Oleh:
1. Pendahuluan
Kegiatan jurnalistik harus bersifat aktual dan para jurnalis juga harus
memiliki kualifikasi dalam melakukan jurnalisasi, yakni terampil dalam
mencari dan mengumpulkan informasi, pengolahan berita yang berentet sesuai
keadaan, penyusunan informasi yang rapi, dan dapat dipertanggung jawabkan
publikasinya serta mengetahui etika-etika dalam berjutnalistik. Sesuatu yang
dihasilkan jurnalistik tidak hanya berupa berita informasi yang ada pada satu
lingkup saja. Tetapi jurnalistik dapat menghasilkan informasi yang juga
bersifat edukasi, opini masyarakat, dan iklan.
1. Pembahasan
A. Fungsi jurnalistik
Secara umum jurnalistik merupakan kegiatan untuk menyampaikan pesan
atau berita kepada massa baik secara langsung atau tidak langsung baik media
cetak, eletronik dan Internet (online).1 Menurut Hikmat Kusumaningrat dan
Purnama Kusumaningrat (2009), tugas dan fungsi pers adalah mewujudkan
komunikasi antar manusia agar manusia dapat mempertahankan hidupnya. 2 Ia
perlu mengetahui apa yang terjadi di sekitarnya, di kotanya, di negaranya, dan
semakin lama semakin ingin tahu apa yang terjadi di dunia. 3 Tetapi tugas dan
fungsi pers (Jurnalistik) yang bertanggung jawab tidaklah hanya sekedar itu,
melainkan lebih dalam lagi yaitu mengamankan hak-hak warganegara dalam
kehidupan bernegaranya.4 Maka fungsi Jurnalistik5
1. Fungsi Informatif
Memberikan informasi atau berita pada khalayak ramai dengan cara yang
teratur. Pers menghimpun berita atau informasi yang dianggap berguna dan
penting bagi orang banyak seperti perubahan cuaca atau memberikan tips
menghitung pajak pribadi berdasarkan tarif pajak baru.
2. Fungsi Kontrol
Memberitakan apa yang berjalan baik dan tidak berjalan baik. Fungsi
“watchdog” atau fungsi kontrol ini harus dilakukan dengan lebih aktif oleh pres
1
Iwan Awaluddin Yusuf, Jurnal “Media Lokal dalam Konstelasi Komunikasi Politik di
Daerah”. (Penerbit: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 14, Nomor 3, Maret 2011). Hal
303 https://jurnal.ugm.ac.id/jsp/article/view/10930/8171
2
Asti Musman dan Nadi Mulyadi, JURNALISME DASAR: Panduan Praktis Para
Jurnalis. (Yogyakarta: KOMUNIKA, 2017. Cetakan 1). Hal 76
3
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, JURNALISTIK: Teori dan
Praktik. (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Cetakan ketujuh, Maret 2016). Hal 27
4
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, JURNALISTIK: Teori dan
Praktik. Hal 27
5
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, JURNALISTIK: Teori dan
Praktik. Hal 27-29
daripada kelompok masyarakat. Misalnya menyelidiki pekerjaan pemerintah
atau perusahaan.
4. Fungsi Menghibur
5. Fungsi Regeneratif
8. Fungsi Swadaya
a. To Inform
b. To Educate
Pers mampu berfungsi sebagai Pendidikan melalui tulisan atau siaran yang
dimuatnya
c. To Control
Pers mampu memberikan kontrol sosial dan memberikan kritik yang bersifat
membangun yang berguna bagi masyarakat.
d. To Bridge
6
Asti Musman dan Nadi Mulyadi, JURNALISME DASAR: Panduan Praktis Para
Jurnalis. (Yogyakarta: KOMUNIKA, 2017. Cetakan 1). Hal 79-80
Pers berfungsi sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah atau
sebaliknya. Komunikasi yang tidak dapat disalurkan melalui jalur atau
kelembagaan yang ada, bisa disampaikan melalui pers.
e. To Entertain
Fungsi pers yang telah diberikan oleh Widodo (1997) merupakan garis
besar dari fungsi pers yang telah dijelaskan oleh Hikmat Kusumaningrat dan
Purnama Kusumaningrat dalam bukunya “JURNALISTIK: Teori dan Praktik”.
Disamping dua pendapat mengenai fungsi pers ini, Bill Kovach dalam bukunya
yang berjudul Blur: How to Know What’s True in the Age of Information
Overload menyatakan bahwa fungsi jurnalistik secara global terbagi menjadi
delapan sesuai dengan porsi dan perbedaan tujuannya.7 Fungsi jurnalisitk
menurut Bill Kovach yaitu: (1) Authenticator, (2) Sense Maker, (3)
Investigator, (4) Witness Bearer, (5) Empowerer, (6) Smart Aggregaotr, (7)
Forum Organizer dan (8) Role Model.8
B. Media Lokal
Media lokal adalah suatu berita yang dikelola, terbit, atau beroperasi di
daerah. Artinya, kantor pusat berlokasi di daerah tertentu dan mayoritas berita
yang dimuat adalah berita mengenai daerah tersebut karena aspek kedekatan
(Proximity). Dalam konteks surat kabar dapat dilihat dari sisi distribusi, surat
kabar daerah biasanya tidak dapat dibeli di daerah-daerah lain, kecuali secara
berlangganan. Konsepsi ini sedikit berbeda dengan surat kabar regional dengan
skala distribusi nasional sebagaimana fenomena koran Banjarmasin Post.
7
Mochamad Triadi, Skripsi “Impelementasi Kode Etik Jurnalis Pasal Tujuh (7), Tentang
Perlindungan Terhadap Identitas Sumber Berita”. (Universitas Muhammadiyah Malang, 2015).
Hal 1
8
Bill Kovach and Tom Rosenstiel, Blur: How to Know What’s True in the Age of
Information Overload. (U.S.A: Bloomsbury USA, 2010). Chapter 9
Media regional semacam ini terbit di daerah (biasanya di ibu kota provinsi) dan
disebarkan ke daerah lain, bahkan ke seluruh Indonesia. Sedangkan media
lokal mencerminkan aspek pemberitaan sempit dan lebih bersifat kedaerahan,
juga seperti media televisi pada channel yang khusus memuat berita acara
seputar kewilayahan, contohnya seperti TVRI Kal-Sel, RCTI Kal-Sel, Duta
TV.9
Adapun isu-isu yang terjadi pada ruang lingkup lokal seperti, isu lingkungan
(banjir, abrasi pantai, kekeringan), isu sosial (diskriminasi, doktrin ideologi,
prostitusi), isu ekonomi (naiknya harga sembako, kemiskinan), isu politik
(pilkada). Isu-isu ini kemudian diangkat dan disebarkan sebagai bentuk
informasi guna memberitahu kepada warga sekitar (lokal) mengenai keadaan
terkini di wilayahnya baik melewat media cetak, elektronik, atau internet
(online) sekalipun.10
C. Media Nasional
Jika media lokal berpusat di daerah tertentu dengan mayoritas beritanya
dari daerah tersebut, maka media nasional berpusat pada suatu bangsa seperti
media lokal yang ada di Indonesia pusatnya ada di seluruh Indonesia dan
pemberitaannya pun mencakup isu-isu yang terjadi di seluruh Indonesia.
Sekurang-kurangnya terdapat empat fungsi jurnalistik bagi negara
atau kekuasaan internasional menurut Graber, yaitu: pertama, jurnalistik
menyediakan informasi terbaru tentang berbagai peristiwa yang tengah
berkembang di masyarakat dan dijadikan salah satu bahan pertimbangan
bagi negara dalam membuat kebijakan-kebijakannya. Kedua, jurnalistik
memberikan ruang kesadaran sosial bagi negara untuk membaca lebih jauh
opini publik yang berkembang di masyarakat. Ketiga, jurnalistik juga
memfasilitasi negara untuk dapat menyampaikan pesan-pesan kepada
kekuasaan politik dan masyarakat umum, baik di dalam maupun di luar
9
Iwan Awaluddin Yusuf, Jurnal “Media Lokal dalam Konstelasi Komunikasi Politik di
Daerah”. (Penerbit: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 14, Nomor 3, Maret 2011). Hal
303 https://jurnal.ugm.ac.id/jsp/article/view/10930/8171
10
Lisa Septia Dewi BR. Ginting, “Jurnalistik Berbahasa Produktif”. (Penerbit: Guepedia,
cetakan 2020).
https://www.researchgate.net/publication/344891703_BUKU_JURNALISTIK_PDF-min
pemerintahan. Keempat, jurnalistik memberikan kesempatan para
penyelenggara negara untuk memelihara kontinuitas kekuasaannya di tengah
peranannya.11
D. Media Global
Media global memiliki cakupan wilayah yang sangat luas meliputi
internasional dan seluruh dunia. Disinilah jurnalisme berperan sebagai media
untuk menyampaikan informasi yang terjadi dalam dunia. Berita-berita dalam
media global ini biasanya bersifat penting tentang negara-negara lain dan
organisasi-organisasi internasional.12 Contohnya berita atau isu mengenai
masalah politik internasional.
Bagi politik internasional, aktifitas media berperan dalam melaporkan
serta memberitakan peristiwa-peristiwa politik, kemudian peristiwa tersebut
disampaikan kepada khalayak, untuk selanjutnya publik atau khalayak akan
menafsirkan teks teks berita yang tersaji dalam media tersebut. Kebijakan
negara dan isu-isu dunia internasional disajikan media massa melalui
berita politiknya, sehingga memiliki pengaruh sangat besar terhadap
warga negara dalam berbagai bidang. Dinamika ini membuat media massa
melalui isi berita yang dimunculkannya, memiliki beberapa unsur untuk
diketahui, dintaranya unsur ketegangan, konflik kepentingan, aspek dramatik
dalam setiap peristiwa melibatkan berbagai kebijakan dan isu-isu yang
dimunculkan. Aspek-aspek demikian itu, sudah cukup alasan bagi media massa
untuk menjadikannya sebagai laporan jurnalistik. Tokoh-tokoh politik yang
terlibat didalamnya adalah mereka yang dikategorikan pejabat penting atau
orang yang berperan penting dalam sebuah negara (Wahyuni, 2006:11) hingga
menjadikannya layak untuk dijadikan berita.13
11
Nita Andrianti, Jurnal “Peran Media Massa Nasional Dalam Politik Internasional”.
Hlm. 45.
12
Don Michael Fluornoy, Analisa Isi SuratKabar Suratkabar Indonesia, trans
Akhmadsyah Naina (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1989). Hlm. 31.
13
Nita Andrianti, Jurnal “Peran Media Massa Nasional Dalam Politik Internasional”.
(Penerbit: Fakultas Komunikasi dan Multimedia, Vol. 45, No. 1, Juni 2015). Hlm. 44.
KESIMPULAN
Jadi kegiatan jurnalistik harus bersifat aktual dan para jurnalis juga harus
memiliki kualifikasi dalam melakukan jurnalisasi, yakni terampil dalam mencari
dan mengumpulkan informasi, pengolahan berita yang berentet sesuai keadaan,
penyusunan informasi yang rapi, dan dapat dipertanggung jawabkan publikasinya
serta mengetahui etika-etika dalam berjutnalistik. Sesuatu yang dihasilkan
jurnalistik tidak hanya berupa berita informasi yang ada pada satu lingkup saja.
Fungsi jurnalistik secara garis besar adalah 1) memberikan informasi, 2) edukasi,
3) control sosial, 4) penghubung antara masyarakat dengan pemerintah, 5) hiburan
atau iklan.
DAFTAR PUSTAKA