Anda di halaman 1dari 43

BAB 1

TEKS BERITA

Berita adalah teks yang berisi tentang segala kejadian atau peristiwa yang telah atau sedang terjadi
di dunia.
Teks Berita adalah teks yang melaporkan kejadian, peristiwa atau infomasi mengenai sesuatu yang
telah atau sedang terjadi.Teks berita biasanya disiarkan/disebarkan melalui berbagai media, misaln
ya seperti televisi, radio, internet atau media cetak seperti koran dan majalah. Dengan kita memba
ca sebuah berita maka kita akan mendapatkan informasi dan menambah wawasan kita sehingga da
pat berfikir kritis terhadap suatu kejadian.

A. Ciri-Ciri Teks Berita

Ilustrasi koran. (dok. pexels.com/Markus Spiske)


 Faktual
Berarti suatu kejadian yang bersifat nyata, benar-benar terjadi dan dapat dirasakan serta dibuktikan
kebenarannya.
 Aktual
Berarti kejadian yang bersifat baru, terkini, dan sedang menjadi pembicaraan di kalangan masyara
kat umum.
 Unik dan menarik
Unik berarti setiap wartawan atau portal penyedia berita memiliki editorial, redaksi, hingga diksi y
ang khas. Menarik berarti berita menyajikan fakta aktual yang diinginkan oleh masyarakat atau me
nimbulkan rasa ingin tahu dan ketertarikan dari masyrakat untuk membacanya.
 Berpengaruh bagi masyarakat luas
Teks berita harus memberikan pengaruh bagi kepentingan orang banyak.
 Objektif
Berita yang disampaikan benar-benar berdasarkan fakta tanpa rekayasa atau dipengaruhi oleh pand
angan atau pendapat pribadi pelapornya.

 Terdapat waktu dan tempat kornologi kejadian


Berita biasanya dilengkapi dengan runtutan waktu atau kronologi kapan terjadinya suatu peristiwa.
 Bahasa baku, sederhana, dan komunikatif
Pada umumnya berita berisi tulisan yang menggunakan bahasa baku sesuai PUEBI, sederhana, na
mun tetap menarik dan tidak membingungkan ketika dibaca (mudah untuk dikomunikasikan).
C. Struktur Teks Berita
Adapun teks berita ini terdapat 3 struktur. Penjelasan singkatnya seperti berikut.
1. Orientasi Berita
Struktur yang pertama adalah orientasi berita. Bagian ini merupakan pengenalan mengenai suat
u masalah atau hal apa yang akan dibahas di dalam berita.
2. Peristiwa 
Struktur yang kedua berisi inti permasalahan mengenai kejadian yang terdapat pada peristiwa at
au hal yang ingin dibahas secara detail dan berurutan. Bagian ini menjelaskan jalannya kejadian
dari awal hingga akhir.
3 Sumber
Bagian ini berisi sumber didapatnya berita/informasi. Biasanya terletak pada bagian awal berita
atau akhir berita.

Unsur-Unsur Teks Berita


Seorang pria yang memakai masker sedang membaca koran di luar pusat perbelanjaan di Kuala Lu
mpur, Malaysia, Kamis (14/1/2021). Otoritas Malaysia memperketat pembatasan pergerakan untu
k mencoba menghentikan penyebaran virus corona COVID-19. (AP Photo/Vincent Thian)

 What (Apa)
Nama atau identitas dari suatu kejadian atau peristiwa yang baru atau sedang terjadi. Apakah men
yangkut hidup seseorang atau kejadian tanah longsor? banjir? kerusuhan? apa yang diberitakan.
 Who (Siapa)
Siapa saja yang terlibat dalam suatu kejadian atau peristiwa? atau siapa tokoh utama yang menjadi
sorotan berita?
 Where (Di mana)
Unsur ini menyatakan lokasi atau daerah tempat terjadinya peristiwa. Di mana kejadian itu di man
a? dalam kriminal istilahnya biasa disebut dengan TKP atau tempat kejadian perkara.
 When (Kapan)
Unsur yang merupakan waktu dari suatu kejadian atau peristiwa yang dilaporkan. Bisa mencakup t
anggal, hari, jam, menit, atau umum, seperti pagi, siang, dan sore.
 Why (Mengapa)
Alasan mengapa peristiwa atau kejadian yang dilaporkan dapat terjadi. Unsur ini juga mencakup u
ntuk mengetahui secara detail penyebab dari suatu peristiwa yang telah terjadi.
 How (Bagaimana)
Bagaimana keadaan atau proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa, termasuk akibat yang diti
mbulkan atau justru yang diharapkan dari peristiwa tersebut jika peristiwa adalah acara yang senga
ja dibuat (konser amal, pentas seni, dan sebagainya).

d. Struktur Berita
Kepala Berita (Lead)

Merupakan bagian yang dianggap paling penting dari berita. Pada bagian kepada berita har
us berisi unsur-unsur utama berita berdasarkan 5W1H yang mencakup apa, siapa, di mana atau ka
pan.

Badan Berita
Badan berita biasanya berisi 'bagaimana' atau 'mengapa'. Deskripsi, narasi, atau penjelasan
detail dari bagaimana dan mengapa peristiwa dan kejadian.

Bagian Ekor
Bagian ini biasanya tidak memiliki kaitan secara langsung terhadap berita. Bisa berisi kont
eks tambahan seperti sejarah sebelum kejadian yang dilaporkan terjadi, dan sebagainya.

E. Jenis-Jenis Berita
Warga menonton televisi yang menayangkan penyuntikan vaksin COVID-19 terhadap Pres
iden Joko Widodo atau Jokowi di Jakarta, Rabu (13/1/2021). Vaksin Sinovac yang disuntikkan ter
hadap Jokowi sudah mendapatkan izin terbit dari BPOM. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Jenis-jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik antara lain sebagai berikut:

 Straight News (berita langsung)


Straight News merupakan jenis berita apa adanya, ditulis secara singkat, langsung, dan lugas. Seba
gian besar halaman depan surat kabar atau yang menjadi berita utama (headline) biasanya adalah b
erita jenis ini.
 Depth News (berita mendalam)
Depth News merupakan jenis berita yang dikembangkan dengan pendalaman mengenai hal-hal ya
ng ada di bawah suatu permukaan (dikupas secara mendalam).
 Investigation News (berita investigasi)
Investigation News merupakan jenis berita yang dikembangkan berdasarkan penyelidikan dan pen
elitian dari berbagai sumber yang dapat menjadi sumber berita.
 Interpretative News (berita interpretatif)
Interpretative News adalah berita yang dikembangkan melalui pendapat atau penilaian dari wartaw
an yang melaporkan, namun tetap berdasarkan fakta yang ditemukan.
 Opinion News (berita opini)

F. Kaidah Kebahasaan Teks Berita


 Verba transitif
Merupakan verba yang dapat diubah kebentuk pasif.
 Verba pewarta
Verba pewarta adalah verba yang mengindikasikan suatu percakapan.
 Adverbia atau kata keterangan
Kelas kata yang memberikan keterangan kepada kata lain.
 Konjungsi temporal
Merupakan kata hubung yang berhubungan dengan waktu. Misalnya: setelah, kemudian, dan akhir
nya.
 Kalimat langsung
Merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang (sumber wawancara) yang sama pe
rsis dengan apa yang dikatakannya.
 Kalimat tidak langsung
Kalimat yang melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain dalam bentuk kalimat tidakla
ngsung, biasanya untuk mengungkapkan detail berita.

Contoh Teks Berita

Ilustrasi menulis, teks. (Image by Free-Photos from Pixabay)


Keputusan pemerintah dalam pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja menuai kontroversi. Penge
sahan yang tiba-tiba dilakukan membuat serikat buruh dan mahasiswa melakukan demo besar-bes
aran di berbagai kota. Terhitung aksi demo kembali di gelar oleh buruh dan mahasiswa pada Senin
(12/10).
Aksi penolakan terhadap Omnibus Law Cipta Kerja itu sudah berlangsung selama beberapa hari.
Dari tanggal 6 sampai 8 Oktober terus dimulai. Bahkan gelombang unjuk rasa tak pernah padam d
i berbagai daerah dan kota besar di Indonesia.
Beberapa kota yang melakukan demo besar-besaran, antara lain DKI Jakarta, Bandung, Semarang,
Ambon, dan masih banyak lagi. Bahkan demo di Semarang mendapat tanggapan langsung dari Gu
bernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar mengaku paham aspirasi rakyat, meski begitu ia bel
um bisa bertindak mengingat draf final dari RUU Cipta Kerja masih belum didapatkan.
BAB 2
TEKS IKLAN

A. Iklan adalah sebuah informasi yang berisi pesan untuk membujuk orang lain, agar tertarik pada
barang atau jasa yang ditawarkan.
Iklan tak hanya untuk masalah komersial. Tetapi juga dapat berisi ajakan kepada para pembacanya
untuk melakukan hal-hal yang baik. Seperti, tidak menggunakan obat terlarang, menanam pohon,
hingga tidak membuang sampah sembarangan.
Iklan biasanya dipromosikan melalui televisi, radio, media sosial, majalah, dan banyak ditemukan
pada baliho di jalan.
klan adalah pesan yang disampaikan ke publik dengan tujuan memengaruhi keputusan khalayak,
bisa untuk mengajak membeli suatu produk atau menggunakan jasa tertentu.

B. tujuan iklan
1. Memberikan informasi kepada khalayak mengenai suatu produk barang atau jasa, merek, p
erusahaan, lowongan kerja, kegiatan, ataupun suatu ide.
2. Mempengaruhi orang lain yang merupakan target market untuk menggunakan dan membel
i produk atau jasa yang ditawarkan kepada mereka.
3. Membangun citra yang baik terhadap suatu produk, merek, dan perusahaan di mata masyar
akat.
4. Untuk meningkatkan angka penjualan suatu produk, baik itu barang maupun jasa.

C. fungsi iklan sebagai berikut:

1. Membujuk audiens untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa.


2. Memberikan informasi terkait produk atau jasa.
3. Membuat publik mengingat produk atau jasa yang diiklankan.
4. Memengaruhi pandangan konsumen atau membangun kesadaran merek.

fumgsi iklan

d. Manfaat iklan
1. Produk atau jasa yang diiklankan akan dikenal atau lebih terkenal di masyarakat luas.
2. Konsumen baru semakin bertambah sehingga meningkatkan angka penjualan produk/ jasa
yang diiklankan.
3. Keuntungan pihak pengiklan akan meningkat karena penjualan produk/ jasanya yang diikla
nkan.
4. Meningkatkan brand awareness sebuah merek di masyarakat luas sehingga masyarakat mu
dah mengidentifikasi produknyaa
E. Syarat-Syarat Iklan

Munculnya iklan tidak terjadi begitu saja. Agar sebuah iklan dapat dikatakan baik maka harus men
gandung syarat-syarat berikut ini:
1. Iklan harus bersifat obyektif, proporsional, dan jujur.
2. Iklan harus berisi informasi yang jelas, padat, dan mudah dipahami khalayak ramai.
3. Iklan sebaiknya dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan minat masyarakat.
4. Iklan seharusnya tidak menyinggung, menyakiti, atau merendahkan pihak/ produk lain

F. Ciri-ciri iklan.
Adapun ciri-ciri iklan adalah:
1. Menggunakan kata singkat tetapi efektif dan menarik agar konsumen mudah
mencerna pesan yang ingin disampaikan.
2. Pemilihan diksi bersifat sugesti atau ajakan karena sesuai fungsi iklan yaitu dapat
memengaruhi konsumen.
3. Bersifat informatif karena iklan bertujuan memberikan informasi terkait produk
agar konsumen lebih mengenal produk yang diiklankan.
4. Harus memiliki target sasaran agar pemasaran produk lebih efektif.

Jenis Iklan Iklan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu


iklan komersial dan iklan non-komersial

1. Iklan Komersial Iklan jenis ini bertujuan mempromosikan dengan maksud orang mau membeli
atau menggunakan jasa yang diiklankan.

2. Iklan Non-Komersial Iklan ini ditujukan kepada khalayak untuk memberikan informasi,
edukasi, imbauan, dan sosialisasi program.
Sementara itu, berdasarkan medianya, iklan dibagi menjadi iklan cetak dan iklan elektronik.

1. Iklan Media Cetak Iklan ini dibuat dengan cara dicetak. Iklan jenis ini kerap ditemui di koran,
majalah, poster, baliho, stiker, dan sebagainya.

2. Iklan Media Elektronik Iklan ini memanfaatkan media elektronik dalam promosinya, seperti
televisi, radio, atau media sosial. Selain itu, iklan dapat berbentuk iklan cetak, iklan baris, iklan
kolom, dan iklan display.

3. Iklan Cetak: Iklan ini dipasang dan dibuat dengan teknologi cetak, seperti baliho, spanduk, surat
kabar, dan sebagainya.1
4. Iklan Baris: Iklan ini biasa ditemukan di koran dengan hanya membuat beberapa kata atau
kalimat saja. I

5. klan Kolom: Iklan kolom memiliki lebar satu kolom dan cenderung lebih tinggi dari iklan baris,
seperti advertorial.

6. Iklan Display: Iklan ini biasanya menampilkan promosi secara lebih luas dari iklan baris, seperti
iklan di radio dan televisi.

G. Jenis Iklan Berdasarkan Isi


1. Iklan Pemberitahuan (Pengumuman)
Via Saungnews.co
Jenis iklan ini bertujuan untuk menarik perhatian khalayak tertentu melalui sebuah informasi atau
pemberitahuan. Contoh iklan pemberitahuan:
 Iklan berita duka cita
 Iklan reuni alumni sekolah

2. Iklan Penawaran (Niaga)


Via Pinterest.com
Iklan jenis ini bertujuan untuk menawarkan barang atau jasa kepada khalayak ramai. Contoh iklan
penawaran:
 Iklan penawaran barang, misalnya tas, sepatu, smartphone, dan lain-lain.
 Iklan penawaran jasa, misalnya jasa kurir, jasa cuci mobil, jasa pengobatan alternatif, dan l
ain-lain.

3. Iklan Layanan Masyarakat


Via Indoprogress.com
Iklan jenis ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pencerahan kepada masyarakat tentang
suatu isu atau hal tertentu. Iklan layanan masyarakat dibuat oleh lembaga atau instansi pemerintah
atau organisasi non-profit.

B. Jenis Iklan Berdasarkan Media yang Dipakai


1. Iklan Cetak
Via Hanindo.co.id
Jenis iklan ini dipasang pada media yang memakai teknik cetak, baik itu berupa laser, sablon, lette
rpress, dan lain-lain.
Contoh iklan cetak sering kita lihat di surat kabar, majalah, tabloid, poster, stiker, dan lain sebagai
nya.
2. Iklan Elektronik
Via Creativemarket.com
Jenis iklan ini memanfaatkan media berbasis perangkat elektronik seperti radio, televisi, film, dan
media digital interaktif (internet). Berikut adalah beberapa iklan elektronik tersebut:
 Iklan radio: iklan radio hanya bisa didengarkan saja karena bentuknya hanya suara (audi
o). Contoh iklan radio adalah Ad-lib, Spot, dan Sponsor Program.
 Iklan televisi: iklan televisi terdapat unsur suara, gambar, gerak, dan teks, sehingga lebih
menarik bagi audiens. Beberapa contoh iklan televisi adalah Live Action, Animation, Stop
Action, Musik, Sponsor Program, Running Text, Backdrop, Credit Title, Ad-lib, Promo Ad,
dan Superimposed.
 Iklan film: iklan film dapat dilihat ketika kita melihat sebuah film/ cinema. Biasanya iklan
tayang sebelum film dimulai dimana bentuk iklan adalah live action, dan endorsement.
 Iklan media digital interaktif: iklan jenis ini tayang di berbagai media online yang banya
k pengunjungnya. Beberapa jenis iklan di media digital diantaranya Banner & Button, Web
site, Sponsorship, Search Engine Marketing, Email Marketing, Classified Ads, Social Medi
a Marketing, dan lain-lain.
 Iklan luar ruang: jenis iklan ini adalah iklan elektronik yang berada di luar ruangan dan p
osisinya terlihat khalayak ramai. Beberapa contoh iklan luar ruang ini adalah iklan transit, 
mobile billboard, outdoor standard, display, dan lainnya.

H. Jenis Iklan Berdasarkan Tujuannya


Iklan berdasarkan tujuannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu iklan komersial dan iklan non-komers
ial.
1. Iklan Komersial
Tujuan iklan komersial adalah untuk mencari keuntungan ekonomi, atau untuk meningkatkan penj
ualan. Jenis iklan komersial dapat dibagi tiga, yaitu:
 Iklan konsumen: ditujukan pada konsumen akhir (end consumer) suatu produk.
 Iklan Bisnis: ditujukan kepada pihak yang dapat mengolah atau menjual produk yang diikl
ankan kepada konsumen akhir.
 Iklan Profesional: ditujukan bagi segmen tertentu, yaitu para profesional.

2. Iklan Non-Komersial

Jenis iklan non-komersial umumnya dibuat untuk tujuan memberikan informasi, ajakan, da
n edukasi terhadap masyarakat. Iklan ini tidak untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, namun u
ntuk keuntungan sosial bagi semua masyarakat. Keuntungan yang didapat dari iklan tersebut adala
h adanya pengetahuan, kesadaran, sikap, dan perubahan perilaku masyarakat terhadap isu yang dii
klankan. Contohnya iklan layanan masyarkat, seperti; kampanye Keluarga Berencana (KB), iklan
pentingnya pendidikan, iklan bahaya rokok, iklan global warming, iklan bahaya demam berdarah,
dan lain-lain.

B.Slogan Adalah
Slogan adalah kalimat pendek yang menarik, singkat, dan mudah diingat untuk
memberitahukan atau menjelaskan tujuan suatu kegiatan. Slogan bertujuan untuk menarik atau
mengajak masyarakat agar melakukan atau tidak melakukan tindakan.

Ciri Ciri Slogan


1. Kata-katanya singkat, menarik, dan mudah diingat.
2. Disajikan dalam bentuk frasa, klausa, atau kalimat.
3. Merupakan semboyan suatu organisasi atau masyarakat.

Syarat Penulisan Slogan Mengutip buku New Edition Big Book Bahasa Indonesia, syarat
penulisan slogan meliputi:
1. Kepadatan isi (singkat).
2. Kesesuaian slogan dengan tujuan, visi, atau harapan yang ditentukan.
3. Keaslian slogan (tidak meniru).
4. Keindahan dan kemenarikan pilihan kata yang digunakan.

Ciri-Ciri Slogan
Setelah memahami pengertian slogan di atas, berikut ini ada beberapa ciri-ciri slogan yang wajib anda
ketahui, yaitu:

1. Kalimat Pendek
Slogan mengandung kalimat pendek, tujuannya agar mudah dibaca sambil lalu.

2. Pilihan Kata Menarik atau Mencolok


Kalimat slogan juga menggunakan pilihan kata yang menarik dan mencolok agar masyarak
at tertarik membacanya. supaya terlihat mencolok, slogan bisa dibuat dengan memanfaatkan persa
maan bunyi pada kata-kata yang digunakan.

3. Mudah Diingat
Kalimat slogan haruslah mudah diingat, tujuannya agar masyarakat selalu mengingat anjur
an yang disampaikan sehingga melakukan apa yang dianjurkan

4. Menggunakan Kalimat Persuasif


Slogan harus menggunakan kalimat persuasif atau bujukan yang dapat meyakinkan pembaca.

Tujuan Slogan
Membuat slogan tentunya mempunyai tujuan tertentu, berikut ini ada beberapa tujuan dari slogan
adalah:

1. Bertujuan menyadarkan warga masyarakat.


2. Bertujuan memberikan informasi tertentu.
3. Bertujuan mengimbau orang lain.
4. Bertujuan memengaruhi orang lain.
5. Bertujuan memotivasi orang lain.

Langkah-langkah Menyusun Teks Slogan


Untuk Anda yang ingin membuat slogan, perhatikan langkah-langkah berikut ini:
1. Menentukan topik.
2. Menentukan pesan yang akan disampaikan.
3. Mencermati kekhasan yang dimiliki oleh objek atau informasi yang akan dislogankan.
4. Menyusun ungkapan atau kalimat slogan yang padat, singkat, dan jelas dengan memperh
atikan kemenarikan dan keindahan bunyi.

Jenis-Jenis Slogan Beserta Contohnya

1. Slogan Pendidikan
Slogan pendidikan didefinisikan sebagai kata, frasa, atau motto yang berhubungan dengan dunia p
endidikan. Slogan tersebut biasanya bertujuan mendorong dan memotivasi siswa untuk belajar lebi
h aktif. Secara umum, slogan pendidikan banyak dipasang di dinding sekolah atau dinding kelas.
Berikut ini contoh slogan pendidikan, diantaranya:
- Budayakan membaca walau hanya sebentar.
- Tidak ada harta yang kekal kecuali ilmu.
- Sekolah yang bermutu, mencetak generasi berilmu.
- Belajarlah dari sebuah kegagalan.
- Buku hanya akan bermanfaat jika dibaca dan diamalkan!

2. Slogan Lingkungan

Slogan lingkungan berisi kata-kata frasa atau motto yang mengundang dan memberi tahu masyara
kat umum untuk berpartisipasi dalam perlindungan dan cinta lingkungan di sekitar. Slogan-slogan
ini banyak ditemukan di lokasi-lokasi strategis, seperti tembok sekolah, hutan, jalan raya di alun-al
un, dan berbagai lokasi lainnya. Berikut ini beberapa contoh slogan lingkungan, diantaranya:
- Harta tidak akan berguna jika alam bahkan tidak ada.
- Kita tidak akan pernah menggerutu mengenai polusi asalkan kita melestarikan alam.
- Jagalah keasrian bumi untuk para generasi kita masa mendatang.
- Tanda tidak adanya kehidupan adalah tidak adanya pohon.
3. Slogan Kesehatan
Ada banyak contoh slogan kesehatan tertulis dan tidak tertulis. Kebanyakan slogan kesehatan dite
mpelkan di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lain. Berikut beberapa contoh slogan kesehatan,
yaitu:
- Hargai tubuhmu dengan melaksanakan pola hidup sehat.
- Sehat itu anugerah dewa yang perlu dijaga.
- Menjadi vegetarian demi masa renta yang menyenangkan.
- Tak ada yang lebih mahal dari kesehatan.
- Agar renta terbiasa maka budayakan olahraga semenjak dini.
- Hindari rokok kalau tak ingin hidup sia-sia.
4. Slogan Kebersihan
Slogan kebersihan kebanyakan berisi imbauan untuk senantiasa menjaganya. Slogan kebersihan ba
nyak ditemui di tempat maupun fasilitas umum. Berikut ini beberapa contoh slogan kebersihan, ya
itu:
- Kebersihan ialah sebagian dari iman.
- Bersih itu indah, higienis itu anugerah.
- Lingkungan higienis untuk hidup yang lebih jernih.
- Di balik tubuh yang sehat, ada lingkungan yang bersih.
- Anti risih bila lingkungan telah bersih.

C. Poster
 Poster adalah suatu media publikasi yang memadukan antara tulisan, gambar, atau kombinasi ked
uanya dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), poster adalah plakat yang dipasang di tempat u
mum yang bisa berupa pengumuman atau iklan.
Poster biasanya dipasang ditempat yang ramai dan strategis. Lantaran sifatnya yang mengajak, san
gat penting untuk menempatkan poster di tempat yang mudah terlihat.
Hal tersebut juga yang menjadikan poster sebagai media iklan. Tak hanya itu, poster dapat
Poster biasanya dipasang ditempat yang ramai dan strategis. Lantaran sifatnya yang mengajak, san
gat penting untuk menempatkan poster di tempat yang mudah terlihat.
Hal tersebut juga yang menjadikan poster sebagai media iklan. Tak hanya itu, poster dapat menja
di alat untuk promosi, memberikan pengumuman atau informasi kepada masyarakat umum.
Namun, secara khusus tujuan poster dapat disesuaikan dengan kemauan atau kepentingan pembuat
nya yang beragam, bisa karena tujuan komersial, informasi publik, tujuan kemanusiaan atau lainny
a.
Seiring berkembangnya zaman, poster tak hanya tersedia dalam bentuk cetak saja, tetapi juga onli
ne.
Berikut ini rangkuman tentang pengertian poster menurut para ahli, ciri-ciri, tujuan hingga jenis-j
enisnya, seperti dikutip dari laman Salamadian, Jumat (5/2/2021). 

D. Poster
Poster adalah kombinasi visual dari desain yang kuat dilengkapi dengan warna-warna dan
pesan, bertujuan untuk menangkap perhatian masyarakat yang melihatnya serta menanamkan ide y
ang berarti dalam ingatannya.

Ciri-Ciri Poster
Seperti media penyampaian informasi lainnya, poster juga memiliki ciri-ciri khusus. Ciri ciri poste
r, antara lain:
1. Langsung menarik perhatian ketika terlihat orang.
2. Menggunakan bahasa yang padat, singkat, jelas dan mudah dipahami.
3. Mengandung kalimat-kalimat persuasif atau bersifat ajakan.
4. Menggunakan gambar/sketsa/lukisan dan perpaduan warna
5. Dapat meninggalkan kesan, meski dibaca sambil berlalu.
6. Isi tidak bertele-tele.
7. Dipasang pada permukaan yang rata dan di lokasi yang strategis atau di tempat umum.
8. Terdiri dari huruf, angka, simbol, gambar atau perkombinasiannya.
9. Didesain di atas sebuah kertas atau kain.
Tujuan poster di antaranya adalah:
1. Masyarakat menjadi tahu tentang kegiatan atau acara yang akan dilaksanakan.
2. Menjadikan produk atau jasa kita dikenal dan digunakan oleh masyarakat.
3. Mengingatkan masyarakat tentang hal yang seharusnya dilakukan.
4. Mengingatkan masyarakat agar menghindari hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
 

Fungsi Poster:
1. Fungsi poster adalah untuk menyampaikan informasi.
2. Fungsi poster adalah media promosi barang ataupun jasa.
3. Sarana bagi para desainer grafis untuk berkreativitas.

Jenis-jenis Poster
Ada banyak jenis-jenis poster yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Di ma
na setiap poster memiliki tujuan yang berbeda-beda atau tergantung dengan tujuannya. Berikut ma
cam-macam poster dan tujuannya:

1. Poster Layanan Masyarakat


Poster layanan masyarakat berisi informasi seputar berbagai pelayanan pada masyarakat. T
ujuan poster ini, yaitu mengedukasi masyarakat terkait informasi penting tertentu, seperti bahaya n
arkoba, pentingnya vaksin COVID-19, dan lainnya.
Dengan kalimat yang jelas dan singkat, para pembaca akan lebih mudah memahami isi informasi p
oster tersebut. Sehingga pesan yang disampaikan dalam poster akan sampai ke semua kalangan.

2. Poster Kegiatan
Macam-macam poster yang selanjutnya, yaitu poster kegiatan. Jenis poster satu ini berisi i
nformasi tentang kegiatan yang akan dilakukan. Umumnya, poster kegiatan dilengkapi dengan pen
gisi acara, waktu, dan tempat diadakan sebuah acara.
Poster kegiatan bertujuan agar orang-orang yang membaca isi informasi tersebut, bisa datang ke te
mpat acara. Dengan membaca poster kegiatan yang unik dan menarik, dapat memengaruhi pemba
ca untuk datang ke acara.

3. Poster Motivasi
Macam-macam poster selanjutnya, yaitu poster afirmasi atau motivasi. Biasanya, poster ini
berisi tentang kata-kata bijak yang mampu memberi motivasi kepada pembaca.
Saat ini, banyak sekali ditemukan poster motivasi di pinggir jalan yang menginspirasi para pemba
ca. Melalui jenis poster ini, diharapkan mampu menggerakkan para pembaca.

4. Poster Kampanye
Salah satu macam poster yang sering kita jumpai adalah poster kampanye. Hampir dapat di
pastikan setiap 5 tahun sekali, poster kampanye mudah ditemukan di pinggir jalan. Biasanya, post
er ini digunakan oleh para politikus untuk menarik simpati masyarakat agar memilihnya sebagai w
akil rakyat saat Pemilu.
5. Poster Propaganda
Poster juga dapat digunakan sebagai alat propaganda untuk memengaruhi dan menggerakk
an pembaca. Poster yang berisi tentang suatu ajakan untuk berbuat sesuatu disebut sebagai poster
propaganda. Biasanya, jenis poster ini ditemukan pada momen-momen tertentu, seperti perayaan
HUT RI.

Tujuan Poster
Seperti yang sudah diketahui, melalui poster seseorang dapat memberikan suatu informasi penting
untuk publik. Bahkan cukup hanya dengan satu poster, dapat memengaruhi suatu persepsi publik.
Berikut beberapa tujuan pembuatan berbagai macam poster, di antaranya:

1. Mendapatkan perhatian dari publik mengenai suatu informasi yang ada di poster.
2. Mengingat kembali suatu pesan atau informasi penting kepada publik.
3. Menyampaikan informasi atau pesan kepada masyarakat agar memiliki pengetahuan menge
nai isi dari poster tersebut.
4. Memengaruhi publik agar mau mengikuti dan melakukan sesuai isi di dalam poster.
5. Mencari perhatian dan simpati publik agar peduli dengan isi pesan dalam poster.
 

Contoh poster lingkungan

BAB 3 TEKS EKSPOSISI

Pengertian dari teks eksposisi adalah sebuah bentuk tulisan yang menjelaskan atau menguraikan s
uatu ide, pokok pikiran, pendapat, informasi, maupun pengetahuan pembaca tanpa bermaksud me
mengaruhi
Teks eksposisi adalah sebuah bentuk teks atau tulisan yang memuat tentang informasi maupun
pengetahuan. Secara umum, teks eksposisi sendiri memiliki tujuan untuk memberikan penjelasan
atau uraian mengenai suatu ide, pokok pikiran, pendapat, informasi, maupun pengetahuan kepada
pembaca tanpa bermaksud memengaruhi. Hal ini yang membuat tujuan teks eksposisi adalah
memberitahukan informasi atau pengetahuan berdasarkan fakta sesuai dengan sudut pandangan
tertentu.
B. Unsur-Unsur Teks Eksposisi
Setelah mengetahui pengertian teks eksposisi, selanjutnya kamu akan dijelaskan tentang unsur-uns
ur teks eksposisi. Suatu teks dapat dikatakan sebagai teks eksposisi, jika ada dua unsur utama, yait
u memiliki gagasan dan mengandung fakta. Berikut ini adalah penjelasan tentang dua unsur dari te
ks eksposisi tersebut, diantaranya yaitu:
1. Memiliki Gagasan
Unsur yang pertama dari teks eksposisi yaitu teks yang mengandung sebuah gagasan. Teks ekspos
isi sendiri memiliki banyak gagasan seperti penilaian, komentar, dan saran dari penulis terkait suat
u topik yang sedang dibahas. Banyak gagasan dalam teks eksposisi dapat mengajak pembaca untu
k ikut menanggapi masalah yang sedang dibahas penulis.
2. Mengandung Fakta
Unsur kedua dari teks eksposisi adalah mengandung fakta yang sebenarnya. Sebagai teks nonfiksi,
teks eksposisi menyajikan informasi hingga gagasan sesuai fakta yang benar-benar terjadi. Fakta d
alam teks eksposisi biasanya berupa informasi, misalnya seperti waktu, tanggal, tempat peristiwa,
bahkan juga pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya.

C. Ciri-Ciri Teks Eksposisi


Nah, setelah membahas tentang pengertian teks eksposisi dan unsur-unsur teks eksposisi,
maka pembahasan selanjutnya adalah ciri-ciri teks eskposisi. Berikut ini ciri-ciri teks ekspoosisi ya
ng perlu kamu ketahui.

1. Memberikan Informasi atau Pengetahuan


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa teks eksposisi bukanlah teks fiksi, tetapi
berisi tentang teks nonfiksi. Oleh sebab itu, teks eksposisi umumnya akan berisi tentang informasi
atau pengetahuan. Informasi yang didapatkan dari teks eksposisi bisa menambahkan wawasan kita
(sebagai pembaca) dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menggunakan Bahasa yang Baku


Dikarenakan termasuk teks nonfiksi dan isinya berupa informasi atau pengetahuan, maka penulisa
n teks eksposisi menggunakan bahasa yang baku. Dalam hal ini, bahasa baku yang dimaksud, sepe
rti kata-kata yang sesuai dengan KBBI, kalimat yang sesuai dengan PUEBI, dan sebagainya.

3. Berisi tentang Sebuah Fakta


Teks eksposisi berisi tentang sebuah fakta yang biasanya didukung dengan data-data yang akurat,
sehingga keasliannya bisa dipertanggungjawabkan. Oleh sebab itu, ketika ingin menulis teks eksp
osisi yang baik diperlukan mencari sumber-sumber data yang akurat agar tidak terjadi kesalahan.

4. Format Penulisannya Singkat, Jelas, dan Padat


Ciri teks eksposisi berikutnya adalah format penulisannya singkat, jelas, dan Padat. Dengan format
penulisan seperti itu, maka pembaca akan mudah menerima informasi atau pengetahuan yang ada
di dalam teks eksposisi.

5. Bersifat Objektif dan Tidak Memihak


Ciri-ciri terakhir dari teks eksposisi adalah teks eksposisi harus bersifat objektif dan tidak memiha
k salah satu pihak atau beberapa kepentingan saja. Jadi, bagi seorang penulis teks eksposisi harus
bisa memastikan kalau setiap menulis teks eksposisi berdasarkan fakta.

D. Struktur Teks Eksposisi


1. Tesis
Bagian ini adalah bagian pertama sekaligus pembuka dari teks eksposisi. Tesis sendiri dapa
t dipahami sebagai bagian yang memiliki fungsi untuk menyajikan pengenalan isu, masalah, gagas
an utama, hingga pandangan penulis secara umum terkait topik atau masalah yang dibahas. Tesis j
uga bisa disebut juga sebagai pernyataan pendapat. Sebelum memulai menulis teks eksposisi, penu
lis harus menentukan tujuan dari teks eksposisi terlebih dahulu.

2. Rangkaian Argumen
Bagian kedua dari struktur teks eksposisi adalah rangkaian argumen. Setelah tesis mengena
lkan suatu isu atau masalah yang sedang hangat diperbincangkan oleh banyak orang, teks eksposis
i akan dilanjut dengan rangkaian argumen. Rangkain argumen dapat dipahami sebagai pendapat be
rupa alasan yang logis, informasi sesuai hasil temuan, fakta yang terjadi, hingga pernyataan para a
hli. Jadi, tak heran apabila di bagian ini, Kamu akan banyak menemukan pendapat sebagai penjela
san atas tesis yang dijelaskan sebelumnya.

3. Penegasan Ulang
Bagian terakhir dari struktur teks eksposisi yaitu penegasan ulang. Setelah penulis menyam
paikan isu atau masalah dan sudah didukung oleh berbagai alasan atau pendapat yang sesuai fakta,
berikutnya akan disajikan penutup atau simpulan. Tujuan penegasan ulang sendiri adalah untuk m
emberikan penegasan terhadap pendapat awal sekaligus menyajikan simpulan dan saran terhadap
keseluruhan masalah yang dibahas.

E. Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi


Setelah mengetahui pengertian teks eksposis, unsur-unsur, ciri-ciri hingga struktur dari tek
s eksposisi, Kamu akan diajak untuk memahami lebih dalam tentang kaidah kebahasaan dari teks e
ksposisi. Seperti pada teks yang lain, kaidah kebahasaan bisa disebut juga sebagai gaya bahasa kha
s dari sebuah teks, sehingga dapat membedakannya dengan teks yang lain. Berikut ini adalah bebe
rapa kaidah kebahasaan teks eksposisi, diantaranya yaitu:
1. Kata-Kata Teknis
Teks eksposisi banyak memakai kata-kata teknis atau peristilahan terkait suatu topik atau
masalah yang dibahas. Misalnya saja seperti, sektor kehutanan, penebangan liar, hutan lindung, ke
hutanan masyarakat, ekowisata, dan lain sebagainya.

2. Kata-Kata yang Berkaitan dengan Argumentasi


Teks eksposisi banyak memakai kata-kata yang menjelaskan dengan hubungan argumentas
i. Misalnya saja seperti, jika, karena, sebab, akibatnya, dengan demikian, oleh karena itu.

3. Kata-Kata yang Berhubungan dengan Kronologis


Teks eksposisi biasanya memakai kata-kata yang menyatakan hubungan kronologis atau ist
ilah yang menyatakan keterangan waktu. Tidak hanya itu, teks eksposisi biasanya juga menggunak
an kata-kata yang menyatakan perbandingan atau pertentangan. Sebagai contoh, akhirnya, namun,
sebelum itu, kemudian, sebaliknya, berbeda halnya.

4. Kata Kerja Mental


Teks eksposisi biasanya juga memakai kata kerja mental yang digunakan untuk menggamb
arkan jiwa. Misalnya seperti menyimpulkan, memperkirakan, mengharapkan. memprihatinkan, me
ngagumkan, menyedihkan, menduga, mengasumsikan, menjelaskan, dan lain sebagaianya.

5. Kata-Kata Rujukan
Teks eksposisi banyak memakai kata-kata rujukan untuk menghubungkan dengan suatu inf
ormasi atau pendapat seseorang. Misalnya seperti berdasarkan data…., merujuk pada pendapat

6. Kata-Kata Persuasif
Teks eksposisi biasanya juga memakai kata-kata persuasif untuk mengajak atau memengar
uhi lawan tutur. Kata yang biasanya digunakan untuk melakukan persuasif yaitu seperti sebaiknya,
diharapkan, perlu, hendaklah, harus.

7. Kata-Kata Denotatif
Teks eksposisi juga banyak memakai kata-kata denotatif untuk menjelaskan sesuatu agar le
bih jelas. Denotatif sendiri bisa dipahami sebagai kata yang memiliki makna sebenarnya. Kata den
otatif adalah kata yang belum mengalami perubahan maupun penambahan makna.

F. Tujuan Teks Eksposisi


Berdasarkan pengertian teks eksposisi, maka tujuan teks eksposisi adalah untuk menyampa
ikan informasi kepada pembaca melalui sudut pandang tertentu. Dengan tujuan teks eksposisi terse
but, maka pembaca akan mudah memahami makna serta pengetahuan yang terkandung di dalam te
ks tersebut.

G. Jenis-Jenis Teks Eksposisi


Belum lengkap rasanya kalau sudah membahas pengertian teks eksposisi, tetapi tidak mem
bahas jenis-jenis teks eksposisi. Pada dasarnya teks eksposisi merupakan teks yang memiliki tujua
n untuk menyajikan suatu informasi atau pengetahuan kepada pembaca.
Namun, teks eksposisi sendiri memiliki enam jenis, tentu setiap memiliki tujuannya sendiri. Oleh
karena itu, untuk lebih mendalami teks eksposisi, berikut ini adalah enam jenis teks eksposisi bese
rta penjelasannya, diantaranya yaitu:

1. Eksposisi Definisi
Teks eksposisi definisi merupakan teks eksposisi yang bertujuan untuk mengungkapkan pe
ngertian atau definisi dari suatu topik.

2. Eksposisi Proses
Teks eksposisi proses sebenarnya adalah teks yang memuat beberapa tahap atau cara untuk
menghasilkan sesuatu dari awal hingga akhir.

3. Eksposisi Ilustrasi
Teks eksposisi ilustrasi adalah teks eksposisi yang bertujuan untuk memberikan gambaran
secara sederhana antara satu topik dengan topik yang lain. Teks jenis ini biasanya menjelaskan kes
amaan atau kemiripan sifat dari suatu topik yang dibahas.

4. Eksposisi Pertentangan
Teks eksposisi pertentangan bisa juga dipahami sebagai teks yang memuat beberapa hal pe
rtentangan, dari hal yang satu dengan hal lainnya.

5. Eksposisi Laporan
Teks eksposisi laporan merupakan teks eksposisi yang memiliki tujuan untuk menyajikan s
uatu laporan dari sebuah peristiwa atau objek tertentu.

6. Eksposisi Perbandingan
Teks eksposisi perbandingan adalah teks yang memuat ide dan gagasan utama untuk diban
dingkan antara hal yang satu dengan hal yang lain.

H. Cara Membuat Teks Eksposisi


Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang cara membuat teks eksposisi.

1. Tentukan Tema
Pertama, kamu perlu menentukan tema ketika ingin membuat teks eksposisi. Dengan adan
ya teman, maka arah tulisan akan menjadi lebih jelas, sehingga tulisan pesan dari teks eksposisi bi
sa dibaca dan disimak dengan baik oleh pembaca.

2. Kumpulkan Sumber Untuk Bahan Tulisan


Kedua, kumpulkan sumber yang bisa berasal dari buku atau artikel yang bisa ditemukan dii
nternet. Akan lebih bagus lagi, apalagi kalau dalam menulis teks eksposisi diberikan sumber berup
a data terbaru pada suatu peristiwa, seperti adanya virus covid-19. Dengan adanya sumber, maka t
ulisan eksposisi akan membuat pembaca mengetahui lebih banyak tentang sebuah informasi.

3. Buat Kerangka Tulisan


Setelah menentukan tema dan mengumpulkan sumber, maka langkah selanjutnya adalah m
embuat kerangka tulisan. Dengan kerangka tulisan, maka kamu akan mengetahui hal-hal apa saja
yang perlu ditulis di teks eksposisi.

4. Kembangkan Kerangka Tulisan


Terakhir, kerangka tulisan yang telah dibuat, kemudian dikembangkan lagi agar tulisan tek
s eksposisi memiliki banyak informasi. Selain itu, dengan pengembangan ini, teks eksposisi menja
di lebih terstrukur, sehingga ketika membacanya tidak bingung.

I. Pola-Pola Pengembangan pada Teks Eksposisi


1. Umum-Khusus
Pola pengembangan yang dari umum ke khusus ini dapat disebut juga dengan bentuk parag
raf deduktif. Hal ini dikarenakan ide atau gagasan pokok terletak di kalimat pertama di awal parag
raf dan dilanjut kalimat yang menjadi penjelas. Berikut ini adalah contoh paragraf teks eksposisi u
mum ke khusus:
Meskipun bukan termasuk minuman kesehatan, kopi memiliki efek yang baik untuk gigi. Penelitia
n terbaru dari negeri Cappuccino, Italia, menguatkan fakta itu. Carlo Pruzzo, dari Universitas Anc
ona menjelaskan senyawa yang terkandung di dalam kopi menghentikan bakteri yang menempel k
e gigi sintesis. Senyawa tersebut juga efektif membasmi bakteri yang bisa langsung merusak gigi.
Pada awal paragraf tersebut terdapat gagasan pokok yang bersifat umum, “kopi memiliki efek baik
untuk gigi”. Setelah itu, dilanjut dengan kalimat penjelas yang membahas secara khusus. Supaya d
apat menjelaskan bahwa kopi memiliki efek yang baik untuk gigi, pada kalimat ketiga dan keempa
t terdapat beberapa hasil penelitian tentang pembahasan tersebut.

2. Khusus-Umum
Pola pengembangan teks eksposisi ini merupakan kebalikan dari pola pengembangan sebelumnya,
pola pengembangan dari khusus ke umum ini disebut dengan paragraf induktif. Hal ini dikarenaka
n kalimat pertama pada awal paragraf berisi kalimat penjelas. Sementara, paragraf diakhiri dengan
kalimat umum yang memuat ide atau gagasan pokok sekaligus menjadi simpulan. Berikut ini adal
ah contoh paragraf teks eksposisi dari khusus ke umum:
Gerakan pecinta alam dengan dasar “sadar lingkungan sehat” telah mulai menggejala di kalangan r
emaja. Tidak sedikit perkumpulan pecinta lingkungan yang anggotanya terdiri atas pelajar, baik it
u pelajar SMP, SMA, maupun para remaja dari lingkungan pesantren. Keberanian untuk melakuka
n penelitian ilmiah semakin meluas, khususnya di tingkat SMA. Fenomena semacam itu merupaka
n bukti bahwa remaja saat ini tidak selalu bernilai negatif.
Paragraf di atas menunjukkan bahwa kalimat pertama memuat beberapa penjelasan tentang geraka
n pencinta alam yang mulai banyak diminati remaja. Kemudian, dilanjut dengan beberapa fakta ya
ng menunjukkan para remaja mulai berani melakukan penelitian secara ilmiah. Sementara itu, pad
a akhir paragraf berisi ide atau gagasan pokok sekaligus simpulan yang berbunyi, fenomena terseb
ut merupakan bukti kalo remaja saat ini tidak selalu bernilai negatif.

3. Ilustrasi
Pola pengembangan teks eksposisi selanjutnya yaitu ilustrasi. Dengan menggunakan pola i
ni, maka kalimat pertama di awal paragraf memuat gagasan utama. Kemudian, kalimat berikutnya
berisi beberapa ilustrasi yang dapat mendukung gagasan utama tersebut.
Ilustrasi yang disajikan biasanya merupakan data atau informasi penguat berdasarkan hasil penga
matan atau pengalaman dari penulis. Hal ini dilakukan agar memperkuat gagasan yang disampaika
n. Berikut ini adalah contoh paragraf teks eksposisi dengan pola pengembangan ilustrasi:
Olahraga merupakan rangkaian kegiatan yang menyehatkan badan. Pasalnya, dengan berolahraga
kita dapat terhindar dari penyakit. Misalnya saja dengan berenang, olahraga yang dilakukan di dal
am air sangat berguna menyehatkan kesehatan paru-paru dalam bernafas. Selain itu, semua jenis ol
ahraga dapat menyehatkan badan.
Pada paragraf tersebut dapat dilihat bawah gagasan utamanya yaitu, olahraga merupakan kegiatan
yang dapat menyehatkan badan. Setelah itu, kalimat berikutnya akan memberikan ilustrasi berupa
contoh bahwa olahraga renang yang dapat menyehatkan paru-paru dalam bernafas.

4. Perbandingan
Pola pengembangan teks eksposisi yang terakhir yaitu perbandingan. Berbeda dengan pola
sebelumnya, pola ini menjadikan setiap kalimat di paragraf sebagai penjelas. Hal ini bertujuan unt
uk memperkuat gagasan yang disajikan untuk lebih meyakikan pembaca.
Gagasan yang disampaikan biasanya adalah benda, keadaan, atau sesuatu yang memiliki persamaa
n atau perbedaan. Berikut ini adalah contoh paragraf teks eksposisi pola pengembangan perbandin
gan:
Susu kedelai dikenal sebagai sumber protein, tetapi kandungan protein pada susu kedelai jauh lebi
h kecil dibandingkan dengan susu sapi. Menurut sebuah sumber, kandungan protein pada susu ked
elai adalah sebesar 6,73 gram, lebih kecil dibanding susu sapi yang proteinnya sebanyak 8, 02 gra
m.
Setelah menyimak paragraf tersebut, sejak kalimat pertama sudah berisi perbandingan antara kand
ungan protein susu kedelai dengan susu sapi. Pada kalimat berikutnya, perbandingan diperkuat de
ngan sebuah data yang menunjukkan bahwa kandungan susu kedelai jauh lebih kecil daripada susu
sapi.

BAB 4 INDAHNYA BERPUISI

Puisi adalah teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyairnya dengan
mengutamakan keindahan kata-kata. Dalam puisi, kita dapat mengungkapkan berbagai hal, seperti
kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah. Hanya saja,
kamu jarang menyadarinya bahwa itu adalah puisi

Ciri – Ciri Puisi Umum


Berikut ini adalah beberapa ciri – ciri puisi umum, antara lain.
 Cara penulisan puisi menggunakan bentuk bait yang tersusun atas baris-baris.
 Bentuk diksi yang digunakan dalam puisi bersifat kiasan atau imajinatif, indah dan padat.
 Bentuk diksi yang digunakan mempertimbangkan rima dan persajakan.
 Majas digunakan dengan sangat dominan.
 Pengungkapan setting, alur dan tokoh dalam puisi tidak terlalu ditonjolkan.

Unsur Fisik Puisi
1. Unsur fisik puisi
Berikut ini merupakan unsur-unsur fisik puisi:
Diksi
Diksi adalah satu penentuan kata yang pas dalam puisi. Pemilihan kata yang pas yang
bertujuan untuk menghidupkan situasi, menciptakan perasaan, serta memperlihatkan keindahan
dari puisi.

Majas
Majas adalah satu gaya bahasa yang berbentuk kiasan. Pengarang puisi biasanya memakai
bahasa kiasan supaya puisi terlihat indah serta menarik. Bahasa kiasan bertujuan untuk
mengemukakan apa maksud yang diinginkan oleh pengarang puisi.
Rima atau unsur bunyi
Rima atau unsur bunyi atau bisa disebut sebagai sajak. Satu pengulangan bunyi yang berselang,
baik di dalam larik sajak atau pada akhir larik di sajak.
Pengulangan bunyi ini ditujukan untuk menambah nilai merdu dari puisi. Dengan kata lain,
memberi dampak pada suara serta suasana yang disebut dalam puisi itu.

Citraan atau imajinasi


Citraan atau imajinasi dipakai untuk memancing imajinasi dari pembaca. Pengarang puisi
bakal memakai kata yang bisa digunakan untuk mengungkap pengalaman imajinasinya. Kata-kata
yang dipakai itu memberi kesan tersendiri pada panca indra pembaca. Tipe-tipe citraan dalam
puisi, yakni:
Citraan pandang
Citraan dengar
Citraan rasa
Citraan kecap

Ciri-Ciri dan Jenis Puisi


2. Ciri-ciri puisi
Ciri-ciri puisi secara umum
 Penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas baris-baris, bukan bentuk
paragraf.
 Diksi yang dipakai dalam puisi biasanya bersifat kiasan, padat, dan indah.
 Penggunaan majas sangat dominan dalam bahasa puisi.
 Pemilihan diksi yang digunakan mempertimbangkan adanya rima dan persajakan.
 Dalam puisi, setting, alur, dan tokoh tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapan.
Ciri-ciri puisi lama
 Anonim atau tidak diketahui siapa nama penulis puisi.
 Terikat pada jumlah baris, rima, irama, diksi, intonasi, dan sebagainya.
 Memiliki gaya bahasa yang statis/tetap dan klise.
 Merupakan sastra lisan karena disampaikan dan diajarkan dari mulut ke mulut.
Ciri-ciri puisi baru
 Nama pengarang atau penulis puisi diketahui.
 Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama.
 Mempunyai gaya bahasa yang dinamis atau berubah-ubah.
 Puisi cenderung bersifat simetris atau memiliki bentuk rapi.
 Lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun.
 Puisi biasanya berbentuk empat seuntai.
 Terdiri dari kesatuan sintaksis atau gatra.
 Pada tiap gatra terdiri dari empat sampai lima suku kata.
 Isi puisi baru umumnya berisi tentang kehidupan.
 
Unsur – Unsur Puisi
Puisi tersusun atas beberapa unsur didalamnya yang harus diketahui antara lain sebagai berikut.
1. Kata
Kata merupakan unsur utama yang membentuk sebuah puisi sehingga pemilihannya harus
tepat.

2. Larik/Baris
Larik atau baris merupakan sebuah susunan puisi, baik hanya berupa satu kata saja,
membentuk frase maupun sebuah kalimat utuh.

3. Bait
Bait merupakan kumpulan larik atau baris yang didalamnya terdapat kesatuan makna
dengan susunan yang harmonis.

4. Bunyi
Bunyi merupakan unsur dalam penyusunan dan penyampaian puisi yang terdiri atas irama
atau ritme dan rima atau sajak.

5. Makna
Makna merupakan unsur yang mengandung pesan tersirat dari pemilihan kata dan larik
serta bait dalam puisi, makna inilah yang biasanya mengandung pesan tertentu dari penyair.

Jenis-jenis Puisi
Puisi terbagi menjadi tiga jenis yaitu puisi lama, puisi baru dan puisi kontemporer, puisi
kontemporer ini jarang diketahui oleh sebagian besar orang dan hanya mengetahui puisi lama serta
puisi baru saja.

1. Puisi Lama
Puisi lama terbagi lagi menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut
 Pantun : merupakan puisi lama yang tersusun atas satu bait dengan empat larik bersajak a-
b-a-b dengan jumlah 8-12 suku kata tiap barisnya dimana baris 1 dan 2 merupakan
sampiran sedangkan baris 3 dan 4 merupakan isi.
 Mantra : mantra merupakan puisi lama yang berisi ucapan-ucapan khusus yang dipercaya
mengandung kekuatan magic atau gaib.
 Syair : merupakan puisi lama yang tersusun atas satu bait dengan empat larik bersajak a-a-
a-a yang mengandung cerita atau nasihat dengan amanat didalamnya, syair ini berasal dari
Arab.
 Gurindam : merupakan puisi lama yang tersusun atas satu bait dengan dua larik bersajak a-
a yang mengandung nasihat dan amanat.
 Talibun : merupakan puisi lama yang tersusun atas jumlah baris genap seperti 6,8 dan 10
pada setiap baitnya bersajak abc-abc
 Seloka : merupakan puisi lama dari melayu klasik yang mengandung pepatah, biasanya
tersusun atas empat baris namun bisa lebih pada setiap baitnya.
 Karmina : merupakan puisi lama yang lebih pendek dari pantun sehingga sering disebut
sebagai pantun kilat.

2. Puisi Baru
Puisi baru terbagi lagi menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut.
Berdasarkan Isinya
 Himne : merupakan puisi yang dibuat sebagai pujaan terhadap Tuhan, Dewa, Tanah Air,
Pahlawan dan sebagainya yang dianggap penting ataupun sakral, saat ini himne juga
disajikan dalam bentuk nyanyian.
 Balada : merupakan puisi sederhana yang biasanya berisi kisah atau cerita, penyajiannya
dapat berupa dialog maupun nyanyian.
 Romansa : merupakan puisi yang berisi curahan perasaan cinta kasih sayang penyair yang
akan menimbulkan kesan romantisme.
 Satire : merupakan puisi yang isinya menggunakan kata-kata sindiran atau kritik terhadap
sesuatu yang disampaikan secara ironi, sarkasme maupun parodi.
 Alegi : merupakan puisi dalam bentuk syair atau nyanyian berisi ratapan kesedihan
ataupun ungkapan duka cita khususnya atas kepergian seseorang.
 Ode : merupakan puisi yang berisi sanjungan terhadap seseorang berjasa, mulia maupun
agung baik individu ataupun peristiwa tertentu.
 Epigram : merupakan puisi yang berisi ajaran hidup ataupun tuntunan hidup yang berisi
unsur pangajaran, nasihat dan ikhtiar yang akan membawa ke jalan benar.

Berdasarkan Bentuknya
 Distikon : merupakan puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris biasa, disebut dengan
puisi dua seuntai.
 Terzina : merupakan puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris biasa, disebut dengan
puisi tiga seuntai.
 Kuatrain : merupakan puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris, biasa disebut dengan
puisi empat seuntai.
 Kuint : merupakan puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris, biasa disebut dengan puisi
lima seuntai.
 Sektet : merupakan puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris, biasa disebut dengan
puisi enam seuntai.
 Septime : merupakan puisi yang harus terdiri atas tujuh baris, biasa disebut dengan puisi
tujuh seuntai.
 Oktaf : merupakan puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris, biasa disebut dengan
double kuatrain atau delapan seuntai.
 Soneta : merupakan puisi yang paling terkesan sulit untuk diciptakan karena terdiri atas
empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing berisi empat
baris dan dua bait kedua masing-masing berisi tiga baris.

3. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer terbagi lagi menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut.
 Puisi Mantra : merupakan puisi yang mengambil isi dari sifat-sifat mantra.
 Puisi Mbeling : merupakan puisi yang tidak lagi mengikuti aturan dan ketentuan umum
pada puisi.
 Puisi Konkret : merupakan puisi yang lebih menekankan bentuk grafis seperti wajah dan
lainnya dengan tidak menggunakan bahasa sebagai media sepenuhnya.
BAB 5 TEKS EKSPLANASI
PENGERTIAN TEKS EKSPLANASI
Teks eksplanasi adalah teks yang berisi penjelasan mengenai suatu fenomena atau
peristiwa, baik fenomena alam maupun fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Fenomena alam yang dimaksud bisa berupa tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus,
kebakaran hutan, proses terbentuknya pelangi, dan sebagainya. Sedangkan fenomena sosial
yang dapat dijelaskan oleh teks eksplanasi antara lain; aksi demonstrasi, tawuran, peperangan,
dan lain-lain.Teks eksplanasi bertujuan untuk memberikan pemahaman dan wawasan secara
jelas kepada pembaca. Itulah mengapa, di dalam teks eksplanasi harus memuat hubungan
sebab akibat dan proses terjadinya peristiwa tersebut.

Ciri-ciri Teks Eksplanasi


Ada empat ciri-ciri teks eksplanasi yang wajib kamu ketahui, yakni:

1. Faktual
Artinya, teks eksplanasi memuat informasi yang nyata dan benar adanya.

2. Bersifat Keilmuan
Teks eksplanasi membahas fenomena yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Misalnya,
gempa bumi dikaitkan dengan ilmu Geografi. Atau aksi demonstrasi yang dibahas dari sudut
pandang ilmu Sosiologi.

3. Informatif
Teks eksplanasi bertujuan untuk memberikan informasi tanpa mempengaruhi pembaca. Ingat
ya, teks eksplanasi hanya menjelaskan proses terjadinya suatu kejadian, bukan untuk membujuk
siapapun.

4. Membahas hal-hal yang bersifat umum


Teks eksplanasi menjelaskan peristiwa yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
 
Pola Pengembangan Teks Eksplanasi
Ada 2 pola pengembangan untuk membuat teks eksplanasi. Pertama, pola pengembangan proses.
Kedua, pola pengembangan sebab akibat. Biar nggak tertukar, kita bahas satu persatu, ya!

B. Ciri-Ciri Teks Eksplanasi


Setelah Kamu memahami pengertian teks eksplanasi secara menyeluruh, pada bagian ini
akan dijelaskan tentang ciri-ciri dari teks eksplanasi. Ciri-ciri dari teks eksplanasi dapat
berguna untuk mengetahui teks eksplanasi dengan teks yang tidak eksplanasi. Berikut ini
adalah beberapa ciri-ciri teks eksplanasi, diantaranya yaitu:

1. Informasi yang dalam teks eksplanasi dibuat berdasarkan fakta atau kejadian yang
sebenarnya.

2. Pembahasan dalam teks eksplanasi adalah tentang suatu fenomena yang bersifat keilmuan
atau memiliki keterkaitan dengan suatu ilmu pengetahuan.

3. Penjelasan yang disajikan dalam teks eksplanasi bersifat informatif, sehingga tidak ada
maksud untuk memengaruhi pembaca untuk percaya terhadap hal yang dibahas.

4. Penjelasan pada teks eksplanasi juga berfokus pada hal umum atau generik dan tidak ada
partisipasi dari manusia. Misalnya saja, seperti tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, tanah
longsor, angin puting beliung, dan lain sebagainya.

D. Struktur Teks Eksplanasi


Pada bagian ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang struktur dari teks eksplanasi.
Pemahaman struktur ini akan sangat berguna untuk membedakan teks eksplanasi dengan teks
yang lain. Struktur sendiri memiliki peran sebagai kerangka atau susunan dari sebuah teks.
Nah, berikut ini adalah tiga struktur utama dari teks eksplanasi yang perlu diketahui,
diantaranya yaitu:

1. Identifikasi Fenomena
Bagian yang pertama dari struktur teks eksplanasi adalah identifikasi fenomena.
Identifikasi fenomena sendiri dapat dipahami sebagai penjelasan dari sebuah teks eksplanasi
tentang gambaran umum tentang suatu fenomena atau peristiwa alam yang akan dibahas.
Bagian ini terletak di awal teks eksplanasi dan biasanya digunakan untuk mengenalkan tentang
proses terjadi sebuah peristiwa atau fenomena alam.

2. Rangkaian Kejadian
Bagian yang kedua dari struktur teks eksplanasi yaitu rangkaian kejadian. Setelah
memahami secara umum fenomena yang akan dibahas pada sebuah teks eksplanasi, maka
selanjutnya akan dijelaskan mengenai penyebab sekaligus akibat yang dapat terjadi dari
fenomena tersebut. Rangkaian kejadian ini memiliki peran sebagai isi atau bisa dikatakan
sebagai badan dari teks eksplanasi.
Pada bagian ini, Kamu dapat membuat deskripsi atau penjelasan tentang sebab dan akibat ke
dalam beberapa paragraf. Beberapa orang yang sering menyebut bagian isi dari teks eksplanasi
ini sebagai deretan penjelas. Hal ini dikarenakan rangkaian kejadian berisi berbagai penjelasan
tentang proses dari peristiwa atau fenomena yang terjadi.

3. Interpretasi
Bagian yang ketiga dari teks eksplanasi yang perlu Kamu ketahui yaitu interpretasi.
Interpretasi ini sendiri berada di bagian akhir dari teks eksplanasi atau memiliki peran sebagai
penutup dari penjelasan suatu peristiwa yang dibahas. Selain itu, interpretasi juga memuat
pembahasan tentang ulasan atau penarikan kesimpulan dari penulis tentang peristiwa tersebut
Pada bagian ini, Kamu dapat memberikan pernyataan atau tanggapan tentang fenomena yang
telah Kamu angkat dalam teks eksplanasi.

E. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi


Selanjutnya, setelah memahami struktur dari teks eksplanasi, Kamu akan dijelaskan
tentang kaidah kebahasaan dari teks eksplanasi. Kaidah kebahasaan dalam sebuah teks
memiliki fungsi sebagai bahasa khas dari teks tertentu. Kaidah kebahasaan dapat digunakan
untuk membedakan berbagai teks dalam materi Bahasa Indonesia, misalnya seperti
membedakan teks eksplanasi dengan dengan teks yang lain. Berikut ini beberapa kaidah
kebahasaan yang perlu diperhatikan dalam menyusun teks eksplanasi, diantaranya yaitu:
1. Isi teks berdasarkan fakta yang sebenarnya terjadi, hal ini termasuk nonsastra.
2. Banyak memakai konjungsi kausalitas atau sebab akibat (seperti: sebab, karena, oleh sebab
itu, oleh karena itu, sehingga, dst.) dan konjungsi kronologis atau hubungan waktu (seperti:
kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya, dst.).

3. Banyak menggunakan kata ganti berwujud kata benda dan kata bukan kata ganti orang
seperti demonstrasi, banjir, gempa, gerhana, embrio, dan lain sebagainya.

4. Banyak menggunakan kata kerja pasif seperti terlihat, terbagi, terwujud, terakhir, dimulai,
ditimbun, dilahirkan.

5. Banyak menggunakan istilah teknis atau ilmiah sesuai topik yang sedang dibahas.
6. Banyak menggunakan kata kopula, seperti adalah dan merupakan.

BAB 6 TEKS ULASAN KARYA KITA


Teks ulasan adalah suatu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap suatu karya seperti film, buku, l
agu, hingga karya sastra, dan seni lainnya. Teks ulasan disebut juga resensi.

Tujuan Teks Ulasan


Tentu saja diciptakannya teks ulasan memiliki tujuan tersendiri. Apa sebenarnya tujuan
diciptakannya teks ulasan? Berikut ini berbagai tujuan teks ulasan.
1. Menunjukkan pandangan atau penilaian penulis resensi terhadap suatu karya
2. Memberikan informasi kepada publik tentang kelayakan yang dimiliki suatu karya.
3. Membantu pembaca untuk mengetahui isi dari suatu karya.
4. Memberikan informasi kepada pembaca tentang kelebihan dan kekurangan karya yang
diulas atau dibuatkan resensi
5. Mengetahui perbandingan karya tersebut dengan karya lain yang sejenis.
6. Memberikan informasi yang komprehensif tentang suatu karya.
7. Memberi tahu dan mengajak pembaca untuk merenungkan, memikirkan, dan
mendiskusikan masalah yang terdapat di suatu karya.
8. Memberikan pertimbangan kepada pembaca, apakah suatu karya tersebut pantas untuk
dinikmati atau tidak.
9. Memudahkan pembaca dalam memahami hubungan suatu karya dengan karya serupa.
10. Memberi pertimbangan bagi pembaca sebelum memutuskan untuk memilih, membeli, dan
menikmati suatu karya.

Ciri-Ciri Teks Ulasan


1. Struktur teks ulasan terdiri dari: Orientas, Tafsiran, Evaluasi, Rangkuman
2. Memuat informasi berdasarkan pandangan atau opini penulis
3. Opini yang ditulis di dalam teks ulasan berdasarkan fakta yang diinterpretasikan
4. Memiliki nama lain, yaitu resensi.
5. Membahas latar belakang dan hubungan dengan karya lain yang sejenis.
6. Memuat pendapat dan gambaran mengenai isi atau makna dalam suatu karya yang diulas.
7. Memiliki penilaian mengenai kelebihan dan kekurangan dari suatu karya yang diulas.

Urutan Struktur Teks Ulasan yang Benar


Struktur teks ulasan sudah dibahas sedikit di bagian ciri-ciri teks ulasan. Struktur teks
ulasan terdiri dari identitas karya, orientasi, sinopsis, dan penilaian karya.
Jadi, urutan struktur teks ulasan yang benar adalah identitas karya, orientasi, sinopsis, tafsiran,
evaluasi dan rangkuman.

1. Identitas Karya
Pada struktur teks ulasan wajib dicantumkan identitas karya. Identitas karya biasanya
berisi: judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal halaman, dan ukuran buku.

2. Orientasi
Orientasi merupakan bagian pertama atau utama yang ada di teks ulasan. Orientasi
menerangkan gambaran umum terhadap suatu karya film, buku, lagu, hingga karya sastra, dan
karya seni lainnya yang kemudian akan diulas.

3. Sinopsis
Selanjutnya, teks ulasan juga harus tercantum sinopsis karya. Sinopsis karya yang
dicantumkan pada teks ulasan ini berupa ringkasan yang menggambarkan pemahaman penulis
terhadap isi karya.

4. Tafsiran
Struktur teks ulasan yang kedua yakni tafsiran. Tafsiran merupakan penjelasan detail
mengenai sebuah karya yang diulas. Biasanya, tafsiran ini membahas mulai dari bagian-bagian
dalam suatu karya, keunikan karya, keunggulan karya, kualitas karya, dan lain sebagainya.
5. Evaluasi
Bagian selanjutnya di dalam teks ulasan yakni evaluasi. Penulis akan menuliskan
evaluasinya berupa pandangan penulis terhadap suatu karya yang diulas. Evaluasi ini biasanya
ditulis setelah penulis selesai mendapatkan tafsiran dari suatu karya sastra yang diulas.
Pada bagian evaluasi ini, akan disebutkan berbagai bagian yang memiliki nilai kelebihan dari
suatu karya dan juga menyebutkan kekurangan yang terdapat dalam suatu karya tersebut.

6. Rangkuman
Bagian terakhir yakni rangkuman. Rangkuman merupakan bagian teks ulasan yang berisi
mengenai kesimpulan dari ulasan pada sebuah karya yang diulas. Di bagian rangkuman, penulis
akan menuliskan komentarnya terhadap karya yang ia ulas, apakah karya tersebut memiliki
kualitas yang baik untuk dinikmati atau tidak.

Kaidah Kebahasaan Teks Ulasan


Teks ulasan yang baik wajib disusun sesuai dengan struktur teks ulasan dan juga
menggunakan kaidah kebahasaan yang baik, termasuk bagaimana cara pemilihan kaidah ejaan di
dalam tulisan tersebut. Berikut ini adalah contoh kaidah kebahasaan yang terdapat di dalam teks
ulasan.

1. Menggunakan Konjungsi Penerang


Di dalam teks ulasan, harus terdapat kaidah kebahasaan yakni menggunakan konjungsi
penerang. Konjungsi penerang ini seperti, bahwa, yakni, dan yaitu.
Sebuah contoh: “Lily merasa bahwa semua insiden yang terjadi itu berdasarkan perbuatan sikap
temannya, Naura. Ia merasa tidak terima dengan perbuatan yang dilakukan Naura dan menuduh
tanpa alasan.”

2. Menggunakan Konjungsi Temporal


Selain konjungsi penerang, di dalam teks ulasan juga mengandung kaidah kebahasaan
konjungsi temporal. Konjungsi temporal di antaranya: sejak, semenjak, kemudian, dan akhirnya.
Contohnya: “Semenjak kejadian yang menakutkan itu, Bu Tina tak berani lagi lewat jalan yang
sama jika sudah larut malam. Ia masih takut jika bertemu dengan perampok yang membuat
tasnya raib.”

3. Menggunakan Konjungsi Penyebab


Selanjutnya yakni konjungsi penyebab. Konjungsi penyebab ini di antaranya: karena dan
sebab.
Contohnya: “Meski demikian, Rima sadar bahwa hal yang terjadi pada dirinya memang sudah
ditakdirkan dan jadi garis Tuhan. Ia tak bisa mengelak.”

4. Menggunakan Pernyataan Berupa Saran atau Rekomendasi


Di akhir teks ulasan, biasanya mengandung pernyataan-pernyataan berupa saran atau
rekomendasi, misalnya: jangan, hendaknya, atau harus.
Contohnya: “Maka remaja sekarang hendaknya tak mudah percaya dengan orang yang baru
dikenal, terutama di sosial media.”

Jenis-jenis Teks Ulasan


Setelah mengenal berbagai hal mengenai teks ulasan, mulai dari pengertian secara umum,
pengertian menurut ahli, ciri-ciri dan tujuan teks ulasan, serta struktur dan kaidah kebahasaan teks
ulasan, kini akan dibahas mengenai jenis-jenis teks ulasan.
Sama halnya dengan teks-teks yang lain, teks ulasan juga memiliki berbagai jenis sesuai dengan
isi dan juga maksud tujuan teks tersebut dibuat. Berikut ini jenis-jenis teks ulasan dan
penjelasannya.

1. Teks Ulasan Informatif


Teks ulasan informatif merupakan ulasan terhadap sebuah karya yang diuraikan dengan
tujuan memberi informasi kepada pembaca. Umumnya, jenis teks ulasan informatif hanya
memaparkan secara umum mengenai gambaran dari suatu karya yang kemudian dapat dinilai
melalui bahasa yang digunakan, yakni singkat, padat, jelas, dan luas.
Selain itu, teks ulasan informatif biasanya hanya berfokus pada kelebihan dan kekurangan suatu
karya yang diulas tanpa diulas lebih jauh atau lebih lengkap lagi.

2. Teks Ulasan Deskriptif


Jenis teks ulasan selanjutnya yakni teks ulasan deskriptif. Teks ulasan deskriptif biasanya
merupakan gambaran dari sebuah karya sastra. Di dalam teks ulasan deskriptif, karya sastra akan
digambarkan secara sejelas-jelasnya dan selengkap-lengkapnya agar pembaca memahami betul
maksud dari penulis karya sastra.

3. Teks Ulasan Kritis


Jenis teks ulasan yang terakhir yakni teks ulasan kritis. Berbeda dengan dua jenis teks
ulasan yang lain, teks ulasan kritis memang sengaja memberikan kritikan terhadap karya sastra
melalui sudut pandang tertentu. Dalam artian, penulis teks ulasan memang sepenuhnya
menggunakan daya analisis secara subjektif dari pandangan penulis.
Hal ini artinya, teks ulasan kritis biasanya tidak memihak pada siapa pun dan dapat dijadikan
acuan untuk suatu karya karena sifatnya subjektif.
Cara Menulis Teks Ulasan
Bagaimana sih cara menulis teks ulasan yang baik dan benar? Teks ulasan sendiri
merupakan teks yang membahas atau menilai suatu karya sastra. Oleh sebab itu, agar dapat
membuat teks ulasan, penulis harus memiliki pemahaman dan penafsiran setelah membaca atau
menikmati karya dengan sungguh-sungguh.
Jika ingin membuat teks ulasan, penulis juga harus memahami bagaimana cara menulis teks
ulasan yang tepat dan baik. Berikut ini cara mempersiapkan diri untuk membuat teks ulasan
menurut struktur dan kaidah yang sesuai.
1. Mencatat identitas suatu karya sastra yang akan diulas meliputi: judul karya, penulis, pihak
lain yang memegang peranan penting di dalamnya, tanggal terbit.
2. Mencatat berbagai hal menarik yang menjadi pesona utama dari karya sastra yang akan
diulas.
3. Menganalisis kemudian menelaah kelebihan dan kekurangan isi dalam karya sastra.
4. Membuat simpulan mengenai isi dan kesan secara keseluruhan yang didapatkan setelah
membaca dan menikmati karya sastra.
5. Membuat saran yang menunjukkan suatu aski konkret yang dapat dilakukan atau harapan
bagi karya yang sudah diulas.

BAB 7 BERBAHASA SECARA PERSUASIF


Secara umum, teks Persuasif adalah suatu paragraf yang isinya berupa ajakan atau membujuk
pembacanya agar melakukan atau mengikuti apa yang penulis ungkapkan di dalam teks.
Teks persuasive adalah teks yang bertujuan untuk membujuk atau mengajak orang lain agar
mengikuti pemikiran atau tindakan tertentu. Dengan kata lain, teks persuasif berusaha
menyampaikan maksud tertentu kepada pembaca agar dapat melaksanakan atau menerima apa
yang menjadi gagasan penulis atas suatu pendapat

. Ciri-Ciri Teks Persuasif


1. Ciri-ciri teks persuasif
Teks persuasif dapat dikenali dengan ciri-cirinya, antara lain:

Berisi data dan fakta


Hal ini dikarenakan tujuan utama dari teks persuasif adalah untuk memengaruhi pembaca.
Sebab itu, teks persuasif memiliki alasan-alasan yang kuat disertai dengan data dan fakta.

Meyakinkan pembaca
Teks persuasif berusaha meyakinkan pembaca untuk memercayai yang ditulis oleh penulis.
Berisi kata-kata ajakan
Teks persuasif banyak menggunakan kata-kata ajakan, seperti: ayo, mari, lakukanlah, dan
lain-lain.

Menghindari konflik
Biasanya teks persuasif menghindari konflik agar kepercayaan pembacanya tidak hilang
dan supaya kesepakatan pendapat antara penulis dan pembaca tercapai.
Pendapat atau fakta yang digunakan dalam teks persuasif bertujuan untuk memengaruhi pembaca
supaya yarat-Syarat Menyusun Paragraf Teks Persuasi
Dalam menyusun paragraf persuasi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya
adalah sebagai berikut.

1. Pilihan Kata
Hal yang kuat dalam teks persuasi adalah kata-katanya. Untuk itu, dalam menulis teks
persuasi kita harus memilih kata-kata yang tepat sekaligus menarik.
 

2. Kemampuan Mengolah Emosi


Sesudah memilih kata, kita juga harus bisa mengolah emosi pembaca. Artinya, penulis
dapat mengobarkan atau meredam emosi pembaca melalui tulisan yang kita buat, khususnya untuk
teks persuasi politik atau propaganda.

3. Bukti-Bukti/Fakta
Selanjutnya, kita perlu menambahkan bukti-bukti atau fakta untuk memperkuat gagasan
yang ditulis dalam teks persuasi.
mengikuti ajakan-ajakannya

Ciri-Ciri Teks Persuasif


1. Ciri-ciri teks persuasif
Teks persuasif dapat dikenali dengan ciri-cirinya, antara lain:

Berisi data dan fakta


Hal ini dikarenakan tujuan utama dari teks persuasif adalah untuk memengaruhi pembaca.
Sebab itu, teks persuasif memiliki alasan-alasan yang kuat disertai dengan data dan fakta.
Meyakinkan pembaca
Teks persuasif berusaha meyakinkan pembaca untuk memercayai yang ditulis oleh penulis.

Berisi kata-kata ajakan


Teks persuasif banyak menggunakan kata-kata ajakan, seperti: ayo, mari, lakukanlah, dan
lain-lain.

Menghindari konflik
Biasanya teks persuasif menghindari konflik agar kepercayaan pembacanya tidak hilang
dan supaya kesepakatan pendapat antara penulis dan pembaca tercapai.
Pendapat atau fakta yang digunakan dalam teks persuasif bertujuan untuk memengaruhi pembaca
supaya mengikuti ajakan-ajakannya.
Advertisement

2. Struktur teks persuasif


Teks persuasif disusun atas beberapa bagian, antara lain:

Pengenalan isu
Pengenalan isu berupa pengantar atau penyampaian atas isu yang akan dibahas pada teks,
lalu akan dikembangkan pada paragraf-paragraf selanjutnya.
Rangkaian argumen
Rangkaian argumen berupa pendapat-pendapat dari penulis mengenai isu yang
dikemukakan sebelumnya. Pada bagian ini juga dikemukakan mengenai data atau fakta yang
mendukung argumen tersebut.

Pernyataan ajakan
Pernyataan ajakan berupa kalimat-kalimat dorongan kepada para pembaca untuk
melakukan sesuatu. Pernyataan ajakan dapat berupa tersirat maupun tersurat pada teks.

Penegasan kembali
Bagian ini menyatakan kembali hal-hal yang sebelumnya sudah disampaikan dengan
bentuk yang berbeda. Pada umumnya, bagian ini ditandai dengan kata-kata penutup. Contoh:
dengan demikian, demikianlah, oleh karena itulah, dan lain-lain.

3. Contoh teks persuasif


Pengenalan isu
Tahukah Anda bahwa setiap harinya populasi manusia di bumi makin bertambah? Satu di
antara dampak yang dihasilkannya adalah luas hutan yang makin berkurang karena dijadikan
tempat tinggal.
Menurut analisis data satelit yang dirilis Universitas Maryland (UMD) dan World Resources
Institute (WRI), sejak 2002, lebih dari 60 juta hektar hutan primer telah hilang di daerah tropis,
setara dengan 1,3 kali luas Sumatra. Dengan begitu, pemanasan bumi makin terasa karena
meningkatnya kadar CO2.

Rangkaian argumen
Jika dianalisis lebih dalam, tentunya hal ini memberikan dampak negatif karena suhu
mengalami kenaikan sehingga menyebabkan es di kutub mencair. Sebenarnya, penanaman pohon
kembali dapat menjadi satu di antara solusi terbaik. Namun, apa jadinya jika kita tidak mempunyai
lahan?

Pernyataan ajakan
Dengan mudah, kita bisa menjawab bahwa penggunaan pot atau penanaman secara
hidroponik menjadi satu di antara solusi terbaik. Tak hanya itu, penanaman kaktus juga
merupakan hal yang paling direkomendasikan karena dapat menghasilkan dekorasi yang menarik.
Jadi, kita akan memperoleh dua manfaat sekaligus.

Penegasan kembali
Jadi, mari kita bersama-sama saling mengingatkan dan mengedukasi ke kerabat. Makin
giat aktivitas penanaman, makin membuat bumi tersenyum kembali. Dengan begitu, pengurangan
pemanasan global dapat dilakukan.
BAB 8 DRAMA DRAMA KEHIDUPAN
adalah kisah kehidupan manusia yang dijadikan sebuah pertunjukan atau dipentaskan
berdasarkan naskah, gerak laku, unsur-unsur pembantu (kostum, lampu, musik, dekorasi),
menggunakan percakapan, dan dapat disaksikan oleh penonton.
Jadi, drama adalah kisah kehidupan manusia yang dijadikan sebuah pertunjukan yang dapat
disaksikan oleh penonton.

B. Ciri-Ciri Teks Drama


1. Teks drama memiliki cerita yang berbentuk dialog, baik yang dituturkan oleh narator maupun
tokoh.
2. Seluruh dialog pada teks drama tidak menggunakan tanda petik.
3. Teks drama memiliki beberapa petunjuk khusus yang harus dilakukan oleh aktor atau aktris
yang memerankan tokoh-tokoh di dalam teks tersebut.
4. Teks drama terletak di atas dialog atau di samping kiri dialog.
5. Teks drama memuat banyak konflik dan aksi.
6. Teks drama harus dilakonkan atau dipentaskan.
7. Teks drama biasanya dapat dipentaskan dengan durasi kurang dari tiga jam.
8. Teks drama tidak dapat diulang dalam satu masa tertentu.

1. Jenis-Jenis Drama
Terdapat beberapa macam drama yang terbagi menurut karakteristik tertentu, yaitu:

Drama berdasar penyajian tokoh


Menurut penyajian lakonnya, drama terbagi menjadi:
 Tragedi, penuh dengan kesedihan.
 Komedi, penuh dengan hal-hal yang lucu.
 Tragekomedi, sebuah perpaduan antara komedi dan tragedi.
 Melodrama, dialog yang diucapkan diiringi melodi atau musik.
 Opera, drama yang dialognya dinyanyikan dan diiringi dengan musik.
 Farce, menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya berupa dagelan.
 Tablo, drama yang mengedepankan unsur gerak di mana para pemainnya tidak mengucap
dialog sama sekali, namun hanya melakukan gerakan tertentu.
 Sendratari, yaitu gabungan antara seni drama dengan seni tari. 
Drama berdasar sarana pentas
Sedangkan menurut sarana pementasannya, drama dibagi menjadi:
 Drama panggung, dimainkan oleh aktor di atas panggung.
 Drama radio, jenis drama yang tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba, namun hanya
dapat didengarkan.
 Drama televisi, sama dengan drama panggung hanya saja tidak dapat diraba langsung.
 Drama film, memanfaatkan sebuah layar lebar dan dapat pula dipertontonkan di bioskop.
 Drama wayang, diiringi dengan sebuah pegelaran wayang.
 Drama boneka, di mana para tokoh dalam sebuah drama itu digambarkan melalui
penggunaan sarana boneka yang dimainkan oleh beberapa orang sebagai pemain dalam
drama.

Drama berdasar ada atau tidak naskah


Berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama, dibedakan menjadi:
 Drama tradisional, tidak ada naskah.
 Drama modern, tontonan drama yang menggunakan naskah.

Unsur-Unsur Drama
Drama memiliki beberapa unsur yang membuatnya menjadi menarik. Berikut ini adalah
unsur-unsur drama:

1. Alur
Alur atau juga sering disebut plot adalah suatu rangkaian peristiwa yang berhubungan
dengan waktu dan sebab-akibat.
Sebuah alur harus bisa menggambarkan jalannya cerita dari awal hingga akhir. Dalam alur
dikelompokkan beberapa tahap, yaitu:
 Pengenalan
Pengalaman merupakan bagian permulaan dalam sebuah pementasan drama, pengenalan para
tokoh, latar pentas, dan pengungkapan masalah yang akan dihadapi tokoh.

 Pertikaian
Setelah tahap pengenalan, drama bergerak menuju ke pertikaian yaitu penggambaran pelaku
yang mulai terlibat dalam suatu masalah.
 Puncak
Pada tahap ini tokoh drama mulai terlibat dalam masalah-masalah pokok dan keadaan akan
menjadi lebih rumit.
Pada tahap ini penoton akan penasaran dan ingin mengetahui akhir dari drama ini.
 Penyelesaian
Tahap ini merupakan bagian akhir dalam pementasan drama. Drama bisa berakhir dengan
cerita yang menggembirakan atau menyedihkan.

2. Karakter Tokoh atau Perwatakan


Tokoh merupakan orang yang berperan dalam sebuah pementasan drama. Biasanya dalam
drama ada tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis).
Pada tokoh-tokoh tersebut biasanya diberi penjelasan tentang watak, ciri fisik, atau jabatan tokoh.

3. Dialog
Dialog adalah ciri khas sebuah drama. Penulis naskah harus memperhatikan pembicaraan
yang akan diucapkan oleh tokoh.
Dialog biasanya dilakukan oleh dua orang atau tokoh dalam sebuah pementasan drama.

4. Latar
Latar adalah tempat kejadian. Biasanya, latar berhubungan dengan tempat, ruang, waktu,
dan suasana.

5. Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang ada di dalam drama. Tema yang sering di pakai
dalam drama adalah persahatan, kehidupan, dan kesedihan.
6. Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan dalam drama. Amanat bisa diungkapkan
secara langsung atau tidak langsung. Bahkan penonton bisa menangkap pesan atau nilai moral saat
menyaksikan drama.

C. Unsur-Unsur Teks Drama


Setelah mengetahui pengertian dan ciri dari teks drama, selanjutnya akan dijelaskan
tentang unsur-unsur dari teks drama. Unsur dalam teks drama hampir sama dengan genre sastra
yang lain. Dalam teks drama, ada dua jenis unsur yaitu, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik, berarti unsur yang berada di dalam sebuah teks drama. Unsur-unsur
intrinsik ini adalah sebagai berikut:

a. Tokoh dan Penokohan


Tokoh dalam teks drama memiliki arti sebagai karakter rekaan yang ada dalam sebuah
cerita drama. Sementara itu, penokohan atau karakterisasi dalam teks drama merupakan sebuah
gambaran yang menceritakan karakter tokoh tersebut.

b. Latar (Setting)
Latar atau setting dalam teks drama yaitu sebuah aspek ruang atau tempat, waktu, hingga
suasana terjadinya peristiwa dalam sebuah teks drama.

c. Alur
Alur dalam teks drama adalah sebuah rangkaian peristiwa yang terjalin pada sebuah teks
sastra, dengan berlandaskan hukum sebab dan akibat. Alur sendiri dapat dipahami sebagai pola
dan keterkaitan peristiwa untuk menggerakkan cerita ke arah pertikaian dan penyelesaian cerita
tersebut.
d. Tema
Tema dalam teks drama adalah suatu gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur lainnya,
misalnya seperti tokoh, alur, dan latar cerita dengan wujud sebuah dialog.

e. Amanat
Amanat dalam teks drama yaitu suatu pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca teks drama atau penonton pementasan drama.
2. Unsur Ekstrinsik
Selanjutnya, unsur ekstrinsik teks drama dapat diartikan semua unsur yang berada di luar
teks drama, tetapi memiliki peran dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur ekstrinsik
ini adalah sebagai berikut:
a. Biografi atau riwayat hidup pengarang teks drama
b. Falsafah hidup pengarang teks drama
c. Unsur sosial budaya masyarakat yang menjadi inspirasi dalam pembuatan naskah atau teks
drama
C. Struktur Teks Drama
Setelah mengetahui pengertian, ciri, dan unsur dari teks drama, selanjutnya akan dipaparkan
penjelasan tentang struktur teks drama. Sebagai bagian yang menjadi kerangka dari sebuah
teks, struktur teks drama terdiri dari tiga bagian, meliputi prolog, dialog, dan epilog. Berikut
ini adalah penjelasannya:

1. Prolog
Bagian pertama dari struktur teks drama adalah prolog. Prolog dapat dipahami sebagai kata
pendahuluan atau kata-kata pembuka yang memiliki peran sebagai pengantar. Prolog sendiri
biasanya berisi penjelasan gambaran umum tentang tokoh, konflik, latar belakang cerita, atau
berbagai hal yang terjadi dalam drama. Dalam pementasan drama, prolog sering kali disampaikan
oleh narator atau bisa disebut juga dengan dalang, terkadang juga prolog secara khusus
disampaikan oleh tokoh tertentu dalam drama.
2. Dialog
Bagian kedua dari struktur teks drama yaitu dialog. Dialog dapat didefinisikan sebagai
sebuah percakapan atau pembicaraan antara dua orang atau lebih. Dalam struktur teks drama,
dialog menjadi unsur yang memiliki peran yang sangat penting. Hal itu dikarenakan sebuah
pementasan drama dibangun dengan menggunakan setiap dialog antar tokohnya.
Dalam teks drama, dialog juga dapat menyampaikan gambaran tentang perasaan dari para tokoh.
Hal ini yang menjadikan pementasan drama perlu diperankan oleh aktor atau aktris yang dapat
menjiwai karakter dan perasaan dari tokoh yang diperankan. Selain itu, aktor dan aktris juga harus
mampu mengucapkan dialog dari tokoh yang diperankan, misalnya dengan menggunakan suara
yang sesuai dengan perasaan dan watak dari karakternya.

3. Epilog
Bagian ketiga dari struktur teks drama yaitu epilog. Epilog pada dasarnya adalah kata
penutup dalam sebuah teks drama, yang mana fungsi dari epilog untuk mengakhiri sebuah
pementasan drama. Dalam pementasan drama, epilog biasanya memuat simpulan atau amanat atau
isi pokok dari teks drama. Sama seperti prolog, epilog umumnya disampaikan oleh narator atau
dalang. Namun, bisa jadi karena kebutuhan pementasan epilog disampaikan oleh tokoh dalam
drama tersebut.
Selain penjelasan tentang bagian di atas, pada bagian dialog dari struktur teks drama sendiri
memiliki tiga bagian, meliputi orientasi, komplikasi, dan resolusi (denouement). Tiga bagian
dialog tersebut kemudian dibagi lagi dalam beberapa babak dan adegan tertentu. Satu babak dalam
sebuah teks drama biasanya mengandung cerita tentang sebuah peristiwa besar dalam dialog. Hal
itu dapat dilihat dengan munculnya beberapa perubahan atau perkembangan dari peristiwa yang
dialami oleh tokoh utama. Sedangkan, adegan dalam sebuah teks drama hanya mencakup satu
pilihan-pilihan dialog dari setiap tokoh.

E. Kaidah Kebahasaan Drama


1. Teks drama berisi dialog.
2. Banyak menggunakan tanda petik pada dialog
3. Pada bagian prolog dan epilog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang ketiga, yaitu
seperti dia, beliau, ia, -nya, dan lain sebagainya.
4. Pada bagian dialog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua,
misalnya yaitu aku, saya, kami, kita, dan kamu.
5. Teks drama banyak memakai konjungsi temporal atau keterangan waktu, misalnya yaitu
sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian, dan lain sebagainya.
6. Teks drama banyak memakai kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa, misalnya seperti
menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat, dan lain sebagainya.
7. Teks drama banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh, misalnya seperti merasakan, menginginkan, mengharapkan,
mendambakan, mengalami, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai