Anda di halaman 1dari 6

KARYA JURNALISTIK : BERITA

Berita (news) adalah sajian utama sebuah media massa di samping views (opini).
Mencari bahan berita kemudian menyusunnya merupakan tugas pokok wartawan dan bagian
redaksi sebuah penerbitan pers (media massa). (Romli, 2014 : 3)
Tidak ada rumusan tunggal mengenai pengertian berita. Bahkan, “News is difficult to
define, because it involves many variabel factors,” kata Earl English dan Clrarence Hach.
Berita sulit didefinisikan, sebab ia mencakup banyak faktor variabel. “Berita lebih mudah
dikenali daripada diberi batasannya,” menurut Irving Resenthall dan Marton Yarmen. (Romli,
2014 :3)
Namun demikian, banyak pakar komunikasi yang mencoba merumuskan definisi-
definisi berita, dengan penekanan yang berbeda terhadap unsur-unsur yang dikandung oleh
sebuah berita. Nothclife misalnya, menekankan pengertian berita pada unsur “keanehan” atau
“ketidaklaziman” sehingga mampu menarik perhatian dan rasa ingin tahu (curiosity). Ia
mengatakan, “jika seekor anjing menggigit orang itu bukanlah berita. Tetapi jika orang
menggigit anjing itulah berita” (If a dog bites a man, it is not news. But if man bites a dog is
news). (Romli, 2014 : 4)
Kita boleh sepakat serta tidak sepakat terhadap pandangan Nothclife tersebut. Karena
jika yang digigit anjing itu adalah orang terkenal misalnya artis populer atau seorang kepala
negara, maka berita tersebut merupakan berita yang menarik. Kesimpulannya adalah “kita
menerima penekanan bahwa berita yang baik dan yang layak dicari antara lain adalah yang
mengandung unsur “keanehan” itu sendiri. Sehingga berita yang kita buat bisa dibaca orang
lain”. (Romli, 2014 : 4)
Micthel V. Charnley mengemukakan pengertian berita yang lebih lengkap dan untuk
keperluan praktis yang layak kita jadikan acuan. Ia mengatakan “Berita adalah laporan
tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian
besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka”. (Romli, 2014 : 5)
Dari definisi-definisi diatas, kita dapat melihat terdapat empat unsur yang harus
dipenuhi oleh sebuah berita yang sekaligus menjadi “karakteristik utama” sebuah berita dapat
dipublikasikan di media massa atau yang biasa disebut layak muat. Keempat unsur inilah
yang dikenal dengan nilai-nilai berita (news values) atau nilai-nilai jurnalistik. (Romli, 2014 :
5)
1. Cepat, yakni aktual atau ketepatan waktu. Dalam unsur ini terkandungmakna harfiah
berita (news). “Tulisan jurnalistik,” kata Al Hester, “adalah tulisan yang memberi
pembaca pemahaman atau informasi yang tidak ia ketahui sebelumnya.”
2. Nyata (faktual), yakni informasi tentang sebuah fakta (fact), bukan fiksi atau
karangan. Fakta dalam dunia jurnalistik terdiri dari kejadian nyata (real event), pendapat
(opinion), dan pernyataan (statement) sumber berita. Dalam unsur ini terkandung pula
pengertian sebuah berita harus merupakan informasi tentang sesuatu dengan keadaan
sebenarnya atau laporan mengenai fakta sebagaimana adanya. “Seorang wartawan harus
menulis apa yang benar saja,” ujar M.L. Stein (1993:26), seraya mengingatkan “jangan
sekali-kali ia mengubah fakta untuk memuaskan hati seseorang atau suatu golongan.
Jikasumber anda dapat dipercaya itulah yang paling penting.”
3. Penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak. Misalnya peristiwa yang
akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat secara luas, atau dinilai perlu untuk
diketahui dan diinformasikan kepada orang banyak seperti kebijakan baru pemerintah,
kenaikan harga, dan sebagainya.
4. Menarik, artinya mengundang orang untuk membaca berita yang kita tulis. Berita
yang biasanya menarik perhatian pembaca, disamping yang aktual dan faktual serta
menyangkut kepentingan orang banyak juga berita yang bersifat menghibur (lucu),
mengandung keganjilan atau keanehan, atau berita “human interest” (menyentuh emosi,
menggugah perasaan). (Romli, 2014 : 5-6)
Secara ringkas dapat diambil kesimpulan bahwa berita merupakan laporan peristiwa
yang telah memenuhi keempat unsur tersebut, karena tidak semua peristiwa yang terjadi
layak dilaporkan atau diinformasikan. Dengan demikian seorang wartawan hendaknya
mampu membedakan mana peristiwa yang mempunyai nilai berita dan mana yang tidak
mengandung unsur-unsur nilai berita. (Romli, 2014 : 6-7)
 Unsur-unsur berita tersebut dikenal dengan 5W+1H, meliputi :
1. What : Apa yang terjadi?
2. Where : Dimana hal itu terjadi?
3. When : Kapan peristiwa itu terjadi?
4. Who : Siapa yang terlibat dalam kejadian itu?
5. Why : Kenapa hal itu terjadi?
6. How : Bagaimana peristiwa itu terjadi? (Romli, 2014 : 10)
 Sedangkan jenis-jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik antara lain adalah
sebagai berikut:
 Straight News : berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas.
Sebagian besar halaman depan surat kabar atau yang menjadi berita utama
(headline) merupakan berita jenis ini.
 Depth News : berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal
yang ada di bawah suatu permukaan.
 Investigation News : berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau
penyelidikan dari berbagai sumber
 Interpretative News : berita yang dikembangkan dengan pendapat atau
penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan
 Opinion News : berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para
cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi
poleksosbudhankam, dan sebagainya.
(Romli, 2014 : 11-12)
 Kemudian struktur berita yang lengkap adalah seperti yang tertulis dibawah ini :
1. Judul (head)
Judul adalah hal yang sangat penting di dalam teks berita, karena mewakili keseluruhan
isinya. Dalam teks berita, judul biasanya termuat tentang kejadian yang disampaikan. Oleh
sebab itu, judul harus dibuat semenarik mungkin supaya menarik perhatian untuk membaca
berita tersebut.
2. Dateline, yakni tempat atau waktu berita itu diperoleh dan disusun.
3. Teras berita (Lead)
Teras adalah bagian yang tak kalah penting di dalam sebuah teks berita. Di dalam teras berita
terangkum inti dan keseluruhan isi berita. Setiap lead juga mesti ditulis semenarik mungkin
supaya pembaca bisa melihat lebih lanjut isi berita.
4. Isi berita (Body)
Tubuh berita merupakan kelanjutan isi berita yang dapat memberitahu secara rinci tentang
keseluruhan peristiwa atau informasi yang diberitakan. Di dalam teks berita, harus
menyajikan berita yang bersifat aktual dan umum. (Romli, 2014 : 13)
 Kaidah Kebahasaan Teks Berita
Selain memiliki beragam jenis, tata bahasa atau kaidah kebahasaan di dalam teks berita juga
bersifat khas. Artinya, jenis tata bahasa yang digunakan tidak akan dijumpai di dalam teks
jenis lainnya. Meskipun beberapa kaidah mungkin juga bisa ditemukan di teks lain, namun
tidak sepenuhnya sama.
Adapun kaidah kebahasaan dalam penulisan paragraf berita yang memaparkan suatu
peristiwa adalah:
1. Menggunakan Verba Transitif
Kaidah yang pertama dari teks berita adalah penggunaan verba transitif. Yakni jenis kata
kerja yang bentuknya bisa diubah antara pasif dan aktif. Sehingga saat ditulis dalam bentuk
pasif maka bisa diubah ke bentuk aktif, begitu juga sebaliknya.
2. Memakai Verba Pewarta
Berikutnya adalah penggunaan verba pewarta, yakni kata kerja yang menunjukan adanya
suatu percakapan. Misalnya penggunaan kata kerja: ujar, disampaikan oleh, tutur, pungkas,
gagas, dan lain sebagainya.
3. Menggunakan Adverbia
Paragraf berita juga menggunakan adverbia, yakni kata yang menunjukan keterangan tempat,
waktu, suasana, dan juga cara.
4. Menggunakan Konjungsi
Paragraf berita juga menggunakan konjungsi atau kata hubung seperti kata dan, atau, lalu,
kemudian, serta, dan lain-lain.
5. Memakai Kutipan Langsung dan Tidak Langsung
Dalam penulisan teks berita juga menggunakan kutipan langsung maupun tidak langsung.
Kutipan langsung diapit oleh tanda petik dan kutipan tidak langsung tanpa tanda petik yang
diungkapkan kembali oleh penulis dengan bahasa sendiri. Kutipan ini digunakan untuk
menyampaikan hasil wawancara dengan narasumber.
6. Menggunakan Bahasa Baku, Netral, dan Objektif
Bahasa yang digunakan dalam penyusunan paragraf berita adalah bahasa baku. Selain itu
juga dibuat singkat, padat, lugas, jelas, dan komunikatif.
7. Menggunakan Bahasa Denotatif
Bahasa yang digunakan dalam penyusunan teks berisi berita juga memakai bahasa denotatif
atau memiliki makna sebenarnya. Sehingga tidak boleh memakai kata yang nantinya menjadi
ambigu dan menimbulkan kesalahpahaman.
 Contoh Berita:
KOMPAS.com - Jumat (11/12/2020)
JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman
menyebut kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi merupakan strategi
yang bersifat tambahan atau pelengkap dalam penanganan pandemi Covid-19.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menurut dia, harus melakukan tes dan pelacakan,
lalu dilanjutkan dengan isolasi dan karantina mandiri. "Itu (tes dan pelacakan) adalah strategi
utama," ucap Dicky kepada Kompas.com, Selasa (8/12/2020).
Strategi tersebut harus dioptimalkan. Sebab jika tidak, maka akan ada PSBB
berulang-ulang yang tidak diketahui kapan berakhirnya. Dicky menyebut pandemi di Jakarta
juga dipengaruhi oleh daerah penyangga, yakni Jawa Barat dan Banten. Pengendalian
pandemi di kedua wilayah itu juga disebut belum optimal.
Tentunya, kondisi pandemi di daerah penyangga akan memengaruhi situasi
pengendalian Covid-19 di Ibu Kota apabila tidak ada pengendalian di perbatasan. "Dan ini
akan terus terjadi selama pengendalian ini tidak dilakukan secara setara dan merata di
berbagai wilayah terutama yang ada dalam satu pulau," ucap Dicky.
Pada akhirnya, Dicky mengatakan, pengendalian pandemi harus dilakukan dengan
sinergi dan kerja sama antar daerah baik tingkat provinsi maupun kabupatan atau kota. Kerja
sama ini harus difasilitas pula oleh Pemerintah Pusat. "Ini yang harus dilakukan perubahan
dan sampai saat ini belum ada perubahan itu," tutur Dicky.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, penambahan kasus positif di Jakarta per Selasa
(8/12/2020) sebanyak 1.174 kasus. Dengan demikian, kumulatif kasus positif Covid-19 di Ibu
Kota yang terkonfirmasi sampai hari ini menjadi 146.601 kasus.
Dari jumlah tersebut, diketahui 132.248 orang telah dinyatakan sembuh dengan
tingkat kesembuhan mencapai 90,2 persen. Sementara sebanyak 2.842 orang meninggal
dunia dengan tingkat kematian sebesar 1,9 persen.
Dwi mengatakan, persentase ini lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
nasional yang mencapai 3,1 persen. Adapun jumlah kasus aktif di Ibu Kota kini turun
sebanyak 22, sehingga jumlah orang yang masih dirawat atau menjalani isolasi mandiri kini
menjadi 11.511 orang.
 Komentar kami terhadap penggunaan Bahasa Indonesia pada contoh berita
Setelah kami membaca dan menganalisis contoh karya jirnalistik yang kami pilih yaitu berita.
Kami dapat menyimpulkan bahwa penggunaan bahasa indonesia pada contoh di atas menurut
kami sudah cukup bagus. Alasan yaitu :
1. Menurut kami berita di atas sudah hampir sesuai dengan ciri khas berita , yaitu
menggunakan bahasa yang lugas dan sistematika penulisan yang berpedoman kepada
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
2. Penempaan tanda baca seperti titik (.), koma (,), tanda petik (“…”), tanda kurung
((…)), tanda garis miring (/), dan tanda baca lainnya menurut kami sudah sesuai
tempatnya. Contohnya pada kalimat "Itu (tes dan pelacakan) adalah strategi utama,"
ucap Dicky kepada Kompas.com, Selasa (8/12/2020). Pada kalimat ini penggunaan
tanda kurung sudah sesuai dengan fungsinya yaitu tanda kurung digunakan untuk
mengapit tambahan keterangan atau penjelasan (PUEBI, 2016: 54). Pada kalimat di
atas kata dalam kurung yaitu ” tes dan pelacakan” bertujuan untuk menjelaskan kata
“itu”.
3. Menurut kami penggunaan huruf kapitan dalam berita tersebut sudah baik dan benar.
Penggunaan huruf kapital yang benar yaitu sebagai berikut :
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang termasuk
julukan
 Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab
suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk
gelar akademik yang mengikuti nama orang
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari
besar atau hari raya
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan,
organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang,
dan untuk
4. Setelah kami membaca berita tersebut dengan teliti kami menemukan beberapa
penulisan bahasa indonesia yang salah atau kurang dalam penulisannya. Contohnya
yaitu pada kalimat “Kerja sama ini harus difasilitas pula oleh Pemerintah Pusat”. Pada
kalimat ini terdapat kata yang salah atau kurang dalam penulisannya yaitu kata
“difasilitas” yang menurut kami seharusnya “difasilitasi”.
Sumber : http://eprints.umpo.ac.id/4219/3/BAB%20II.pdf
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/16/165940169/contoh-teks-
berita-tentang-covid-19-dan-unsur-unsurnya?page=all

Anda mungkin juga menyukai