad Fahri Azka (1808056034)
5. Deby Ashri Khardita (1808056035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nanti kan syafa’at dan
hidayah-Nya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Bapak


Nanang Qosim selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar dasar Jurnalistik.
Tanpa beliau mungkin makalah ini kurang sempurna. Tidak lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta membantu selama
penyelesain makalah ini sampai makalah ini selesai disusun.

Kami berharap makalah ini dapat berguna serta bermanfaat untuk


menambah wawasan. Selain itu kami sadar bahwa makalah ini banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Di akhir kalimat, kami berharap makalah sederhana
ini dapat diterima dan dimengerti oleh semua pihak yang membacanya.

Semarang, September 2020

Tim Penulis

Revisi

1. Latar belakang ambil satu dua referensi lalu kembangkan

2. fungsi jurnalis secara umum menyebarluaskan info ke khalayak

3. fungsi jurnalis secara khusus

4. fungsi jurnalistik cetak

4.1 To inform :

4.2 To command :

1
4.3 To provide : menyediakan keperluan informasi melalui iklan media cetak

4.4 mengkampanyekan proyek masyarakat untk membantu dalam keadaan


tertentu

4.5 sajian cerita dan gambar

4.6 melayani konselor pembaca

5. fungsi jurnalistik online

Menambah wawasan guna mengikuti perkembangan teknologi. Selain itu juga


dapat mempengaruhi media lain, seperti elektronik.

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Jurnalistik termasuk ilmu terapan yang dinamis dan berkembang


tergantung dinamika kehidupan manusia. Sebagai sebuah ilmu jurnalistik
termasuk dalam bidang ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengakaji proses
penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang lain dengan maksud
memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan kejelasan.
Secara harfiah jurnalistik artinya kewartawanan atau hal – hal yang
berhubungan dengan pemberitaan. “jurnal” artinya laporan atau catatan dan kata
“istik “ yang merujuk pada estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang
keindahan. Keindahan yang dimaksud adalah mewujudkan berbagai produk seni
dan keterampilan dengan menggunakan bahan – bahan yang diperlukannya, dan
mengandung nilai – nilai yang dapat dinikmati.
Di era derasnya arus informasi seperti yang sekarang ini, media massa
menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan kaidah
yang berlaku. wartawan dituntut untuk bekerja secara profesioanal sesuai dengan
kode etik wartawan. Untuk itu, wartawan diharuskan menguasai berbagai teknik
penulisan berita yang baik agar dapat menghasilkan karya jurnalistik yang
berbobot. Wartawan dituntut memiliki kemampuan untuk menulis berita
menggunakan bahasa yang jelas, lugas, komunikatif, singkat, menarik, padat,
sederhana, dan lancar. Bahasa yang digunakan oleh wartawan untuk menulis
berita dikenal dengan sebutan bahasa jurnalistik. Menurut para ahli bahasa, bahasa
baku merupakan dasar bagi bahasa jurnalistik. Dengan demikian, bahasa
jurnalistik tidak dapat dilepaskan dari berbagai aturan bahasa baku atau kaidah
tata bahasa yang berlaku.

3
B. Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan jurnalistik ?
2.      Apakah yang dimaksud dengan pers ?
3.      Bagaimanakah fungsi pers ?
4.      Bagaimanakan fungsi jurnalistik ?
5.      Bagaimanakah profesi wartawan ?
6.      Apakah yang dimaksud dengan bahasa jurnalistik ?
7.      Bagaimanakah karakteristik bahasa jurnalistik ?
8.      Bagaimanakah ciri–ciri bahasa jurnalistik?
9.      Bagaimanakah sembilan prinsip jurnalisme?
10.  Bagaimanakah ciri–ciri dari jurnalisme?
Revisi
1. Latar belakang ambil satu dua referensi lalu kembangkan
2. fungsi jurnalis secara umum menyebarluaskan info ke khalayak
3. fungsi jurnalis secara khusus
4. fungsi jurnalistik cetak
4.1 To inform :
4.2 To command :
4.3 To provide : menyediakan keperluan informasi melalui iklan media cetak
4.4 mengkampanyekan proyek masyarakat untk membantu dalam keadaan
tertentu
4.5 sajian cerita dan gambar
4.6 melayani konselor pembaca
5. fungsi jurnalistik online

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jurnalistik
Jurnalistik atau journalism berasal dari kata Journal, aritnya catatan harian
atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat kabar.
Jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah,
menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara
indah, dalam rangka memenuhi segala hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi
perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak sesuai dengan kehendak
para jurnalisnya.1 Mac Dougall menyebutkan bahwa jurnalisme adalah kegiatan
menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa.2
Jurnalistik (journalistic) secara etimologi mempunyai arti kewartawanan
atau kepetulisan, dengan kata dasarnya jurnal (journal), artinya ‘laporan’ atau
‘catatan’, atau jour dalam bahasa Perancis mempunyai arti hari. Selain itu
jurnalistik juga berasal dari bahasa Yunani kuno, du jour yang berarti hari yaitu
kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran cetak. Maka jurnalistik identik
dengan media cetak, terutama surat kabar.3

B. Pengertian Pers
Pers berasal dari kata Belanda pers yang artinya menekan atau mengepres.
kata pers merupakan padanan dari kata press dalam bahasa Inggris yang juga
artinya menekan atau mengepres. Jadi, pers secara harfiah mengacu pada
pengertian komunikasi yang dilakukan dengan perantaraan barang cetak. Tetapi,
sekarang kata pers atau press ini digunakan untuk merujuk semua kegiatan
jurnalistik, terutama kegiatan yang berhubungan dengan menghimpun berita, baik
oleh wartawan media elektronik, maupun oleh wartawan media cetak.4

1
Suhandang, Pengantar Jurnalistik hal. 19.
2
Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori & Praktik hal. 15.
3
Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar hal. 11.
4
Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori & Praktik hal. 17.

5
C. Fungsi Pers
Menurut UU No 40 Tahun 1999 tentang pers, pers adalah lembaga sosial
dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi
mencari, memiliki, memperoleh, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi baik dalam bentuk tulisan, gambar, suara serta data dan grafik dan
dalam bentuk lainnya yang menggunakan media elektronik, media cetak, dan
segala jenis saluran yang tersedia. Fungsi pers diantaranya:5
1. Fungsi informatif
Fungsi informatif ini sebagai pemberi infomasi atau berita kepada
khalayak ramai dengan cara yang teratur. Pers mengumpulkan berita yang
dianggap berguna dan penting bagi orang banyak kemudian menuliskannya
dalam sebuah kata - kata. Tugas pers sebagai fungsi informatif adalah
memberitakan kejadian - kejadian pada hari itu, memberitakan pertemuan -
pertemuan atau peristiwa yang terjadi di pemerintahan. Pers juga
memberitakan peristiwa yang diduga akan terjadi, seperti perubahan cuaca
atau bencana alam. Pers pun memberitakan hal - hal yang langsung berguna,
misalnya bagaimana menghitung pajak yang terjadi berdasarkan tarif pajak
baru.
2. Fungsi kontrol pers
Fungsi kontrol pers bertanggung jawab untuk menyelediki pekerjaan
pemerintah atau perusahaan. Pers harus memberitakan apa yang berjalan baik
dan tidak berjalan baik.
3. Fungsi interpretatif dan direktif
Fungsi ini bermaksud untuk memberikan interpretasi dan bimbingan. Pers
harus menceritakan kepada masyarakat tentang arti suatu kejadian. Fungsi ini
biasanya dilakukan oleh pers melalui tajuk rencana atau tulisan - tulisan latar
belakang. Pers juga terkadang menganjurkan suatu tindakan yang seharusnya
diambi oleh masyarakat dan memberi alasan mengapa harus bertindak.
4. Fungsi menghibur

5
Kusumaningrat hal. 27-29.

6
Wartawan menuturkan kisah – kisah dunia yang menarik. Mereka
menyajikan humor dan drama serta musik.
5. Fungsi regeneratif
Fungsi regeneratif yaitu betujuan untuk menceritakan bagaimana sesuatu
itu dilakukan di masa lampau, bagaimana dunia ini dijalankan sekarang,
bagaimana sesuatu itu diselesaikan, dan apa yang dianggap oleh dunia itu
benar atau salah. Dengan demikian, pers membantu menyampaikan warisan
sosial kepada generasi baru agar terjadi proses regenerasi dari pendahulu
kepada generasi penerus.
6. Fungsi pengawalan hak – hak warga negara
Fungsinya untuk mengawal dan mengamankan hak – hak pribadi. Pers
yang bekerja menurut tanggung jawabnya harus dapat menjamin hak setiap
pribadi untuk didengar dan diberi penerangan yang dibutuhkannya.
7. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi bertujuan untuk melayani sistem ekonomi melalui iklan.
Dengan menggunakan iklan penawaran akan berjalan dari tangan ke tangan
dan barang produksi pun dapat dijual.
8. Fungsi swadaya
Pers memiliki kewajiban untuk mengembangkan kemampuannya sendiri
agar ia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh – pengaruh serta tekanan -
tekanan dalam bidang keuangan. Bila pers berada di bawah tekanan soal
keuangan, maka sama halnya dengan menepatkan diri berada di bawah
kehendak siapa saja yang mampu membayarnya sebagai balan jasa.
Sedangkan di dalam pasal 33 UU No 40 Tahun 1999 tentang pers
mengatakan bahwasannya fungsi pers sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan, serta kontrol sosial.
1. Fungsi pers sebagai media informasi
Fungsi pers ini mendukung kemajuan masyarakat dan memiliki tanggung
jawab untuk menyebar luaskan informasi tentang kemajuan dan keberhasilan
pembangunan kepada masyarakat.
2. Fungsi pers sebagai media pendidikan

7
Sebagai media pendidikan, pers juga berguna untuk pengembangan wawasan
dan ilmu pengetahuan. Masyarakat yang mencari dan mendapat berita dari
media massa secara teratur akan bertambah pengetahuan, wawasan, dan juga
ilmunya. Salah satu bentuk nyata fungsi pers sebagai media pendidikan
adalah pelajar mencari materi pelajarannya di internet.
3. Fungsi pers sebagai media hiburan
Pada UU No 40 Tahun 1999 tentang pers pasal 3 ayat 1, dikatakan bahwa
salah satu fungsi pers sebagai media hiburan. Tentunya hiburan yang
disajikan oleh pers tetap pada aturan yang dibuat. Namun jikalau melanggar
nilai agama, HAM, moral, atau peraturan lain tentunya tidak diperbolehkan.
Contoh fungsi pers sebagai media hiburan diantaranya bisa melalui radio,
televisi, youtube, dan lain sebagainya.
4. Fungsi pers sebagai media kontrol sosial
Pada hal ini pers memiliki fungsi untuk mengontrol, mengoreksi, mengkritik
sesuatu yang sifatnya konstruktir, artinya adalah sesuatu yang membangun
bukan merusak. Pers dapat melaksanakan kontrol sosial guna mencegah
terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, baik itu Korupsi, Kolusi, Nepotisme
(KKN) maupun penyimpangan dan penyelewengan dalam kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan itu, kehadiran pers ini untuk
memperbaiki keadilan.
5. Fungsi pers sebagai lembaga ekonomi
Fungsi pers sebagai lembaga ekonomi maksudnya adalah media massa tidak
hanya bertujuan untuk menghidupi penerbit media massa sendiri, tetapi juga
untuk meraup keuntungan atau bisnis. Pers tumbuh menjadi industri media
yang mampu mendapatkan dan menyerap lapangan pekerjaan yang cukup
baik dan menciptakan keuntunganyang tentunya tidak sedikit. Namun, pers
yang diharapkan bisa berorientasi kepada kepentingan publik dari pada
kepentingan bisnis.

8
D. Fungsi Jurnalistik
Adapun fungsi dari jurnalistik secara umum adalah6:
1. Pemberi Informasi
Informasi yang disajikan melalui karya – karya jurnalistik, seperti berita
(straight news), feature, reportase dan lain sebagainya. Informasi yang
diberikan pun bermacam pun beragam jenisnya. Tidak hanya sebatas
informasi yang berkaitan dengan suatu peristiwa, tetapi juga bersifat ide,
gagasan-gagasan, pendapat, atau pikiran-pikiran orang lain yang memang
layak untuk disampaikan ke publik.
2. Pemberi Hiburan
Informasi yang disajikan media pers bukan hanya berita-berita serius,
tetapi juga berita-berita lainnya yang mampu membuat pembaca tersenyum
dan melemaskan otot-otot pikirannya. Contohnya cerpen, cerbung, cerita
bergambar, karikatur, bahkan juga tulisan-tulisan yang bersifat human
interest.
3. Pemberi Kontrol
Media pers tidak hanya sebatas menyampaikan atau memberikan
informasi yang berkaitan dengan suatu peristiwa, akan tetapi bertanggung
jawab juga dalam menyampaikan gagasan-gagasan maupun pendapat yang
berkaitan dengan masyarakat. Jika ada suatu kebijakan, baik dari pemerintah
maupun lembaga-lembaga tertentu, yang dipandang tidak sesuai atau
berlawanan dengan kepentingan masyarakat, media pers punya kewajiban
untuk mengingatkan.
4. Pendidik Masyarakat
Pers berkewajiban mendidik masyarakat dengan memberikan beragam
pengetahuan yang bermanfaat bagi peningkatan kehidupan. Karya – karya
dari jurnalistik harus mencerahkan dan memberikan tambahan pengetahuan
serta wawasan yang luas , sehingga masyarakat memperoleh pemahaman
tentang kehidupan yang lebih maju dibandingkan sebelumnya.

6
Effendy, Ilmu Komunikasi hlm. 149.

9
Berdasarkan media yang digunakan, jurnalistik dibagi menjadi dua yaitu
jurnalistik cetak dan jurnalistik online. Adapun fungsi jurnalistik cetak
diantaranya:

1. Memberi informasi (to inform)


Jurnalistik cetak berfungsi memberikan informasi kepada khalayak umum
melalui karya-karya jurnalistik seperti berita, essai dan lain sebagainya.
2. Memberikan bimbingan (to command)
Jurnalistik cetak berfungsi memberi anjuran melakukan suatu tindakan atau
melarangnya dengan memberikan alasan yang tepat dan logis.
3. Menyediakan informasi (to provide).
Jurnalistik cetak berfungsi menyediakan keperluan informasi melalui iklan
media cetak
4. Persuasi (to persue)
Jurnalistik cetak berfungsi untuk membantu mengkampanyekan proyek
masyarakat dalam keadaan tertentu seperti pemilu, menerapkan protokol
kesehatan, dan lain sebagainya.
5. Sajian cerita dan gambar
Jurnalistik cetak berfungsi untuk memberikan hiburan kepada masyarakat,
salah satunya dengan memberikan sajian cerita dan gambar dalam karya
jurnalistik.
6. Melayani konselor
Fungsi jurnalistik cetak adalah sebagai konselor terhadap pembaca.

E. Profesi Wartawan
Dalam literatur pekerjaan seperti pemimpin redaksi, redaktur, wartawan atau
reporter disebut sebagai profesi. Dalam persepsi diri para wartawan, istilah dalam
“ profesional ” memiliki tiga arti : pertama profesional adalah kebalikan dari
amatir; kedua, sifat pekerjaan wartawan menuntut pelatihan khusus; ketiga,
norma–norma yang mengatur perilakunya dititik beratkan pada kepentingan
khalayak pembaca. Selanjutnya, terdapat dua norma yang dapat diidentifikasikan,
yaitu : pertama, norma teknis (keharusan menghimpun berita dengan cepat,
keterampilan menulis dan menyunting, dan sebaginya), dan kedua, norma etis
(kewajiban kepada pembaca serta nilai – nilai seperti tanggung jawab, sikap tidak
memihak, sikap peduli, sikap adil, objektif dan lain- lain yang semuanya harus
tercermin dalam produk penulisannya). Dalam melaksanakan tugasnya sebagai

10
profesional, wartawan memiliki kode etik yang saat ini dikenal adalah kode etik
jurnalistik yang dikeluarkan oleh persatuan wartawan indonesia. Kode etik
tersebut yang menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pemberitaan yang
mereka buat.

F. Pengertian Bahasa Jurnalistik


Menurut Prof.S.Wojo wasito bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi
massa sebagai tampak dalam harian – harian dan majalan – majalah. Dengan
fungsi yang demikian itu bahasa tersebut haruslah jelas dan mudah dibaca oleh
mereka dengan ukuran intelek yang minimal. Bahasa jurnalistik yang baik
haruslah sesuai dengan norma – norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas
susunan kalimat yang benar, pilihan kata yang cocok.7
Secara terminologi bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri. Pendapat itu dikokohkan oleh Gorys Keraf yang
menyatakan bahwa bahaa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Selain itu Keraf juga
menyatakan bahwa ada empat fungsi bahasa yaitu :
1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat ekspresi bahasa memang sangat penting untuk
mengekspresikan emosi kita ke dalam bahasa baik dalam keadaan sedih
ataupun gembira. Pada dasarnya bahasa berfungsi untuk menyatakan secara
terbuka segaala sesuatu yang tersirat di dalam dada manusia, sekurang-
kurangnya untuk memaklumkan keberadaan yang sedang dialaminya.
2. Alat komunikasi
Sebagai alat komunikasi sudah sangat jelas bahwa bahasa mempunyai
fungsi utama untuk alat berkomunikasi antara sesama manusia. Bahasa
merupakan saluran perumusan maksud yang melahirkan perasaan dan
memungkinkan adanya kerja sama antar-individu.
3. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial

7
Anwar, Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi.

11
Bahasa juga berfungsi sebagai alat untuk mengadakan integrasi atau
penyatuan masyarakat serta sebagai alat untuk mengadakan adaptasi sosial
masyarakat. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan yang
memungkinkan manusia memanfaatkan berbagai macam pengalaman mereka,
mempelajari dan mengambil bagian dari pengalaman tersebut, dan belajar
berkenalan dengan orang – orang lain.
4. Alat mengadakan kontrol sosial
Sebagai kontrol sosial bahasa merupakan alat yang digunakan manusia
dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang lain. Selain
itu bahasa juga mempunyai relasi dengan proses-proses sosialisasi suatu
masyarakat. Dengan bahasalah manusia dapat mengontrol manusia lain,
karena kuasa bahasa membantu orang untuk mengikuti hal–hal yang berlaku.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga terbitan Departemen
Pendidikan Nasional dalam petunjuk pemakaian kamus halaman 24 antara lain
menyatakan ragam menurut pokok pembicaraan. Dalam penjelasan tersebut
menjelaskan bahwa ada empat macam ragam, yakni ragam bahasa undang –
undang, ragam bahasa jurnalistik, ragam bahasa ilmiah, dan ragam bahasa sastra.

12
G. Karakter Jurnalistik
Menurut Haris Sumadiriya beberapa karakteristik jurnalistik adalah sebagai
berikut:8
1. Sederhana
2. Singkat
3. Adat
4. Lugas
5. Jelas
6. Jernih
7. Menarik
8. Demokratis
9. Populis
10. Logis
11. Gramatikal
12. Menghindari kata tutur (kata – kata yang digunakan sehari – hari)
13. Menghindari kata dan istilah asing
14. Pilihan kata atau diksi yang tepat
15. Mengutamakan kalimat aktif
16. Menghindari kata atau istilah teknis
17. Tunduk pada kaidah etika
18. Menggunakan bahasa yang sederhana dan jernih
19. Tidak menggunakan kalimat majemuk dalam bahasa jurnalistik
20. Menggunakan bahasa yang mengandung kalimat aktif
21. Menggunakan bahasa yang padat dan kuat
22. Menggunakan bahasa yang positif

H. Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik


Adapun ciri – ciri basaha jurnalistik diantaranya:9
1. Sederhana

8
Sumadiriya, Jurnalistik Indonesia53-61.
9
Azwar, Pilar Jurnalistik hal. 134.

13
Bahasa yang digunakan dalam jurnalistik adalah bahasa yang sederhana,
yakni selalu mengutamakan dan memilih kata ataupun kalimat yang paling
banyak diketahui maknanya oleh pembaca. Bahasa jurnalistik menghindari
kalimat yang rumit atau yang hanya dapat dipahami oleh beberapa pembaca.
2. Singkat
Bahasa jurnalistik harus singkat, yang berarti bahasa yang digunakan tidak
bertele-tele dan langsung kepada intinya, tidak berputar-putar, tidak
memboroskan waktu pembaca.
3. Padat
Padat yang dimaksud dalam bahasa jurnalistik adalah sarat informasi.
Kalimat dan paragraf yang ditulis memuat banyak informasi penting dan
menarik untuk pembaca.
4. Lugas
Lugas berarti tegas, tidak ambigu, dan menghindari eufeminisme atau
penghalusan kata atau kalimat yang membingungkan yang mengakibatkan
perbedaan persepsi atau kesalahan penarikan kesimpulan konklusi.
5. Jelas
Bahasa jurnalistik haruslah jelas, itu artinya bahasa yang digunakan harus
mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Sehingga pembaca dapat
memahami maksud yang ingin disampaikan oleh penulis.
6. Jernih
Jernih mempunyai arti bening, tembus pandang, transparan, tulus, tidak
menyembunyikan sesuatu lain yang bersifat negatif seperti prasangka buruk
ataupun fitnah. Dalam jurnalistik bahasa yang digunakan harus jernih, kata
dan kalimatnya tidak boleh mengandung sesuatu yang tersembunyi dibalik
tulisan yang ia tulis, kecuali fakta, kebenaran, dan kepentingan publik. Jernih
dalam bahasa jurnalistik berarti mengembangkan pola pikir positif dan
menolak pola pikir negatif.
7. Menarik
Bahasa yang digunakan seorang jurnalis dalam menulis haruslah menarik,
yakni mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca,

14
memicu selera audien, dan membuat orang yang tertidur menjadi terjaga
seketika. Perbedaan bahasa jurnalistik dan bahasa ilmiah ialah, apabila bahasa
ilmiah haruslah baku dan terbukti akan kebenarannya, sedangkan bahasa
jurnalistik harus berpijak pada prinsip menarik, benar, dan baku.
8. Demokratis
Demokratis merupakan ciri dari bahasa jurnalistik yang paling menonjol.
Bahasa jurnalistik tidak mengenal kasta atau pangkat dari pihak penulis serta
pihak pembaca tulisan jurnalistik untuk semua kalangan. Bahasa jurnalis
lebih menekankan pada aspek fungsional dan komunal, sehingga sama sekali
tidak feodal seperti pada lingkungan priayi dan keraton, melainkan semua
kalangan menggunakan bahasa yang sama tanpa terkecuali. Sebagai contoh,
“Presiden tidur, saya tidur, pengemis tidut, dan sapi tidur”.
9. Populis
Populis dalam bahasa jurnalistik berarti setiap kata, istilah, atau kalimat
yang terdapat dalam karya jurnalistik harus akrab dikalangan pembaca.
Bahasa yang digunakan harus merakyat, artinya dapat diterima oleh semua
lapisan masyarakat.
10. Logis
Dalam bahasa jurnalistik harus logis, itu berarti setiap kata, kalimat,
atapun istilah yang tertera di dalamnya harus dapat diterima serta tidak
bertentangan dengan akal sehat manusia. Di bawah ini merupakan contoh
kalimat berita yang tidak logis.
“Jumlah pemilih siluman di TPS 2 Jakarta Selatan tidak terdeteksi, sejauh
ini sudah lima orang diketahui sebagai pemilih siluman”.
Kalimat berita di atas tentulah tidak logis, karena pada kalimat tersebut
sudah dinyatakan pemilih siluman tidak terdeteksi, itu berarti tidak diketahui
keberadaannya, berbeda dengan lima orang yang sudah diketahui sebagai
pemilih siluman
11. Gramatikal

15
Gramatikal adalah setiap kata atau kalimat yang terdapat dalam karya
juralistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku. Baku berarti resmi sesuai
dengan ketentuan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).

I. Prinsip Jurnalisme
Dalam dunia jurnalistik, ada beberapa prinsip yang harus dipegang oleh
pembuat berita, diantaranya:10
1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran
Kebenaran jurnalistik adalah suatu proses yang dimulai suatu proses yang
dimulai dengan disiplin profesional dalam pengumpulan dan verifikasi fakta.
Wartawan berusaha menyampaikan makna kebenaran dalam sebuah laporan
yang adil dan terpercaya, berlaku untuk saat ini, dan dapat menjadi bahan
untuk investigasi lanjutan. Wartawan harus bersikap transparan mengenai
sumber – sumber dan metode yang dipakai, sehingga pembaca dapat menilai
sendiri informasi yang disajikan. Walaupun kita hidup dalam dunia dengan
suara – suara yang terus berkembang, akurasi tetap menjadi dasar dimana
segala sesuatu dibangun di atas konteks, interpretasi, komentar, kritik,
analisis, dan debat kebenaran pada saatnya akan muncul dari forum tersebut.
2. Loyalitas pertama jurnalisme adalah warga masyarakat
Wartawan harus menyediakan berita rasa takut atau memihak, maka
mereka harus memelihara kesetiaan kepada warga masyarakat dan
kepentingan publik yang lebih luas di atas yang lain. Prioritas komitmen
kepada warga masyarakat adalah basis dari kepercayaan sebuah organisasi
berita. Media harus dapat mengatakan dan menjamin kepada audien bahwa
liputan itu tidak diarahkan demi kawan dan pemasang iklan. Kepercayaan
inilah yang membangun audien yang luas dan setia.
3. Inti jurnalisme adalah disiplin untuk melakukan verifikasi
Wartawan mengandalkan diri pada disiplin profesional untuk
memverifikasikan informasi. Ketika konsep objektivitas semula disusun,
tidak berarti bahwa wartawan itu terbebas dari prasangka-bias. Mencari

10
Ishwara, Jurnalisme Dasar hlm. 21-25.

16
berbagai saksi, menyingkap sebanyak mingkin sumber, atau bertanya
berbagai pihak untuk komentar, semua mengisyaratkan adanya standar yang
profesional. Disiplin verifikasi inilah yang membedakan jurnalisme dengan
bentuk-bentuk komunikasi yang lain, seperti propaganda, fiksi, atau hiburan.
4. Para wartawan harus memiliki kebebasan dari sumber yang mereka liput
Kebebasan merupakan syarat dasar dari junalisme yang menjadi sebuah
landasan dari kepercayaan. Kebebasan jiwa dan pemikiran adalah prinsip
yang harus dijaga oleh wartawan, namun sumber dari kredibilitas mereka
adalah tetap, yaitu akurasi, kejujuran intelektual, dan kemampuan untuk
menyampaikan informasi, bukan kesetiaan pada kelompok hasil tertentu.
5. Wartawan harus mengemban tugas sebagai pemantau yang bebas terhadap
kekuasaan
Prinsip ini menekankan pentingnya peran penjaga. Wartawan wajib
melindungi kebebasan peran jaga dengan tidak merendahkannya, misalkan
dengan menggunakannya secara sembarangan atau mengeksploitasinya untuk
keuntungan komersial.
6. Jurnalisme harus menyediakan forum untuk kritik dan komentar publik
Diskusi publik bisa melayani masyarakat dengan baik jika mereka
mendapatkan informasi berdasarkan fakta, dan bukan atas dasar prasangka
atau dugaan–dugaan.
7. Jurnalisme harus berusaha membuat yang penting menjadi menarik dan
relevan
Kualitas dari jurnalisme diukur dari sejauh mana suatu karya melibatkan
audience dan memberi informasi.
8. Wartawan harus menjaga agar berita itu proporsional dan komprehensif
Menjaga berita agar tetap proporsional dan tidak menghilangkan hal-hal
penting adalah dasar yang harus dijaga dalam jurnalistik. Memberitakan
peristiwa demi sensasi, mengabaikan sisi-sisi yang lain, stereotip (gambaran
orang mengenai sesuatu) atau bersikap negatif akan membuat berita tersebut
menjadi tidak berimbang.
9. Wartawan itu memiliki kewajiban utama terhadap suara hatinya

17
Wartawan harus mempunyai rasa etik dan tanggung jawab.

J. Ciri-ciri Jurnalisme
Ciri – ciri jurnalisme anatara lain:11
1. Skeptis
Skeptis adalah keraguan. Keraguan membuat orang akan membuat orang
akan bertanya, mencari, sampai mendapatkan kebenaran.
2. Bertindak
Bertindak adalah corak kerja seorang wartawan. Wartawan harus segera
bertindak untuk mencari dan mengamati dengan ketajaman suatu peristiwa
tanpa menunggu peristiwa itu memuncak.
3. Berubah
Seorang wartawan harus bersikap dinamis, sehingga pemberitaan yang
disajikan akan selalu mengikuti perkembangan zaman.

11
Ishwara hlm. 1-9.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan,
mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi
sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala hati nurani khalayaknya,
sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak sesuai
dengan kehendak para jurnalisnya. Sedangkan yang dimaksud dengan pers adalah
komunikasi yang dilakukan dengan perantaraan barang cetak.
Fungsi dari jurnalistik diantaranya pemberi informasi, pemberi hiburan,
pemberi kontrol, dan juga pendidik masyarakat. Wartawan dalam melaksanakan
kegiatannya harus menggunakan kode etik yang didalamnya mengandung bahasa
jurnalistik.

B. Saran
Dari penjabaran di atas maka dapat di berikan saran kepada pelaku
jurnalistik dan pers untuk meningkatkan kualitas keredaksian, karena pada
dasarnya jurnalistik ditunjukan untuk memberikan informasi yang akan diterima
oleh seluruh orang.

19
LAMPIRAN
A. BIOGRAFI
1. ‘Abdul Khalim Tsani
‘Abdul Khalim Tsani, lahir di Kebumen pada tanggal 09 Desmber
1997. Sejak kecil sering disapa khalim oleh keluarga dan teman-
temannya. Dia merupakan anak ke-dua dari empat saudara yang
semuanya berjenis kelamin laki-laki. Khalim menempuh pendidikan
formal sejak umur 7 tahun di TK Melati dan melanjutkan jenjang
pendidikan di SD N 3 Bumiharjo, MTs N 1 Kebumen, MA N 2
Kebumen sampai pada tahun 2016, pada tahun 2017 khalim
melanjutkan jejnang pendidikan formalnya di UIN Walisongo
semarang dengan mengambil bidang studi Pendidikan Matematika
hingga sekarang, bercita-cita menjadi Pendidik untuk semua kalangan
di Indonesia dan juga menjadi wirausahawan dibidang kuliner.

2. Andi Nasrudin
Andi Nasrudin asal dari Palembang Sumatera Selatan sering disapa
Andi lahir di kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan. Anak
kedua dari tiga bersaudara, sejak lulus SD melanjutkan sekolah di
tanah Jawa dari MTs Ma'arif Srengat, kemudian MAN 1 Kota Kediri
dan melanjutkan jenjang perguruan tinggi di universitas Islam negeri
Walisongo dengan program studi pendidikan matematika, bercita-cita
menjadi seorang pendidik. Memiliki hobi bermain rubik dan menonton
film.

3. Sri Mentari
Sri Mentari lahir di Curup, 04 Oktober 1999. Sri Mentari kerap
disapa Tari ini berasal dari salah satu desa di Provinsi Bengkulu, yakni
Desa Sambirejo, kecamatan Selupu rejang, kabupaten rejang Lebong.
Memulai pendidikan formal tahun 2006 dengan diawali SDN 14
Selupu rejang yang lulus tahun 2012, kemudian dilanjutkan SMPN 1

20
Curup yang dulu sempat satu tahun bergelar RSBI sebelum
dihapuskan. Tamat tahun 2015. Lalu melanjutkan pendidikan di SMA
N 1 Rejang Lebong dan tamat di tahun 2018. Anak pertama dari dua
bersaudara ini kemudian melanjutkan pendidikan di tanah Jawa, yakni
UIN Walisongo di Semarang, Jawa tengah. Perempuan yg memiliki
hobi membaca dan traveling ini juga memiliki bakat menggambar
sedari kecil, bahkan sempat bercita-cita menjadi arsitek. Saat ini ia
aktif di dunia perkuliahan dengan mengikuti salah satu UKM yg ada di
UIN Walisongo.

4. Muhammad Fahri Azka


Muhammad Fahri Azka adalah seorang berasal dari salah satu desa
di kabupaten Kudus. Ia akrab disapa Aska. Pendidikan formalnya sejak
RA hingga MI di pelosok desa bernama MI Attarbiyatul Islamiyah
Gebog, setelah menyelesaikan madrasah ibtidaiyah, ia pun berhijrah ke
kota yakni MTs Negeri 1 Kudus, lalu melanjutkan pendidikan
menengah atas di SMA N 1 Gebog Kudus. Anak tengah dari 3
bersaudara ini lahir dari pasangan Abdul Muchid (alm) dan Amtichah.
Ia harus berpisah dengan sang Ayah ketika ia duduk di bangku 1
Tsanawiyah dikarenakan sebuah sakit. Akan tetapi, hal tersebut tidak
menjadi halangan baginya untuk terus melanjutkan studi dan terus
berprestasi. Ia pun bangkit dan mampu meraih berbagai juara di
perlombaan cabang olahraga tenis meja, baik semasa di bangku
sekolah maupun di bangku perkuliahan. Baik tingkat provinsi maupun
nasional. Ia juga seorang aktifis kampus yang menggeluti dunia
keolahragaan yakni WSC (Walisongo Sport Club) dan sebuah
komunitas beasiswa bernama GENBI (Generasi Baru Indonesia).

5. Deby Ashri Khardita


Deby Ashri Khardita lahir di Tugumulyo,16 Agustus 2000.kerap
dipanggil Deby berasal dari desa M.sitiharjo,Kecamatan

21
Tugumulyo,Kabupaten Musi Rawas,Provinsi Sumatera
Selatan.Riwayat pendidikan TK Aisyah BusthanulAtfal tahun
(2005),,SDN O Mangunharjo tahun (2006), SMPN O Mangunharjo
tahun (2012), SMAN Tugumulyo tahun (2015),dan saat ini ia masih
menjalani kuliah di Universitas Islam Negeri Walisongo pada
tahun(2018) jurusan Pendidikan Matematika dan berharap lulus tepat
waktu .ia memiliki hobby travelling, membaca novel, dan menonton
film horror dan ia memiliki bakat yang terpendam serta belum
diketahui.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihan. 2004. Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi. Yogyakarta:


Media Abadi.
Azwar. 2016. Pilar Jurnalistik. Jakarta: Prenadamedia Group.
Effendy, Onong Uchjana. 2013. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ishwara, Luwi. 2011. Jurnalisme Dasar. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Kusumaningrat, Hikmah. 2016. Jurnalistik: Teori & Praktik. Bandung: Nuansa
Cendekia.
Suhandang, Kustadi. 2016. Pengantar Jurnalistik. Bandung: Nuansa Cendekia.
Sumadiriya, Haris. 2006. Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Suryawati, Indah. 2014. Jurnalistik Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia.

23

Anda mungkin juga menyukai