Anda di halaman 1dari 4

RAGAM PRODUK JURNALISTIK

Isi media massa yang paling dikenal oleh masyarakat adalah berita, namun bentuk lain
masih kurang dipahami seperti tajuk rencana, pojok dan lainnya. Isi media massa yang
dimaksud disini adalah bentuk-bentuk penyajian informasi atau berita, yang terkait dengan
aktivitas jurnalistik, baik yang terdapat di media cetak, media elektronik, atau media online
(Yunus, 2010:34).
Pada abad ke-19 antara news dan views sejalan, banyak famplet dan selebaran
menyampaikan opini yang diiringi informasi. Begitupun pada saat pertama surat kabar
muncul, opini dan fakta saling bercampur. Perubahan terjadi saat sirkulasi membesar, ada
kebutuhan akan pendidikan publik, dan permintaan informasi mulai mendesak. Para redaktur
pun mengonsep news harus bersih dari opini (Santana, 2005:49).
Menurut Haris Sumadiria dalam buku Menulis Artikel dan Tajuk Rencana (2005:2)
mengatakan, halaman-halaman dalam surat kabar atau media massa secara umum isinya
dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar. Kelompok pertama adalah berita (news),
kelompok dua yaitu opini (views), dan kelompok ketiga adalah iklan (advertising).
a.       Berita (news)
Berita menjadi unsur terpenting di dalam subuah media massa. Tidak ada aktivitas
jurnalistik tanpa berita. Berita menempati 90% dari isi media massa baik media cetak, media
elektronik, atau media online sekalipun (Yusuf, 2010: 45).
Haris Sumadiria (2005:64) mengutip dari dari berbagai tokoh tentang definisi bertia
sebagai berikut:
Definisi berita sendiri banyak sekali dikemukakan oleh para pakar, diantaranya Paul
De Massenner dalam buku Here’s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah
sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Doug
Newsom dan James A. Wollert dalam Media Writing: News for the Mass Media,
mengemukakan definisi sederhana tentang berita yaitu apa saja yang ingin dan perlu
diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat.
Adinegoro mendefinisikan, berita adalah pertanyaan antarmanusia yang bertujuan
untuk memberitahukan, yang disiarkan oleh pers. Sedangkan Mochtar Lubis mengatakan
dalam buku Pers dan Wartawan, berita yaitu apa saja yang ingin diketahui oleh pembaca, apa
saja yang terjadi dan menarik perhatian orang, apa saja yang menjadi buah percakapan orang;
semakin menjadi buah tutur orang banyak, semakin besar nilai beritanya, asalkan tidak
melanggar ketertiban perasaan dan undang-undang penghinaan (Yunus, 2010:46).
Onong Uhjana Effendy dalam buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (1993:131),
menyetujui pendapat yang dikemukakan oleh Mitchel V. Charnley yang mengatakan, news is
the timely report of facts or opinion of either inters or impotance, or both, to a considerable
number of people (berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung
hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk). Hal
ini mirip dengan definisi yang disampaikan oleh Haris Sumadiria dalam buku Jurnalistik
Indonesia:Menulis Berita dan Feature (2005:65), yang mengatakan bahwa berita adalah
laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik atau penting bagi
sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media
online internet.
Dari definisi-definisi di atas, penulis akan merujuk dan mendefinisikan, berita adalah
informasi mengenai suatu kejadian berupa fakta atau ide yang terbaru (actual), yang akan
menjawab semua ketidaktahuan khalayak mengenai suatu informasi penting, yang disebar
luaskan melalui media massa baik cetak, elektronik, maupun online.
b.      Opini (Views)
Pendapat atau pandangan masyarakat kepada suatu kejadian atau peristiwa secara
subjektif itulah yang dikatakan opini. Dalam surat kabar, opini mendapat halaman tersendiri
yang tidak tergabung dengan berita. Hal ini dimaksudkan agar pembaca tidak keliru dalam
menafsirkan apakah tulisan tersebut berupa berita atau berupa opini.
Dalam jurnalistik, berita sering disebut dengan news, sedangkan opini disebut dengan
views. Menurut Haris Sumadiria (2005:9) bahwa semua artikel di dalam sebuah media massa
itu dinamakan dengan opini (views). Sifatnya sebagai pandangan subjektif. Jadi berbeda
dengan berita (news) sebagai fakta objektif.
Syarifudin Yunus juga menjelaskan dalam bukunya Jurnalistik Terapan (2010:128-
129), tulisan opini merupakan tulisan yang berisi gagasan, ulasan, atau kritik terhadap suatu
topik hangat yang menjadi bahasan banyak pihak. Masalah yang terjadi dan dekat dengan
kehidupan masyarakat layak menjadi tulisan opini. Opini biasanya memaparkan pemikiran
analitis maupun sintetis tentang suatu topik melalui sudut pandang dan pemikiran yang kritis
dan tajam. Opini adalah pendapat penulis yang bersifat subjektif.
Opini atau pendapat bisa ditulis oleh siapa saja, namun untuk redaktur biasanya akan
menulis opini dalam bentuk Tajuk Rencana atau Editorial. Sedangkan untuk masyarakat,
opini bisa ditulis dalam bentuk Artikel, Kolom, atau Surat Pembaca. Karena opini ditulis
dalam rangka pendapat subjektif (Abdurahman, 38-39).

c.       Iklan (Advertising)


Periklanan telah ada sejak tahun 5000 SM oleh orang-orang Neolithic yang
mengiklankan dagangannya berupa papan, pangan, dan sandang untuk di ditawarkan kepada
orang lain. Sejarah periklanan tersebut diketahui dari beberapa catatan tertulis dan kerajinan
tangan.
Sampai saat ini periklanan terus marak di belahan dunia, bahkan sebagian besar media
massa di dunia menggantungkan pendapatan dari bidang periklanan, sedangkan untuk televisi
di Indonesia iklan menjadi satu-satunya untuk menghidupi seluruh kegiatan sehari-hari, oleh
karena itu televisi di Indonesia setiap beberapa menit sekali iklan akan bermunculan.
Abdurahman mengatakan dalam bukunya yang berjudul Kiat Sukses Menjadi Jurnalis
(2007: 37), iklan merupakan ‘nyawa’ bagi pembisnis media. Tanpa iklan mustahil penerbitan
bisa langgeng. Untuk pendapatan iklan yang banyak, terlebih dahulu media tersebut isinya
harus diterima oleh para pelanggannya, dan sudah memiliki oplah/tiras yang signifikan.
Menurut Stanley Schindler mengatakan periklanan merupakan salah satu jenis teknik
komunikasi massa dengan membayar ruangan atau waktu yang disediakan media massa
tersebut untuk menyiarkan informasi tentang barang atau jasa yang ditawarkan oleh si pesang
iklan (produsen atau penjual barang maupun jasa). Pendek kata, periklanan adalah salah satu
metode untuk memperkenalkan barang, jasa, atau gagasan kepada publik (Suhandang, 2005:
14-15).

Daftar Pustaka
Abdurahman, 2007. Kiat Sukses Menjadi Jurnalis. Bandung: CV.Madany.
Agustina, Dinny Widya. 2001. Karakteristik Polling Tempo Interaktif. Skripsi. Universitas
Padjadjaran, Bandung.
Arikhunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Briggs, Asa dan Peter Burke. 2006. Sejarah Sosial Media: Dari Gututenberg Sampai
Internet. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Effendi, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
____________________. 2006. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.
Halim, Vini Winari. 2006. Media Online www.seskotni.mil.id Sebagai Media House Jurnal.
Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung.
Hapsari, Desi Dwi. 2001. Media Suara Mahasiswa Online Sebagai Sumber Informasi
Seputar Kampus Bagi Mahasiswa. Skripsi. Universitas Islam Bandung.
Hidayat, Taufik Surya. 2003. Analisa dan Perancangan Sistem Pengisian Formulir Rencana
Studi Secara Online di Stimik Perbanas. Skripsi. Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Computer Perbanas, Jakarta.
Muhtadi, Asep Saeful. 2008. Komunikasi Politik Indonesia. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Oetama, Jakob. 1987. Perspektif Pers Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Rivki. 2009. Detikcom Dalam Kiprah Media Online. Laporan Magang. Universitas
Padjadjaran, Bandung.
Rakhmat, Jalaluddin.2007. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Saefullah, Ujang. 2007. Kapita Selkta Komunikasi: Pendekatan Budaya dan Agama.
Bandung: Simbiosa Rektama Media.
Santana, Septiawan. 2005. Jurnalistik Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Severin, Werner J. dan James W. Tankard. 2005. Teori Komunikasi: Sejarah, Merode, dan
Terapan di Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudarman, Paryati. 2008. Menulis di Media Massa. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Suhandang, Kustadi. 2005. Periklanan: Manajemen, Kiat dan Strategi. Bandung: Nuansa.
_________________. 2004. Public Relations Perusahaan: Kajian, Program, Imlementasi.
Bandung: Nuansa.
Suhirman, Iman. 2006. Menjadi Jurnalis Masa Depan. Bandung: Dimensi Publisher.
Sumadiria, Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung:
Simbiosa Rektama Media.
_______________.2004. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana: Panduan Penulis & Jurnalis
Profisional.Bandung: Simbiosa Rektema Media.
Vivian, Jhon. 2008. Teori Komunikasi Massa. Edisi Kedelapan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Widyanti, Dini. 2004. Motif Pengguna Jasa dalam Memanfaatkan Media Internet. Skripsi.
Universitas Islam Bandung.
Yunus, Syarifudin. 2010. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Junal, Media, dan Internet

Darmawan, Ardi dan Adrianus Wisnu Kurniawan. 2007. Makalah: Internet: Faktor dan
Perkembangannya. Universitas Indonesia.
(dalam http://www.google.co.id/search?as_q=teknologi+internet&hl). Diakses 25-
Juni-2010.
Darsono, Budiono. 2002. Cybermedia: Seni Memadu Komunikasi, Telekomunikasi dan
Teknologi. Artikel
(dalam http://www.google.co.id/search?as_q=teknologi+internet&hl). Diakses 25-
Juni-2010.
Deuze, Mark. 2001. Makalah. Journalisms Online.
(http://131.193.153.231/www/issues/issue6_10/deuze/index.html).
Diakses 24 April 2010.
Dirgahayu, Dida. 2007. Citizen Jurnalism Sebagai Ruang Publik (Studi Literatur Untuk
Menempatkan Citizen Jurnalism Berdasarkan Teori Jurnalistik dan Mainstream
Media) dalam Jurnal Observasi Vol.5, No.1, Th.2007. (hal, 11-31). Bandung:
Simbiosa Rektama Media.
Jurnalisme Online: Karakteriktik media online. Pahami itu, pahami pula cara
menulis beritanya. (http://jurnalisme-makassar.blogspot.com.) Diakses
pada 26-April-2010.
Habibi, Zaki. 2007. “Citizen Journalism”:Ketika Berita Tidak Hanya Memiliki Satu Muka
dalam Jurnal Komunikasi Vol. 1 No.2 Th. 2007. Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia.
Haryati. 2007. Komunikasi di Era Digital, Paradigma Baru Bermedia dalam Jurnal
Observasi: Mengamati Fenomena Citizen Journalism. Vol.5, No.1, Th.2007. (hal, 1-
10). Bandung: Simbiosa Rektama Media.
Hendratmoko Taufik. 2009. Apakah Kehadiran Teknologi Internet Akan Mengeser Peran
Manusia Sebagai Guru?.
(dalam http://www.google.co.id/search?as_q=teknologi+internet&hl). Diakses 25-
Juni-2010.
Siregar, Amir Effendi. 2009. Akan Matikah Media Cetak?. Artikel. H.U. Kompas, Sabtu, 05
September 2009.
Sosiawan, Edwi Arief. Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul Kuliah. (dalam
http://edwi.dosen.upnyk.ac.id). Diakses 3-Juli-2010.
Sosiawan, Edwi Arief. 2000. Makalah: Kajian Internet Sebagai Media Komunikasi
Interpersonal Dan Massa. UPN “Veteran” Yogyakarta.
(dalam http://www.google.co.id/search?as_q=teknologi+internet&hl). Diakses 25-
Juni-2010.
Wiryana, I Made. 2000. Makalah Internet. Universitas Denpasar Bali.
(dalam http://www.google.co.id/search?as_q=teknologi+internet&hl). Diakses 25-
Juni-2010.
Yudhapramesti, Pandan. 2007. Citizen Journalism Sebagai Media Pemberdayaan Warga
dalam Jurnal Observasi: Mengamati Fenomena Citizen Journalism. Vol.5, No.1,
Th.2007. (hal, 33-45). Bandung: Simbiosa Rektama Media.
Zabidina. Artikel. Mengenal Jurnalisme  Online. (dalam
http//:google.co.id/media+onlie/pdf.html). Diakses 1-Juli-2010.
http://detik.com
http://detikbandung.com
http://id.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai