Anda di halaman 1dari 23

BAHAN AJAR

BAHASA INDONESIA

KELAS VIII
SEMESTER 1

HELENA LIO, S.Pd

SMP YAPENTHOM 1 MAUMERE


KAB. SIKKA – NTT
2022
MATERI AJAR

SEKOLAH : SMP YAPENTHOM 1 MAUMERE

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

KELAS : VIII

MATERI POKOK : TEKS BERITA

 Petunjuk Belajar
1. Bacalah dengan cermat berbagai materi yang terdapat pada bahan ajar ini agar
kalian dapat memahami materi teks berita.
2. Berilah tanda-tanda tertentu dan catatan khusus bagian-bagian yang kalian anggap
penting.

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1 Menelaah struktur dan 3.1.1 Menemukan isi berdasarkan struktur teks
kebahasaan teks berita yang berita
didengar dan dibaca 3.1.2 Menemukan unsur kebahasaan teks
berita
3.1.3 Menganalisis struktur teks berita
3.1.4 Menganalisis unsur kebahasaan teks
berita
4.1 Menyajikan data dan informasi 4.1.1 Menyajikan data dan informasi dalam
dalam bentuk berita secara bentuk teks berita
lisan dan tulis dengan
memperhatikan struktur,
kebahasaan, atau aspek lisan
(lafal, intonasi, mimik, dan
kinesik)

B. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melalui video pembelajaran peserta didik mampu menelaah struktur dan
kebahasaan teks berita yang didengar dan dibaca secara tepat dengan penuh
semangat, komunikatif, mandiri, religius, dan bekerja sama selama pembelajaran.
2. Setelah melalui pembelajaran berbasis proyek dan metode diskusi, peserta didik
mampu menyajikan data atau informasi dalam bentuk tulisan secara tepat dengan
penuh semangat, komunikatif, mandiri, religius, dan bekerja sama selama
pembelajaran.
C. Uraian Materi

Pengertian Berita

Teks berita adalah teks yang melaporkan kejadian, peristiwa atau informasi mengenai
sesuatu yang telah atau sedang terjadi. Penyampaian berita ini bias dilakukan secara
lisan yang sering kita dnegar dan lihat di televisi, dan secara tulisan yang dapat kit
abaca di media cetak.

Unsur-Unsur Berita

Keenam unsur berita itu dapat disingkat dengan ADIKSIMBA untuk memudahkan di
dalam mengingatnya: Apa, Di mana, Kapan, Siapa, Mengapa, Bagaimana. Berikut
penjelasan yang lebih lengkap dari unsur-unsur berita menurut Inung Cahya S.
(2012:17), yaitu:
a. What, suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur what, yaitu berisi
pernyataan yang dapat menjawab pertanyaan apa.
b. Who, suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur what, yaitu disertai
keterangan tentang orangorang yang terlibat dalam peristiwa.
c. Where, suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur where, yaitu berisi
deskripsi lengkap tentang tempat kejadian.
d. When, suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur when, yaitu
menyebutkan waktu kejadia peristiwa.
e. Why, suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur why, yaitu disertai
alasan atau latar belakang terjadinya peristiwa.
f. How, suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur how, yaitu dapat
dijelaskan proses kejadian suatu peristiwa dan akibat yang ditimbulkan

Struktur berita

a. Kepala Berita Merupakan bagian paling atas. Pada urutan ini terdapat
informasi utama. Pada bagian ini, sebagian besar unsur 5 W+ 1 H harus
ada. Biasanya pada bagian ini juga terjadi peralihan alur atau penyambung
ide berita yang sudah ada untuk melanjutkan gagasan-gagasan yang
tertuang pada bagian berikutnya.
b. Tubuh Berita Pada bagian ini, umunya merupakan penjabaran dari gagasan
berita yang tertulis dalam kepala berita. Penjabaran itu bias merupakan
jawaban mengapa (why) dan bagaimana (how).
c. Ekor Berita Di bagian ini, berbagai data yang tidak terlalu penting
ditempatkan. Misalnya daftar nama orang-orang yang mengalami
kecelakaan atau hal-hal lain yang jika dihilangkan tidak terlalu berpengaruh
terhadap substansi atau pokok bahasan berita tersebut
Kaidah kebahasaan berita

a. Penggunaan Bahasa bersifat standar (baku). Penggunaan Bahasa baku pada beirta
merupakan hal penting agar berita mudah dipahami oleh berbagai kalangan.
Penggunaan Bahasa baku untuk menjembatani pemahaman banyak kalangan.
Bahasa baku lebih mudah dipahami oleh umum. Bahasa-bahasa yang bersifat
popular dan kedaerahan akan dihindari oleh media-media nasional.
b. Penggunaan kalimat langsung Merupakan kalimat yang berupa hasil kutipan
langsung dari pembicara atau narasumber dengan cara menulis apapun yang
dikatakan oleh narasumber tanpa ada moengubah. Kalimat langsung ditandai oleh
dua tanda petik ganda (“…”) dan disertai keterangan penyertanya.
Contoh:

• ”Kami bekerja keras siang-malam agar proses evakuasi para korban cepat selesai,” ujar Rio`
Kepala Berita Tubuh Berita Ekor

• ”masyarakat, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan mendaki dan beraktivitas dalam
radius 2 km dari kawah Gunung Slamet,” paparnya.

c. Penggunaan konjungsi bahwa yang berfungsi sebagai kata yang diikutinya. Hal itu terkait
dengan pengubahan bentuk kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung.

Contoh:

• Sejumlah staf Adpel Manado mengatakan bahwa Kepala Adpel Manado sudah pulang.

• Aini mengatakan bahwa produknya mampu bersaing dengan produk-produk impor.

d. Penggunaan kata kerja mental atau kata kerja yang terkait dengan kegiatan hasil pemikiran.
kata-kata yang dimaksud, antara lain, memikirkan, membayangkan, berasumsi, berpraduga,
berkesimpulan, dan beranalogi.

Contoh:

• Mereka memikirkan solusi untuk bisa keluar dari peristiwa-peristiwa yang memilukan itu.

• Pemerintah berencana membangun bendungan di beberapa daerah.

e. Penggunaan fungsi keterangan waktu dan tempat merupakan kelengkapan suatu berita
yang berhubungan dengan waktu dan tempat terjadinya peristiwa.

Contoh:

• Sekitar pukul 12.45 WIB, langit Riau tampak mendung.

• Sebulan menjelang lebaran, tiket kereta api daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur telah
terjual habis.

f. Penggunaan konjungsi (kata hubung) temporal atau penjumlahan, seperti kemudian, sejak,
setelah, awalnya, akhirnya. Hal ini terkait dengan pola penyajian berita yang umumnya
mengikuti pola kronologis (urutan waktu)
Contoh:

• Hujan yang turun sejak pukul 06.00 pagi hari tadi telah menimbulkan banjir yang cukup
besar di daerah Tanah Grogot.

• ”Itu lokasinya masuk perkampungan. Jadi, kita melalui jalan Fatmawati Raya, kemudian
Jalan Cipete, dan masuk Jalan Hajin Jian,” kata petugas Pemadam Kebakaran Sudin Jakarta
Selatan, Dendi

Cara menulis berita dengan baik

1. Menemukan Peristiwa Untuk Dijadikan Berita


Berita berisi peristiwa yang sifatnya aktual dan penting untuk disebarluaskan. Contoh
mudahnya misalnya peristiwa kebakaran, bencana alam, dan kejadian mendadak
lainnya yang menarik perhatian umum. Jika tidak ada, maka perlu dilakukan
pencarian kegiatan-kegiatan atau peristiwa unik yang muncul di masyarakat. Misalnya
berita mengenai pejabat pemerintah yang masuk ke pasar tradisional. Orang biasa
yang naik angkutan umum tidak menarik untuk dijadikan berita, tapi jika hal tersebut
dilakukan oleh publik figure tentu layak menjadi sebuah berita. Contoh lain misalnya
berita mengenai adat istiadat di suatu daerah, dsb.
2. Pencarian sumber berita
Ketika peristiwa yang akan dijadikan sebagai berita telah ditemukan, maka penulis
berita perlu mencari sumber irformasi yang yang tepat, agar isi berita akurat.
Misalnya berita tentang perampokan, maka informasi bisa didapatkan dengan
melakukan wawancara dengan pihak kepolisian terkait, saksi mata perampokan, atau
warga sekitar.
3. Wawancara , Observasi, dan Dokumentasi
Seperti dicontohkan sebelumnya, melakukan wawancara perlu dilakukan untuk
mendapatkan fakta mengenai peristiwa perampokan yang terjadi, data korban serta
proses kejadian. Wawancara dilakukan melalui tanya jawab dengan sumber informasi.
Observasi dilakukan dengan mengamati gejala yang tampak di lokasi kejadian.
Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data yang
bersumber dari buku, majalah, arsip, atau dokumen lainnya.
4. Mencatat Hal-Hal Penting
Dalam proses pencarian informasi, perlu dilakukan pencatatan hal-hal penting
berkenaan dengan berita yang akan ditulis. Pencatatan dapat dipandu dengan
pertanyaan 5W1H yaitu: • What : peristiwa apa yang terjadi, • Who: siapa yang
terlibat dalam peristiwa tersebut, • Where: di mana peristiwa tersebut terjadi • When:
kapan peristiwa tersebut terjadi, • Why: mengapa peristiwa tersebut terjadi, dan •
How: bagaimana proses terjadinya peristiwa.
5. Membuat kerangka berita
Kerangka berita merupakan gambaran kasar bagaimana informasi yang telah
dikumpulkan tersebut akan diramu dalam sebuah laporan berita. Berita terdiri dari 3
unsur yaitu judul, teras, serta kelengkapan atau penjelasan berita. Model berita yang
ditulis juga bisa berupa berita langsung, yang mengemukakan unsur 5W + 1H pada
awal paragraf (biasanya alinea kesatu dan kedua); atau juga berita tidak langsung
yang mengemukakan unsur 5W + 1H pada pertengahan hingga akhir paragraf.
6. Menulis Teras Berita
Teras berita merupakan alenia pertama sebuah berita. Teras berita sebaiknya ringkas
(maks 35 kata), dan sebaiknya diawali dengan unsur “who” (siapa) dan “what” (apa).
Sesuaikan struktur penulisan dengan kaidah bahasa Indonesia yaitu SPOK: Subjek,
Predikat, Objek, dan Keterangan. Untuk berita mengenai peristiwa yang akan terjadi,
unsur waktu dan tempat biasanya ditempatkan di bagian akhir paragraf. Gunakan
seminim mungkin kutipan atau pertanyaan pada teras berita.

7. Menulis Isi Berita


Isi berita merupakan detail informasi yang ingin disampaikan dalam sebuah berita. Isi
berita ditulis setelah teras berita. Dalam menulis isi berita, sebaiknya susun dalam
paragraf – paragraf pendek yang berisi 3 hingga 5 kalimat saja. Usahakan pula agar
setiap paragraf hanya berisi satu ide. Paragraf yang pendek dan hanya berisi satu ide
akan mendorong pembaca untuk melanjutkan membaca serta memudahkan pembaca
untuk melakukan pemindaian.
8. Penyuntingan berita
Penyuntingan berita dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan penulisan
informasi yang mungkin terjadi. Misalnya penulisan ejaan (nama, lokasi, dkk); tata
bahasa; makna kalimat; pembedaan opini dengan fakta, dkk. Berita yang di publish
juga harus diperhatikan agar tidak melangar kode etik jurnalistik. Setelah melakukan
revisi, sebaiknya baca kembali berita yang anda buat, kemudian revisi lagi, baca lagi,
dan revisi lagi berulang kali hingga benar-benar yakin bahwa berita yang anda tulis
tidak memiliki kesalahan.
9. Tidak Mengandung Fitnah, Hasutan, dan Kebohongan
Sesuai dengan kaidah P3SPS, konten berita yang disiarkan harus memberikan
kemanfaatan dan perlindungan terhadap publik. Konten berita dilarang mengandung
hal-hal yang bersifat fitnahan, hasutan, menyesatkan dan berisi kebohongan atau
hoax. Dalam membuat dan menyebarkan berita, harus diperhatikan agar isi berita
tidak merugikan dan menimbulkan dampak negatif di masyarakat. .
10. Tidak Mempertentangkan Suku, Agama, Ras atau Golongan
Dalam P3SPS program siaran, termasuk berita diwajibkan menghormati perbedaan
suku, agama, ras dan golongan. Baik itu kelompok golongan berdasarkan perbedaan
budaya, usia, gender, maupun sosial ekonomi. Dalam mewujudkan penghormatan
tersebut, berita dilarang mengandung konten yang sifatnya merendahkan,
mempertentangkan atau melecehkan suku, agama, ras dan golongan tertentu. Ketika
menyiarkan berita mengenai peristiwa konflik sekalipun, penulis berita diwajibkan
untuk menjaga independensi dan netralitas dirinya.
11. Tidak Merendahkan Nilai – Nilai Yang Berlaku Dalam Masyarakat
Seperti dijelaskan sebelumnya, P3SPS mengharuskan berita yang dibuat dan disiarkan
kepada publik untuk mempertimbangkan munculnya kemungkinan ketidaknyamanan
publik. Oleh karena itu dalam pembuatannya, sebuah berita yang akan disiarkan
kepada publik perlu menjukkan sikap menghormati nilai dan norma, kesopanan, serta
kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat. Penulis berita harus menunjukkan sikap
penghormatan terhadap perbedaan nilai yang ada dalam berita yang dibuatnya.
12. Tata Bahasa dan Kosakata
Dalam penyusunan kalimat, gunakan tata bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia (SPOK). Gunakan kata ganti orang ketiga dalam menggambarkan
peristiwa. Dalam penyusunannya, lebih baik menggunakan kalimat aktif dibanding
kalimat pasif. Gunakan pula kata berpasangan yang sesuai seperti: ‘baik vs maupun’,
‘jika vs maka’, dkk. Perhatikan penggunaan kata yang sesuai, misalnya kata ‘dia’
untuk orang biasa sedangkan untuk orang yang dihormati gunakan kata ‘beliau’.
Gunakan kata yang umum digunakan agar mudah dipahami, dan hindari penggunaan
jargon atau istilah teknis. Periksa kembali ejaan kata, bila perlu cek kamus untuk
memastikan kebenarannya.
13. Tanda Baca dan Struktur Kalimat Tanda baca diperlukan untuk melakukan
pemenggalan kalimat.
Pastikan meletakkan tanda baca dengan baik, yang sesuai dengan kaidah bahasa
indonesia dan tidak merusak makna kalimat. Hindari kalimat panjang (maks 16 kata),
sebab susunan kalimat yang pendek akan lebih mudah dimengerti dan enak dibaca
dibanding kalimat yang panjang. Hindari penggunaan dua kata yang sama dalam satu
kalimat, dan jangan memulai kalimat dengan kata sambung seperti ‘namun’,
‘sehingga’, dkk.
14. Kutipan dan Atribusi
Kutipan diperlukan untuk memperkuat, menegaskan atau memberi fakta dalam berita
yang ditulism sedangkan atribusi diperlukan dalam berita yang bersifat opini.
Sebaiknya gunakan satu kutipan atau atribusi dalam satu paragraf.

Cara menyampaikan berita dengan baik dan benar

1. Intonasi Intonasi atau disebut juga dengan lagu kalimat.


Membaca teks berita, memerlukan ketepatan dan juga kecermatan pada setiap kata
dan kalimatnya. Pembaca harus bisa mengatur volume suara, memilih kata/kalimat
mana yang disuarakan dengan penekanan, keras, lemah, maupun lembut.
2. Perhatikan Artikulasi
Artikulasi yaitu adalah kejelasan dalam pelafalan atau pengungkapan katakata yang
akan kita ucapkan. Karena kata-kata yang tidak jelas artikulasinya akan terkesan
seperti kita sedang bicara “sambil kumurkumur”. Kesalahan artikulasi menjadi hal
fatal, apabila pendengar mengalami pergeseran makna dari apa yang dimaksud oleh
pembaca berita.
3. Volume suara
Volume merupakan tingkat kekuatan dan kenyaringan suara saat mengucapkan kata.
Volume suara juga harus diperhatikan. Keras-lemahnya suara serta kenyaringan suara
diukur oleh pembaca berita.
4. Irama dalam Membaca Berita
Irama merupakan kecepatan dalam membaca berita. Dalam membaca berita harus
menggunakan Irama yang baik agar tidak terkesan buru-buru, formal dan nyaman
untuk didengarkan. Anda bisa melatih tempo dalam membaca berita disesuaikan
dengan durasi tayang dalam berita tersebut. Kadang-kadang kita harus memberi jeda.
Namun pastikan kita tidak terlalu cepat atau lambat dalam membaca sebuah berita.
5. Sikap Tubuh yang Tegap
Hal lain yang juga penting dan harus diperhatikan adalah sikap tubuh saat kita
membawakan atau membacakan berita. Teknik membaca berita dengan baik bisa
dilakukan dengan menjaga postur tubuh tetap tegap sehingga kita terlihat profesional.
6. Tatapan Mata
Tatapan mata yang netral dan fokus juga diperlukan agar kita terlihat percaya diri.
Memutar mata, melirik atau gerakan mata lain seperti kebingungan selama membaca
berita bisa menunjukkan unsur ketidakpercayaan diri. Pastikan tatapan mata lurus ke
penonton dan fokus.
7. Sesuai Konteks
Sesuaikan gaya pembacaan berita dengan konteks atau tema yang akan di bacakan.
Apabila berita tersebut merupakan berita formal, berarti kita juga menggunakan gaya
formal.Nanum jika acara tersebut santai, kita jangan terlalu kaku dalam membawakan
berita tersebut dan jangan teralu menggunakan bahasa baku.
8. Tetap Tenang Saat Ada Kesalahan Teknis
Kesalahan teknis bisa saja terjadi pada saat melakukan pembacaan berita. Menjaga
sikap tetap tenang dan mampu mengalihkan perhatian dengan tetap stabil merupakan
kemampuan yang juga tidak kalah pentingnya.

Contoh Teks Berita

Membanggakan! Anak Petani di Ponorogo Diterima 3 Kampus Bergengsi di


Luar Negeri

PONOROGO - Menjadi anak desa, yang lahir dari keluarga petani sederhana
di Kabupaten Ponorogo, tak membuat Muhammad Wildan Tamami minder. Bahkan,
pelajar SMA Negeri 1 Ponorogo, yang tinggal menunggu pengumuman kelulusannya
ini, lolos masuk tiga perguruan tinggi ternama di luar negeri.
Kabar membahagiakan dan membanggakan ini, berawal saat pelajar yang
akrab disapa Wildan tersebut mampu menjadi juara satu pada kompetisi sains tingkat
nasional yang diselenggarakan Kemendibudristekdikti. Berkat prestasinya yang
sangat membanggakan di bidang sains, Wildan mendapat beasiswa kuliah di luar
negeri dari Kemendikbudristekdikti. Dari tiga perguruan tinggi di luar negeri yang
dituju, Wildan dinyatakan lolos semua seleksi dan diterima di tiga kampus tersebut.
Tiga perguruan tinggi ternama di luar yang telah menyatakan Wildan lolos
seleksi itu adalah Nanyang Technologycal University Singapura, Uviversity of British
Columbia, dan University of Toronto Canada. Meski memiliki kecerdasan di atas
rata-rata, namun Wildan tetap sederhana. Dia bahkan mengaku tidak menyangka
bakal mendapat kesempatan mendaftar kuliah di luar negeri, dan bisa lolos seleksi.
"Kesempatan ini berawal saat saya mengikuti kompetisi sains tingkat nasional di
kemendikbudrsitekdikti, bulan November 2021. Ada sekitar tiga ribu siswa yang
mengikuti lomba tersebut," ujar Wildan. Dari kompetisi sains tersebut, Wildan
mampu menorehkan prestasi yang sangat membanggakan. Dia tampil menjadi juara
satu, mengalahkan sekitar tiga ribu pesaingnya.
"Saya mendapat medali emas dalam kompetisi sains tersebut. Selain itu juga
mendapatkan uang pembinaan dan beasiswa kuliah di luar negeri. Saat itu saya
mendaftar di tiga kampus internasional, dan ternyata semuanya diterima," ujarnya.
Anak petani asal Desa Mlarak, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo itu,
mengaku tidak pernah menyangka akan diterima di kampus luar negeri, sebab soal
ujian masuknya sangat sulit. Rencananya, Wildan akan memilih kuliah di Singapura,
karena dia menilai kampus tersebut lebih unggul dibanding dua kampus lainnya. Atas
prestasi ini, Wildan juga mendapatkan penghargaan dari SMA Negeri 1 Ponorogo,
tempatnya menempuh pendidikan saat ini. Wakil Kepala SMA Negeri 1 Ponorogo
Bidang Kurikulum, Supiyan mengatakan, sekolah memberikan penghargaan atas
prestasi yang diraih Wildan, yakni berupa pembebasan biaya partisipasi, serta
pendampingan pemberlajaran dan kelengkapan administrasi ke luar negeri.

Sumber: https://daerah.sindonews.com/read/794463/704/membanggakan-anak-petani-
di-ponorogoditerima-3-kampus-bergengsi-di-luar-negeri-1654855594/1
MATERI AJAR

SEKOLAH : SMP YAPENTHOM 1 MAUMERE

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

KELAS : VIII

MATERI POKOK : TEKS EKSPLANASI

 Petunjuk Belajar
3. Bacalah dengan cermat berbagai materi yang terdapat pada bahan ajar ini agar
kalian dapat memahami materi teks berita.
4. Berilah tanda-tanda tertentu dan catatan khusus bagian-bagian yang kalian anggap
penting.

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3 Menelaah teks eksplanasi yang 3.3.1 Menelaah struktur teks eksplanasi
diperdengarkan atau dibaca 3.3.2 Menelaah aspek kebahasaan teks
eksplanasi
4.3 Menyajikan informasi dan data 4.3.1 Menyajikan informasi dalam bentuk
dalam bentuk teks eksplanasi teks eksplanasi dengan
secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur dan
memperhatikan struktur, unsur kebahasaan
kebahasaan, atau aspek lisan

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran berbasis proyek dan metode diskusi, peserta didik mampu
menelaah struktur teks eksplanasi, menelaah aspek kebahasaan teks eksplanasi dan
menyajikan informasi dalam bentuk teks eksplanasi dengan memperhatikan struktur
dan kebahasaan dengan tepat.

C. Uraian Materi

Kalian pasti sering menemukan peristiwa alam dan sosial yang ada di lingkungan
sekitar kan? Peristiwa-peristiwa alam, seperti terjadinya hujan, gempa bumi, dan
peristiwa alam lainnya dapat disajikan dalam bentuk eksplanasi. Begitupun peristiwa-
peristiwa yang terkait dengan masalah sosial, budaya; mungkin pula dengan politik dan
ekonomi; banyak yang disajikan dalam jenis teks eksplanasi.

A. Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan proses terjadinya peristiwa dengan
sejelas-jelasnya. Dalam penyusunannya, teks eksplanasi umumnya berpola kronologis
ataupun kausalitas. Secara umum teks eksplanasi dimulai dengan identifkasi fenomena,
rangkaian peristiwa, dan diakhiri dengan ulasan/ penyimpulan.

Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses 'mengapa' dan 'bagaimana'
kejadian-kejadia alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya dapat terjadi. Suatu
kejadian baik kejadian alam maupun kejadian seosial yang terjadi di sekitar kita, selalu
memiliki hubungan sebab akibat dan memiliki proses. Suatu kejadian yang terjadi di
sekitar kita, tidak hanya untuk kita amati dan rasakan saja, tetapi juga untuk kita pelajari.
Kita dapat mempelajari kejadian tersebut, misalnya dari segi mengapa dan bagaimana
bisa terjadi.

B. Struktur Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi memiliki memiliki struktur yang terdiri dari pernyataan umum,
dilanjutkan dengan urutan sebab akibat, dan diakhiri dengan interpretasi. Untuk lebih
memahami lagi mengenai struktur tersebut silahkan disimak dibawah ini.

1. Pernyataan umum, berisi statemen atau penyataan umum tentang suatu topik
yang akan dijelaskan proses keberadaanya, proses terjadinya, atau proses
terbentuknya.
2. Urutan Sebab Akibat, berisikan tentang detail penjelasan proses keberadaan atau
proses terjadinya yang disajikan secara urut atau bertahap dari yang paling awal
hingga yang paling akhir.
3. Interpretasi, berisi tentang kesimpulan atau pernyataan tentang topik atau proses
yang dijelaskan.

C. Ciri-ciri Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi memiliki 3 ciri-ciri yang dapat memudahkan kita untuk


membedakan antara teks eksplanasi dengan teks yang lainnya. Berikut adalah 3 ciri-ciri
teks eksplanasi:

1. Strukturnya terdiri dari penyataan umum, urutan sebab akibat, dan interpretasi.
2. Memuat informasi berdasarkan fakta (faktual). Faktualnya itu memuat informasi
yang bersifat ilmiah atau keilmuan seperti sains dan yang lainnya.
3. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi.

D. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi pada umumnya memiliki ciri bahasa sebagai berikut:

1. Fokus pada hal umum (generic), bukan partisipan manusia (nonhuman


participants), misalnya gempa bumi, banjir, hujan, dan udara.
2. Dimungkinkan menggunakan istilah ilmiah.
3. Lebih banyak menggunakan kata kerja material dan relasional (kata kerja aktif).
4. Menggunakan konjungsi waktu dan kausal, misalnya jika, bila, sehingga,
sebelum, pertama, dan kemudian.
5. Menggunakan kalimat pasif.
6. Eksplanasi ditulis untuk membuat justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan
secara kausal itu benar adanya.

Teks eksplanasi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan yang relatif berbeda dengan teks
lain. Kaidah-kaidah yang dimaksud sebagai berikut:

1. Menggunakan konjungsi kausalitas, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu,
oleh karena itu, sehingga.
2. Menggunakan konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu,
setelah itu, pada akhirnya.
3. Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomena, bukannya pada
kata ganti penceritanya. Kata ganti yang dimaksud, misalnya, Kabupaten
Bandung, burung, gerhana, kesenian daerah, perkembangan budaya Papua.
4. Di dalam teks itu pun sering dijumpai kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan
topik yang dibahasnya.

E. Struktur Teks Eksplanasi

1. Pernyataan umum

Di bagian ini, sebuah teks eksplanasi menjelaskan tentang gambaran umum


fenomena/peristiwa alam yang akan dibahas. Poinnya bisa mengangkat tentang
proses bagaimana fenomena alam tersebut bisa terjadi.

2. Urutan Sebab akibat

Setelah mengetahui secara umum fenomena yang akan dibahas, pada bagian ini
dijelaskan tentang penyebab dan akibat yang ditimbulkan dari fenomena tersebut.
Kamu bisa melakukan deskripsi dalam beberapa paragraf terkait sebab dan
akibatnya. Bagian ini disebut juga dengan deretan penjelas.

3. Interpretasi

Interpretasi dalam teks eksplanasi dapat dikatakan sebagai ulasan atau penarikan
kesimpulan. Kamu bisa memberikan tanggapan atau pernyataan terkait fenomena
yang diangkat dalam teks tersebut.
E. Contoh Teks Eksplanasi 1

Awal pemerintahan Kabupaten Bandung dimulai sejak Piagam Sultan Agung


Mataram pada tanggal 20 April 1641. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari
jadi Kabupaten Bandung.

Sebelum mencapai bentuk pemerintahan sekarang, Kabupaten Bandung


mengalami perkembangan kekuasaan dari zaman ke zaman. Pada masa Kerajaan
Pajajaran berkuasa, sekitar akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, di tatar Periangan
belum ada bentuk kabupaten, hanya terdiri atas beberapa keprabuan. Istilah keprabuan
diambil dari kata prabu yang berarti ‘leluhur’ atau ‘raja muda’.

Pada tahun 1575 yang berkuasa di daerah Pajajaran adalah pemerintahan Islam.
Dilanjutkan pemerintahan Mataram (1621–1677) dan pemerintahan Belanda. Saat
Mataram berkuasa itulah, nama keprabuan diubah menjadi kabupaten.

Berdasarkan piagam itu, Sultan Agung diangkat Tumenggung Wiraangunangun


sebagai Bupati Bandung. Ketika itu, pemerintahan Kabupaten Bandung berpusat di
daerah Krapyak atau Bojongasih. Tepatnya di tepi Sungai Cikapundung, dekat muaranya
yaitu Sungai Citarum. Nama Krapyak kemudian berganti menjadi Citeureup. Nama itu
hingga kini tetap abadi menjadi salah satu nama desa di Dayeuhkolot.

Pada masa Bupati Wiranatakusumah II (1794-1829) Ibu Kota Kabupaten


Bandung dipindahkan dari Krapyak (Dayeuhkolot) ke pinggir Sungai Cikapundung atau
Alun-alun Bandung sekarang. Pemindahan tersebut berdasarkan perintah Gubernur
Jenderal Hindia Belanda,”Deandels”. Peristiwa itu terjadi pada 25 Mei 1810. Alasan
pemindahan tersebut akan memberikan prospek baik terhadap perkembangan wilayah
itu. Pada saat itu Deandels yang mendapat julukan "Mas Galak" tengah membuat jalan
dari Anyer ke Panarukan. Kebetulan jalur tersebut melewati tatar Priangan atau Kota
Bandung pada saat sekarang ini.

Contoh Teks Eksplanasi 2

Tsunami

Tsunami adalah istilah yang berasal dari Jepang, terdiri atas dua kata tsu dan
name yang berarti ‘pelabuhan’ dan ‘gelombang’. Para ilmuan mengartikannya sebagai
gelombang pasang atau gelombang laut akibat gempa. Tsunami adalah gelombang laut
besar yang datang dengan cepat dan tiba-tiba menerjang kawasan pantai. Gelombang
tersebut terbentuk akibat dari aktivitas gempa atau gunung merapi yang meletus di
bawah laut. Besarnya gelombang tsunami menyebabkan banjir dan kerusakan ketika
menghantam daratan pantai.

Pembentukan tsunami terjadi saat dasar laut pemukaannya naik turun di


sepanjang patahan selama gempa berlangsung. Patahan tersebut mengakibatkan
terganggunya keseimbangan air laut. Patahan yang besar akan menghasilkan tenaga
gelombang yang besar pula. Beberapa saat setelah terjadi gempa, air laut akan surut.
Setelah surut, air laut kembali ke arah daratan dalam bentuk gelombang besar. Selain itu,
pembentukan tsunami juga disebabkan oleh letusan gunung merapi di dasar lautan.
Letusan tersebut menyebabkan tingginya pergerakan air laut atau perairan di sekitarnya.
Semakin besar tsunami, makin besar pula banjir atau kerusakan yang terjadi saat
menghantam pantai.

Tsunami memang telah menjadi salah satu bencana yang menyebabkan kerusakan
besar bagi manusia. Kerusakan terbesar terjadi saat tsunami tersebut menghantam
permukiman penduduk sehingga menyeret apa saja yang dilaluinya. Oleh sebab itu, kita
harus selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi bencana ini. Namun, kita
tidak perlu terlalu khawatir karena tidak semua tsunami membentuk gelombang besar.
Selain itu, tidak semua letusan gunung merapi atau gempa yang terjadi diikuti dengan
tsunami.
MATERI AJAR

SEKOLAH : SMP YAPENTHOM 1 MAUMERE

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

KELAS : VIII

MATERI POKOK : TEKS IKLAN, SLOGAN ATAU POSTER

 Petunjuk Belajar
5. Bacalah dengan cermat berbagai materi yang terdapat pada bahan ajar ini agar
kalian dapat memahami materi teks berita.
6. Berilah tanda-tanda tertentu dan catatan khusus bagian-bagian yang kalian anggap
penting.

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2 Menelaah pola penyajian dan
kebahasaan teks iklan, slogan, 3.2.1 Menganalisis pola penyajian pada
atau poster dari berbagai iklan, slogan atau poster (C4)
sumber yangdibaca dan 3.2.2 Menganalisis kebahasaan iklan,
didengar (C4) sloganatau poster (C4)
4.2 Menyajikan gagasan, pesan, 4.2.1 Menyajikan gagasan, pesan dalam
ajakan dalam bentuk iklan, bentuk iklan, slogan atau poster (P3)
slogan, atau poster secara
lisan atau tulis (P3)

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran dengan model Problem Based Learning, pendekatan
TPACK dan metode diskusi, peserta didik mampu menganalisis pola penyajian pada
iklan dari berbagai sumber, menganalisis kebahasaan iklan dari berbagai sumber dan
menyimpulkan isi iklan dengan memperhatikan kebahasaan dari berbagai sumber
dengan tepat.

C. Uraian Materi
1. Pola Penyajian Iklan
Teks iklan memiliki beberapa pola penyajian. Iklan mungkin disajikan dalam media
tertulis seperti di koran atau majalah. Sementara itu, poster dapat Ananda temui pada
tempat-tempat umum. Dalam penyajian secara lisan, iklan dapat ditemui melalui
media elektronik seperti radio dan televisi.
a. Iklan Media Cetak
Iklan pada media cetak mengutamakan penyampaian pesan berdasarkan
penggunaan bahasa, desain grafis, gambar, bentuk huruf, dan tata letak. Iklan di
media cetak memilki beberapa bentuk, yaitu
1) Iklan Baris
Iklan baris adalah iklan yang pemasangannya berupa baris-baris. Teks yang
disajikan sangat terbatas, tidak ada gambar ataupun ilustrasi dalam iklan.
Teks disajikan dengan banyak penyingkatan. Iklan baris biasanya
dimanfaatkan oleh perorangan dan perusahaan kecil.
1) Iklan Kolom
Iklan kolom adalah iklan yang pemasangannya dalam media berupa
kolom. Iklan kolom terdiri dari teks dan gambar/ilustrasi yang menarik.
b. Iklan Media Elektronik
Iklan pada media elektronik dibagi menjadi beberapa unsur sebagai berikut.
1) Iklan radio, iklan ini mengandalkan efek suara, baik itu tuturan, musik,
maupun bunyi-bunyi.
2) Iklan televisi, iklan ini mengandung unsur suara, gambar, dan gerak.
3) Iklan internet, iklan ini mengandung unsur yang sama dengan iklan TV
hanya saja iklan ini ditayangkan pada media internet.

2. Struktur Teks Iklan


Teks iklan memiliki struktur teks tertentu. Pemahaman struktur sangat penting agar
kalian dapat membedakan teks iklan, slogan, poster, dan jenis teks lain. Berikut
pemaparan mengenai struktur teks iklan.

a. Judul

Iklan Penjelasan
Setelah mengamati teks iklan di samping,
dapatkah Ananda menentukan bagian mana
yang merupakan judul iklan?
Bagian judul pada iklan tersebut adalah
nama produk yang dicetak besar.
Bagian ini biasanya ditulis dengan huruf
yang lebih besar atau lebih mencolok
dibandingkan tulisan yang lainnya.

Sumber:
Canva.com

b. Pernyataan Persuasif

1) Kopi Nusantara adalah kopi lokal terbaik dengan rasa yang mantap.
2) Sabun Bangsa, sabun anti kuman, membersihkan 99% kuman jahat pada badan
Anda! kutipan teks berikut!
Perhatikan
Kutipan iklan tersebut termasuk struktur teks iklan bagian pernyataan
persuasif. Pada kutipan tersebut dinyatakan keunggulan produk, tujuannya
agar pembaca atau pendengar terdorong untuk membeli produk tersebut.
Bagian ini biasanya terletak di akhir teks.

3. Kaidah Kebahasaan Teks Iklan


Setelah Ananda memahami struktur teks iklan, selanjutnya Ananda akan
mempelajari kaidah kebahasaan teks iklan. Perhatikan bagan berikut.

a. Menggunakan Kalimat Persuasif


Kalimat persuasif adalah kalimat yang bersifat memengaruhi atau dapat juga
berupa ajakan. Biasanya kalimat persuasif menggunakan bujukan atau
dorongan tentang suatu kebiasaan.
b. Menggunakan Kalimat Imperatif
Perhatikan beberapa kalimat berikut!

1) Marilah kita jaga kebersihan lingkungan sekitar kita!


2) Janganlah buang sampah sembarangan!

Pada kalimat tersebut terdapat kata yang ditebalkan yang disebut kata
imperatif. Kalimat imperatif adalah kalimat yang berisi ajakan, dorongan atau
larangan. Beberapa contoh kata imperatif adalah marilah, ayo, janganlah,
wujudkan, nikmati, dsb.
c. Menggunakan Kalimat Ringkas
Bahasa iklan sering kali menggunakan bahasa yang ringkas, sederhana, mudah
diingat, dan mudah dipahami.
d. Berkesan Positif
Bahasa iklan yang digunakan haruslah berkesan positif, maksudnya pesan
yang disampaikan dalam iklan meliputi keunggulan dan kelebihan produk
yang ditawarkan.
e. Berima
Kaidah kebahasaan berikutnya, yaitu berima. Biasanya kata-kata pada sebuah
teks iklan memiliki rima atau pengulangan nada yang sama, tujuannya agar
iklan tersebut menarik dan berkesan dalam memori pembaca atau pendengar
iklan.

Contoh: Makin Seru


Makin Tak Terkalahkan

4. Menyimpulkan isi iklan


Hal penting yang perlu disunting dalam teks iklan, slogan, dan poster, yaitu mengenai
aspek isi, struktur, dan kaidah kebahasaan.
Adapun langkah-langkah menyimpulkan isi iklan yaitu:
1. Membaca atau menyimak iklan dengan baik.
2. Mencatat pokok-pokok penting isi iklan.
3. Memperhatikan pola pengembangan kalimat dalam iklan
4. Mengembangkan pokok-pokok tersebut dengan dengan kaidah kebahasaan yang
mudah dimengerti.
Perhatikan contoh berikut!
Contoh teks Simpulan
Teks tersebut termasuk ke dalam fungsi
transformasional karena bertujuan memberi
tahu khalayak bahwa memakai masker itu
lebih baik untuk menjaga kesehatan pada
masa pandemi ini. Bukan untuk
menawarkan produk masker.

Sumber:
Canva.com
MATERI AJAR

SEKOLAH : SMP YAPENTHOM 1 MAUMERE

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

KELAS : VIII

MATERI POKOK : TEKS PERSUASI

 Petunjuk Belajar
7. Bacalah dengan cermat berbagai materi yang terdapat pada bahan ajar ini agar
kalian dapat memahami materi teks berita.
8. Berilah tanda-tanda tertentu dan catatan khusus bagian-bagian yang kalian anggap
penting.

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4 Menelaah struktur dan 3.4.1 Menganalisis struktur teks
kebahasaan teks persuasi yang persuasi yang berupa saran,
berupa saran, ajakan, dan ajakan, dan pertimbangan tentang
pertimbangan tentang berbagai berbagai permasalahan aktual
permasalahan aktual 3.4.2 Menganalisis kebahasaan teks
(lingkungan hidup, kondisi persuasi yang berupa saran,
sosial, dan /atau keragaman ajakan, dan pertimbangan tentang
budaya, dll) dari berbagai berbagai permasalahan aktual
sumber yang didengar dan
dibaca
4.4 Menyajikan teks persuasi 4.4.1 Menyajikan teks persuasi secara
(saran, ajakan, arahan, dan tertulis dengan memperhatikan
pertimbangan) secara tulis struktur dan kebahasaan dengan tepat
dan lisan dengan
memperhatikan struktur,
kebahasaan atau aspek
lisan.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan model Problem Based Learning,
pendekatan TPACK dan metode diskusi, peserta didik mampu menganalisis struktur
dan kebahasaan teks persuasi yang berupa saran, ajakan, dan pertimbangan tentang
berbagai permasalahan aktual dan menyajikan teks persuasi secara tertulis dengan
memperhatikan struktur dan kebahasaan yang tepat.

C. Uraian Materi
Teks persuasi adalah teks yang bertujuan untuk memengaruhi pembaca agar mau
memercayai dan melakukan hal yang dituliskan dalam teks tersebut. Kata kuncinya adalah
“memercayai” dan “melakukan”. Ciri- Ciri teks persuasi adalah berisi argumen, berusaha
menyakinkan pembaca, menggunakan kata ajakan, dan menghindari konflik.

Simpulan adalah rumusan akhir tentang sesuatu (misalnya teks). Simpulan disusun
berdasarkan pemahaman atau penalaran kita terhadap keseluruhan isi teks tersebut. Untuk
menyimpulkan teks persuasi, dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

a. membaca keseluruhan isi teks;


b. mencatat bagian-bagian penting dari isi teks tersebut;
c. memahami hubungan logis antarbagian penting teks tersebut; dan
d. merumuskan simpulan isi teks secara ringkas dan jelas.

Struktur teks persuasi terdiri atas (1) Pengenalan isu, yakni berupa pengantar atau
penyampaian tentang masalah yang menjadi dasar tulisan atau pembicaraan; (2) Rangkaian
argumen, terkait dengan isu yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Pada bagian ini
dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumen; (3) Pernyataan
ajakan, yakni sebagai inti dari teks persuasi yang berisi dorongan agar pembaca melakukan
sesuatu. Pernyataan tersebut mungkin disampaikan secara tersurat ataupun tersirat. Adapun
kehadiran argumen berfungsi untuk mengarahkan dan memperkuat ajakan-ajakan tersebut;
dan (4) Penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya, yang biasanya ditandai
oleh ungkapan-ungkapan seperti demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah.
Kaidah kebahasaan teks persuasi terdiri atas (1) menggunakan kata bujukan; (2)
menggunakan kata kerja imperatif; (3) menggunakan kata- kata teknis atau peristilahan yang
berkenaan dengan topik yang dibahas; dan (4) menggunakan kata-kata penghubung
argumentatif.

Langkah-langkah menulis teks persuasi tersebut, yaitu menentukan tema dan bujukan
utamanya, menyusun perincian, mengumpulkan bahan, dan mengembangkan teks sesuai
struktur dan kaidah kebahasaan.

Anda mungkin juga menyukai