4. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Penafsiran
a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai
hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat
buruk.
c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.
d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar,
suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi.
e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu
pengambilan gambar dan suara.
5. Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan
menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan
tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi
pelaku kejahatan.
Penafsiran
a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut
diri seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak.
b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan
belum menikah.
Dalam hal ini sebuah surat kabar, intensitas penerbitan surat kabar, intensitas
penerbitan surat kabar bisa muncul lewat ribuan eksemplar setiap harinya,
bahkan ada beberapa surat kabar yang terbit dua kali di setiap harinya, pagi dan
sore hari. Itu hanya sebagian kecil keberadaan sebuah media yang ada, tinggal
bagaimana masyarakat memilih surat kabar yang akan dibaca sesuai kebutuhan.
2. Pilih topik yang anda minati => Seperti memahami, memilih topik
yang anda minati akan membuat anda bersemangat dalam
menulisnya.
3. Pilih topik yang populer => Setelah anda menemukan topik yang
anda pahami dan minati, anda juga harus memastikan bila kalau
topik tersebut populer, semakin populer topik sobat akan
membawa banyak pengunjung keblog sobat.
4. Pilih topik yang banyak orang bicarakan => Topik yang populer
atau terkini pastinya sangat besar dibaca oleh masyarakat atau
khalayak pembaca.
Tips agar tulisan kita dimuat di Media Massa
1. Topik atau tema yang diangkat harus aktual. Bagi media besar seperti Kompas,
Radar Sukabumi (Jawa Pos Group), waktu menjadi hal yang sangat penting. Berita
yang disajikan adalah berita teraktual. Berita hari ini akan menjadi basi buat besok,
Oleh karena itu, jika ingin mengirimkan artikel opini ke media yang besar, pastikan
bahwa topik atau tema yang kita angkat merupakan isu aktual yang masih hangat
dibicarakan.
2. Argumen atau sudut pandang yang baru. Selain topik yang aktual, argumen atau
sudut pandang merupakan hal yang penting. Walaupun topik yang kita angkat
merupakan topik yang aktual, namun jika kita tidak memberikan argumen dan sudut
pandang yang baru, kemungkinan besar artikel akan ditolak
3. Cara penyajian yang ringkas dan padat. Artikel untuk media masa berbeda dengan
tulisan karya ilmiah. Tak perlu penjelasan berkepanjangan dan teori yang macam-
macam. Cukup berikan satu atau dua teori dan berikan argumen yang ringkas dan
mudah difahami. Jangan gunakan kalimat yang terlalu panjang. Lebih baik
kalimatnya pendek-pendek.
4. Bahasa yang renyah, mudah dicerna, serta redaksi yang baik. Jangan menggunakan
bahasa yang bertele-tele untuk menulis di media. Gunakan bahasa-bahasa yang
populer. Jangan menggunakan istilah-istilah ilmiah yang sulit difahami. Selain itu,
bagusnya redaksi juga sangat berperan. Pastikan tulisan menggunakan ejaan yang
benar dan tanda baca yang tepat. Untuk memudahkan redaktur media mengedit
tulisan kita. Bahasa yang berbelit-belit dan tanda baca yang acak-acakan, pasti
langsung akan disingkirkan.
5. Gunakan sumber kutipan yang jelas. Jika mengutip pendapat atau
perkataan seseorang, tulis dengan jelas. Kutipan argumen yang tidak jelas
akan membuat pembahasan terkesan asal-asalan. Namun jangan terlalu
banyak menggunakan kutipan. Karena akan terkesan kita hanya
mengumpulkan pendapat dan argumen, tanpa disertai diskusi dan
pembahasan. Gunakan kutipan secukupnya saja.
7. Gunakan judul yang singkat dan menarik. Dalam penulisan judul, sebaiknya
kita menggunakan kata-kata atau istilah-istilah yang pas dengan konteks,
tidak kaku dan tidak terlalu panjang karena judul yang tidak menarik bisa
membuat si redaktur media yang bersangkutan tak tertarik sama sekali
untuk membacanya.