Anda di halaman 1dari 22

BAB 1 (Berita Seputar Indonesia)

Berita adalah sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang menambah wawasan.
Siapapun yang bisa menguasai berita, maka dialah orang yang akan menguasai dunia.
Memang tidak bisa dipungkiri lagi jika berita bisa tersebar dengan cepat, apalagi
dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini. 

Sebelum membuat berita, kamu harus terlebih dahulu paham mengenai struktur dan
kaidah teks berita. Hal ini dimaksudkan supaya teks berita dapat dicerna dengan baik
oleh masyarakat dan tidak menimbulkan multitafsir. Sehingga ujung ujungnya menuju
ke berita hoax.

A. Menentukan Unsur Unsur Berita

1. Unsur unsur Berita

5W + 1H yaitu :

 What (Apa)

 Who (siapa)

 Where (dimana)

 When (kapan)

 Why (mengapa)

 How (Bagaimana)

Dapat disingkat ADIKSIMBA dalam mengingat Apa, DImana, SIapa, Mengapa, dan


BAgaimana.

Unsur unsur berita juga bisa dijadikan pertanyaan. Pertanyaan pertanyaan ini nantinya
akan menjawab apa saja isi utama dari sebuah berita. Pertanyaan pertanyaan yang
diajukan juga tidak jauh dengan 5 W + 1 H. Pertanyaan pertanyaan meliputi:

Peristiwa apa yang terjadi? Padatnya Pelabuhan Merak.

Siapa yang mengalami peristiwa itu? Truk truk pengangkut barang non sembako.

Di mana peristiwa itu terjadi? Di Pelabuhan Penyeberangan Merak.

Kapan peristiwa itu terjadi? Sepuluh hari menjelang Lebaran, Sabtu, (15/11).
Mengapa peristiwa itu terjadi? Adanya larangan melintas bagi truk non sembako pada
21–25 November.

Bagaimana proses terjadinya peristiwa? Proses tersebut menyebabkan antrean truk di


pintu masuk kapal.

B. Meringkas dan Menyimpulkan Berita

1. Langkah langkah meringkas berita :

 Mendengarkan atau membaca berita

 Mencatat pokok pokoknya (5 W + 1 H)

 Menyampaikan kembali secara lengkap dan ringkas.

2. Penyimpulan Isi Berita

Kesimpulan  kata kata akhir dari suatu uraian. Di dalam kesimpulan harus memuat unsur
unsur berita dengan rumusan lebih ringkas. Dengan demikian, kesimpulan tentang isi
berita harus memanfaatkan ringkasan kita sebelumnya terhadap pokok pokok informasi.
Jadi di dalam meringkas berita, harus berpatokan pada ADIKSIMBA atau 5 W 1 H.

Apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana inilah yang nantinya akan
menghasilkan sebuah kesimpulan berita.

3. Tanggapan terhadap Isi Berita

Tanggapan adalah sambutan terhadap suatu ucapan. Isinya bisa berupa kritik atau
komentar. Berkaitan dengan pemberitaan, aspek yang ditanggapi bisa berkenaan
dengan isi beritanya itu sendiri (kebenaran dan kelengkapan) dan kebahasaannya
(penggunaan kalimat dan pilihan kata). 

Contoh dari tanggapan terhadap isi berita

Contoh: Informasi yang disampaikan berita tadi malam masih diragukan kebenarannya.
Setelah saya cross check dengan berita dari sumber lainnya ada yang berbeda, terutama
di dalam penyampaian informasi jumlah korban. Jumlah korban tidak sebanyak dengan
yang diinformasikan dalam berita itu.

Contoh dari tanggapan terhadap bahasa berita

Bahasa yang disampaikan berita itu cukup jelas. Sebagai pendengar, mudah untuk
memahami informasi yang disampaikan penyampai berita.
C. Menemukan Struktur dan Kaidah Berita

1. Struktur Berita

Berdasarkan struktur atau susunannya, teks teks tersebut dapat kita kelompokkan ke
dalam dua bagian, yakni berupa informasi yang penting dan informasi yang tidak
penting.

Informasi penting disebut juga pokok pokok informasi atau unsur unsur berita (utama).
Dalam ilmu jurnalistik atau ilmu persuratkabaran, pokok pokok informasi terangkum
dalam rumus 5 W + 1 H.

Bagian ini disimpan pada bagian kepala berita (lead) dan tubuh berita. Adapun susunan
dari unsur unsur berita itu bisa variatif, misalnya ada yang didahului dengan penyajian
“apa”, ada pula yang diawali dengan “kapan”. 

Apa (what) peristiwanya?

Siapa (who) yang mengalami peristiwa itu?

Di mana (where) terjadinya peristiwa itu?

Kapan (when) terjadinya peristiwa itu?

Mengapa (why) peristiwa itu terjadi?

Baimana (how) proses peristiwanya?

Informasi yang kurang penting yang lazim disebut pula uraian atau ekor berita. Bagian
ekor berada setelah kepala atau tubuh berita. Ekor berita yang dimaksudkan berupa
sejarah letusan Gunung Slamet serta informasi tentang banyak letusan. Bagian ini tidak
memiliki kaitan langsung dengan judul beritanya.

Dengan struktur penyajian yang semacam itulah, susunan informasi di dalam suatu
pemberitaan tersaji dalam pola piramida terbalik. Bagian awal merupakan bagian pokok
dan semakin kebawah berita itu merupakan rincian perinciannya yang sifatnya
cenderung tidak penting.

Oleh karena itu, jika kita tidak cukup waktu untuk mendengarkan keseluruhan informasi,
dengan hanya memperhatikan bagian awalnya, kita telah cukup mendapatkan informasi
pokok yang merangkum keseluruhan isi berita.

2. Kaidah kaidah Kebahasaan


 Penggunaan bahasa bersifat standar (baku). Hal ini dimaksudkan agar bisa
dipahami oleh banyak kalangan. Bahasa standar akan lebih mudah dipahami
ketimbang bahasa bahasa populer atau bahasa daerah. Bahasa semacam inilah
yang dihindari oleh media media.

 Penggunaan kalimat langsung sebagai variasi dari kalimat tidak langsungnya.


Contoh: “Masyarakat, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan mendaki dan
beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah Gunung Slamet.” paparnya

 Penggunaan konjungsi bahwa yang berfungsi sebagai penerang kata yang


diikutinya. Contoh: Sejumlah staf Adpel Manado mengatakan bahwa Kepala
Adpel Manado sudah pulang.

 Penggunaan kata kerja mental atau kata kerja yang terkait dengan kegiatan dari
hasil pemikiran. Contoh: Mereka memikirkan solusi untuk bisa keluar dari
peristiwa peristiwa yang memilukan itu.

 Penggunaan fungsi keterangan waktu dan tempat. Contoh: Sekitar pukul 12:45
WIB, langit Riau tampak mendung.

 Penggunaan konjungsi temporal atau penjumlahan. Contoh: Sekitar pukul  12.45 


WIB, Sabtu (15/3/2014), langit Riau tampak mendung. Tak lama kemudian, hujan
yang diharapkan semua masyarakat akhirnya pun turun. Hujan yang turun di
siang bolong ini memang tidak terlalu deras.

D. Menyampaikan Informasi dalam Bentuk Berita

1. Pentingnya Berita

 Menyampaikan informasi penting

 Bisa berinteraksi satu sama lain

 Mempelajari ilmu baru

 Menyebarkan pengetahuan kepada khalayak umum

2. Penyampaian Berita

Penyampaian berita kembali bersifat apa adanya, tanpa ada yang ditambah atau
dikurangi. Cukup dengan memahami ide ide pokok berita, dan menceritakan kembali
dengan bahasa sendiri. 

Langkah langkah penyampaian berita sebagai berikut :


 Menentukan sumber berita. Yaitu peristiwa yang menarik dan menyangkut
kepentingan banyak orang.

 Mendatangi sumber berita. Yaitu mengamati langsung dan mewawancarai orang


orang yang berhubungan dengan peristiwa tersebut.

 Mencatat fakta fakta dengan berkerangka pada pola 5 W + 1 H.

 Mengembangkan catatan itu menjadi sebuah teks berita yang utuh.

3. Penyuntingan Berita

Aspek aspek yang harus diperhatikan di dalam tahap penyuntingan berita sebagai
berikut :

 Kebenaran isi berita yang ditunjang oleh keakuratan fakta faktanya. Didapat dari
wawancara langsung dari sumber, meliput atau mendokumentasikan setiap
kejadian.

 Kelengkapan isi berita yang ditandai oleh hadirnya komponen komponen berita
yang terangkum dalam rumus ADIKSIMBA.

 Struktur penyusunan berita yang dimulai dari bagian yang penting ke bagian
yang kurang penting.

 Penggunaan bahasa yang terkait dengan keefektifan kalimat, kebakuan kata, dan
ketepatan ejaan dan tanda bacanya.

BAB 2 (Iklan Sarana Komunikasi)

Iklan merupakan salah satu bagian dari industri perdagangan. Dalam hal ini perusahaan
perusahaan ataupun perorangan menawarkan barang atau jasa yang dimilikinya melalui
iklan.

Secara umum iklan dapat diartikan sebagai pemberitahuan yang bertujuan mendorong
atau membujuk khalayak. Dengan iklan tersebut kamu sebagai anggota masyarakat
terbujuk untuk membeli barang atau jasa yang diberitahukan itu. 

A. Menentukan Unsur-Ubsur Iklan, Slogan, dan Poster

1. Pengertian dan Fungsi Iklan, Slogan, dan Poster.

Iklan juga dapat diartikan sebagai pemberitahuan kepada khalayak mengenai suatu
barang dan jasa. Pada umumnya iklan disampaikan melalui media massa, seperti televisi,
radio, surat kabar, dan internet. Unsur yang ditampilkan adalah gambar, gerak, kata kata
atau suara.

Fungsi Iklan:

 Bagi perusahaan bisnis komersial, untuk menjual barang dan jasa.

 Bagi dunia perkantoran, untuk mendapatkan karyawan.

 Bagi Pemerintah, untuk menyebarkan informasi dan memberikan  layanan


kepada masyarakat.

 Bagi orang perorangan, untuk membeli dan menjual barang barang  pribadi.

Slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang dipakai sebagai dasar tuntuntan
(pegangan hidup). Slogan sering pula disebut moto atau semboyan. Slogan lebih
mengutamakan kepadatan makna dan kehematan kata kata. Contohnya adalah Berdiri
sama tinggi, duduk sama rendah.

Poster adalah plakat (kata kata dan gambar) yang dipajang di tempat tempat umum.
Poster hampir sama dengan iklan, yakni pemberitahuan suatu ide, hal baru, atau hal
penting kepada khalayak.

Poster mengandalkan perpaduan gambar dan kata kata. Poster menggunakan kata kata
singkat, jelas, menarik, dan lengkap. Poster lebih tertuju pada tempat pemasangannya di
ruang ruang terbuka. 

2. Unsur Unsur Iklan, Slogan, dan Poster

Kesamaan dari iklan, slogan, dan poster ialah sama sama membujuk khalayak umum
untuk berbuat sesuatu. Namun ada beberapa perbedaan antara ketiganya, berikut ini
adalah penjelasannya.

Perbedaan antara iklan, slogan, dan poster :

 Iklan merupakan teks persuatif yang memadukan unsur gambar dengan kata
kata, unsur gerak, dan suara.

 Slogan merupakan teks persuatif yang mengutamakan unsur kata kata.

 Poster merupakan teks persuasif yang mengutamakan kekuatan gambar dan kata
kata; dipajang di tempat tempat umum.

B. Menyimpulkan Informasi dan Pesan dalam Iklan


1. Unsur Unsur Pembentuk Iklan

Unsur unsur pembentuk iklan :

 Sumber adalah pemasang iklan, yang berinisiatif, dan penyandang dana dari
pemasangan suatu iklan.

 Pesan adalah informasi yang disampaikan. Entah itu berupa pesan verbal ataupun
pesan non verbal.

 Media adalah sarana yang digunakan. Semisal media elektronik, media cetak, dan
lain sebagainya.

 Penerima adalah individu atau kelompok masyarakat yang menjadi sasaran atau
objek iklan.

 Efek adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima. Entah itu dalam perilaku,
kebiasaan, pola pikir, pola hidup, dan lain sebagainya.

 Umpan balik adalah tanggapan, reaksi, atau respons yang dikehendaki dari
penerima pesan. Seperti membeli produk, melakukan sesuatu, dan lain
sebagainya.

2. Penyimpulan Maksud Suatu Iklan

Pola penyajian dan isi iklan sangatlah beragam. Berdasarkan isinya, seperti yang  telah
kamu pelajari pada bahasan terdahulu, ada iklan pemberitahuan, iklan layanan
masyarakat, dan iklan penawaran.

Klasifikasi periklanan lainnya sebagai berikut :

 Iklan strategis, digunakan untuk membangun merek ataupun citra  positif suatu
perusahaan.

 Iklan taktis, dirancang untuk mendorong konsumen agar segera  melakukan


respons dengan merek tertentu.

Berikut tujuan atau fungsi iklan lainnya :

 Fungsi informasional, iklan memberitahukan kepada konsumen tentang


karakteristik suatu produk juga berbagai manfaat yang mereka peroleh.

 Fungsi transformasional, iklan berusaha untuk mengubah sikap sikap yang


dimiliki oleh konsumen terhadap merek, pola pola belanja, gaya hidup, teknik
teknik mencapai sukses.
3. Menceritakan Kembali Teks Iklan

Iklan merupakan teks yang ringkas. Semakin luas ruang yang diperlukan untuk
penayangannya, semakin besar biayanya. Oleh karena itu, kata kata dalam iklan harus
diperhitungkan keefektifannya. Materi iklan yang berlebihan justru akan mengganggu
keefektifan pesan itu sendiri. Khalayak cenderung tidak menyukai sajian seperti itu
karena terkesan menggurui.

C. Menelaah Pola, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan Iklan

1. Pola pola Penyajian Iklan

Dalam penyajian secara lisan, iklan dapat kamu simak melalui radio dan televisi.
Khususnya iklan di televisi maupun  dalam  laman laman  internet, iklan  merupakan
gabungan teks lisan, tertulis, dan gerak. Bentuk bentuk iklan  tersebut tentu saja
memiliki karakteristik masing masing dalam pola penyajiannya.

a. Iklan Media Cetak

Karakter utama dari iklan adalah penggunaan bahasa tertulis di dalam penyampaian
pesan pesannya. Di samping mengutamakan kejelasan dalam kata katanya, iklan di
media cetak mengandalkan desain grafis, seperti warna dan bentuk huruf, tata letak,
serta gambar gambar. Iklan di media cetak memiliki beberapa macam berdasarkan
keluasan ruang atau space nya. 

 Iklan baris adalah iklan yang pemasangannya berupa baris baris. Teks yang
disajikannya sangat terbatas. Tidak ada gambar ataupun ilustrasi ilustrasi dalam
iklan ini.

Contoh : 

JUAL RMH SEMI VILLA LS 174 BT 4 BH KOLAM, AIR BAGUS, CCK UTK PERISTIRAHATAN
HUB. 3283799 (TP)

 Iklan kolom adalah iklan yang pemasangannya dalam media berupa kolom
kolom. Oleh karena itu, bentuknya besar. Di samping menggunakan teks, iklan ini
sering pula menyertakan gambar dan berbagai ilustrasi menarik lainnya.

 Iklan display merupakan iklan yang berisi hanya kata kata dan gambar, foto,
ataupun media media grafis lainnya.

2. Iklan Elektronik
 Iklan radio, iklan ini mengandalkan efek suara, baik itu berupa tuturan, musik,
maupun bunyi bunyi.

 Iklan televisi, iklan ini mengandung unsur suara, gambar, dan gerak.

 Iklan film, tersaji dalam judul film (produk sinema). Iklan film biasanya muncul
sebelum film utama diputar.

Menurut isinya, iklan diklasifikasikan dalam tiga jenis, yakni sebagai berikut :

1. Iklan pemberitahuan, lebih terfokus pada kepentingan untuk memberitahu


khalayak mengenai suatu hal, baik itu yang berupa peristiwa, keadaan, atau hal
lainnya. Sebagai contoh pembubaran perusahaan, rapat umum pemegang
saham, dan masih banyak lagi yang lainnya.

2. Iklan layanan masyarakat, bertujuan memberikan penerangan atau penjelasan


kepada masyarakat. Sebagai contoh seperti iklan keluarga berencana dan iklan
bahaya narkotika.

3. Iklan Penawaran, bertujuan untuk menawarkan produk atau jasa. Seperti iklan
niaga dan iklan lowongan kerja.

4. Struktur Teks Iklan

Bagian bagian Iklan :

 Pengenalan produk. Bagian ini dapat pula disebut sebagai judul teks.

 Pernyataan persuatif, berisi pernyataan yang mendorong pembaca atau


pendengar berbuat sesuatu.

 Slogan, gambar produk, nama, dan logo perusahaan

3. Kaidah Kebahasaan Teks Iklan

 Persuasif, bersifat membujuk atau dorongan

 Imperatif, bersifat permintaan, ajakan, dorongan, atau larangan.

 Bahasa yang sederhana, mudah diingat, dan mudah dipahami.

 Berima, puitis

 Berkesan positif

D. Menulis Iklan
1. Langkah langkah Penulisan

 Mulai dengan kata yang menarik.

 Menawarkan solusi

 Menunjukkan bukti

 Mengajukan harga

2. Penyuntingan Iklan

Memperhatikan kembali iklan yang telah disusun, baik itu berkaitan dengan isi, struktur,
maupun penggunaan bahasanya. Adakah bagian bagian yang harus disempurnakan
atau tidak.

Penyuntingan perlu dilakukan untuk mendapatkan karya tulis yang lebih baik.
Penyuntingan hampir sama dengan kegiatan dalam mengevaluasi.

BAB 3 (Teks Eksposisi dalam Media Massa)

Teks eksposisi adalah teks yang mengemukakan sejumlah pendapat disertai fakta yang
memuat penilaian, dorongan, atau ajakan ajakan tertentu kepada khalayak.  Penjelasan
teks eksposisi cukup banyak.

Dalam bab ini meliputi mengenali unsur unsur teks eksposisi, menyimpulkan isi teks
eksposisi, menelaah struktur dan kaidah teks eksposisi, dan menyajikan teks eksposisi.
Di dalam bab ini, kami akan merangkum materi mengenai teks eksposisi. 

A. Mengenali Unsur – Unsur Teks Eksposisi

Unsur teks eksposisi akan memberikan gagasan, fakta, dan pola pola
pengembangannya dalam artikel ilmiah. Dengan mempelajari unsur unsur teks
eksposisi, diharapkan kamu akan paham dalam beberapa aspek mengenai informasi
teks eksposisis dan pola pengembagannya. 

1. Gagasan dan fakta dalam Teks Eksposisi

Teks eksposisi memuat penilaian, dorongan, atau ajakan ajakan tertentu kepada
khalayak. Bentuk teks eksposisi, terutama di dalam media massa, dapat berupa esai,
tajuk rencana (editorial), ataupun tanggapan kritis.

Gagasan disebut juga ide ataupun pendapat. Isinya berupa pernyataan yang mungkin
berupa komentar, penilaian, saran, dorongan, dan bujukan. Contoh:  Jika Pemerintah
tidak cepat bertindak dalam sepuluh tahun mendatang, hutan Sumatera akan musnah
dan diikuti oleh musnahnya hutan Kalimantan.

Fakta adalah (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar benar
ada atau terjadi. Hal ini berfungsi untuk memperkuat gagasan sehingga diharapkan
lebih meyakinkan khalayak. Contoh: Selama bulan Januari sampai Oktober, 45% dari
keseluruhan titik kebakaran terkonsentrasi di Provinsi Riau.

2. Pola pola Pengembangan Teks Eksposisi

Dalam teks eksposisi, hubungan antar bagian dalam teks berpola sebab akibat. Berikut
pola yang dapat digunakan di dalam pengembangan teks eksposisi. : 

a. Pola umum khusus

Ide pokok bagian teksnya ditempatkan pada awal paragraf yang kemudian diikuti oleh
ide ide penjelas. Pola demikian dikenal sebagai paragraf deduktif. 

b. Pola khusus umum

Bagian terakhir dalam bagian teks ini berfungsi sebagai simpulan atau rangkuman dari
pendapat pendapat yang dikemukakan sebelumnya. 

c. Pola ilustrasi

Ilustrasi ilustrasi tersebut berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat. Dalam hal ini
pengalaman pengalaman pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam
meyakinkan kebenaran suatu gagasan. 

d. Pola perbandingan

Untuk meyakinkan suatu pendapat, kamu dapat melakukan suatu perbandingan. Benda
benda, keadaan, atau yang lain ditentukan perbedaan ataupun kesamaannya
berdasarkan aspek tertentu. Dengan cara demikian, keyakinan pembaca atas gagasan
yang kita sampaikan akan lebih kuat.

B. Menyimpulkan Isi Teks Eksposisi

1. Gagasan Umum sebagai Dasar Penyimpulan Isi Teks

Pada umumnya bagian tersebut berada di antara tesis dan penegasan ulang. Rangkaian
gagasan dalam teks eksposisi ada yang berupa gagasan umum dan gagasan khusus.
Gagasan umum, gagasan utama, atau ide pokok merupakan gagasan yang menjadi
dasar pengembangan suatu paragraf. Keberadaan gagasan umum suatu teks atau
paragraf dapat diketahui setelah membaca teks itu secara keseluruhan.

Namun demikian, tidak sedikit pula paragraf yang menempatkan gagasan umumnya itu
pada kalimat pertamanya. Teks seperti itu akan lebih cepat dan lebih mudah bagi
pembaca untuk memahami paragraf tersebut. 

Gagasan umum akan disertai gagasan gagasan khusus atau dapat pula disebut gagasan
pendukung atau gagasan penjelas. Gagasan gagasan pendukung dikembangkan
berdasarkan gagasan umum. Gagasan umum dijabarkan oleh lebih dari satu gagasan
khusus.

Contoh:

Sebelum itu, kondisi hutan Indonesia benar benar sudah memprihatinkan. Dalam


kurun waktu 50 tahun, hutan Indonesia mengalami penurunan  luas sebesar 64 juta
hektare. Pembukaan hutan alam di dataran rendah di Sulawesi telah memusnahkan.

Bagian yang bercetak tebal merupakan gagasan umum paragraf tersebut. Sementara
itu, kalimat kalimat lain berfungsi sebagai pendukung atau penjelas.

2. Jenis Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Umumnya

Gagasan gagasan umum teks memiliki letak yang berbeda beda. Ada yang di bagian
awal, bagian akhir, dan di bagian bagian lainnya. Berdasarkan letak gagasan umum,
paragraf terbaik ke dalam beberapa jenis. Berikut penjelasannya. 

a. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan umumnya terletak di awal paragraf.
Gagasan umum atau gagasan utamanya dinyatakan dalam kalimat pertama.

b. Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf atau
pada kalimat penutup paragraf.

c. Paragraf Campuran

Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan umumnya terletak pada kalimat
pertama dan kalimat terakhir. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama. Kalimat
terakhir paragraf ini merupakan penegasan dari pernyataan yang dikemukakan dalam
kalimat pertama.
C. Menelaah Struktur dan Kaidah Teks Eksposisi

1. Struktur Teks Eksposisi

Teks eksposisi memiliki struktur dan kaidah kebahasaan tertentu. Pemahaman struktur
dan kaidahnya itu sangat  penting agar kita bisa membedakan teks eksposisi dengan
jenis teks lain.

 Tesis, yakni berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan penulis secara
umum tentang topik yang akan dibahasnya.

 Rangkaian argumen, berupa sejumlah pendapat atau argumen penulis sebagai


penjelasan atas tesis yang dikemukakan sebelumnya. Argumen bersifat
menguatkan fakta yang ada di dalam teks.

 Penegasan ulang, sebagai perumusan kembali secara ringkas. Bagian ini sering
pula disebut penutup atau simpulan.

 Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi

1. Menggunakan kata kata teknis yang berkenaan dengan topik yang dibahas.
Istilah istilah ini muncul di dalam teks dalam bentuk kata yang berisikan makna.
Seperti hutan lindung, hutan alam, sektor kehutanan, dna lain sebagainya.

2. Menggunakan kata yang menunjukkan hubungan argumentasi. Misalnya, jika,


sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, dan oleh karena itu. Ada juga yang
menyatakan hubungan kronologis dan perbandingan atau pertentangan, seperti
sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, dan lain sebagainya.

3. Menggunakan kata kerja mental. Seperti diharapkan, memprihatinkan,


memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, dan
menyimpulkan.

4. Menggunakan kata kata perujukan. Semisal seperti “berdasarkan data…..”

5. Menggunakan kata kata persuasif. Seperti hendaklah, sebaiknya, perlu, harus, dan
lain lain. Terkadang juga sering menggunakan kata kata denotatif yaitu kata yang
bermakna sebenarnya.

D. Menyajikan Teks Eksposisi

Teks eksposisi menyajikan sejumlah argumen. Teks eksposisis sendiri bertujuan untuk
menyakinkan orang lain terhadap suatu narasi. Di dalamnya harus disajikan fakta untuk
menyakinkan para pembaca mengenai argumen atau pendapat.
Sistematika penyajiannya, teks eksposisi diawali dengan penyajian tesis atau masalah
yang kemudian diikuti dengan rangkaian argumentasi atau pendapat penulis. Dan
disajikan pula sejumlah fakta untuk menguatkan dan menggunakan penegasan ulang di
akhir teks. 

Langkah langkah Penyajian

1. Menentukan isu ataupun masalah yang akan dibahas.

2. Membaca berbagai sumber yang berkaitan dengan isu yang dipilih.

3. Mendaftar topik topik yang berkaitan dengan isu.

4. Menyusun kerangka karangan struktur teks eksposisi.

5. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksposisi.

6. Kegiatan Penyuntingan

Unsur unsur yang perlu disunting :

1. Aspek isi terkait dengan daya tarik isu, kelugasan argumen, dan kelengkapan
fakta.

2. Aspek struktur penyajian terkait dengan kelengkapan dan ketepatan susunan


antarbagian teks.

3. Aspek kaidah kebahasaan, terkait dengan ketepatan penggunaan kata sesuai


dengan karakteristik dari teks eksposisi.

BAB 4 (Indahnya Berpuisi)

Sering kali kita menemukan puisi. Puisi banyak tersebar di media media cetak, media
elektronik, media sosial, dan tempat tempat umum lainnya. Puisi dibuat dengan sengaja
untuk mengekspresikan perasaan si pengarang puisi. Semisal seperti perasaan bahagia,
perasaan sedih, dan lain sebagainya. 

Bakat membuat puisi yang kita miliki harusnya bisa kita bangkitkan. Membuat puisi
yang menarik dan indah menjadi hal yang tidak bisa dilakukan oleh banyak orang.

Di dalam Bab ini, kamu akan menemukan bagaimana membuat puisi yang indah.
Sebelumnya kamu harus mengetahui materi teknis dari puisi yang akan dirangkum di
dalam artikel ini.

A. Menemukan Unsur – Unsur Pembentuk Puisi


1. Pengertian Puisi

Puisi yaitu teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan
mengutamakan keindahan kata kata. Puisi mengungkapkan berbagai hal.

Atau definisi lain dari puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya
sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi yang indah
tentunya harus memperhatikan gaya bahasa supaya dapat memberikan makna yang
mendalam. 

2. Unsur unsur Puisi

a. Majas dan Irama

Majas (figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan
kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk menimbulkan kesan kesan
tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan,
dan perumpamaan.

Irama (musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang ulang. Irama
berfungsi untuk memberi jiwa pada kata kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnya
dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia. 

b. Penggunaan Kata kata Konotasi

Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah mengalami
penambahan penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan, maupun imajinasi,
dan perasaan penyair.

c. Kata kata Berlambang

Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang
menyatakan maksud tertentu.

d. Pengimajinasian dalam Puisi

Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau
imajinasi. Pembaca seolah olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang
diungkapkan penyair.

B. Menyimpulkan Isi Puisi

1. Isi Puisi
Dengan mengenali unsur unsurnya, puisi itu bisa kamu pahami isinya secara mendalam.
Pengenalan unsur unsur fisik, seperti majas, kata kata konotatif, perlambangan, dan
pengimajiannya, memudahkan kita untuk mengetahui tema dan amanatnya. Kita juga
akan mengetahui perasaan penyair dan sikapnya terhadap pembaca.

2. Jenis Jenis Puisi

a. Puisi Naratif

Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi ke dalam
beberapa macam, yaitu balada dan romansa. Balada adalah puisi yang berisi cerita
tentang orang orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Sedangkan, Romansa adalah jenis
puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang
diselingi perkelahian dan petualangan.

b. Puisi Lirik

Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. 

Serenada ialah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Warna warna di belakang
serenade itu melambang kan sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, dan
kecewa.  Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau
sesuatu keadaan. 

c. Puisi Deskriptif

Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan atau
peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Jenis jenis puisi
deskriptif adalah satire dan kritik sosial.

Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu
keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya. 

Puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap
keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan
atau ketidakberesan keadaan/ orang tersebut. 

C. Memilih Unsur – Unsur Pembangun Puisi

Unsur unsur puisi meliputi majas, irama, kata kata konotasi, dan kata kata berlambang.
Unsur tersebut berfungsi sebagai unsur fisik puisi. Di samping itu, ada pula unsur batin,
yakni unsur yang tersembunyi di balik unsur unsur fisik.
Untuk menemukannya, kamu harus memahami puisi itu dengan baik. Dengan cara
demikian, akan tersingkap unsur batin, yang di dalamnya meliputi tema, amanat,
perasaan penyair, dan nada atau sikap penyair terhadap pembaca.

Tema adalah pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Pokok persoalan
atau pokok pikiran itu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga menjadi landasan
utama dalam puisinya.

Tema dapat pula berupa perasaan penyair terhadap kenyataan sosial budaya sekitarnya.
Dalam hal ini puisi berperan sebagai sarana protes atau pun sebagai ungkapan simpati
dan keprihatinan penyair terhadap lingkungan dan masyarakatnya.

Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apapun dari makna
asalnya. Sedangkan makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan
atau pergeseran dari makna asalnya. 

D. Mari Berpuisi dengan Indah

1. Menulis Puisi

Langkah langkah menulis puisi :

 Menentukan gagasan menarik yang bisa dijadikan puisi.

 Mencari kata kata yang tepat dan padat sehingga dapat mengekspresikan puisi.

 Menggunakan kalimat konotasi.

 Berlatih terus menerus, karena jam terbang dalam berpuisi akan sangat
menentukan kualitas puisi yang dibuat.

 Beranikan mempublikasi puisi dalam majalah dinding, blog pribadi, ataupun


media massa. Tujuan puisi adalah untuk mengekspresikan, maka kamu harus
mempublikasikan supaya ekspresi kamu didengar.

2. Pembacaan Puisi yang Baik

 Perhatikanlah judul puisi.

 Lihatlah kata kata yang dominan.

 Pahami makna makna konotatif yang ada dalam puisi itu.

 Tangkaplah ide pokok penyair yang ada dalam puisi dengan


memparafrasakannya.
 Temukanlah pertalian makna tiap unit puisi.

Setelah itu, barulah kamu membacakan puisi itu dengan memperhatikan kualitas suara
(vokalisasi) dan gerak mimik. Aspek suara berkenaan dan cara mengucapkan kata kata
dalam puisi itu, yaitu lafal, tekanan, dan intonasi.

Adapun gerak mimik digunakan untuk menunjukkan ekspresi atas penghayatan dari
puisi yang dibacakan. Dalam hal ini kualitas suara dan gerak mimik harus sesuai dengan
makna puisi yang akan dibacakan.

3. Musikalisasi Puisi

Musikalisasi puisi adalah mengubah puisi menjadi sebuah lagu. Antara puisi dengan
musik harus memiliki keselarasan. 

Dalam musikalisasi puisi, tidak boleh mengganti atau mengubah kata dalam larik puisi.
Hal itu disebabkan puisinya sudah tercipta. Dalam musikalisasi puisi aransemen musik
tidak boleh mengubah puisi.

Aransemen musik pasti dapat menangkap karakter puisi yang digubah. Puisi yang
bernuansa muram dan sedih ditampilkan dalam nada dan irama musik yang bernuansa
muram dan sedih pula. 

Kita harus memiliki kepekaan rasa sehingga dapat menyelaraskan karakter musik
dengan puisi yang dipilih sebagai lirik lagunya. Selain itu, kita tidak perlu terpaku pada
musikalisasi puisi yang ada. Kita dapat menciptakan aransemen lagu sendiri yang
berbeda dengan teman temanmu. Musik harus sesuai dengan karakter atau isi puisi. 

Alat musik yang digunakan sebagai pengiringnya pun tidak harus selamanya alat alat
music modern melankan bisa berupa alat musik daerah. Apabila isi puisi itu bercerita
tentang suatu daerah, alat alat musik tersebut lebih tepat digunakan daripada alat alat
musik yang bernuansa modern.

BAB 5 (Urutan Cerita Menarik dalam Eksposisi)

Teks eksplanasi menjadi cara dalam mengungkapkan segala fakta yang berhubungan
dengan waktu. Dengan mempelajari teks eksplanasi, diharapkan kamu akan lebih
mudah dalam memahami segala peristiwa.

Selain itu, dengan mempelajari teks eksplanasi, kemampuan kamu dalam bernarasi juga
akan meningkat. Hal ini dikarenakan teks eksplanasi bersifat menceritakan atau
mengeksplain suatu kejadian dengan runut.
Nah, di artikel ini kami akan merangkum bab mengenai teks eksplanasi yang bisa kamu
pelajari dengan mudah. Tujuan dibuatnya rangkuman teks eksplanasi ini ialah untuk
mempermudah kamu belajar. Pasalnya semua yang ada disini sudah mengandung
segala ilmu yang ada di buku BSE nya.

A. Menentukan Ciri – Ciri Teks Eksplanasi

1. Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi, yakni teks yang menjelaskan hubungan peristiwa atau proses


terjadinya sesuatu. Dapat berupa sejarah perkembangan sebuah kabupaten.

Selain proses perkembangan suatu tempat, teks eksplanasi dapat ditemukan pada
bacaan bacaan lain yang menjelaskan proses terjadinya fenomena alam, sosial, atau
budaya. Mungkin juga pada proses yang berkenaan dengan tubuh manusia.

2. Ciri Ciri Teks Eksplanasi

Ciri ciri teks eksplanasi akan memberikan perbedaan antara teks eksposisi. Teks ini
memiliki keunikan, karena biasanya digunakan untuk menjelaskan mengenai runtutan
peristiwa yang saling berkaitan satu sama lain. Ciri ciri ini banyak ditemukan di teks teks
sejarah, kronologi kejadian, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

 Teks terdiri atas paragraf paragraf.

 Setiap paragraf mengusung sebuah topik, yaitu tentang terjadinya arus energi.

 Terdapat kalimat fakta dan dirangkaikan dengan pola kronologis (urutan waktu)
ataupun secara kausalitas (sebab akibat).

B. Meringkas Teks Eksplanasi

1. Menentukan Gagasan Umum Teks Eksplanasi

Untuk meringkas teks eksplanasi kita perlu mengawalinya dengan memahami gagasan
pokok (ide pokok) dari paragraf paragrafnya. 

Contoh:

Beberapa roket ruang angkasa menggunakan bahan padat untuk mendorong, dan
menekannya  ke depan.  Bahan  bakar  tersebut  lebih  kuat  dibandingkan dengan
bubuk mesiu, tetapi mempunyai cara kerja yang sama. Sebagian besar pesawat luar
angkasa menggunakan bahan bakar cair. Bahan ini lebih serba guna daripada bahan
padat.
Kalimat yang bercetak tebal adalah gagasan pokok dari paragraf tersebut. Dan di
kalimat selanjutnya merupakan penjelasan dari kalimat tersebut.

2. Langkah Langkah Meringkas Teks Eksplanasi

 Ringkasan disusun berdasarkan bagian bagian penting yang ada di dalam teks.

 Mencari pokok, yang letaknya bisa di bagian awal ataupun pada bagian akhir
paragraf.

 Mencatat gagasan pokok tersebut.

 Memadukan dan menceritakan kembali dengan menggunakan kata kata sendiri.

C. Menelaah Isi, Struktur, dan Kaidah Teks Eksplanasi

1. Isi Teks Eksplanasi

Berdasarkan isinya, tampak bahwa teks eksplanasi menjelaskan suatu proses atau
berupa rangkaian suatu fenomena ataupun kejadian, baik itu yang berkaitan dengan
alam, sosial, ataupun budaya. Dalam pemaparannya, teks tersebut mungkin merupakan
jawaban dari pertanyaan mengapa atau bagaimana. 

 Teks eksplanasi sebagai jawaban atas pertanyaan mengapa, uraiannya akan


bersifat kausalitas.

 Teks eksplanasi sebagai jawaban atas pertanyaan bagaimana, uraiannya akan


bersifat kronologis.

2. Struktur Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi dibentuk oleh struktur yang diawali oleh pengenalan fenomena,
rangkaian peristiwa, hingga ulasan dari peristiwa tersebut.

a. Identifikasi fenomena, mengidentifikasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal itu bisa


terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan fenomena fenomena lain.

Contoh: Awal pemerintahan Kabupaten Bandung, dimulai sejak Piagam Sultan Agung
Mataram pada  tanggal 20 April 1641.

b. Penggambaran rangkaian kejadian, sebagai perincian atas kejadian yang relevan


dengan identifikasi fenomena. Bagian ini dapat disusun dengan pola kausalitas ataupun
kronologis.
Contoh: Pada tahun 1575 yang berkuasa di daerah ini adalah  pemerintahan  Islam.
Dilanjutkan pemerintahan Mataram (1621–1677) dan pemerintahan Belanda. Pada saat
Mataram berkuasa itulah, nama keprabuan diubah menjadi kabupaten

c. Ulasan, berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian  yang


dipaparkan sebelumnya.

Contoh: Dengan demikian tropisme sesungguhnya merupakan gerak dari bagian


tumbuhan yang disebabkan adanya rangsangan. Hal itu ternyata berbeda dengan gerak
pasti, arah gerak tropisme bergantung pada arah datangnya rangsangan.

3. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

a. Menggunakan konjungsi kausalitas, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh
karena itu, sehingga.

Contoh: 

Kerusakan  hutan  yang  terjadi  di  Indonesia,  terutama di Pulau Jawa, 


telah mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor. Kerusakan tersebut
disebabkan oleh maraknya penebang liar yang mengakibatkan menurunnya fungsi
hutan sebagai resapan air. Kerusakan hutan tersebut juga disebabkan oleh pemilik hak
pengusahaan hutan (HPH) dalam melakukan reboisasi.

b. Menggunakan konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu,


setelah itu, pada akhirnya.

Contoh: 

Berdasarkan piagam itu, Sultan Agung diangkat Tumenggung Wiraangunangun sebagai


Bupati Bandung. Ketika itu, pemerintahan Kabupaten Bandung berpusat di daerah
Krapyak atau Bojongasih. Tepatnya, di tepi Sungai Cikapundung, dekat muaranya yaitu
Sungai Citarum. Nama Krapyak kemudian berganti menjadi Citeureup. Nama itu hingga
kini tetap abadi menjadi salah satu nama desa di Dayeuhkolot.

c. Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomena, bukannya pada kata
ganti penceritanya. Kata ganti yang dimaksud, misalnya, Kabupaten Bandung, burung,
gerhana, kesenian daerah, perkembangan budaya Papua.

d. Di dalam teks itu pun sering dijumpai kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan
topik yang dibahasnya.

Contoh kata kata teknis sektor usaha dan bidang ekonomi (yang dicetak tebal):
“Terpuruknya industri pariwisata saat ini, ternyata telah mendorong masyarakat
pedesaan  melirik sektor pertanian.  Banyak pemuda atau pasangan muda yang dulu
bekerja di  kota seperti Denpasar, Sanur atau Kuta, kemudian memilih pulang ke
kampung. Pasalnya, krisis akibat terpuruknya pariwisata itu tidak hanya dirasakan
industri pariwisata, tetapi juga sektor kerajinan tangan dan peternakan.”

Kaidah kebahasaan teks eksplanasi terdiri dari kata teknis, konjungsi kausalitas, kata
benda jenis fenomena dan konjungsi kronologis. Berikut ini adalah masing masing
contoh dari kata di atas.

 Kata Teknis: Ekosistem, fotosintesis, ekologi

 Konjungsi Kausalitas: Sebab, karena, sehingga

 Kata Benda Jenis Fenomena: Gerhana, banjir, proses evolusi

 Konjungsi Kronologis: Kemudian, lalu

D. Menulis Teks Eksplanasi

1. Pola Pola Pengembangan Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi dapat disusun dengan berbagai pola, yaitu dengan pola kronologis dan
kausalitas. Kedua pola itu dapat pula divariasikan penyusunannya. Kedua pola itu bisa
saling melengkapi. Di samping itu, mungkin pula hal itu terselingi dengan pola pola
lainnya, seperti pola definisi, ilustrasi, dan umum khusus.

2. Langkah langkah Menulis Teks Eksplanasi

 Menentukan topik atau suatu kejadian yang menarik, dikuasai, dan aktual.

 Menyusun kerangka teks, yakni dengan mengembangkan topik utama ke dalam


rincian rincian topik yang lebih spesifik.

 Mengumpulkan bahan, berupa fakta atau pendapat para ahli terkait dengan
kejadian yang dituliskan dari berbagai sumber. Caranya ialah dengan observasi
lapangan, studi literatur, atau yang lainnya.

 Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi yang


lengkap dan utuh dengan memperhatikan struktur bakunya.

Anda mungkin juga menyukai