Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

Lembar

Pengesahan ......................................................................................................... 3

Bab I

a. Latar

Belakang .................................................................................................. 4

Bab II

a. Landasan

Teori ......................................................................................................... 8

b. Pembahasan ............................................................................................ 14

Bab III

a. Kesimpulan .............................................................................................. 18

b. Saran .................................................................................................... 19

Daftar Pustaka ………………………………………………………………….. 20

Lampiran .............................................................................................................. 21

LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan individu praktik News Gathering ini disusun sebagai kewajiban untuk

melengkapi tugas praktik mahasiswa Program Studi Manajemen Produksi

Pemberitaan Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta

Yogyakarta, 12 Juni 2017

Ketua Program Studi Penulis

Drs. Basirun, M.Pd Florentina Aprilla

NIP. 195111051990031003 NIM. 1716143734

Mengetahui,

Sekretaris Jurusan Penyiaran

Susilowati, SPT.,M. SN

NIP. 195110051983032003

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reporter adalah salah satu jenis jabatan kewartawanan yang bertugas melakukan

peliputan berita (news gathering) di lapangan dan melaporkannya ke pada publik,

baik dalam bentuk tulisan untuk media cetak atau dalam situs berita di internet,

atau pun secara lisan, bila laporannya disampaikan melalui media elektronik radio

atau televisi. Hasil kerja reporter, baik merupakan naskah tulisan ataupun lisan,

umumnya harus melalui penyuntingan redaktur atau produser berita sebelum bisa

disiarkan kepada publik. Latar belakang penulisan laporan ini untuk memenuhi

tugas mata kuliah praktik News Gathering. Dalam laporan ini penulis mengambil

permasalahan yang terjadi di setikar yaitu fenomena anak-anak di bawah umur

yang sering bermain gadget dan sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Seiring

berkembangnya jaman teknologi semakin canggih. Sebagai masyarakat yang tidak

bisa terlepas dari gadget, seharusnya dapat mengggunakan gadget dengan

bijaksana dan ada batasannya.

B. Landasan Teori

1. Pengertian News Gathering

News Gathering adalah peliputan berita atau mencari berita yang merupakan tugas

penting seorang reporter atau wartawan. Kegiatan itu pada prinsipnya dapat

dilaksanakan setiap waktu, tergantung dari kehendak atau waktu yang disediakan

oleh wartawan itu sendiri.


Berita dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Berita juga dapat bermacam-

macam karena itu untuk mendaptkan berita cara atau sistem yang digunakan

reporter atau wartawan sebenanrnya juga dapat bermacam-macam. Wartawan atau

reporter bisa memperoleh berita sesuai yang diprogramkan atau ditugaskan oleh

redaksi, ini berarti berita datang secara tidak diperhitungkan. Itulah profesi

kewartawanan sebagai profesi yang memiliki nilai tersendiri.

2. Pengertian Berita

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berita adalah merupakan

keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat atau sedang menjadi

bahan perbincangan.

Menurut seorang raja pers asal Inggris bernama Lord Northeclife, “News is

anything out of ordinary” [“ Berita adalah segala sesuatu yang mengandung hal

yang luar biasa”]. Ada juga yang mengatakan, ”News is combined with the

element of surprise” [Berita adalah kombinasi dari beberapa unsur yang

mengejutkan]. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Drs. Suharso dan

Dra. Ana Retnoningsih disebutkan bahwa berita itu sama artinya dengan kabar,

warta: member tahu, pemberitahuan.

Namun tidak sedikit pula definisi mengenai berita disampaikan oleh para pakar

jurnalistik. Beberapa di antaranya disebutkan di bawah ini :

a. Williard C. Bleyer: Berita adalah suatu kejadian aktual yang diperoleh

wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena menarik atau mempunyai

makna bagi pembaca. (Newspaper Writing and Ending)


b. William S. Maulsby: Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak

memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi

yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat

berita tersenut. (Getting The News)

c. Chilton R. Bush: Berita adalah laporan mengenai peristiwa yang penting

diketahui masyarakat dan juga laporan peristiwa yang semata-mata menarik

karena berhubungan dengan hal yang menarik dari seseorang atau sesuatu

dalam situasi yang menarik. (Newspaper Reporting of Public Affairs, 1940)

3. Unsur - Unsur Berita

Baik dalam kepustakaan dan pengajaran jurnalistik maupun dalam praktiknya,

terdapat perbedaan pandangan dalam menentukan sifat atau cirri sebuah berita.

Ada yang menekankan segi unsur yang harus dikandung sebuah berita, ada yang

menekankan segi sifatnya, dan ada pula yang menekankan ciri-cirinya.

Muncul informasi yang menyebutkan bahwa ciri yang harus dimiliki sebuah berita

mencakup:

a. Accuracy: akurat, cermat, dan teliti;

b. Universality: berlaku umum;

c. Fairness: jujur dan adil;

d. Humanity: nilai kemanusiaan

e. Immediate: segera.
Ada pula yang mengatakan bahwa untuk menilai apakah suatu kejadian memiliki

nilai berita atau tidak, reporter harus dapat melihat unsur-unsur sebagai berikut.

a. Penting (significane): mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan

orang banyak atau kejadiannya mempunyai akibat atau dampak yang luas

terhadap kehidupan khalayak pembaca.

b. Besaran (magnitude): sesuatu yang besar dari segi jumlah, nilai, atau angka

yang besar hitungannya sehingga pasti menjadi sesuatu yang berarti dan

menarik untuk diketahui oleh orang banyak.

c. Kebaruan (timelines): memuat peristiwa yang baru saja terjadi. Karena

kejadiannya belum lama, hal ini menjadi actual atau masih hangat

dibicarakan umum. Actual (terkini) berkaitan dengan tenggat waktu bahwa

kejadian tersebut bukan berita basi atau terlambat memenuhi waktu

pemuatan yang sudah ditetapkan pemimpin redaksi.

d. Kedekatan (proximity): memiliki kedekatan jarak (geografis) ataupun

emosional dengan pembaca. Termasuk kedekatan Karena profesi, minat,

bakat, hobi, dan perhatian pembaca. Sebagai contoh, seorang staf medis di

rumah sakit tentu akan langsung tertarik pada berita-berita mengenai

kenaikan harga obat atau masalah-masalah kesehatan lainnya.

e. Ketermukaan (prominence): hal-hal yang mencuat dari diri seseorang atau

sesuatu benda, tempat, atau kejadian. Suatu peristiwa yang menyangkut

orang terkenal atau sesuatu yang dikenal masyarakat menjadi berita penting

untuk diketahui oleh pembaca. Cuatan ini adalah hal-hal yang menonjol dari
sesuatu atau seseorang dan karenanya ‘sesuatu’ atau ‘seseorang’ itu menjadi

dikenal oleh orang banyak, popular, sangat disukai, atau justru sangat

dibenci.

f. Sentuhan manusiawai (human interest): sesuatu yang menyentuh rasa

kemanusiaan, menggugah hati, dan minat.

4. Jenis – Jenis Berita

a. Straight News:

Berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar

halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini, jenis berita. Straight News

dipilih lagi menjadi dua macam :

1. Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas

dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi

informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-

tiba.

2. Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan

berita pendukung.

b. Indepth News: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman

hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.

c. Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian

atau penyelidikan dari berbagai sumber.


d. Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau

penelitian penulisnya/reporter.

e. Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat

para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal,

peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya.

5. 5 W + 1 H

Dalam praktik jurnalistik para pakar memberikan pedoman dalam menulis berita

dengan menggunakan formula (rumusan) 5W + 1H. Pedoman ini juga sering

disebut sebagai syarat kelengkapan sebuah berita.. Berikut ringkasan dari formula

yang dimaksud:

a. Who: berita harus mengandung unsur “siapa”. Ini dapat ditarik

ekuivalensinya dengan unsur prominence; harus menyebutkan sumber

yang jelas. Dengan kata lain, berita harus mempunyai sumber yang jelas.

Jadi, di sini penekanannya adalah sumber berita itu. “Siapa” bisa

mengacu pada individu, kelompok, atau lembaga. Tidak dipebolehkan

membuat berita yang tidak jelas sumbernya. Sumber berita yang tidak

jelas sumbernya akan diragukan kebenaran, kecermatan, dan

ketelitiannya.

b. What: setelah mengetahui sumber berita, selanjutnya penting untuk

mengetahui “apa” yang dikatakannya; who to say what. Dengan kata

lain, “apa” adalah mencari tahu hal yang menjadi topik berita tersebut.
Jika menyangkut suatu peristiwa atau kejadian, yang menjadi “apa”

adalah kejadian atau peristiwa itu.

c. Where: berita juga harus menunjuk pada tempat kejadian; “di mana”

terjadinya peristiwa atau fakta itu. Ini merupakan bagian dari unsur

“jarak” (proximity) jika kita merujuk pada MacDougall. Jadi, “di mana”

menyangkut tentang masalah jauh dekatnya jarak peristwa dalam arti

geografis ataupun batin/emosional.

d. When: unsur penting berikutnya yang harus dikandung sebuah berita

adalah “kapan” terjadinya peristiwa tersebut. Unsur “kapan” inilah juga

dimaksudkan dengan unsur baru terjadinya (timelimess) demi mengejar

aktualitas seperti yang dipersyaratkan oleh MacDougall.

e. Why: kelengkapan unsur sebuah berita harus dapat menjelaskan

“mengapa” peristiwa itu sampai terjadi. Hal ini berkaitan dengan tujuan

untuk memenuhi rasa ingin tahu pembaca mengenai penyebab terjadinya

suatu peristwa. Setiap peristiwa tidak pernah terjadi begtu saja dan

selalu punya alas an mengapa bisa terjadi. Alasan mengapa sampai

terjadi juga perlu disampaikan atau dijelaskan kepada pembaca demi

memenuhi rasa ngin tahunya.

f. How: “bagaimana” terjadinya suatu peristiwa juga sangat dinantikan oleh

pembaca. Masyarakat yang sudah mengetahui mengapa peistiwa itu

terjadi tentu akan menuntutt lebih jauh tentang “bagaiman” persisnya

peristiwa itu terjadi. Keingintahuan mengenai “bagaiman terjadinya” ini


bisa mencakup gabungan unsur-unsur berita lainnya seperti daya tariknya,

cuatannya, akibat yang ditimbulkannya, kedekatan emosi, dan bahkan

kehangatannya dengan pengalaman pribadi atau kelompok yang

mengetahui berita dimaksud.

g. Telepon genggam atau telepon seluler (ponsel) atau handphone (HP)

adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai

kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran

tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel/mobile) dan tidak

perlu disambungkan dengan jaringan telepon

menggunakan kabel (nirkabel wireless). Saat ini, Indonesia mempunyai

dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for

Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division

Multiple Access). Badan yang mengatur telekomunikasi seluler

Indonesia adalah Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI).

C.Tujuan

1. Melatih mahasiswa/i khususnya Manarita untuk mengerti penulisan

news gathering

2. Memberikan koreksi kepada mahasiswa/i Manarita ketika menuliskan

data kedalam naskah.

3. Melatih mahasiswa/i untuk segera mendapatkan berita yang aktual serta

akurat
4. Melatih mahasiswa untuk menentukan ide, topik, dan angle sebuah

berita dan juga melatih mahasiswa melakukan observasi, riset, dan

wawancara.

5. Menambah relasi bagi para Mahasiswa/i

D.Manfaat

1. Dapat memahami tentang News Gathering yang sesungguhnya

2. Dapat menulis berita dengan baik sesuai teori yang diajarkan dalam News

Gathering

3. Menambah pengalaman dalam mencari serta membuat berita berdasarkan

hasil pengamatan secara langsung di lapangan.

4. Memperoleh berita yang aktual secara langsung

5. Dapat mengetahui kondisin lllapangan yang sesungguhnya

6. Mendapatkan berita yang akurat karena menemui narasumber secatra

langsung

7. Memiliki banyak relasi

8. Masyarakat atau pembaca bisa mendapatkan informasi lebih tentang hal,

fenomena, atau fakta yang terjadi di sekitar kita.

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK

A. RENCANA LIPUTAN

1. Tema/Ide : Sosial

2. Topik : Pengunaan gadget bagi anak

3. Angle : Fenomena gadget di kalangan anak SD

4. Waktu pelaksanaan : Jumat, 6 April 2018 pukul 12.00-18.00.

5. Objek : Anak pengguna gadget, anak yang tidak mengunakan

gadget, orang tua anak, dan guru yang berada di sekolah maupun di lingkungan

sekitar.

6. Observasi : Melakukan pengamatan serta melakukan

wawancara di lingkungan sekitar rumah.

7. Wawancara :

Anak pengguna gadget, anak yang tidak mengunakan gadget, orang tua anak, dan

guru.

-Faizin : Anak SD pengguna gadget

-Airin Amalia : Anak SD yang tidak menggunakan gadget

-Sriyatun : Orang tua dari Faizin

-Catarina : Orang tua Airin

DATA AWAL
1. Pengalaman pribadi saya yang sering melihat anak kecil ketagihan

bermain gadget.

2. Daerah rumah saya yang tergolong banyak anak kecil sehingga sering

memperhatikan apa saja yang mereka lakukan.

3. Cerita teman saya tentang adiknya yang susah di suruh belajar karena

kecanduan dengan bermain game online di gadget.

4. Buku

MENDIDIK ANAK DI ERA DIGITAL

Penulis : Yee-Jin Shin

Penerbit : Noura Books Publishing

Kategori : Parenting

5. Internet

http://www.parenting.co.id/keluarga/aturan-anak-pakai-gadget

https://inet.detik.com/cyberlife/d-3652378/gadget-bagi-anak-ya-atau-tidak

8. Alasan Memilih

Alasan penulis memilih topik ini karena penulis banyak menemukan

fenomena anak di bawah umur yang sering dan sudah kacanduan untuk

bermain gadget bahkan tidak bisa terlepas dari gadget. Selain itu

dimanapun pasti di dapati anak-anak yang asyik dengan gadget di

tangannya. Padahal di jaman dahulu penggunaan gadget sangat terbatas

untuk anak-anak dan anak-anak lebih memilih untuk bermain di luar

bersama teman-temannya tanpa membawa gadget. Keprihatinan penulis


membuat penulis ingin mengetahui lebih dalam lagi alasan anak-anak

diperbolehkan menggunakan gadget dalam waktu yang lama.

B. PELAKSANAAN

Angle : Fenomena gadget di kalangan anak SD

Tempat : Danukusuman

Waktu : Jumat, 6 April 2018 pukul 12.00-18.00.

Hasil wawancara :

 Faiz (Anak SD pengguna gadget)

Q : Apa sih yang di mainkan di handphone?

A : Ngegame, youtube sama internetan

Q : Biasanya pegang handphone jam berapa dan berapa lama?

A : Pulang sekolah karena di bolehinnya saat pulang sekolah,

biasanya sampai siang habis itu ngerjain PR kalo ada PR kalo gak ada ya main

sama temen-temen

Q : Apa si yang di dapatkan dari bermain game?

A : Jadi tidak bosan, soalnya kalo menonton tv bosan karena tidak ada

kartun kalo siang pulang sekolah

Q : Dari kapan sih kamu punya handphone?

A : Dari kelas 3 pas kenaikan kelas

Q : Kamu minta sendiri handphonenya atau di kasih sama mama?

A : Aku minta sendiri, dan di janjikan jika naik kelas dengan nilai yang

bagus akan di belikan handphone


Q : Kenapa kamu minta di belikan handphone?

A : Karena temen-temenku banyak yang punya handphone.

Q : Emangnya kalo teman-teman mu punya handphone buat apa?

A : Ya sama, buat ngegame sama youtubean

 Airin (Anak SD yang tidak menggunakan gadget)

Q : Kenapa sih kamu gak main handphone?

A : Soalnya enggak di bolehin mama karena nanti matanya sakit

Q : Terus kalo kamu habis pulang sekolah dan ada waktu luang, kamu

ngapain?

A : Biasanya habis pulang aku nonton tv terus sorenya main sama Arla

Q : Terus kamu belajarnya kapan?

A : Kalo belajar biasanya malem, ngerjain PR, belajar bahasa inggris,

kalo enggak liat CD tambah-tambahan

Q : Teman-teman mu banyak tidak yang menggunakan handphone?

A : Banyak, biasanya malah pada bawa ke sekolahan.

Q : Biasanya pada pakai handphone nya buat apa?

A : Ya kalo pulang sekolah gitu pada mainan

 Ibu Sri (Orang tua dari Faiz)

Q :Kenapa Ibu memilih memberikan handphone kepada Faiz?


A : Sekarang apa-apa sudah praktis ya, mengerjakan tugas juga kadang

menggunakan internet di handphone. Ojek online juga di handphone,

pokokya serba di mudahkan dengan handphone.

Q : Apa ibu tidak khawatir penggunaan handphone yang berlebihan oleh

Rio?

A : Sebagai Ibu saya juga khawatir karena kan internet sangat luas ya, apa

saja bias di akses, takutnya tidak di gunaan dengan sebenarnya, kan masih

anak di bawah umur juga.

Q : Bagaimana cara membatasi Rio untuk menggunakan handphone?

A : Biasanya saya kasih waktu untuk bermain game, atau kalau belajar

saya damping. Cuma ya namanya anak-anak kadang bandel dan susah di

atur, jadi maunya ngegame terus.

Q : Apa sih yang Ibu lakukan untuk mencegah hal tersebut?

A : Saya ambil handphone nya dan mengancam tidak memberikan

handphone lagi jika di gunakan berlebihan dan tidak sesuai kebutuhan dan

porsinya.
BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai News Gathering yang

telah dilakukan oleh penulis.Terimakasi banyak penulis ucapkan untuk

dosen pembimbing atas arahannya,sehingga penulis dapat memahami News

Gathering dan menyelesaikan tugas liputan tepat pada waktunya,juga

terimakasih penulis ucapkan untuk pihak-pihak yang terkait selama proses

liputan berlangsung.Tentunya masih banyak kekurangan dalam

pelaksanaannya,untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya,kritik

dan saran sangan diharapkan oleh penulis untuk hasil yang lebih baik.

A. Kesimpulan

Penulis dapat menyimpulkan bahwa praktik ini bertujuan agar mahasiswa

khususnya prodi Manarita dapat memahami tahapan dalam melakukan news

gathering, sehingga nantinya kemampuan untuk mencari berita sendiri juga

dapat dilakukan. Dengan teknik pencarian berita secara individu juga

membuat mahasiswa menjadi mandiri dan lebih leluasa dalam mencari

angle. Pengumpulan sebuah data untuk membuat sebuah berita atau

informasi yang akan disebarluaskan ke masyarakat luas,seorang reporter

harus mengecek kembali kebenaran dari informasi yang di angkat, dan juga

harus dilakukan riset, observasi serta wawancara (ketepatan dalam memilih

narasumber) sebagai kekuatan kebenaran dari nilai berita yang akan di


publikasikan.Sehingga berita yang diperoleh,dapat dipercaya secara utuh

oleh masyarakat yang menerimanya.

B. Saran

Saran penulis untuk pembaca yang akan melakukan praktik news gathering

atau peliputan berita atau mencari berita adalah lebih memperdalam tentang

ide, topic dan angle teori maupun praktik saat observasi sehingga

mahasiswa lebih mengerti dan paham tentang teori yang diberikan dosen

pembimbing sehingga pada saat turun ke lapangan, mahasiswa bisa dengan

mudah mencari narasumber dan menentukan pertanyaan yang akan

diberikan kepada narasumber.

Anda mungkin juga menyukai