Anda di halaman 1dari 7

RESUME PERTEMUAN 1

JURNALISTIK TELEVISI
Jurnalistik Televisi secara harfiah televise berasal dari kata tele (jauh) dan vision ( pandangan), dapat
diartikan “ melihat sesuatu dari jarak jauh”
Unsur Dominan dalam jurnalistik televisi ada 3 yaitu Penyaji berita, narasumber, dan bahasa
Sifat Jurnalistik televisi bersifat audio visual
Skema Program TV

Program Berita

Informasi Entertainment

Hard News Soft News Drama Permainan Pertunjukkan

Reader :
Merupakan format paling dasar dalam menyajikan berita TV, di mana penyiar hanya membaca isi
berita tanpa ada gambar pendukung.
Grafis :
Berupa lukisan grafis, foto, gambar peta, yang sesuai dengan isi berita untuk menggantikan gambar
video.
Voice Over (VO) :
Berupa gambar pendek (+ 1 menit) untuk menceritakan/ menerangkan sebuah topik berita yang akan
dibacakan kemudian.
Paket :
Merupakan laporan berita lengkap dengan narasi yang telah direkam bersama gambar (dubbing).
Pengisi suara (dubber) biasanya seorang reporter atau penulis berita.
Live Report :
Jika suatu peristiwa sedang terjadi sementara siaran berita sedang berlangsung, maka bisa dilakukan
siaran langsung dari tempat kejadian.
Live Studio :
Jika terjadi berita besar, maka stasiun tv bisa mengundang narasumber untuk wawancara di studio
secara langsung sementara peristiwa itu sedang berlangsung.
Klip :
Berupa petikan langsung dari pernyataan seseorang (disebut soundbite) yang ditampilkan secara berdiri
sendiri pada suatu program berita. Biasanya didahului dengan sebuah intro dari presenter.
Breaking Story :
Berita yang terjadi saat siaran berita masih berlangsung.
Soundbyte in Tape (SOT) :
Cuplikan dari suatu wawancara dengan narasumber untuk memberikan efek penekanan atau
dramatisasi suatu kejadian. Panjang SOT antara 10-30 detik.
Butted Soundbyte :
Dua soundbyte yang diedit dari dua/lebih wawancara dari dua/lebih narasumber yang isinya saling
berlawanan/berseberangan
Teaser :
Merupakan VO singkat cuplikan berita sekitar 15-25 detik yang disampaikan sebelum jeda iklan
(commercial brake). Tujuannya untuk mempertahankan perhatian pemirsa agar tetap menonton dan
tidak berpindah saluran selama diputarnya iklan.
Jenis-jenis berita yang umumnya disiarkan pada sebuah siaran berita antara lain :
Keadaan Darurat : Akan menimbulkan emosi penonton. Misalnya tentang bencana alam, perang,
kerusuhan, kejahatan, kebakaran, kecelakaan, dlsb. Jika peristiwa itu terjadi di daerah penonton, maka
dampak emosi yang didapat akan lebih besar lagi, dan nilai beritanya semakin tinggi.
Pengadilan : Kejahatan besar tentu akan mendapatkan perhatian yang besar saat diadili di
pengadilan. Misalnya kasus dukun maut di Tegal, kasus Tommy Soeharto, kasus bom Bali, dlsb.
Pemerintahan : Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi hajat hidup rakyat banyak selalu
mendapatkan perhatian penonton. Misalnya sosialisasi RUU atau UU, Peraturan Pemerintah, Perda,
dlsb.
Ekonomi : Segala hal yang menyangkut bidang ekonomi dan mempengaruhi kehidupan masyarakat
banyak tentu layak menjadi berita. Misalnya isu tentang kenaikan BBM, kenaikan pajak, pengumuman
UMR, dlsb.
Pendidikan : Pendidikan juga menyentuh kehidupan rakyat banyak karena siapakah yang tidak
pernah sekolah? Maka berita tentang pemogokan guru, pergantian kurikulum, SPP, dlsb. tentu menjadi
berita yang menarik.
Tren dan Musim : Apa tren yang terjadi di masyarakat ? Sedang musim apa sekarang ? Mode apa
yang sedang “in” ? Semua itu bisa dikemas menjadi berita yang menarik karena langsung menyentuh
orang banyak.
Perayaan : Perayaan keagamaan dan kebudayaan biasanya mendapatkan perhatian dari komunitas
yang bersangkutan. Jadi kalau dibuat berita, pasti ada yang menonton !
Cuaca : Ramalan cuaca biasanya melengkapi sebuah program berita. Ada banyak orang yang ingin
tahu kondisi cuaca pada hari itu atau pada hari-hari berikutnya karena ia akan bepergian atau
mengadakan hajatan.
Kesehatan : Jika timbul wabah penyakit di suatu daerah, penonton tentu ingin tahu bagaimana
perkembangannya. Apakah daerahnya akan ikut terjangkit ? Berapa korbannya ? Bagaimana
penanganan yang telah dilakukan ? Itu semua informasi yang diperlukan oleh penonton.
Lingkungan : Isu pencemaran udara di kota-kota besar bisa jadi membosankan bagi penonton di
sana, tetapi bagi sebagian penonton lainnya justru menjadi menarik. Ada pelajaran yang bisa diambil
dari berita itu. Demikian pula masalah pembuangan limbah, konservasi sumber daya alam, dlsb.
Olah Raga : Segmen berita olah raga pada umumnya sudah memiliki penonton fanatiknya sendiri.
Apa pun jenis olah raganya, akan selalu ada penonton di sana. Memang ada program khusus tentang
olah raga, tetapi berita terbaru tentang hasil suatu pertandingan misalnya, selalu menarik perhatian
penonton.
Program Ringan/Features : Berita ini bisa digunakan untuk melengkapi atau menutup suatu siaran
berita. Materinya bisa berasal dari spektrum yang luas, mulai dari yang bersifat humor hingga sekedar
hobi. Bisa juga yang menyerempet- nyerempet gosip ringan dari para artis.
Prioritas penayangan berita memiliki urut-urutan :
• Berita Lokal
• Berita Nasional
• Berita Internasional
Laporan Khusus, bisa merupakan :

1. Reportase suatu kegiatan/peristiwa yang terjadi pada suatu waktu dengan angle yang sama. Laporan
diturunkan untuk memperjelas suatu peristiwa, atau mengikuti detik-detik berlangsungnya suatu
peristiwa. Contoh : upacara bendera 17 Agustus, kunjungan presiden Bush ke Indonesia, dlsb.

2. Rangkuman/kompilasi yang terstruktur dari berita-berita yang pernah muncul selama kurun waktu
tertentu (biasanya 1 minggu terakhir) dan dianggap penting. Diharapkan ada sebuah konklusi yang bisa
ditarik dari laporan khusus, atau timbulnya suatu wacana baru. Contoh : Liputan Khusus (TVKU).
PERTEMUAN 2
JURNALISTIK CETAK
Jurnalistik cetak
adalah jurnalisme yang dipraktikkan di media cetak
koran, tabloid, dan majalah.

Proses Pemberitaan
Proses kerja redaksi media cetak meliputi News Processing sebagai berikut:
1. News Planing
2. News Gathering/Hunting
3. .News Writing
4. News Editing
5. News Layouting
6. News Printing

Karakter Media Cetak


1. Informasi yg akan disajikan dapat dinikmati melalui proses tercetak.
2. Isi pesan tercetak sehingga dapat dibaca di mana dan kapan saja.
3. Isi pesan dapat dibaca berulang-ulang.
4. Hanya menyajikan peristiwa atau pendapat yang telah terjadi.
5. Tidak dapat menyajikan pendapat narasumber secara langsung (live).
6. Penulisan dibatasi oleh kolom dan halaman.
7. Makna berkala dibatasi oleh hari, minggu, dan bulan.
8. Distribusi melalui transportasi darat, laut, dan udara.

Jenis-Jenis Junalistik Cetak


Dari segi format atau ukuran medianya, jurnalistik cetak terbagi menjadi
1. jurnalistik koran (newspaper journalism)

Koran secara bahasa artinya lembaran(-lembaran) kertas bertuliskan kabar (berita) dan sebagainya,
terbagi dalam kolom- kolom (8–9 kolom), terbit setiap hari atau secara periodik; surat kabar; harian.
2. jurnalistik tabloid (tabloid journalism)

Tabloid adalah surat kabar ukuran kecil (setengah dari ukuran surat kabar biasa) yang banyak
memuat berita secara singkat, padat, dan bergambar, mudah dibaca umum; surat kabar sensasi;
surat kabar kuning.

3. jurnalistik majalah (magazine journalism

Majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik dan pandangan
tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca, menurut waktu penerbitannya dibedakan atas
majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan, dan sebagainya, menurut pengkhususan isinya
dibedakan atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu, dan
sebagainya (KBBI).

Newsletter
Newsletter (Nawala) adalah laporan berkala yang memuat berita tentang kegiatan bisnis atau organisasi
yang dikirimkan secara teratur ke semua anggota, pelanggan, karyawan, atau
orang-orang yang tertarik.Nawala umumnya berisi satu topik utama yang menarik bagi penerimanya.
RESUME PERTEMUAN 3
JURNALISTIK DIGITAL
Jurnalisme Online adalah “jurnalistik masa depan” (future journalism) yang terus
berkembang seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
Karakteristik Jurnalistik Digital
1. Unlimited Space
2. Audience Control
3. Nonlienarity.
4. Storage and retrieval
5. Immediacy.
6. Multimedia Capability
7. Interactivity

Karakteristik Jurnalistik Online

1. Produksi berita online lebih mudah dan murah ketimbang produksi berita cetak dan
elektronik.
2. Memungkinkan semua orang menjadi wartawan atau memproduksi dan
menyebarluaskan informasi (everybody can be journalist).
3. Tidak mengenal deadline. Berita dapat dipublikasikan (posting) dan diedit kapan dan
di mana saja.
4. Berita tersebar dengan cepat. Internet saat ini merupakan cara tercepat penyebaran
berita (the fastest way to report news).
5. Sirkulasi media/berita online bisa menjangkau seluruh dunia, tidak seperti di media
cetak dan elektronik (radio/TV) yang terbatas.
6. Banyak elemen yang bisa ditambahkan untuk melengkapi sebuah berita (news story),
seperti video, kotak komentar, gambar bergerak (moving image), hyperlink, berita
terkait (related news), dan sebagainya.
7. Kesalahan dalam berita atau artikel dapat dengan mudah dikoreksi dan di-update.
8. Online journalism does not create a lot of jobs. Jurnalistik Online tidak membutuhkan
banyak orang (karyawan), bahkan bisa dilakukan oleh satu orang saja.

Kelebihan Jurnalisme Online

1. Audience Control.
2. Non lienarity.
3. Storage and retrieval.
4. Unlimited Space.
5. Immediacy.
6. Multimedia Capabllity.
7. Interactivity
Kekurangan Jurnalisme Online
Jurnalisme online merupakan “mainan” masyarakat supra rasional. Masyarakat yang
tidak tergolong supra rasional tidak akan betah dengan mengakses jurnalisme online.
Karena mereka tidak mengakses jurnalisme online maka mereka akan dilanda oleh
kecemasan informasi (information anxiety).
Masih sedikitnya jumlah mayarakat yang mengakses jurnalisme online, karena harus
berada di depan computer untuk membaca segala informasi melalui web site dll.
Tidak memiliki kredibitas. Ini karena logis sebab. orang yang tidak memiliki ketampilan
yang memadai pun bisa bercerita lewat jurnalisme online.

Anda mungkin juga menyukai