Anda di halaman 1dari 9

Teknik Menulis Berita Televisi

A. Penulisan Lead Berita TV

Dalam penulisan berita tv, jurnalis menyusu atas dasar fakta yang penting – penting saja.
Penulisan berita diawali dari penulisan lead atau intro untuk dibaca penyiar.

Adapun fungsi lead berita :


1. Menarik perhatian pemirsa atau menjual berita kepada pemirsa (selling points)
2. Menjadi gambran isi berita atau memberi tahu “tulang punggung” berita, dengan
memuat 5W
3. Memberita ruang kepada penyiar/presenter untuk menampilkan diri.

Setiap jurnalis menulis lead dengan cara yang berbeda-beda sesuai pengalaman yang
bersangkutan. Pemilihan lead sering melibatkan peran redaksi karena turut mewarnai daya tarik
lead. Semakin memiliki kejutan, semakin berpotensi memikat pemirsa televisi. lead harus
memenuhi unsur 5W, walaupun tidak mesti seluruhnya. Penulisan lead di televisi sedikitnya
terdapat enam jenis, yaitu:

1. Hard dan soft lead


Hard lead atau direct lead, merupakan lead yang biasa digunakan untuk hard news,
yaitu kalimatnya langsung pada inti persoalan.
Contoh:
"SEORANG BURUH/ AHMAD/ TERPAKSA DILARIKAN KE RUMAH
SAKIT JAKARTA KARENA KONDISI KESEHATANNYA MEMBURUK
SETELAH MENOLAK MINUM DALAM AKSI MOGOK MAKAN YANG DI
LAKUKANNYA"
Soft lead biasa digunakan untuk soft news atau features dan isinya tidak sedramatis
pada hard lead/direct lead.
Contoh:
"SOROT MATAHARI YANG JATUH DI PUNGGUNG GUGUSAN ANAK
GUNUNG TENGGER KALA PAGI HARI MERUPAKAN DETIK-DETIK
YANG SELALU DINANTIKAN WISATAWAN TAMAN NASIONAL BRNO-
TENGGER-SEMERU/ SUNGGUH KEINDAHAN YANG MENJADI
KEBANGGAAN ANAK NEGERI"
2. The name lead
Lead yang dimulai dengan menyebutkan nama seseorang. Penyebutan nama orang
terkenal seperti: pejabat negara, tokoh masyarakat, politisi, artis atau orang populer
lainnya. Walaupun nama yang menjadi lead, tetapi dalam penulisan berita televisi
terlebih dahulu dituliskan jabatannya lalu nama. Agar pemirsa cepat tanggap ter-
hadap isi berita.
Contoh:
"PRESIDEN TURKI ABDULLAH GUL MENYATAKAN RASAPENG
HARGAANNYA TERHADAP SISTEM DEMOKRASI INDONESIA YANG
TELAH MENGALAMI KEMAJUAN"
3. The quotation lead
Lead berita yang ditulis dengan cara mencuplik sebagian isi pernyataan atau
sambutan orang terkenal yang berkaitan dengan suatu peristiwa penting. Isi
Pernyataan yang dicuplik harus sangat penting dan menarik untuk diketahui
masyarakat. Jika suatu pernyataan tidak memenuhi kriteria tersebut, walau orang
terkenal, maka tidak layak menjadi lead. Sebaliknya, orang tidak terkenal bisa
ditampilkan pernyataannya ke dalam lead.
Contohnya pada peristiwa banjir lahar panas yang menyapu suatu desa, namun ada
seorang warga yang selamat dari bencana.
Contoh pernyataan pejabat penting:
"PEMBATASAN BAHAN BAKAR MINYAK BERSUBSIDI DINILAI TIDAK
EFEKTIF//JIKADIPAKSAKAN/DIKHAWATIRKANAKAN
MEMUNCULKAN BERBAGAI PENYELEWENGAN”
4. The shootgun lead/umbrella lead
Lead yang digunakan untuk menggabungkan dua peristiwa atau lebih kisah yang
berhubungan. Cerita peristiwa yang saling berhubungan tersebut akan lebih menarik
perhatian pemirsa bila digabungkan.
Contoh;
Berita 1:
"DEMONSTRASI YANG MENENTANG RUU OTONOMI KHUSUS
YOGYAKARTA DIGELAR DI JAKARTA DAN YOGYAKARTA"
Berita 2:
"SELURUH PESERTA AKSI DEMOSTRASI YANG MENENTANG RUU
OTONOMI KHUSUS YOGYAKARTA SENGAJA MENGGUNAKAN BAJU
PRAJURIT KRATON/ MEREKA INGIN MENGINGATKAN PARA
PENGGAGAS RUU BAHWA ATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BARU INI/ BERTENTANGAN DENGAN KEINGINAN RAKYAT."
Gabung menjadi:
"DEMONSTRASI YANG MENENTANG RUU OTONOMI KHUSUS
YOGYAKARTA DIGELAR DI JAKARTA DAN YOGYAKARTA// SELURUH
PESERTA AKSI DEMOSTRASI YANG MENENTANG RUU OTONOMI
KHUSUS YOGYAKARTA SENGAJA MENGGUNAKAN BAJU PRAJURIT
KRATON/ MEREKA INGIN MENGINGATKAN PARA PENGGAGAS RUU
BAHWA ATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BARU INI/
BERTENTANG-AN DENGAN KEINGINAN RAKYAT"
Contoh lainnya:
Berita 1:
"KEWAJIBAN MEMAKAI SABUK PENGAMAN DEMI KESELAMATAN
PENGENDARA DISOSIALISASIKAN POLANTAS METRO JAYA"
Berita 2:
"BATAS MAKSIMAL KECEPATAN 60 KILOMETER PER JAM DAN
KETENTUAN DENDA SESUAI UNDANG. UNDANG LALU LINTAS AKAN
SEGERA DIRERLAKUKAN TAHUN INI"
Gabung menjadi:
"KEWAJIBAN MEMAKAI SABUK PENGAMAN DEMI KESELAMATAN
PENGENDARA DISOSIALISASIKAN POLANTAS METRO JAYA// BATAS
MAKSIMAL KECEPATAN 60 KILOMETER PER JAM DAN KETENTUAN
DENDA SESUAI UNDANG-UNDANG LALU LINTAS AKAN SEGERA
DIBERLAKUKAN TAHUN INI"
5. The suspense lead/ delayed lead
Jurnalis menunda memberikan informasi kunci hingga beberapa kalimat akhir cerita.
Tujuannya membuat penonton tetap tertarik hingga akhir cerita kisah selesai.
Contoh:
“KASUS PEMBOBOLAN DANA NASABAH DI BANK KEMBALI
TERJADI// SETELAH KASUS DEPOSITO PT ELNUSA TBK. SEBESAR 111
MILIAR/ KINI GILIRAN DANA 80 MILIAR MILIK PEMERINTAH
KABUPATEN BATUBARA/ SUMATRA UTARA/ DIBOBOL PARA
PELAKU//"
"POLISI BERKEWAJIBAN MELAYANI DAN MELINDUNGI
MASYARAKAT// KARENANYA KEHADIRAN POLISI SELALU
DIHARAPKAN DISETIAP LINGKUNGAN// NAMUN/ DI MEDAN OKNUM
POLISI NIKAM REKANNYA SENDIRI KARENA CEMBURU//"
6. Verbless lead
Lead tanpa kata kerja, cirinya singkat dan bergaya percakapan.
Contoh: “ADA KABAR TERBARU DARI ARENA PEKAN RAYA JAKARTA....”
7. Humor lead
Kalimat yang disampaikan dalam lead ini harus membuat orang tertawa, setidaknya
tersenyum simpul karena terhibur.
Contoh :
“ADA SEEKOR AYAM YANG MEMILIKI KEBIASAN UNIK MENONTON
TELEVISI DI DALAM RUMAH”
8. Negative lead
Sebaiknya tidak digunakan karena pemirsa dapat tidak mendengar atau menyadari
adanya kata "tidak" serta merupakan kata yang jangan digunakan untuk lead.
Contoh: “PERDANA MENTERI THAILAND TIDAK JADI MENGHADIRI
SIDANG PEMIMPIN APEC"
Lebih baik:
"PERDANA MENTERI THAILAND MEMBATALKAN KEHADIRANNYA
PADA SIDANG PEMIMPIN APEC"

Pada akhinya menurut beberapa pendapat jurnalis, penggunaan lead sangat tergantung,
pada "hati nurani dan selera" si jurnalis dan tidak harus tergantung hal teoretis. membuat lead
berita harus memiliki nilai jual berita sendiri. Jurnalis yang berwawasan luas dan berpengalaman
sangat brilian mengatur point of view sebuah lead.

B. Prinsip Penulisan Berita Televisi


1. Ringkas.
Berita surat kabar yang baik terdiri dari ratusan hingga ribuan kata. Namun, berita
yang sama di tv harus bisa disampaikan dalam 30 detik (mungkin tidak lebih dari 100
kata). Jika ini berita penting, mungkin durasinya bisa 90 detik atau dua menit.
2. Gunakan tatabahasa (grammar) yang benar.
Naskah siaran berita dengan tatabahasa yang salah akan menyulitkan yang baca
(news presenter) dan pendengar.
3. Simpan informasi penting di awal naskah.
Menulis berita tv hakikatnya sama dengan menulis untuk media cetak. Anda harus
menuliskan fakta terpenting di awal kalimat (lead/teras). Gaya ini dikenal dengan
sebuta "piramida terbalik" (inverted pyramid) --yang terpenting di awal, lalu yang
penting. Yang gak penting 'gak usah ditulis!
4. Tulis teras atau lead yang baik.
Awali berita Anda dengan jelas dan akurat. Berita tv harus pas untuk durasi 30 s.d. 90
detik. Alinea pertama naskah berita radio/tv sebaiknya lebih ringkas ketimbang berita
surat kabar.
5. Gunakan kalimat-kalimat pendek, sekitar 20 kata per kalimat.
Penyiar harus bisa bernapas. Kalimat panjang akan menyulitkan penyampai berita
menarik napas.
6. Tulis sebagaimana orang-orang mengatakannya.
Gunakan bahasa tutur atau kata-kata yang biasa diucapkan.
7. Kalimat Sederhana
Gunakan struktur kalimat yang sederhana: subjek -- kata kerja -- objek (subject −
verb − object).
8. Gunakan kalimat dan kata kerja aktif.
Lebih baik "ia menendang bola" daripada "bola ditendang oleh dia".
C. Teknik Menulis Berita Radio & Televisi
1. Nama
Gunakan nama lengkap orang saat pertama kali ditulis, lalu gunakan nama singkat
atau panggilan.
2. Kata Asing
Tuliskan cara pengucapan kata-kata asing dan kata-kata yang sulit diucapkan.
3. Atribusi + Nama
Jangan tulis nama di awal kalimat. Tulis atribusi atau jabatan, baru nama. Jangan tulis
"Ahmad, dosen UIN Bandung, mengatakan hari ini..." tapi tulislah "Dosen UIN
Bandung --Ahmad-- mengatakan hari ini..."; 
4. Usia
Usia: Tulis "Seorang mahasiswa UIN Bandung --Ahmad-- berusia 20 tahun tadi
pagi...  ", jangan tulis gaya suratkabar "Seorang mahasiswa UIN Bandung,  Ahmad
(20 thn), tadi pagi..."
5. Kutipan/Kalimat Langsung
Hindari menulis kutipan langsung  dalam naskah berita. Gunakan soundbite jika
memungkinkan. Jangan tulis: "Saya akan datang besok," ujarnya, tapi tulislah: "Ia
mengatakan akan datang besok".
6. Singkatan
Hindari singkatan, kecuali yang sudah akrab di telinga pendengar. Sebutkan
kepanjangannya di awal kalimat.
7. Simbol
Hindari penulisan simbol, ganti dengan cara pengucapannya. Jangan tulis
"Rp10.000", tapi tulis "sepuluh ribu rupiah".
8. Tanda Baca
Gunakan tanda-tanda baca (punctuation) yang benar. Gunakan tanda "double dash"
(--) untuk jeda lebih lama. Gunakan garis bawah (underline) untuk penekanan.
9. Penulisan Angka. 
Gunakan huruf untuk angka 1 s.d. 11 (satu, dua tiga, ... sebelas). Gunakan angka
untuk 12 s.d. 999. Gunakan kombinasi angka dan hurup untuk angka di atas 999 (20-
ribu, 211-juta).
Rumus 5 C
Dalam Penulisan Berita di Media TV, harus diperhatikan rumus 5 C, yaitu:

1. Conversational
Ketika menulis naskah berita untuk media televisi, kita menulis untuk didengar. Ingat, televisi
adalah media audio-visual, bukan media cetak. Pemirsa kita melihat (gambar/visual) dan
mendengar (suara/audio), bukan membaca naskah berita seperti membaca koran.

Kelemahan media televisi adalah berita yang ditayangkan di layar televisi umumnya hanya
muncul satu kali. Jika pemirsa tidak bisa menangkap isi berita pada tayangan pertama, ia tak
punya peluang untuk minta diulang. Kecuali mungkin untuk berita yang dianggap sangat
penting, sehingga dari waktu ke waktu selalu diulang dan perkembangannya di-update oleh
stasiun TV bersangkutan.

Keterbatasan tersebut berlaku untuk media TV konvensional. Namun, saat ini sudah muncul
jenis media TV yang tidak konvensional. Sekarang di sejumlah negara maju sudah mulai
diperkenalkan IPTV (internet protocol television), yang bersifat interaktif. Pemirsa yang
berminat bisa mengulang bagian dari tayangan TV yang ia inginkan, tentunya dengan membayar
biaya tertentu.
Namun, IPTV mensyaratkan adanya infrastruktur telekomunikasi pita lebar yang canggih dan
mahal, yang saat ini belum tersedia di Indonesia. Dalam dua atau tiga tahun ke depan
(katakanlah sampai tahun 2010), tampaknya infrastruktur semacam ini juga belum siap untuk
mewujudkan kehadiran IPTV di Indonesia. Jadi, dalam pembahasan teknik penulisan naskah
berita, kita mengasumsikan, media televisi di Indonesia sampai tahun 2010 masih akan bersifat
konvensional.

Untuk media televisi yang konvensional, sebuah tayangan berita tidak bisa disimak dan dibaca
berulang-ulang seperti kita membaca koran. Pemirsa hanya punya satu kesempatan untuk
menangkap isi berita Anda. Oleh karena itu, berita di TV dibuat dengan gaya bahasa bertutur,
seperti percakapan sehari-hari, karena ini adalah gaya bahasa yang paling akrab dan biasa
didengar orang. Tulislah naskah berita seperti gaya orang berbicara.
Misalnya, dalam percakapan sehari-hari, kita amat jarang menggunakan kalimat yang
berpanjang-panjang, atau memiliki anak-anak kalimat. Namun, meskipun berita di TV
menggunakan gaya bahasa bertutur, tata bahasanya tetap harus benar.

2. Clear
Batasi kalimat untuk satu gagasan saja. Hal ini akan memudahkan para pendengar untuk
menangkap dan memahami isi berita. Jangan menggunakan bahasa jargon atau slang, yang
hanya dikenal kalangan tertentu. Hindari susunan kalimat yang rumit.
Atribusi untuk narasumber disampaikan lebih dulu sebelum pernyataannya, dan bukan
sebaliknya. Hal ini untuk menghindarkan kebingungan di pihak pemirsa, dalam membedakan
mana narasi dari si reporter dan mana opini dari si narasumber. Ini bertolak belakang dengan
praktik yang biasa dilakukan di media cetak.

Jangan menggunakan terlalu banyak angka. Penyebutan angka-angka sulit ditangkap oleh
pemirsa ketika mendengarkan berita. Buatlah angka itu mudah dimengerti. Jangan menempatkan
angka di awal kalimat, karena bisa membingungkan.

3. Concise
Gunakan kalimat-kalimat yang bersifat pernyataan (deklaratif). Tulislah kalimat-kalimat yang
pendek. Menurut hasil riset, kalimat pendek lebih mudah dipahami dan lebih kuat, ketimbang
kalimat-kalimat panjang. Sebetulnya tidak ada aturan wajib tentang panjang kalimat yang
dibolehkan. Namun, cobalah membatasi agar setiap kalimat yang Anda tulis tidak lebih dari 20
kata.

4. Compelling
Tulislah dalam bentuk kalimat aktif. Para penulis berita menggunakan kalimat aktif karena lebih
kuat dan lebih menarik. Selain itu, kalimat aktif juga lebih pendek daripada kalimat pasif.

5. Cliché free
Kalimat atau pernyataan klise adalah pernyataan yang sudah terlalu sering digunakan di media.
Pernyataan klise mungkin tidak akurat dan salah arah, namun harus diakui, banyak reporter
merasa sulit menghindari pernyataan klise seperti ini.
Contoh kalimat klise untuk penutup berita: “Kasus itu masih dalam penyelidikan.” Kalimat klise
seperti ini bisa dibilang tidak memberi informasi tambahan apapun kepada pemirsa.

Maka, kalimat klise ini sebaiknya diganti dengan yang lebih informatif. Misalnya: “Polisi sampai
hari ini masih belum mengetahui penyebab kecelakaan. Polisi mengharapkan, hasil penyidikan
akan dapat diungkapkan hari Jumat besok. Reportase Trans TV akan melaporkan perkembangan
ini besok untuk Anda.”

Anda mungkin juga menyukai