Anda di halaman 1dari 7

MATERI PELATIHAN JURNALISTIK

“Membuat Berita yang Baik dan Benar”

Pengertian jurnalistik secara konsep :


 Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis dan
menyenbarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini
dilakukan oleh jurnalis (wartawan).
 Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” atau keterampilan menulis karya
jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam mengumpulkan bahan
penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara.
 Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan
penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikian, ide) melalui media massa.
Peran Jurnalis :
Seiring perkembangan teknologi juga sejalan dengan perkembangan media masa, dizaman
yang canggih ini masyarakat disuguhkan dengan beragam informasi dari sana sini dengan
berbagai sumber dengan kualitas yang berbeda-beda. Mulai dari hoaks, hatespeech, berita,
meme, gosip, semuanya ada di internet. dalam kondisi ini mungkin yang paling dibutuhkan
adalah pihak yang bisa memaknai chaos. Sumber atau kanal informasi yang berkualitas, bisa
dipercaya, dan mampu membantu masyarakat mengarungi kekacauan ini. Kita mengenalnya
sebagai pers. Pihak yang berperan sebagai gatekeeper informasi, pihak yang dapat
memverifikasi segala informasi demi kepentingan publik. Peran para jurnalis yaitu bersuara
menyampaikan kebenaran dan informasi melalui tulisannya. Menghimpun berita, menyusun
berita itu se apik mungkin berdasarkan data dan fakta, hingga sampai proses penyebaran
dan dapat diterbitkan di media massa untuk diketahui kalangan luas. Jurnalistik itu
prosesnya, sedangkan yang melakukannya disebut dengan jurnalis. Memang, cukup berat
menjadi jurnalis, informasi yang dibuat dan disebarluaskan itu menjadi tanggung jawabnya,
meski sudah sesuai data dan fakta lapangan. Tantangan utamanya adalah, bagaimana
menjadikan suatu berita tersebut relevan untuk dikabarkan.
Seperti kata argumen lawas ttg jurnalisme “Anjing menggigit manusia bukan berita, manusia
menggigit anjing baru berita”. Maksudnya disini, daya tarik dari berita itu adalah hal2 yg
luarbiasa bukan hal yang klise atau biasa. Namun, maksud dari luarbiasa ini harus ttp
memiliki value didalamnya, bukan berarti membicarakan suatu yg isu hanya karena memikat
view tapi tdk ada isi. Ini akan menurunkan citra dari media tsb.

Pengertian berita :
Informasi/berita adalah pesan, ide, laporan, keterangan atau pemikiran. Berita adalah
laporan peristiwa terbaru. Peristiwa lama bukan lagi berita. Unsur yang paling penting
dalam menulis berita adalah informasi yang baru (Up to date). Hal itu sesuai dengan akar
kata dari berita yang dalam bahasa Inggrisnya yaitu new (Baru).
Dalam dunia jurnalistik, informasi dimaksud adalah news (berita) dan views (opini), yang
merupakan produk dari jurnalistik.
 Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita
(news values). Berita juga disebut “informasi baru”. Jenis-jenis berita (gak usah
dijelaskan kali gus) :
 Berita langsung (straight news/spot news/hard news)
 Berita opini (opinion news)
 Berita investigasi
 Berita ringan (soft news)
 Berita penyelidikan
 Views adalah pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa,
seperti artikel, tajuk rencana, pojok, essai.
 Ada juga tulisan yang tidak termasuk berita juga tidak bisa disebut opini, yakni
feature. Feature merupakan perpaduan antara news dan views. Jenis feature yang
paling populer adalah feature tips, biografi, catatam petualangan dan lain-lain.

Nah, biasanya kita sebagai jurnalis kelembagaan di kampus, seringnya membuat press
release. Press release ini sama dengan berita. Perbedaannya :
Berita : Dibuat oleh wartawan, bersifat independen dan netral. (tidak berpihak). Karena
yang diyakini kebenaran.
Press release : Dalam jurnalisme, press release adalah salah satu teknik untuk
mengumpulkan fakta. Ia diartikan wartawan sebagai siaran pers yang dikeluarkan oleh
sebuah lembaga, sebuah organisasi atau seorang individu secara tertulis untuk media
massa. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi baru organisasi (kegiatan, kebijakan,
keputukan, dll), mengklarifikasi suatu hal, mengalihkan perhatian publik dari fakta yang
merugikan organisasi dan memusatkan fakta yang menguntungkan organisasi, gunanya
untuk menumbuhkan citra positif terhadap organisasi tersebut.

Namun keduanya tetap sama menggunakan unsur-unsur dari berita.


Nilai-nilai berita (News Values) :
Tidak semua kejadian layak diberitakan karena dalam jurnalistik dikenal dengan nilai berita.
Nilai berita adalah kriteria-kriteria untuk menentukan apakah sebuah peristiwa layak
dilaporkan dalam sebuah teks berita
 Aktual : Mengandung unsur terkini, terbaru, terhangat, baru saja atau sedang terjadi.
Pengertian terbaru, bisa merupakan fakta terbaru yang ditemukan dari suatu peristiwa
lama, atau peristiwa yang baru saja terjadi. Berita tak ubahnya seperti es krim yang
gampang meleleh, bersamaan dengan berlalunya waktu nilainya semakin berkurang. Bagi
surat kabar, semakin aktual berita-beritanya, artinya semakin baru peristiwa itu terjadi,
maka semakin tinggi nilai beritanya.
 Faktual : Dalam unsur faktual, kejadian benar-benar merupakan suatu kenyataan, bukan
suatu rekayasa, khayalan atau karangan. Fakta dalam sebuah berita muncul dan
diperoleh dari sebuah kejadian nyata, pendapat ataupun pernyataan
 Penting : Berita menyangkut kepentingan orang banyak dan mempengaruhi kondisi
masyarakat.
 Menarik : Menimbulkan rasa ingin tahu, dan ketertarikan dari masyarakat untuk
menyimak isi berita tersebut.

Mengenal 5 W 1 :
Setiap berita yang disampaikan oleh jurnalis pada umumnya mencakup enam unsur berita.
Keenam unsur berita tersebut dikenal dengan 5W+1H yaitu WHO – WHAT – WHERE – WHY
– WHEN – HOW. 
Apa yang terjadi
Siapa yang terlibat
Kapan peristiwa itu terjadi
Dimana peristiwa itu terjadi
Mengapa hal itu bisa terjadi
Bagaimana peristiwa itu terjadi

Teknik mencari berita/press release :


Melihat, mendatangi secara langsung peristiwa atau fakta seperti :
a. Mendatangi lokasi peristiwa b. Menghadiri seminar, symposium atau keterangan
pers c. Mengembangkan data atau fakta yang didapat d. Mewawancarai narasumber e.
Melakukan pengumpulan dan penambahan data melalui internet atau perpustakaan
b. Tahap-tahap penulisan berita :
1) Pahami masalah
2) Kumpulan masalah
3) Seleksi bahan
4) Tentukan tema pokok/ide cerita
5) Tentukan urutan logis (judul, lead, badan berita, dan penutup (ending).
a. Judul: 2-5 kata yang disajikan secara ringkas serta mengasosiasikan dengan
sesuatu
b. yang langsung bisa diingat pembaca.
c. Lead: 2 kalimat hingga 3 kalimat yang mengintisarikan berita atau artikel
sehingga dengan membaca lead, pembaca menarik untuk membacanya.
d. Badan berita: sajian secara lengkap dari bahan yang akan ditulis.
e. Ending/penutup: kalimat yang menyimpulkan dari berita atau artikel.
Biasanya ending pada artikel selalu berisi saran, solusi, maupun rekomendasi
untuk pembaca.
Struktur penulisan berita :
GAYA PIRAMIDA TERBALIK
Logikanya dalam struktur bangunan ‘termasuk piramid’ bagian bawah adalah fondasi.
Fondasi adalah bagian paling penting untuk menyangga bagian bangunan di atasnya.
Dalam struktur tulisan piramida terbalik posisi “fondasi” berada di atas. Artinya, struktur ini
mengisyaratkan kita untuk meletakkan isi terpenting di bagian paling awal tulisan. Jadi,
posisinya di paragraf pertama, atau di kalangan jurnalis dikenal dengan istilah lead atau
teras berita. Kemudian penjelasan lebih lanjut di tubuh berita dan info tambahan.

MENULIS JUDUL BERITA


Membuat Judul Berita (News Headline) merupakan "tugas terberat" seorang jurnalis.
Pasalnya, judul beritalah yang pertama kali dibaca, dipindai, atau dilihat pembaca dan harus
mampu menarik perhatian, minat, dan keinginan pembaca untuk membaca berita yang
ditulis. Kelihatannya sepele, sebuah judul hanya terdiri dari sebaris kalimat. Tapi,
kenyataannya, membuat judul yang baik itu gampang-gampang susah.
Untuk membuat judul yang baik, maka pertama kali perlu dipahami mengenai tujuan dan
fungsi judul tersebut.
Jika dianalogikan anatomi tubuh, maka judul adalah kepala, sedangkan berita adalah
tubuhnya. Maka kemudian, isi berita sering disebut dengan tubuh berita atau bodytext.
Secara naluriah, orang membaca berita, pertama-tama akan membaca judulnya terlebih
dulu. Jika merasa judulnya penting, menarik atau menggelitik, maka ia akan berlanjut
membaca lead beritanya. Jika lead berita menarik, maka pembaca akan lanjut membaca
keseluruhan teks berita.

>>Buatlah judul yang menarik, menggugah, fokus pada masalah yang ditulis, dan jangan
terlalu panjang . (maksimal 5-10 kata).
>> Hindari ambiguitas, insinuitas (menyindir) dan makna ganda.
>>Akurat, jelas, dan ringkas
>>Hindari judul berita berupa kalimat tanya --karena judul berita itu informasi, bukan soal
ujian! Memang, membuat judul berita berupa kalimat tanya bukan pelanggaran pidana,
bukan pula pelanggaran kode etik jurnalistik. Lagi pula, "biar pembaca penasaran". Tapi
ingat, judul berita berupa kalimat tanya:
1. Tidak Efektif -tidak membuat pembaca segera tahu inti beritoa.
2. Bisa masuk kategori "jurnalisme tidak bertanggung jawab"
3. Sang wartawan bisa dianggap "ikut arus" menjadi "wartawan gosip", setidaknya
terpengaruh oleh "acara infotainment".
4. Gunakan kalimat aktif
5. Nama orang bisa masuk judul tapi..
Judul berita banyak juga yang menggunakan nama orang. Namun ada syaratnya, orang
tersebut adalah publik figur atau pejabat yang memiliki pengaruh di masyarakat.
TERAS BERITA (LEAD)
pada bagian ini, kita wajib menyusun rangkaian perkata sehingga membentuk paragraf yang
bisa menerangkan isi dari totalitas release tersebut. sebisa mungkin para penulis berita
menempatkan 6 fakta dalam 5W 1H ini di lead. Bila paragrafnya terlalu panjang – misalnya
hanya 4 unsur saja – maka dua sisanya (misal unsur Why dan How) di tempatkan di paragraf
berikut, sebagai bagian dari body atau tubuh tulisan.
Mengapa news lead wajib merangkum segala isi release? Jawabannya simpel saja, sebab
news lead ialah ujung tombak dari suatu press release. Mengapa demikian? Sebab kala
pembaca membaca release kalian, bagian kedua yang hendak mereka baca sehabis judul
merupakan lead. Bila lead pada release tidak menerangkan intisari dari release kalian, maka
pembaca tidak dapat memperoleh informasi yang mereka butuhkan secara merata serta
begitu pula kebalikannya

Walaupun tidak terdapat aturan khusus pada  urutan ke- 6 faktor tersebut, alangkah
baiknya kalian menyusun news lead dengan urutan faktor di atas. Tetapi kalian masih dapat
memodifikasi penyusunannya. Gunakanlah bahasa cocok EYD bila press release kalian dalam
bahasa Indonesia.

Fakta dan data yang sudah dihimpun, kemudian dituliskan berdasarkan rumus 5W=1H
dengan menggunakan bahasa jurnalistik, yaitu :
Ciriciri ragam bahasa jurnalistik adalah sesuai dengan tujuan tulisan jurnalistik dan siapa
pembaca ragam jurnalistik itu, yakni semua anggota masyarakat. Untuk itu, bahasa
jurnalistik harus menerapkan tiga prinsip dalam menggunakan bahasa yaitu: hemat kata,
tepat makna, dan menarik. (Komunikatif artinya langsung menjamah materi atau langsung
ke pokok persoalan (straight to the point), bermakna tunggal, tidak konotatif (maknanya
khusus), tidak bertele-tele, dan tanpa basa-basi. Spesifik artinya mempunyai gaya penulisan
tersendiri, yakni kalimatnya pendek-pendek, kata-katanya jelas, dan mudah dimengerti
orang awam).
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahasa jurnalistik :

1. Sesuai dengan ejaan yang berlaku (EYD mengatur penggunaan huruf, penggunaan
angka, penulisan kata, pemenggalan kata, penulisan kalimat dan penggunaan tanda
baca, dan pedoman penyesuaian unsur/ejaan asing ke dalam bahasa Indonesia)
2. Setiap alinea terdiri dari 2 atau tiga kalimat
3. Tidak menggunakan kata ganti orang pertama (saya dan kami), berita harus
menggunakan kata ganti orang ketiga.
4. Kutipan ditempatkan pada alinea baru.
5. Tidak memasukkan pendapat sendiri dalam berita.
6. Penggunaan kata yang pendek didahulukan dari kata yang panjang. (Daripada menjadi
dari ; kemudian – lalu; sekarang – kini; kurang lebih – sekitar; terkejut – kaget;
barangkali – mungkin; semakin – kian; tidak untung - rugi)
7. Ungkapan-ungkapan klise seperti: sementara itu, perlu diketahui,di mana, kepada
siapa dan sebagainya dihindari
8. Penggunaan singkatan dan akronim dibatasi. Pada pertama kali singkatan dan akronim
digunakan harus diberi penjelasan kepanjangannya.
9. Bersifat demokratis Bisa juga disebut bahasa yang egaliter, yaitu memberlakukan semua
orang sama. Contoh : Menurut Haris”……(√ )Menurut Pak Haris”….(X) (walaupun dalam
lingkungan sehari-hari Pak haris adalah Bapak atau Dosen kita sekali pun.)
10. Jelas dan lugas (mudah dipahami maksudnya, tidak ambigu) Cth Seminar itu hasilnya
dipublikasikan<harusnya>Hasil seminar itu dipublikasikan.

YANG HARUS DI PERHATIKAN


- Untuk awal kalimat pada sebuah kalimat tunggal tidak boleh diawali dengan sebuah
konjungsi. Apabila kalimat tersebut mempunyai hubungan dengan kalimat sebelumnya,
maka kalimat tersebut tidak perlu berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat, melainkan harus
menjadi bagian (klausa) dari klausa sebelumnya sebagai sebuah kalimat majemuk-
Menggunakan kata tidak baku.
- Kata mubazir: sementara itu, dalam rangka, perlu diketahui, seperti kita ketahui, dapat
ditambahkan, selanjutnya, adapun, bahwa, dsb.
- Penggunaan angka di awal judul atau awal paragraf.
- Pasangan kata: baik...maupun...; tidak hanya...tapi juga...; tidak...tetapi...;
bukan...melainkan..., dsb.
- Perhatikan akurasi, yakni penulisan yang tepat dari berbagai hal. Di antaranya akurasi
nama, gelar, perundang-undangan, kutipan, tata bahasa, dan salah ketik.
- Kalimat dan paragraf yang kompak. Kalimat demi kalimat usahakan selalu berkaitan
dengan baik, sehingga dalam satu paragraf terdiri dari sejumlah kalimat yang saling
menjelaskan. Paragraf berikutnya juga harus selalu runtut menjelaskan paragraf
sebelumnya.
- Hindari kata-kata asing yang tidak perlu, dan hindari pula penggunaan istilah-istilah yang
terlalu teknis yang dapat menyulitkan pembaca memahami.
- Mencantumkan kutipan, seorang jurnalis tidak boleh mematikan karakter narasumber atau
tokoh yang dikutip atau dikisahkannya. Karakter narasumber atau tokoh harus muncul
untuk memberi penekanan sekaligus gambaran mengenai siapa sesungguhnya dia.
Pemunculan karakter itu bisa dilakukan antara lain melalui penyajian kalimat kutipan
langsung. Penulisan kalimat langsung sebaiknya divariasikan dengan kalimat-kalimat tak
langsung (Sumandiria, 2006:66-67).
- membuat inisial penulis berita. (sebagai tanggung jawab yg menulis berita)
Tambahan : seseorang yang tidak terikat pada suatu lembaga mampu saja dikatakan sebagai
seorang jurnalis, apabila ia memiliki tekad yang kuat dalam menyebarluaskan informasi yang
sesuai fakta kepada masyarakat. Intinya, ia harus memenuhi syarat-syarat bagaimana
menjadi seorang jurnalis dan memenuhi kelayakan dalam pembuatan berita yang baik dan
benar, serta berita yang disebarkan itu berkelanjutan dan gak hoax. Tapi yang menjadi
masalah itu adalah ia tidak dapat menjadi rujukan sepenuhnya. Karena ia belum ada lisensi
dan kualifikasi sebagai seorang wartawan.

Setelah diteliti ternyata bukan berita yang akurat, ini sering kali terjadi. Berita yang cepat
dan viral dan di saat yang tepat sering kali disebar luaskan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Jadi yang viral itu belum tentu yang benar, yang viral itu belum tentu
fakta yang sebenarnya. Jadi kita perlu cerdas dalam berpikir, perlu banyak mengumpulkan
informasi dari sumber-sumber yang jelas dan terpecaya. Sehingga kemudian jangan terlalu
latah ketika dapat informasi dari grup whatsApp kemudian langsung percaya dan malah
ikutan menyebarluaskan berita tsb. Jadi kita harus memfilter.
Kisi-kisi pertanyaan :
1. Kenapa berita/PR harus pakai inisial
2. Apakah judul berita yg mengandung propaganda di perbolehkan? Tetapi media
banyak menggunakan judul seperti itu.
3. Gmn menurut pemateri berita-berita yang berisikan berita artis (kisah hidup, dll)
yang padahal gak penting tapi diberitakan oleh media, boleh gak?
4. Sebagai jurnalis kampus, ada niat gak mau lanjut karir kesana setelah kuliah?
5.

Anda mungkin juga menyukai