Anda di halaman 1dari 11

1.

Pengertian Jurnalistik Radio

Jurnalistik radio adalah proses produksi berita dan penyebarluasannya melalui media radio siaran
atau jurnalisme yang dilakukan di media radio siaran (radio broadcast).

Jurnalistik radio merupakan pemberitaan melalui audio (suara). Berita disampaikan dengan gaya
“bercerita” (storytelling), yakni menceritakan atau menuturkan sebuah peristiwa atau masalah,
dengan gaya percakapan (conversational), layaknya menyampaikan informasi kepada seorang
teman melalui telepon.

Radio identik dengan musik, lagu, atau hiburan. Untuk memberikan wawasan dan update
informasi bagi pendengar setianya, radio wajib menyiarkan program berita (news program).

Salah satu kunci dasar bagi keberhasilan jurnalistik terletak pada kemampuan jurnalis dalam
menceritakan kisah dengan baik kepada khalayak melalui media apapun yang digunakan (surat
kabar, radio, televisi, online, dan lain-lain). Jenis media yang digunakan jurnalis untuk
menceritakan kisah kepada khalayak masing-masing memiliki gaya penulisan yang berbeda. Hal
ini ditegaskan oleh Mark W. Hall yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang mendasar
antara jurnalistik cetak dengan jurnalistik siaran yaitu jurnalistik cetak ditujukan bagi mata
sedangkan jurnalistik siaran ditujukan untuk telinga. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa terdapat
beberapa pedoman untuk menulis berita radio (dan televisi) yaitu (Anwar, 1979 : 88-89) :

 Berita radio ditulis dalam gaya percakapan.


 Berita radio ditulis dengan menggunakan kalimat-kalimat yang sifatnya to the point.
 Berita radio ditulis dengan menghindari susunan kalimat terbalik.
 Berita radio ditulis dengan menggunakan kaidah subyek dan predikat berdekatan
letaknya.

Dari uraian di atas, maka yang dimaksud dengan jurnalistik radio adalah suatu proses
memproduksi berita dan menyebarluaskannya melalui media radio siaran. Jurnalistik radio
menyajikan sebuah kejadian atau peristiwa yang ditulis dalam bentuk cerita dengan gaya
percakapan atau conversational style.
Karakteristik

Jurnalisme penyiaran memiliki ciri khas atau karakteristik utama sebagai berikut:

1. Auditif

Radio hanya menyajikan suara untuk didengarkan, untuk telinga, untuk dibacakan atau
disuarakan. Karenanya, jurnalisme radio itu disuarakan. Tidak ada format lain selain audio. Apa
pun yang disampaikan melalui radio, harus berupa suara atau disuarakan (auditif).

2. Spoken Language

Menggunakan bahasa tutur atau kata-kata yang biasa diucapkan dalam obrolan sehari-hari
(spoken words). Kata-kata yang dipilih mesti sama dengan kosakata pendengar biar langsung
dimengerti. Penulisan naskah berita radio harus menggunakan bahasa tutur.

3. Sekilas

Informasi dalam siaran radio seklitas. Tidak bisa diulang. Karenanya harus jelas, sederhana, dan
sekali ucap langsung dimengerti.

4. Global

Berita radio menghindari detail dan tidak rumit. Angka-angka dibulatkan, fakta-fakta
diringkaskan. Satu topik berita idealnya disampaikan dalam 1-2 menit saja, sebagaima standar
durasi iklan radio yang efektif disampaikan dalam satu menit.

Radio merupakan salah satu media massa elektronik sekaligus media jurnalistik penyiaran
karena radio memiliki beberapa karakteristik yaitu :

 Radio dapat membangkitkan daya imajinasi khalayak pendengarnya melalui kekuatan


audio.
 Radio memiliki kecepatan dalam menyampaikan informasi kepada khalayak pendengar
karenanya radio dapat memberikan pelaporan secara langsung.
 Radio sangat mudah digunakan untuk melakukan pelaporan berita.
 Radio tidaklah mahal.
 Radio tidak membutuhkan sumber listrik karena dapat menggunakan batere kering.
 Penerimaan radio bersifat portabel.
 Teknologi radio sangat fleksibel.
 Dalam melakukan peliputan berita, reporter tidak membutuhkan anggota teknis peliputan.

Ulasan di atas adalah kekuatan utama radio sebagai media komunikasi massa. Namun, bagai dua
sisi mata uang, maka disamping radio memiliki kekuatan, radio juga memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya adalah :

 Radio adalah “a one chance medium” dalam artian khalayak pendengar hanya memiliki
satu kesempatan untuk menerima pesan dan memahami pesan yang disampaikan.
 Radio tidak memiliki gambar-gambar visual.
 Pesan-pesan yang disampaikan melalui radio sangat mudah dilupakan oleh khalayak
pendengar.
 Penyiar yang tidak baik dalam menyampaikan pesan melalui radio dapat membuat
khalayak pendengar cepat bosan dan tidak tertarik untuk mendengarkan siaran radio.
 Siaran radio tidak dapat dinikmati oleh mereka yang memiliki keterbatasan dalam
pendengaran.

Berita Radio

Apa itu berita? Tidak ada definisi yang benar-benar menggambarkan apa itu berita. Namun, pada
umumnya berita terkait dengan orang dan berbagai kejadian ataupun proses yang dapat
memberikan dampak kepada orang lain. Kita hanya dapat mendengar berita sekali ataupun
sekilas melalui radio ataupun televisi, oleh karena itu kita harus bisa memastikan bahwa kita
memperoleh kepala berita pertama kalinya karena siaran berita tidak dapat diulang kembali dan
dibaca ulang. Kalaupun bisa, maka akan terjadi kegagalan. Hal ini berarti bahwa cara
pengucapan atau penulisan yang salah pada media penyiaran seperti radio dapat merusak
kredibilitas informasi itu sendiri.
Oleh karena itu, kita sebagai reporter atau penyiar perlu terlebih dahulu menguasai kemampuan
menulis serta memahami berbagai hal yang terkandung dalam berita yaitu unsur-unsur berita,
prinsip berita, serta jenis-enis berita radio, dan tahapan produksi berita radio.
a. Unsur –unsur berita

Berbagai kejadian atau peristiwa dapat dikatakan layak menjadi sebuah berita apabila
memiliki news value atau nilai berita. Sebagai jurnalis, kita harus dapat mengenali suatu
peristiwa atau kejadian atau informasi adalah sebuah berita dengan cara memahami
berbagai unsur berita yang mencakup aktualitas, tokoh publik, relevansi, menyangkut
hajat hidup orang banyak, peristiwa unik, human interest, konflik, dan aksi.

b. Prinsip Berita

Berita yang disajikan oleh jurnalis kepada khalayak hendaknya menganut asas berimbang
agar tidak memantik reaksi negative dari khalayak pendengar. Terdapat 3 (tiga) prinsip
penting yang harus dipahami oleh jurnalis radio yaitu :

Akurasi (accuracy) – suatu berita hendaknya disajikan secara akurat dan berdasarkan
fakta agar dapat dipertanggungjawabkan.
Berimbang (balance) – berita yang disajikan hendaknya disajikan secara berimbang dan
tidak berat sebelah yang dapat membuat salah satu pihak diuntungkan atau dirugikan.
Kejelasan (clarity) – suatu berita hendaknya disajikan secara jelas dengan mengacu pada
prinsip apa, siapa, di mana, kapan, dan bagaimana terjadinya suatu peristiwa agar mudah
dipahami oleh khalayak.
Ketiga prinsip tersebut harus dipenuhi dalam penyiaran sebuah berita. Jika salah satu prinsip
tidak terpenuhi maka kredibilitas stasiun radio beserta jajarannya akan dipertanyakan oleh
khalayak pendengar.

Jenis-jenis Berita Radio

Menurut Agus Wijananto dkk, terdapat 9 (sembilan) jenis berita radio, yaitu :

Air Magazine atau majalah udara – merupakan siaran yang berisi satu jenis berita. Pada
air magazine atau majalah udara, berbagai jenis berita serta program acara radio dapat
disajikan dalam kurun waktu misalnya 60 menit atau atau satu periode. Sebagai
pendengar, kita disajikan berbagai program dan berita seperti laporan langsung, kuis,
feature, voicer, dan wawancara.
Bulletin atau buletin – merupakan kumpulan berita mutakhir dan disiarkan dalam durasi
yang telah ditentukan. Biasanya, durasi yang diperlukan untuk menyiarkan 10-15 berita
adalah selama 20 menit. Adapun berbagai permasalahan yang disiarkan meliputi sosial,
politik, hiburan, olahraga, dan lain-lain. Pola penyampaian berita diawali dengan berita
yang paling penting kemudian diakhiri dengan berita yang berkategori biasa.
Copy story – merupakan berita pendek yang disajikan selama 15-20 detik tanpa adanya
sisipan apapun. Umumnya, yang menjadi sumber berita adalah surat kabar, portal berita,
liputan reporter, dan lain-lain dengan tetap menyebutkan sumber berita serta
penulisannya disesuaikan dengan karakter bahasa lisan. Biasanya penyiar menyisipkan
materi copy story di sela-sela siaran ataupun telah ditentukan penyiarannya di menit-
menit tertentu secara teratur.
Despatch atau berita paket – merupakan pelaporan mendalam dari topik yang sedang
hangat dibicarakan di tengah masyarakat. Untuk menggali topik secara lebih mendalam,
umumnya dalam berita paket menyajikan berbagai pendapat dari pihak-pihak yang
terlibat serta pendapat pihak ketiga yang bersifat netral. Sebagai reporter, kita harus
memiliki ketelitian dalam memilah serta memilih pendapat-pendapat tersebut sebagai
sebuah insert. Dan yang juga harus diperhatikan oleh reporter adalah suara dari pihak-
pihak yang terlibat serta pihak yang netral haruslah jelas dan kuat.
Feature – sebagai karya jurnalistik tingkat lanjut, feature umumnya dibuat oleh reporter
yang telah memiliki jam terbang tinggi dalam hal membuat berita. Dalam jurnalistik
radio, feature yang baik adalah feature yang dapat dipahami sekaligus membangun
imajinasi khalayak pendengar. Sebagaimana berita, feature dalam jurnalistik radio dibuat
berdasarkan data, fakta, serta kenyataan yang benar-benar terjadi. Feature umumnya
disajikan dengan wawancara, musik pendukung, ulasan redaksi, latar suara dan lain-lain
dengan panjang durasi bervariasi sekitar 10-15 menit.
Interview atau wawancara – merupakan wawancara yang dilakukan secara langsung
dengan menggunakan media telepon. Wawancara bertujuan untuk menggali informasi
lebih lanjut terkait peristiwa yang terjadi sebelum tibanya reporter di lokasi.
Live report atau laporan pandangan mata – merupakan pelaporan berita tentang berbagai
peristiwa atau kejadian yang sedang terjadi. Dalam live report, seorang reporter dituntut
untuk dapat memberikan gambaran tentang apapun yang ia lihat sehingga khalayak
pendengar dapat membayangkan kejadian tersebut dan mencari berbagai hal lain yang
sifatnya mempertegas apa yang ia lihat.
Voicer atau voice report – merupakan berita pendek yang menjelaskan sebuah peristiwa
dan disampaikan oleh reporter. Dibandingkan dengan copy story, voicer bersifat lebih
mendalam karena dalam voicer kadang disisipkan suara dari pihak terkait atau
narasumber sehingga berita yang disampaikan menjadi lebih akurat, jelas, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Vox pop atau vox populi – merupakan berita yang isinya berupa rekaman opini masyarakat
tentang suatu peristiwa atau kejadian.

Memproduksi Berita Radio

Terdapat 4 (empat) tahapan yang dilakukan ketika kita memproduksi berita radio.
Keempat tahapan tersebut adalah sebagai berikut (Wijananto, 2013 : 44) :

Membuat perencanaan – merupakan tahap awal untuk menentukan layak tidaknya sebuah
berita untuk disiarkan yang ditentukan melalui rapat redaksi
Mengumpulkan berita – setelah diputuskan melalui rapat redaksi, reporter kemudian ke
lapangan untuk melakukan peliputan
Menulis naskah berita – merupakan kegiatan untuk memilah dan memilih informasi yang
tepat dan terkait dengan topik dan menuliskannya ke dalam berita
Menggabungkan elemen-elemen pemberitaan yang dikenal juga dengan audio mixing
yaitu menggabungkan suara reporter, latar belakang suara, serta insert yang diperlukan
guna memperkuat isi berita
Menyiarkan berita – setelah berita siap, maka berita disiarkan pada waktu yang telah ditentukan
Prinsip Penulisan Naskah Berita Radio
Naskah berita radio harus ditulis sedemikian rupa sehingga mudah dibaca, enak
didengarkan, mudah dipahami, ringkas, dengan menggunakan bahasa tutur dan bahasa
jurnalistik.

Berikut ini prinsip dasar penulisan berita radio:

1. ELF

ELF singkatan dari Easy Listening Formula. Formula enak didengar, mudah dipahami.
Susunan kalimat yang jika diucapkan enak didengar dan mudah dimengerti pada
pendengaran pertama. Usahakan menggunakan struktur kalimat SPOK –Subjek, Predikat,
Objek, Keterangan.

2. KISS

KISS singkatan dari Keep It Simple and Short, sederhana dan ringkas. Naskah berita
radio harus hemat kata, tidak mengumbar kata atau bertele-tele, menggunakan kalimat-
kalimat sederhana, pendek, dan tidak rumit. Gunakan sesedikit mungkin kata sifat dan
anak kalimat (adjectives).

3. WTYT

Write The Way You Talk. Tuliskan sebagaimana Anda mengucapkannya. Artinya,
gunakan bahasa tutur, bahasa percakapan. Misalnya, Pkl 16.00 ditulis “pukul empat sore”
dan Rp5.000 ditulis pengucapannya “lima ribu rupiah”.

4. Satu Kalimat Satu Napas

Upayakan tidak ada anak kalimat. Sedapat mungkin tiap kalimat bisa disampaikan dalam satu
napas.
Teknis Penulisan: Pilihan Kata

1. Spoken Words

Pilih kata-kata yang biasa diucapkan sehari-hari (spoken words), e.g. jam empat sore
(16.00 WIB), 15-ribu rupiah (Rp 15.000), dll.

2. Sign-Posting

Tanda baca khusus. Gunakan tanda-tanda baca (punctuation) dalam kalimat untuk
membantu penyiar dalam membacanya dengan gaya spoken reading, seperti tanda-tanda
pemenggalan kalimat dan ejaan:

Garis Miring (Slash): Garis miring satu (/) untuk menggantikan koma, garis miring dua
(//) untuk menggantikan titik, dan garis miring tiga (///) sebagai penanda akhir naskah.
Tetapi harap diingat, penggunaan punctuation ini tidak mutlak. Penulis naskah dan
penyiar harus melihatnya sebagai alat bantu semata.
Tanda pisah (dash) yaitu tanda hubung untuk menonjolkan sebuah nama atau kata
keterangan. Contoh: Direktur PT Karya Utama – Omar Bakri- mengakui……;
Strip: tanda sengkang, penghubung, atau strip (-) untuk membantu penyiar mengeja
sebuah singkatan. Misalnya : M-P-R, M-U-I, W-H-O.
3. Atribusi

Sebutkan jabatan, gelar, atau keterangan sebelum nama orang. Atribusi (predikat,
keterangan narasumber) selalu mendahului nama. Contoh: Wali Kota Bandung –Oded M
Danial— melakukan inspeksi mendadak di dinas….

4. Hindari kutipan
Stay away from quotes. Jangan gunakan kutipan langsung. Ubah kalimat langsung
menjadi kalimat tidak langsung. Contoh: Ia mengatakan siap memimpin demo untuk
kutipan langsung “Saya siap memimpin demo,” katanya.

5. Hindari Singkatan

Avoid abbreviation. Hindari singkatan atau akronim, tanpa menjelaskan kepanjangannya


lebih dulu. Contoh, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri –BEM UIN—
Bandung menggelar… (Ketua BEM UIN Bandung –Fulan—mengatakan…).

6. Ulangi fakta penting

Subtle repetition. Ulangi secara halus fakta–fakta penting seperti pelaku atau nama untuk
memudahkan pendengar memahami dan mengikuti alur cerita. Misalnya Presiden
mengatakan… Menurut Presiden…. Kepala Negara juga menegaskan….

7. Perspektif ‘Sekarang’

Present Tense. Gunakan perspektif hari ini. Untuk unsur waktu gunakan kata-kata
“kemarin”, “hari ini”, “besok”, “lusa”, bukan nama-nama hari (Senin s.d. Minggu).
Mahasiswa UIN Bandung melakukan aksi demo hari ini… Besok mereka akan
melanjutkan aksi protesnya…

8. Penulisan Angka

Satu angka (1-9) ditulis pengucapannya. Angka 1 ditulis “satu” dst. Lebih dari satu
angka, ditulis angkanya.

Angka 25 atau 345 jangan ditulis: duapuluh lima, tigaratus empatpuluh lima. Angka
ratusan, ribuan, jutaan, dan milyaran, sebaiknya jangan gunakan nol, tapi ditulis: lima
ratus, depalan ribu, 15-juta, 145-milyar.
9. Penulisan Mata uang

Mata uang ditulis pengucapannya di belakang angka. Contoh: 600-ribu rupiah (Rp 600.000),
500-ribu dolar Amerika Serikat (US$ 50.000)

Jenis-Jenis Program Berita Radio


Berikut ini jenis-jenis program siaran berita radio (news program).

1. Buletin (Paket berita)

Berisi rangkaian berita-berita terkini (copy, straight news) –bidang ekonomi, politik,
sosial, olahraga, dan sebagainya; lokal, regional, nasional, ataupun internasional. Durasi
30 menit atau lebih.Durasi bisa lebih lama jika diselingi lagu dan “basa-basi” siaran
seperti biasa.

2. News Insert

Insert berita.Berisi info aktual berupa Straight News atau Voicer. Durasi 2-5 menit
bergantung panjang-pendek dan banyak-tidaknya berita yang disajikan. Biasanya
disajikan setiap jam tertentu. Bisa berupa breaking news, disampaikan penyiar secara
khusus di sela-sela siaran non-berita.

3. Majalah Udara

On Air Magazine. Bisa berisi semua jenis berita radio –straight news, wawancara, dialog
interaktif, feature pendek, dokumenter, dan sebagainya.

4.Talkshow
Dialog interaktif atau wawancara langsung (live interview) di studio dengan narasumber, atau
melalui telepon.

Proses Pemberitaan
Proses pemberitaan dalam jurnalistik radio meliputi:

News Gathering – pengumpulan bahan berita atau peliputan. Teknik reportase:


wawancara, studi literatur, pengamatan langsung.
News Production – penyusunan naskah, penentuan “kutipan wawancara” (sound bite),
backsound, dan efek suara (sound effect) jika diperlukan.
News Presentation – penyajian berita, apakah dibacakan penyiar, rekaman, atau siaran
langsung.
News Order – urutan berita, misalnya berita lokal di bagian awal, diikuti berita nasional,
internasional, olahraga, dan terakhir berita hiburan

Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, dan
Scriptwriter, Penerbit Nuansa Bandung, 2004;

Imelda Reynolds (ed.), Pedoman Jurnalistik Radio, Internews Indonesia, 2000;

JB Wahyudi, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Pustaka Utama Grafiti Jakarta, 1996;

Torben Brandt dkk. (editor), Jurnalisme Radio: Sebuah Panduan Praktis, UNESCO Jakarta-
Kedubes Denmark Jakarta 2001.

Anda mungkin juga menyukai