Pemula
Sponsors Link
Menulis berita merupakan suatu upaya untuk bercerita, menerangkan, atau menyampaikan
informasi suatu peristiwa dalam bentuk tertulis. Dalam menulis teks berita, informasi yang
ditulis merupakan fakta bukan opini. Selain itu teks berita disusun prinsip 5W + 1H (What,
Where, When, Who, Why, How) serta mengikuti kaidah P3SPS (Pedoman Prilaku Penyiaran dan
Standar Program Siaran) yang dibuat pemerintah.
ads
Berita sudah menjadi konsumsi wajib bagi semua orang, sebab melalui berita kita bisa
mendapatkan beragai informasi, baik mengenai peristiwa terbaru maupun perkembanyannya.
Beirta bisa kita dapatkan melalui media cetak, elektronik, internet, ataupun sekedar dari mulut ke
mulut (baca juga: konvergensi media). Ragam jenis berita yang bisa kita baca juga beragam,
mulai dari berita olahraga, ekonomi, hingga politik.
Tidak semua peristiwa layak dijadikan sebagai berita. Kadangkala karna tingginya kebutuhan
akan berita, ada saja penulis berita yang mengganggap trafik sebagai yang terpenting. Dalam
menulis berita mereka lebih mementingkan bagaimana meningkatkan trafik daripada isi berita
(baca juga: nilai berita). Ini sebuah salah kaprah, karna yang perlu diperhatikan pertamakali oleh
penulis berita adalah bagaimana menulis sebuah berita yang baik, menarik, dan sesuai aturan.
Berikut ini akan Pakar Komunikasi paparkan 15 cara menulis berita sebagai panduan bagi anda.
Baca Juga:
Paradigma Komunikasi
Fotografi Jurnalistik
Jurnalistik Televisi
Karakteristik Media Penyiaran
Berita berisi peristiwa yang sifatnya aktual dan penting untuk disebarluaskan. Contoh mudahnya
misalnya peristiwa kebakaran, bencana alam, dan kejadian mendadak lainnya yang menarik
perhatian umum. Jika tidak ada, maka perlu dilakukan pencarian kegiatan-kegiatan atau
peristiwa unik yang muncul di masyarakat. Misalnya berita mengenai pejabat pemerintah yang
masuk ke pasar tradisional. Orang biasa yang naik angkutan umum tidak menarik untuk
dijadikan berita, tapi jika hal tersebut dilakukan oleh publik figure tentu layak menjadi sebuah
berita. Contoh lain misalnya berita mengenai adat istiadat di suatu daerah, dsb.
Ketika peristiwa yang akan dijadikan sebagai berita telah ditemukan, maka penulis berita perlu
mencari sumber irformasi yang yang tepat, agar isi berita akurat. Misalnya berita tentang
perampokan, maka informasi bisa didapatkan dengan melakukan wawancara dengan pihak
kepolisian terkait, saksi mata perampokan, atau warga sekitar.
baca juga:
Sponsors Link
3. Wawancara , Observasi, dan Dokumentasi
baca juga:
Bahasa Jurnalistik
Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi Gender
Etnografi Komunikasi
Komunikasi Modern
Dalam proses pencarian informasi, perlu dilakukan pencatatan hal-hal penting berkenaan dengan
berita yang akan ditulis. Pencatatan dapat dipandu dengan pertanyaan 5W1H yaitu:
Kerangka berita merupakan gambaran kasar bagaimana informasi yang telah dikumpulkan
tersebut akan diramu dalam sebuah laporan berita. Berita terdiri dari 3 unsur yaitu judul, teras,
serta kelengkapan atau penjelasan berita. Model berita yang ditulis juga bisa berupa berita
langsung, yang mengemukakan unsur 5W + 1H pada awal paragraf (biasanya alinea kesatu dan
kedua); atau juga berita tidak langsung yang mengemukakan unsur 5W + 1H pada pertengahan
hingga akhir paragraf.
Baca Juga:
Komunikasi Jurnalistik
Komunikasi Online
Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi Pemasaran
Teras berita merupakan alenia pertama sebuah berita. Teras berita sebaiknya ringkas (maks 35
kata), dan sebaiknya diawali dengan unsur “who” (siapa) dan “what” (apa). Sesuaikan struktur
penulisan dengan kaidah bahasa Indonesia yaitu SPOK: Subjek, Predikat, Objek, dan
Keterangan. Untuk berita mengenai peristiwa yang akan terjadi, unsur waktu dan tempat
biasanya ditempatkan di bagian akhir paragraf. Gunakan seminim mungkin kutipan atau
pertanyaan pada teras berita.
ads
Isi berita merupakan detail informasi yang ingin disampaikan dalam sebuah berita. Isi berita
ditulis setelah teras berita. Dalam menulis isi berita, sebaiknya susun dalam paragraf – paragraf
pendek yang berisi 3 hingga 5 kalimat saja. Usahakan pula agar setiap paragraf hanya berisi satu
ide. Paragraf yang pendek dan hanya berisi satu ide akan mendorong pembaca untuk
melanjutkan membaca serta memudahkan pembaca untuk melakukan pemindaian.
8. Penyuntingan berita
Selain kode etik jurnalistik, di Indonesia terdapat peraturan perundang-undang yang disusun oleh
pemerintah untuk mengatur prihal penyiaran di Indonesia, yaitu Pedoman Prilaku Penyiaran dan
Standar Program Siaran (P3SPS). Dalam menulis sebuah berita, penulis juga perlu
memperhatikan kaidah P3SPS tersebut.
Setelah melakukan revisi, sebaiknya baca kembali berita yang anda buat, kemudian revisi lagi,
baca lagi, dan revisi lagi berulang kali hingga benar-benar yakin bahwa berita yang anda tulis
tidak memiliki kesalahan.
baca juga:
Sesuai dengan kaidah P3SPS, konten berita yang disiarkan harus memberikan kemanfaatan dan
perlindungan terhadap publik. Konten berita dilarang mengandung hal-hal yang bersifat fitnahan,
hasutan, menyesatkan dan berisi kebohongan atau hoax. Dalam membuat dan menyebarkan
berita, harus diperhatikan agar isi berita tidak merugikan dan menimbulkan dampak negatif di
masyarakat.
P3SPS mengharuskan berita yang dibuat dan disiarkan kepada publik untuk mempertimbangkan
munculnya kemungkinan ketidaknyamanan publik, memperhatikan privasi, dan melakukan
penggolongan siaran untuk kepentingan anak (baca juga: jenis program televisi). Oleh sebab itu
dalam P3SPS juga diatur agar dalam pembuatan dan penyiarannya, dilakukan pembatasan
terhadap unsur yang bermuatan seksual, kekerasan, narkotika dan sejenisnya, perjudian, serta
tayangan bersifat supranatural, horror, dkk.
Baca Juga:
Jurnalistik Online
Perkembangan Pers Di Indonesia
Sistem Komunikasi Indonesia
Pengertian Jurnalistik Menurut Para Ahli
Dalam P3SPS program siaran, termasuk berita diwajibkan menghormati perbedaan suku, agama,
ras dan golongan. Baik itu kelompok golongan berdasarkan perbedaan budaya, usia, gender,
maupun sosial ekonomi. Dalam mewujudkan penghormatan tersebut, berita dilarang
mengandung konten yang sifatnya merendahkan, mempertentangkan atau melecehkan suku,
agama, ras dan golongan tertentu. Ketika menyiarkan berita mengenai peristiwa konflik
sekalipun, penulis berita diwajibkan untuk menjaga independensi dan netralitas dirinya.
Sponsors Link
baca juga:
Dalam penyusunan kalimat, gunakan tata bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
(SPOK). Gunakan kata ganti orang ketiga dalam menggambarkan peristiwa. Dalam
penyusunannya, lebih baik menggunakan kalimat aktif dibanding kalimat pasif. Gunakan pula
kata berpasangan yang sesuai seperti: ‘baik vs maupun’, ‘jika vs maka’, dkk.
Perhatikan penggunaan kata yang sesuai, misalnya kata ‘dia’ untuk orang biasa sedangkan untuk
orang yang dihormati gunakan kata ‘beliau’. Gunakan kata yang umum digunakan agar mudah
dipahami, dan hindari penggunaan jargon atau istilah teknis (baca juga: komunikasi non verbal).
Periksa kembali ejaan kata, bila perlu cek kamus untuk memastikan kebenarannya.
Tanda baca diperlukan untuk melakukan pemenggalan kalimat. Pastikan meletakkan tanda baca
dengan baik, yang sesuai dengan kaidah bahasa indonesia dan tidak merusak makna kalimat.
Hindari kalimat panjang (maks 16 kata), sebab susunan kalimat yang pendek akan lebih mudah
dimengerti dan enak dibaca dibanding kalimat yang panjang. Hindari penggunaan dua kata yang
sama dalam satu kalimat, dan jangan memulai kalimat dengan kata sambung seperti ‘namun’,
‘sehingga’, dkk.
Kutipan diperlukan untuk memperkuat, menegaskan atau memberi fakta dalam berita yang
ditulism sedangkan atribusi diperlukan dalam berita yang bersifat opini. Sebaiknya gunakan satu
kutipan atau atribusi dalam satu paragraf.
Tips Menulis Berita: Panduan untuk Pemula
Romel Tea Follow @romel_tea Like RomelteaMedia on Facebook
SAYA tidak tahu apakah tips menulis berita di bawah ini dipraktikkan atau tidak oleh wartawan
kita, terutama wartawan media online.
Pasalnya, berita di media online seperti ditulis "seenaknya" tanpa memperhatikan kaidah baku
jurnalistik.
Kayanya, wartawan media online hanya fokus pada indeks mesin pencari dan jumlah kunjungan
(pageviews).
Membaca berita-berita media online, terutama di bagian judul, saya punya kesan ilmu jurnalistik
sudah tidak lagi diindahkan. Judul-judul umpan klik (clickbait) kian merajalela di situs-situs
berita.
Banyak jurnalis media online membuat judul seperti membuat status di media sosial. Memang
itulah pengaruh media sosial terhadap jurnalistik.
Saya juga jadi bertanya-tanya, apakah jurusan jurnalistik masih diperlukan saat ini, saat semua
orang bisa menjadi wartawan dengan medium publikasi media sosial atau blog.
Saya posting tips menulis berita berikut ini sekadar dokumentasi sekaligus berbagi dan
"berupaya melestarikan ilmu jurnalistik", khususnya dalam hal cara menulis berita.
Tips menulis berita ini sebenarnya ada 100. Saya "ringkas" sesuai dengan konteks jurnalistik
Indonesia menjadi 47 tips menulis berita.
Jadi, tidak semua tips saya terjemahkan. Tips ini meliputi cara menulis teras berita (lead), cara
menulis isi berita (body), cara editing, dan cara penyusunan kalimat.
Tips menulis berita di bawah ini saya sadur dari "Hot 100' News Writing Tips" yang
dikompilasi oleh Sheryl Swingley dari Ball State University, Indiana, Amerika Serikat.
1. Teras berita --yaitu alinea pertama sebuah berita-- hendaknya ringkas. Maksimal 35 kata.
2. Teras berita hendaknya ditulis dalam satu atau dua kalimat saja.
3. Hindari memulai teras berita dengan unsur berita "when" (kapan) atau "where" (di mana),
kecuali keduanya merupakan unsur terpenting. Kebanyakan teras berita dimulai dengan unsur
"who" (siapa) dan "what" (apa).
Poin 3 ini sering dilanggar, khususnya di situs-situs atau media internal instansi/perusahaan.
Kita sering menemukan berita dimulai dengan: Pada hari Senin tanggal 6 Maret 2017 telah
diadakan sosialisasi program baru di Aula Kantor Kanwil Anu.
Jika merujuk pada poin 3 di atas, penulisan yang benar: Kanwil Anu mengadakan sosialisasi
program baru di Aula Kantor, Senin (6/3/2017).
Jadi, awali kalimat di alinea pertama berita dengan unsur WHO. Rumusnya: SIAPA melakukan
APA, DI MANA, KAPAN, KENAPA, BAGAIMANA.
4. Hindari mengawali teras berita dengan “there” (ada) atau “this” (ini).
5. Dalam teras berita tentang peristiwa yang akan terjadi, unsur waktu, hari (tanggal), dan tempat
biasanya ditempatkan di akhir paragraf.
6. Dalam teras berita tentang peristiwa yang sudah lalu, hari (tanggal) kejadian biasanya muncul
sebelum atau sesudah kata kerja (verb). Kadang-kadang hari (tanggal) ditulis di akhir awal
kalimat pertama atau paragraf, jika teras beritanya hanya satu kalimat.
Poin 5 dan 6 di atas sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia dalam penulisan kalimat:
SPOK. Subjek, Predikat, Objek, Keterangan (Waktu & Tempat).
9. Tulis isi berita (detail setelah teras) dalam paragraf pendek. Maksimum 60 kata atau kurang
dari 10 baris.
10. Paragraf yang terdiri dari satu sampai tiga kalimat lebih disukai pembaca.
11. Tiap paragraf hanya berisi satu ide.
12. Ingat, paragraf pendek mendorong pembaca untuk melanjutkan membaca.
Poin 9-12 ini kian penting dalam penulisan naskah berita di media online agar ramah mudah
dipindai (scannable) dan ramah pengguna/pembaca (user friendly).
Penggunaan atau penilisan kata bahwa termasuk melanggar kaidah bahasa jurnalistik. Kata
"bahwa" (that) tidak diperlukan agar hemat kata (ringkas).
Misalnya, Bupati mengatakan bahwa banjir disebabkan hujan. Ubah menjadi: Bupati
mengatakan banjir disebabkan hujan.
14. Untuk berita “past event” (peristiwa yang sudah terjadi), tulis “Jumat”, BUKAN “Jumat
lalu”. Untuk “future event” (peristiwa yang akan terjadi), tulis “Jumat”, BUKAN “Jumat depan”
atau “Jumat mendatang”.
Poin 14 ini sering dilanggar wartawan. Sangat sering kita menemukan, misalnya, digelar 5
Maret lalu atau diselenggarakan 12 Maret mendatang.
15. Hilangkan kata-kata seperti "ketika ditanya" dan "menyimpulkan". Ini transisi yang lemah.
Langsung laporkan/tuliskan saja yang dikatakan narasumber.
16. Selalu periksa (double-check) ejaan nama. Jangan salah menulis nama!
17. Periksa angka.
18. Pastikan kata "hanya" ditempatkan dengan benar dalam sebuah kalimat. Penulisan kata
"hanya" bisa mengubah makna kalimat.
Satu kata dalam berita bisa mengubah makna sekaligus melangar kode etik jurnalistik poin
"tidak mencampurkan opini dan fakta". Kata "hanya" termasuk opini.
19. Tulis. Tulis ulang. Revisi. Tulisa ulang. Revisi. Edit. Revisi. Edit. Edit. Jangan langsung
publikasi atau kirim ke editor setelah selesai menulis berita. Versi pertama naskah berita TIDAK
cukup langsung naik cetak (publikasi).
Ada ungkapan: tidak ada tulisan hebat, hanya penulisan ulang yang hebat (there is no great
writing, only great rewriting).
20. Baca naskah berita dengan keras untuk “menangkap” konstruksi kalimat yang tidak logis.
21. Gunakan kata ganti “mereka” untuk merujuk pada sebuah tim atau grup.
22. Pastikan kata kerja atau frasa lainnya "paralel" atau sama dalam struktur ketika muncul
dalam cerita atau daftar.
Contoh: Dia suka berkebun, memancing, dan berburu. Api menewaskan sedikitnya 12 orang,
melukai 60 lainnya, dan memaksa puluhan warga melompat dari jendela.
23. Gunakan kata ganti orang ketiga (ia, dia, mereka). Sangat langka menggunakan kata ganti
orang pertama (saya, Anda). Jangan pula menulis kata “beliau”, tulis “ia”.
Kata “beliau” biasanya hanya digunakan untik kata ganti para nabi, khususnya Nabi
Muhammad Saw .
24. Gunakan “kata berpasangan” dengan baik: “baik… maupun…”, “jika…. maka…”.
Contoh: “Baik pihak perusahaan maupun karyawan datang” (sebaiknya sih, lebih hemat begini:
“Pihak perusahaan dan karyawan datang”.
25. Gunakan kalimat aktif, bukan kalimat pasif. “Pemerintah menaikkan harga BBM”, bukan
“Harga BBM dinaikkan pemerintah”. “Majelis Taklim mengadakan pengajian”, bukan
“Pengajian diadakan Majelis Taklim”.
26. Jika ragu-ragu, tinggalkan (When in doubt, leave it out). Informasi yang meragukan, apalagi
tidak dapat dikonfirmasi, tinggalkan --jangan diberitakan.
27. Hindari kata-kata vulgar, cabul, kasar, berbau SARA (menyinggung suku, agama, ras,
antargolongan), dan stereotip.
31. Gunakan koma setelah “menurut…”. Misalnya, “Menurutnya, korupsi terjadi karena
keserakahan”.
32. Tidak ada koma di antara waktu, tanggal, dan tempat. Kecelakaan itu terjadi pukul 04:32
WIB Senin (21/6) di Tel Aviv.
Kutipan berfungsi sebagai penguat, penegas, atau fakta. Dalam berita radio dikenal dengan
istilah soundbait. Di berita televisi disebut clip.
35. Atribusi diperlukan dalam berita opini –keterangan pemerintah, pendapat ahli, atau ucapan
narasumber. Atribusi juga diperlukan dalam kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
36. "Kata" adalah kata terbaik untuk atribusi. Kata lain dapat digunakan, tetapi harus secara
akurat, mewakili bagaimana sesuatu dikatakan.
“Partai korup harus dihukum,” kata pengamat politik. “Tapi apakah rakyat suka menghukum?”
imbuhnya.
Di akhir kutipan langsung, kata-kata yang biasa digunakan a.l. katanya, ucapnya, ujarnya,
tandasnya, tambahnya, imbuhnya, pungkasnya.
37. Hindari menggunakan kata yang sama dua kali dalam kalimat.
38. Jumlah optimum kata yang digunakan dalam sebuah kalimat adalah 14 sampai 16 kata. Rata-
rata pembaca tidak bisa memahami kalimat dengan lebih dari 40 kata.
39. Ubah satu kalimat panjang menjadi dua atau tiga kalimat yang lebih pendek. Prinsipnya,
lebih baik banyak kalimat tapi pendek-pendek daripada satu kalimat panjang.
40. Jika kalimat panjang harus digunakan, tempatkan kalimat pendek sebelum dan sesudahnya.
41. Jangan memulai atau mengakhiri kalimat dengan kata "namun". Kata “namun” ditempatkan
“dalam” sebuah kalimat –karena ia “kata sambung”.
44. Gunakan kata-kata sederhana --umum dan mudah dipahami. Jangan pernah memaksa
pembaca buka kamus.
45. Hindari jargon atau istilah teknis (ilmiah) kecuali 95 persen atau lebih pembaca akan
memahaminya. Jika jargon teknis digunakan dan tidak akan dipahami oleh mayoritas pembaca,
pastikan jelaskan setiap istilah yang digunakan.
46. Jangan pernah katakan "kemarin" atau "besok" tanpa disertai tanggal agar tidak
membingungkan pembaca, kecuali untuk berita radio dan televisi.
47. Kadang-kadang informasi tidak dapat diverifikasi. Jika ada keraguan tentang nama
seseorang, tulis "polisi mengidentifikasi orang itu sebagai John Smith" atau “dia menyebutkan
namanya John Smith".
Apakah yang menjadi berita hangat akhir-akhir ini di Indonesia? Rapat Paripurna DPR yang
telah mengesahkan RUU Pemilu menjadi UU Pemilu yang diwarnai dengan aksi walk out
beberapa anggota DPR? Atau tewasnya vokalis Linkin’ Park akibat bunuh diri? Atau
meninggalnya pendukung Persib akibat penganiayaan? Semua berita yang berasal dari dalam
negeri maupun luar negeri kini dapat dengan mudah kita temui melalui berbagai media. Tidak
hanya media massa cetak seperti surat kabar, melainkan juga media massa elektronik seperti
radio dan televisi serta media online lainnya yang menyiarkan ketiga berita di atas.
ads
Baca juga :
Berita-berita yang disajikan melalui surat kabar, radio, televisi, dan media online tentunya tidak
dikemas dengan sembarangan. Para jurnalis dituntut untuk mengetahui serta memahami kaidah-
kaidah yang berlaku dalam penulisan berita secara umum. Selain itu, masing-masing organisasi
media massa memiliki gaya tersendiri dalam menulis berita namun dengan tetap mengacu pada
kaidah-kaidah yang berlaku secara universal. Itulah sebabnya, jika kita cermati, gaya penulisan
Kompas akan berbeda dengan gaya penulisan Pikiran Rakyat misalnya.
Baca juga :
Menulis berita dengan baik adalah sangat penting dalam kegiatan jurnalistik. Jika jurnalis tidak
bisa menulis berita dengan baik maka berbagai berita penting, kisah-kisah yang menarik, analisis
mendalam, ulasan pendapat, dan kabar gosip tidak akan mampu menjangkau khalayak sasaran.
Menulis merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Karena dengan menulis, kita belajar
untuk menemukan dan menggunakan kata-kata yang tepat, menyatukannya ke dalam sebuah
kalimat, dan membentuk sebuah paragraf yang dapat memberikan makna bagi khalayak
pendengar atau pembaca. Tulisan yang baik akan mendatangkan umpan balik yang positif dari
editor, pembaca, dan lain-lain.
Bagaimana tata cara penulisan berita yang baik? Sebelum membahasnya, kita pahami terlebih
dahulu apa itu berita.
Pengertian Berita
Banyak sekali pengertian berita yang telah dirumuskan oleh ahli. Beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online – Berita atau kabar adalah cerita atau
keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Berita juga berarti laporan,
pemberitahuan, atau pengumuman.
2. Dictionary of Media – Berita adalah laporan dari kejadian atau peristiwa yang baru saja
terjadi dalam sebuah surat kabar, televisi, radio, atau laman.
3. Dictionary of Mass Communication and Media Research – Berita adalah laporan dari
suatu kejadian atau peristiwa yang baru saja terjadi atau laporan yang muncul di media
massa.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa istilah berita atau news dalam bahasa Inggris merujuk
pada 4 (empat) arah mata angin, yaitu North, East, West, dan South. Hal ini mungkin diciptakan
untuk membedakan antara diseminasi informasi secara kasual dan usaha yang disengaja untuk
mengumpulkan berita.
Baca juga :
Menurut David Demers (2005 : 210), berita dapat dibedakan ke dalam dua macam yaitu “hard
news” dan “soft news”.
Hard news merujuk pada pelaporan berita tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi
misalnya berita-berita politik dan kriminal. Umumnya, hard news mencakup berita-berita
terbaru yang ditulis dengan gaya piramida terbalik.
Soft news merujuk pada pelaporan berita yang terkait dengan tema human interest atau
profil seseorang.
Baca juga:
Sponsors Link
1. Formula Berita
Umumnya, terdapat dua macam formula dalam pendekatan tradisional penulisan berita yaitu
formula berita Enam Pertanyaan Rudyard Kipling dan formula berita piramida terbalik.
Suatu berita terdiri dari dua bagian, yaitu teras berita dan tubuh berita. Teras berita atau
pengantar berita atau intro merupakan bagian terpenting dari suatu berita. Karenanya harus
ditulis dengan singkat, padat, dan jelas. Biasanya, dalam teras berita menjawab pertanyaan
WHO – WHAT – WHERE – WHEN – WHY – HOW atau dikenal dengan 5W+1H. Contoh
penulisan teras berita adalah sebagai berikut :
Seorang penjambret (WHO) berhasil melarikan diri (WHAT) dengan menggunakan sepeda
motor (HOW) setelah menggasak dompet Meong (WHY) saat sedang belanja kue di pasar
(WHERE), kemarin (WHEN).
Masing-masing media berita atau kantor berita memiliki aturan tersendiri dalam menulis teras
berita. Karena masing-masing memiliki alasan tersendiri mengenai unsur apa yang harus
ditonjolkan dalam sebuah teras berita. Para jurnalis hendaknya mengenali gaya penulisan teras
berita dari berbagai media. Namun pada umumnya, teras berita mengandung dan menjawab
keenam pertanyaan di atas.
Baca juga :
B. Piramida Terbalik
Berita yang ditulis pada umumnya disusun dalam bentuk piramida terbalik. Tujuan penulisan
berita dalam bentuk piramida terbalik adalah untuk memperlihatkan apa yang menjadi bagian
terpenting dalam sebuah berita. Dalam piramida terbalik, pada teras berita berisi intisari
infromasi yang sangat penting yang mencakup 5W+1H. Selanjutnya, pada bagian tubuh berita
berisi informasi yang berupa fakta-fakta dan penjelasan rinci yang mendukung. Kemudian, pada
bagian penutup, berisi informasi yang kurang penting.
Dengan demikian, penulisan berita dalam bentuk piramida terbalik memiliki karakteristik
sebagaii berikut :
Keuntungan menulis berita dalam bentuk piramida terbalik adalah sebagai berikut :
Adapun kekurangan menulis berita dalam bentuk piramida terbalik adalah sebagai berikut :
Baca juga :
Komunikasi Online
Akulturasi Komunikasi Antar Budaya
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
2. Teras Berita
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan teras berita atau leads
adalah pembuka atau pengantar berita yang berisi intisari dari informasi yang sangat penting.
Tujuan penulisan teras berita adalah untuk menarik perhatian khalayak. Umumnya teras berita
ditulis dengan singkat, padat, dan jelas dalam satu atau dua paragraf.
ads
Dalam buku Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, Rosihan Anwar (1984 : 131-133) memaparkan
asal mula disepakatinya pedoman penulisan teras berita. Pada Karya Penulisan Wartawan XIII
PWI Pusat yang diselenggarakan pada tanggal 10 – 15 Oktober 1977, disepakati sepuluh
pedoman penulisan teras berita, yaitu :
1. Teras berita menempati alenia pertama dan harus mencerminkan pokok terpenting berita.
Teras berita umumnya terdiri dari satu kalimat dan kurang dari tiga kalimat.
2. Teras berita yang mengikuti kaidah Bahasa Indonesia umumnya terdiri dari 30 – 45
perkataan. Jika teras berita disajikan dengan singkat atau kurang dari 25 perkataan, maka
teras berita akan menjadi lebih baik.
3. Teras berita ditulis dengan singkat agar :
o Mudah ditangkap dan cepat dimengerti, mudah diucapkan depan radio dan
televisi, dan mudah diingat
o Kalimat-kalimat disusun secara singkat dan sederhana, dengan tetap
mengindahkan bahasa baku serta ekonomi bahasa sehingga menjauhkan kata-kata
mubazir.
o Jelas melaksanakan ketentuan “satu gagasan dalam satu kalimat”.
o Tidak sekaligus memuat semua unsur 5W+1H atau 3A dan 3M yaitu “APA –
SIAPA – MENGAPA – BILAMANA – DI MANA – BAGAIMANA”.
o Dibolehkan memuat lebih dari satu unsur daripada 3A – 3M.
4. Hal-hal yang tidak begitu mendesak, namun berfungsi sebagai penambah atau pelengkap
keterangan, hendaknya dimuat dalam badan berita.
5. Teras berita sebaiknya mengutamakan unsur APA. Unsur APA diberikan dalam
ungkapan kalimat yang sesingkat mungkin yang menyimpulkan atau mengintisarikan
kejadian yang diberitakan.
6. Teras berita juga dapat dimulai dengan unsur SIAPA, karena hal ini selalu menarik
perhatian manusia. Jika unsur SIAPA tidak terlalu menonjol, maka sebaiknya ia tidak
dipakai dalam permulaan berita.
7. Teras berita jarang menggunakan unsur BILAMANA pada permulaannya. Sebab unsur
waktu jarang merupakan bagian yang menonjol dalam suatu kejadian. Unsur waktu hanya
dipakai sebagai permulaan teras berita, jika memang unsur itu bermakna khusus dalam
berita itu.
8. Urutan unsur dalam teras berita sebaiknya unsur TEMPAT dulu, kemudian disusul oleh
unsur WAKTU.
9. Unsur BAGAIMANA dan unsur MENGAPA diuraikan dalam badan berita, jadi tidak
dalam teras berita.
10. Teras berita dapat dimulai dengan kutipan pernyataan seseorang asalkan kutipan itu
bukan merupakan suatu kalimat yang panjang. Dalam alenia berikutnya, hendaknya
segera ditulis nama orang itu dan tempat serta kesempatan dia membuat pernyataan.
Baca juga :
Teori Pers
Fungsi Pers
Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi
Jenis Program Televisi
Komunikasi Pemerintahan – Komunikasi Pembelajaran
Baca juga :
Analisis Framing
Model Analisis Framing Robert N. Entman
Komunikasi Gender
Metode Penelitian Komunikasi
Literasi Media
3. Kepala Berita
Menurut Rosihan Anwar dalam bukunya Bahasa Jurnalistik dan Komposisi (1984 : 85-87),
kepala berita memiliki karakteristik sendiri yaitu :
Sponsors Link
1. Kepala berita umumnya ditulis dengan menghilangkan bentuk awalan atau imbuhan atau
prefix. Contoh kepala berita yang sering kita baca melalui surat kabar adalah :
“Tantowi/Lilyana Raih Emas Pertama”. Penghilangan imbuhan dimaksudkan agar berita
yang kit abaca menjadi lebih hidup.
2. Kepala berita harus menceritakan intisari berita dalam bahasa yang ringkas dan padat.
3. Kepala berita harus ditulis dalam bentuk kalimat aktif.
4. Kepala berita secara ketat harus membatasi diri pada fakta-fakta dalam berita atau dalam
cerita. Segala sesuatu yang yang bersifat pendapat atau opini, komentar atau ulasan, harus
dibuang dari kepala berita.
5. Penulisan kepala berita menggunakan kata-kata sederhana yang mengandung kata kerja
aktif.
6. Dalam penulisan kepala berita hendaknya tetap mengindahkan tata bahasa Indonesia
yang baku.
Baca juga:
Mempelajari teknik penulisan berita tentunya memberikan manfaat bagi siapa saja yang tertarik
atau telah berkecimpung dalam dunia jurnalistik. Berbagai manfaat yang dapat kita peroleh
adalah :
Demikianlah ulasan singkat tentang Teknik Penulisan berita yang meliputi pengertian berita,
formula berita, teras berita, dan kepala berita. Semoga dapat memberikan setitik tambahan
pengetahuan dan wawasan dalam ilmu komunikasi khususnya jurnalistik.