Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN BERITA

Berita berasal dari bahsa sansekerta "Vrit" yang dalam bahasa Inggris disebut "Write"
yang arti sebenarnya adalah "Ada" atau "Terjadi".Ada juga yang menyebut dengan
"Vritta" artinya "kejadian" atau "Yang Telah Terjadi".Menurut kamus besar,berita berarti
laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan
atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar,
radio, televisi, atau media on-line internet.
News (berita) mengandung kata new yang berarti baru. Secara singkat sebuah berita
adalah sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau pendengar.
Dengan kata lain, news adalah apa yang surat kabar atau majalah cetak atau apa yang
para penyiar beberkan.
Menurut Dean M. Lyle Spencer : Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang
dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca.
Menurut Willard C. Bleyer : Berita adalah sesuatu yang termasa ( baru ) yang dipilih oleh
wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai
makana bagi pembaca surat kabar, atau karena ika dapat menarik pembaca - pembaca
tersebut.
Menurut William S Maulsby : Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak
memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik
perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
Menurut Eric C. Hepwood : Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting
yang dapat menarik perhatian umum
Menurut Djafar H Assegaf : Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa (
baru ), yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik
perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, entah karena pentingnya, atau akibatnya,
entah pula karena ia mencakup segi segi human interest seperti humor, emosi dan
ketegangan.
Menurut J.B. Wahyudi : Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang
memilki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan
melalui media massa periodik.
Menurut Amak Syarifuddin : Berita adalah suatu laporan kejadian yang ditimbulkan
sebagai bahan yang menarik perhatian publik media massa.
Dari sekian definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada beberapa unsur
penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut. Yakni: Laporan kejadian atau
peristiwa atau pendapat yang menarik dan penting disajikan secepat mungkin kepada
khalayak luas.
Dalam berita juga terdapat jenis-jenis berita yaitu:
1. Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian
besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini,
jenis berita Straight News dipilih lagi menjadi dua macam :
a.Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan
atau amat penting segera diketahui pembaca.
Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba.
b.Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung.
2. Depth News: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di
bawah suatu permukaan.
3. Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau
penyelidikan dari berbagai sumber.
4. Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian
penulisnya/reporter.
5. Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para
cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat,
mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya.
Bagian Berita
Secara umum, berita mempunyai bagian-bagian dalam susunannya yaitu
Headline.
Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1)
menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2)
menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.
Deadline.
Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula
yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya
adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.
Lead.
Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia
merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi
berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan
seluruh berita secara singkat.
Body.
Atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang
singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.
Unsur-Unsur Berita
Dalam Berita Harus terdapat unsur-unsur 5W 1H yaitu :
(1) What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
(2) Who - siapa yang terlibat di dalamnya?
(3) Where - di mana terjadinya peristiwa itu?
(4) When - kapan terjadinya?
(5) Why - mengapa peristiwa itu terjadi?
(6) How - bagaimana terjadinya?
(7) What next - terus bagaimana?
Pengertian berita
Pengertian Berita
Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang baru atau
keterangan yang terbaru tentang suatu peristiwa; suatu fakta yang
menarik perhatian atau gagasan yang perlu disampaikan kepada
khalayak melalui media massa umum.
Unsur-unsur yang mempengaruhi suatu fakta atau gagasan sehingga
dapat dijadikan berita adalah :
1. Penting (significance), yaitu kejadian yang dapat mempengaruhi
orang banyak atau kejadian yang punya dampak terhadap kehidupan
para pembaca.
2. Besar (magnitude), yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka
berarti bagi kehidupan orang banyak atau kejadian yang dapat
berakibat dijumlahkan dalam rangka menarik buat pembaca.
3. Waktu (timeless), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang
baru terjadi atau baru ditemukan.
4. Dekat (proximity), yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca.
Kedekatan ini bisa bersipat geografis ataupun emosional.
5. Tenar/populer, luar biasa (prominence), menyangkut hal-hal yang
terkenal atau sangat terkenal oleh pambaca.
6. Manusiawi (human interest), yaitu kejadian yang memberikan
sentuhan perasaan bagi para pembaca, kejadian yang menyangkut
orang biasa dalam situasi luar biasa atau orang besar dalam situasi
biasa.
Bahasa berita adalah bahasa yang disyaratkan sederhana tidak
bercampur baur dengan kata-kata asing dan kata-kata yang kurang
atau tidak dipahami pembaca. Selain itu dalam bahasa berita hindari
pemakaian kalimat terbalik dan kata-kata penat.
Berita harus memenuhi syarat :
1. Harus benar, apa yang diberitakan itu sesuai fakta dengan bukti-
bukti yang konkrit.
2. Sederhana, berita yang ditulis harus sederhana baik dalam isi
maupun bahasanya sehingga dapat dimengerti oleh berbagai lapisan
masyarakat.
3. Singkat, berita yang baik adalah tidak bertele-tele, langsung pada
pokok permasalahan, singkat jelas dan padat sehingga tidak
menimbulkan kebosanan pada pembaca.
4. Jelas, apa yang diberitakan itu tidak semu, jelas dan bisa
dipertanggung jawabkan.
5. Hidup, apa yang diberitakan harus mendorong minat pembaca
untuk terus membaca dan mengikuti perkambangan berikutnya.
Pembaca ikut merasakan.
Pembagian jenis berita dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Berita langsung (straight news)
2. Berita ringan (soft news)
3. Berita kisah (feature)
Definisi klasik adalah berita adalah semua yang tercetak dalam surat kabar atau media
cetak. Juga semua yang ditayangkan dengan audio atau video juga disebut berita. Jadi
dalam pandangan ini berita sebenarnya adalah peristiwa yang dilaporkan oleh media
massa. Oleh sebab itulah maka setiap media massa memiliki sudut sendiri dalam
melaporkan sebuah peristiwa.
Berita tidak semua peristiwa. Ini yang perlu dicamkan oleh seorang jurnalis. Banyak
peristiwa yang terjadi tetapi tidak semua menjadi berita. Artinya bahwa banyak peristiwa
terjadi setiap hari di sekeliling kita atau di dunia, namun media akan memiliki mana saja
yang akan diberitakan dan dilaporkan. Dalam memilih apa yang akan dilaporkan inilah
kemudian muncul kemampuan seorang jurnalis dan editor untuk menyaring apa yang
layak di dengar, dibaca atau dilihat.
Pengertian berita
Sesungguhnya berita adalah hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat
dalam kehidupan. Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita
lebih merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial ketimbang gambaran dari
realitas itu sendiri. Saya sendiri setuju dengan anggapan ini. Bagaimanapun, tidak ada
seorang pun yang sanggup merekonstruksikan realitas sosial memiliki empat muka, maka
yang sering diungkap para wartawan hanya dua muka.Hal ini diakui sendiri oleh Thoriq
Hadad, wartawan eks Tempo. Dalam sebuah perbincangan dengan saya di Surabaya, 6
Agustus 1994. Thoriq Hadad mengatakan bahwa apa yang diungkapkan Tempo dalam
pemberitaannya hanya sekitar 60% dari apa yang diketahui Tempo. Sudah begitu,
pemerintah masih menganggap Tempo tidak bisa menahan diri.
Lalu, bagaimana mendefinisikan berita? Untuk keperluan definisi berita, bisa saja dikutip
pendapat Nancy Nasution, yakni: Laporan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi, yang
ingin diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat aktual, terjadi di lingkungan pembaca,
mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwa tersebut berpengaruh terhadap pembaca
(Dalam Basuki 1983:1).
Bisa juga dikutipkan pendapat W.J.S. Purwadarminta, yang mengatakan bahwa berita
adalah laporan tentang satu kejadian yang terbaru (ibid). Kedua pengertian ini
menimbulkan pendapat bahwa tidak semua yang tertulis dalam surat kabar atau majalah
bisa disebut sebagai berita. Iklan dan resep masakan tidak bisa disebut berita. Yang
disebut berita adalah laporan tentang sebuah peristiwa. Dengan perkataan lain, sebuah
peristiwa tidak akan pernah menjadi berita bila peristiwa tersebut tidak dilaporkan.


Unsur-Unsur Berita
Sabtu, 23 Februari 2008
Khususnya bagian tubuh berita dan teras (bila ada) diharapkan hanya mengandung unsur-
unsur yang berupa fakta, unsur-unsur faktual, dengan meminimalkan unsur-unsur non-
faktual yang berupa opini. Apa yang disebut sebagai fakta di dalam kerja jurnalistik
terurai menjadi enam unsur yang biasa diringkas dalam sebuah rumusan klasik 5W + 1H.
(1) What apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
(2) Who siapa yang terlibat di dalamnya?
(3) Where di mana terjadinya peristiwa itu?
(4) When kapan terjadinya?
(5) Why mengapa peristiwa itu terjadi?
(6) How bagaimana terjadinya?
(7) What next terus bagaimana?
Berita yang lengkap mengandung 6 unsur tsb. Dalam praktik sehari-hari, ada juga berita
yang tidak memuat seluruh unsur tsb. Hal itu mungkin saja terjadi, karena keterbatasan
ruang atau keterbatasan waktu, sehingga unsur yang paling menonjol sajalah yang
dimuat.
Dari 6 unsur tsb, yang mana harus ditonjolkan merupakan pilihan redaktur bidang yang
bersangkutan.
Ketajaman memilih yang ingin ditonjolkan (istilah dalam dunia pers: lead) tergantung
dari si pembuat berita dan redakturnya.
Unsur lain yang perlu diperhatikan dalam pembuatan berita adalah:
harus relevan, hangat, eksklusif, ada tujuannya, unik, trendy, prestisius, dramatik,
jenaka, memiliki dimensi human interest, magnitude, gaya bahasa, desain dan
tataletak yang menarik, foto atau karikatur yang menarik. Lalu disesuaikan
dengan watak dan kapasitas media yang bersangkutan, karena ada perbedaan
antara media cetak dengan media eletronik.
Dari berbagai aspek tsb ada beberapa yang patut dijadikan pedoman untuk wartawan dan
redaktur:
1. Eksklusif
2. relevan dan masih hangat
3. dramatik
4. jenaka
5. memiliki dimensi human interest.
Disesuaikan dengan bidangnya:
1. Politik
2. Hukum
3. Kebudayaan
4. celebrities.
Biasanya redaksi memiliki T.O.R (Terms of References) dalam hal memberi pedoman
kerja tsb.
CARA MENYUSUN BERITA
Membuat berita berpedoman yang dikenal sebagai piramida dan piramida terbalik.
Yang dimaksud dengan berita piramida:
Unsur berita terpenting (menurut redaktur/pembuat beritanya) diletakkan dalam awal
berita (di puncak piramidanya); misal: berita tentang celebrities, maka yang didahulukan
adalah namanya (the Who) atau What-nya (masalahnya: cerai kawin lagi, punya anak
kembar, dll). Unsur W lainnya dan H diletakkan belakangan.
Mempergunakan piramida terbalik,
unsur pendalaman berita didahulukan (biasanya the Why), baru diikuti peletakan unsur W
lainnya dan H-nya.
Pada dasarnya memilih ini adalah memilih yang mana yang akan paling banyak
menarik apakah theWhat atau the HOW atau the Where atau the Who dan When-nya
atau the How-nya''?
Wartawan dan redaktur yang jeli dan lihai secara otomatis (intuitif) dapat menetapkan
dalam waktu cepat (waktu: unsur penting dalam dunia jurnalistik!): yang mana harus
didahulukan dan mempergunakan piramida yang mana yang paling cocok. Di sini terletak
kepandaian memilih dari pribadi wartawan dan redakturnya.
Dalam cara menyusun berita, ada unsur lain soal Judul Berita
Dalam pembuatan judul berita, juga memilih dari unsur 5 W dan 1 H tsb. yang mana akan
lebih menarik pembaca/pendengar/pemirsa sehingga timbul minat mereka untuk
terseret membaca, mendengar dan melihat berita tsb.
Ada yang disebut piramida , piramida terbalik.
APAKAH OPINI?
Secara singkat bahwa opini adalah pendapat yang terlepas secara teknis dari berita.
Penjelasan singkat: sebuah opini seringkali berkaitan langsung dengan berita; namun
dalam etika kalangan wartawan sedunia opini harus dipisahkan dari berita. Oleh karena
itulah, penulis mengatakan ..terlepas secara teknis dalam perumusannya tsb.
Dalam prakteknya pemisahan secara teknis itu berarti bahwa dalam berita tidak boleh ada
opini dari pembuat berita (-wartawan dan redakturnya).
Opini atau pendapat bisa mengambil bentuk komentar, tulisan artikel di rubrik tanya-
jawab, wawancara khusus mengenai sebuah berita dari narasumber. Hasil kerja
menghasilkan opini itu tidak boleh dicampuri pendapat wartawan dan redaktur yang
mengerjakannya/membuat dan menyiarkannya. Jika wartawan maupun redakturnya ingin
mengemukakan pendapatnya sendiri maka dia harus mengambil bentuk artikel atau
rubrik khusus seperti ruang Tajuk Rencana sebuah penerbitan harian/majalah.
Hanya saja, dalam praktik, wartawan dan redaktur yang lihai dapat menitipkan
opininya melalui narasumber yang diwawancarainya;
Pengalaman praktik akan membuat Anda lebih tajam merasakan dan dapat
mempraktekkan dengan baik
Konsep Dasar Berita
1. Pengertian berita
Sesungguhnya berita adalah hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat
dalam kehidupan. Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita
lebih merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial ketimbang gambaran dari
realitas itu sendiri. Saya sendiri setuju dengan anggapan ini. Bagaimanapun, tidak ada
seorang pun yang sanggup merekonstruksikan realitas sosial memiliki empat muka, maka
yang sering diungkap para wartawan hanya dua muka.Hal ini diakui sendiri oleh Thoriq
Hadad, wartawan eks Tempo. Dalam sebuah perbincangan dengan saya di Surabaya, 6
Agustus 1994. Thoriq Hadad mengatakan bahwa apa yang diungkapkan Tempo dalam
pemberitaannya hanya sekitar 60% dari apa yang diketahui Tempo. Sudah begitu,
pemerintah masih menganggap Tempo tidak bisa menahan diri.
Lalu, bagaimana mendefinisikan berita? Untuk keperluan definisi berita, bisa saja dikutip
pendapat Nancy Nasution, yakni: Laporan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi, yang
ingin diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat aktual, terjadi di lingkungan pembaca,
mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwa tersebut berpengaruh terhadap pembaca
(Dalam Basuki 1983:1).
Bisa juga dikutipkan pendapat W.J.S. Purwadarminta, yang mengatakan bahwa berita
adalah laporan tentang satu kejadian yang terbaru (ibid). Kedua pengertian ini
menimbulkan pendapat bahwa tidak semua yang tertulis dalam surat kabar atau majalah
bisa disebut sebagai berita. Iklan dan resep masakan tidak bisa disebut berita. Yang
disebut berita adalah laporan tentang sebuah peristiwa. Dengan perkataan lain, sebuah
peristiwa tidak akan pernah menjadi berita bila peristiwa tersebut tidak dilaporkan.
2. Nilai-nilai berita
Tidak semua laporan tentang kejadian pantas dilaporkan kepada khalayak. Pertengkaran
antara suami-istri orang kebanyakan tidak perlu dilaporkan kepada khalayak. Pekerjaan
seorang dosen membimbing mahasiswa juga tidak perlu dilaporkan kepada khalayak.
Mengapa? Di samping merupakan peristiwa rutin, kedua peristiwa tersebut juga tidak
memiliki nilai berita.
Lalu, apa kriteria peristiwa yang patut dilaporkan kepada khalayak? Kriterianya hanya
satu, yaitu peristiwa yang memiliki nilai berita. Nilai berita sendiri, menurut Julian
Harriss, Kelly Leiter dan Stanley Johnson, mengandung delapan unsur, yaitu: konflik,
kemajuan, penting, dekat, aktual, unik, manusiawi, dan berpengaruh (Harriss, Leiter dan
Johnson 1981:29-33). Artinya, sebelum seseorang melaporkan sebuah peristiwa, ia perlu
mengkonfirmasikannya dengan kriteria-kriteria tersebut.
Operasionalisasinya begini:
Konflik
Informasi yang menggambarkan pertentangan antar manusia, bangsa dan negara perlu
dilaporkan kepada khalayak. Dengan begitu khalayak mudah untuk mengambil sikap.
Kemajuan
Informasi tentang kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi senantiasa perlu dilaporkan
kepada khalayak. Dengan demikian, khalayak mengetahui kemajuan peradapan menusia.
Penting Informasi yang penting bagi khalayak dalam rangka menjalani kehidupan mereka
sehari-hari perlu segera dilaporkan kepada khalayak.
Dekat
Informasi yang memiliki kedekatan emosi dan jarak geografis dengan khalayak perlu
segera dilaporkan. Makin dekat satu lokasi peristiwa dengan tempat khalayak,
informasinya akan makin disukai khalayak.
Aktual
Informasi tentang peristiwa yang unik, yang jarang terjadi perlu segera dilaporkan kepada
khalayak. Banyak sekali peristiwa yang unik, misalnya mobil bermain sepak bola,
perkawanan manusia dengan gorila, dan sebagainya.
Manusiawi
Informasi yang bisa menyentuh emosi khalayak, seperti yang bisa membuat menangis,
terharu, tertawa, dan sebagainya, perlu dilaporkan kepada khalayak. Dengan begitu,
khalayak akan bisa meningkatkan taraf kemanusiaannya.
Berpengaruh
Informasi mengenai peristiwa yang berpengaruh terhadap kehidupan orang banyak perlu
dilaporkan kepada khalayak. Misalnya informasi tentang operasi pasar Bulog, informasi
tentang banjir, dan sebagainya. Jumlah unsur nilai berita yang harus dipenuhi setiap
peristiwa sebelum
dijadikan berita berbeda pada setiap penerbitan pers. Ada surat kabar yang menetapkan
hanya lima unsur nilai berita. Tetapi, ada juga yang enam unsur. Yang jelas, makin
banyak sebuah peritiwa memiliki unsur nilai berita, makin besar kemungkinan beritanya
disiarkan oleh penerbitan pers.
3. Jenis-jenis berita
Kalau kita sepakat bahwa yang menjadi bahan dasar berita adalah realitas sosial dalam
bentuk peristiwa, maka jelas peristiwa itu bermacam-macam. Da peristiwa orang
berseminar. Ada pula peristiwa pembunuhan. Bahkan ada peristiwa pembatalan SIUPP.
Untuk memudahkan penggolongan jenis-jenis berita berdasarkan peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan manusia, Maryono Basuki membagi berita berdasarkan: (1) sifat
kejadian; (2) masalah yang dicakup; (3) lingkup pemberitaan; dan (4) sifat pemberitaan
(Basuki 1983:5).
Operasionalisasinya begini:
Berdasarkan sifat kejadian.
Terdapat empat jenis berita, yaitu:
1. Berita yang sudah diduga akan terjadi.
Misalnya: wawancara seorang wartawan dengan Goenawan Mohamad yang
tampil dalam sebuah seminar.
2. Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak sontak.
Misalnya: peristiwa kebakaran kantor sentral telepon.
3. Berita tentang peristiwa yang direncanakan akan terjadi.
Misalnya: peristiwa peringatan Hari Lingkungan Hidup setiap 5 Juni.
4. Berita tentang gabungan peristiwa terduga dan tidak terduga.
Misalnya: peristiwa percobaan pembunuhan kepala negara pada acara peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW.
Berdasarkan masalah yang dicakup.
Masalah di sini biasanya merujuk kepada aspek kehidupan yang ada di tengah-tengah
masyarakat. Secara umum, terdapat empat aspek kehidupan manusia, yaitu: aspek sosial,
ekonomi, politik, dan kebudayaan. Tetapi, seiring dengan perkembangan masyarakat,
keempat aspek ini terasa tidak memadai lagi. Ia perlu dipecah lagi menjadi berbagai
aspek. Karena itu, tidak ada salahnya menggolongkan jenis berita berdasarkan masalah
yang dicakup menurut jumlah kementrian yang ada dalam Kabinet Pembangunan 6.
Atas dasar pemikiran ini, jenis-jenis berita tersebut menjadi: berita dalam negeri, berita
luar negeri, berita hukum, berita sosial, berita pendidikan dan kebudayaan, berita
pertanian, berita lingkungan hidup, berita perumahan, berita pemuda dan oleh raga, berita
transmigrasi, berita kesehatan, berita ilmu pengetahuan, berita kopersi, berita pertanahan,
berita penerangan, berita perindustrian, berita perbankan, berita perhubungan, berita
perdagangan, berita kehutanan, berita agama, berita pertambangan, dan berita pangan.
Berdasarkan lingkup pemberitaan. Lingkup pemberitaan, biasanya,
dibagi menjadi empat bagian, yaitu lokal, regional, nasional, dan internasional. Sebuah
berita disebut berlingkup lokal kalau peristiwa yang dilaporkannya terjadi di sebuah
kabupaten dan akibatnya hanya dirasakan di daerah itu, atau paling-paling di kabupaten
lain dalam propinsi yang sama. Sebuah berita disebut berlingkup nasional kalau
pelaporan peristiwa yang terjadi di satu negara dapat dirasakan di negara lain.
Berdasarkan sifat pemberitaan. Sifat berita bisa dilihat dari isinya.
Ada isi berita yang memberitahu, mendidik, menghibur, memberikan contoh,
mempengaruhi, dan sebagainya. Bisa saya sebuah berita mempunyai sifat lebih dari satu.
Tetapi, sifat berita yang terutama adalah memberitahu.
4. Unsur-unsur berita
Secara umu, unsur-unsur berita yang selalu ada pada sebuah berita adalah: headline,
deadline, lead, dan body (Basuki 1983:22-25).
Headline.
Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1)
menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2)
menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.
Deadline.
Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula
yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya
adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.
Lead.
Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia
merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi
berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan
seluruh berita secara singkat.
Body.
Atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang
singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.
5. Struktur berita
Struktur berita sangat ditentukan oleh format berita yang akan ditulis. Struktur berita
langsung berbeda dengan beritaringan dan berita kisah. Tetapim, untuk berita langsung,
menurut Bruce D. Itule dan Douglas A. Anderson, struktur yang lazim hanya satu, yaitu
piramida terbalik (Itule dan Anderson 1987: 62-63). Bila diskemakan, struktur ini
menjadi:

Lead menunjukkan bagian permulaan berita yang paling penting.
Sedangkan piramida terbalik menunjukkan begian yang penting dari sebuah
berita pada bagian awal dan makin ke bawah makin kurang penting. Dengan
perkataan lain, seiring dengan menyempitkan piramida terbalik, berkurang
pula arti penting beritanya. Struktur seperti ini, di samping memudahkan
mengenali inti berita, juga memudahkan pemotongan bagian yang tidak
mungkin termuat.
Berita
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi,
disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang
ketiga atau orang banyak.
Laporan berita merupakan tugas profesi wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan
laporan tersebut menjadi fakta / ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh redaksi
pemberitaan / media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang terpilih dapat
menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita.
Stasiun televisi biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita sepanjang
waktu. Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, baik yang melek huruf maupun
yang buta huruf.
[sunting] Unsur-unsur berita
1. Aktual (baru). Hal-hal yang baru lebih memiliki nilai berita dibandingkan hal-hal
yang terjadi sudah lama.
2. Jarak (jauh/ dekat). Khalayak lebih tertarik akan kejadian yang terjadi di sekitar
mereka dibandingkan dengan kejadian di tempat yang lebih jauh.
3. Penting. Sesuatu menjadi berita saat dianggap penting, karena berpengaruh pada
kehidupan langsung, contoh: UU larangan merokok.
4. Akibat. Sesuatu menjadi berita karena memiliki dampak yang besar, contoh:
penayangan film Fitna di situs YouTube.
5. Pertentangan/ konflik.
6. Seks. Contohnya seperti perceraian, perselingkuhan, dan lain sebagainya
7. Ketegangan. Contohnya seperti saat-saat pelantikan presiden.
8. Kemajuan-kemajuan. Inovasi baru atau perubahan.
9. Emosi, segala sesuatu yang apabila dikabarkan akan membuat marah, sedih,
kecewa. Contohnya: pemberitaan tentang bayi baru lahir yang ditemukan di
tempat sampah.
10. Humor.
Unsur Berita 5w+1h
OPINI
Andi Nur Muhammad Ichsan
| 21 Juni 2010 | 20:52

378

0
2 dari 2 Kompasianer menilai Bermanfaat.
didalam membuat sebuah berita ada unsur-unsur yang perlu di parhatikan yaitu 5W + 1H.
unsur ini adalah untuk mengetahui dengan tepat apa yang akan disiarkan atau
disampaikan dalam bentuk berita.

itulah rumus yang sering dugunakan oleh para jurnalis. baiklah kita akan bahas satu
persatu dengan ringkas berikut ini :
1. W1 = What
ini adalah untuk menanyakan tentang apa yang akan kita tulis, tema apa yang akan
diangkat dalam berita, atau hal apa yang akan dibahas dalam berita tersebut.
2. W2 = Who
adalah siapa tokoh yang menjadi tokoh utama di WHAT. unsur siapa selalu menarik
perhatian pembaca, apalagi manusia yang menjadi objek berita itu adalah seorang yang
aktif di bidangnya.
Unsur SIAPA ini harus dijelaskan dengan menunjukkan cirri-cirinya seperti nama, umur,
pekerjaan, alamat serta atribut lainnya berupa gelar (bangsawan, suku, pendidikan)
pangkat/jabatan.
3. W3 = When
unsur ini adalah menanyakan kapan peristiwa itu terjadi. jadi dalam sebuah berita
tentunya akan menyebutkan kapan waktu peristiwa itu terjadi. misal
peristiwa pengeroyokan seorang mahasiswa itu terjadi pada hari kamis siang sekitar
pukul 13.00 waktu setempat
4. W4 = Where
unsur ini menanyakan lokasi kejadian peristiwa (dimana) atau tempat berlangsungnya
peristiwa tersebut. contohnya
aksi pengeroyokan tersebut berlangsung tidak jauh dari kampus korban
5. W5 = Why
why atau kenapa peristiwa itu terjadi. ini menanyakan alasan mengapa peristiwa itu bisa
terjadi. disini penulis di tuntut untuk menguraikan penyebab terjadinya peristiwa. contoh
menurut pengakuan pelaku, korban dikeroyok karena telah menghina pelaku dengan
mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan kepada pelaku
6. H = How
pertanyaan How / bagaimana ini menggambarkan suasana dan proses peristiwa terjadi.
semua unsur diatas sangat perlu di perhatikan dalam menulis sebuah berita.
boleh dikata berita tanpa unsur diatas bagai sayur tanpa garam.

Anda mungkin juga menyukai