Pengertian berita :
Informasi/berita adalah pesan, ide, laporan, keterangan atau pemikiran. Berita adalah
laporan peristiwa terbaru. Peristiwa lama bukan lagi berita. Unsur yang paling penting
dalam menulis berita adalah informasi yang baru (Up to date). Hal itu sesuai dengan akar
kata dari berita yang dalam bahasa Inggrisnya yaitu new (Baru).
Dalam dunia jurnalistik, informasi dimaksud adalah news (berita) dan views (opini), yang
merupakan produk dari jurnalistik.
Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita
(news values). Berita juga disebut “informasi baru”. Jenis-jenis berita (gak usah
dijelaskan kali gus) :
Berita langsung (straight news/spot news/hard news)
Berita opini (opinion news)
Berita investigasi
Berita ringan (soft news)
Berita penyelidikan
Views adalah pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa,
seperti artikel, tajuk rencana, pojok, essai.
Ada juga tulisan yang tidak termasuk berita juga tidak bisa disebut opini, yakni
feature. Feature merupakan perpaduan antara news dan views. Jenis feature yang
paling populer adalah feature tips, biografi, catatam petualangan dan lain-lain.
Nah, biasanya kita sebagai jurnalis kelembagaan di kampus, seringnya membuat press
release. Press release ini sama dengan berita. Perbedaannya :
Berita : Dibuat oleh wartawan, bersifat independen dan netral. (tidak berpihak). Karena
yang diyakini kebenaran.
Press release : Dalam jurnalisme, press release adalah salah satu teknik untuk
mengumpulkan fakta. Ia diartikan wartawan sebagai siaran pers yang dikeluarkan oleh
sebuah lembaga, sebuah organisasi atau seorang individu secara tertulis untuk media
massa. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi baru organisasi (kegiatan, kebijakan,
keputukan, dll), mengklarifikasi suatu hal, mengalihkan perhatian publik dari fakta yang
merugikan organisasi dan memusatkan fakta yang menguntungkan organisasi, gunanya
untuk menumbuhkan citra positif terhadap organisasi tersebut.
Mengenal 5 W 1 :
Setiap berita yang disampaikan oleh jurnalis pada umumnya mencakup enam unsur berita.
Keenam unsur berita tersebut dikenal dengan 5W+1H yaitu WHO – WHAT – WHERE – WHY
– WHEN – HOW.
Apa yang terjadi
Siapa yang terlibat
Kapan peristiwa itu terjadi
Dimana peristiwa itu terjadi
Mengapa hal itu bisa terjadi
Bagaimana peristiwa itu terjadi
>>Buatlah judul yang menarik, menggugah, fokus pada masalah yang ditulis, dan jangan
terlalu panjang . (maksimal 5-10 kata).
>> Hindari ambiguitas, insinuitas (menyindir) dan makna ganda.
>>Akurat, jelas, dan ringkas
>>Hindari judul berita berupa kalimat tanya --karena judul berita itu informasi, bukan soal
ujian! Memang, membuat judul berita berupa kalimat tanya bukan pelanggaran pidana,
bukan pula pelanggaran kode etik jurnalistik. Lagi pula, "biar pembaca penasaran". Tapi
ingat, judul berita berupa kalimat tanya:
1. Tidak Efektif -tidak membuat pembaca segera tahu inti beritoa.
2. Bisa masuk kategori "jurnalisme tidak bertanggung jawab"
3. Sang wartawan bisa dianggap "ikut arus" menjadi "wartawan gosip", setidaknya
terpengaruh oleh "acara infotainment".
4. Gunakan kalimat aktif
5. Nama orang bisa masuk judul tapi..
Judul berita banyak juga yang menggunakan nama orang. Namun ada syaratnya, orang
tersebut adalah publik figur atau pejabat yang memiliki pengaruh di masyarakat.
TERAS BERITA (LEAD)
pada bagian ini, kita wajib menyusun rangkaian perkata sehingga membentuk paragraf yang
bisa menerangkan isi dari totalitas release tersebut. sebisa mungkin para penulis berita
menempatkan 6 fakta dalam 5W 1H ini di lead. Bila paragrafnya terlalu panjang – misalnya
hanya 4 unsur saja – maka dua sisanya (misal unsur Why dan How) di tempatkan di paragraf
berikut, sebagai bagian dari body atau tubuh tulisan.
Mengapa news lead wajib merangkum segala isi release? Jawabannya simpel saja, sebab
news lead ialah ujung tombak dari suatu press release. Mengapa demikian? Sebab kala
pembaca membaca release kalian, bagian kedua yang hendak mereka baca sehabis judul
merupakan lead. Bila lead pada release tidak menerangkan intisari dari release kalian, maka
pembaca tidak dapat memperoleh informasi yang mereka butuhkan secara merata serta
begitu pula kebalikannya
Walaupun tidak terdapat aturan khusus pada urutan ke- 6 faktor tersebut, alangkah
baiknya kalian menyusun news lead dengan urutan faktor di atas. Tetapi kalian masih dapat
memodifikasi penyusunannya. Gunakanlah bahasa cocok EYD bila press release kalian dalam
bahasa Indonesia.
Fakta dan data yang sudah dihimpun, kemudian dituliskan berdasarkan rumus 5W=1H
dengan menggunakan bahasa jurnalistik, yaitu :
Ciriciri ragam bahasa jurnalistik adalah sesuai dengan tujuan tulisan jurnalistik dan siapa
pembaca ragam jurnalistik itu, yakni semua anggota masyarakat. Untuk itu, bahasa
jurnalistik harus menerapkan tiga prinsip dalam menggunakan bahasa yaitu: hemat kata,
tepat makna, dan menarik. (Komunikatif artinya langsung menjamah materi atau langsung
ke pokok persoalan (straight to the point), bermakna tunggal, tidak konotatif (maknanya
khusus), tidak bertele-tele, dan tanpa basa-basi. Spesifik artinya mempunyai gaya penulisan
tersendiri, yakni kalimatnya pendek-pendek, kata-katanya jelas, dan mudah dimengerti
orang awam).
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahasa jurnalistik :
1. Sesuai dengan ejaan yang berlaku (EYD mengatur penggunaan huruf, penggunaan
angka, penulisan kata, pemenggalan kata, penulisan kalimat dan penggunaan tanda
baca, dan pedoman penyesuaian unsur/ejaan asing ke dalam bahasa Indonesia)
2. Setiap alinea terdiri dari 2 atau tiga kalimat
3. Tidak menggunakan kata ganti orang pertama (saya dan kami), berita harus
menggunakan kata ganti orang ketiga.
4. Kutipan ditempatkan pada alinea baru.
5. Tidak memasukkan pendapat sendiri dalam berita.
6. Penggunaan kata yang pendek didahulukan dari kata yang panjang. (Daripada menjadi
dari ; kemudian – lalu; sekarang – kini; kurang lebih – sekitar; terkejut – kaget;
barangkali – mungkin; semakin – kian; tidak untung - rugi)
7. Ungkapan-ungkapan klise seperti: sementara itu, perlu diketahui,di mana, kepada
siapa dan sebagainya dihindari
8. Penggunaan singkatan dan akronim dibatasi. Pada pertama kali singkatan dan akronim
digunakan harus diberi penjelasan kepanjangannya.
9. Bersifat demokratis Bisa juga disebut bahasa yang egaliter, yaitu memberlakukan semua
orang sama. Contoh : Menurut Haris”……(√ )Menurut Pak Haris”….(X) (walaupun dalam
lingkungan sehari-hari Pak haris adalah Bapak atau Dosen kita sekali pun.)
10. Jelas dan lugas (mudah dipahami maksudnya, tidak ambigu) Cth Seminar itu hasilnya
dipublikasikan<harusnya>Hasil seminar itu dipublikasikan.
Setelah diteliti ternyata bukan berita yang akurat, ini sering kali terjadi. Berita yang cepat
dan viral dan di saat yang tepat sering kali disebar luaskan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Jadi yang viral itu belum tentu yang benar, yang viral itu belum tentu
fakta yang sebenarnya. Jadi kita perlu cerdas dalam berpikir, perlu banyak mengumpulkan
informasi dari sumber-sumber yang jelas dan terpecaya. Sehingga kemudian jangan terlalu
latah ketika dapat informasi dari grup whatsApp kemudian langsung percaya dan malah
ikutan menyebarluaskan berita tsb. Jadi kita harus memfilter.
Kisi-kisi pertanyaan :
1. Kenapa berita/PR harus pakai inisial
2. Apakah judul berita yg mengandung propaganda di perbolehkan? Tetapi media
banyak menggunakan judul seperti itu.
3. Gmn menurut pemateri berita-berita yang berisikan berita artis (kisah hidup, dll)
yang padahal gak penting tapi diberitakan oleh media, boleh gak?
4. Sebagai jurnalis kampus, ada niat gak mau lanjut karir kesana setelah kuliah?
5.