Anda di halaman 1dari 49

Yohanes Widodo, S.Sos, M.

Sc
Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UAJY

DASAR-DASAR JURNALISME
Perkenalan Saya
 Yohanes Widodo, S.Sos, M.Sc
 Nickname: Masboi
 Email: masboi@yahoo.com,
 ywidodo@staff.uajy.ac.id
 Blog: www.masboi.com
 FB: facebook.com/masboi

 Ayah seorang puteri bernama Anjelie


 S1: Ilmu Komunikasi UAJY 1993-1999
 S2: Applied Communication Science, Wageningen University, NL 07-09
 Pendiri SKM PASTI, Redaksi TEROPONG, Ketua SEMA FISIP
 Bekerja di Radio Sonora Palembang 1999-2007
 Pendiri Radio Internet www.radioppidunia.com
 Dosen Jurnalisme, Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UAJY, mulai 4 Januari
2010
Ilmu Komunikasi dan
Jurnalistik
 Dalam Ilmu Komunikasi, jurnalistik masuk dalam
domain kajian komunikasi massa. Komunikasi
massa mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:
(1) termediasi (intermediate transmitter); (2)
komunikator melembaga (institutionalized); (3)
pesan bersifat public; (4) komunikannya publik
dan anonim (anonimous); (5) feedbacknya bersifat
tertunda (delayed); (6) proses penerimaan
pesannya serempak; (7) cenderung bersifat satu
arah; dan (8) memiliki proses gate keeping.
Jurnalistik
 Cabang Ilmu Komunikasi yang mempelajari keterampilan mencari,
mengumpulkan, menyeleksi, dan mengolah informasi (peristiwa)
serta menyajikannya kepada khalayak melalui media massa (cetak
dan elektronik).
 Keahlian dan keterampilan seseorang dalam mencari,
mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan berita, karangan, atau
artikel kepada khalayak seluas-luasnya dan secepat-cepatnya
(Adinegoro)
 A whole process of gathering facts, writing, editing and publishing news
(Richard Weiner ).
 Pekerjaan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menerbitkan
berita dalam surat kabar, dan sebagainya (KKBI).
 Kegiatan jurnalistik selalu terkait dengan berita, sejak dari pengertian
mengenai berita, cara pengumpulan berita, serta teknik penulisannya.
Jurnalisme

 Jurnalisme adalah bentuk kegiatan dari


jurnalistik.
 Pelaku jurnalisme ialah jurnalis atau wartawan.
 Wartawan melakukan tiga kegitan:
mengumpulkan (reporting), menulis (writing),
dan mengedit (editing).
 Reportase (reporting): upaya pengumpulan
informasi baru, penting, dan relevan yang
menarik untuk diketahui masyarakat.
Sembilan Elemen Jurnalisme
Jurnalisme harus:
 memiliki kewajiban pertama pada kebenaran.
 memiliki loyalitas pertama pada warga masyarakat.
 memiliki kedisiplinan dalam melakukan verifikasi.
 menjaga independensi dari sumber berita.
 memfungsikan dirinya sebagai pemantau independen atas
suatu kekuasaan tertentu.
 menyediakan forum bagi kritik dan komentar publik.
 mengupayakan hal yang penting menjadi menarik dan relevan.
 menjaga agar setiap berita komprehensif dan proporsional.
 membolehkan praktisinya untuk menggunakan nuraninya
(Kovach dan Rosenstiel, 2004).
Apa itu Berita?

 Any printable story which in the opinion of the editor will


interest the readers of his paper or the audience of his
broadcast (Thomas Elliot Barry )
 Information which people urgently need (Turner Catledge).
 A thorough and timely account of significant event (Thomas
M.Pasqua).
 Reports of anything timely which has importance, use, or
interesting to a considerable number of persons in the
publication’s audience (Edmund C.Arnold)
 Laporan tentang fakta, peristiwa/pendapat dan yang
dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik
(YB. Wahyudi).
 Berita adalah informasi baru dan penting
mengenai suatu peristiwa, keadaan, gagasan, atau
manusia yang menarik untuk diketahui
masyarakat.
 Berita adalah peristiwa yang dilaporkan. Peristiwa
adalah kejadian yang telah berlangsung. Secara
teknis, berita baru muncul hanya setelah
dilaporkan. Segala hal yang diperoleh di lapangan
dan masih akan dilaporkan, belum merupakan
berita, melainkan baru sekedar peristiwa.
Peristiwa

 Berdasarkan timing (waktu terjadinya):


 (1) Scheduled Event: peristiwa yang terencana
atau terprediksikan hampir secara pasti.
 (2) Non-Scheduled Event: peristiwa yang
masih berhubungan dengan scheduled event
tetapi yang diulas/diberitakan bukan
scheduled event itu sendiri.
 (3) Unscheduled Event: peristiwa yang sama
sekali tidak terprediksikan terjadinya.
Fakta

 Bahan mentah berita dan menjawab enam


pertanyaan dasar (5W 1H).
 What : apa yang terjadi,
 When : bilamana itu terjadi,
 Where : dimana itu terjadi,
 Who : siapa yang terlibat,
 How : bagaimana itu terjadi,
 Why : mengapa itu terjadi
 Wartawan yang menonton dan menyaksikan
peristiwa belum tentu telah menemukan
peristiwa.
 Wartawan sudah menemukan peristiwa
setelah ia memahami proses atau jalan cerita,
yaitu tahu APA yang terjadi; SIAPA yang
terlibat; kejadiannya BAGAIMANA, KAPAN,
dan DI MANA itu terjadi (prinsip 5W+1H).
 Keenam itu yang disebut unsur berita.
 Metode penggalian fakta maupun penulisan
kembali elemen-elemen fakta tersebut pada
dasarnya sangatlah tergantung pada realitas
yang menjadi obyeknya.
 Secara umum, ada dua kategori realitas:
1. Realitas psikologis : berkaitan dengan realitas
pewacanaan pendapat narasumber (opinion
bukan event)
2. Realitas sosiologis : berkaitan dengan realitas
berupa “peristiwa” (event bukan opinion).
Nilai Berita (News Value)
 Tidak setiap kejadian bisa dijadikan berita. Ada parameter
tertentu yang harus dipenuhi agar suatu kejadian dalam
masyarakat dapat diberitakan pers.
 Parameter ini disebut sebagai news worthiness (kelayakan
berita) yang secara operasional dapat ditelusur dari news
values (nilai berita) yang terkandung dalam realitas
tersebut, meliputi:
1. Significance: kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi
kehidupan orang banyak/berakibat terhadap kehidupan
pembaca.
2. Magnitude: kejadian yang menyangkut kuantitas yang
berarti bagi kehidupan org banyak/ impikasinya
dikuantifikasi menarik perhatian.
3. Timeliness: kejadian yang menyangkut
kebaruan
4. Proximity: kejadian yang dekat secara
emosional maupun lokalitas-geografis
dengan kehidupan pembaca.
5. Prominence: menyangkut keterkenalan
6. Human Interest: kejadian yang menyentuh
perasaan pembaca.
Pertimbangan lain  Nilai berita:

 Magnitude  Continuity and follow


 Relevance up
 Important  Personalitas/tokoh
 Interesting  Negativity
 Nilai tanggung jawab  Curiosity
nasional  Understandable
 Simplification  Actuality and balance
 Predictability  Communication needs
 Unexpectedness
Kriteria Layak Tempo
1. Kehangatan, sedang dibicarakan di publik (bobot: 10);
2. Tokoh, menyangkut orang terkenal (bobot:10);
3. Magnitude, skala besarnya masalah (bobot:10);
4. Pertama kali terjadi (bobot:10);
5. Relevansi, berkaitan dengan dampak berita terhadap public (bobot:9);
6. Eksklusif, media satu-satunya yang mendapat bahan liputan tersebut (bobot: 8);
7. Dramatis (bobot: 8);
8. Misi, menyebarluaskan demokratisasi, pluralisme (bobot: 8);
9. Prestisius, misalnya wawancara dengan tokoh yang susah ditemui, penting atau
fenomenal (bobot:8);
10. Human Interest, kisah-kisah menginspirasi dan menyangkut kemanusiaan (bobot: 8);
11. Tren, perkembangan yang terjadi di masyarakat menyangkut gaya hidup atau
fenomena sosial (bobot:7);
12. Unik, sesuatu peristiwa yang tidak lazim terjadi (bobot: 7);
13. Angle lain, misalnya sebuah peristiwa yang sudah banyak dikupas ternyata ditemukan
angle lain yang menarik (bobot: 7).
Format Pengemasan Berita

Dikategorikan menjadi dua:


 (1) News Bulletin: format pemberitaan yang
sangat memperhitungkan actuality atau time
concern. Dikemas secara singkat, tidak detail.

 (2) News Magazine: format pemberitaan yang


timeless. Dikemas dalam format panjang,
detail featuris atau bahkan in-depth.
Kategorisasi News Bulletin
(1) Berita Langsung (Straight/Hard/Spot News)
 Menyampaikan kejadian-kejadian penting yang secepatnya
perlu diketahui oleh pembaca.
 Straight: unsur-unsur terpenting dari peristiwa tersebut harus
sesegera mungkin disampaikan kepada pembaca.
 Spot: wartawan berada/berhadapan langsung dengan
peristiwa yang dilaporkan.
 Hard: peristiwa yang dilaporkan adalah hal-hal yang sangat
krusial, mengejutkan atau mendadak atau berdampak besar.
 Aktualiatas: unsur penting dari berita langsung  tidak hanya
menyangkut waktu tetapi juga sesuatu yang baru diketahui/
ditemukan (cara baru, ide baru, penemuan baru, dll)
(2) Berita Ringan (Soft News):
 Tidak mengutamakan unsur ‘penting’ melainkan unsur
‘menariknya’.
 Kejadian yang diangkat lebih dilihat pada unsur manusiawinya.
 Bahan yang ditulis sebgai berita ringan adalah elemen-elemen
kejadian di tingkat permukaannya, tidak perlu melacak latar
belakangnya.
 Unsur menarik dalam sebuah berita ringan ini lebih ditujukan
untuk sekedar menyentuh emosi pembaca/pemirsa:
keterharuan, kegembiraan, kasihan, kegeraman, kelucuan,
kemarahan dan lain-lain lewat kejadian-kejadian konyol
(komedi), dramatis, kontroversial, tragis/unik.
Dua varian berita ringan:
(1) Berita ringan yang kejadiannya menjadi
sampiran (side bar) dari peristiwa penting
yang diberitakan lewat berita langsung.
(2) Berita ringan yang kejadiannya berdiri
sendiri sehingga tidak terkait dengan suatu
peristiwa penting yang bisa dituliskan
sebagai berita langsung.
Kategorisasi News Magazine

(3) Berita Kisah (Feature):


 Laporan kreatif yang ditujukan untuk menyentuh perasaan,
menambah pengetahuan lewat penjelasan, rinci, lengkap
serta mendalam (komprehensif).
 Karangan faktual menarik dan juga menghibur mengenai
peristiwa, persoalan, pikiran, proses, perkembangan, atau
profil perseorangan yang aktual.
 Disajikan dengan gaya menulis yang lincah dan ‘cerdas
kata’ (word smart). Nilai feature terletak pada unsur
manusiawi dan dapat menambah pengetahuan pembaca.
 Bahasa yang digunakan biasanya cenderung prosaic.
Feature tidak terikat oleh aktualitas.
Jenis Feature
 Profil feature menceritakan perjalanan hidup seseorang, bisa
pula menggambarkan sepak terjang orang tersebut dalam suatu
kegiatan dan pada kurun waktu tertentu. Profil feature tidak
hanya cerita sukses saja, tetapi juga cerita kegagalan seseorang.
Tujuannya agar pembaca dapat bercermin lewat kehidupan
orang lain.
 How to do it feature adalah berita yang menjelaskan agar orang
melakukan sesuatu. Informasi disampaikan berupa petunjuk
yang dipandang penting bagi pembaca. Misalnya petunjuk
berwisata ke Pulau Bali. Dalam tulisan itu disampaikan beberapa
tips prakatis rute perjalanan (darat, laut, udara), lokasi wisata,
rumah makan dan penginapan, perkiraan biaya, kualitas jalan,
keamanan, dan lain-lain.
 Science feature adalah tulisan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ditandai oleh kedalaman pembahasan dan
obyektivitas pandangan yang dikemukakan, menggunakan
data dan informasi yang memadai. Feature ilmu pengetahuan
dan teknologi dapat dimuat di majalah teknik, komputer,
pertanian, kesehatan, kedokteran, dan lain-lain. Bahkan surat
kabar pun sekarang memilikirubrik Science Feature.
 Human interest feature merupakan feature yang
menonjolkan hal-hal yang menyentuh perasasaan sebagai hal
yang menarik, termasuk di dalamnya adalah hobby dan
kesenangan. Misalnya orang yang selamat dari kecelakaan
pesawat terbang dan hidup di hutan selama dua minggu.
Kakek berusia 85 tahun yang tetap mengabdi pada
lingkungan walaupun hidup terpencil dan miskin.
(4) Laporan Mendalam (In-depth Reporting):
 Digunakan untuk melaporkan sebuah
permasalahan/kenyataan secara lebih lengkap dan
berusaha mengungkap jawaban menyeluruh atas enam
pertanyaan dasar: apa, dimana, bilamana, siapa,
bagaimana, mengapa.

 Reporter menekankan pengumpulan bahan untuk


menjawab bagaimana, mengapa dan juga dampak suatu
peristiwa atau keadaan. Satu ukuran berita
berkedalaman sudah menyajikan jawaban menyeluruh
ialah bilamana tak ada lagi pertanyaan muncul di benak
pembaca.
 Proses peliputan laporan mendalam biasanya
dilakukan melalui model peliputan interpretive atau
investigative. Model peliputan interpretif dipergunakan
jika wartawan berhadapan dengan serangkaian
peristiwa yang harus ditafsirkan keterkaitan logisnya.

 Model peliputan investigatif digunakan ketika ada


sejumlah pihak menutupi kejadian sebenarnya atau
menyembunyikan sejumlah fakta mengenai topik yang
menyangkut kepentingan umum, terutama bila ada
indikasi perbuatan salah yang merugikan public dan
ada upaya menutup-nutupi perbuatan tersebut.
Bahasa Jurnalistik

 Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan


oleh jurnalis dalam menulis berita. Bahasa jurnalistik
bersifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, lugas,
menarik, lancar, dan jelas.
 Terdapat empat prinsip retorika tekstual bahasa
jurnalistik yaitu (1) prinsip prosesibilitas (mudah
dipahami pembaca); (2) prinsip kejelasan
(menghindari ambiguitas); (3) prinsip ekonomi
(menggunakan teks yang singkat tanpa merusak
dan mereduksi pesan); (4) prinsip ekspresivitas (teks
dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek pesan).
Panduan Penulisan Berita

 Tulislah berita yang menarik dengan menerapkan gaya


bahasa percakapan sederhana. Tulislah berita dengan
lead yang bicara. Untuk menguji lead Anda ‘berbicara’
atau ‘bisu’, cobalah dengan membaca tulisan yang
dihasilkan. Jika anda kehabisa nafas dan tersengal-sengal
ketika membaca, maka lead Anda terlalu panjang.
 Gunakan kata/kalimat sederhana. Kalimat sederhana
terdiri dari satu pokok dan satu sebutan. Hindari menulis
dengan kata keterangan dan anak kalimat. Ganti kata-
kata yang sulit atau asing dengan kata-kata yang mudah.
Bila perlu ubah susunan kalimat atau alinea agar didapat
tulisan yang ‘mengalir’. Ingat KISS (keep it short and
simple).
 Hindari kata-kata berkabut. Kata-kata berkabut adalah adalah
tulisan yang berbunga-bunga, menggunakan istilah teknis,
ungkapan yang asing yang tidak perlu dan ungkapan umum
yang kabur. Yang diperlukan ragam Bahasa Indonesia
jurnalistik adalah kejernihan tulisan (clarity).
 Libatkan pembaca. Melibatkan pembaca berarti menulis berita
yang sesuai dengan kepentingan, rasa ingin tahu, kesulitan,
cita-cita, mimpi dan angan-angan. Tapi ingat: jangan sampai
terjebak menulis dengan gaya menggurui atau menganggap
enteng pembaca. Melibatkan pembaca berarti mengubah soal-
soal yang sulit menjadi tulisan yang mudah dimengerti
pembaca. Melibatkan pembaca juga didapat dengan menulis
sesuai rasa keadilan yang hidup di masyarakat.
 Gantilah kata sifat dengan kata kerja. Baca kalimat ini:
“Seorang perempuan yang kelelahan bekerja di sawahnya.”
Bandingkan dengan: “Seorang perempuan tua membajak,
kepalanya menunduk, nafasnya tersengal-sengal!”
 Gunakan kosa kata yang tidak memihak. Baca kalimat ini:
“Seorang ayah memerkosa anak gadisnya sendiri yang
masih berusia 12 tahun.” Bandingkan dengan: “Perkosaan
menimpa anaka gadis yang berusia 12 tahun”.
 Hindari pemakaian eufemisme bahasa. Baca kalimat:
“Selama musim kemarau terjadi rawan pangan di Gunung
Kidul.” Bandingkan dengan: “Selama musim kemarau
terjadi kelaparan di Gunung Kidul.”
Hal-Hal Penting
 What’s the story (Berita apa?): Sebelum Anda menuliskan
sebuah kata, Anda harus tahu apa beritanya dan dari
sudut/angle mana anda akan menulisnya.
 5-W: Who, what, when, where, why? Apakah anda telah
menjawab pertanyaan semuanya tadi. Jika sudah berarti anda
sudah dalam jalur yang betul.
 Fakta: Harus selalu ingat tentang hal ini. Tulislah apa-apa
yang anda ketahui, bukan yang anda perkirakan atau
praduga. Gossip atau desas-desus lebih baik hanya beredar di
warung-warung saja jangan dibawa-bawa ke dalam berita.
 Attribution: Cara yang baik untuk menghindari desas-
desus agar tidak muncul di berita, yaitu: pastikan bahwa
Anda punya sumber yang bisa diandalkan dari informasi
yang disiarkan. Jika tidak punya jangan dibaca.
 Logical structure (memiliki susunan yang wajar): Selalu
menyajikan urutan yang jelas. Diingat selalu untuk selalu
menulis berita seakan Anda tengah mengatakannya
kepada seorang teman.
 Satu ide per-kalimat: Jangan terlalu banyak menjejalkan
kedalam tiap kalimatnya.
 Jargon: Para politikus dan pakar sering menggunakanya.
Tugas kita untuk menerjemahkan kedalam istilah-istilah
sederhana yang mudah dimengerti. Anda mungkin akan
paham dengan istilah “saldo deficit pembayaran’, tetapi belum
tentu pembaca Anda.
 Bahasa: Gunakanlah bahasa yang sudah biasa anda
pergunakan jika sedang berbicara. Ingat tujuan anda adalah
untuk memberitahu pendengar tidak bertujuan untuk
menunjukkan kepintaran anda.
 Cliches (istilah klise): Harus dihindari penggunaan istilah-
istilah klise. Menggambarkan apa yang hanya anda lihat dan
sesuai fakta adalah lebih bagus daripada anda memakai
ungkapan-ungkapan yang sudah dipakai.
Kriteria Berita yang Baik
 Akurasi, kaidah-kaidah penulisan berita dalam pengertian
modern, yaitu laporan harus bersifat factual, akurasi obyektif,
dan berimbang. Sebagai penjabaran akurasi maka muncul
formula 5W+1H (what, who, when, where, why, dan how).
 Objektif, berita harus merupakan laporan faktual tentang suatu
peristiwa seperti apa adanya tetapi tentu saja sejauh hal ini
dimungkinkan, sebab wartawan pun memiliki keterbatasan.
Untuk mengejar objektivitas ini kemudian muncul laporan
komprehensif dan laporan investigatif.
 Berimbang (balanced), berita adalah laporan yang objektif
termasuk tidak memihak kepentingan kelompok tertentu. Sifat
berimbang ini perlu dijaga agar berita tidak menyesatkan
pembaca dan tidak digugat oleh pihak yang merasa dirinya
dirugikan.
Komponen Tulisan
Unsur-unsur sebuah berita secara struktural pada
dasarnya dapat dibedakan menjadi:
JUDUL/HEADLINE : judul (fungsinya untuk menolong pembaca
agar segera tahu tentang peristiwa yang diberitakan,
biasanya dikemas dalam font yang berbeda dari tubuh
beritanya). Judul mengandung pengertian 2-5 kata yang
disajikan secara ringkas serta mengasosiasikan dengan
sesuatu yang diingat pembaca. Bersama sub judul, kicker,
dan eyecacther – mencerminkan isi tulisan: sangat
menarik/baru/penting/luar biasa
BY LINE : nama jurnalis.
DATE LINE : nama media, tanggal kejadian atau tempat
kejadian.
LEAD : disebut sebagai teras berita dan ditulis pada paragraf
pertama. Lazimnya mengandung substansi yang sama
dengan focus materi judul: sangat
menarik/baru/penting/luar biasa. Lead adalah dua hingga
tiga kalimat yang mengintisarikan berita atau artikel
sehingga membaca lead, pembaca menarik untuk
membacanya.
BODY : terdiri dari detail peristiwa atau realitas yang
diberitakan. Badan berita atau tubuh berita, adalah berisi
saijan secara lengkap dari bahan yang akan ditulis. Runut,
dengan mengikuti alur struktur tulisan—bagaikan spiral—
yang lazim dalam karya jurnalistik.
 EKOR (ending): berisi beberapa kalimat yang
menyimpulkan dari berita atau artikel. Biasanya ending
atau penutup pada artikel, selalu berisi saran, solusi
maupun rekomendasi untuk pembaca. Menarik dan
mengejutkan (bila tulisan berstruktur delayed-delayed
drop). Bila tulisan berstruktur piramida terbalik, ini sekedar
informasi pelengkap yang tidak begitu penting, tetapi
mungkin masih perlu diketahui pembaca.
Struktur Berita

 Piramida terbalik (inverted pyramid)


 Delayed drop (kejutan peristiwa ‘ditunda’
sampai bagian tengah tubuh tulisan
 Delayed-delayed drop (kejutan peristiwa
‘ditunda’ sampai ekor tulisan
 Kronologi (dibangun dengan menampilkan
urutan peristiwa yang seluruhnya dramatis
sejak awal sampai akhir tulisan)
Model Piramida Terbalik
 Semakin ke bawah elemen-elemen fakta ditempatkan maka semakin
bersifat komplementer elemen-elemen tersebut. Informasi paling
baru, atau paling penting, atau paling menarik ditempatkan pada
alinea perta sebagai teras berita (lead, intro) agar dapat segera
menarik perhatian khalayak.
 Bagian penulisan terpenting adalah pada bagian awal yang dikenal
sebagai lead. Lead yang baik harus mampu dengan cepat memberi
gambaran pada pembaca apa yang terjadi. Makin ke bawah, tulisan itu
menjadi makin ‘tidak penting’. Unsur-unsur kunci harus diletakkan di
bagian awal.
 Biasanya digunakan dalam sebuah berita keras (hard news-breaking
news) yang mementingkan kecepatan.
 Kepala Berita / Headline / Lead: berisi kesimpulan
atau klimaks dari sebuah berita. Pada bagian ini,
disampaikan apa yang menjadi inti dari berita yang
akan disiarkan.
 Setting Petistiwa: paparan berita, yang berisi apa
kejadiannya, siapa pelaku utamanya, dimana
terjadinya, pada kesempatan apa.
 Detail Berita: berisi tentang data-data atau fakta-
fakta pendukung
 Background / Latar Belakang: berfungsi untuk
melengkapi pemberitaan. Dalam bagian ini kita
Piramida terbalik sering digunakan media cetak bisa bercerita lebih jelas bagaimana peristiwa itu
(harian) dan elektronik, karena dengan bentuk bisa terjadi. Kita bisa menggunakan perbandingan,
itu, penulis menuliskan laporan dengan mengkontraskan dengan peristiwa lain, sehingga
mengutamakan hal yang terpenting. Cara itu
menguntungkan, sebab akan mempermudah
akan nampak perbedaan berita ini dari sekedar
tim editing dalam melakukan pemotongan kata peristiwa biasa.
atau kalimat apabila deadline waktu sangat  Rincian Lain: bisa dimanfaatkan untuk
dekat, sehingga bentuk piramida terbalik
digunakan media cetak harian yang waktu memberikan tekanan pada point-point penting
dead linenya cukup singkat dan terbatas. dari berita, atau kita juga bisa mengulangi inti
berita namun dengan tidak menggunakan kata-
Bentuk Beraturan (Block)
 Model ini menunjukkan bahwa semua bagian sama pentingnya.
Artinya, seluruh materi berita—dari awal sampai akhir kejadian
—terus menerus sangat menarik atau dramatis. Dalam model
ini sering terdapat sub-judul dalam bagian body. Model ini
cocok untuk menyajikan berita yang memuat kronologi sebuah
peristiwa.
 Bentuk ini digunakan penulis tanpa melihat hal terpenting
namun, penulis cukup menulis sesuai apa yang dikehendakinya.
Sehingga bentuk beraturan sangat tepat digunakan dalam
menyusun artikel, karenanya bentuk itu lazim digunakan media
cetak majalh dan tabloid yang memiliki dead line yang panjang
(seminggu, dua minggu, sebulan maupun triwulan).
Delayed Drop
 Informasi paling menarik ditempatkan pada alinea di bagian tengah konstruksi
berita atau pada alinea hampir akhir. Tetapi, teras berita harus tetap dapat
menarik perhatian khalayak.

Delayed-delayed Drop
 Informasi paling menarik ditempatkan pada alinea terakhir sebagai kejutan
pada ekor berita (ending). Juga teras berita harus tetap dapat menarik
perhatian khalayak. Untuk konstruksi berita delayed-delayted drop, bagian
terakhir atau ekor (ending) berita dapat berisi materi informasi ‘paling menarik’
walaupun mungkin bukan yang paling penting atau bukan informasi baru.

Piramida Tidak Terbalik


 Materi berita apa pun tidak mungkin disusun dalam bentuk piramida tidak
terbalik, karena tidak akan menarik perhatian pada awal membaca berita itu.
Teras (intro/lead) berita pada umumnya mengandung informasi: paling baru,
paling penting, atau paling menarik.
Angle (Sudut Pandang)
 Sebuah fakta bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Angle
adalah sudut tekanan berita. Bila topik berita merupakan
masalah pokok, angle ialah rangkaian persoalan dalam cakupan
masalah pokok tersebut.
 Angle dapat dibagi dalam tiga kurun waktu: angle masa lalu,
masa kini, dan masa depan. Angle menjadi penting agar tulisan
terfokus; untuk memecah berita panjang menjadi berita-berita
pendek yang saling berkait; untuk memilah penulisan berita
mulai dari prioritas tertinggi hingga prioritas terendah.
 Dalam menyusun berita, kita harus selalu memulai dari unsur
yang terpenting (headline), diikuti data-data atau fakta-fakta
lain yang tingkat kepentingannya ada dibawah headline,
berturut-turut dari yang paling penting hingga yang kurang
penting.
Lead Berita
 Lead berita atau kalimat pembuka, adalah kata-kata yang membentuk
tautan kalimat di awal berita kita. Semakin menarik pemilihan, penggunaan
dan penyusunan kata-katanya, peluang berita kita untuk didengar oleh
masyarakat akan menjadi semakin besar.
 Lead harus ditulis dengan sederhana, tidak rumit, tidak membingungkan,
apalagi sampai membuat pendengar kita enggan untuk menyimak. Jangan
sekali-kali membuat lead dengan menjabarkan 5W 1H dalam sebuah
kalimat awal. Plih salah satu dari elemen 5W yang paling menarik. Bisa saja
dalam sebuah lead berita kita membahas soal Who-nya, What-nya, Why-
nya, When-nya atau Where-nya.
 Direct Lead adalah kalimat atau alinea pertama tulisan yang langsung
mengangkat masalah pokok dengan mengungkapkan fakta penting dan
baru. Berita biasa (straight news) umumnya memakai direct lead.
 Delayed Lead adalah kalimat atau alinea pertama yang isinya tidak segera
mengungkapkan masalah pokok tulisan tetapi disajikan dengan gaya kreatif
untuk membangkitkan rasa ingin tahu pembaca. Feature dan news feature
memakai delayed lead.
Tips Membuat Lead Berita
 Jangan menjejalkan terlalu banyak informasi dalam lead berita. Seringkali
lead panjangnya hanya satu kalimat maksimal 20 kata. Informasi, data
ataupun fakta-fakta lain yang tidak terpilih sebagai lead, bisa kita
tempatkan dalam isi berita.
 Hindari membuat lead berita menggunakan kalimat tanya.
 Jangan meletakkan informasi kunci pada dua atau tiga kata di awal lead
berita, agar pendengar tetap tertahan untuk mengetahui pesan apa yang
akan kita sampaikan. Namun demikian, jangan pula meletakkan informasi
kunci terlalu jauh dibelakang kalimat.
 Hindari menggunakan nama atau istilah asing yang tidak dikenal
pendengar di awal lead. Sebaiknya kita mendahuluinya dengan penjelasan
singkat.
 Jangan menggunakan anak kalimat dalam membuat lead.
 Jangan mengawali lead dengan menyebutkan lokasi. Hal ini akan
mengurangi kemampuan pendengar berimajinasi, dan akan menimbulkan
pengulangan pengulangan yang tidak perlu.
 Hindari mencantumkan angka-angka rumit pada lead, karena
angka-angka itu tidak akan berdampak bagi pendengar kita. Selain
itu perlu diingat, bahwa setiap kali kita mencantumkan angka-
angka harus selalu diikuti dengan penjelasan.
 Hindari penggunaan kata “hari ini” pada lead berita. Pendengar
sudah mengetahui jika apa yang kita sampaikan adalah kejadian
hari ini. Gunakan variasi keterangan waktu misalnya: pagi tadi, nanti
malam, satu jam yang lalu, dua jam lagi dan lainnya.
 Jangan membuat pendengar menunggu terlalu lama untuk
mengetahui dimana lokasi kejadian sebuah peristiwa.
 Jika mencantumkan kutipan pernyataan narasumber, kita harus
meletakkan si pembuat pernyataan (belum tentu nama) di depan
lead. Pembuat pernyataan memiliki arti penting atas pernyataan
yang dibuatnya dan mungkin masih bisa diperdebatkan.
Jurnalisme Investigasi
 Jurnalisme investigasi adalah suatu bentuk peliputan berdasarkan
inisiatif dan hasil kerja wartawan terhadap masalah-masalah penting
yang dirahasiakan seseorang atau organisasi.
 Laporan investigasi bukan laporan biasa. Ia bagaikan pisau tajam yang
siap membedah keburukan siapa pun yang terlibat skandal. Ia juga bisa
seperti mata dewa yang siap menembus pekatnya ruang gelap yang
menyimpan banyak rahasia.
 Tiga elemen dasar jurnalisme investasi: (1) Dilakukan oleh Wartawan itu
sendiri. (2) Merupakan informasi rahasia yg disembunyikan dari
perhatian publik. (3) Masalah yang diungkapkan memiliki arti penting di
mata masyarakat/ pendengarnya.
 Jurnalisme invesigasi dimulai dari suatu anggapan/ kecurigaan that
someone has done something wrong! Berdasarkan ‘info’ atau
pengamatan jeli si reporter sendiri yg mencium ketidakberesan
mengenai suatu hal.
Langkah-Langkah Reportase Investigasi

1. Memunculkan ide: bisa dari saran seseorang, membaca, atau


memanfaatkan potongan berita dan mengembangkan sudut
pandang lain dari sebuah berita, kemudian melakukan observasi
langsung.
2. Studi kelayakan untuk melihat berbagai halangan yang harus
diatasi, atau hal-hal yang perlu disiapkan. Setelah itu merancang
anggota tim dan melihat kemungkinan adanya tekanan
terhadap media. Perlu menjaga kerahasiaan dari media lain.
3. Go-No-Go Decision: menghitung untung-rugi hasil investigasi.
4. Basebuilding: mencari dasar pijak dalam menganalisis kasus.
5. Planning: tahap pengumpulan dan penyusunan informasi serta
pembagian tugas.
6. Original Research berupa penelusuran data tekstual (sumber
sekunder dan data primer) dan wawancara dengan nara sumber.
7. Reevaluation: memutuskan dihentikan, ditunda, atau
dilanjutkan.
8. Filling the Caps: melengkapi data dan informasi yang masih
bolong (wawancara maupun dokumen tambahan).
9. Final Evaluation: tahap ini mengukur apakah hasil investigasi
memang layak dipublikasikan. Juga menyangkut akurasi, hak
privasi seseorang, keamanan nara sumber yang tidak mau
disebutkan.
10. Writing and re-writing.
11. Publication dan Follow-Up Stories
(Paul N Williams)
Journalism is not a
career, it is an
obligation for the
society.

Anda mungkin juga menyukai