Jenis-jenis berita
Dari mana berita berasal
Peran wartawan
Obyektivitas dan keadilan
Pemasok berita
2 Mendapatkan Berita
Lima W dan Satu H
Observasi
Penelitian sumber
Wawancara aturan dasar
Memahami secara tepat
3 Menyampaikan Berita
Fokus
Penulisan
Lead
Struktur berita
Penutup
Rujukan
Kutipan dan sound bite
Bilangan
4
Menyunting Berita
Siaran berita
Bentuk berita online
Penulisan online
6
Jurnalisme Khusus
Prinsip-prinsip etika
Pembuatan keputusan beretika
Kode etika
Kode tingkah laku
Standar masyarakat
Isu-isu hukum
8
Kelompok keanggotaan
Pelaporan dan penyuntingan
Jurnalisme khusus
Pelatihan jurnalistik
Kebebasan berekspresi
Buku
Kode etik
APAKAH BERITA ITU?
Berita adalah sesuatu yang baru, sesuatu yang sedang terjadi. Dalam istilah
kamus, berita diartikan sebagai: laporan tentang kejadian-kejadian barubaru, atau informasi yang sebelumnya tidak diketahui.
Lalu, apa yang membuat sebuah berita cukup layak untuk diterbitkan atau
disiarkan?
Secara umum, berita adalah informasi yang menarik minat luas khalayaknya.
Dan penerbitan atau penyiaran sebuah berita tergantung pada banyak
faktor, khususnya adalah nilai-nilai berita yang wartawan putuskan untuk
mereka liput.
Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:
a. Ketepatan waktu
Maksudnya: apakah sesuatu terjadi baru-baru ini, ataukah kita baru saja
mengetahuinya? Dan inilah yang akan menjadi layak berita.
Makna baru-baru ini, bervariasi menurut jenis medianya. Untuk majalah
mingguan, apa saja yang terjadi sejak edisi terakhir (minggu lalu), masih
bisa dianggap layak. Untuk saluran berita TV kabel 24 jam, berita yang
mungkin paling layak mungkin adalah breakang news, atau sesuatu yang
sedang terjadi saat ini dan dapat dilaporkan secara langsung oleh wartawan
dari tempat kejadian.
b. Dampak
Yaitu, banyak atau sedikitnya orang yang terpengaruh. Seperti: pencemaran
jaringan air minum yang melayani kota berpenduduk 20.000 jiwa, memiliki
dampat luas karena berpengaruh langsung pada khalayak kita. Atau laporan
tentang tewasnya 10 anak setelah minum air yang tercemar, karena
khalayak cenderung akan bereaksi emosional terhadap berita tersebut.
c. Kedekatan
Kedekatan yang dimaksud adalah: apakah sesuatu itu terjadi dekat dengan
kita dan melibatkan warga setempat. Seperti: berita kecelakaan pesawat
terbang di Jepang, mungkin akan menjadi berita utama di Tokyo, tapi berita
ini mungkin tidak akan muncul di halaman depan di Brasil, kecuali jika
pesawat itu mengangkut penumpanq dari Brasil.
d. Kontroversi
Maksudnya, apakah ada orang yang berbeda pendapat tentang berita ini.
Karena memang sudah kodrat manusia untuk tertarik pada berita-berita
yang melibatkan konflik, ketegangan, atau debat publik. Orang suka
memihak, dan melihat pihak mana yang akan menang.
Walau konflik yang dimaksud tidak selalu memperlihatkan gontok-gontokan
satu pihak dengan pihak lainnya. Berita tentang para dokter yang
memerangi penyakit, atau warga yang menentang UU yang tidak adil, juga
merupakan berita yang melibatkan konflik.
e. Tokoh penting
Ini untuk memandai adakah orang terkenal yang terlibat dalam berita itu.
Kegiatan atau kecelakaan biasa akan menjadi berita jika melibatkan orang
penting, seperti perdana menteri atau bintang film. Pesawat yang jatuh di
Jepang akan menjadi berita utama di seluruh dunia, jika ada seorang bintang
musik rock terkenal menjadi salah satu penumpangnya.
f. Topik pembicaraan
Maksudnya, apakah orang-orang saat ini membicarakan hal tersebut.
Seperti: sebuah rapat pemerintah tentang keamanan penerbangan mungkin
tidak menarik, kecuali jika rapat itu diselenggarakan segera selepas terjadi
kecelakaan tragis sebuah pesawat.
Atau pula, sebuah insiden dalam pertandingan sepak bola mungkin dapat
muncul menjadi berita selama beberapa hari karena pertandingan itu
memang tengah menjadi topik pembicaraan orang-orang di kota kita.
g. Keganjilan
harus diteliti, apakah kejadian yang akan diliput memiliki ketidak-laziman.
Seperti jika ada manusia menggigit anjing. Karena biasanya yang terjadi
adalah anjing menggigit manusia. Berita yang luar biasa dan tak terduga
seperti ini tentu menggugah rasa penasaran alami kita sebagai manusia.
Apa saja yang bisa menjadi berita, juga bergantung pada jenis khalayak
yang dituju. Bukan hanya di mana mereka tinggal, tetapi juga siapa
5 Pemirsa hanya diberi kesempatan melihat sekali. Jika ada yang terlewat,
maka ia akan
tertinggal isu yang ditampilkan.
6 Karenanya, naskah berita tv mengikuti susunan logika tertentu, jadi ada
benang merah
yang dapat diikuti oleh para pemirsa. Menulis berita tv mirip dengan
bercerita atau
curhat.
7 Menggunakan kalimat yang pendek
8 Menggunakan bahasa yang lugas dan jelas
9 Hindari kata-kata klise
10 Ulangi fakta-fakta yang rumit
11 Gunakan atribusi waktu yang tepat, untuk membantu menunjukkan
kebaruan berita.
12 Sebutkan sumber informasi anda dan kutipan yang menyertainya. Bila
menggunakan
falta dan angka yang bukan hasil penelitian anda sendiri, sebutkan sumber
penelitian
itu.
13 Hindari kutipan langsung. Kutipan langsung bisa didengar/dilihat dari
synch nara
sumber.
14 Sederhanakan angka. Lebih baik menggunakan hampir dua juta rupiah
daripada
menyebutkan angka Rp. 1.999.990.
15 Tulis angka dengan kata-kata karena mungkin penyiar tidak dapat
membacanya
masih
banyak
pertanyaan
yang
Untuk media televisi yang konvensional, sebuah tayangan berita tidak bisa
disimak dan dibaca berulang-ulang seperti kita membaca koran. Pemirsa
hanya punya satu kesempatan untuk menangkap isi berita Anda. Oleh
karena itu, berita di TV dibuat dengan gaya bahasa bertutur, seperti
percakapan sehari-hari, karena ini adalah gaya bahasa yang paling akrab
dan biasa didengar orang.Tulislah naskah berita seperti gaya orang
berbicara.Misalnya, dalam percakapan sehari-hari, kita amat jarang
menggunakan kalimat yang berpanjang-panjang, atau memiliki anak-anak
kalimat. Namun, meskipun berita di TV menggunakan gaya bahasa bertutur,
tata bahasanya tetap harus benar.
Clear (Jelas)
Batasi kalimat untuk satu gagasan saja. Hal ini akan memudahkan para
pendengar untuk menangkap dan memahami isi berita. Jangan
menggunakan bahasa jargon atau slang, yang hanya dikenal kalangan
tertentu. Hindari susunan kalimat yang rumit.
Atribusi untuk narasumber disampaikan lebih dulu sebelum pernyataannya,
dan bukan sebaliknya. Hal ini untuk menghindarkan kebingungan di pihak
pemirsa, dalam membedakan mana narasi dari si reporter dan mana opini
dari si narasumber. Ini bertolak belakang dengan praktik yang biasa
dilakukan di media cetak.Jangan menggunakan terlalu banyak angka.
Penyebutan angka-angka sulit ditangkap oleh pemirsa ketika mendengarkan
berita. Buatlah angka itu mudah dimengerti. Jangan menempatkan angka di
awal kalimat, karena bisa membingungkan.
Concise (Ringkas/ Singkat)
Gunakan kalimat-kalimat yang bersifat pernyataan (deklaratif).Tulislah
kalimat-kalimat yang pendek. Menurut hasil riset, kalimat pendek lebih
mudah dipahami dan lebih kuat, ketimbang kalimat-kalimat panjang.
Sebetulnya tidak ada aturan wajib tentang panjang kalimat yang dibolehkan.
Namun, cobalah membatasi agar setiap kalimat yang Anda tulis tidak lebih
dari 20 kata.
Compelling
Tulislah dalam bentuk kalimat aktif. Para penulis berita menggunakan kalimat
aktif karena lebih kuat dan lebih menarik. Selain itu, kalimat aktif juga lebih
pendek daripada kalimat pasif.
Cliche Free (Bebas Kata Klise)
Kalimat atau pernyataan klise adalah pernyataan yang sudah terlalu sering
digunakan di media. Pernyataan klise mungkin tidak akurat dan salah arah,
Contoh penulisan
untuk TV
narasi
berita
Package (PKG). Package adalah format berita TV yang hanya lead in-nya
yang dibacakan oleh presenter, tetapi isi berita merupakan paket terpisah,
yang ditayangkan begitu presenter selesai membaca lead in. Paket berita
sudah dikemas jadi satu kesatuan yang utuh dan serasi antara gambar,
narasi, soundbite, dan bahkan grafis. Lazimnya tubuh berita ditutup dengan
narasi.
Format ini dipilih jika data yang diperoleh sudah lengkap, juga gambarnya
dianggap cukup menarik dan dramatis. Kalau dirasa penting, reporter dapat
muncul dalam paket berita tersebut (stand up) pada awal atau akhir berita.
Durasi maksimal total sekitar 2 menit 30 detik.
Live on Cam. Live on Cam adalah format berita TV yang disiarkan
langsung dari lapangan atau lokasi peliputan. Sebelum reporter di lapangan
menyampaikan laporan, presenter lebih dulu membacakan lead in dan
kemudian ia memanggil reporter, di lapangan untuk menyampaikan hasil
liputannya secara lengkap. Laporan ini juga bisa disisipi gambar yang
relevan.
Karena siaran langsung memerlukan biaya telekomunikasi yang mahal, tidak
semua berita perlu disiarkan secara langsung. Format ini dipilih jika nilai
beritanya amat penting, luar biasa, dan peristiwanya masih berlangsung. Jika
peristiwanya sudah berlangsung, perlu ada bukti-bukti yang ditunjukkan
langsung kepada pemirsa. Durasinya disesuaikan dengan kebutuhan.
Live on Tape (LOT).Live on Tape adalah format berita TV yang direkam
secara langsung di tempat kejadian, namun siarannya ditunda (delay). Jadi,
reporter merekam dan menyusun laporannya di tempat peliputan, dan
penyiarannya baru dilakukan kemudian.
Format berita ini dipilih untuk menunjukkan bahwa reporter hadir di tempat
peristiwa. Namun, siaran tak bisa dilakukan secara langsung karena
pertimbangan teknis dan biaya. Meski siarannya ditunda, aktualitas tetap
harus terjaga. Durasi bisa disesuaikan dengan kebutuhan, namun biasanya
lebih singkat dari format Live on Cam.
Live by Phone. Live by Phone adalah format berita TV yang disiarkan
secara langsung dari tempat peristiwa dengan menggunakan telepon ke
studio. Lead in berita dibacakan presenter, dan kemudian ia memanggil
reporter yang ada di lapangan untuk menyampaikan laporannya. Wajah
reporter dan peta lokasi peristiwa biasanya dimunculkan dalam bentuk
grafis. Jika tersedia, bisa juga disisipkan gambar peristiwa sebelumnya.
Phone Record.Phone Record adalah format berita TV yang direkam secara
langsung dari lokasi reporter meliput, tetapi penyiarannya dilakukan secara
tunda (delay). Format ini sebetulnya hampir sama dengan Live by Phone,
hanya teknis penyiarannya secara tunda. Format ini jarang digunakan, dan
biasanya hanya digunakan jika diperkirakan akan ada gangguan teknis saat
berita dilaporkan secara langsung.
Visual News. Visual News adalah format berita TV yang hanya
menayangkan (rolling) gambar-gambar yang menarik dan dramatis.
Presenter cukup membacakan lead in, dan kemudian visual ditayangkan
tanpa tambahan narasi apa pun, seperti apa adanya. Format ini bisa dipilih
jika gambarnya menarik, memiliki natural sound yang dramatis (misalnya:
suara jeritan orang ketika terjadi bencana alam atau kerusuhan, dan
sebagainya). Contoh berita yang layak menggunakan format ini: menit-menit
pertama terjadinya bencana Tsunami di Aceh.
Vox Pop. Vox pop (dari bahasa Latin, vox populi) berarti suara rakyat.
Vox pop bukanlah format berita, namun biasa digunakan untuk melengkapi
format berita yang ada. Isinya biasanya adalah komentar atau opini dari
masyarakat tentang suatu isyu tertentu. Misalnya, apakah mereka setuju jika
pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Jumlah narasumber yang diwawancarai sekitar 4-5 orang, dan diusahakan
mewakili berbagai kalangan (tua, muda, laki-laki, perempuan, kaya, miskin,
dan sebagainya). Durasi vox pop sebaiknya singkat saja dan langsung
menjawab pertanyaan yang diajukan.
Warga perlu informasi itu segera karena hal itu berdanpak pada kehidupan
sehari-hari mereka.
Sebaliknya, sebuah berita tentang atlet yang dibesarkan di sebuah panti
asuhan akan cocok sebagai berita lunak. Ini adalah kisah kemanusiaan yang
melibatkan seseorang yang terkenal dan merupakan sebuah kisah tidak
lazim yang cenderung akan dibicarakan dengan kawan-kawan. Tapi tidak ada
alasan yang mendesak untuk menerbitkan atau menyiarkan berita itu pada
hari tertentu. Menurut definisi, maka berita itu merupakan sebuah berita
feature. Banyak surat kabar dan situs berita menyediakan seksi khusus
untuk kisah-kisah tenting gaya hidup, rumah tangga dan keluarga, seni, dan
hiburan. Surat kabar yang lebih hesar bahkan punya seksi mingguan untuk
jenis feature khas seperti makanan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Topik bukanlah situ-satunya hal yang membedakan antara berita keras dan
feature. Dalam kebanyakan hal, berita keras dan berita lunak ditulis berbeda.
Berita keras biasanya ditulis agar pembaca mendapatkan informasi
terpenting sesegera mungkin. Penulis feature sering memulai dengan
sebuah anekdot atau sebuah contoh yang dirancang terutama untuk
menarik minat pembaca, sehingga kisahnya mungkin lebih panjang untuk
sampai ke topik utamanya.
Beberapa berita mencampurkan kedua pendekatan ini. Berita yang tidak
begitu peka waktu tapi yang berfokus pada isu-isu penting sering disebut
feature berita. Kisah tentang perjuangan warga untuk mengatasi AIDS,
misalnya, akan menjadi berita keras. Feature berita merupakan cara yang
efektif untuk menjelajahi tren-tren atau masalah sosial yang rumit dengan
menceritakan kisah-kisah pribadi tentang orang-orang yang mengalami halhal itu. (Kita akan membahas perbedaan gaya penulisan ini dengan lebih
rinci pada Bab 3, Mengisahkan Berita.)
1. Dari Mana Berita Berasal
Wartawan menemukan berita di semua jenis tempat, tapi kebanyakan berita
berasal dari salah satu dari ketiga hal mendasar ini: kejadian yang
berlangsung alamiah seperti bencana alam dan kecelakaan; kegiatan
terencana, seperti rapat dan konferensi pers; upaya wartawan.
Kejadian tak terencana sering menjadi berita utama. Kapal tenggelam,
pesawat jatuh, tsunami, atau tanah longsor sangat layak berita bukan hanya
pada saat kejadian tetapi juga sering berhari-hari dan berminggu-minggu
sesudahnya. Luasnya liputan itu bergantung pada kedekatan dengan lokasi
kejadian dan pada orang yang terlibat. Sebuah kecelakaan mobil yang fatal
di Paris mungkin tidak akan menjadi berita besar kapan saja. Tapi kecelakaan
yang terjadi di Paris pada 1979 menjadi berita heboh, bukan saja di Prancis
tetapi juga di seluruh dunia karena salah satu korbannya adalah Putri Diana.
berita secara aktif mencari ide dari warga masyarakat yang mereka layani
dengan meninggalkan nomor telepon atau alamat email untuk menampung
saran. wartawan banyak menghabiskan waktu untuk membina hubungan
dengan orang-prang yang dapat memberi mereka informasi. (Kita akan
nernicara tentang pembentukan sumber dalam Bab 2, Mendapatkan
Berita.)
Wartawan sering menemukan berita hanya dengan berkeliling atau
mendengarkan pembicaraan orang. Apa yang Anda dengar di pertandingan
olahraga atau di antrian di kantor pos bisa menjadi berita. Tanyalah orangorang yang Anda jumpai saat Anda meliput berita tentang kehidupan mereka
dan tetangga mereka dan Anda mungkin akan menemukan diri Anda berada
di sebuah jalur menuju ke sebuah berita yang tidak ditemukan oleh orang
lain.
Cara lain untuk menemukan berita adalah dengan bertanya apa yang sudah
terjadi sejak sebuah berita terakhir kali dimuat di koran arau ditayangkan di
udara. Sebuah laporan lanjutan sering menuntun ke perkembanganperkembangan mengejutkan yang sering justru lebih layak berita ketimbang
laporan pertamanya. Misalnya, sebuah kisah tentang kebakaran satu hari
setelah kejadian bisa menunjukkan berapa jumlah orang yang tewas dan
besarnya kerugian harta henda.
Tetapi laporan lanjuran beberapa minggu kemudian mungkin menemukan
bahwa sebuah kegagalan dalam sistem komunikasi radio ternyata membuat
para perugas pemadan kebakaran tidak mungkin memberi tanggapan cukup
cepat untuk menyelamatkan jiwa orang.
Dokumen, data, dan arsip publik juga dapat menuntun ke berita besar.
wartawan dapat menggunakannya untuk melihat-lihat tren atau untuk
menemukan penyimpangan. Tugas semacam ini memerlukan lebih banyak
upaya, tapi hasilnya hampir selalu sepadan dengan jerih payahnya. Jauh
lebih mudah jika data itu tersedia secara elektronik, tentu saja, tapi
wartawan pun sudah mulai memasukkan data dari dokumen ke dalam
komputer sehingga mereka bisa mencari informasi yang paling penting dari
sekumpulan data statistik.
Misalnya, sebuah daftar tentang orang-orang yang sudah menerima tiket
pelanggaran kecepatan mungkin bisa menghasilkan sebuah berita jika
dipilah menurut nama prang dan bukan tanggal kejadian. Begitulah cara
wartawati relevisi Nancy Amons mengetahui bahwa seorang pengemudi di
kotanya sudah berhasil meengumpulkan satu lusin tiket pelanggaran lalu
lintas selama tiga tahun dan bahkan menyebabkan tewasnya seorang
pengemudi lain tanpa pernah kehilangan SIMnya. Ketika Nancy melakukan
penyelidikan, para pejabat kota mengaku bahwa mereka bekerja kurang
baik.
Peran wartawan
Teknologi baru memungkinkan siapa saja yang punya komputer untuk
menyebarkan informasi sama luasnya dengan organisasi berita yang paling
besar pun. Tapi sebuah situs Internet yang dirancang dengan baik, betapa
baik pun penulisannya dan seringnya diperbarui, situs itu tidak selalu
merupakan sumber berita yang dapat diandalkan.
Sesungguhnya, dalam dunia yang semakan kompleks ini di mana informasi
tidak lagi menjadi komoditas yang langka, peran wartawan sudah menjadi
makan penting ketimbang dulu-dulu.
Tidak seperti penyebar propaganda atau gossip, wartawan memilah-milah
informasi yang ada dan menentukan seberapa banyak informasi yang
berharga dan dapat diandalkan sebelum menyampaikannya kepada publik.
Berita, entah keras atau feature, harus akurat. wartawan bukan saja
mengumpulkan informasi yang mereka perlukan untuk menyampaikan
beritanya.
Mereka
harus
memverifikasi
informasi
itu
sebelum
menggunakannya. wartawan mengandalkan observasi dari tangan pertama
sebisa mungkin dan banyak sumber lain untuk memastikan bahwa informasi
yang mereka peroleh dapat diandalkan. Dan, kecuali dalam kasus-kasus
yang langka, mereka menyebutkan jatidiri sumber informasi mereka
sehingga khalayak dapat mengevaluasi kredibilitas informasi itu.
Dalam dunia yang semakan kompleks ini di mana informasi tidak lagi
menjadi komoditas yang langka, peran wartawan sudah menjadi makan
penting ketimbang dulu-dulu.
Tapi jurnalisme lebih dari sekadar penyebaran informasi berdasar fakta.
Propaganda bisa juga didasarkan pada fakta, tapi fakta-fakta itu disajikan
sedemikian rupa untuk mempengaruhi pendapat orang. Seperti sudah kita
catat di muka, para pejabat hubungan masyarakat juga menggunakan fakta,
tapi mereka mungkin hanya menceritakan suatu sisi saja dari berita itu.
Sedangkan wartawan berusaha untuk bersikap adil dan tuntas. Mereka
herusaha menceritakan kisah yang akurat dan otentik, berita yang
menggambarkan realitas, bukan persepsi mereka sendiri atau persepsi orang
lain tentang hal itu.
Perbedaan lain antara jurnalisme dan bentuk informasi lain adalah bahwa
wartawan berusaha bebas dari pengaruh orang yang mereka liput. Seorang
profesional hubungan masyarakat yang dipekerjakan oleh sebuah organisasi
dan menulis tentang organisasi itu cenderung tidak akan memasukkan
informasi yang mungkin akan menyebabkan informasi itu tampak jelek.
wartawan sebaliknya akan berusaha menyediakan gambaran yang lengkap
meskipun tidak sepenuhnya positif.
televisi dunia dan situs berita di Internet. Masing-masing saluran media ini
punya kelebihan dan kekurangan sendiri.
Di kebanvakan negara, surat kabar hanian pada umumnya punya staf paling
besar dan menyajikan liputan lebih mendalam tentang jajaran topik yang
luas ketimbang media siaran. Ditambah dengan situs Internet, banyak surat
kabar sudah mulai mengatasi keterbatasan mereka pada jadwal tradisional
mereka untuk terbit setiap hari. Tapi mereka kebanyakan hanya menjangkau
khalayak yang melek huruf dan berkelebilaan, orang-orang yang dapat
membaca dan punya cukup uang untuk membeli koran atau punya akses ke
komputer untuk membaca koran tersebut secara online.
Radio, sebagai salah satu sumber berita yang paling banyak dipakai di dunia,
punya kelebihan karena tingkat kecepatan dan ketersediaannya. wartawan
radio bisa mengudarakan beritanya dengan cepat dan siapa saja yang punya
radio transistor bisa mendengarkan berita itu hampir dari mana saja dan
kapan raja. wartawan radio menyiarkan beritanya disertai dengan suara
selain kata-kata, sehingga pendengar merasakan bahwa mereka benar-benar
mengalami sebagian dari kejadian yang diberitakan itu. Berita radio
mengudara berkali-kali sehari sehingga dengan mudah dapat diperbarui. Tapi
kebanyakan stasiun radio hanya menyediakan waktu terbatas untuk masingmasing acara warta berita, sehingga beritanya cenderung berupa ringkasan
raja dari berita-berita yang lebih besar tanpa kedalaman seperti dalam berita
di surat kabar.
Dengan suara dan gambar, acara warta berita televisi dapat memperlihatkan
kepada penonton apa yang sedang terjadi, bukan sekadar menceritakan
berita itu. Salah satu kelebihan stasiun televisi adalah kemampuannya untuk
menyampaikan emosi dan berbagi pengalaman dengan penonton.
Kemajuan teknologi kamera kecil, penyuntingan digital, dan sambungan
satulit mobil sudah memungkinkan stasiun televisi bisa hampir secepat
radio untuk mengudarakan beritanya. Tapi ketergantungan media ini pada
gambar bisa menjadi kendala. Televisi kadang-kadang menghindari berita
yang rumit karena berita demikian biasanya secara visual kurang mendesak.
Baru-baru ini, perbedaan tradisional antara berita media cetak dan media
siaran mulai memudar. Di Amerika Serikat dan negara-negara lain, banyak
organisasi berita menyampaikan berita dalam berbagai bentuk media
termasuk Internet. Karena Internet bisa diperluas tanpa batas, maka berita
online tidak harus tunduk pada keterbatasan waktu dan orang seperti yang
dialami oleh media cetak dan siaran. Situs-situs berita bisa menyediakan
lebih banyak informasi dan membuatnya tetap bisa diakses untuk waktu
yang lama. Dan pembaca bisa memilih-milih berita yang paling menarik
minat mereka.
Situs-situs berita online yang berafiliasi dengan surat kabar, radio dan
stasiun televisi mungkin tampak mirip. Situs-situs itu memberi ilustrasi foro
pada beritanya, dan banyak pula yang menayangkan rekaman berita dalam
video atau siaran berita yang lengkap. Mereka juga menyediakan versi
podcast, yakni memasang nama-nama file berita mereka di Internet
sehingga pelanggan bisa mengunduh berita itu ke dalam komputer mereka
untuk dibaca kemudian. Pada beberapa situs anda bisa membaca teks
sebuah berita atau mendengarkan suara penulis yang membacakan teks
beritanya. Organisasi berita bahkan memasang weblog (umum dikenal
dengan kependekannya, blog) mereka sendiri, sehingga para wartawannya
bisa membuat buku harian online tentang berita-berita yang sedang mereka
liput atau keputusan yang dibuat di ruang redaksi.
Dalam dunia berita yang terus berevolusi ini, banyak wartawan menemukan
bahwa mereka membutuhkan ketrampilan tambahan untuk menjalankan
pekerjaan yang diharapkan dari mereka. wartawan mungkin diharapkan
untuk memotret foto yang akan dipakai di Internet, selain mewawancarai
sumber berita dan menulis berita untuk surat kabar. Redaksi mungkin
diminta untuk memasang berita di Internet, selain harus memeriksa tulisan
wartawan dan menulis judul berita. Jurukamera mungkin perlu merekam
video selain membuat foto diam, dan mungkin harus menyediakan teks
untuk mengiringi gambar-gambar mereka. Banyak organisasi berita sekarang
menyediakan pelatihan bagi wartawan yang sudah mulai memainkan peranperan haru di ruang redaksi. Dan beberapa pengajar jurnalistik sekarang
menerapkan apa yang mereka sebut kurikulum konvergensi untuk
membantu mahasiswa mempelajari berbagai macam ketrampilan yang
mungkin mereka perlukan kelak.
Tapi untuk semua tuntutan baru ini, jantung dari jurnalisme yang baik tetap
sama. Sebagaimana ditulis oleh Bill Kovadi dan Tom Rosentiel dalam buku
mereka, Elemen-Elemen Jurnalisme ada sejumlah prinsip jelas yang
disepakati oleh para wartawan dalam sebuah masyarakat yang demokratis
dan yang layak diharapkan oleh warganya:
Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran.
Kesetiaan pertamanya adalah pada warga negara.
Intisari jurnalisme adalah disiplin pada verifikasi.
Para praktisinya harus mempertahankan independensi dari pihak-pihak yang
mereka liput.
Jurnalisme harus
kekuasaan.
bertindak
sebagai
pemantau
independen
terhadap
penonton,
atau
pendegar
perlu
ketahui
untuk
Apa yung sudah mengejutkun saya? Fakta terpenting tunggal apa yang
sudah saya peroleh?
Apa (bagaimanariwayatnya di sini?
Apa yang terjadi kemudian?
Apa yang bisa dilakukan orang tentang hal ini?
Where
Di mana hal ini terjadi?
Di mana lagi saya bisa mendapatkan cerita yang lengkap?
Ke mana selanjutnya cerita ini akan menuju? Bagaimana ini akan berakhir?
When
Kapan hal ini terjadi?
Kapan titik balik dalam berita ini terjadi?
Kapan saya harus melaporkan berita ini?
Why
Mengapa hal ini terjadi? Apakah ini sebuah kasus tersendiri atau bagian dari
sebuah tren?
Mengapa orang bertingkah laku seperti itu? Adakah motif tertentu?
Mengapa berita ini penting? Mengapa
membaca, atau mendengarkan?
menonton,
Tampaknya sudah jelas, tapi wartawan harus yakan bahwa mereka punya
piranti yang diperlukan sebelum pergi ke luar untuk meliput berita: buku
catatan, pena, pita perekam atau perekam digital, dan baterai baru.
Tidak ada yang lebih membuat jengah dibanding saat tiba di lokasi dan
menemukan bahwa tidak ada film atau pita di kamera mereka, atau satusatunya pena yang anda bawa kehabisan tinta. wartawan zaman sekarang
sering membawa piranti tambahan: telepon genggam, dan komputer laptop.
Beberapa hal lain yang sederhana bisa juga berguna. Menaruh karet gelang
di buku catatan untuk menandai halaman kosong berikut membuatnya
mudah menemukan halaman itu. Kantung plastik bisa melindungi buku
catatan Anda di tengah hujan, sehingga buku itu tetap kering dan tintanya
tidak melebar.
Teropong kecil akan membantu Anda melihat apa yang sedang terjadi jika
Anda tidak bisa mendekati lokasi. Kalkulator akan membantu Anda
mengkonversi informasi tentang jumlah seperti berton-ton bahan bakar yang
ada dalam pesawat terbang ke dalam istilah-istilah yang lebih umum bagi
khalayak seperti liter dan galon.
Penelitian
Wartawan cenderung mengumpulkan lebih banyak informasi dibanding
jumlah yang bisa mereka masukkan ke dalam berita, tapi informasi itu selalu
membantu mereka memahami kejadian atau isu yang sedang mereka liput.
Kadang-kadang informasi latar belakang sangat penting untuk memberi arti
yang lebih dalam pada berita. Dalam kisah Eric Nalder tentang rakit
penyelamat itu, misalnya, ia memasukkan fakta bahwa perairan yang
diarungi oleh kapal feri itu pada bulan Januari cukup dingin untuk membunuh
seseorang dalam waktu setengah jam saja. Informasi itu relevan dengan
kasus kurangnya jumlah rakit penyelamat itu karena menamhah jelas
pentingnya masalah tersehut. Persis informasi seperti inilah yang dicari
wartawan ketika mereka melakukan penelitian untuk sebuah berita, baik
sebelum mereka meninggalkan ruang redaksi maupun sepanjang jalan ketika
pertanyaan muncul.
Wartawan zaman sekarang punya piranti penelitian yang jauh lebih banyak
daripada dulu berkat komputer dan Internet. Banyak di antara piranti itu
berupa versi teknologi tinggi dari peralatan dasar dalam bidang itu: buku
alamat dagang, almanak, ensiklopedi, dan peta. Yang lain berupa database
dan laporan yang akan jauh lebih sulit dicari di hari-hari sebelum ada
Internet karena akan diperlukan kunjungan pribadi ke perpustakaan atau ke
kantor pemerintah. Tapi masih ada lagi piranti yang sedikit orang saja bisa
membayangkan dua dasawarsa yang lalu: mesin pencari (seardi engine),
blog dan ruang ngobrol (diat room), serta daftar email.
dan sumber itu tidak bisa diidentifikasi. wartawan bisa menulis hanya bahwa
pejabat itu diketahui percaya akan sesuatu atau hal lain.
Informasi yang ditawarkan off the record tidak bisa dipakai sama sekali.
Maka wartawan akan berusaha keras menghindari pengaturan demikian,
kecuali jika sumber itu begitu penting bagi beritanya sehingga ia tidak punya
cara lain lagi. Informasi off the record bahkan tidak boleh disampaikan
kepada sumber lain, tapi itu bisa memberi petunjuk kepada wartawan ke
sebuah berita yang layak dikejar.
Bagaimana pun pengaturannya, terserah kepada wartawan bagaimana ia
bisa meyakankan bahwa kedua belah pihak memahami dan sepakat dengan
aturan-aturan dasarnya sebelum wawancara dilakukan. Kadang-kadang
sumber ingin mengubah aturannya di tengah jalan dengan mengatakan hal
yang penting kepada wartawan tapi kemudian menambahkan, Tapi Anda
tidak akan menggunakannya, bukan? Itulah sebabnya penting menjelaskan
segala sesuatunya sejak awal, dan sepakat untuk tidak menahan informasi
kecuali sudah ada kesepakatan tersendiri sebelum berlanjut ke wawancara.
Wartawan juga harus jelas tentang sampai di mana mereka akan berusaha
melindungi identitas sumber. Dalam sejumlah yurisdiksi, wartawan mungkin
berisiko dipenjara jika mereka menolak mengungkapkan informasi tentang
seorang sumber dalam sidang pengadilan. Jika wartawan tidak mau
mengambil risiko menginap di penjara untuk melindungi sumber, ia harus
bilang begitu.
Kredibilitas adalah aset wartawan yang paling penting, dan keakuratan
adalah cara terbaik untuk melindunginya.
Ada wartawan yang trampil sekali dalam menjadikan informasi off the
record menjadi on the record. Eric Nalder adalah salah satunya. Ketika
sebuah wawancara off the record selesai, ia membaca ulang sebuah
kutipan yang sangat tidak berbahaya dan bertanya, Mengapa itu tidak
boleh dikutip? Ketika sang sumber mengizinkan ia menggunakan kutipan
itu, Nalder terus melihat-lihat catatannya, membaca kembali kutipankutipannya dan mendapat izin untuk mengutipnya dalam berita. Nalder
mengatakan ia pernah berhasil mengubah keseluruhan sebuah wawancara
dari off menjadi on the record. Sebagian karena sumber itu sekarang
sudah percaya bahwa ia akurat karena ia sudah mendengar kutipan itu
dibaca ulang.
Salah satu aturan dasar lain yang penting untuk dipahami wartawan adalah
penggunaan embargo atas suatu informasi yang disediakan oleh sumber.
Artinya informasi itu disediakan dengan syarat tidak akan digunakan sampai
waktu tertentu. Sebuah instansi pemerintah yang akan mengumumkan
sebuah kebijakan baru mungkin menyediakan ringkasan tertulis beberapa
jam atau bahkan satu hari sebelumnya. Itu memberi waktu kepada wartawan
untuk mencerna informasi tersebut sebelum sebuah konferensi pers
membuat kebijakan itu menjadi resmi. wartawan yang menerima informasi di
bawah embargo harus menghormatinya kecuali jika berita itu sudah
menyebar sebelum waktu yang ditentukan itu tiba.
Memahami Secara Tepat
Kredibilitas adalah aset wartawan yang paling penting, dan keakuratan
adalah cara terbaik untuk melindunginya. Untuk memastikan keakuratan,
wartawan harus meyakankan cek dan cek ulang atas semua informasi yang
mereka kumpulkan bagi sebuah berita. wartawan akan membuat kesalahan,
tapi itu harus jarang-jarang. Ketika sebuah koran Amerika, Oregonian, di
Portland mempelajari kesalahan mereka sendiri, redaksi menyimpulkan
bahwa kesalahan itu terutama terjadi karena tiga sebab;
Bekerja dengan ingatan;
Membuat asumsi;
Berhubungan dengan sumber tangan kedua.
Kita akan berbicara lebih lanjut tentang mendapatkan kebenaran dalam Bab
4 (Menyunting Berita). Tapi wartawan adalah jajaran pertahanan terdepan
organisasi berita terhadap kesalahan. wartawan yang membuat caratan
yang bagus dan sering melihat-lihatnya, dan yang mencari sumber utama
kapan saja, akan lebih sanggup patuh pada tiga aturan jurnalisme dari
mendiang penerbit Amerika Joseph Pulitzer: Keakuratan, keakuratan, dan
keakuratan.
3 MENYAMPAIKAN BERITA
Semua berita terdiri dari fakta, observasi, kutipan, dan rincian. Wartawan
hampir selalu punya lebih banyak informasi daripada yang bisa digunakan,
dan karena mereka sudah bekerja keras untuk mengumpulkan semua
informasi itu, secara alami mereka akan terdorong menggunakan sebanyak
mungkin informasi itu dalam berita mereka. Tapi menjejalkan semua fakta
yang cocok jarang bisa menghasilkan berita yang diceritakan dengan baik
untuk menggugah minat khalayak.
Akan lebih sulit memahami cerita yang kebanyakan informasi. wartawan
yang berusaha menjelaskan segala sesuatu mungkin hanya akan berhasil
membuat khalayaknya bingung. Lagi pula surat kabar hanya punya ruang
terbatas, radio dan televisi punya waktu terbatas, dan pembaca, pendengar
dan penonton hanya punya waktu luang dan perhatian terbatas untuk
menangkap berita itu.
Jurnalisme yang baik menyangkut seleksi, bukannya penjejalan, informasi.
wartawan harus menggunakan penilaian berita mereka untuk memutuskan
apa yang paling penting untuk dimasukan ke dalam berita dan bagaimana
urutannya. Bagi banyak wartawan, bagian tersulit dalam menyampaikan
berita adalah dalam memutuskan apa yang harus dibuang. Salah satu cara
untuk mengambil keputusan itu adalah dengan memilih inti atau tema yang
juga disebut fokus.
Fokus
Fokus sebuah berita pada dasarnya adalah jawaban atas pertanyaan,
Tentang apa sebenarnya berita ini. Untuk menentukan fokus, instruktur
penulisan Lembaga Poynter Chip Scanlan menyarankan lima pertanyaan
tambahan:
Apa beritanya?
Bagaimana kisahnya?
Apa gambarnya?
Bagaimana saya bisa menyatakannya dalam enam kata?
Lalu?
Bayangkan Anda tengah meliput sebuah kebakaran yang melanda dengan
cepat. Anda sudah banyak berbicara dengan warga dan mengamati
kerugiannya sepanjang hari. Sekarang Anda perlu memfokuskan berita Anda
sebelum mulai menulis. Di sini Anda mungkin bisa menggunakan pertanyaan
Scanlan untuk menemukan fokus Anda:
Apa beritanya?
Suatu kebakaran menghancurkan dua buah rumah di bukit sebelah timur
kota, tapi tidak ada yang terluka dan kawasan pertokoan kota itu selamat.
Bagaimana kisahnya?
Dua keluarga kehilangan rumah tapi bersyukur masih tetap hidup.
Apa gambarnya?
Lalu?
Dampak ekonomi dari kebakaran itu terbatas.
Versi berita yang ini akan dimulai dengan kelegaan para pemilik usaha, dan
menggunakan kutipan di awal berita dari seorang pengusaha yang tokonya
selamat. Kedua berita itu akan memasukkan informasi yang sama bahwa
dua buah rumah hancur sedangkan kawasan pertokoan tidak terpengaruhtapi tekanan mereka akan berbeda. Mengetahui apa yang harus ditekankan
sebelum memulai menulis akan membantu wartawan memutuskan fakta dan
kutipan apa saja yang akan dimasukkan dan yang harus dibuang.
Seperti dicatat oleh William Zinsser dalam bukunya On Writing Well,
Pemikiran yang jernih menjadi penulisan yang jernih; salah satunya tidak
akan ada tanpa yang satunya lagi.Wartawan kawakan tidak akan menunggu
sampai hari usai, setelah mereka melakukan semua penelitian, wawancara
dan observasi mereka sebelum mencari fokus untuk berita mereka. Mereka
mungkin bahkan memulai proses liputan itu dengan sebuah fokus di
benaknya. Ini akan membantu mereka memutuskan ke mana harus pergi
dan siapa yang harus diwawancarai. Tentu saja fokus itu dapat berubah saat
mereka mengumpulkan informasi dan ini sering terjadi. Hal terpenting bagi
wartawan adalah memutuskan fokusnya sebelum duduk untuk mulai
menulis.
Punya fokus di benak baru merupakan langkah pertama dalam
merencanakan sebuah berita. Langkah kedua adalah menyusun berita itu
sehingga Anda akan tahu informasi apa akan ditaruh di mana. Mulailah
dengan mendaftar fakta-fakta dasar berita itu dengan memutuskan apa yang
akan ada di paling atas, di paling akhir, dan di tengah-tengah. Pilihlah
kutipan dan kutipan ucapan terbaik dari wawancara Anda dan putuskan di
mana kedua hal itu akan ditaruh dalam berita. Buat catatan tentang rincian
yang Anda yakan akan Anda masukkan. Sebelum mulai menulis, ada
wartawan yang menemukan gunanya membuat garis besar di atas kertas
yang dapat mereka pakai sebagai semacam peta bagi berita itu.
Penulisan
Tulisan berita yang baik itu ringkas, jelas dan akurat. Ini terdengar
sederhana, tapi sebenarnya sangat menantang. Seperti yang sudah kita
sebutkan di muka, wartawan punya kecenderungan untuk memasukkan apa
saja yang mereka ketahui dalam berita. Tapi berita yang langsung pada inti
beritanya cenderung menarik minat para pelanggan berita yang sibuk dan
organisasi berita yang membiarkan berita mereka mengalir terus akan
kehabisan ruang dan waktu untuk meliput berita lain.
Secara umum berita berisi kalimat-kalimat dan paragraf yang lebih pendek
daripada hampir segala jenis tulisan lain. Setiap paragraf berisi satu ide
pokok. Satu paragraf baru muncul jika ada gagasan, tokoh atau tempat baru
yang diperkenalkan.
Wartawan menggunakan bahasa langsung yang sederhana dan mudah
dipahami, dengan lebih banyak kata benda dan kata kerja daripada kata sifat
dan kata keterangan. Berita yang ditulis dengan baik tidak kabur, bersayap,
atau mengulang-ulang karena setiap kata bermakna. Seperti dicatat oleh E.
B. White dalam buku klasiknya, The Elements of Styles, salah satu aturan
dasar penulisan adalah, Buang kata-kata yang tidak perlu.
Penulisan Berita yang baik adalah ringkas, jelas, dan akurat.
Penulis yang baik selalu berusaha memilih kata yang tepat untuk
menyampaikan apa yang mereka maksudkan. Sebagaimana kata penults
Amerika abad ke-19 Mark Twain, Perbedaan antara kata yang benar dan
kata yang hampir benar adalah perbedaan antara halilintar (lightning) dan
kunang-kunang (lightning bug). wartawan secara rutin membuka-buka
kamus dan buku referensi untuk memastikan bahwa kata yang mereka pilih
benar-benar mempunyai arti seperti yang ada dalam benak mereka.
Karena menulis untuk khalayak umum, wartawan juga berusaha menghindari
penggunaan jargon yakni bahasa untuk kalangan tertentu atau istilahistilah teknis yang tidak dipahami kebanyakan orang. Seorang jurubicara
rumah sakit mungkin menggambarkan seorang pasien yang mengalami
laserasi dan kontusio, sedangkan wartawan harus menggunakan istilah
yang lebih sederhana seperti lecet-lecet dan memar. Jika istilah teknis
terpaksa harus digunakan untuk menjaga keakuratan, sangat baik kalau ada
penjelasannya. Misalnya, istilah bahan bakar fosil dalam sebuah berita
tentang pemanasan global hendaknya menyertakan daftar penting apa saja
bahan bakar itu: batu bara, minyak dan gas bumi. wartawan juga harus
menghindari penggunaan eufemisme, yakni kata-kata atau ungkapan
berlebihan yang mungkin hanya akan membingungkan dan menyesatkan
pemahaman khalayak saja. Jika dewan kota melakukan pemungutan suara
untuk menyetujui, sebuah fasilitas petistirahatan terakhir baru, berita di
radio atau di surat kabar keesokan harinva hendaknya memberitahu warga
bahwa kota mereka merencanakan membangun pemakaman baru
Salah satu prinsip utama dalam menulis berita adalah menunjukkan kepada
khalayak apa yang sudah terjadi ketimbang sekadar berkisah tentang hal itu
saja. Misalnya, alih-alih mengatakan bahwa para anggota keluarga yang
tengah menyaksikan pemakaman tampak sangat berduka, sebuah berita
yang ditutis dengan baik akan menyampaikan rasa duka mereka dengan
menggambarkan bagaimana mereka saling berpelukin dan tersedu-sedan.
Alih-alih sekadar memberitahu pembaca bahwa seorang berbadan sangat
tinggi, penulis yang baik akan mengatakan bahwa orang itu terpaksa harus
menunduk ketika melewati pintu.
Keakuratan amat sangat penting dalam menulis berita. Sebuah berita yang
akurat menggunakan hal-hal yang mendasar dengan benar: tata bahasa,
ejaan, tanda baca, tanggal, alamat, jumlah, dan segala macam rincian yang
dipakai dalam berita. Salah menyebut nama dan umur seseorang adalah
jenis kesalahan yang bisa mengikis kredibilitas wartawan. Berita yang akurat
juga menceritakan sebuah kisah yang lengkap, bukan hanya dari satu sisi.
Itu tidak berarti bahwa setiap berita harus mencakup apa saja yang harus
diucapkan tentang sebuah topik. Tapi ini artinya wartawan harus tidak boleh
mengesapingkan informasi kunci sehingga arti berita itu menjadi terpelintir.
Misalnya, menulis bahwa sebuah uji coba baru akan membuat deteksi kanker
mulut menjadi lebih mudah mengisyaratkan bahwa uji coba yang lama tidak
bisa diandalkan. Jika uji coba baru itu hanya sekadar lebih cepat, wartawan
harus mengatakan hal itu. Kita akan membahas masalah keakuratan dengan
lebih panjang lebar di Bab 4, Menyunting Berita.
Lead
Awal sebuah berita dikenal dengan sebutan lead, dimaksudkan untuk
menangkap perhatian dan menarik pembaca, pendengar atau penonton ke
berita itu. Ada dua jenis pokok lead: keras dan lunak. Lead yang keras
meringkas fakta-fikta utama sebuah berita kelima W dan satu H yang
dibahas dalam Bab 2 sedangkin lead yang lunak mungkin menyebutkan
lokasi atau memperkenalkan seorang tokohnya. Cara lain untuk melihat
perbedaan antara kedua jenis itu adalah dengan menganggap lead keras
sebagai jawaban atas pertanyaan, Apa beritanya?, dan lead yang lunak
menjawab pertatanyaan Bagaimana kisahnya?
Masing-masing jenis lead itu dapat dipakai dalam sebuah herita keras.
Misalnya, berita tentang pemilihan seorang perdana menteri baru dapat
ditulis dengan satu atau beberapa cara. Lead yang keras mungkin akan
berbunyi seperti ini:Mantan pemimpin pemberontak Joshua Smith terpilih
sebagai perdana menteri malam ini, memenangkan lebih dari 80 persen
suara dalam pemilihan demokratis pertama di negen ini sejak 1993.
Lead yang lunak akan menggunakan pendekatan yang berbeda:
Dibesarkan di Youngstown, Joshua Smith ketika anak-anak punya banyak
mimpi besar. Selalu lebih kecil dari umurnya, ia mengatakan anak-anak yang
lebih besar suka mengompasnya. Ketika ia mengatakan kepada guru tata
bahasa bahwa suatu hari ia akan menjadi perdana menteri, gurunya tertawa.
Tak seorang pun tertawa sekarang. Smith memenangkan pemilihan kemarin
dengan lebih dari 80 persen suara, menjadi pemimpin pertama yang dipilih
secara demokratis sejak 1993 di negara itu.
Terlihat bahwa lead keras cenderung lebih pendek daripada lead lunak
sering hanya terdiri satu kalimat. Sementara lead yang lunak bisa lebih
panjang, setiap kalimat dalam lead ini mendukung poin utama berita itu. Dan
kedua jenis lead ini mengandung unsur yang paling layak berita.
Memilih jenis lead yang tepat bergantung pada banyak faktor, termasuk
makna dan kecocokan waktu bagi berita itu, serta jenis organisasi berita,
penerbitan dan siaran yang terlibat. Kawat berita, situs berita online, dan
siaran berita radio yang mengandalkan pada kecepatan waktu biasanya
menggunakan lead keras. Siaran berita atau majalah mingguan lebih
cenderung menggunakan lead lunak dengan asumsi bahwa kebanyakan
khalayaknya akan memahami fakta inti berita itu.
Jenis lead lunak yang paling umum adalah lead beranekdot, mirip dengan
yang dipakai dalam berita tentang perdana menteri di atas. Menurut definisi,
anekdot adalah sebuah kisah pendek; ketika dipakai sebagai lead, anekdot
melukiskan atau meramalkan sebuah berita yang lebih besar.
Sebuah berita tentang tren masyarakat mungkin dimulai dengan beberapa
anekdot atau contoh terkait. Dalam kasus yang jarang, kutipan atau
pertanyaan bisa menjadi cara paling baik untuk memulai berita. Semua jenis
lead ini juga dapat disebut sebagai lead yang dilambatkan karena
pembaca harus menunggu sampai beberapa kalimat untuk menentukan
tentang apa sebenarnya berita itu.
Struktur Berita
Semua berita punya struktur seperti halnya setiap orang punya tulang
punggung. Tanpa struktur sebuah berita hanya akan berupa kumpulan fakta
tak beraturan dan tidak ada yang menyatukannya. Struktur sangat penting
bagi berita agar bisa dipahami dan bermakna, tapi tidak semua berita harus
berstruktur sama. Penulis yang baik memilih bentuk yang paling cocok untuk
berita yang mereka sampaikan.
Piramida Terbalik
Banyak berita dimulai dengan informasi yang paling layak berita, mengikuti
sebuah struktur cerita tradisional yang dikembangkan lebih dari 100 tahun
yang lalu. Piramida terbalik meletakkan informasi yang paling penting di
puncak, diikuti oleh informasi lain yang tingkat pentingnya semakan
menurun. Bentuk ini berguna manakala kecepatan waktu murupakan hal
pokok.
Jika Anda menjadi orang pertama yang melaporkan sebuah perkembangan
penting, Anda ingin menceritakan kepada khalayak apa yang sudah terjadi
tepat di puncak berita Anda. Sebuah laporan tentang badai dahsyat,
misalnya, kemungkinan besar akan dimulai dengan jumlah korban tewas dan
lokasi yang terlanda paling parah. Penulis yang menolak menggunakan
struktur ini, padahal harus, bisa dituduh mengubur lead sehingga khalayak
sulit menentukan apa pentingnya berita itu.
Dalam struktur piramida terhalik, informasi yang mengikuti lead
mengembangkan poin yang ada dalam lead. Dalam kasus laporan badai
dahsyat itu, penulis mungkin akan menggambarkan lokasi yang paling parah
dan kemudian menyertakan kutipan dari seorang korban yang selamat atau
petugas penolong darurat. Paragraf-paragraf pendukung akan menguraikan
topiknya, mengisi dengan rincian dan menyediakan latar belakang badai
tersebut.
Dalam berita yang lebih panjang, wartawan mungkin akan menyertakan
informasi sekunder yang terkait dengan tema utama itu tapi secara tidak
langsung. Kisah tentang badai itu, misalnya, bisa mengikutkan informasi
tentang upaya penyelamat internasional, dan kebutuhan para korban
selamat, baik segera maupun untuk jangka panjang. Salah satu sebab
populernya struktur ini adalah karena redaksi dapat memangkas ujung cerita
untuk menghemat ruang dan waktu tanpa khawatir akan menghilangkan
informasi utamanya.
Jam Pasir
Bentuk modifikasi dari piramida terbalik dikenal dengan nama struktur jam
pasir. Dalam cara yang sama srtuktur ini dimulai dengan informasi yang
paling penting tapi setelah beberapa paragraf terjadi pembelokan dan
menjadi sebuah narasi, biasanya diceritakan dalam susunan kronologis.
Masih dengan contoh tentang badai dahsyat itu, wartawan bisa mulai
dengan lead keras, diikuti dengan beberapa paragraf pendukung, dan
kemudian menceritakan kisah tentang badai itu sebagaimana diksikan oleh
seorang korban selamat. Bentuk berita seperti ini memerlukan transisi yang
jelas antara bagian pembuka dan bagian narasi. wartawan mungkin menulis
begini: Petani Iqbal Khan berada di lumbung ketika angin berhembus
keras sebagai awal dari setengah bagian bawah jam pasir itu.
Beberapa berita ditulis dalam bentuk yang murni kronologis, tapi struktur ini
paling sering dipakai untuk feature.
Berlian
Berlian adalah sebuah struktur berita yang lain. wartawan yang
menggunakan struktur ini akan mulai dengam sebuah anekdot,
memperkenalkan seorang tokoh yang pengalamannya menggambarkan
ihwal berita itu. Kisah kecil ini kemudian akan melebar untuk menunjukkan
maknanya yang lebih luas.
dibenarkan, dan hendaknya hanya dipakai jika kutipan itu benar-benar kuat
sehingga menambahkan apa saja yang lebih kuat dari itu hanya akan
menimbulkan kekecewaan khalayak.
Rujukan
Perbedaan pokok antara sebuah berita dan tajuk rencana atau kolom opini
adalah dalam penggunaan rujukan. Rujukan sekadar menjawab pertanyaan
Siapa yang mengatakan? Ini mengidentifikasi sumber informasi yang
dilaporkan wartawan, terutama pernyataan yang kontroversial atau informasi
yang patut dipertanyakan. Rujukan bisa tersurat maupun tersirat.
Berikut contoh tentang rujukan yang tersurat atau langsung. Orang itu
ditahan dan dituduh melakukan pembunuhan, ujar sersan polisi Antonio
Costa.
Jika ditulis kembali dengan rujukan tersirat atau tidak langsung, kalimat itu
akan berbunyi, Polisi menahan orang tersebut dan menuduhnya melakukan
pembunuhan.
Dalam kedua cara itu, khalayak dapat mengatakan bahwa sumber informasi
itu adalah polisi. Salah satu alasan utama memberi rujukan atas informasi
dalam kebanyakan berita adalah menyerahkan kepada pembaca, penonton
dan pendengar untuk memutuskan sendiri apakah mereka akan percaya
atau tidak. Misalnya, sebuah laporan bahwa Korea Utara memutuskan untuk
menangguhkan program nuklirnya dapat dirasakan lebih atau kurang
kredibel oleh sejumlah khalayak, bergantung pada siapa yang dikutip
mengatakan demikian: seorang pejabat Cina yang berkunjung atau sebuah
tim ilmuwan internasional.
Alasan lain untuk rujukan adalah untuk meletakkan tanggung jawab atas
suatu pernyataan yang kontroversial pada tempatnya, yakni pada orang
yang mengatakannya, bukan pada wartawan atau organisasi berita. Ini tidak
berarti kekebalan dalam perkara tuntutan hukum karena perlindungan
hukum berbeda-beda dari satu negara ke negara lain. Tapi membuat jelas
siapa yang melapokan tuduhan atau mengambil posisi tertentu merupakan
suatu praktik jurnalistik yang baik.
Namun tidak semua informasi dalam sebuah berita harus dirujuk. Menyebut
nama untuk setiap keping informasi akan membuat berita itu hampir tidak
dapat dipahami. Informasi yang diamati oleh wartawan secara langsung bisa
disebutkan tanpa rujukan. Fakta yang tidak dipertentangkan atau yang
sudah diterima dengan baik juga tidak perlu diberi rujukan.
Misalnya, wartawan bisa melaporkan tim mana yang memenangkan
pertandingan sepak bola tanpa rujukan karena skor akhirnya sudah pasti.
Tapi menulis bahwa seorang calon pejabat menang dalam sebuah debat
perlu dirujuk karena alih-alih ini akan melanggar garis antara fakta dan opini.
Kutipan dan Sound Bite
Berita terutama disampaikan melalui kata-kata wartawan, tapi kebanyakan
berita menyertakan kata-kata orang lain dalam bentuk kutipan atau sound
bite. Bila dipakai secara efektif, kutipan dapat memperkuat berita dengan
membagikan pengalaman langsung dan orang yang terlibat. Kutipan di awal
sekali sebuah berita akan membuatnya lebih menarik perhatian khalayak
karena kutipan itu menyediakan hubungan pribadi dengan berita itu.
Menurut definisi, kutipan harus diberi rujukan sehingga khalayak tahu siapa
yang mengucapkannya. Kutipan langsung setidaknya sepanjang satu kalimat
dan kata-katanya persis dengan kata-kata pengucapnya. Kata-kata itu
dipakai ketika sebagian besar dari apa yang dikatakan pengucapnya layak
diulangi. Kutipan sebagian, terutamaa di media cctak, bisa terdiri satu kata
atau ungkapan saja dari pcngucapnya, yang dipakai manakala kalimat
penuhnya terlalu panjang sehingga akan membingungkan. Wartawan punya
tanggung jawab untuk meletakkan kutipan sebagian ke dalam konteks
sehingga maksud sang pengucap tidak berubah.
Misalnya, ketika Presiden Prancis Jacques Chirac berbicara kepada warganya
beberapa minggu setelah terjadi kerusuhan sosial, ia mengatakan: Kita
tidak akan bisa membangun apa-apa yang kekal tanpa memerangi
diskriminasi, yang merupakan racun bagi masyarakat. Sejumlah wartawan
menggunakan kutipan penuh dalam berita mereka. Tapi harian Guardian di
London hanya mengutip satu kata saja dalam lead-nya: Jacques Chirac
meluncurkan sebuah seruan untuk memerangi racun diskriminasi ras.
Tidak pernah ada gunanya mengutip apa saja yang diucapkan seseorang
dalam wawancara. Tapi bagaimana cara memilih apa yang harus dikutip
secara langsung? Aturan dasarnya sederhana saja: Jangan menggunakan
kutipan langsung atau sound bite jika Anda bisa mengucapkan hal itu
sendiri.
Begitu banyak berita yang penuh dengan kutipan sehingga melanggar
aturan ini, kebanyakan keluar dari mulut pejabat. Hindari kutipan yang hanya
berupa menyebutkan fakta, terutama dalam bahasa birokrasi. Siapa yang
perlu mendengar kata walikota seperti, Kami berharap dapat mengambil
keputusan minggu depan mengenai rencana darurat untuk membagikan
dana kota kepada orang-orang berpendapatan rendah? Informasi seperti itu
lebih baik ditulis kembali dengan bahasa yang lebih jelas dan ringkas oleh
wartawan.
4 MENYUNTING BERITA
Pukul sembilan pagi. Rapat redaksi dimulai dengan pembahasan tentang
berita-berita yang digarap siapa pun yang bertugas hari itu. Beberapa
wartawan dan jurukamera sudah mendapat tugas dan sudah pergi ke luar
untuk meliput. Sebagian dari mereka mendapat tugas itu tadi malam,
lainnya dikirim ke luar pagi ini setelah ada panggilan rapat yang melibatkan
para manajer puncak bidang pemberitaan. Wartawan yang belum
mendapatkan tugas melemparkan gagasan dalam rapat itu guna
mendapatkan persetujuan para manajer untuk membuat berita itu untuk
acara berita malam atau surat kabar besok. Redaktur penugasan membaca
daftar kejadian-kejadian yang sudah terjadwal yang mungkin bisa layak atau
tidak layak diliput.
Begitu keputusan sudah diambil, para manajer menyusun sebuah
anggaran, atau menjajarkan berita-berita yang mereka harap segera bisa
terbit atau ditayangkan.
Pada titik ini Anda mungkin mengira bahwa para manajer dapat duduk
kembali dan bersantai. Namun tidak ada keputusan yang dibuat di ruang
redaksi bersifat tetap. Akan ada berita-berita tak terduga, dan ada berita
yang harus dibuang karena tidak terjadi sebagaimana diperkirakan. Berita
lain akan memerlukan laporan lebih banyak dan tidak akan selesai hari ini.
Memutuskan berita apa yang akan diteruskan, apa yang dibuang, dan apa
yang harus ditahan dulu adalah tugas para manajer pemberitaan, yakni para
redaktur dan produser. Mereka akan memilih dan mengubah berita hari itu
berdasarkan pada maknanya, daya tariknya, perkembangan berita, dan
waktu serta ruang yang tersedia.
Tapi tugas para redaktur masih belum selesai. Sebelum surat kabar dicetak
atau siaran berita diudarakan, mereka punya peran sangat penting lain.
Tugas mereka kali ini adalah memastikan bahwa berita-berita yang
disampaikan kepada publik ditulis dengan baik dan disampaikan secara baik
serta akurat, lengkap dan adil.
Kebanyakan ruang redaksi punya lebih dari satu redaktur. Tidak ada satu
orang pun yang bisa menangani sendiri banyaknya berita yang dihasilkan
oleh kebanyakan organisasi berita setiap hari. Di ruang redaksi mungkin ada
beberapa lapis redaktur yang pada akhirnya melapor kepada orang yang
bertanggung jawah atas divisi pemberitaan, yakni pemimpin redaksi surat
kabar atau redaktur pemberitaan media siaran. Seperti yang Anda lihat,
tugas redaktur memerlukan sejumlah ketrampilan, kemampuan berbahasa
yang tinggi dan kemampuan untuk menangani perubahan agenda, serta
bekerja tak kenal lelah di bawah tekanan.
Tugas di Surat Kabar
Sebuah surat kabar harian yang khas punya staf wartawan yang meliput
sejajaran berita. Kebanyakan wartawan di tingkat lokal biasanya bekerja
untuk divisi kota atau metro, dengan meliput kejadian-kejadian di
masyarakat yang mereka layani. Surat kabar besar dengan jangkauan
nasional menambahkan divisi nasional dan internasional dan beberapa
wartawannya ditempatkan di ibukota negara dan di beberapa negara asing.
Ada wartawan yang bekerja untuk seksi-seksi khusus sebuah surat kabar
yang meliput peristiwa olahraga, bisnis atau feature. Masing-masing divisi
atau seksi ini dikepalai oleh seorang redaktur yang kemungkinan dibantu
oleh satu orang redaktur yunior atau lebih.
Redaktur surat kabar memberikan penugasan berita. Mereka menyunting
naskah dan menyelia desain serta tata letak halaman. Di kebanyakan surat
kabar besar, para redaktur berspesialisasi pada salah satu saja tugas ini, tapi
di surat kabar yang lebih kecil, satu orang mungkin memegang semua tugas
itu. Selain itu, koran mungkin juga punya sejumlah jurukamera, serta
seorang redaktur grafik yang menyelia tugas para seniman dalam membuat
peta, bagan dan grafik-grafik informatif lainnya. Koran besar juga punya satu
staf peneliti yang membantu wartawan mencari latar belakang suatu berita
dan yang mengurus sebuah perpustakaan atau kamar mati yang
menyimpan berita-berita yang dimuat oleh surat kabar itu.
Tugas di Media Siaran
Ruang redaksi media siaran tidak serapi ruang redaksi surat kabar.
Kebanyakan wartawan media siaran tidak terspesialisasi untuk meliput berita
khusus tapi mungkin mendapatkan tugas khusus untuk warta berita pagi
atau tengah malam. Semua berita ini dikumpulkan oleh seorang produser. Ia
memutuskan berita mana saja yang akan ditayangkan, panjangpendeknya,dan bagaimana urutannya. Di surat kabar besar, seorang
redaktur pelaksana menjalankan tugas para produser itu.
Selain wartawan, media siaran juga mempunyai pembaca berita yang
muncul di udara dan memperkenalkan berita-berita yang sudah diliput oleh
para warrawannya hari itu. Pembaca berita televisi dan radio biasanya
muncul pada lebih dari satu acara berita dalam satu hari.
Tugas redaktur/editor di ruang redaksi televisi kadang-kadang diberikan
kepada orang yang mengurusi pembuatan sebuah acara berita. Ia
menyunting gambar video dan suara untuk menghasilkan produk akhir yang
akan ditayangkan. Di banyak ruang redaksi, jurukamera yang mengambil
gambarlah yang menyunting video, dengan bekerja bersama seorang penulis
naskah dan dilengkapi dengan suara sang wartawan.
Peran Redaksi
Redaktur adalah wartawan yang kuat dan sekaligus pemimpin di ruang
redaksi.
Baru-baru ini sebuah daftar tugas redaktur sebuah surat kabar berbunyi:
Orang ini harus punya ketrampilan kuat dalam bidang tulis-menulis,
menyunting, dan tata letak Ia harus akurat, bertanggung jawab, bisa
bekerja dengan baik di dalam sebuah atmosfer tim, dan memiliki
ketrampilan menyelia. Stasiun televisi besar yang mencari produser baru
Radio, televisi dan jurnalisme online atau berdasar pada situs Web adalah
bentuk-bentuk khusus jurnalisme dengan tuntutan dan persyaratan yang
lebih tinggi ketimbang semua yang sudah kita bahas sampai di sini.
Wartawan mereka menggunakan bukan hanya kata-kata, tapi juga suara dan
video dalam menyusun berita. Apa yang mereka tulis harus ditulis untuk
didengar, bukan untuk dibaca, oleh khalayaknya.
Untuk sederhananya, kami akan menggunakan istilah media siaran dalam
bab ini untuk merujuk pada semua acara berita radio, televisi, apakah itu
disalurkan lewat udara, lewat kabel atau pun satelit.
Bentuk Berita dan Istilah Media Siaran
Bentuk dasar berita media siaran terdiri dari berita pembaca, V/O atau
voice over (suara timpa), dan bungkus atau paket. Berita pembaca
adalah apa yang sekadar naskah berita tanpa tambahan kutipan ucapan
atau tayangan video yang biasanya dibaca oleh pembaca berita di studio.
V/O adalah istilah televisi untuk berita yang ditayangkan dengan disertai
sound bite istilah dalam Bahasa Inggris untuk kutipan ucapan orang secara
langsung. Pembaca berita akan membaca naskah berita itu sementara
gambar video ditayangkan. Dengan menambahkan kutipan ucapan, V/O lalu
berubah menjadi O-SOT, kependekan dari sound on tape (suara di pita).
Meskipun banyak stasiun televisi sekarang mengambil gambar secara digital
tanpa pita, istilah SOT tampaknya sudah baku. Bentuk-bentuk berita ini
pembaca, V/O, dan V/O-SOT cenderung pendek; biasanya kurang dari satu
menit, dan kadang-kadang bahkan hanya 10 sampai 15 detik.
Alih-alih, penulis berita akan memilih dua atau tiga poin terpenting untuk
dipakai dalam lead, dan menaruh sisanya pada kalimat-kalimat berikutnya.
Berita di media siaran juga cenderung mengesampingkan beberapa
keterangan rinci seperti umur dan alamat orang yang terus ada dalam media
cetak. Kalimat-kalimat wartawan media siaran pendek-pendek agar dapat
dibaca dengan nyaring tanpa harus menghabiskan napas.
Wartawan radio dan televisi harus menyelaraskan bunyi kata-kata yang
mereka gunakan. Seperti penyair, mereka harus waspada terhadap jeda dan
irama. Perhatikan kalimat dari naskah oleh Edward R. Murrow, koresponden
tersohor CBS yang meliput Perang Dunia II dari London, Pemadaman listrik
membentang dari Birmingham sampai dengan Bethlehem, tapi malam ini, di
atas Inggris Raya, langit cerah. Itu tulisan yang dibuat untuk didengar. Katakatanya sederhana, dan akhir kalimainya renyah.
Penulis berita media siaran harus berhati-hati dengan bahasa yang mungkin
benar di halaman cetak tapi terdengar ganjil ketika dibaca nyaring. Ketika
aktris Amerika dan penghibur di televisi Lucille Ball meninggal, sebuah berita
surat kabar menyebutnya Ball yang berumur 83 tahun itu. Di radio, berita
itu berbunyi Luccile Ball berumur 83 tahun. (Ini dengan demikian
menghilangkan kerancuan atas arti lain dari kata ball dalam Bahasa
Inggris.) Penulis berita media siaran juga harus waspada terhadap kata-kata
yang terdengar mirip tapi artinya berbeda. Dalam Bahasa Inggris, misalnya,
miner bisa dengan mudah terdengar rancu sebagai minor. Kata-kata ini
harus diucapkan dalam konteks yang benar sehingga artinya menjadi jelas.
Wartawan media siaran punya kebiasaan untuk membaca naskah mereka
nyaring-nyaring sebelum mengudara untuk mencari masalah seperti ini,
serta arti ganda yang bisa menimbulkan rasa malu yang tidak begitu kentara
di media cetak. Dalam meliput sebuah turnamen golf, Anda tidak mau
mengatakan bahwa seseorang played a round with the prime minister
(bermain satu ronde dengan perdana menteri), karena ungkapan play
around dalam Bahasa Inggris bisa berarti kurang ajar.
Meskipun naskah berita media siaran ditulis untuk dibaca keras-keras, tetap
penting untuk mengeja kata-katanya dengan benar seperti dalam media
cetak. Salah eja sering menyebabkan pembacaan yang terputus-putus atau
salah baca di udara. Untuk memastikan cara membaca dengan benar katakata yang sulit diucapkan, wartawan media siaran sering juga menyertakan
ejaan fonetik dalam naskah mereka. Ejaan yang benar juga makin penting
sekarang karena banyak stasiun juga memasang berita mereka di Internet.
Beberapa stasiun punya perangkat lunak komputer yuang secara otomatis
mengkonversi naskah menjadt semacun teks keterangan gambar sebagai
pelayanan bagi penonton tunarungu. Dalam kedua kasus ini, salah eja
mencerminkan buruknya kinerja si wartawan dan stasiun itu.
Berita di radio dan televisi ditulis lebih dengan gaga percakapan dibanding di
media cetak. Artinya, wartawan media siaran harus menulis seperti halnya
mereka berbicara. Sebuah berita di surat kabar mungkin berbunyi: Laki-laki
itu lolos dengan sebuah truk Toyota merah, kata polisi.
Tapi di media siaran, rujukan muncul pertama, sehingga naskahnya akan
berbunyi: Polisi mengatakan laki-laki itu lulus dengan sebuah truk Toyota
merah. Untuk menjaga gaya percakapan ini, wartawan media siaran tidak
perlu menyebutkan nama lengkap dan gelar dalam berita mereka.
Secara umum, inisial nama tengah tidak dipakai di udara kecuali jika inisial
itu merupakan bagian pokok sebuah nama. Kadang-kadang bahkan tidak ada
nama yang disebutkan. Sebuah berita di surat kabar mungkin berbunyi:
Menteri Luar Negeri Pakistan Khursid Mahmood berjumpa dengan
imbangannya dari Israel Silvan Shalom di Istambul, Turki hari Kamis. Tapi
berita di radio mungkin hanya berbunyi: Menteri luar negeri Pakistan dan
Israel bertemu di Turki hari ini.
Kesegeraan merupakan ciri utama dalam berita di media siaran. Jika sesuatu
terjadi ketika Anda sedang mengudara, Anda dapat dan harus mengatakan
begitu: Presiden sedang terbang ke Capetown lebih menyiratkan
kesegeraan ketimbang Presiden terbang ke Capetwon hari ini. Secara
umum, wartawan radio dan televisi menghindari penggunaan rujukan waktu
dalam lead mereka kecuali jika peritiwanya terjadi hari ini. Jika koran hari
Rabu akan menuliskan lead seperti ini: Presiden Mbeki terbang ke Capetown
hari Selasa, maka berita di radio hari Rabu pagi akan berbunyi berbeda.
Presiden Mbeki sudah tiba di Capetwon. Lebih baik lagi, penulis berita itu
akan mengantisipasi apa yang akan dilakukan Presiden di Capetown hari
Rabu sehingga berita itu bisa ditulis dalam waktu sekarang. Pagi ini
Presiden Mbeki bertemu dengan para mahasiswa di Universitas Capetown.
Suara
Sound bite (kutipan ucapan lisan) yang dipakai wartawan radio dan televisi
dalam berita mereka sepadan dengan kutipan tertulis di media cetak, tapi
untuk memilih kutipan itu diperlukan satu lapis tambahan dalam pembuatan
keputusan. Tidak cukup kalau kutipan ucapan itu tampak masuk akal di atas
kertas. Kutipan itu harus cukup jelas untuk dipahami di radio atau televisi.
Wartawan media siaran harus hati-hati tentang lamanya waktu yang
diperlukan untuk menayangkan kutipan itu. Yang tampak pendek di atas
kertas mungkin bisa cukup panjang kalau diucapkan begitu panjang,
dalam sejumlah kasus, sehingga kutipan itu tidak bisa dipakai seluruhnya
karena akan membuat siaran berita itu melampaui waktu yang disediakan.
Penulis berita media siaran memberi perhatian khusus pada transisi untuk
masuk dan keluar dari kutipan ucapan. Tujuannya adalah untuk menciptakan
sebuah narasi tanpa jeda sehingga perhatian pendengar akan terus tertuju
pada berita itu. Jika sebuah kutipan ucapan mulai dengan sebuah kata ganti,
misalnya, penulis harus membuat jelas arti dari kata ganti itu di awal berita
dengan menyusun kalimat sedemikian rupa sehingga telinga bisa
memaparkan informasi yang diperlukan untuk menafsirkan apa yang datang
kemudian. Misalnya ada wabah kutu rambut di sejunilah sekolah lokal.
Seorang jururawat sekolah mengatakan dalam sebuah kutipan ucapan,
Mereka datang kemari sambil menggaruk-garuk dan kami segera tahu ada
apa sebenarnya. Itu sangat jelas. Ketika ia mengatakan mereka, yang ia
maksudkan adalah para siswa sekolah. Tidak akan begitu jika kalimat yang
mendahului kutipan itu berhunyi, Para jururawat sekolah mengatakan
mereka sedang menangani sebuah wabah luas kutu rambut, karena kutipan
suara yang menyusulnya akan menyiratkan bahwa kata mereka itu
merujuk pada kutu rambut. Sebaliknya, penulis bisa mengatakan, Wabah
kutu rambut iu berarti para jururawat seperti Mary Smith akan kedatangan
lebih banyak siswa daripada hari ini.
Selain kutipan ucapan, berita di radio dan televisi bisa juga menyertakan apa
yang dinamakan suara alami atau liar. Ini adalah suara yang tertangkap
ketika sedang melaporkan berita: desir angin, sirine polisi, anak-anak
berteriak, dll. Penggunaan suara demikian dalam melaporkan berita sudah
menjadi praktik standar di sebagian wilayah dunia.
Penggunaan suara alami juga menjadikan pendengar dan penonton bisa ikut
merasakan suasana tempat dan situasinya, dan wartawan tidak perlu
melaporkan suara-suara itu. Suara juga dapat menceritakan transisi audio
dari satu lokasi ke lokasi lain, menuntun pendengar ke adegan berikutnya.
Suara alami dapat juga digunakan dengan volume rendah, di bawah katakata wartawan, atau volume penuh sehingga bisa didengar dengan cukup
jelas. Dengan cara manapun, suara alami membantu wartawan
menceritakan kisahnya. Seperti halnya adukan semen di antara bata-bata,
suara alami yang bagus menyatukan keseluruhan berita. Wartawan foto
Amerika Steve Sweitzer mengatakan dalam televisi bahwa menggunakan
suara alami penting sekali untuk menceritakan sebuah kisah yang lengkap.
Suara adalah bagian lain dari sebuah gambar, ujarnya.
Para wartawan media siaran harus menulis sebagaimana mereka berbicara.
Gambar
Televisi lebih canggih daripada radio karena adanya gambar. Wartawan
televisi yang trampil mengawinkan kata-kata mereka dengan gambar video
untuk mengisahkan cerita yang perkasa. Gambar bukan sekadar kertas
dinding melainkan bagian utama dari suatu berita. Gambar menceritakan
6. JURNALISME KHUSUS
Banyak organisasi berita menugaskan wartawan untuk meliput bidangbidang khusus, baik dari sudut geografi maupun topiknya, yang dikenal
sebagai beat. Ini istilah yang semula dipakai untuk menggambarkan jalur
ronda yang tetap bagi petugas jaga atau patroli polisi. Wartawan mengenal
wilayah mereka dan orang-orang yang membentuk beat mereka, dan dalam
banyak kasus mereka harus mempelajari kosakata khusus untuk memahami
sumber-sumber mereka. Ini tidak berarti bahwa mereka menggunakan
kosakata itu dalam berita mereka. Sebaliknya wartawan beat yang baik
menjadi penerjemah dan penafsir, membuat informasi yang sebenarnya
kabur menjadi jelas bagi masyarakat umum.
Beat jarang ada dalam ruang redaksi kecil di mana setiap wartawannya
diharapkan meliput segala jenis berita. Tapi di organisasi berita besar, baik
cetak maupun siaran, wartawan bisa punya kesempatan untuk memfokuskan
pada satu jenis berita tertentu. Sejumlah beat sudah merupakan tradisi,
misalnya kalangan pemerintah, kepolisian, pengadilan, dan bisnis.
Jenis-jenis beat lain bervariasi menurut wilayah. Bergantung pada susunan
sebuah masyarakat, wartawan mungkin ditugaskan untuk meliput
lingkungan, atau kaum lanjut usia, atau bidang pendidikan sebagai beat
mereka.
Wartawan beat punya satu tunggung jawah dasar: mengetahui paling dulu
berita dalam bidang spesialisasi mereka. Mereka diharapkan meliput beritaberita yang muncul dari beat mereka rapat, laporan tercetak atau pesan di
Web, dan kejadian-kejadian rutin lain tapi mereka juga bertanggung jawab
untuk menemukan berita-berita di luar hal-hal yang sudah jelas itu.
Wartawan beat mengembangkan berita mereka melalui usaha sendiri
dengan cara membina hubungan dengan sumber-sumber yang membuat
mereka bisa terus mengikuti perkembangan, bukan hanya di depan publik
terapi juga di balik layar. Mereka menghasilkan sejajaran luas berita, dari
persis
ceritanya
dan
bagaimana
saya
bisa
Untuk menjawah semua pertanyaan itu, wartawan harus belajar keras dan
memeriksa beat-nya. Baca apa saja tentang topiknya, kumpulkan jadwal
rapat dan agendanya, berlanggananlah terbitan-terbitan khusus.
Wartawan harus belajar keras dan memeriksa beat-nya.
Tapi yang paling penting adalah bersifat aktif. Wartawan beat tidak bisa
hanya mengandalkan telepon; mereka harus menyediakan waktu di beat
mereka, bertemu dan berbicara dengan orang. Tak seorang pun bisa
mendapat berita hanya dengan duduk-duduk di ruang redaksi, kata veteran
wartawan Amerika Mike Mather, wartawan investigasi di WTKR-TV di Norfolk,
Virginia. Kenali siapa saja yang bisa membantu dari pejabat sampai kerani
dan berikan kartu nama Anda kepada siapa saja yang Anda jumpai di beat
Anda.
Buatlah daftar sumber dengan sebanyak mungkin informasi kontak yang bisa
Anda masukkan, dan terus berhubungan dengan orang-orang itu dengan
melakukan pengecekan beat secara teratur. Selain meliput para pemain
utama dalam heat itu, wartawan beat yang baik juga melihat bagaimana
tindakan mereka berdampak pada warga masyarakat.
Peliputan atas beat memerlukan berbagai ketrampilan organisasi dan prihadi
yang kuat. Terorganisir artinya menggunakan kalender untuk menelusuri
rapat, dengar pendapat, dan tanggal jatuh tempo bagi laporan atau
tindakan. Itu artinya harus punya sistem arsip yang dapat diandalkan dan
dibawa-bawa untuk mengarsip dan mencari kembali informasi kontak,
terutama nomor telepon dan alamat email. Dan itu juga berarti juga
membuat arsip untuk ide-ide bagi berita-berita di masa mendatang, disertai
sejumlah daftar harian untuk hal-hal yang harus ditindaklanjuti.
Banyak wartawan sekarang menyimpan informasi di komputer mereka,
menggunakan program-program yang membuat mereka lebih mudah
mencari nama orang dan tanggal. Tapi mereka juga memerlukannya ketika
tidak berada di kantor, sehingga mereka harus membawa hasil cetakannya,
sebuah komputer laptop, atau alat yang berguna yang bisa mengakses Web
di tempat terpencil, personal digital assistant (PDA). Karena teknologi
terkadang tidak bisa diandalkan, penting untuk sering-sering membuat arsip
cadangan bagi informasi itu.
Meliput sebuah rapat beat artinya adalah mengenal orang-orangnya dengan
cukup baik sehingga mereka akan percaya kepada Anda, namun harus tetap
menjaga jarak sesuai dengan profesi anda. Bagian tersulit menjadi wartawan
beat, ujar Scanlan, adalah berurusan dengan sumber-sumber yang harus
Anda datangi setiap hari sekalipun Anda mungkin sedang menulis berita
yang tidak mereka sukai.
Pemerintah dan Politik
Wartawan yang meliput pemerintah harus memahami tata kerja internalnya
dan mencari tahu dampak dari keputusan pemerintah. Wartawan yang
mengajukan pertanyaan dasar, Siapa yang peduli akan hal ini? ketika
sedang meliput pemerintah bisa menemukan orang-orang yang hidupnya
terkena dampak dari apa yang dilakukan pemerintah. Berita yang
menampilkan orang-orang ini akan lebih menarik bagi khalayak.
Sebagian besar kegiatan pemerintah berupa rapat. Maka wartawan bidang
ini tentu berharap bisa meliput banyak rapat. Tapi rapat yang menjemukan
tidak boleh menjadi alasan bagi berita yang menjemukan pula. Khalayak
pendapat isu untuk melihat topik apa saja yang menjadi perhatian besar
masyarakat selama tahun kampanye. Kadang-kadang calon berusaha
menghindari pembahasan suatu isu kontroversial yang sangat penting bagi
pemilih.
Dalam hal ini, wartawan harus mengusung pertanyaan yang diajukan publik.
Wartawan politik yang baik tidak sekadar menunjukkan bagaimana sikap
seorang calon terhadap isu-isu itu. Mereka juga bertanya apa saja yang
sudah dilakukan para calon tentang isu-isu itu di jabatan terpilih sebelumnya
atau di jabatan lain yang mungkin pernah mereka pangku. Agar isu itu
menjadi hidup, wartawan mencari orang-orang yang kisah-kisahnya
menggambarkan mengapa isu-isu itu penting dan bagaimana bedanya jika
seorang calon atau calon lain menang dalam pemilu.
Bisnis dan Ekonomi
Beat bidang bisnis menyentuh kehidupan hampir setiap orang.
Pengangguran, ongkos pangan dan bahan bakar, tabungan pribadi dan
investasi, kesemua topik ini penting bukan saja bagi para pemimpin dunia
usaha tapi juga bagi pekerja dan pelanggan.
Meliput beat bidang bisnis berarti melaporkan tentang majikan dan pekerja,
konstruksi, dan penjualan properti, serta sektor-sektor usaha yang terus
menggerakkan perekonomian lokal, apakah itu pertanian, manufaktur,
pertambangan atau pun perawatan kesehatan. Di tingkat nasional, wartawan
bidang bisnis meliput lebih banyak topik yang rumit seperti komoditas dan
pasar saham, tingkat bunga, dan utang-piutang lembaga.
Wartawan yang meliput bidang bisnis dan ekonomi harus membuat berita
mereka sampai ke tangan khalayak umum. Mereka harus memahami
konsep-konsep dan istilah ekonomi, dan harus bisa mendefinisikan atau
menyatakan kembali dalam bahasa biasa. Ini praktik yang bagus bahkan
bagi wartawan yang bekerja untuk penerbitan atau media siaran khusus, di
mana khalayak mereka diharapkan sudah akrab dengan istilah-istilah itu.
Di Amerika Serikat, misalnya, The Wall Street Journal ditujukan kepada para
pembaca dari kalangan bisnis, tapi koran ini tetap menyebutkan arti dari
istilah-istilah yang umum seperti produk kotor nasional, yakni nilai total
dari keluaran barang dan jasa sebuah negara. Seiring waktu, wartawan
bidang bisnis mengembangkan daftar mereka sendiri tentang definisi-definisi
ringkas yang dapat mereka masukkan ke dalam berita mereka. Khalayak
akan menghargai sebuah pernyataan yang jelas tentang arti dari konversi
utang, devaluasi mata uang, privatisasi, dan istilah-istilah ekonomi
lainnya. Mereka akan menghargai berita yang menjelaskan mengapa konsepkonsep itu penting bagi orang biasa maupun hadan usaha dan pemerintah.
cek ulang atas hasil-hasil studi penelitian. Pada waktu yang sama, mereka
harus melawan godaan untuk menyatakan bahwa setiap perkembangan ilmu
pengetahuan merupakan suatu terobosan, atau mendesakkan jawaban ya
atau tidak, bukannya menerima berbagai kemungkinan. Berita mereka
mungkin kurang dramatis tapi jelas lebih akurat.
Wartawan yang terlatih untuk melaporkan semua sisi sebuah berita sering
terjatuh ke dalam perangkap ketika sedang meliput. Memberikan liputan
yang seimbang atas berbagai pandangan ilmiah yang berbeda benar-benar
bisa menyesatkan khalayak.
Misalnya, sebagian besar ilmuwan percaya baahwa persinggungan dengan
timah hitam (timbal) bisa berbahaya bagi tingkat kecerdasan anak-anak.
Hanya sedikir saja peneliti yang mempermasalahkan kaitan itu. Wartawan
dapat menyebutkan kedua sudut pandang itu, tapi tidak sedemikian rupa
sehingga seolah-olah tidak ada konsensus ilmiah untuk isu tersebut.
Carol Roger, guru besar jurnalistik Universitas Maryland yang sudah
menyunting banyak buku tentang penulisan ilmiah, punya dua petuah
berguna bagi wartawan bidang khusus. Pertama, masalah identifikasi.
Wartawan sering tidak mengidentilikasi pakar yang mereka kutip secara
memadai. Khalayak berhak tahu mengapa Anda mengutip orang tertentu.
Misalnya, sebuah berita tentang konferensi internasioal mengenai perubahan
iklim mengutip ucapan kepala Kantor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung Putih, tapi tidak pernah menyebutkan bahwa ia adalah seorang
ilmuwan terhormat bidang cuaca. Dengan memberikan intormasi itu,
khalayak akan bisa mengevaluasi komentar pakar tersebut dengan baik.
Kedua, Rogers mengatakan, tidak seperti wartawan, khayalak tidak selalu
mengetahui latar belakang dari setiap berita, apalagi berita yang rumit. Jadi,
jika Anda tengah meliput sebuah konferensi ilmiah, misalnya, jangan
beranggapan bahwa khalayak Anda sudah mendengar atau membaca berita
hari sebelumnya, atau bahwa mereka akan mendengarkan berita itu besok.
Berikan latar belakang yang mereka perlukan untuk memahami isu tersebut
dan lakukanlah seolah-olah berita Anda adalah satu-satunya berita yang
akan mereka baca atau dengar tentang subyek itu. Bisa saja memang
begitu.
Kepolisian dan Pengadilan
Wartawan yang meliput bidang kejahatan dan peradilan perlu tahu cara
sistem itu bekerja. Sedikit saha wartawan yang mendapat pelatihan tentang
peradilan pidana, tapi para wartawan veteran menyarankan agar wartawan
bidang kepolisian menyarankan agar wartawan setidaknya mengambil salah
satu kursus untuk bidang ini. Para petugas polisi terkenal pelit memberikan
informasi kepada wartawan, tapi jika Anda tahu tentang aturan, peraturan
dan prosedur mereka, Anda akan bisa mengajukan pertanyaan yang lebih
baik, dan meningkatkan peluang Anda untuk menemukan apa yang ingin
Anda ketahui.
Wartawan bidang kepolisian perlu tahu dengan persis definisi kejahatan di
lingkungan yang mereka liput. Di Amerika Serikat, misalnya, burglary
(pembobolan) dan robbery (perampokan) bukan hal yang sama. Burglary
terdiri atas pemboholan bangunan untuk melakukan kejahatan. Robbery
adalah pencurian uang dan harta benda dengan kekerasan. Dengan
mengembangkan sebuah daftar istilah penting Anda bisa tercegah
melakukan kesalahan yang memalukan. Siaran pers dari kepolisian mungkin
menyediakan fakta-fakta dasar tentang sebuah kejahatan, tapi wartawan
yang baik akan menggali lebih dalam. Mereka akan pergi ke lokasi untuk
mencari-cari rincian berita dan berbicara dengan para tetangga atau saksi
mata kapan saja mungkin.
Wartawaan bidang pengadilan harus memahami proses peradilan dari awal
sampai akhir. Mereka harus tahu apa yang terjadi ketika seorang tersangka
ditahan, didakwa, diajukan ke pengadilan, divonis atau dibebaskan.
Wartawan berpengalaman mengatakan cara terbaik untuk mempelajari
proses ini adalah menyediakan waktu di gedung pengadilan. Mulailah
dengan para panitera pengadilan yang menyimpan docket (daftar kasus)
dan kalendernya. Cari tahu cara mendapatkan salinan catatan pengadilan,
arsip, dan kesaksian. Baca arsip kasus-kasusnya dan terus ikuti apa yang
dilaporkan tentang kasus itu jika Anda tidak bisa hadir di pengadilan setiap
hari, dan ini sering terjadi.
Pengacara adalah sebagian dari sumber informasi yang paling baik untuk
bidang peradilan. Mereka sering lebih bersedia berbicara kepada wartawan
ketimbang jaksa tentang kasus-kasus yang mereka tangani. Lakukan sebaikbaiknya untuk memahami bahasa hukum, tapi hindari penggunaannya
dalam berita Anda. Pengacara memang diajarkan untuk menggunakan katakata wah untuk membuat wartawan bingung, ajar S.L. Alexander, penulis
Covering the Courts: A Handbook for Journalists. Jika Anda tidak tahu arti
suatu hal, mintalah orang yang Anda wawancarai untuk menjelaskannya,
katanya.
Olahraga
Wartawan bidang olahraga menghasilkan sebagian dari tulisan jurnalistik
terbaik. Berita mereka secara alami melibatkan drama, emosi, dan individuindividu yang terlalu dibesar-besarkan, kata mantan wartawan TV Bill
Schwanbeck yang kini mengajar di Universitas Quinnipiac, Connecticut.
Penulis berita olahraga yang baik lebih dari sekadar melaporkan skor sebuah
pertandingan atau hasil sebuah kompetisi atletik. Mereka menyediakan halhal mendasar itu, tentu saja, tetapi mereka juga menyediakan perspektif dan
konteks yang tidak bisa diperoleh khalayak yang menonton langsung atau
melalui televisi.
Penulis bidang olahraga menjelaskan mengapa dan bagaimana sesuatu
terjadi, bukan hanya tentang siapa dan apanya. Mereka juga melaporkan
bisnis olahraga, dan menulis artikel tentang atletik, pemilik tim, dan
penggemarnya.
Tapi wartawan bidang olahraga masih harus mulai dari hal-hal yang
mendasar. Mereka perlu tahu ihwal olahraga, memahami aturan permainan
atau olahraga yang mereka laporkan dan bagaimana skop ditentukan.
Mereka bekerja dengan tenggat waktu yang ketat, terutama jika meliput
pertandingan malam hari. Mereka harus tetap mengikuti skornya dan
membuat catatan pada waktu yang sama, bukan tugas yang ringan dalam
sebuah pertandingan dengan tempo tinggi. Yang paling penting, mereka
harus menemukan sebuah tema untuk masing-masing berita dan
membangun rincian di sekitarnya.
Dalam banyak kasus, berita terbaik bukan berasal dari lapangan. Wartawan
olahraga menyelidiki apa yang terjadi di balik layar, suasana di ruang ganti
baju, atau ketegangan antara dua orang pemain yang bisa mempengaruhi
seluruh tim. Mereka memperlakukan para pemain dan manajer dengan
hormat, tapi mereka tidak terlibat dalam pemujaan pahlawan. Mereka sering
menikmati olahraga yang mereka liput, tapi mereka bukan penggemar atau
pendukung salah satu tim. Seperti semua wartawan, mereka harus menjadi
pengamat yang adil dan independen atas berita-berita yang mereka liput.
Sebagaimana wartawan bidang bisnis dan sains menghindari jargon ekonomi
dan bisnis, wartawan bidang olahraga hendaknya menghindari istilah-istilah
yang hanya diketahui oleh para pelatih dan penggemar berat saja. Jagalah
tetap sederhana, kata mantan wartawan olahraga Mike Reilley, yang kini
menerbitkan situs The Journalists ToolBox. Jangan genit. Ia juga
mengingatkan wartawan muda untuk menduga wawancara yang kurang
bersahabat dengan atlet dan pelatih, terutama bila mereka baru saja kalah.
Banyak atlet profesional suka mengintimidasi, kata Reilley. Jadi bersiapsiaplah pasang kuda-kuda.
Pertanyaan-Pertanyaan
pendapat
Yang
Harus
Diajukan
wartawan
Tentang
Jajak
Siapa yang melakukan jajak pendapat? Apakah ini sebuah lembaga survei
yang absah? Untuk siapa lagi mereka melakukan jajak pendapat itu?
Siapa yang membiayai jajak pendapat? Apa agenda politik mereka?
mendiang wartawan
meliput akibat dari
boleh merekayasa.
PUN HAL INI YANG
Wartawan yang beretika tidak menaruh kata-kata di mulut orang lain dan
berpura-pura mereka pernah berada di suatu tempat padahal tidak. Dan
mereka tidak mengaku-aku pekerjaan orang lain sebagai hasil karyanya
sendiri. Rekayasa dan plagiat adalah pelanggaran terhadap standar
jurnalistik dasar di seluruh dunia. Tapi tidak semua pelanggaran itu tampak
jelas.
Bagi wartawan, tanggung jawab paling mendasar dalam sebuah masyarakat
bebas adalah melaporkan berita secara akurat dan adil.
Wartawan menghadapi dilema etika setiap hari, di bawah tekanan dari
pemilik, pesaing, pemasang iklan dan publik. Mereka memerlukan sebuah
proses untuk menanggulangi dilema ini agar jurnalisme yang mereka
hasilkan bersifat etis. Mereka memerlukan suatu cara berpikir tentang isu-isu
etika yang akan membantu mereka membuat keputusan yang baik, bahkan
pada tenggat waktu.
Cara berpikir ini tertanam dalam prinsip-prinsip yang diandalkan para
wartawan. Inilah prinsip-prinsip dasar dari Himpunan Wartawan Profesional
A.S., sebuah organisasi jurnalistik sukarela:
pada
pembaca,
pendengar,
penonton
Di permukaan mungkin tampak cukup mudah untuk patuh pada prinsipprinsip tersebut. Tentu saja wartawan harus mencari kebenaran dan
memperlakukan sumber mereka dengan hormat. Tapi kadang-kadang
prinsip-prinsip itu sendiri bertentangan. Wartawan yang sedang mencari
kebenaran mungkin menemukan informasi yang akan melukai keluarga
seseorang yang terlibat dalam suatu tindak kesalahan. Keanggotaan
wartawan pada sebuah organisasi non-pemerintah mungkin bisa
membuatnya tahu lebih banyak tentang berita yang melibatkan organisasi
itu,
tapi
keanggotaannya
pada
kelompok
itu
mungkin
akan
mengkompromosikan kebebasannya dan ini akan sulit dibenarkan bagi
khalayaknya. Dalam banyak kasus, membuat sebuah keputusan yang etis
berarti memilih antara yang benar dan salah dan antara yang benar dan
benar.
Lalu bagaimana wartawan dapat membuat keputusan etis yang baik?
Beberapa situasi dapat diatasi sebaik-baiknya dengan cara, pertama-tama,
menghindari situasi itu. Misalnya, wartawan dapat memilih tidak menjadi
anggota kelompok luar apa saja, atau mereka menganggap diri mereka tidak
cocok untuk meliput berita tentang kelompok apa saja tempat ia menjadi
anggota. Dalam kasus-kasus lain, wartawan harus mencari keseimbangan
yang paling baik antara prinsip-prinsip yang bertentangan, selalu mengingatingat kepentingan utama dalam mencari kehenaran dan melayani publik.
Pembuatan Keputusan Beretika
Beberapa ruang redaksi mengatasi kesulitan etika dari atas ke bawah. Ketika
sebuah isu atau dilema muncul, seorang manajer senior memutuskan apa
yang harus dilakukan. Pendekatan ini punya kelebihan karena bisa cepat tapi
kadang-kadang sewenang-wenang. Cara ini tidak membantu apa-apa kepada
wartawan untuk membuat keputusan yang baik ketika mereka berada di
lapangan atau ketika manajer itu tidak ada. Karena itu, banyak ruang rddaksi
yang mengutamakan sebuah proses pembuatan keputusan beretika yang
lebih inklusif dan yang membantu semua wartawan membuat keputusan
yang baik dalam berbagai situasi.
Langkah pertama dalam proses ini adalah mendefinisikan dilema itu.
Kebanyakan orang sadar ketika mereka sedang menghadapi kesulitan etika.
Sebuah alarm di dalam otak berbunyi. Ada yang kurang beres tentang
sebuah situasi. Ketika hal itu terjadi, penting untuk menyebutkan dengan
jelas apa yang merisaukan Anda. Nilai-nilai apa saja yang mungkin bisa
dikompromikan? Isu-isu jurnalistik apa saja yang dipertaruhkan? Sering ada
ketegangan antara sebuah tujuan jurnalistik dan sebuah sikap etis.
Wartawan yang mendapatkan berita ekslusif mungkin ingin bergegas
mencetaknya sebelmn orang lain mengdahuluinya, tapi ia juga perlu
mempertimbangkan kemungkinan kunsekuensinya. Bagaimana kalau berita
itu ternyata salah? Wartawan hendaknya tidak mengorbankan nilai-nilai etika
mereka untuk mencapai tujuan lain seperti memenangkan persaingan.
Langkah berikut sesudah mendefinisikan masalah, adalah mengumpulkan
informasi lebih banyak untuk membantu Anda membuat keputusan yang
baik. Pelajari kebijakan dan panduan ruang redaksi Anda, jiki ada, dan
bicaralah dengan orang lain tentang dilema itu. Mulailah dengan rekan kerja
dan atasan Anda di ruang redaksi, tapi jangan berhenti di situ. Sering
berguna kalau kita menyertakan suara-suara lain, yakni orang-orang yang
tidak secara langsung terlibat dalam berita itu tapi yang tahu banyak tenting
situasinya.
Penting untuk dicatat bahwa wartawan, tidak seperti dokter, tidak
diharapkan untuk berjanji bahwa ia tidak akan menyebahkan kerugian.
Banyak berita yang benar dan penting akan melukai perasaan atau reputasi
orang lain. Ini tak terhindarkan. Tapi wartawan benar-benar berusaha
meminimalkan kerugian dengan tidak menempatkan orang lain pada risiko
yang tidak perlu. Bob Steele, yang mengajar etika jurnalistik di Lembaga
Poynter, suka bertanya, Bagaimana kalau posisinya dibalik? Bagaimana
perasaan saya nantinya?
Katakan bahwa seorang wartawan menemukan sebuah pabrik di mana anak
laki-laki di bawah 12 tahun bekerja 10 jam sehari, enam hari seminggu, dan
digaji kurang dari separuh upah minimum nasional. UUD negara itu melarang
majikan menyewa anak-anak di bawah 14 tahun dan mempekerjakan
mereka lebih Jari 45 jam seminggu adalah melanggar hukum. Dengan
menemukan pabrik itu wartawan punya bukti eksploitasi anak-anak, tapi apa
lagi yang perlu ia ketaui sebelum menerbitkan atau menyiarkan berita itu?
Jurnalisme etik sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang dari media
berita.
Menceritakan kebenaran tentang pabrik itu jelas akan menimbulkan berbagai
akibat, dan sebagian darinya menyakirkan. Ketika berhadapan dengan jenis
berita demikian, akan berguna kalau Anda membuat daftar orang dan
lembaga yang mungkin terpengaruh oleh berita itu dan mempertimbangkan
dampak yang mungkin ada. Berita tentang pabrik itu akan mempengaruhi
anak-anak itu secara langsung, tentu saja, tepi begitu juga keluarga mereka
dan pemilik pabrik. Mengetahui kemungkinan akibatnya, wartawan bisa
mulai mencari-cari alternatif untuk menyampaikan informasi itu sehingga
berita itu tetap benar tapi tidak banyak menimbulkan kerugian. Dalam kasuS
pabrik itu, wartawan bisa memutuskan untuk menggunakan foto anak-anak
tapi tidak menyebutkan nama mereka dalam upaya membatasi potensi
kerugian sebagai akibat dari berita itu.
Itu baru satu contoh tentang keputusan jurnalistik yang bisa menimbulkan
konsekuensi etis. Contoh lainnya adalah jenis dan penempatan liputan serta
nadanya. Dampak sebuah berita di halaman muka dengan judu1 besar-besar
dan sebuah foto besar jelas akan lebih besar ketimbang berita kecil di
halaman dalam. Berita televisi yang diiklankan berkali-kali sebelum
diudarakan akan punya dampak lebih besar, dan dengan demikian
konsekuensi etis yang lebih besar pula, ketimbang berita yang ditayangkan
satu kali di tengah-tengah acara siaran berita.
Dengan melewati sebuah proses untuk membuat keputusan etis yang baik,
wartawan dan organisasi berita menempatkan diri pada posisi untuk secara
jelas membenarkan tindakan mereka. Dengan menjelaskan apa yang sudah
dilakukan dan sebabnya, wartawan bisa mendukung kredibilitas mereka dan
membenarkan kepercayaan publik terhadap mereka.
Ruang redaksi yang menghargai pembuatan keputusan yang etis
memastikan bahwa jenis-jenis isu demikian selalu dibahas, bukan hanya
ketika sebuah dilema muncul. Sejumlah ruang redaksi mengadakan rapat
berkala untuk membahas apa yang harus mereka lakukan dalam situasisituasi hipotesis. Wartawan yang mau mendengar dengan pikiran terbuka
dan tetap menjaga emosinya serta menghindari sikap tidak luwes tentang
posisi mereka akan mampu menerapkan ketrampilan-ketrampilan ini dalam
bekerja ketika mereka tengah menghadapi sebuah persoalan etika yang
nyata.
Kode Etika
Himpunan dan federasi wartawan di seluruh dunia sudah membentuk kodekode etika untuk memandu kerja para wartawan anggotanya. Kode etika
mencakup apa saja mulai dari plagiat sampai ke privasi dan dari koreksi
sampai kerahasiaan. Ada yang ringkas dan kata-katanya kabur, namun ada
pula yang panjang-lebar dan sangat eksplisit. Claude-Jean Bertrand, guru
besar di Universitas Paris, Prancis yang telah meneliti kode-kode etika dari
banyak negara, mengatakan bahwa kebanyakan kode etika itu mencakup
tiga unsur dasar:
Nilai-nilai fundamental termasuk penghormatan pada kehidupan dan
solidaritas manusia;
Larangan fundamental, termasuk tidak berbohong, menyebabkan kerugian
yang tidak perlu, atau menggunakan milik orang lain.
Prinsip-prinsip jurnalistik termasuk keakuratan, keadilan dan independensi.
Kode-kode ini kadang-kadang bersifat sukarela, tanpa konsekuensi yang jelas
bagi pelanggarnya. Tapi diharapkan rekan sejawat dan majikan akan
meminta pertanggungjawaban dari wartawan yang bertindak tidak etis. Di
beberapa negara, dewan pers mendengarkan keluhan terhadap wartawan
dan dapat merekomendasi tindakan untuk memperbaiki kesalahan. Majalahmajalah pengulas jurnalisme juga berfungsi sebagai korektor dengan
memaparkan tingkah laku wartawan yang tidak etis. Beberapa organisasi
berita punya seorang staf yang disebut ombudsman dengan tugas melihatlihat kesalahan dan pelanggaran etika serta menjadi wakil publik di dalam
ruang redaksi.
Di negara-negara di mana wartawan wajib menjadi anggota serikat kerja
atau himpunan, kode etikanya sering mencakup sebuah ketentuan
pelaksanannya. Misalnya, Himpunan Wartawan Australia punya komisi
hukum yang menyelidiki tuduhan tingkah laku tidak etis terhadap wartawan.
Wartawan yang diketahui melanggar dapat dicela, didenda, atau dikeluarkan
dari kelompoknya.
Kode Tingkah Laku
Selain kode etika nasional dan regional, banyak organisasi berita punya kode
tingkah laku atau standar praktik sendiri yang diharapkan akan diikuti oleh
para wartawannya. Kode ini mungkin menyebutkan tindakan atau kegiatan
spesifik yang mungkin dianjurkan atau dilarang, atau yang memerlukan
persetujuan atasan.
Banyak organisasi berita membatasi apa yang dapat dilakukan wartawan
baik di dalam maupun di luar kerja mereka. Alasan utama bagi pembatasan
itu adalah untuk melindungi kredibilitas organisasi berita tersebut.
Wartawan dan jurufoto mungkin diminta secara jelas bahwa mereka tidak
boleh memanipulasi atau merekayasa berita dengan meminta orang untuk
melakukan sesuatu bagi berita itu, hal yang biasanya tidak dilakukan orang
itu. Wartawan mungkin tidak boleh menyembunyikan identitas mereka untuk
mendapatkan berita, kecuali jika ada kepentingan umum yang jelas dan
mendesak atas informasi itu dan berita itu tidak dapat diperoleh dengan cara
lain mana pun. Sebuah stasiun televisi mungkin secara eksplisit melarang
penggunaan
kamera
tersembunyi
atau
rekaman
rahasia
dalam
mengumpulkan berita kecuali jika seorang manajer menyetujuinya dengan
atasan kepentingan publik.
Dengan datangnya fotografi digital, standar baru sudah ditambahkan untuk
melarang mengubah-ubah foto atau video dengan cara yang dapat
menyesatkan khalayak. Sejumlah insiden tingkat tinggi telah ikut
menyebahkan dibuatnya kebijakan baru demikian, termasuk sebuah foto di
sampul majalah National Geographic pada tahun 1980-an yang secara digital
memindahkan Piramida-Piramida Giza di Mesir yang tersohor itu menjadi
tampak berdekatan.
Banyak peraturan dalam kode tingkah laku ruang redaksi berkaitan dengan
independensi jurnalistik. Bahkan untuk mengindari munculnya konflik
kepentingan, wartawan mungkin dilarang punya saham atau kepentingan
pribadi di perusahaan yang mereka liput. Wartawan mungkin tidak
diperbolehkan mengambil posisi publik dalam sebuah isu politik atau secara
terbuka mendukung seorang calon untuk jabatan publik. Organisasi berita
mungkin melarang wartawan punya huhungan bisnis dengan sumber berita
mana pun, atau melakukan pekerjaan sampingan demi uang kecuali atas
persetujuan manajer.
Kebijakan etika Detroit Free Press, sebuah surat kabar di Negara Bagian
Michigan, Amerika Serikat, dengan tegas menyebutkan apa yang akan dan
tidak akan dilakukan koran itu. Mereka melarang membayar sumber untuk
mendapatkan berita dan menyatakan bahwa sumber tidak akan dibolehkan
melihat-lihat materi berita sebelum diterbitkan. Canadian Broadcasting
Company (CBC) punya pedoman standar panjang-lebar yang mewajibkan
karyawan untuk menolak setiap hadiah yang mungkin disediakan untuk
mempengaruhi keputusan CBC; hanya hadiah sederhana untuk tujuan baik
atau keramahtamahan yang ditawarkan dalam bisnis yang normal saja boleh
diterima. Para karyawan CBC tidak boleh menerima tawaran perjalanan atau
akomodasi gratis untuk meliput berita.
Mungkin mustahil menghindari setiap potensi konflik, tapi wartawan perlu
menyadari bahwa tingkah laku mereka bisa memberi kesan buruk pada
organisasi berita mereka. Bila mereka merasa bahwa sebuah konflik mungkin
timbul, mereka diharapkan memberitahu atasan mereka. Wartawan yang
punya hubungan pribadi dcngan sebuah berita mungkin bisa meminta