Anda di halaman 1dari 8

 Pengertian Berita

Berita berasal dari bahasa sansekerta "Vrit" yang dalam bahasa Inggris disebut
"Write" yang arti sebenarnya adalah "Ada" atau "Terjadi".Ada juga yang menyebut
dengan "Vritta" artinya "kejadian" atau "Yang Telah Terjadi". Menurut kamus
besar,berita berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Berita
adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau
penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar,
radio, televisi, atau media on-line internet.
Pengertian Berita Menurut Para Ahli yaitu:
1.      J.B Wahyudi (penulis buku komunikasi jurnalistik)
Berita adalah sebuah uraian tentang fakta dan atau pendapat yang
mengandung nilai berita dan yang sudah disajikan melalui media
massa periodic.
2.      Mochtar Lubis (sastrawan, budayawan, dan wartawan Indonesia)
Berita adalah apa saja yang ingin diketahui banyak orang dan
membacanya.
3.      Menurut Dja’far H Assegaf
Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa (baru), yang
dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat
menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, entah karena
pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi
human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.
4.      Neil McNeil (pembantu utama redaktur malam New York Times)
Berita adalah gabungan fakta dan peristiwa-peristiwa yang
menimbulkan perhatian atau kepentingan bagi para pembaca surat
kabar yang memuatnya.
5.      Charles A. Dana ( editor New York Sun)
Berita adalah laporan setiap saat atau sesuatu yang menarik bagi
pembacanya dan berita terbaik dinilai kemenarikannya bagi para
pembaca.
6.      William S Maulsby
Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari
fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat
menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
7.      Eric C. Hepwood
Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting yang dapat
menarik perhatian umum.

B.     Pengertian Media Massa


Menurut sumber dari Wikipedia bahasa Indonesia, insiklopedia bebas, bahwa
media massa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk
mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat
yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering disingkat menjadi
media.
Sedangkan dilihat dari segi etimologis, media massa adalah berarti komunikasi
massa, yang mana sebutan komunikasi massa ini ialah sebutan yang lumrah di
kalangan akademis untuk studi media massa. Dan dari segi maknanya, media massa
adalah berarti alat/sarana untuk menyebarluaskan berita, analisis opini, materi
pendidikan dan hiburan.
C.    Jenis-Jenis Media Massa
Dari pengertian media massa yang sangat luas tersebut, jika dilihat dari
jenisnya maka media massa bisa digolongkan ke dalam beberapa jenis;
1.      Media massa cetak (Printed Media), media massa cetak ini adalah media
yang dicetak dalam lembaran kertas. Dan sedangkan jika dilihat dari segi
format dan ukuran kertasnya, media massa cetak meliputi;
a.       Koran atau surat kabar (ukuran kertas broadsheet atau ½ plano.
b.      tabloid (1/2 broadsheet).
c.       Majalah ( ½ tabloid atau kertas ukuran folio/ kwarto). d. Buku
(1/2 majalah).
d.      newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 4-8).
e.       Buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8).
Isi media massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis
tulisan; berita, opini dan feature.
2.      Media Massa Elektronik (Electronic Media), Media massa elektronik ini
adalah media yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar
dengan menggunakan teknologi elektro seperti radio, televise dan film.
3.      Media Online (Online Media, Sibermedia). Media Online ini adalah
media yang dapat ditemukan di internet.
D.    Fungsi Media Massa
Media massa dan perkembangannya bagi manusia telah melahirkan
perdebatan panjang tentang makna dan dampak media massa pada perkembangan
masyarakat. Dalam perkembangan teori komunikasi massa, konsep masyarakat massa
mendapat relasi kuat dengan produk budaya massa yang pada akhirnya akan
mempengaruhi bagaimana proses komunikasi dalam konteks masyarakat massa
membentuk dan dibentuk oleh budaya massa yang ada. Media massa berperan untuk
membentuk keragaman budaya yang dihasilkan sebagai salah satu akibat pengaruh
media terhadap sistem nilai dan tindakan manusia.
Menurut De Witt C. Reddick, (1976) fungsi utama media massa adalah untuk
mengkomunikasikan kesemua manusia lainnya mengenai perilaku, perasaan, dan
pemikiran mereka; Dan dalam mewujudkan hal itu, media massa tidak akan lepas
dengan responsibilitas dari kebenaran informasi (Responsibility), kebebasan insan
pers dalam penyajian berita (Freedom of the pers), kebebasan pers dari tekanan-
tekanan pihak lainnya (Independence), kelayakan berita terkait dengan kebenaran dan
keakuratannya (Sincerity, Truthfulness, Accuracy), aturan main yang disepakati
bersama (Fair Play), dan penuh pertimbangan (Decency). Jadi intinya kebebasan pers
sekarang ini dapat dilaksanakan dengan baik, jika kebebasan pers itu diimbangi
dengan tanggung jawab dan kode etik sebagai landasan profesi, untuk menghindari
ada pemberitaan yang menjurus anarkis.
Di dalam tata kehidupan masyarakat umum setidaknya media massa
mempunyai beberapa fungsi pokok, yakni;
1.      Fungsi pengawasan; adalah fungsi yang khusus menyediakan informasi
dan peringatan kepada masyarakat tentang apa saja yang terjadi di
lingkungan mereka. Media massa meng-up date pengetahuan dan
pemahaman manusia tentang lingkungan sekitarnya.
2.      Fungsi interpretasi; adalah fungsi yang menjadi sarana memproses,
menginterpretasikan dan mengkorelasikan seluruh pengetahuan atau hal
yang diketahui oleh manusia.
3.      Fungsi transmisi nilai; adalah fungsi untuk menyebarkan nilai, ide dari
generasi satu ke generasi yang lain.
4.      Fungsi hiburan adalah fungsi untuk menghibur manusia. Manusia
cenderung untuk melihat dan memahami peristiwa atau pengalaman
manusia sebagai sebuah hiburan. Dalam perkembangan selanjutnya, media
massa mempunyai fungsi-fungsi baru, yaitu fungsi membentuk komunitas
dan komunikasi virtual, seperti halnya kelompok internet di dunia maya.
E.     Fungsi Berita dalam Media Massa
Media massa sebagai sarana penyampai informasi menyajikan berita-berita
hangat dan aktual kepada khalayak. Media memberikan informasi terbaru setiap hari
untuk memenuhi kebutuhan informasi. Melihat begitu pentingnya peran media, media
dapat menjelma menjadi alat atau sumber kekuasaan. Karena dalam pengaruh berita
yang disajikan, media massa dapat membangun control sosial yang ada di masyarakat.
Baik dalam mengubah opini atau pandangan seseorang, mengubah sikap dan perilaku,
membangun kepercayaan, bahkan mengubah paradigma kehidupan masyarakat.
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan berita. Semua data dan
fakta yang diperoleh, tidak begitu saja disajikan sebenar-benarnya kepada khalayak.
Setiap media, memiliki frame berita masing-masing pada penulisan beritanya. Yang
nantinya akan berpengaruh terhadap arah pemberitaan. Media memiliki dampak yang
luas bagi setiap pemberitaannya. Tidak jarang, pemberitaan di sebuah media dapat
menggiring opini publik, sama seperti apa yang dikonstruksikan oleh media.
Fungsi berita dalam media massa yang paling sederhana adalah agar kita
mengetahui apa atau peristiwa yang sedang terjadi diluar jangkauanatau diluar tempat
tinggal kita. dengan begitu kita tidak akan pernah merasa ketinggalan, karena dengan
melihat, atau menyaksikan berita dapat membuat kita maju, berkaca tentang
kehidupan sosial yang kita miliki. contoh saja, ada peristiwa gempa di Jogjakarta
tahun 2006 silam lalu, masyarakat diluar Jogjakarta tidak akan pernah tahu bahwa
telah terjadi peristiwa tersebut, padahal korban banyak berjatuhan, dengan adanya
berita yang ditayangkan maka orang lain diluar Jogjakarta dapat memberikan bantuan
dengan cepat. itu salah satu manfaat yang paling sederhana.
A.    KESIMPULAN
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar,
menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti
surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet. Media massa sebagai sarana
penyampai informasi menyajikan berita-berita hangat dan aktual kepada khalayak.
Media memberikan informasi terbaru setiap hari untuk memenuhi kebutuhan
informasi. Melihat begitu pentingnya peran media, media dapat menjelma menjadi
alat atau sumber kekuasaan. Karena dalam pengaruh berita yang disajikan, media
massa dapat membangun control sosial yang ada di masyarakat. Baik dalam
mengubah opini atau pandangan seseorang, mengubah sikap dan perilaku,
membangun kepercayaan, bahkan mengubah paradigma kehidupan masyarakat.
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan berita. Semua data dan fakta
yang diperoleh, tidak begitu saja disajikan sebenar-benarnya kepada khalayak. Setiap
media, memiliki frame berita masing-masing pada penulisan beritanya. Yang
nantinya akan berpengaruh terhadap arah pemberitaan.
Fungsi berita dalam media massa yang paling sederhana adalah agar kita
mengetahui apa atau peristiwa yang sedang terjadi diluar jangkauanatau diluar tempat
tinggal kita. dengan begitu kita tidak akan pernah merasa ketinggalan, karena dengan
melihat, atau menyaksikan berita dapat membuat kita maju, berkaca tentang
kehidupan sosial yang kita miliki.
Penyampaian berita harus terdapat unsur-unsur berikut ini:
 What, apa yang terjadi dalam suatu peristiwa?
 Who, siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut?
 Where, di mana peristiwa tersebut terjadi?
 When, kapan peristiwa tersebut terjadi?
 Why, mengapa peristiwa tersebut terjadi?
 How, bagaimana proses terjadinya peristiwa tersebut?
Organisasi Pemberitaan Berita pada dasarnya terbentuk lewat proses organisasi berita.
Peristiwa yang kompleks dan tidak beraturan dibuat menjadi lebih rapi dengan
pengorganisasian. Pengorganisasian berita melibatkan dua unsur, yaitu wartawan dan
editor. a. Wartawan Wartawan merupakan faktor yang terpenting dalam semua
kegiatan pembuatan berita. Wartawan yang bekerja dalam mencari berita dilapangan
berada dalam komando redaktur, biasanya wartawan dan redaktur tergabung dalam
sebuah desk dalam tim. Wartawan dikenal sebagai beat man, dan rekan yang lainnya
disebut leg man.
Dalam dunia jurnalistik, penyebutan kedua hal tersebut mempunyai konsekuensi
dalam tugasnya. Beat man bertugas meliput keadaan di lapangan sedangkan leg man
merupakan wartawan khusus yang ditugaskan meliput peristiwa-peristiwa penting dan
aktual (Kustadi Suhandang, 2004 : 55). Beberapa leg man membatasi dirinya hanya
pada tugas memperoleh data dan fakta saja, selanjutya penulisan berita diserahkan
kepada redaktur (desk) yang bersangkutan. Selain itu, wartawan dapat dibagi
beberapa bagian berdasarkan wilayah kerjanya, yaitu koresponden luar kota,
koresponden luar negeri, koresponden perang, koresponden binagraha, dan freelance
(kontributor). b. Editor Merupakan jurnalis yang bekerja dalam kantor surat kabar.
Mereka bekerja dalam sebuah tim yang disebut redaksi, dan dipanggil editor karena
tugasnya mengedit naskah berita ataupun artikel yang datang dri wartawan,
kontributor, penulis, ataupun public relasion. Editor dituntut untuk membuat
keputusan secara cepat, di samping itu juga diperlukan mental dan kecakapan yang
prima. Penyempurnaaan semua naskah berita adalah tanggungjawab para editor.
Penilainaya terhadap berita adalah demi kepentingan umum dengan memperhatikan
keakuratan karya dari wartawan. Secara teknis, tugas editor terbagi dalam dua jenis
pekerjaaan, yaitu membaca dan
memperbaiki serta menyusun kembali naskah berita yag telah diterimanya. Oleh
karena itu, sebelum masuk ke mesin offset, pekerjaan editing dilakukan oleh dua
orang editor yang disebut, copy reader dan rewriter. Copy reader bertugas membaca
dan memperbaiki naskah yang diterimanya. Perbaikan yang dilakukan yaitu
mengoreksi ejaan, tata bahasa, penggunaaan istilah, dan konteks wacananaya. Copy
reader menggunakan simbol-simbol yang dapat dipahami oleh rewriter. Berdasarkan
hasil kerja copy reader itu kemudian rewriter menyusun kembali sampai siap untuk
dicetak (Kustadi Suhandang, 2004 : 64). Wartawan dan editor berada dalam satu
naungan kerja keredaksionalan. Di dalam alur kerja tersebut, keduanya terikat dengan
rutinitas organisasi yang berlaku dalam suatu organisasi. Setiap hari terdapat banyak
berita yang masuk, kemudian diseleksi dengan menggunakan aturan tersebut.
Wartawan dilapangan mencari berita yang telah sesuai dengan prinsip dan nilai
jurnalistik, kemudian wartawan mengirimkan via email berita tersebut kepada editor.
Apabila dipandang masih terdapat kekurangan nilai berita, maka editor kembali
menghubungi wartawan dilapangan untuk menambahkan materi berita tersebut. 2.
Produksi Berita Proses produksi berita melibatkan kerangka kerja dan rutinitas
organisasi media. Produksi berita tidak hanya berasal dari skema wartawan saja,
karena wartawan termasuk dalam lingkungan organisasi. Konsekuensinya,cara kerja
wartawan, nilai-nilai acuan mendasarkan pada kerangka kerja dan nilai-nilai
organisasi media tempat wartawan mengabdi (Eriyanto, 2004: 103). Seluruh proses
produksi berita tersebut mempengaruhi bagaimana peristiwa diberitakan, bagaimana
nilai berita ditentukan, dan bagaimana sudut pandang yang ditonjolkan. Dalam proses
produksi berita, terdapat dua pandangan yang menentukn bagaimana peristiwa
diberitakan. Pandangan pertama, yaitu pandangan seleksi berita (selection of the
news). Pandangan ini populer dengan lahirnya teori gatekeeper. Teori ini menekankan
bahwa proses produksi berita dalah proses seleksi. Seleksi dilakukan oleh wartawan
terhadap peristiwa, apakah patut diliput atau tidak. Setelah itu berita masuk ke meja
redaktur untuk dikoreksi, diseleksi dan disunting dengan penekanan bagian tertentu
yang dianggap layak untuk diterbitkan. Pandangan ini menyiratkan bahwa terdapat
realitas yang riil yang ada di luar wartawan. Realitas riil tersebut yang kemudian
dibentuk dalam berita (Eriyanto, 2004:99). Pandangan yang kedua yaitu pandangan
pembentukan berita (creation of the news). Dalam perpektif pandangan ini, berita
bukan diseleksi melainkan dibentuk. Wartawan selalu aktif membentuk berita sesuai
dengan nilai organisasi dan rutinitas organisasi. Dalam pandangan ini yang mejadi
titik tekan yaitu bagaimana wartawan membuat berita, karena pada dasarnya
pembentukan berita tidak seperti pada proses aliran, yaitu informasi mengalir dari
wartawan kemudian ke redaktur. Dalam hal ini, tentu terdapat konstruksi realitas yang
dilakukan oleh wartawan (Eriyanto, 2004 :101). Skema produksi berita, melewati dua
kategori. Pertama, rutinitas organisasi yang menuntut layak ataupun tidaknya sebuah
peristiwa untuk dimuat. Dari sini prinsip seleksi muncul dalam suatu kerja
keredaksian. Setiap hari institusi media memproses produksi berita, dan seleksi ini
merupakan bagian dari ritme dan keteraturan kerja yang dijalankan setiap hari. Skema
yang kedua, yaitu dengan menggunakan nilai berita. Nilai berita tidak hanya
menentukan peristiwa apa saja yang diberitakan, melainkan bagaimana berita tersebut
dikemas. Nilai berita menyediakan standar dan ukuran bagi wartawan sebagai kriteria
dalam melakukan tugas jurnalistiknya (Eriyanto, 2004:105). Dimensi psikologi sangat
mempengaruhi wartawan dalam memaknai sebuah peristiwa. Dimensi ini secara
kognitif menggerakkan wartawan untuk skema tentang diri, sesuatu maupun gagasan
tertentu. Dalam dimensi ini, wartawan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan latar
belakang kehidupannya. Secara psikologis, kognisi seseorang mengendap dalam
pengetahuan seseorang menjadi sebuah konsep diri. Sehingga orang cenderung
menyederhanakan realitas dan dunia yang kompleks bukan hanya agar dunia menjadi
sederhana dan dapat dipahami, tetapi motif tersebut agar lebih mempunyai perspektif
atau dimensi tertentu (Eriyanto, 2004: 72). Dengan demikian realitas yang sama bisa
digambarkan secara berbeda oleh orang yang berbeda, karena masing-masing
mempunyai perspektif yang berbeda.

Kode Etik Jurnalistik


1. Bersikap independen!
Kalau menurut kamus, independen itu bebas atau merdeka. Dalam hal ini artinya
kurang lebih bebas atau merdeka dari pengaruh atau paksaan pihak lain. Menyajikan
berita apa adanya sesuai fakta, bukan berita pesanan atau ditulis dengan perasaan
senang karena mendapat hadiah atau beberapa lembar uang.

2. Profesional dalam menjalankan tugas

Kurang lebih sama dengan poin pertama. Profesional di sini juga berarti terbuka
menjelaskan sumber pelengkap tulisan, foto atau video yang dimuat. Contohnya:
memberi tautan sumber asli jika mengutip dari situs lain (ini nyaris tidak pernah
dilakukan di kebanyakan media di Indonesia yang saya amati).

3. Jangan asal tuduh!

Poin ini lagi ngetren dilanggar belakangan ini. Mungkin karena terdesak harus cepat
terbit, sehingga tak cukup waktu untuk menguji informasi dan memastikan tidak ada
opini menghakimi yang tercampur dengan fakta. Intinya sih, jangan pernah percaya
sesuatu kalau belum benar-benar terbukti.

4. Dilarang berbohong

Salah satu akibat dari meremehkan poin ketiga adalah berbohong, dan ini tidak baik.
Janganlah mengada-ada apalagi melakukan fitnah.

5. Bijak menangani identitas korban atau pelaku kejahatan

Bijaksana ini sulit mengukurnya, tapi kalau bisa dilakukan dengan prinsip seperti:
korban, pelaku dan anak (berusia kurang dari 17 tahun) yang terlibat langsung atau
tidak langsung dengan peristiwa, mesti dirahasiakan identitasnya.

6. Tidak memanfaatkan profesi untuk kepentingan pribadi

Contohnya menerima suap, memotong antrean di kantor pelayanan publik, atau


menghindari denda dari polisi saat melanggar aturan lalu lintas. Atau untuk masuk
konser gratis? ;p

7. Melindungi narasumber

Wartawan punya hak tolak memberikan informasi identitas atau keberadaan


narasumbernya; juga harus menghargai ketentuan embargo (penentuan waktu tayang
berita berdasarkan permintaan narasumber), melindungi informasi detail narasumber
jika diminta, dan menjaga keterangan narasumber yang disepakati, misal: off-the-
record.

8. Hormati keberagaman!

Janganlah kita menyiarkan berita berdasarkan prasangka atas dasar perbedaan suku,
ras, warna kulit, agama, jenis kelamin dan bahasa; juga soal status seperti miskin,
sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

9. Berpegang pada kepentingan publik

Memang, wartawan harus menghormati hak narasumber tentang kehidupan


pribadinya. Tapi kalau ada bagian dari kehidupan itu yang terkait dengan kepentingan
publik, maka tak apalah diungkapkan (contoh: harta hasil korupsi).

10. Berani mengakui kesalahan

Wartawan juga manusia, sesekali bisa salah. Saat itu terjadi, mengakulah. Lakukan
ralat dan perbaiki kekeliruan secara terbuka. Lengkapi dengan permintaan maaf pada
pembaca, pendengar atau penonton medianya.
11. Menerima koreksi pada bagian yang keliru

Terkait salah tadi, ada pula yang namanya hak jawab dan hak koreksi; yang
merupakan hak seseorang atau kelompok untuk menanggapi dan menyanggah
informasi yang dianggap merugikan nama baiknya, atau mengusulkan perbaikan atas
kekeliruan fakta yang termuat pada berita.

Kode Etik Wartawan


Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) Ditetapkan Dewan Pers

1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi


yang benar.

2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk memperoleh dan
menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi.

3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan


fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi, serta tidak
melakukan plagiat.

4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis
dan cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan sisila.

5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahguanakan profesi.

6. Wartawan Indonesia memiliki Hak Tolak, menghargai ketentuan embargo,


informasi latar belakang dan off the record sesuai kesepakatan.

7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan


serta melayani Hak Jawab.

Tentang Kode Etik Wartawan Indonesia

Di Indonesia dikenal luas tiga organisasi wartawan, Persatuan Wartawan


Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, dan Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI) Reformasi.

Ketiga organisasi profesi ini memiliki sejarah masing-masing. Pun dalam aplikasinya,
masing-masing memiliki standar etik profesi/kode etik yang susunannya berbeda,
namun tetap menekankan hal yang sama.

Pada sebuah pertemuan bersama, ketiga organisasi ini bermufakat untuk menyatukan
secara umum kode etik masing-masing menjadi sebuah kode etik yang dikenali
sebagai Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI).

Kendati begitu, ketiga organisasi, secara internal, masih tetap menggunakan kode etik
masing-masing sebagai standar etik organisasi.
Kemerdekaan pers merupakan sarana terpenuhinya hak asasi manusia untuk
berkomunikasi dan memperoleh informasi. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers,
wartawan Indonesia menyadari adanya tanggung jawab sosial keberagaman
masyarakat. Guna menjamin tegaknya kebebasan pers serta terpenuhinya hak-hak
masyarakat diperlukan suatu landasan-moral/etika profesi yang bisa menjamin
pedoman operasional dalam menegakkan integritas dan profesionalitas wartawan.
Atas dasar itu wartawan Indonesia menetapkan Kode Etik.

Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang


benar. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk memperoleh dan
menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi.
Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan
fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak
melakukan plagiat. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat
dusta, fitnah, sadis dan cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan
susila. Wartawan Indonesia tidak menerima suap, dan tidak menyalahgunakan profesi.
Wartawan Indonesia memiliki Hak Tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi
latar belakang dan of the record sesuai kesepakatan. Wartawan Indonesia segera
mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani Hak
Jawab.Pengawasan dan penetapan sanksi atas pelanggaran kode etik ini sepenuhnya
diserahkan kepada jajaran pers dan dilaksanakan oleh organisasi yang dibentuk untuk
itu.

Apakah wartawan dapat dituntut jika menulis


atau membuat berita yang tidak sesuai dengan
kenyataannya?

Anda mungkin juga menyukai