Anda di halaman 1dari 11

Teknik Sederhana Menulis Berita di Media Website

Oleh
Al Fitri, S.Ag., S.H., M.H.I.
(Wakil Ketua Pengadilan Agama Ruteng)

A. Pendahuluan
Media online (online media) disebut juga dengan istilah digital media
adalah media yang tersaji secara online di internet. Media online secara umum,
yaitu segala jenis atau format media yang hanya bisa diakses melalui internet
berisikan teks, foto, video, dan suara. Secara khusus yaitu terkait dengan
pengertian media dalam konteks komunikasi massa, yaitu media yang
menyajikan karya jurnalistik (berita, artikel, feature) secara online.
Menulis berita di media online seperti website, bukanlah praktek yang
mudah dilakukan semua orang, tetapi bukan berarti sulit untuk dipelajari. Praktek
merupakan kunci utama bagi seseorang untuk melatih dirinya agar mampu
mengartikulasikan realitas ke dalam bentuk tulisan. Demikian juga penguasaan
teknik menulis bukan sebuah jaminan seseorang dapat dikatakan pandai dan
lihai. Semuanya membutuhkan banyak latihan dan kontiniu. Begitu juga dengan
kegiatan jurnalistik membutuhkan keterampilan, keuletan dan ketepatan dalam
penyajiannya. Dengan kata lain menulis berita untuk media online seperti website
saat ini adalah suatu tuntutan.
Meskipun demikian menulis berita di media website merupakan gaya
menulis online (online writing style) sehingga sedikit banyak juga diperlukan
tekniknya, tidak berlebihan jika Penulis menyebut dengan uangkapan sederhana
“tips pedoman dasar dan standar" dalam menulis berita di website, dengan
harapan setelah menguasai dengan baik, lalu dipraktekkan maka dijamin
kemampuan menulis akan berkembang bahkan bisa menulis berita seperti
halnya wartawan profesional.
Gagasan penulisan artikel sederhana ini yang sebagaimana Penulis sebut
di atas sesungguhnya terinspirasi dari pengelaman Penulis dipercaya sebagai
koordinator tiga kali pindah tugas di pengadilan agama, dan ketika membaca
berbagai berita terutama di salah satu fitur website www.badilag.net berita
seputar peradilan agama, rata-rata pengadilan agama dan pengadilan tinggi
agama menggirim berita untuk dimuat di website Badilag, ternyata semangat
penulisan beritanya patut diberi apresiasi, namun barangkali penyajian dan
teknik penulisan perlu dipoles agar menyesuaikan dengan teknik-teknik menulis
berita pada umumnya khususnya di media online.

B. Pengertian Berita
Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang
sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke
mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Laporan berita merupakan tugas
profesi wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan laporan tersebut menjadi
fakta / ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh redaksi pemberitaan / media

Page 1 of 11
untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang terpilih dapat menarik
khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita.1
Menurut A.M. Hoeta Soehoet dalam bukunya “Dasar-Dasar Jurnalistik”,
berita bagi seseorang adalah keterangan mengenai suatu peristiwa atau isi
pernyataan seseorang yang menurutnya perlu diketahui untuk mewujudkan
filsafat hidupnya.
Dalam buku Here’s the News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer,
berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting,
dan bermakna (signifikan), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta
relevan dan layak dinikmati oleh mereka.
Definisi berita tersebut mengandung unsur-unsur:
1. Baru dan penting,
2. Bermakna dan berpengaruh,
3. Menyangkut hidup orang banyak,
4. Relevan dan menarik.
Jadi berita merupakan pemberitahuan yang mengungkap tentang
kejadian atau hal yang terjadi pada waktu tertentu, sebagai informasi baru yang
disajikan dalam pembacaan / penulisan yang jelas, aktual dan menarik.

C. Syarat Berita
Wartawan atau reporter tugasnya sama, mencari informasi yang menarik
dan akhirnya dapat ditulis menjadi sebuah berita, demikian juga bagi yang
dipercaya menulis berita di website. Tidak akan mungkin tulisan seorang kuli tinta
atau reportase yang disampaikan reporter bila tidak mengerti sama sekali tentang
persoalan yang diinformasikannya. Oleh karena itu agar berita yang ditulis
bernilai berita bahkan bernilai ilmu pengetahuan tentu ada beberapa prinsip
dasar yang harus diketahui dalam menulis berita, sebagai salah satu syarat
dikatakan berita.
Tujuannya agar tulisan yang disajikan di media website bisa disebut berita,
tergantung dari kredibilitas dan keterampilan jurnalis yang menulis berita,
sehingga sebuah berita memiliki syarat khusus yang harus menjadi standar.
Di antara syarat berita adalah sebagai berikut:2
1. Fakta, yaitu bahwa sebuah berita merupakan fakta, bukan karangan (fiksi)
atau dibuat-buat. Ada beberapa factor yang menjadikan berita tersebut
fakta, yaitu kejadian nyata, pendapat (opini) narasumber dan pernyataan
sumber berita. Opini atau pendapat pribadi wartawan atau reporter yang
dicampuradukkan dalam pemberitaaan yang ditayangkan bukan
merupakan suatu fakta dan bukan karya jurnalistik;
2. Obyektif, yaitu berita harus sesuai dengan keadaan sebenarnya, tidak
boleh dibumbui sehingga merugikan pihak yang diberitakan. Reporter

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Berita
2 http://hafizansyari.blogspot.com/2008/11/syarat-berita-dalam-dunia-jurnalistik.html

Page 2 of 11
atau wartawan dituntut adil, jujur dan tidak memihak, apalagi tidak jujur
secara yuridis merupakan sebuah Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik;
3. Berimbang, yaitu bahwa sebuah berita biasanya dianggap berimbang
apabila wartawan atau reporter memberi informasi kepada pembacanya,
pendengarnya atau pemirsanya tentang semua detail penting dari suatu
kejadian dengan cara yang tepat. Porsi harus sama, tidak memihak atau
tidak berat sebelah. Reporter harus mengabdi pada kebenaran ilmu atau
kebenaran berita itu sendiri dan bukan mengabdi pada sumber berita
(check, re-check and balance) yang perlu didukung dengan langkah
konfirmasi dari pihak-pihak yang terkait dalam pemberitaan;
4. Lengkap, yaitu dimana berita yang lengkap adalah berita yang memuat
jawaban atas pertanyaan who, what, why, when, where, dan how;
5. Akurat yaitu berita yang ditampilkan harus tepat, benar dan tidak terdapat
kesalahan. Akurasi sangat berpengaruh pada penilaian kredibilitas media
maupun reporter itu sendiri. Akurasi berarti ketepatan bukan hanya pada
detail spesifik tetapi juga kesan umum, cara detail disajikan dan cara
penekannya.
Sementara agar berita mempunyai kelayakan atau standar berita oleh
Enjang Muhaemin ada 4 syarat standar kelayakan berita dapat disajikan yaitu:
penting, menarik, aktual, dan faktual.3
Dalam konteks jurnalistik, kata “penting” dapat dimaknai sebagai sesuatu
yang utama, atau membutuhkan perhatian, atau sesuatu yang mendesak
diketahui khalayak luas. Dikatakan menarik bila saja unik, langka, aneh, tidak
lazim, atau sesuatu yang mengandung daya tarik insani (human interest).
Biasanya ditulis dalam bentuk feature. Di dalamnya bisa karena ada unsur
ketegangan, kecemasan, kepopuleran, atau sisi daya tarik insani lainnya. Berita
yang menarik kendati tidak selalu bikin heboh, tapi tetap memiliki nilai tersendiri
di hati pembaca. Ini sebabnya peristiwa, atau kejadian yang menarik tetap layak
diberitakan. Penting atau menarik menjadi dua syarat yang bersifat fleksibel
dalam menentukan sesuatu menjadi berita. Artinya bisa karena pentingnya saja,
bisa karena menarik saja, tapi juga bisa kedua-duanya dengan kata lain penting
dan sekaligus menarik.
Meskipun demikian penting dan menarik saja ternyata belum cukup
pasalnya berita juga harus memenuhi dua syarat aktual (baru), dan faktual (nyata
adanya, bukan rekayasa). Dua syarat ini tidak bisa dipilih hanya salah satunya
saja. Keduanya harus menjadi pertimbangan mutlak menentukan kelayakan
berita. Tanpa ini sepenting dan semenarik apa pun sesuatu, tidak bisa
dikategorikan berita yang baik. Peristiwa faktual yang menghebohkan puluhan
tahun lalu, bukanlah berita untuk saat ini. Selain karena sudah basi, juga sudah
kehilangan aktualitas.4

3 http://www.enjangmuhaemin.com/2014/09/inilah-4-standar-kelayakan-berita.html
4 Ibid.

Page 3 of 11
D. Dasar-Dasar Jurnalistik
Setiap penulis berita wajib memahami dan menguasai dasar-dasar
jurnalistik (basics of journalisme) agar menjalankan aktivitas jurnalistik dengan
baik dan benar. Penulis profesional tidak sekadar bisa menulis berita, tetapi juga
memahami dan menaati aturan yang berlaku di dunia jurnalistik, terutama kode
etik jurnalistik. Jika ada tulisannya asal atau beritanya ngawur dari segi penulisan
ataupun dari segi substansi, kemungkinan besar penulis berita belum atau tidak
memahami dan menguasai dasar-dasar jurnalistik itu sendiri.
Jurnalistik atau jurnalisme, menurut Luwi Ishwara dalam bukunya
"Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar". Jakarta: Penerbit Buku Kompas 2005,
mempunyai ciri-ciri yang penting untuk kita perhatikan, yaitu:5
1. Skeptis
Skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu,
meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar
tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis adalah keraguan. Media janganlah
puas dengan permukaan sebuah peristiwa serta enggan untuk
mengingatkan kekurangan yang ada di dalam masyarakat. Wartawan
haruslah terjun ke lapangan, berjuang, serta menggali hal-hal yang
eksklusif.
2. Bertindak (action)
Wartawan tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul, tetapi ia akan
mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang wartawan.
3. Berubah
Perubahan merupakan hukum utama jurnalisme. Media bukan lagi
sebagai penyalur informasi, tapi fasilitator, penyaring dan pemberi makna
dari sebuah informasi.
4. Seni dan Profesi
Wartawan melihat dengan mata yang segar pada setiap peristiwa untuk
menangkap aspek-aspek yang unik.
5. Peran Pers
Pers sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan telinga publik,
melaporkan peristiwa-peristiwa di luar pengetahuan masyarakat dengan
netral dan tanpa prasangka. Selain itu, pers juga harus berperan sebagai
interpreter, wakil publik, peran jaga, dan pembuat kebijaksanaan serta
advokasi.

E. Proses Informasi
Teknik pembuatan informasi atau berita terangkum dalam konsep proses
pembuatan berita (news processing), yang meliputi langkah-langkah sebagai
berikut:
1. News Planning yaitu perencanaan berita. Dalam tahap ini redaksi
melakukan rapat proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yang
akan disajikan. Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dan kode

5 Luwi Ishwara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar, Jakarta: Penerbit Buku Kompas,

2005, dalam http://pelitaku.sabda.org/dasar_dasar_jurnalistik

Page 4 of 11
etik jurnalistik. Dari rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tema tulisan /
berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagian tugas di
antara para jurnalis.
2. News Hunting yaitu pengumpulan bahan berita. Setelah rapat proyeksi
dan pembagian tugas, para jurnalis melakukan pengumpulan bahan
berita, berupa fakta dan data, melalui peliputan, penelusuran referensi
atau pengumpulan data melalui literatur, dan wawancara.
3. News Writing yaitu penulisan naskah. Setelah data terkumpul, dilakukan
penulisan naskah.
4. News Editing yaitu penyuntingan naskah. Naskah yang sudah ditulis
disunting dari segi redaksional (bahasa) dan isi (substansi). Dalam tahap
ini dilakukan perbaikan kalimat, kata, sistematika penulisan, dan substansi
naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik dan layak jual serta
penyesuaian naskah dengan space atau kolom yang tersedia.

F. Teknik Dasar Menulis Berita


Dipadukan dengan "hasil pengamatan" terhadap situs berita seperti BBC,
inilah lima teknik dasar menulis di media online, dengan fokus pada "tampilan
naskah" di single page / single post. 6
1. Alinea pendek
Tulisan online, termasuk di blog, hendaknya menggunakan alinea
(paragraf) pendek. idealnya, satu alinea maksimal lima baris (five lines per
paragraph). Contoh terbaik bisa disimak situs BBC Indonesia.
2. Jarak antar alinea
Harus ada jarang antar alinea, menyisakan "ruang kosong" atau "ruang
putih" (white space) antar-alinea. Ini membuat naskah online mudah
dipindai dan enak dibaca.
3. Tidak ada indent
Tulisan online tidak mengenal indent, tekuk / lekuk ke dalam di awal
alinea, seperti gaya naskah koran atau majalah. Ide penulisan online
nomor 3 ini boleh diabaikan, tapi jadinya "tidak lazim". Coba simak situs-
situs terkemuka, adakah indent?
4. Rata kiri (align eft)
Ini optional. Tapi jika menggunakan "align justify", maka tulisan Anda akan
terkesan formal, serius, dan kaku. Jarang sekali ada situs yang
menggunakan "justify", misalnya situs instansi pemerintah yang "terbawa
suasana formal-birokratis". Rata kiri akan membuat naskah menjadi
nyaman dibaca, scannable, dan banyak menyisakan "ruang istirahat
mata".
5. Highlight
Akan lebih scannable dan enak dibaca jika tulisan online diberi tanda-
tanda khusus pada bagian khusus, seperti ditebalkan (bold), dimiringkan
(italic), diberi warna (color), atau di-block qoute. Ini akan menjadikan
naskah online Anda "eye catching" menarik perhatian mata user.

6 http://www.romelteamedia.com/2014/04/teknik-menulis-di-media-online-website.html

Page 5 of 11
G. Anatomi Berita
Seperti tubuh kita, berita juga mempunyai bagian-bagian, di antaranya
adalah sebagai berikut:7
1. Judul atau kepala berita (headline),
2. Baris tanggal (dateline),
3. Teras berita (lead atau intro), dan
4. Tubuh berita (body).
Bagian-bagian tersebut tersusun secara terpadu dalam sebuah berita,
sering didengar ialah susunan piramida terbalik:

Metode penulisan lebih mengarah kepada inti berita, hal mana lebih
menekankan dari yang bersifat umum (generalis) menuju ke hal yang khusus.
Tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca dalam
mengetahui apa yang diberitakan, dan juga memudahkan redaktur memotong
bagian tidak / kurang penting yang terletak di bagian paling bawah dari tubuh
berita.
Lebih lengkap anatomi atau struktur berita dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Pembuka suatu pokok persoalan yang akan dibahas dalam tulisan /
berita. Secara teknis, tidak boleh ditulis terlalu panjang dan memasuki
pembahasan pokok permasalahan. Ia menjadi pintu gerbang pengenalan
topik kepada pembaca untuk mengetahui alur tulisan dan tujuan penulis.
Dalam pendahuluan, penulis melakukan pembatasan masalah dan
pengertian-pengertian sehingga pembaca sudah diset ke dalam logika
tertentu. Jangan lupa juga ditulis waktu kejadian peristiwa berita atau
kapan kejadiannya, tempat kajadianya, dan unsur waktu, perlu ditulis, hari,
tanggal dan tempat.

7 http://pelitaku.sabda.org/dasar_dasar_jurnalistik

Page 6 of 11
2. Inti atau pembahasan
Merupakan tahap pemaparan pokok persoalan. Bagian ini sering disebut
inti atau pengembangan. Pada bagian ini penulis menjalin gagasan secara
sistematis, logis dan dialektis ketika menempatkan pokok pikiran yang
akan dibahas. Pengembangan gagasan akan berpuncak
pada ketegasan maksud tulisan atau klimaks.
3. Penutup
Merupakan bagian akhir tulisan yang berisi kesimpulan, saran atau
pendapat penulis tentang pokok persoalan yang dikemukannya sebagai
arahan bagi pembaca. Ada dua cara menulis penutup, yaitu:
a) Penutup yang bersifat terbuka, yaitu derngan memberi peluang atau
kesempatan kepada pembaca agar menarik kesimpulan sendiri
mengenai pokok persoalan yang dibahas;
b) Penutup yang bersifat tertutup, yaitu penutup tulisan yang
menyodorkan pendapat yang bersifat akhir. Pendapat yang bersifat
akhir dibuat untuk disodorkan kepada pembaca tanpa ada
kesempatan untuk menarik kesimpulan sendiri.

H. Pemilihan Judul Berita


Judul berita (news headline) merupakan bagian berita yang pertama kali
dilihat pembaca. Judul berita akan menentukan apakah pembaca akan membaca
berita tersebut atau tidak. Berikut ini tata membuat judul berita:8
1. Menggambarkan, meringkas, atau mencerminkan isi berita.
2. Ringkas dan to the point (lugas);
3. Terdiri dari Subjek dan Predikat (Inggris: Subject + Verb);
4. Nama seseorang hanya digunakan dalam judul jika dia tokoh;
5. Menggunakan tanda kutip tunggal - jika berupa kutipan;
6. Jelas atau tidak bermakna ganda;
7. Menggunakan kalimat aktif;
8. Hindari kalimat tanya.
Sehingga pemilihan judul yang menarik, susunan kalimat yang baik, alur
berita yang runtut dan penulisan yang tepat. Agar berita yang disajikan bisa
benar-benar dinikmati oleh pembaca.
Perlu diketahui kata dalam judul boleh menghilangkan pre-fix atau awalan.
Misalnya, "Ketua PA Blambangan Umpu Kumpulkan Hakim” atau Tim Tennis
PTA Bandarlampung Kalahkan PA Blambangan Umpu", namun dalam lead dan
tubuh berita tetap menggunakan awalan me (mengumpul atau mengalah).
Judul merupakan inti dari teras berita. harus jelas, mudah dimengerti
dengan sekali baca dan menarik, sehingga mendorong pembaca untuk
mengetahui lebih lanjut isi tulisan. Selain itu judul juga harus menggigit, perlu
kejelasan makna asosiatif setiap unsur sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia,
dengan rumus kalimat lengkap SPOK (subjek, predikat, objek, dan keterangan),
tetapi jika sebatas untuk judul juga boleh cukup kalimat SP (subjek dan predikat)

8 http://jurnalistikpraktis.blogspot.com/2013/04/cara-membuat-judul-berita.html

Page 7 of 11
atau SPO saja (subjek, predikat, objek), tanpa adanya unsur K (keterangan
waktu/keterangan tempat).
Panjang judul hendaknya maksimal dua baris terdiri atas empat sampai
enam kata, jika panjang judul satu baris maksimal terdiri atas lima kata, "Panitera
PA Blambangan Umpu Kumpulkan Panitera Pengganti”
Semua kata di dalam judul dimulai dengan huruf besar, kecuali kata
sambung seperti dan, di, yang, bila, dalam, pada, oleh, dan kata tugas lainnya
yang ditentukan redaksi.
Penulisan judul tidak boleh dimulai dengan angka. Hindari penggunaan
singkatan yang tidak populer. Judul bersifat tenang dan tidak bombastis.
Intinya jangan gunakan huruf kapital semua untuk judul posting/judul
berita di media online/blog. Jangan pula All Caps dipakai di "news body".
Misalnya: GNPF-MUI KUMPULKAN ORMAS ISLAM BAHAS AKSI DAMAI
III. Sebaiknya: GNPF-MUI Kumpulkan Ormas Islam Bahas Aksi Damai III, atau
Gnpg-Mui kumpulkan ormas Islam bahas aksi damai III.

I. Teras Berita
Dalam struktur berita ada bagian yang disebut lead atau teras berita.
Teras berita adalah bagian berita yang terletak pada alinea pertama. Lead adalah
paragraf pertama dalam berita yang mengandung gambaran umum suatu berita.
9

Lead (teras berita) adalah sebuah tulisan pembuka yang menjadi titik
penting bagi pembaca. Lead yang menarik, sangat boleh jadi akan merangsang
pembaca untuk terus membaca isi berita atau artikel yang dbuat. Jika leadnya
saja kurang menarik, pembaca dipastikan akan mengucapkan “wassalam” saja.
Pembaca merasa cukup membaca sebatas judul, atau satu kalimat atau alinea
di depan yang tak menarik itu. Dengan teras berita perlu mendapat perhatian
uatama, dengan tujuan tulisan yang dbuat mampu menggoda pembaca untuk
melanjutkan bacaannya.
Dengan ungkapan lain boleh dikatakan selain judul, lead adalah upaya
memikat hati pembaca. Oleh karenanya lead menjadi begitu urgen, meskipun
tidak pokok tentunya. Dalam dunia jurnalistik, kita bakal menemukan beberapa
jenis lead. Ada empat jenis lead: lead berita langsung, lead pernyataan, lead
peristiwa, dan lead untuk feature (berita ringan/berita kisah).
Menurut Abdul Chaer10 menyebutkan bahwa lead yang fungsinya sama
dengan intro dalam musik disebut juga teaser, penggoda, karena pada
hakekatnya bagian awal dari tulisan tak ubahnya sebagai penggoda agar
pembaca tertarik untuk membacanya terus.
Tips sederhana untuk membuat lead mudah yaitu pertama seorang
penulsi berita cukup bertanya kepada dirinya sendiri tentang fakta-fakta yang

9
Lihat http://www.komunikasipraktis.com
10 Abdul Chaer, Bahasa Jurnalistik, Jakarta, Rineka Cipta, 2010, hlm.127

Page 8 of 11
ditemukan di lapangan. Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah: Apa yang
unik, atau paling penting atau tidak biasa dari sebuah kejadian? Siapa yang
terlibat, siapa yang melakukan atau siapa yang memberikan penjelasan?
Setelah berhasil menjawab dua pertanyaan diatas maka seorang
wartawan harus menjawab pertanyaan untuk membentuk sebuah lead, yaitu lead
jenis apa yang lebih tepat dipakai, gaya bahasa seperti apa yang akan dipakai di
dalam lead, dan apa yang lebih membuat pembaca tertarik untuk ditempatkan
diawal.
Pertanyaan diatas mungkin terlihat mudah, tetapi dalam kenyataannya
masih membuat penulis berita terutama pemula kesulitan. Akibatnya teras berita
menjadi tidak fokus dan tidak menggambarkan keseluruhan isi dari berita
tersebut.

J. Isi Berita dari Elemen Berita 5W+1H


Sesungguhnya sangatlah mudah untuk menulis berita cukup memakai
rumus standar berdasarkan elemen atau unsur berita yang disebut dengan istilah
”5W+1H” (who, what, when, where, why, how) atau siapa, apa, kapan, dimana,
kenapa, bagaimana.11
Berita merupakan laporan peristiwa atau catatan tentang suatu kejadian,
sudah dapat dikatakan suatu peristiwa dipastikan mengandung keenam unsur
tersebut sehingga untuk lebih memudahkan diuraikan sebagai berikut:
1. Who (siapa) artinya siapa-siapa saja yang terlibat dalam
kejadian/peristiwa, di antaranya barangkali bisa pelaku, korban, pemeran
utama, peran pengganti, figuran, orang, lembaga, organisasi, pejabat
tertentu, dan lain sebagainya;
2. What (apa) dalam suatu peristiwa apa yang telah terjadi, kejadiannya apa,
acara apa?
3. When (kapan) peristiwa/kejadiannya, daerah kajadianya, unsur waktu,
biasa ditulis dalam bentuk hari dan tanggal, misalnya, pada hari Senin
(22/4);
4. Where (dimana) kejadiannya, tempat acaranya itu di mana, unsur tempat,
biasa ditulis, misalnya, "di Depan Gedung Pengadilan Agama Manna
Jalan Raya Padangpanjang Manna" atau "di Lapangan Sekundang Manna
Bengkulu Selatan";
5. Why (kenapa) peristiwa itu terjadi demikian, terus apa penyebabnya, apa
latar belakangnya, apa tujuannya, mengapa itu dilakukan, dan
sebagainya;
6. How (bagaimana) proses kejadiannya, apa saja acaranya, siapa saja
pembicaranya jika ada, barang kali di situ ada polisi, kejadianya rusuh /
aman, kondisi cuaca diguyur hujan / terik panas, pemateri menyampaikan
apa saja, dan sebagainya.

11 Putra, R. Masri Sareb. 2006. "Teknik Menulis Berita dan Feature". Jakarta: Indeks, hlm.
38.

Page 9 of 11
Dengan demikian secara sederhana sebuah tulisan yang telah ditulis
mengandung unsur 5W+1H sehingga layak disebut berita.
Berikut beberapa contoh berita sebagai pedoman bagi yang akan menulis
berita apakah mengandung atau tidak dari elemen who, what, when, where, why,
how (siapa melakukan apa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana).
Contoh berita dari : www.merdeka.com

Mui kumpulkan 56 ormas Islam bahas Pilpres 2014


MERDEKA.COM. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan
pertemuan Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI). Pertemuan
membahas pemilu 2014 tersebut dihadiri 56 organisasi
kemasyarakatan (ormas) berbasis Islam.
"Kami membahas sikap dan pandangan umat Islam Indonesia
tentang pemilihan umum 2014, pileg, dan menyongsong
pilpres 9 Juli," terang Din Syamsuddin, Ketua Umum MUI di
kantor MUI, Jl. Proklamasi No. 51 Menteng, Jakarta Pusat,
Senin (21/4).
Din mengungkapkan keprihatinan ormas-ormas Islam atas
penyelenggaraan Pemilu 2014. Menurutnya masih terdapat
banyak pelanggaran yang terjadi.
"Kami bersyukur atas berlangsungnya pileg yang relatif aman
dan lancar. Walaupun demikian kami prihatin atas rendahnya
kualitas pemilu 2014," kata dia.
Din menilai masih marak jual beli suara dan politik uang dalam
pileg 2014. Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan distribusi surat
suara juga bermasalah.
"Kami dorong penyelenggara pemilu (KPU) agar jujur dan adil.
Mereka harus bertanggung jawab dan transparan dalam
mengawal serta melakukan penghitungan suara dari TPS
sampai pusat," pungkas dia.

Dari contoh di atas, dapat dibedah secara bersama-sama elemen


beritanya yaitu:
- Who (siapa) yang menyelenggarakan yaitu MUI;
- What (apa) acaranya yaitu mengadakan pertemuan;
- When (kapan) pelaksanaannya yaitu pada hari Senin (21/4);
- Where (dimana) tempatnya yaitu bertempat di kantor MUI , Jl.
Proklamasi No. 51 Menteng, Jakarta;
- Why (kenapa) harus diadakan yaitu membahas sikap dan pandangan
Umat Islam menghadapi Pemilu 2014;
- How (bagaimana) yaitu dihadiri 56 Ormas Islam, sehingga Ormas
Islam menyatakan keprihatinannya.

Page 10 of 11
K. Kesimpulan
Berita sebagai informasi baru dan penting mengenai suatu peristiwa,
keadaan, gagasan, atau menarik untuk diketahui masyarakat Keterampilan
menulis ditentukan kemampuan berpikir yang sistematik, logik dan dialektis, agar
karya jurnalistik memaparkan pokok persoalannya secara runtut dan sistemis
sehingga dimengerti khalayak. Dan struktur penulisan berita hendaknya piramida
terbalik. Artinya, tingkat penyajian berita diukur dari prioritas unsur penting suatu
berita dalam komposisinya. Semakin ke bawah tulian, isi atau informasi yang
disajikan semakin tidak penting.

Daftar Pustaka
Abdul Chaer, Bahasa Jurnalistik, Jakarta, Rineka Cipta, 2010.
R. Masri Sareb Putra, Teknik Menulis Berita dan Feature, Jakarta, 2006.
Luwi Ishwara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar, Jakarta: Penerbit Buku
Kompas 2005, dalam http://pelitaku.sabda.org.
http://id.wikipedia.org.
http://hafizansyari.blogspot.com.
http://www.enjangmuhaemin.com.
http://www.romelteamedia.com.
http://pelitaku.sabda.org.
http://jurnalistikpraktis.blogspot.com.
http://www.komunikasipraktis.com.

Page 11 of 11

Anda mungkin juga menyukai