Anda di halaman 1dari 89

JURNALISME PADA STASIUN TV

Jurnalisme adalah sebuah profesi sekaligus seni, karena wartawan memiliki


ketrampilan khusus dan tunduk pada standar-standar umum. Lalu apa yang
membuat jurnalisme berbeda dengan pekerjaan lain seperti bidang
kedokteran dan hukum, padahal ketiganya bisa digambarkan dengan istilahistilah yang mirip? Barangkali perbedaan terbesarnya adalah peran khusus
yang dimainkan media berita dalam sebuah masyarakat yang bebas.
Pers yang bebas sering disebut sebagai oksigen bagi demokrasi, karena
salah satunya tidak bisa hidup tanpa lainnya. Penulis masalah politik Prancis
Alexis de Tocqueville pun beranggapan demikian, Anda tidak bisa membaca
surat kabar yang sesungguhnya tanpa demokrasi. Dan Anda tidak akan bisa
punya demokrasi tanpa surat kabar, tulisnya. Sejak itu, ungkapan
sederhana itu sudah terbukti benar. Negara demokrasi, baik yang sudah
mapan maupun yang sedang tumbuh, bergantung pada izin dari masyarakat
yang mendapatkan informasi, dan media berita merupakan sumber utama
bagi informasi yang dibutuhkan warga agar mereka bisa mengatur diri
sendiri.
Guna menjamin wartawan dapat menyediakan informasi, banyak negara
sudah membuat perlindungan hukum bagi pers yang bebas. Di Amerika
Serikat, misalnya, jurnalisme adalah satu-satunya profesi yang disebutkan
dalam konstitusi. Disebutkan, Kongres tidak boleh membuat undang-undang
yang membatasi kebebasan berbicara atau pers.
Wartawan di sebuah masyarakat yang bebas tidak hanya mempunyai
perlindungan hukum. Mereka juga mempunyai tanggungjawab. Baik yang
diuraikan dengan jelas maupun tersirat. Tapi di hampir semua kasus,
tujuannya sama: agar warga selalu mendapat informasi, dan wartawan

bertanggungjawab untuk menyediakan informasi akurat dan adil, bebas dari


pengaruh luar.
Tujuan pokok jurnalisme adalah menyediakan bagi warga informasi
yang akurat dan dapat diandalkan yang mereka butuhkan agar
mereka bisa berfungsi dalam sebuah masyarakat yang bebas.
Dalam masyarakat yang demokratis, media berita memiliki fungsi tambahan,
yakni sebagai anjing penjaga perilaku cabang-cabang politik dan yudikatif
pemerintah. Media menjaga demokrasi agar tetap berjalan, dan memastikan
bahwa golongan mayoritas yang berkuasa tidak menginjak-injak hak-hak
minoritas.
Tapi, peran utama jurnalisme dalam masyarakat yang bebas tetap sama.
Yaitu menyediakan informasi akurat dan dapat diandalkan yang warga
butuhkan.
Buku panduan ini menyediakan pengantar singkat tentang dasar-dasar
jurnalisme, sebagaimana yang dipraktikkan dalam sistem demokrasi.
Tujuannya adalah agar ada sebuah pedoman yang bermanfaat dan praktis,
yang akan membantu semua wartawan melakukan pekerjaan yang lebih baik
bagi masyarakat yang mereka layani.
1

Apakah Berita Itu?

Jenis-jenis berita
Dari mana berita berasal
Peran wartawan
Obyektivitas dan keadilan
Pemasok berita
2 Mendapatkan Berita
Lima W dan Satu H
Observasi
Penelitian sumber
Wawancara aturan dasar
Memahami secara tepat

3 Menyampaikan Berita
Fokus
Penulisan
Lead
Struktur berita
Penutup
Rujukan
Kutipan dan sound bite
Bilangan
4

Menyunting Berita

Tugas di surat kabar


Tugas dl media siaran
Peran redaktur
Menyunting naskah
Pelatihan
Judul berita, keterangan gambar dan tease
Grafik dan gambar
Penyeliaan
5

Media Siaran dan Online

Bentuk berita dan istilah


Media siaran
Penulisan berita media
Siaran suara gambar

Siaran berita
Bentuk berita online
Penulisan online
6

Jurnalisme Khusus

Keterampilan wartawan beat


Pemerintah dan politik
Bisnis dan ekonomi
Kesehatan, ilmu pengetahuan, dan lingkungan
Kepolisian dan pengadilan
Olahraga
Pertanyaan-pertanyaan yang harus diajukan wartawan
Tentang jajak pendapat
7

Etika dan Hukum

Prinsip-prinsip etika
Pembuatan keputusan beretika
Kode etika
Kode tingkah laku
Standar masyarakat
Isu-isu hukum
8

Sumber Daya Jurnalistik

Kelompok keanggotaan
Pelaporan dan penyuntingan
Jurnalisme khusus

Pelatihan jurnalistik
Kebebasan berekspresi
Buku
Kode etik
APAKAH BERITA ITU?
Berita adalah sesuatu yang baru, sesuatu yang sedang terjadi. Dalam istilah
kamus, berita diartikan sebagai: laporan tentang kejadian-kejadian barubaru, atau informasi yang sebelumnya tidak diketahui.
Lalu, apa yang membuat sebuah berita cukup layak untuk diterbitkan atau
disiarkan?
Secara umum, berita adalah informasi yang menarik minat luas khalayaknya.
Dan penerbitan atau penyiaran sebuah berita tergantung pada banyak
faktor, khususnya adalah nilai-nilai berita yang wartawan putuskan untuk
mereka liput.
Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:
a. Ketepatan waktu
Maksudnya: apakah sesuatu terjadi baru-baru ini, ataukah kita baru saja
mengetahuinya? Dan inilah yang akan menjadi layak berita.
Makna baru-baru ini, bervariasi menurut jenis medianya. Untuk majalah
mingguan, apa saja yang terjadi sejak edisi terakhir (minggu lalu), masih
bisa dianggap layak. Untuk saluran berita TV kabel 24 jam, berita yang
mungkin paling layak mungkin adalah breakang news, atau sesuatu yang
sedang terjadi saat ini dan dapat dilaporkan secara langsung oleh wartawan
dari tempat kejadian.
b. Dampak
Yaitu, banyak atau sedikitnya orang yang terpengaruh. Seperti: pencemaran
jaringan air minum yang melayani kota berpenduduk 20.000 jiwa, memiliki
dampat luas karena berpengaruh langsung pada khalayak kita. Atau laporan
tentang tewasnya 10 anak setelah minum air yang tercemar, karena
khalayak cenderung akan bereaksi emosional terhadap berita tersebut.
c. Kedekatan

Kedekatan yang dimaksud adalah: apakah sesuatu itu terjadi dekat dengan
kita dan melibatkan warga setempat. Seperti: berita kecelakaan pesawat
terbang di Jepang, mungkin akan menjadi berita utama di Tokyo, tapi berita
ini mungkin tidak akan muncul di halaman depan di Brasil, kecuali jika
pesawat itu mengangkut penumpanq dari Brasil.
d. Kontroversi
Maksudnya, apakah ada orang yang berbeda pendapat tentang berita ini.
Karena memang sudah kodrat manusia untuk tertarik pada berita-berita
yang melibatkan konflik, ketegangan, atau debat publik. Orang suka
memihak, dan melihat pihak mana yang akan menang.
Walau konflik yang dimaksud tidak selalu memperlihatkan gontok-gontokan
satu pihak dengan pihak lainnya. Berita tentang para dokter yang
memerangi penyakit, atau warga yang menentang UU yang tidak adil, juga
merupakan berita yang melibatkan konflik.
e. Tokoh penting
Ini untuk memandai adakah orang terkenal yang terlibat dalam berita itu.
Kegiatan atau kecelakaan biasa akan menjadi berita jika melibatkan orang
penting, seperti perdana menteri atau bintang film. Pesawat yang jatuh di
Jepang akan menjadi berita utama di seluruh dunia, jika ada seorang bintang
musik rock terkenal menjadi salah satu penumpangnya.
f. Topik pembicaraan
Maksudnya, apakah orang-orang saat ini membicarakan hal tersebut.
Seperti: sebuah rapat pemerintah tentang keamanan penerbangan mungkin
tidak menarik, kecuali jika rapat itu diselenggarakan segera selepas terjadi
kecelakaan tragis sebuah pesawat.
Atau pula, sebuah insiden dalam pertandingan sepak bola mungkin dapat
muncul menjadi berita selama beberapa hari karena pertandingan itu
memang tengah menjadi topik pembicaraan orang-orang di kota kita.
g. Keganjilan
harus diteliti, apakah kejadian yang akan diliput memiliki ketidak-laziman.
Seperti jika ada manusia menggigit anjing. Karena biasanya yang terjadi
adalah anjing menggigit manusia. Berita yang luar biasa dan tak terduga
seperti ini tentu menggugah rasa penasaran alami kita sebagai manusia.
Apa saja yang bisa menjadi berita, juga bergantung pada jenis khalayak
yang dituju. Bukan hanya di mana mereka tinggal, tetapi juga siapa

mereka. Masing-masing komunitas tentu memiliki gaya hidup dan


keprihatinan yang berbeda, sehingga mereka akan tertarik pada jenis-jenis
berita yang berbeda pula.
Acara siaran berita radio yang ditujukan kepada pendengar muda, mungkin
berisi berita tentang musik atau olahraga yang tidak akan ditampilkan dalam
surat kabar bisnis dengan sasaran pembaca yang lebih tua dan mapan.
Majalah mingguan yang meliput berita kedokteran akan melaporkan uji coba
sebuah obat, karena para dokter yang membaca mingguan itu dianggap
akan tertarik.
Organisasi berita yang baik adalah yang memandang pekerjaan mereka
sebagai pelayan publik. Maka berita yang mereka sajikan merupakan bahan
informasi menarik yang ingin diketahui warga. Sayangnya saat ini
kebanyakan organisasi berita justru menjadi bisnis yang harus mendapatkan
laba agar tetap hidup.
Beberapa berita terbaik yang terjadi sehari-hari kenyataannya adalah
penting dan menarik. Tapi organisasi berita biasanya membagi jenis berita
dalam dua kategori dasar: berita keras dan berita lunak, yang juga disebut
feature.
MERENCANAKAN PROGRAM BERITA

Sebuah program berita tv memerlukan perencanaan. Dan sebagian besar


program berita televisi diselesaikan dalam perencanaan. Berita atau features
tidak bisa begitu saja diletakkan di segmen 1,2 atau 3 tanpa penjelasan dan
alasan yang kuat.Seorang jurnalis di newsroom harus memiliki rencana
menyeluruh. Harus ada keseimbangan antara berita, laporan, komentar,
hiburan dan iklan. Idealnya sebuah program harus terdiri dari beberapa
bagian. Mungkin ada beberapa berita umum, nasional, lokal, internasional
dan feature. Pembedaan atau rubrikasi dalam program berita ini dilakukan
untuk memudahkan pemirsa mendapatkan berita sesuai keinginannya.
Kadangkala ada pemirsa yang menyenangi berita dengan topik tertentu, dan
ia hanya melihat berita tersebut. Sementara di pihak lain ada pula pemirsa
yang menyenangi berita ringan features, dan biasanya ia hanya melihat
program berita di bagian akhirnya saja, karena feature biasa ditempatkan di
akhir program.Pembedaan jenis berita dalam sebuah program berita perlu
dilakukan sesuai magnitude berita. Sebuah peristiwa penting akan
ditempatkan di awal segmen, sementara berita ringan di akhir segmen.
Pembedaan jenis berita, misalnya di segmen
1 berisi berita nasional, segmen

2 berisi berita politik, segmen


3 berita kota, dan segmen
4 berita feature atau berita ringan.
TUJUAN PEMBEDAAN SEGMEN
1 Menarik perhatian pemirsa yang berminat pada kategorisasi berita
tertentu.
2 Untuk menandai berbagai berita sesuai tingkat kepentingan tertentu.
3 Untuk memberi ciri program sesuai misi stasiun tv.
HAL PENTING BAGI PEWARTA TV
1
Kebanyakan orang tidak duduk diam saat melihat televisi. Mereka bisa
melakukannya
sambil melakukan aktivitas lainnya, seperti makan, membaca koran, atau
memasak.
2
Oleh karenanya, jurnalis tv harus menciptakan tayangan berita yang
menarik dari sisi
gambar, naskah, dan isu.
3
Jika tak memiliki gambar yang kuat, setidaknya jurnalis harus
memperkuat berita
dengan naskah yang dalam dan lengkap. Begitu juga jika gambar dan
naskah tidak
terlalu kuat, maka isu yang diketengahkan harus kuat, memancing perhatian
banyak
orang untuk menonton tv.
4
Bila anda menulis berita tv, berarti kita menulis untuk didengar dan
ditonton. Para
pemirsa bukanlah pembaca koran yang bisa membolak-balikkan halaman
koran jika
informasi yang dibacanya kurang jelas.

5 Pemirsa hanya diberi kesempatan melihat sekali. Jika ada yang terlewat,
maka ia akan
tertinggal isu yang ditampilkan.
6 Karenanya, naskah berita tv mengikuti susunan logika tertentu, jadi ada
benang merah
yang dapat diikuti oleh para pemirsa. Menulis berita tv mirip dengan
bercerita atau
curhat.
7 Menggunakan kalimat yang pendek
8 Menggunakan bahasa yang lugas dan jelas
9 Hindari kata-kata klise
10 Ulangi fakta-fakta yang rumit
11 Gunakan atribusi waktu yang tepat, untuk membantu menunjukkan
kebaruan berita.
12 Sebutkan sumber informasi anda dan kutipan yang menyertainya. Bila
menggunakan
falta dan angka yang bukan hasil penelitian anda sendiri, sebutkan sumber
penelitian
itu.
13 Hindari kutipan langsung. Kutipan langsung bisa didengar/dilihat dari
synch nara
sumber.
14 Sederhanakan angka. Lebih baik menggunakan hampir dua juta rupiah
daripada
menyebutkan angka Rp. 1.999.990.
15 Tulis angka dengan kata-kata karena mungkin penyiar tidak dapat
membacanya

ketika dia dalam tekanan di studio. Misalnya US$490,61 tampak mudah


dibaca di
koran. Untuk tv, lebih baik menuliskan empat ratus sembilan puluh koma
enam puluh
satu dolar amerika
16 Sebutkan jabatan seseorang di depan namanya. Misalnya Presiden SBY,
kapolri
jenderal Sutanto, cawapres Jusuf Kalla.
17 Hindari singkatan dan akronim (Uni Eropa lebih baik daripada EU).
18 Konsisten dengan penyebutan jabatan dan istilah.
19 Ulangi jabatan, nama dan konsep.
20 Taruhlah angka statistik yang akan mudah basi di dalam badan cerita
dan bukan di
pengantar atau cue.
21 Bayangkan pemirsa dari kalangan terbawah. Kira-.kira apakah mereka
mengerti isi
laporan anda?
Jika
ternyata
membingungkan, segera

masih

banyak

pertanyaan

yang

ubah cara penulisannya.


RUMUS 5W 1H UNTUK PENULISAN BERITA TV
Conversational (Bersifat Percakapan)
Ketika menulis naskah berita untuk media televisi, kita menulis untuk
didengar. Ingat, televisi adalah media audio-visual, bukan media cetak.
Pemirsa kita melihat (gambar/visual) dan mendengar (suara/audio), bukan
membaca naskah berita seperti membaca koran.Kelemahan media televisi
adalah berita yang ditayangkan di layar televisi umumnya hanya muncul
satu kali. Jika pemirsa tidak bisa menangkap isi berita pada tayangan
pertama, ia tak punya peluang untuk minta diulang. Kecuali mungkin untuk
berita yang dianggap sangat penting, sehingga dari waktu ke waktu selalu
diulang dan perkembangannya di-update oleh stasiun TV bersangkutan.
Keterbatasan tersebut berlaku untuk media TV konvensional.

Untuk media televisi yang konvensional, sebuah tayangan berita tidak bisa
disimak dan dibaca berulang-ulang seperti kita membaca koran. Pemirsa
hanya punya satu kesempatan untuk menangkap isi berita Anda. Oleh
karena itu, berita di TV dibuat dengan gaya bahasa bertutur, seperti
percakapan sehari-hari, karena ini adalah gaya bahasa yang paling akrab
dan biasa didengar orang.Tulislah naskah berita seperti gaya orang
berbicara.Misalnya, dalam percakapan sehari-hari, kita amat jarang
menggunakan kalimat yang berpanjang-panjang, atau memiliki anak-anak
kalimat. Namun, meskipun berita di TV menggunakan gaya bahasa bertutur,
tata bahasanya tetap harus benar.
Clear (Jelas)
Batasi kalimat untuk satu gagasan saja. Hal ini akan memudahkan para
pendengar untuk menangkap dan memahami isi berita. Jangan
menggunakan bahasa jargon atau slang, yang hanya dikenal kalangan
tertentu. Hindari susunan kalimat yang rumit.
Atribusi untuk narasumber disampaikan lebih dulu sebelum pernyataannya,
dan bukan sebaliknya. Hal ini untuk menghindarkan kebingungan di pihak
pemirsa, dalam membedakan mana narasi dari si reporter dan mana opini
dari si narasumber. Ini bertolak belakang dengan praktik yang biasa
dilakukan di media cetak.Jangan menggunakan terlalu banyak angka.
Penyebutan angka-angka sulit ditangkap oleh pemirsa ketika mendengarkan
berita. Buatlah angka itu mudah dimengerti. Jangan menempatkan angka di
awal kalimat, karena bisa membingungkan.
Concise (Ringkas/ Singkat)
Gunakan kalimat-kalimat yang bersifat pernyataan (deklaratif).Tulislah
kalimat-kalimat yang pendek. Menurut hasil riset, kalimat pendek lebih
mudah dipahami dan lebih kuat, ketimbang kalimat-kalimat panjang.
Sebetulnya tidak ada aturan wajib tentang panjang kalimat yang dibolehkan.
Namun, cobalah membatasi agar setiap kalimat yang Anda tulis tidak lebih
dari 20 kata.
Compelling
Tulislah dalam bentuk kalimat aktif. Para penulis berita menggunakan kalimat
aktif karena lebih kuat dan lebih menarik. Selain itu, kalimat aktif juga lebih
pendek daripada kalimat pasif.
Cliche Free (Bebas Kata Klise)
Kalimat atau pernyataan klise adalah pernyataan yang sudah terlalu sering
digunakan di media. Pernyataan klise mungkin tidak akurat dan salah arah,

namun harus diakui, banyak reporter merasa sulit menghindari pernyataan


klise seperti ini.
Contoh kalimat klise untuk penutup berita: Kasus itu masih dalam
penyelidikan. Kalimat klise seperti ini bisa dibilang tidak memberi informasi
tambahan apapun kepada pemirsa.Maka, kalimat klise ini sebaiknya diganti
dengan yang lebih informatif. Misalnya: Polisi sampai hari ini masih belum
mengetahui penyebab kecelakaan. Polisi mengharapkan, hasil penyidikan
akan dapat diungkapkan hari Jumat besok. Reportase Trans TV akan
melaporkan perkembangan ini besok untuk Anda.
Contoh Naskah Berita Televis
Berikut ini adalah contoh bagaimana sosok berita Televisi atau berita audio
visual. Berita yang umumnya memiliki durasi 1-2 menit ini memang
dikhususkan untuk dinarasikan pada acara-acara berita di televisi. Untuk info
lengkapnya silahkan simak contoh naskah berita untuk televisi.

Contoh penulisan
untuk TV

narasi

berita

BATU, SOSIALISASI UU PERLINDUNGAN KONSUMEN,


WALI KOTA BERI BANTUAN Industri kecil menengah / diharapkan
dapat
membantu
mengatasi
krisis
ekonomi
bangsa
yang
berkepanjangan / dengan meningkatkan mutu produk sesuai dengan
aturan UU konsumen // inilah harapan Wali kota Batu dalam pidato
pembukaan acara sosialisasi UU perlindungan konsumen dan
metrologi legal se kota Batu / siang tadi // *
Maraknya kasus keracunan serta isu-isu penggunaan formalin
boraks sebagai bahan tambahan pangan berbahaya /mendorong
dinas perindustrian dan perdagangan kota batu mensosialisasikan
UU perlindungan konsumen di hotel metropole jumat siang tadi //
Acara yang dibuka oleh walikota ini / bertujuan untuk meningkatkan
mutu kualitas / serta mutu kuantitas produk industri kecil
menengah atau IKM di kota Batu / sesuai UU perlindungan
konsumen //
Sebelum sosialisasi / wali kota batu memberikan bantuan alat
perindustrian secara simbolis kepada IKM binaan Disperindak //
diantaranya mesin pemotong / alat memasak / serta mesin diesel //
alat- alat ini diharapkan mempermudah kinerja serta membantu
peningkatan mutu industri di kota batu //( insert wali kota
berbincang dengan IKM penerima mesin diesel )

Dalam sambutannya / wali kota mengharapkan / IKM membantu


mengatasi krisis ekonomi yang panjang / dengan produk bermutu
yang dihasilkan//wali kota berjanji akan melakukan keperpihakan
kepada industri kecil dengan pendekatan ekonomi kerakyatan// hal
senada di ungkapkan oleh kepala dinas perindustrian dan
perdagangan / Ir. Ahmad Safiudin.//( insert Ir. Ahmad Safiudin
kadin disperindak )
Sementara itu / acara sosialisasi yang diikuti oleh kepala unit kerja /
kalangan pengusaha dan kalangan pendidikan itu / juga diberikan
pemahaman akan arti pentingnya pelayanan mutu kepada
konsumen // salah satunya dengan tidak menggunakan bahan
tambahan pangan berbahaya yang dapat merugikan komsumen // di
akhir acara / Disperindak merekomendasikan bahan tambahan
makanan yang layak di kosumsi oleh masyarakat berserta takaran
penggunaannya //Akbar jenggo ATV Batu / melaporkan ///*) lead
yang dibacakan oleh news reader (wow).

TEKNIK PENULISAN BERITA PADA TELEVISI


Memilih Format Berita TV:
Berita di media televisi dapat disampaikan dalam berbagai format. Untuk
menentukan format mana yang akan dipilih, tergantung pada beberapa
faktor. Faktor-faktor itu antara lain:
Ketersediaan gambar. Jika gambar yang dimiliki sangat terbatas, reporter
sulit menulis naskah berita yang panjang. Maka berita dibuat dalam format
lebih singkat dan padat, atau dibuat dalam format tanpa gambar sama
sekali.
Momen terjadinya peristiwa atau perkembangan peristiwa yang
akan diberitakan. Perkembangan terkini dari suatu peristiwa baru sampai
ke producer, ketika siaran berita sedang berlangsung. Sedangkan
perkembangan itu terlalu penting untuk diabaikan. Jika ditunda terlalu lama,
perkembangan terbaru pun menjadi basi, atau stasiun TV lain (kompetitor)
akan menayangkannya terlebih dahulu.
Format-format berita itu antara lain:
Reader. Ini adalah format berita TV yang paling sederhana, hanya berupa
lead in yang dibaca presenter. Berita ini sama sekali tidak memiliki gambar
ataupun grafik. Hal ini dapat terjadi karena naskah berita dibuat begitu dekat
dengan saat deadline, dan tidak sempat dipadukan dengan gambar.

Bisa juga, karena perkembangan peristiwa baru sampai ke tangan redaksi,


ketika siaran berita sedang berlangsung. Maka perkembangan terbaru ini
pun disisipkan di tengah program siaran. Beritanya dapat berhubungan atau
tidak berhubungan dengan berita yang sedang ditayangkan. Reader
biasanya sangat singkat. Durasi maksimalnya 30 detik.
Voice Over (VO).Voice Over (VO) adalah format berita TV yang lead in
dan tubuh beritanya dibacakan oleh presenter seluruhnya. Ketika presenter
membaca tubuh berita, gambar pun disisipkan sesuai dengan konteks isi
narasi.Natsound (natural sound, suara lingkungan) yang terekam dalam
gambar bisa dihilangkan. Tetapi, biasanya natsound tetap dipertahankan,
untuk membangun suasana dari peristiwa yang diberitakan. Sebelum
menulis naskah berita, tentu Reporter harus melihat dulu gambar yang
sudah diperoleh, karena tetap saja narasi yang ditulis harus cocok dengan
visual yang ditayangkan. VO durasinya sangat singkat (20-30 detik).
Voice Over Grafik. VO-Grafik adalah format berita TV yang lead in dan
tubuh beritanya dibacakan oleh presenter seluruhnya. Namun, ketika
presenter membaca tubuh berita, tidak ada gambar yang menyertainya
kecuali hanya grafik atau tulisan. Hal ini mungkin terpaksa dilakukan karena
peristiwa yang diliput sedang berlangsung dan redaksi belum menerima
kiriman gambar peliputan yang bisa ditayangkan.
Sound on Tape (SOT).Sound on Tape (SOT) adalah format berita TV yang
hanya berisi lead in dan soundbite dari narasumber. Presenter hanya
membacakan lead in berita, kemudian disusul oleh pernyataan narasumber
(soundbite).
Format berita ini dipilih jika pernyataan narasumber dianggap lebih penting
ditonjolkan daripada disusun dalam bentuk narasi. Pernyataan yang dipilih
untuk SOT sebaiknya yang amat penting atau dramatis, bukan yang datardatar saja. Format SOT ini bisa bersifat sebagai pelengkap dari berita yang
baru saja ditayangkan sebelumnya, atau bisa juga berdiri sendiri. Durasi SOT
disesuaikan dengan kebutuhan, tapi biasanya maksimal satu menit.
Voice Over Sound on Tape (VO-SOT). VO-SOT adalah format berita TV
yang memadukan voice over (VO) dan sound on tape (SOT). Leadin dan isi
tubuh berita dibacakan presenter. Lalu di akhir berita dimunculkan soundbite
dari narasumber sebagai pelengkap dari berita yang telah dibacakan
sebelumnya. Format VO-SOT dipilih jika gambar yang ada kurang menarik
atau kurang dramatis, namun ada pernyataan narasumber yang perlu
ditonjolkan untuk melengkapi narasi pada akhir berita. Total durasi
diharapkan tak lebih dari 60 detik, di mana sekitar 40 detik untuk VO dan 20
detik untuk soundbite.

Package (PKG). Package adalah format berita TV yang hanya lead in-nya
yang dibacakan oleh presenter, tetapi isi berita merupakan paket terpisah,
yang ditayangkan begitu presenter selesai membaca lead in. Paket berita
sudah dikemas jadi satu kesatuan yang utuh dan serasi antara gambar,
narasi, soundbite, dan bahkan grafis. Lazimnya tubuh berita ditutup dengan
narasi.
Format ini dipilih jika data yang diperoleh sudah lengkap, juga gambarnya
dianggap cukup menarik dan dramatis. Kalau dirasa penting, reporter dapat
muncul dalam paket berita tersebut (stand up) pada awal atau akhir berita.
Durasi maksimal total sekitar 2 menit 30 detik.
Live on Cam. Live on Cam adalah format berita TV yang disiarkan
langsung dari lapangan atau lokasi peliputan. Sebelum reporter di lapangan
menyampaikan laporan, presenter lebih dulu membacakan lead in dan
kemudian ia memanggil reporter, di lapangan untuk menyampaikan hasil
liputannya secara lengkap. Laporan ini juga bisa disisipi gambar yang
relevan.
Karena siaran langsung memerlukan biaya telekomunikasi yang mahal, tidak
semua berita perlu disiarkan secara langsung. Format ini dipilih jika nilai
beritanya amat penting, luar biasa, dan peristiwanya masih berlangsung. Jika
peristiwanya sudah berlangsung, perlu ada bukti-bukti yang ditunjukkan
langsung kepada pemirsa. Durasinya disesuaikan dengan kebutuhan.
Live on Tape (LOT).Live on Tape adalah format berita TV yang direkam
secara langsung di tempat kejadian, namun siarannya ditunda (delay). Jadi,
reporter merekam dan menyusun laporannya di tempat peliputan, dan
penyiarannya baru dilakukan kemudian.
Format berita ini dipilih untuk menunjukkan bahwa reporter hadir di tempat
peristiwa. Namun, siaran tak bisa dilakukan secara langsung karena
pertimbangan teknis dan biaya. Meski siarannya ditunda, aktualitas tetap
harus terjaga. Durasi bisa disesuaikan dengan kebutuhan, namun biasanya
lebih singkat dari format Live on Cam.
Live by Phone. Live by Phone adalah format berita TV yang disiarkan
secara langsung dari tempat peristiwa dengan menggunakan telepon ke
studio. Lead in berita dibacakan presenter, dan kemudian ia memanggil
reporter yang ada di lapangan untuk menyampaikan laporannya. Wajah
reporter dan peta lokasi peristiwa biasanya dimunculkan dalam bentuk
grafis. Jika tersedia, bisa juga disisipkan gambar peristiwa sebelumnya.
Phone Record.Phone Record adalah format berita TV yang direkam secara
langsung dari lokasi reporter meliput, tetapi penyiarannya dilakukan secara
tunda (delay). Format ini sebetulnya hampir sama dengan Live by Phone,

hanya teknis penyiarannya secara tunda. Format ini jarang digunakan, dan
biasanya hanya digunakan jika diperkirakan akan ada gangguan teknis saat
berita dilaporkan secara langsung.
Visual News. Visual News adalah format berita TV yang hanya
menayangkan (rolling) gambar-gambar yang menarik dan dramatis.
Presenter cukup membacakan lead in, dan kemudian visual ditayangkan
tanpa tambahan narasi apa pun, seperti apa adanya. Format ini bisa dipilih
jika gambarnya menarik, memiliki natural sound yang dramatis (misalnya:
suara jeritan orang ketika terjadi bencana alam atau kerusuhan, dan
sebagainya). Contoh berita yang layak menggunakan format ini: menit-menit
pertama terjadinya bencana Tsunami di Aceh.
Vox Pop. Vox pop (dari bahasa Latin, vox populi) berarti suara rakyat.
Vox pop bukanlah format berita, namun biasa digunakan untuk melengkapi
format berita yang ada. Isinya biasanya adalah komentar atau opini dari
masyarakat tentang suatu isyu tertentu. Misalnya, apakah mereka setuju jika
pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Jumlah narasumber yang diwawancarai sekitar 4-5 orang, dan diusahakan
mewakili berbagai kalangan (tua, muda, laki-laki, perempuan, kaya, miskin,
dan sebagainya). Durasi vox pop sebaiknya singkat saja dan langsung
menjawab pertanyaan yang diajukan.

Saat ini pembacaan naskah berita tv dengan menggunakan Teleprompter


pada setiap stasiun tv.Jenis-jenis Berita
JENIS JENIS BERITA
Berita keras adalah berita hari ini. Itulah yang anda lihat di halaman depan
surat kabar atau di bagian atas sebuah Situs berita, dan yang anda dengan
pertama kali dalam sebuah siaran berita. Misalnya, perang, politik, bisnis,
dan kejahatan sering menjadi topik berita keras. Sebuah pemogokan yang
diumumkan hari ini oleh para pengemudi bus kota yang menyebabkan
ribuan penumpang terlantar adalah sebuah berita keras. Waktu kejadiannya
tepat, kontroversial, dan membawa danpak luas sampai ke dekat rumah.

Warga perlu informasi itu segera karena hal itu berdanpak pada kehidupan
sehari-hari mereka.
Sebaliknya, sebuah berita tentang atlet yang dibesarkan di sebuah panti
asuhan akan cocok sebagai berita lunak. Ini adalah kisah kemanusiaan yang
melibatkan seseorang yang terkenal dan merupakan sebuah kisah tidak
lazim yang cenderung akan dibicarakan dengan kawan-kawan. Tapi tidak ada
alasan yang mendesak untuk menerbitkan atau menyiarkan berita itu pada
hari tertentu. Menurut definisi, maka berita itu merupakan sebuah berita
feature. Banyak surat kabar dan situs berita menyediakan seksi khusus
untuk kisah-kisah tenting gaya hidup, rumah tangga dan keluarga, seni, dan
hiburan. Surat kabar yang lebih hesar bahkan punya seksi mingguan untuk
jenis feature khas seperti makanan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Topik bukanlah situ-satunya hal yang membedakan antara berita keras dan
feature. Dalam kebanyakan hal, berita keras dan berita lunak ditulis berbeda.
Berita keras biasanya ditulis agar pembaca mendapatkan informasi
terpenting sesegera mungkin. Penulis feature sering memulai dengan
sebuah anekdot atau sebuah contoh yang dirancang terutama untuk
menarik minat pembaca, sehingga kisahnya mungkin lebih panjang untuk
sampai ke topik utamanya.
Beberapa berita mencampurkan kedua pendekatan ini. Berita yang tidak
begitu peka waktu tapi yang berfokus pada isu-isu penting sering disebut
feature berita. Kisah tentang perjuangan warga untuk mengatasi AIDS,
misalnya, akan menjadi berita keras. Feature berita merupakan cara yang
efektif untuk menjelajahi tren-tren atau masalah sosial yang rumit dengan
menceritakan kisah-kisah pribadi tentang orang-orang yang mengalami halhal itu. (Kita akan membahas perbedaan gaya penulisan ini dengan lebih
rinci pada Bab 3, Mengisahkan Berita.)
1. Dari Mana Berita Berasal
Wartawan menemukan berita di semua jenis tempat, tapi kebanyakan berita
berasal dari salah satu dari ketiga hal mendasar ini: kejadian yang
berlangsung alamiah seperti bencana alam dan kecelakaan; kegiatan
terencana, seperti rapat dan konferensi pers; upaya wartawan.
Kejadian tak terencana sering menjadi berita utama. Kapal tenggelam,
pesawat jatuh, tsunami, atau tanah longsor sangat layak berita bukan hanya
pada saat kejadian tetapi juga sering berhari-hari dan berminggu-minggu
sesudahnya. Luasnya liputan itu bergantung pada kedekatan dengan lokasi
kejadian dan pada orang yang terlibat. Sebuah kecelakaan mobil yang fatal
di Paris mungkin tidak akan menjadi berita besar kapan saja. Tapi kecelakaan
yang terjadi di Paris pada 1979 menjadi berita heboh, bukan saja di Prancis
tetapi juga di seluruh dunia karena salah satu korbannya adalah Putri Diana.

Warga yang menyaksikan bencana alam sering menghubungi organisasi


berita. wartawan juga mengetahui kejadian-kejadian ini dari para penanggap
pertama: polisi, pemadan kebakaran dan petugas penyelamat. Di beberapa
negara, organisasi berita bisa memantau komunikasi darurat antara para
penanggap pertama dan mengirim wartawannya ke lokasi secepat mungkin
sehingga mereka bisa menyaksikan kejadian itu berlangsung.
Di banyak ruang redaksi, sumber berita yang paling jelas adalah jadwal
acara sehari-hari di kota, yang mencakup rapat pemerintah, pembukaan
bisnis, atau acara-acara komunitas. Daftar kegiatan yang sering disebut
buku harian itu tidak secara otomatis layak berita tapi bisa menjadi titik
awal yang baik bagi wartawan yang mencari berita. wartawan yang secara
teratur meliput jenis-jenis isu atau lembaga khusus, yang juga disebut
wartawan beat, mengatakan mereka sering mendapatkan ide berita dari
agenda rapat-rapat yang akan datang.
Siaran pers juga menjadi sumber berita, tapi lagi-lagi itu hanya menjadi titik
awal saja. Puluhan siaran pers berdatangan ke ruang redaksi setiap hari
lewat surar, faks atau bahkan di video llewat satulit. Pejahat dan instansi
pemerintah banyak mengeluarkan siaran pers, tapi organisasi besar seperti
usaha swasta dan kelompok nirlaba juga mengeluarkan siaran pers agar
pihak media mengetahui kegiatan mereka. Sebuah siaran pers mungkin
mirip dengan berita tapi karena dikeluarkan oleh seseorang dengan
kepentingan khusus pada subyeknya, maka siaran pers cenderung tidak
mencerminkan kisah yang lengkap. Siaran pers secara fakta mungkin benar
tapi biasanya hanya berisi fakta-fakta yang menampilkan citra hositif orangorang atau organisasi yang disebutkan dalam siaran itu.
Kalaupun sebuah siaran pers tampak layak berita, wartawan profesional
harus memastikan keotentikannya, kemudian baru mulai mengajukan
pertanyaan untuk menentukan berita yang sesungguhnya sebelum
memutuskan apakah itu layak dilaporkan.
Kejadian-kejadian terencana, seperti demonstrasi, juga bisa menghasilkan
berita, tapi wartawan harus waspada agar tidak dimanipulasi oleh para
penggeraknya yang ingin menceritakan berita itu dari sisi mereka saja.
Politikus sudah makan lihai dalam merekayasa peristiwa atau kesempatan
berfoto untuk menarik liputan, bahkan ketika mereka tidak punya nilai
berita sama sekali. Itu tidak berarti bahwa wartawan harus mengabaikan
peristiwa-peristiwa demikian. Mereka hanya perlu melakukan liputan
tambahan untuk mendapatkan kisah yang lengkap.
Kebanyakan wartawan mengatakan cerita terbaik mereka berasal dari upaya
mereka sendiri. Kadang-kadang saran tentang berita datang dari orang
asing, yang mungkin berkunjung, mennelpon, atau mengirim email ke ruang
redaksi dengan membawa keluhan atau keprihatinan. Beberapa organisasi

berita secara aktif mencari ide dari warga masyarakat yang mereka layani
dengan meninggalkan nomor telepon atau alamat email untuk menampung
saran. wartawan banyak menghabiskan waktu untuk membina hubungan
dengan orang-prang yang dapat memberi mereka informasi. (Kita akan
nernicara tentang pembentukan sumber dalam Bab 2, Mendapatkan
Berita.)
Wartawan sering menemukan berita hanya dengan berkeliling atau
mendengarkan pembicaraan orang. Apa yang Anda dengar di pertandingan
olahraga atau di antrian di kantor pos bisa menjadi berita. Tanyalah orangorang yang Anda jumpai saat Anda meliput berita tentang kehidupan mereka
dan tetangga mereka dan Anda mungkin akan menemukan diri Anda berada
di sebuah jalur menuju ke sebuah berita yang tidak ditemukan oleh orang
lain.
Cara lain untuk menemukan berita adalah dengan bertanya apa yang sudah
terjadi sejak sebuah berita terakhir kali dimuat di koran arau ditayangkan di
udara. Sebuah laporan lanjutan sering menuntun ke perkembanganperkembangan mengejutkan yang sering justru lebih layak berita ketimbang
laporan pertamanya. Misalnya, sebuah kisah tentang kebakaran satu hari
setelah kejadian bisa menunjukkan berapa jumlah orang yang tewas dan
besarnya kerugian harta henda.
Tetapi laporan lanjuran beberapa minggu kemudian mungkin menemukan
bahwa sebuah kegagalan dalam sistem komunikasi radio ternyata membuat
para perugas pemadan kebakaran tidak mungkin memberi tanggapan cukup
cepat untuk menyelamatkan jiwa orang.
Dokumen, data, dan arsip publik juga dapat menuntun ke berita besar.
wartawan dapat menggunakannya untuk melihat-lihat tren atau untuk
menemukan penyimpangan. Tugas semacam ini memerlukan lebih banyak
upaya, tapi hasilnya hampir selalu sepadan dengan jerih payahnya. Jauh
lebih mudah jika data itu tersedia secara elektronik, tentu saja, tapi
wartawan pun sudah mulai memasukkan data dari dokumen ke dalam
komputer sehingga mereka bisa mencari informasi yang paling penting dari
sekumpulan data statistik.
Misalnya, sebuah daftar tentang orang-orang yang sudah menerima tiket
pelanggaran kecepatan mungkin bisa menghasilkan sebuah berita jika
dipilah menurut nama prang dan bukan tanggal kejadian. Begitulah cara
wartawati relevisi Nancy Amons mengetahui bahwa seorang pengemudi di
kotanya sudah berhasil meengumpulkan satu lusin tiket pelanggaran lalu
lintas selama tiga tahun dan bahkan menyebabkan tewasnya seorang
pengemudi lain tanpa pernah kehilangan SIMnya. Ketika Nancy melakukan
penyelidikan, para pejabat kota mengaku bahwa mereka bekerja kurang
baik.

Peran wartawan
Teknologi baru memungkinkan siapa saja yang punya komputer untuk
menyebarkan informasi sama luasnya dengan organisasi berita yang paling
besar pun. Tapi sebuah situs Internet yang dirancang dengan baik, betapa
baik pun penulisannya dan seringnya diperbarui, situs itu tidak selalu
merupakan sumber berita yang dapat diandalkan.
Sesungguhnya, dalam dunia yang semakan kompleks ini di mana informasi
tidak lagi menjadi komoditas yang langka, peran wartawan sudah menjadi
makan penting ketimbang dulu-dulu.
Tidak seperti penyebar propaganda atau gossip, wartawan memilah-milah
informasi yang ada dan menentukan seberapa banyak informasi yang
berharga dan dapat diandalkan sebelum menyampaikannya kepada publik.
Berita, entah keras atau feature, harus akurat. wartawan bukan saja
mengumpulkan informasi yang mereka perlukan untuk menyampaikan
beritanya.
Mereka
harus
memverifikasi
informasi
itu
sebelum
menggunakannya. wartawan mengandalkan observasi dari tangan pertama
sebisa mungkin dan banyak sumber lain untuk memastikan bahwa informasi
yang mereka peroleh dapat diandalkan. Dan, kecuali dalam kasus-kasus
yang langka, mereka menyebutkan jatidiri sumber informasi mereka
sehingga khalayak dapat mengevaluasi kredibilitas informasi itu.
Dalam dunia yang semakan kompleks ini di mana informasi tidak lagi
menjadi komoditas yang langka, peran wartawan sudah menjadi makan
penting ketimbang dulu-dulu.
Tapi jurnalisme lebih dari sekadar penyebaran informasi berdasar fakta.
Propaganda bisa juga didasarkan pada fakta, tapi fakta-fakta itu disajikan
sedemikian rupa untuk mempengaruhi pendapat orang. Seperti sudah kita
catat di muka, para pejabat hubungan masyarakat juga menggunakan fakta,
tapi mereka mungkin hanya menceritakan suatu sisi saja dari berita itu.
Sedangkan wartawan berusaha untuk bersikap adil dan tuntas. Mereka
herusaha menceritakan kisah yang akurat dan otentik, berita yang
menggambarkan realitas, bukan persepsi mereka sendiri atau persepsi orang
lain tentang hal itu.
Perbedaan lain antara jurnalisme dan bentuk informasi lain adalah bahwa
wartawan berusaha bebas dari pengaruh orang yang mereka liput. Seorang
profesional hubungan masyarakat yang dipekerjakan oleh sebuah organisasi
dan menulis tentang organisasi itu cenderung tidak akan memasukkan
informasi yang mungkin akan menyebabkan informasi itu tampak jelek.
wartawan sebaliknya akan berusaha menyediakan gambaran yang lengkap
meskipun tidak sepenuhnya positif.

Wartawan bukan sekadar penghantar bagi sudut pandang mereka sendiri


atau bagi informasi yang disediakan oleh orang lain. Mereka benar-benar
melukukan pelaporan sendiri, mereka tidak mencampuradukkan fakta
dengan opini atau desas-desus, dan mereka membuat keputusan redaksional
yang baik. Sebuah tanggung jawab utama jurnalisme, kata Bill Keller,
redaktur pelaksana New York Times, adalah menerapkan penilaian pada
informasi.Tidak seperti pemasok informasi, wartawan memberikan
kesetiaan utama mereka kepada masyarakat. Sebagaimana dinyatakan
dalam kode etika Montreal Gazette di Kanada, Aset terbesar surat kabar
adalah integritas.
Penghirmatan pada integritas itu diraih dengan susah payah dan mudah
lepas. Untuk menjaga integritas itu, wartawan bekerja keras menghindari
konflik kepentingan, yang nyata maupun yang dirasakan. (Kita akan
berbicara tentang hal ini pada Bab 7, Etika dan Hukum.)
Obyektivitas dan Keadilan
Konsep onjektivitas dalam jurnalisme berkembang hampir satu abad yang
lalu, sebagai reaksi terhadap pelaporan yang sensasional dan didorong oleh
opini yang merupakan hal biasa pada kebanyakan surat kabar zaman itu.
Istilah objektivitas pada mulanya dipakai untuk menggambarkan sebuah
pendekatan
atau
metode
jurnalistik;
wartawan
akan
berusaha
menyampaikan berita dengan cara yang objektif, tanpa mencerminkan bias
pribadi maupun kelompok.
Waktu berjalan, objektivitas lalu disyaratkan dari para wartawan sendiri.
Redaktur pelaksana Washington Post memandang konsep itu sedemikain
seriusnya sampai ia tidak mau mendaftar sebagai pemilih. Tapi banyak
wartawan saat ini mengakui bahwa objektivitas yang total adalah mustahil.
Pada 1996, Himpunan Jurnalis Profesional AS membuang kata objektivitas
dari kode etika mereka. Bagaimana pun wartawan adalah manusia juga.
Mereka menyukai pekerjaan mereka dan mereka juga punya pandangan
pribadi. Menyatakan bahwa mereka benar-benar objektif sama artinya
dengan mengatakan bahwa mereka tidak punya nilai. Sebaliknya, wartawan
sudah banyak yang sepakat bahwa mereka harus sadar akan pandangan
mereka sendiri sehingga mereka bisa tetap menakannya. Khalayak harus
tidak bisa menyimpulkan dari sebuah berita tentang pandangan wartawan.
Dengan menggunakan metode ilmiah yang objektif untuk menverifikasi
informasi, wartawan dapat melaporkan berita yang tidak menggambarkan
pandangan pribadi mereka sendiri. Berita itu sendiri, dengan kata lain, harus
tidak memihak dan adil.
Wartawan juga berusaha bersikap adil dallam meliput dengan tidak
menceritakan satu sisi berita saja. Mereka mencari pandangan yang berbeda
dan melaporkannya tanpa berpihak pada satu sisi mana pun. Selain

menverifikasi pernyataan tentang fakta, mereka akan mencari pandangan


berbeda dalam kasus-kasus yang sedang diperdebatkan.
Namun adil tidak artinya dengan berimbang. Berimbang menyiratkan bahwa
hanya ada dua pihak dalam sebuah berita, padahal kasus demikian ini jarang
ada, dan bahwa setiap pihak harus diberi bobot yang setara. wartawan yang
berusaha mencari jenis keseimbangan semu seperti itu dalam berita mereka
sebenarnya bahkan bisa menghasilkan liputan yang secara menndasar tidak
akurat. Misalnya, sebagian besar ekonom independen mungkin sepakat
tentang konsekuensi dari sebuah kebijakan pos belanja tertentu, sementara
segelintir ekonom lain punya pandangan berbeda, padahal pandangan
mereka sudah terbukti salah di masa lalu. Sebuah berita yang memberikan
waktu dan ruang yang sama pada pandangan kedua belah pihak itu jadinya
malah akan menyesatkan.
Tantangan bagi wartawan adalah melaporkan semua sudut pandang yang
penting dengan cara yang adil kepada oran-orang yang terlibat dan yang
juga menyajikan gambaran yang lengkap dan jujur kepada khalayak. Adil
artinva, antara lain, mendengarkan sudut-sudut pandang berbeda, dan
memasukkan mereka ke dalam jurnalisme, ujar wartawan dan penulis blog
Dan Gillmor. Itu tidak berarti membebek kebohongan atau pelintiran untuk
mencapai keseimbangan yang malas itu dan yang akan memaksa wartawan
mencari kutipan-kutipan berlawanan ketika fakta-fakta yang ada sepenuhnya
mendukung salah satu sisi.
Pemasok Berita
Wartawan di seluruh dunia merapunyai ciri-ciri tertentu yang sama. Mereka
penasaran dan gigih. Mereka ingin tahu mengapa sesuatu terjadi dan
mereka tidak mau mendapatkan jawaban tidak. Mereka tidak bisa
diintimidasi oleh orang yang berkuasa dan mereka menjaga pekerjaan
mereka dengan sungguh-sungguh. Kevin Marsh, redaktur pada Radio 4 BBC,
mengatakan bahwa seorang wartawan yang baik punya kemampuan untuk
menangkap kebenaran besar dan dengan rasa malu untuk melepaskannya
kembali jika fakta-faktanya tidak cocok. Pekerjaan wartawan memang
menantang dan rumit.
Seperti kata Philip Graham, mendiang ketua dewan direksi Washington Post
Company, (Seorang wartawan punya) tugas mustahil yang tak terhindarkan
untuk menyediakan setiap minggu sebuah konsep kasar pertama sebuah
sejarah yang tidak akan pernah selesai tentang sebuah dunia yang tidak
dapat pernah kita pahami.
Wartawan saat ini punya penyaluran yang lebih banyak ketimbang kapan
pun dalam sejarah, dari surat kabar komunitas kecil sampai saluran berita

televisi dunia dan situs berita di Internet. Masing-masing saluran media ini
punya kelebihan dan kekurangan sendiri.
Di kebanvakan negara, surat kabar hanian pada umumnya punya staf paling
besar dan menyajikan liputan lebih mendalam tentang jajaran topik yang
luas ketimbang media siaran. Ditambah dengan situs Internet, banyak surat
kabar sudah mulai mengatasi keterbatasan mereka pada jadwal tradisional
mereka untuk terbit setiap hari. Tapi mereka kebanyakan hanya menjangkau
khalayak yang melek huruf dan berkelebilaan, orang-orang yang dapat
membaca dan punya cukup uang untuk membeli koran atau punya akses ke
komputer untuk membaca koran tersebut secara online.
Radio, sebagai salah satu sumber berita yang paling banyak dipakai di dunia,
punya kelebihan karena tingkat kecepatan dan ketersediaannya. wartawan
radio bisa mengudarakan beritanya dengan cepat dan siapa saja yang punya
radio transistor bisa mendengarkan berita itu hampir dari mana saja dan
kapan raja. wartawan radio menyiarkan beritanya disertai dengan suara
selain kata-kata, sehingga pendengar merasakan bahwa mereka benar-benar
mengalami sebagian dari kejadian yang diberitakan itu. Berita radio
mengudara berkali-kali sehari sehingga dengan mudah dapat diperbarui. Tapi
kebanyakan stasiun radio hanya menyediakan waktu terbatas untuk masingmasing acara warta berita, sehingga beritanya cenderung berupa ringkasan
raja dari berita-berita yang lebih besar tanpa kedalaman seperti dalam berita
di surat kabar.
Dengan suara dan gambar, acara warta berita televisi dapat memperlihatkan
kepada penonton apa yang sedang terjadi, bukan sekadar menceritakan
berita itu. Salah satu kelebihan stasiun televisi adalah kemampuannya untuk
menyampaikan emosi dan berbagi pengalaman dengan penonton.
Kemajuan teknologi kamera kecil, penyuntingan digital, dan sambungan
satulit mobil sudah memungkinkan stasiun televisi bisa hampir secepat
radio untuk mengudarakan beritanya. Tapi ketergantungan media ini pada
gambar bisa menjadi kendala. Televisi kadang-kadang menghindari berita
yang rumit karena berita demikian biasanya secara visual kurang mendesak.
Baru-baru ini, perbedaan tradisional antara berita media cetak dan media
siaran mulai memudar. Di Amerika Serikat dan negara-negara lain, banyak
organisasi berita menyampaikan berita dalam berbagai bentuk media
termasuk Internet. Karena Internet bisa diperluas tanpa batas, maka berita
online tidak harus tunduk pada keterbatasan waktu dan orang seperti yang
dialami oleh media cetak dan siaran. Situs-situs berita bisa menyediakan
lebih banyak informasi dan membuatnya tetap bisa diakses untuk waktu
yang lama. Dan pembaca bisa memilih-milih berita yang paling menarik
minat mereka.

Situs-situs berita online yang berafiliasi dengan surat kabar, radio dan
stasiun televisi mungkin tampak mirip. Situs-situs itu memberi ilustrasi foro
pada beritanya, dan banyak pula yang menayangkan rekaman berita dalam
video atau siaran berita yang lengkap. Mereka juga menyediakan versi
podcast, yakni memasang nama-nama file berita mereka di Internet
sehingga pelanggan bisa mengunduh berita itu ke dalam komputer mereka
untuk dibaca kemudian. Pada beberapa situs anda bisa membaca teks
sebuah berita atau mendengarkan suara penulis yang membacakan teks
beritanya. Organisasi berita bahkan memasang weblog (umum dikenal
dengan kependekannya, blog) mereka sendiri, sehingga para wartawannya
bisa membuat buku harian online tentang berita-berita yang sedang mereka
liput atau keputusan yang dibuat di ruang redaksi.
Dalam dunia berita yang terus berevolusi ini, banyak wartawan menemukan
bahwa mereka membutuhkan ketrampilan tambahan untuk menjalankan
pekerjaan yang diharapkan dari mereka. wartawan mungkin diharapkan
untuk memotret foto yang akan dipakai di Internet, selain mewawancarai
sumber berita dan menulis berita untuk surat kabar. Redaksi mungkin
diminta untuk memasang berita di Internet, selain harus memeriksa tulisan
wartawan dan menulis judul berita. Jurukamera mungkin perlu merekam
video selain membuat foto diam, dan mungkin harus menyediakan teks
untuk mengiringi gambar-gambar mereka. Banyak organisasi berita sekarang
menyediakan pelatihan bagi wartawan yang sudah mulai memainkan peranperan haru di ruang redaksi. Dan beberapa pengajar jurnalistik sekarang
menerapkan apa yang mereka sebut kurikulum konvergensi untuk
membantu mahasiswa mempelajari berbagai macam ketrampilan yang
mungkin mereka perlukan kelak.
Tapi untuk semua tuntutan baru ini, jantung dari jurnalisme yang baik tetap
sama. Sebagaimana ditulis oleh Bill Kovadi dan Tom Rosentiel dalam buku
mereka, Elemen-Elemen Jurnalisme ada sejumlah prinsip jelas yang
disepakati oleh para wartawan dalam sebuah masyarakat yang demokratis
dan yang layak diharapkan oleh warganya:
Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran.
Kesetiaan pertamanya adalah pada warga negara.
Intisari jurnalisme adalah disiplin pada verifikasi.
Para praktisinya harus mempertahankan independensi dari pihak-pihak yang
mereka liput.
Jurnalisme harus
kekuasaan.

bertindak

sebagai

pemantau

independen

terhadap

Jurnalisme harus menyediakan sebuah forum untuk kritik dan kompromi


publik.
Jurnalisme harus berusaha menjadikan hal-hal yang paling menarik dan
relevan.
Jurnalisme harus menjaga agar beritanya komprehensif dan proporsional.
Para praktisinya harus diperbolehkan menggutamakan hati nurani pribadi
mereka.
Nilai-nilai ini membedakan jurnalisme dengan semua bentuk komunikasi
yang lain. Taat pada prinsip-prinsip itu tidaklah mudah. wartawan
menghadapi tekanan untuk berkompromi dengan standar-standar itu hampir
setiap hari. Tapi mengingat terus prinsip-prinsip itu merupakan cara terbaik
untuk memastikan bahwa jurnalisme dapat menjalankan fungsi utamanya,
memberi warga informasi yang mereka butuhkan guna melakukan keputusan
tentang kehidupan mereka.
2 . MANDAPATKAN BERITA
Petunjuk itu datang dari seorang mantan pejabat pemerintah yang
menyarankan agar ia melihat-lihat jumlah rakit penyelamat pada kapal-kapal
feri di negara bagian Washington. wartawan Eric Nalder, saat itu bekerja
untuk Seattle Times, memutuskan untuk mengeceknya. Teleponnya yang
pertama ditujukan kepada direktur keselamatan jaringan feri, yang baru saja
menduduki jabatannya, tapi yang mau memberi Nalder nama dan tempat
tinggal pendahulunya. Kelika ia mengecek ke mantan direktur tersebut lewat
telepon, mantan pejabat itu memang membenarkan adanya kurangnya
jumlah rakit penyelamat itu. Jauh dari rasa puas karena sudah mendapatkan
berita yang bagus, Nalder tampaknya baru saja mulai.Untuk mendapatkan
berita yang lengkap, Nalder memerlukan dokumen-dokumen yang
menunjukkan jumlah rakit penyelamat untuk setiap kapal feri. Ia harus
menganalisis data untuk menentukan gawatnya kelangkaan rakit itu. Ia juga
ingin naik ke salah satu feri itu dan berbicara dengan penumpang lain dan
awaknya. Baru saat itulah ia siap untuk menulis sebuah berita untuk
halaman pertama, yang mengungkapkan bahwa feri-feri di negara bagiannya
ternyata punya rakit penyelamat yang jumlahnya hanya mampu
mengevakuasi satu dari setiap tujuh penumpang.
Meliput adalah proses yang melelahkan dan melibatkan pengumpulan fakta
dan pengecekan data secara cermat. wartawan kadang-kadang menyaksikan
suatu berita sendiri, tapi yang lebih umum adalah mereka mengetahui
rinciannya dari pihak lain yang mengalami sesuatu secara langsung atau
yang merupakan pakar dalam topik itu. Informasi itu lalu diperkuat atau

ditunjang oleh sumber-sumber tambahan, dan dicocokkan dalam bentuk


catatan, laporan atau arsip publik.
Informasi yang dikumpulkan oleh seorang wartawan harus menjawab
pertanyaan yang biasa disebut dengan lima W dan satu H: who (siapa), what
(apa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa), dan how
(bagaimana). Bergantung pada kompleksitas sebuah berita, seorang
wartawan mungkin akan mengajukn pertanyaan-perranyaan itu dalam
berbagai cara berbeda.
Who
Siapa yang terlihat dalam berita itu? Siapa yang terkena danpaknya?
Siapa orang yang bisa menceritakannya dengan paling baik?
Siapa saja yang terlewat dari berita ini? Siapa yang punya informasi lebih
banyak tentang hal ini?
Siapa yang berkonflik dalam berita ini? Apakah mereka punya persamaan?
Siapa lagi yang bisa diajak bicara mengenai hal ini?
What
Apa yang sudah terjadi?
Apa poin berita ini? Apa yang benar-benar harus saya beritakan?
Apa yang pembaca,
memahami berita ini?

penonton,

atau

pendegar

perlu

ketahui

untuk

Apa yung sudah mengejutkun saya? Fakta terpenting tunggal apa yang
sudah saya peroleh?
Apa (bagaimanariwayatnya di sini?
Apa yang terjadi kemudian?
Apa yang bisa dilakukan orang tentang hal ini?
Where
Di mana hal ini terjadi?
Di mana lagi saya bisa mendapatkan cerita yang lengkap?

Ke mana selanjutnya cerita ini akan menuju? Bagaimana ini akan berakhir?
When
Kapan hal ini terjadi?
Kapan titik balik dalam berita ini terjadi?
Kapan saya harus melaporkan berita ini?
Why
Mengapa hal ini terjadi? Apakah ini sebuah kasus tersendiri atau bagian dari
sebuah tren?
Mengapa orang bertingkah laku seperti itu? Adakah motif tertentu?
Mengapa berita ini penting? Mengapa
membaca, atau mendengarkan?

pula orang harus

menonton,

Mengapa saya yakan saya menyampaikan berita ini dengan benar?


How
Bagaimana hal ini terjadi?
Bagaimana ada hal-hal yang akan berubah karena sesuatu yang sudah
terjadi itu?
Bagaimana berita ini akan membantu pembaca, pendengar atau penonton?
Masyarakat?
Bagaimana saya mendapatkan informasi ini? Apakah rujukannya jelas?
Bagaimana orang akan menggambarkan berita ini kepada temannya?
Banyak wartawan menggunakan daftar cek mental semacam ini untuk
memastikan bahwa mereka sudah menggunakan semua unsur penting
dalam sebuah berita.
Observasi
Wartawan yang baik menggunakan semua indera mereka di lokasi.
Observasi di lokasi adalah salah satu dasar bagi liputan yang baik. Wartawan
ingin menyaksikan kejadian-kejadian untuk mereka sendiri di mana pun

sehingga mereka bisa menggambarkannya dengan akurat bagi khalayaknya.


wartawan yang baik menggunakan semua indera mereka di lokasi. Mereka
melihat, mendengar, mencium, mencicipi, dan merasakan berita itu agar
khalayaknya pun demikian.
Untuk melakukan hal ini dengan baik, wartawan membutuhkan catatan yang
akurat tentang observasi mereka. Seorang wartawan media cetak dapat
melakukan tugas ini dengan sebuah buku catatan dan pena atau pensil, tapi
banyak juga yang membawa perekam audio dan kamera, terutama jika
mereka juga diharapkan untuk mengumpulkan berita bagi edisi online
mereka. Untuk radio, wartawan perlu menangkap suara, dan untuk televisi,
suara dan gambar.
Menggunakan alat perekam merupakan salah satu cara untuk memastikan
bahwa kutipan-kutipan yang dipakai adalah akurat. Tapi alat elektronik sering
gagal, sehingga penting bagi semua wartawan untuk menjadi pencatat yang
trampil. Berikut adalah petuah untuk membuat catatan dari para wartawan
kawakan:
Cacat segala fakra, rincian, pemikiran, gagasan. Buat masing-masing hal itu
jelas, dan dari mana asalnya.
Gambar diagram ruangan, lokasi, atau benda-benda yang saling berkaitan.
Dapatkan selalu nama-nama dan gelar yang dieja dengan benar serta
informasi untuk melakukan kontak. Tanyakan tanggal dan tahun kelahiran
agar Anda yakan umur orang itu benar.
Sebutkan aturan-aturan dasar wawancara dalam buku catatan.
Jangan penuhi buku catatan ini. Sisihkan ruangan untuk penjelasan.
Kosongkan bagian dalam sampul buku itu untuk ditulisi pertanyaan kelak.
Segera beri penjelasan pada catatan-catatan itu.
Banyak wartawan menggunakan tulisan steno sendiri untuk kata-kata yang
sudah umum sehingga mereka bisa mencatat dengan lebih cepat. Mereka
kemudian menjelaskan catatan itu, mengeja singkatan untuk menghindari
adanya kebingungan kelak. Mereka juga akan menandai informasi yang
paling penting dalam berita itu, apa saja yang perlu mereka tindak lanjuti
atau mereka cek demi akurasi, dan pertanyaan-pertanyaan yang masih perlu
dijawab.

Tampaknya sudah jelas, tapi wartawan harus yakan bahwa mereka punya
piranti yang diperlukan sebelum pergi ke luar untuk meliput berita: buku
catatan, pena, pita perekam atau perekam digital, dan baterai baru.
Tidak ada yang lebih membuat jengah dibanding saat tiba di lokasi dan
menemukan bahwa tidak ada film atau pita di kamera mereka, atau satusatunya pena yang anda bawa kehabisan tinta. wartawan zaman sekarang
sering membawa piranti tambahan: telepon genggam, dan komputer laptop.
Beberapa hal lain yang sederhana bisa juga berguna. Menaruh karet gelang
di buku catatan untuk menandai halaman kosong berikut membuatnya
mudah menemukan halaman itu. Kantung plastik bisa melindungi buku
catatan Anda di tengah hujan, sehingga buku itu tetap kering dan tintanya
tidak melebar.
Teropong kecil akan membantu Anda melihat apa yang sedang terjadi jika
Anda tidak bisa mendekati lokasi. Kalkulator akan membantu Anda
mengkonversi informasi tentang jumlah seperti berton-ton bahan bakar yang
ada dalam pesawat terbang ke dalam istilah-istilah yang lebih umum bagi
khalayak seperti liter dan galon.
Penelitian
Wartawan cenderung mengumpulkan lebih banyak informasi dibanding
jumlah yang bisa mereka masukkan ke dalam berita, tapi informasi itu selalu
membantu mereka memahami kejadian atau isu yang sedang mereka liput.
Kadang-kadang informasi latar belakang sangat penting untuk memberi arti
yang lebih dalam pada berita. Dalam kisah Eric Nalder tentang rakit
penyelamat itu, misalnya, ia memasukkan fakta bahwa perairan yang
diarungi oleh kapal feri itu pada bulan Januari cukup dingin untuk membunuh
seseorang dalam waktu setengah jam saja. Informasi itu relevan dengan
kasus kurangnya jumlah rakit penyelamat itu karena menamhah jelas
pentingnya masalah tersehut. Persis informasi seperti inilah yang dicari
wartawan ketika mereka melakukan penelitian untuk sebuah berita, baik
sebelum mereka meninggalkan ruang redaksi maupun sepanjang jalan ketika
pertanyaan muncul.
Wartawan zaman sekarang punya piranti penelitian yang jauh lebih banyak
daripada dulu berkat komputer dan Internet. Banyak di antara piranti itu
berupa versi teknologi tinggi dari peralatan dasar dalam bidang itu: buku
alamat dagang, almanak, ensiklopedi, dan peta. Yang lain berupa database
dan laporan yang akan jauh lebih sulit dicari di hari-hari sebelum ada
Internet karena akan diperlukan kunjungan pribadi ke perpustakaan atau ke
kantor pemerintah. Tapi masih ada lagi piranti yang sedikit orang saja bisa
membayangkan dua dasawarsa yang lalu: mesin pencari (seardi engine),
blog dan ruang ngobrol (diat room), serta daftar email.

Kesemua sumber daya ini berguna bagi wartawan yang sedang


mengumpulkan latar belakang bagi sebuah berita. Tapi salah satu piranti
dasar penelitian tidak berubah selama satu abad: perpustakaan milik
organisasi berita sendiri tentang berita-berita yang sudah diterbitkan atau
ditayangkan sebelumnya. Apakah kliping itu disimpan di dalam kertas
dalam laci arsip atau dalam arsip komputer, kliping tersebut berguna
sebagai tempat awal untuk semua jenis berita. Banyak wartawan juga
menyimpan arsip kliping berita mereka sendiri tentang topik-topik
tertentu.
Bayangkan bahwa seorang mantan presiden di negara tetangga meninggal
dunia. wartawan yang ditugaskan menulis berita itu akan ingin mengetahui
sejumlah fakta dasar: umur, penyebab kematian, dan di mana serta kapan ia
meninggal. Tapi wartawan itu juga ingin informasi tentang saat ia menjabat,
dan bagaimana negara itu sudah berubah sejak ia menjadi presiden.
Langkah pertama adalah melihat-lihat berita-berita sebelumnya, baik di arsip
ruang redaksi maupun di komputer. Laporan-laporan itu mungkin
menyebutkan nama orang lain yang dekat dengan mantan presiden itu, yang
bisa diminta waktunya untuk wawancara. wartawan itu ingin mendapatkan
latar belakang orang itu sebelum wawancara, dan mungkin menjadi tahu
bahwa teman mantan presiden tersebut menyimpan semua surat-menyurat
sang presiden, yang akan mengungkap sejumlah informasi baru yang
mengejutkan.
Melakukan wawancara tanpa melakukan penelitian latar belakang terlebih
dulu mirip dengan mengemudi ke tempat asing tanpa membawa peta. Anda
mungkin saja sampai di sana, tapi mungkin juga Anda akan melewatkan
salah satu belokannya sepaniang jalan.
Sumber
Wartawan menggunakan sumber utama maupun sumber kedua. Sumber
utama bisa berupa wawancara dengan orang yang punya pengalaman
langsung dengan suatu kejadian atau topik, atau dokumen asli yang terkait
dengan topik itu. Sebagai saksi, wartawan itu sendiri bisa juga menjadi
sumber utama.
Sumber kedua mungkin berupa laporan tertulis berdasarkan pada dokumen
asli tersebut. Dalam kasus kebakaran, misalnya, orang yang rumahnya
terbakar adalah sumber utama; begitu juga petugas pemadan kebakaran
yang terlibat dalam upaya pemadanan. Sedangkan siaran pers yang
dikeluarkan oleh dinas kebakaran keesokan harinya akan menjadi sumber
kedua.
Salah satu aturan yang dipegang oleh wartawan kawakan ketika sedang
melakukan penelitian adalah bahwa tidak satu sumber pun bisa memberikan

seluruh informasi yang mungkin ia perlukan. Dalam kasus mantan presiden


di muka, setiap sumber yang dihubungi wartawan akan menuntun ke sumber
lain. Kadang-kadang para sumber itu bahkan bertentangan. Untuk
menghilangkan perbedaan itu, wartawan mungkin harus mencari di mana
letak bobot dari buktinya, atau mencari sumber aslinya, seperti dokumen,
untuk menentukan versi mana yang betul. Sumber kedua paling berguna
sebagai cara untuk memastikan informasi yang diperoleh dari sumber
utama.
Wartawan yang baik menggarap sumber mereka secara teratur,
menghubungi mereka untuk menanyakan apa ada hal menarik yang sedang
terjadi.
Apa pun sumber yang Anda gunakan untuk meneliti latar belakang sebuah
berita, penting sekali mempertimbangkan keabsahan atau kredibilitas
sumber. Zaman sekarang siapa saja dapat merancang sebuah situs Internet
yang tampak profesional, atau mengirim email yang tampak otentik padahal
sebenarnya hanya pepesan kosong. Hanya karena Anda dapat
menemukannya di komputer tidaklah berarti bahwa informasi itu benar.
wartawan perlu memverifikasi sumber dari semua informasi untuk
menentukan apakah informasi itu cukup dapat dipercaya untuk dipakai
dalam sebuah berita.
Memutuskan sumber apa saja yang akan dipakai dalam sebuah berita
merupakan bagian besar dalam tugas wartawan. Berikut adalah sejumlah
pertanyaan berguna untuk mengevaluasi apakah Anda sudah memilih
sumber yang benar atau sumber terbaik untuk berita Anda.
Bagaimana sumber ini tahu apa yang ia ketahui? (Apakah orang itu dalam
kedudukan bisa mengetahui hal-hal ini, baik secara pribadi maupun dari
profesinya?)
Bagaimana saya dapat memastikan informasi ini lewat sumber-sumber lain
atau lewat dokumen?
Seberapa representatifkah sudut pandang sumber saya? (Apakah hanya
orang ini saja yang menuntut keras kepada induk semang, karena mereka
mempunyai masalah pribadi? Ataukah ia orang yang menyampaikan suara
paling keras mewakili seluruh penyewa rumah yang mempunyai masalah
serius dan sah?) Apakah sumber ini di masa lalu dapat diandalkan dan
dipercaya?
Apakah saya hanya menggunakan sumber ini saja karena akan
mempermudah pekerjaan atau karena saya percaya akan dapat sesuatu
darinya?

Apakah motif sang sumber dengan menyediakan informasi? (Apakah orang


ini berusaha membuat dirinya tampak bagus, atau membuat bosnya tampak
buruk? Mengapa ia pertama-tama harus berbicara kepada saya?)
Begitu Anda sudah menemukan sebuah sumber informasi yang berguna
untuk satu berita, bagus kalau Anda bisa membina hubungan dengan orang
itu untuk jangka panjang. Dapatkah sebanyak mungkin informasi dari setiap
sumber, bukan hanya alamat dan nomor telepon kantor, tapi juga nomor
telepon rumah dan genggam serta alamat email. wartawan yang baik
menggarap sumber mereka secara teratur, menghubungi mereka untuk
menanyakan apa ada hal memarik yang sedang terjadi. Buatlah umber Anda
mudah menghuhungi Anda dengan memberikan kartu nama Anda kepada
siapa saja yang Anda jumpai dalam liputan Anda.
Siapa saja yang punya akses ke informasi, termasuk para sekretaris dan
kerani kantor, dapat menjadi sumber yang berguna bagi watawan. Mereka
bisa menyediakan salinan dokumen, dan sering tahu siapa orang yimg paling
tahu tentang topik tertentu. wartawan yang memperlakukan mereka dengan
penuh hormat akan mendapatkan bahwa permohonim wawancara dengan
atasan sekretaris akan lebih cepat dipenuhi.
Wawancara
Wartawan Amerika Kristin Gilger mengatakim, Wawancara yang trampil
adalah dasar bagi semua liputan dan penulisan yang baik. Wawancara
ditakdirkan menjadi informasi, pandangan dan pengalaman yang dibagikan
oleh sebuah sumber dalam percakapan dengan wartawan. Yang membuat
wawancara sedikit berbeda dengan percakapan biasa adalah bahwa
wartawanlah yang menentukan arah pertanyaannya.
Merancang wawancara tidak selalu mudah. Orang mungkin tidak mau
berbicara dengan wartawan, terutama jika beritanya kontroversial. Jika
tengah berhadapan dengan pejabat publik, mulailah dengan alasan bahwa
masyarakat punya hak untuk tahu apa yang dikerjakan pejabat itu. wartawan
berpengalaman menemukan bahwa mereka dapat membujuk bahkan
pejahat yang paling enggan pun untuk bersedia diwawancarai dengan
mengantisipasi segala dalih dan penghalang yang mungkin mereka ajukan.
Mereka tidak punya waktuWartawan dapat mengusulkim untuk bertemu di
waktu dan tempat yang paling nyaman bagi orang yang akan mereka
wawancarai. Membatasi lama waktu yang diminta juga akan membantu.
Mereka takut berita itu akan membuat mereka tampak buruk.

Memperlakukan orang lain dengan hormat dan mengatakan dengan persis


mengapa Anda ingin berbicara dengannya akan mengurangi rasa cemas
sang sumber.
Mereka tidak tahu akan bicara apa. wartawan harus menjelaskan mengapa
berianya memerlukan sudut pandang orang tertentu.
Mereka sulit dihubungi.
Wartawan sering harus menemui sekretaris atau pejabat huhungan
masyarakat untuk menghubungi orang yang akan mereka wawancarai. Jika
curiga bahwa pesannya tidak disampaikan kepada sumber itu, ada wartawan
yang akan menulis surat kepada sumber itu atau menelepon pada jam
makan siang atau setelah jam kantor untuk bisa menghubunginya.
Begitu Anda sudah bisa mendapatkan janji wawancara dan berhasil
menghuhungi sumber tersebut beserta topiknya, masih ada persiapan lain.
Kebanyakan wartawan mengembangkan satu daftar pertanyaan atau topik,
yang mereka bawa tapi tidak dibaca selama wawancara. Sebaliknya, mereka
akan menggunakan daftar itu menjelang akhir wawancara untuk memastikan
bahwa mereka tidak melupakan hal-hal penting. Daftar itu juga berisi
informasi lain, dokumen atau foto yang ingin mereka dapatkan dari sumber
mereka.
Pertanyaan adalah tulang punggung wawancara, kemudi yang menjaga
kapal tetap menuju ke arah yang benar. Pertanyaan yang bagus bisa
menghasilkim jawaban tak terduga, banyak informasi, dan kejutan.
Pertanyaan buruk bisa membuat Anda bertanya-tanya untuk apa Anda
bersusah payah berbicara dengan orang itu. Pertanyaan yang terlalu spesifik
dapat menjerumuskan Anda ke jalur yang salah.
Wawancara yang trampil adalah dasar bagi semua liputan dan penulisan
yang baik.
Pertanyaan pertama dalam sebuah wawancara penting karena akan
menentukan suasana kelanjutan wawancara. Banyak wartawan suka
memulai dengan sebuah pertanyaan pemecah kebekuan yang bisa
menyebabkan sumber bersikap santai. Pertanyaan itu membuatnya merasa
nyaman untuk menjawab. Bisa jadi pertanyaan ini tidak ada hubungannya
dengan keberadaan Anda di sana, tapi sering membantu membangun citra
positif pada Anda di mata sumher, dan hal ini bisa membangun semacam
kepercayaan dan keterbukaan.
Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang paling bagus berupa
pertanyaan yang memerlukan penjelasan dan tidak bisa dijawab sekadar

dengan ya atau tidak. Pertanyaan-pertanyaan itu juga tidak


mengandung penilaian karena tidak mengatakan sudut panding wartawan.
Ini adalah perbedaan antara Apa pendapat Anda tentang hal itu? dan Apa
gerangan pendapat Anda! Meskipun mengajukan pertanyaan yang bagus
itu penting, penting juga bersikap diam dan membiarkan orang yang
diwawancarai berbicara.
Wartawan yang baik adalah pendengar yang baik, dan sering mendapatkan
informasi yang paling berharga dengan bersikap diam. Apa yang Anda
dengar bisa saja memancing pertanyaan tambahan yang mungkin tidak
terlintas dalam benak Anda sebelumnya. Robert Siegel, yang bekerja pada
Radio Publik Nasional di Washington, D.C. berkisah tentang wawancara yang
dilakukannya dengan seorang diplomat Turki setelah Paul Yohanes Paulus II
terluka, ditembak oleh seorang warga Turki di Roma. Pertanyaan
pertamanya, Apakah Anda tahu seluk-beluk orang ini, Mehmet Ali Agca; di
mana ia tinggal, apa yang dilakukannya di sana, visa jenis apa yang
diberikan Italia kepadanya? Semua jawabannya adalah tidak. Setelah
mencoba lagi beberapa kali, Siegel berhenti sejenak, sudah hampir
menyerah. Dan diplomat itu mengisi keheningan itu dengan kata-kata
berikut, kecuall bahwa ia adalah narapidana pembunuh yang paling
tersohor di Turki, yang berhasil lolos dari penjara setelah membunuh
redaktur salah satu koran besar kami. Siegel mengatakan ia hampir saja
kehilangan sebuah berita besar dengan mengajukin pertanyaan-pertanyaan
yang terlalu dangkal. Ia mengakui bahwa sebuah cara lain yang lebih baik
untuk memulai wawancara mungkin adalah dengan mengatakan, Mohon
jelaskan ihwal orang ini.
Wartawan bisa melakukan wawancara tatap muka, lewat telepon, atau
secara online lewat email (surat elektronik) atau instant messaging
(pengiriman pesan langsung). Masing-masing pendekatan ini punya
kelebihan dan kekurangannya. Dalam wawancara tatap muka wartawan bisa
memperoleh pemahaman yang lebih lengkap tentang orang tersebut. Fotofoto apa saja yang dipajang di dinding? Apakah mejanya rapi atau
berantakan? Buku apa saja yang ada di rak? Menemui orang itu secara
langsung juga memberi wartawan kemampuan untuk menilai kredibilitas
sumber berdasarkan tingkah lakunya. Apakah ia tampak gugup atau
nyaman? Apakah ia mau menatap muka wartawan? Christopher (Chip)
Scanlan, direktur lokakarya penulisan pada Lembaga Poynter, sebuah
sekolah jurnalistik di Amerika Serikat, berkisah tentang wawancaranya
dengan seorang wanita yang baru saja kehilangan suaminya karena penyakit
kanker. Wanita itu membawanya berkeliling rumah, dan di kamar tidur ia
berkata, Anda tahu, setiap malam saya menaruh sedikit minyak wangi
(suami saya) di atas bantal, supaya saya bisa percaya bahwa ia masih ada
bersama saya. Ini adalah rincian yang bisa dicium dan dirasakan oleh
pembaca, yang tidak akan pernah diperoleh Scanlan melalui telepon atau
lewat komputer.

Wawancara lewat telepon kurang menyita waktu. Beberapa wartawan


merasa lebih nyaman sambil menulis catatan saat mereka tidak perlu
merasa repot untuk menjaga kontak mata dengan sumber. Mereka bahkan
bisa mengetik catatan di komputer. Wawancara lewat email berguna untuk
menghubungi orang-orang di tempat yang jauh, tapi wartawan tidak bisa
mendengar apa yang mereka ucapkan dan menanggapinya saat itu juga.
Pengiriman pesan langsung lewat Internet lebih mirip dengan wawancara per
telepon. Namun kedua metode online itu menimbulkan keraguan apakah
orang di seberang sana benar orang yang mengirim jawaban tersebut.
Karena masalah demikian inilah harian Virginian-Pilot di Norfolk, Virginia,
menetapkan sebuah kehijakan di ruang redaksi untuk liputan online:
Jika kita mengutip dari komunikasi elektronik, kita harus memastikan bahwa
komunikasi itu murni karena orang mudah sekali merekayasa alamat
pengirim atau membuka komputer dengan nama orang lain. Internet tidak
bisa diatur seperti halnya layanan kawat berita (seperti Reuter arau
Associated Press); pepesan kosong bisa datang dari mana saja. wartawan
yang menggunakan email atau bentuk-bentuk lain komunikasi online
hendaknya mengikuti standar profesi yang sama seperti halnya bentuk
komunikasi lainnya. Mereka harus mengidentifikasikan diri sebagai wartawan
dan menyebutkan informasi apa yang mereka cari serta alasannya. Mereka
perlu menerapkan ketrampilan pengecekan fakta dan berpikir yang sama
seperti yang akan mereka lakukan dengan setiap sumber lain. Apapun cara
yang mereka pakai dalam melakukan wawancara, wartawan biasanya punya
sejumlah pertanyaan penutup.
Pertama-tama, mereka mungkin meringkas percakapanitu untuk memastikan
bahwa mereka sudah mendengar secara akurat apa yang digunakan sumber.
Lalu mereka akan bertanya apa ada lagi yang ingin ditambahkan oleh irang
yang diwawancarai. Mereka juga akan meminta waktu yang paling baik
untuk bisa berhubungan kembali dengan orang tersebut. Dan banyak
wartawan punya pertanyaan pamungkas pada semua wawancara: Kepada
siapa lagi saya harus berbicara tentang hal ini?
Pertanyaan adalah tulang punggung wawancara.
Aturan Dasar
Kebanyakan wawancara dilakukan secara on the record. Artinya wartawan
dapat menggunakan apa saja yang sudah diucapkan dan merujuknya
langsung pada orang yang mengucapkannya. Penting untuk memastikan
bahwa sumber mengetahui hal ini, terutama ketika wartawan berurusan
dengan orang awam yang tidak terbiasa dikutip di koran atau di udara. Jika
informasi itu tidak on the record, wartawan maupun sumber harus sepakat
lebih dulu tentang syarat-syarat penggunaan informasi itu.

Sebuah wawancara latar belakang atau tidak untuk dirujuk biasanya


berarti bahwa informasi itu dapat digunakan dalam sebuah berita dan katakata sumber bisa dikutip langsung, tapi namanya tidak disebutkan. Tapi
sumber itu bisa diidentifikasikan secara umum, misalnya, sebagai seorang
staf kementrian luar negeri atau seorang insinyur perusahaan selama
sumber dan sang wartawan sepakat mengenai deskripsi yang akan mereka
pakai tentang sumber itu.
Banyak organisasi sudah menetapkan kebijakan tentang penggunaan
sumber yang tidak disebutkan namanya. Harian New York Times, misalnya,
menyatakan: Penggunaan sumber yang tidak diidentifikasi dibatasi untuk
situasi-situasi di mana tanpa hal itu koran ini tidak bisa mencetak informasi
yang dianggapnya dapat diandalkan dan layak berita.
Ketika kita menggunakan sumber itu, kita menerima kewajiban bukan saja
untuk menyakankan pembaca akan keterandalan sumber itu tetapi juga
untuk menyampaikan apa yang sudah kita ketahui tentang motivasinya.
wartawan hendaknya tidak cepat-cepat setuju untuk melakukan wawancara
latar belakang karena sumber kadang-kadang berusaha menggunakannya
untuk menutupi semacam serangan pribadi atau partisan, karena ia takut hal
itu tidak bisa ditelusuri sampai ke dirinya. Dan menggunakan sumber tanpa
nama akan membuat pembaca sulit mengevaluasi kredibilitas informasi itu.
Ada kalanya wartawan hanya bisa mendapatkan informasi latar belakang
karena hanya dengan cara itu sumber mau berbicara. Sumber yang takut
akan keselamatan dirinya jika orang lain tahu bahwa ia sudah berbicara
dengan wartawan mungkin hanya mau memberi informasi untuk latar
belakang.
Berikut adalah pedoman untuk memutuskan apakah Anda akan mau
menerima dan mengutamakan informasi latar belakang:
Berita itu sudah merupakan perhatian masyarakat luas.
Tidak ada cara lain untuk mendapatkan informasi yang bisa dimuat dalam
betira.
Sumber itulah yang tahu tentang kebenarannya.
Anda mau menjelaskan (dalam berita Anda) mengapa sumber itu tidak
mau disebut namanya.
Di sejumlah ibukota, pejabat pemerintah mau berbicara kepada wartawan
sebagai latar belakang serta sebagai latar belakang mendalam. Artinya
informasi itu dapat digunakan tapi bukan dalam bentuk kutipan langsung,

dan sumber itu tidak bisa diidentifikasi. wartawan bisa menulis hanya bahwa
pejabat itu diketahui percaya akan sesuatu atau hal lain.
Informasi yang ditawarkan off the record tidak bisa dipakai sama sekali.
Maka wartawan akan berusaha keras menghindari pengaturan demikian,
kecuali jika sumber itu begitu penting bagi beritanya sehingga ia tidak punya
cara lain lagi. Informasi off the record bahkan tidak boleh disampaikan
kepada sumber lain, tapi itu bisa memberi petunjuk kepada wartawan ke
sebuah berita yang layak dikejar.
Bagaimana pun pengaturannya, terserah kepada wartawan bagaimana ia
bisa meyakankan bahwa kedua belah pihak memahami dan sepakat dengan
aturan-aturan dasarnya sebelum wawancara dilakukan. Kadang-kadang
sumber ingin mengubah aturannya di tengah jalan dengan mengatakan hal
yang penting kepada wartawan tapi kemudian menambahkan, Tapi Anda
tidak akan menggunakannya, bukan? Itulah sebabnya penting menjelaskan
segala sesuatunya sejak awal, dan sepakat untuk tidak menahan informasi
kecuali sudah ada kesepakatan tersendiri sebelum berlanjut ke wawancara.
Wartawan juga harus jelas tentang sampai di mana mereka akan berusaha
melindungi identitas sumber. Dalam sejumlah yurisdiksi, wartawan mungkin
berisiko dipenjara jika mereka menolak mengungkapkan informasi tentang
seorang sumber dalam sidang pengadilan. Jika wartawan tidak mau
mengambil risiko menginap di penjara untuk melindungi sumber, ia harus
bilang begitu.
Kredibilitas adalah aset wartawan yang paling penting, dan keakuratan
adalah cara terbaik untuk melindunginya.
Ada wartawan yang trampil sekali dalam menjadikan informasi off the
record menjadi on the record. Eric Nalder adalah salah satunya. Ketika
sebuah wawancara off the record selesai, ia membaca ulang sebuah
kutipan yang sangat tidak berbahaya dan bertanya, Mengapa itu tidak
boleh dikutip? Ketika sang sumber mengizinkan ia menggunakan kutipan
itu, Nalder terus melihat-lihat catatannya, membaca kembali kutipankutipannya dan mendapat izin untuk mengutipnya dalam berita. Nalder
mengatakan ia pernah berhasil mengubah keseluruhan sebuah wawancara
dari off menjadi on the record. Sebagian karena sumber itu sekarang
sudah percaya bahwa ia akurat karena ia sudah mendengar kutipan itu
dibaca ulang.
Salah satu aturan dasar lain yang penting untuk dipahami wartawan adalah
penggunaan embargo atas suatu informasi yang disediakan oleh sumber.
Artinya informasi itu disediakan dengan syarat tidak akan digunakan sampai
waktu tertentu. Sebuah instansi pemerintah yang akan mengumumkan
sebuah kebijakan baru mungkin menyediakan ringkasan tertulis beberapa

jam atau bahkan satu hari sebelumnya. Itu memberi waktu kepada wartawan
untuk mencerna informasi tersebut sebelum sebuah konferensi pers
membuat kebijakan itu menjadi resmi. wartawan yang menerima informasi di
bawah embargo harus menghormatinya kecuali jika berita itu sudah
menyebar sebelum waktu yang ditentukan itu tiba.
Memahami Secara Tepat
Kredibilitas adalah aset wartawan yang paling penting, dan keakuratan
adalah cara terbaik untuk melindunginya. Untuk memastikan keakuratan,
wartawan harus meyakankan cek dan cek ulang atas semua informasi yang
mereka kumpulkan bagi sebuah berita. wartawan akan membuat kesalahan,
tapi itu harus jarang-jarang. Ketika sebuah koran Amerika, Oregonian, di
Portland mempelajari kesalahan mereka sendiri, redaksi menyimpulkan
bahwa kesalahan itu terutama terjadi karena tiga sebab;
Bekerja dengan ingatan;
Membuat asumsi;
Berhubungan dengan sumber tangan kedua.
Kita akan berbicara lebih lanjut tentang mendapatkan kebenaran dalam Bab
4 (Menyunting Berita). Tapi wartawan adalah jajaran pertahanan terdepan
organisasi berita terhadap kesalahan. wartawan yang membuat caratan
yang bagus dan sering melihat-lihatnya, dan yang mencari sumber utama
kapan saja, akan lebih sanggup patuh pada tiga aturan jurnalisme dari
mendiang penerbit Amerika Joseph Pulitzer: Keakuratan, keakuratan, dan
keakuratan.

3 MENYAMPAIKAN BERITA
Semua berita terdiri dari fakta, observasi, kutipan, dan rincian. Wartawan
hampir selalu punya lebih banyak informasi daripada yang bisa digunakan,
dan karena mereka sudah bekerja keras untuk mengumpulkan semua
informasi itu, secara alami mereka akan terdorong menggunakan sebanyak
mungkin informasi itu dalam berita mereka. Tapi menjejalkan semua fakta
yang cocok jarang bisa menghasilkan berita yang diceritakan dengan baik
untuk menggugah minat khalayak.
Akan lebih sulit memahami cerita yang kebanyakan informasi. wartawan
yang berusaha menjelaskan segala sesuatu mungkin hanya akan berhasil
membuat khalayaknya bingung. Lagi pula surat kabar hanya punya ruang
terbatas, radio dan televisi punya waktu terbatas, dan pembaca, pendengar

dan penonton hanya punya waktu luang dan perhatian terbatas untuk
menangkap berita itu.
Jurnalisme yang baik menyangkut seleksi, bukannya penjejalan, informasi.
wartawan harus menggunakan penilaian berita mereka untuk memutuskan
apa yang paling penting untuk dimasukan ke dalam berita dan bagaimana
urutannya. Bagi banyak wartawan, bagian tersulit dalam menyampaikan
berita adalah dalam memutuskan apa yang harus dibuang. Salah satu cara
untuk mengambil keputusan itu adalah dengan memilih inti atau tema yang
juga disebut fokus.
Fokus
Fokus sebuah berita pada dasarnya adalah jawaban atas pertanyaan,
Tentang apa sebenarnya berita ini. Untuk menentukan fokus, instruktur
penulisan Lembaga Poynter Chip Scanlan menyarankan lima pertanyaan
tambahan:
Apa beritanya?
Bagaimana kisahnya?
Apa gambarnya?
Bagaimana saya bisa menyatakannya dalam enam kata?
Lalu?
Bayangkan Anda tengah meliput sebuah kebakaran yang melanda dengan
cepat. Anda sudah banyak berbicara dengan warga dan mengamati
kerugiannya sepanjang hari. Sekarang Anda perlu memfokuskan berita Anda
sebelum mulai menulis. Di sini Anda mungkin bisa menggunakan pertanyaan
Scanlan untuk menemukan fokus Anda:
Apa beritanya?
Suatu kebakaran menghancurkan dua buah rumah di bukit sebelah timur
kota, tapi tidak ada yang terluka dan kawasan pertokoan kota itu selamat.
Bagaimana kisahnya?
Dua keluarga kehilangan rumah tapi bersyukur masih tetap hidup.
Apa gambarnya?

Para anggota keluarga itu saling berpelukan di dekat reruntuhan rumah


mereka yang masih berasap.
Bagaimana saya bisa menyatakannya dalam enam kata?
Kebakaran menghancurkan rumah tapi tidak semangat.
Lalu?
Kerugian harta benda dari kebakaran hebat terbatas.
Wartawan yang menulis kisah ini tahu bahwa lead-nya (paragrap
pertamanya) adalah tentang kedua keluarga yang kehilangan rumah
mereka; bahwa ia akan menggunakan kutipan di awal cerita dari seoring
anggota keluarga yang mengucapkan syukur bahwa semua orang selamat
dan bahwa ia juga akan memasukkan informasi umum tentang kerugian
harta benda. wartawan itu tahu bahwa ia dapat mengesampingkan sebagian
informasi yang sudah diperolehnya tentang jumlah dinas kebakaran yang
memberi tanggapan di kawasan pertokoan, tapi ia mungkin masih
memerlukan kutipan dari kepala dinas itu.
Hasil dari latihan mencari fokus ini tidaklah berarti bahwa setiap orang hanya
akan mempunyai satu fokus yang dapat diterima. Sebaliknya, wartawan
untuk organisasi berita yang berbeda mungkin saja menggunakan fakta
yang sama dan menulis berita mereka secara berbeda karena mereka
memutuskan fokus yang berbeda. Dalam kasus kebakaran hebat ini seorang
warnawan dapat saja menggunakan kelima pertanyaan itu dengan fokus
berbeda.
Apa beritanya?
Bisnis di kota kami lolos dari kehancuran akibat sebuah kebakaran yang
menghancurkan dua buah rumah di bukit sebelah timur kota.
Bagaimana kisahnya?
Para pemilik usaha bersyukur usaha mereka selamat kali ini.
Apa gambarnya?
Seorang pemilik usaha bersalaman dengan petugas kebakaran di luar
tokonya.
Bagaimana saya dapat menyatakannya dalam enam kata?
Kebakaran tidak bisa menghentikan bisnis.

Lalu?
Dampak ekonomi dari kebakaran itu terbatas.
Versi berita yang ini akan dimulai dengan kelegaan para pemilik usaha, dan
menggunakan kutipan di awal berita dari seorang pengusaha yang tokonya
selamat. Kedua berita itu akan memasukkan informasi yang sama bahwa
dua buah rumah hancur sedangkan kawasan pertokoan tidak terpengaruhtapi tekanan mereka akan berbeda. Mengetahui apa yang harus ditekankan
sebelum memulai menulis akan membantu wartawan memutuskan fakta dan
kutipan apa saja yang akan dimasukkan dan yang harus dibuang.
Seperti dicatat oleh William Zinsser dalam bukunya On Writing Well,
Pemikiran yang jernih menjadi penulisan yang jernih; salah satunya tidak
akan ada tanpa yang satunya lagi.Wartawan kawakan tidak akan menunggu
sampai hari usai, setelah mereka melakukan semua penelitian, wawancara
dan observasi mereka sebelum mencari fokus untuk berita mereka. Mereka
mungkin bahkan memulai proses liputan itu dengan sebuah fokus di
benaknya. Ini akan membantu mereka memutuskan ke mana harus pergi
dan siapa yang harus diwawancarai. Tentu saja fokus itu dapat berubah saat
mereka mengumpulkan informasi dan ini sering terjadi. Hal terpenting bagi
wartawan adalah memutuskan fokusnya sebelum duduk untuk mulai
menulis.
Punya fokus di benak baru merupakan langkah pertama dalam
merencanakan sebuah berita. Langkah kedua adalah menyusun berita itu
sehingga Anda akan tahu informasi apa akan ditaruh di mana. Mulailah
dengan mendaftar fakta-fakta dasar berita itu dengan memutuskan apa yang
akan ada di paling atas, di paling akhir, dan di tengah-tengah. Pilihlah
kutipan dan kutipan ucapan terbaik dari wawancara Anda dan putuskan di
mana kedua hal itu akan ditaruh dalam berita. Buat catatan tentang rincian
yang Anda yakan akan Anda masukkan. Sebelum mulai menulis, ada
wartawan yang menemukan gunanya membuat garis besar di atas kertas
yang dapat mereka pakai sebagai semacam peta bagi berita itu.
Penulisan
Tulisan berita yang baik itu ringkas, jelas dan akurat. Ini terdengar
sederhana, tapi sebenarnya sangat menantang. Seperti yang sudah kita
sebutkan di muka, wartawan punya kecenderungan untuk memasukkan apa
saja yang mereka ketahui dalam berita. Tapi berita yang langsung pada inti
beritanya cenderung menarik minat para pelanggan berita yang sibuk dan
organisasi berita yang membiarkan berita mereka mengalir terus akan
kehabisan ruang dan waktu untuk meliput berita lain.

Secara umum berita berisi kalimat-kalimat dan paragraf yang lebih pendek
daripada hampir segala jenis tulisan lain. Setiap paragraf berisi satu ide
pokok. Satu paragraf baru muncul jika ada gagasan, tokoh atau tempat baru
yang diperkenalkan.
Wartawan menggunakan bahasa langsung yang sederhana dan mudah
dipahami, dengan lebih banyak kata benda dan kata kerja daripada kata sifat
dan kata keterangan. Berita yang ditulis dengan baik tidak kabur, bersayap,
atau mengulang-ulang karena setiap kata bermakna. Seperti dicatat oleh E.
B. White dalam buku klasiknya, The Elements of Styles, salah satu aturan
dasar penulisan adalah, Buang kata-kata yang tidak perlu.
Penulisan Berita yang baik adalah ringkas, jelas, dan akurat.
Penulis yang baik selalu berusaha memilih kata yang tepat untuk
menyampaikan apa yang mereka maksudkan. Sebagaimana kata penults
Amerika abad ke-19 Mark Twain, Perbedaan antara kata yang benar dan
kata yang hampir benar adalah perbedaan antara halilintar (lightning) dan
kunang-kunang (lightning bug). wartawan secara rutin membuka-buka
kamus dan buku referensi untuk memastikan bahwa kata yang mereka pilih
benar-benar mempunyai arti seperti yang ada dalam benak mereka.
Karena menulis untuk khalayak umum, wartawan juga berusaha menghindari
penggunaan jargon yakni bahasa untuk kalangan tertentu atau istilahistilah teknis yang tidak dipahami kebanyakan orang. Seorang jurubicara
rumah sakit mungkin menggambarkan seorang pasien yang mengalami
laserasi dan kontusio, sedangkan wartawan harus menggunakan istilah
yang lebih sederhana seperti lecet-lecet dan memar. Jika istilah teknis
terpaksa harus digunakan untuk menjaga keakuratan, sangat baik kalau ada
penjelasannya. Misalnya, istilah bahan bakar fosil dalam sebuah berita
tentang pemanasan global hendaknya menyertakan daftar penting apa saja
bahan bakar itu: batu bara, minyak dan gas bumi. wartawan juga harus
menghindari penggunaan eufemisme, yakni kata-kata atau ungkapan
berlebihan yang mungkin hanya akan membingungkan dan menyesatkan
pemahaman khalayak saja. Jika dewan kota melakukan pemungutan suara
untuk menyetujui, sebuah fasilitas petistirahatan terakhir baru, berita di
radio atau di surat kabar keesokan harinva hendaknya memberitahu warga
bahwa kota mereka merencanakan membangun pemakaman baru
Salah satu prinsip utama dalam menulis berita adalah menunjukkan kepada
khalayak apa yang sudah terjadi ketimbang sekadar berkisah tentang hal itu
saja. Misalnya, alih-alih mengatakan bahwa para anggota keluarga yang
tengah menyaksikan pemakaman tampak sangat berduka, sebuah berita
yang ditutis dengan baik akan menyampaikan rasa duka mereka dengan
menggambarkan bagaimana mereka saling berpelukin dan tersedu-sedan.
Alih-alih sekadar memberitahu pembaca bahwa seorang berbadan sangat

tinggi, penulis yang baik akan mengatakan bahwa orang itu terpaksa harus
menunduk ketika melewati pintu.
Keakuratan amat sangat penting dalam menulis berita. Sebuah berita yang
akurat menggunakan hal-hal yang mendasar dengan benar: tata bahasa,
ejaan, tanda baca, tanggal, alamat, jumlah, dan segala macam rincian yang
dipakai dalam berita. Salah menyebut nama dan umur seseorang adalah
jenis kesalahan yang bisa mengikis kredibilitas wartawan. Berita yang akurat
juga menceritakan sebuah kisah yang lengkap, bukan hanya dari satu sisi.
Itu tidak berarti bahwa setiap berita harus mencakup apa saja yang harus
diucapkan tentang sebuah topik. Tapi ini artinya wartawan harus tidak boleh
mengesapingkan informasi kunci sehingga arti berita itu menjadi terpelintir.
Misalnya, menulis bahwa sebuah uji coba baru akan membuat deteksi kanker
mulut menjadi lebih mudah mengisyaratkan bahwa uji coba yang lama tidak
bisa diandalkan. Jika uji coba baru itu hanya sekadar lebih cepat, wartawan
harus mengatakan hal itu. Kita akan membahas masalah keakuratan dengan
lebih panjang lebar di Bab 4, Menyunting Berita.
Lead
Awal sebuah berita dikenal dengan sebutan lead, dimaksudkan untuk
menangkap perhatian dan menarik pembaca, pendengar atau penonton ke
berita itu. Ada dua jenis pokok lead: keras dan lunak. Lead yang keras
meringkas fakta-fikta utama sebuah berita kelima W dan satu H yang
dibahas dalam Bab 2 sedangkin lead yang lunak mungkin menyebutkan
lokasi atau memperkenalkan seorang tokohnya. Cara lain untuk melihat
perbedaan antara kedua jenis itu adalah dengan menganggap lead keras
sebagai jawaban atas pertanyaan, Apa beritanya?, dan lead yang lunak
menjawab pertatanyaan Bagaimana kisahnya?
Masing-masing jenis lead itu dapat dipakai dalam sebuah herita keras.
Misalnya, berita tentang pemilihan seorang perdana menteri baru dapat
ditulis dengan satu atau beberapa cara. Lead yang keras mungkin akan
berbunyi seperti ini:Mantan pemimpin pemberontak Joshua Smith terpilih
sebagai perdana menteri malam ini, memenangkan lebih dari 80 persen
suara dalam pemilihan demokratis pertama di negen ini sejak 1993.
Lead yang lunak akan menggunakan pendekatan yang berbeda:
Dibesarkan di Youngstown, Joshua Smith ketika anak-anak punya banyak
mimpi besar. Selalu lebih kecil dari umurnya, ia mengatakan anak-anak yang
lebih besar suka mengompasnya. Ketika ia mengatakan kepada guru tata
bahasa bahwa suatu hari ia akan menjadi perdana menteri, gurunya tertawa.
Tak seorang pun tertawa sekarang. Smith memenangkan pemilihan kemarin
dengan lebih dari 80 persen suara, menjadi pemimpin pertama yang dipilih
secara demokratis sejak 1993 di negara itu.

Terlihat bahwa lead keras cenderung lebih pendek daripada lead lunak
sering hanya terdiri satu kalimat. Sementara lead yang lunak bisa lebih
panjang, setiap kalimat dalam lead ini mendukung poin utama berita itu. Dan
kedua jenis lead ini mengandung unsur yang paling layak berita.
Memilih jenis lead yang tepat bergantung pada banyak faktor, termasuk
makna dan kecocokan waktu bagi berita itu, serta jenis organisasi berita,
penerbitan dan siaran yang terlibat. Kawat berita, situs berita online, dan
siaran berita radio yang mengandalkan pada kecepatan waktu biasanya
menggunakan lead keras. Siaran berita atau majalah mingguan lebih
cenderung menggunakan lead lunak dengan asumsi bahwa kebanyakan
khalayaknya akan memahami fakta inti berita itu.
Jenis lead lunak yang paling umum adalah lead beranekdot, mirip dengan
yang dipakai dalam berita tentang perdana menteri di atas. Menurut definisi,
anekdot adalah sebuah kisah pendek; ketika dipakai sebagai lead, anekdot
melukiskan atau meramalkan sebuah berita yang lebih besar.
Sebuah berita tentang tren masyarakat mungkin dimulai dengan beberapa
anekdot atau contoh terkait. Dalam kasus yang jarang, kutipan atau
pertanyaan bisa menjadi cara paling baik untuk memulai berita. Semua jenis
lead ini juga dapat disebut sebagai lead yang dilambatkan karena
pembaca harus menunggu sampai beberapa kalimat untuk menentukan
tentang apa sebenarnya berita itu.
Struktur Berita
Semua berita punya struktur seperti halnya setiap orang punya tulang
punggung. Tanpa struktur sebuah berita hanya akan berupa kumpulan fakta
tak beraturan dan tidak ada yang menyatukannya. Struktur sangat penting
bagi berita agar bisa dipahami dan bermakna, tapi tidak semua berita harus
berstruktur sama. Penulis yang baik memilih bentuk yang paling cocok untuk
berita yang mereka sampaikan.
Piramida Terbalik
Banyak berita dimulai dengan informasi yang paling layak berita, mengikuti
sebuah struktur cerita tradisional yang dikembangkan lebih dari 100 tahun
yang lalu. Piramida terbalik meletakkan informasi yang paling penting di
puncak, diikuti oleh informasi lain yang tingkat pentingnya semakan
menurun. Bentuk ini berguna manakala kecepatan waktu murupakan hal
pokok.
Jika Anda menjadi orang pertama yang melaporkan sebuah perkembangan
penting, Anda ingin menceritakan kepada khalayak apa yang sudah terjadi
tepat di puncak berita Anda. Sebuah laporan tentang badai dahsyat,

misalnya, kemungkinan besar akan dimulai dengan jumlah korban tewas dan
lokasi yang terlanda paling parah. Penulis yang menolak menggunakan
struktur ini, padahal harus, bisa dituduh mengubur lead sehingga khalayak
sulit menentukan apa pentingnya berita itu.
Dalam struktur piramida terhalik, informasi yang mengikuti lead
mengembangkan poin yang ada dalam lead. Dalam kasus laporan badai
dahsyat itu, penulis mungkin akan menggambarkan lokasi yang paling parah
dan kemudian menyertakan kutipan dari seorang korban yang selamat atau
petugas penolong darurat. Paragraf-paragraf pendukung akan menguraikan
topiknya, mengisi dengan rincian dan menyediakan latar belakang badai
tersebut.
Dalam berita yang lebih panjang, wartawan mungkin akan menyertakan
informasi sekunder yang terkait dengan tema utama itu tapi secara tidak
langsung. Kisah tentang badai itu, misalnya, bisa mengikutkan informasi
tentang upaya penyelamat internasional, dan kebutuhan para korban
selamat, baik segera maupun untuk jangka panjang. Salah satu sebab
populernya struktur ini adalah karena redaksi dapat memangkas ujung cerita
untuk menghemat ruang dan waktu tanpa khawatir akan menghilangkan
informasi utamanya.
Jam Pasir
Bentuk modifikasi dari piramida terbalik dikenal dengan nama struktur jam
pasir. Dalam cara yang sama srtuktur ini dimulai dengan informasi yang
paling penting tapi setelah beberapa paragraf terjadi pembelokan dan
menjadi sebuah narasi, biasanya diceritakan dalam susunan kronologis.
Masih dengan contoh tentang badai dahsyat itu, wartawan bisa mulai
dengan lead keras, diikuti dengan beberapa paragraf pendukung, dan
kemudian menceritakan kisah tentang badai itu sebagaimana diksikan oleh
seorang korban selamat. Bentuk berita seperti ini memerlukan transisi yang
jelas antara bagian pembuka dan bagian narasi. wartawan mungkin menulis
begini: Petani Iqbal Khan berada di lumbung ketika angin berhembus
keras sebagai awal dari setengah bagian bawah jam pasir itu.
Beberapa berita ditulis dalam bentuk yang murni kronologis, tapi struktur ini
paling sering dipakai untuk feature.
Berlian
Berlian adalah sebuah struktur berita yang lain. wartawan yang
menggunakan struktur ini akan mulai dengam sebuah anekdot,
memperkenalkan seorang tokoh yang pengalamannya menggambarkan
ihwal berita itu. Kisah kecil ini kemudian akan melebar untuk menunjukkan
maknanya yang lebih luas.

Menjelang akhir berita, wartawan akan kembali ke masing-masing tokoh


dalam berita itu sebagai cara untuk menutup narasi.
Wartawan yang menggunakan struktur ini sering menggunakan piranti yang
disebut sebagai paragraf inti (nut paragraph) untuk menjelaskan
mengapa berita itu penting. Kata nut merujuk pada inti berita itu yang
keras. Jack Hart, kepala redaksi harian Oregonian di Portland, mengatakan
paragraf demikian dapat menjawab setiap pertanyaan yang muncul pada
lead, menjelaskan mengapa berita-berita itu penting, dan menempatkan
berita itu dalam konteks yang bermakna. Paragraf demikian harus muncul
cukup dini dalam berita itu agar pembaca menjadi jelas mengapa ia harus
mau bersusah payah membacanya.
Bentuk berlian ini sering dipakai dalam berita televisi dan laporan surat
kabar. Misalnya, seorang wartawan mungkin memulai berita tentang sebuah
pengobatan buru untuk pasien AIDS dengan mengisahkan seorang pasien
yang memerlukan pengobatan itu, kemudian menerangkan tentang obat
eksperimennya serta bagaimana obat itu bekerja, dan menutup dengan
mencatat bahwa para dokter memberi waktu yang terbatas saja untuk tetap
hidup kepada pasien yang kita jumpai sebelumnya jika pengohatan baru itu
tidak efektif. Tulisan yang baik, kata seorang redaktur majalah, membuat
penonton penasaran untuk mengetahui kelanjutannya.
Penutup
Kecuali jika Anda menggunakan struktur piramida terbalik yang tradisional
itu dan menduga bahwa bagian akhir berita Anda akan dipangkas oleh
redaksi, adalah ide yang baik jika Anda memikirkan sebuahh penutup ketika
mulai menulis berita itu, sama bergunanya dengan Anda memikirkan tujuan
Anda ketika sedang memulai sebuah perjalanan. Ini terutama penting dalam
acara berita media siaran karena hakikat dari penyampaian berita itu.
Tidak seperti berita di media cetak atau online, berita media siaran bersifat
linier penonton atau pendengar tidak bisa memilih urutan penyampaian
informasinya dan penelitian menunjukkan bahwa penonton dan pendengar
cenderung mengingat informasi terakhir dengan paling baik.Karena itu,
banyak berita media siaran menyertakan penutup sebagai ikhtisar berita,
sekaligus memperkuat poin utama berita itu.
Penutup sering menggunakan bagian awal berita, karena akan kembali
merujuk ke tempat atau orang penting. Dalam narasi yang kronologis,
penutup adalah apa yang terjadi paling akhir. Jika sebuah berita mengusung
sebuah masalah, maka penutupnya mungkin menawarkan sebuah solusi.
Penutup biasanya merujuk ke masa depan, ke apa yang mungkin terjadi
selanjutnya. Dan kadang-kadang sebuah berita mungkin diakhiri dengan
sebuah kutipan atau ucapan orang yang kuat. Tapi cara demikian jarang

dibenarkan, dan hendaknya hanya dipakai jika kutipan itu benar-benar kuat
sehingga menambahkan apa saja yang lebih kuat dari itu hanya akan
menimbulkan kekecewaan khalayak.
Rujukan
Perbedaan pokok antara sebuah berita dan tajuk rencana atau kolom opini
adalah dalam penggunaan rujukan. Rujukan sekadar menjawab pertanyaan
Siapa yang mengatakan? Ini mengidentifikasi sumber informasi yang
dilaporkan wartawan, terutama pernyataan yang kontroversial atau informasi
yang patut dipertanyakan. Rujukan bisa tersurat maupun tersirat.
Berikut contoh tentang rujukan yang tersurat atau langsung. Orang itu
ditahan dan dituduh melakukan pembunuhan, ujar sersan polisi Antonio
Costa.
Jika ditulis kembali dengan rujukan tersirat atau tidak langsung, kalimat itu
akan berbunyi, Polisi menahan orang tersebut dan menuduhnya melakukan
pembunuhan.
Dalam kedua cara itu, khalayak dapat mengatakan bahwa sumber informasi
itu adalah polisi. Salah satu alasan utama memberi rujukan atas informasi
dalam kebanyakan berita adalah menyerahkan kepada pembaca, penonton
dan pendengar untuk memutuskan sendiri apakah mereka akan percaya
atau tidak. Misalnya, sebuah laporan bahwa Korea Utara memutuskan untuk
menangguhkan program nuklirnya dapat dirasakan lebih atau kurang
kredibel oleh sejumlah khalayak, bergantung pada siapa yang dikutip
mengatakan demikian: seorang pejabat Cina yang berkunjung atau sebuah
tim ilmuwan internasional.
Alasan lain untuk rujukan adalah untuk meletakkan tanggung jawab atas
suatu pernyataan yang kontroversial pada tempatnya, yakni pada orang
yang mengatakannya, bukan pada wartawan atau organisasi berita. Ini tidak
berarti kekebalan dalam perkara tuntutan hukum karena perlindungan
hukum berbeda-beda dari satu negara ke negara lain. Tapi membuat jelas
siapa yang melapokan tuduhan atau mengambil posisi tertentu merupakan
suatu praktik jurnalistik yang baik.
Namun tidak semua informasi dalam sebuah berita harus dirujuk. Menyebut
nama untuk setiap keping informasi akan membuat berita itu hampir tidak
dapat dipahami. Informasi yang diamati oleh wartawan secara langsung bisa
disebutkan tanpa rujukan. Fakta yang tidak dipertentangkan atau yang
sudah diterima dengan baik juga tidak perlu diberi rujukan.
Misalnya, wartawan bisa melaporkan tim mana yang memenangkan
pertandingan sepak bola tanpa rujukan karena skor akhirnya sudah pasti.

Tapi menulis bahwa seorang calon pejabat menang dalam sebuah debat
perlu dirujuk karena alih-alih ini akan melanggar garis antara fakta dan opini.
Kutipan dan Sound Bite
Berita terutama disampaikan melalui kata-kata wartawan, tapi kebanyakan
berita menyertakan kata-kata orang lain dalam bentuk kutipan atau sound
bite. Bila dipakai secara efektif, kutipan dapat memperkuat berita dengan
membagikan pengalaman langsung dan orang yang terlibat. Kutipan di awal
sekali sebuah berita akan membuatnya lebih menarik perhatian khalayak
karena kutipan itu menyediakan hubungan pribadi dengan berita itu.
Menurut definisi, kutipan harus diberi rujukan sehingga khalayak tahu siapa
yang mengucapkannya. Kutipan langsung setidaknya sepanjang satu kalimat
dan kata-katanya persis dengan kata-kata pengucapnya. Kata-kata itu
dipakai ketika sebagian besar dari apa yang dikatakan pengucapnya layak
diulangi. Kutipan sebagian, terutamaa di media cctak, bisa terdiri satu kata
atau ungkapan saja dari pcngucapnya, yang dipakai manakala kalimat
penuhnya terlalu panjang sehingga akan membingungkan. Wartawan punya
tanggung jawab untuk meletakkan kutipan sebagian ke dalam konteks
sehingga maksud sang pengucap tidak berubah.
Misalnya, ketika Presiden Prancis Jacques Chirac berbicara kepada warganya
beberapa minggu setelah terjadi kerusuhan sosial, ia mengatakan: Kita
tidak akan bisa membangun apa-apa yang kekal tanpa memerangi
diskriminasi, yang merupakan racun bagi masyarakat. Sejumlah wartawan
menggunakan kutipan penuh dalam berita mereka. Tapi harian Guardian di
London hanya mengutip satu kata saja dalam lead-nya: Jacques Chirac
meluncurkan sebuah seruan untuk memerangi racun diskriminasi ras.
Tidak pernah ada gunanya mengutip apa saja yang diucapkan seseorang
dalam wawancara. Tapi bagaimana cara memilih apa yang harus dikutip
secara langsung? Aturan dasarnya sederhana saja: Jangan menggunakan
kutipan langsung atau sound bite jika Anda bisa mengucapkan hal itu
sendiri.
Begitu banyak berita yang penuh dengan kutipan sehingga melanggar
aturan ini, kebanyakan keluar dari mulut pejabat. Hindari kutipan yang hanya
berupa menyebutkan fakta, terutama dalam bahasa birokrasi. Siapa yang
perlu mendengar kata walikota seperti, Kami berharap dapat mengambil
keputusan minggu depan mengenai rencana darurat untuk membagikan
dana kota kepada orang-orang berpendapatan rendah? Informasi seperti itu
lebih baik ditulis kembali dengan bahasa yang lebih jelas dan ringkas oleh
wartawan.

Misalnya, Paling tidak seminggu lagi warga bisa berharap mendapatkan


uang dari kota, demikian keterangan walikota.
Kutipan yang paling baik bersifat subyektif, menambah wawasan dan
perspektif ke dalam berita. Bahasanya berbunga-bunga dan mencerminkan
pengalaman pribadi seseorang atau pengetahuan yang luas. Kutipan
mengandung gairah pengucapnya, kata wartawan investigasi televisi Tony
Kovaleski.
Selama wawancara, cobalah menangkap gairah itu, ujarnya. Selama
menulis, pastikan gairah itu tidak terlewatkan. Salah satu aturan yang
menonjol adalah menggunakan kutipan yang terdengar otentik, bukan yang
seolah-olah dibaca dari sebuah catatan.
Begitu Anda sudah memilih kutipan terbaik, bangunlah cerita Anda di
sekeliling kutipan itu. Tapi wartawan Bob Dotson dari jaringnn televisi AS NBC
mengingatkan, Jangan menggunakan sound bite untuk menggantikan cara
bercerita yang lebih efektif. Wartawan yang sekadar merangkai berbagai
kutipan atau sound bite biasanya mau gampangnya saja.
Bilangan
Seorang pengajar jurnalistik pernah menggambarkan mahasiswanya sebagai
murid yang baik tapi benci matematika. Kebanyakan wartawan tidak akan
pernah suka matematika, tapi mereka memerlukannya, dan mereka perlu
tahu sebabnya. Bilangan mungkin terlihat kokoh dan faktual, tapi bukan
berarti tidak pernah gagal. Wartawan perlu kemahiran soal angka untuk bisa
membedakan antara sebuah bilangan tanpa makna dan bilangan yang
bermakna. Kalau tidak, risikonya mereka akan menulis berita yang
menyesatkan dan membingungkan. Itu yang paling baik. Yang paling buruk
adalah berita itu salah sama sekali.
Wartawan memerlukan intuisi matematis agar bisa tahu bahwa angka-angka
yang mereka lihat tidak bertambah. Mereka perlu mekanisme matematika
untuk menemukan makna di balik angka dan data. Mereka memerlukan
konsep matematika untuk memahami perbankan dan bisnis, masa pailit dan
masa jayanya. Sederhananya, wartawan perlu ketrampilan matematik agar
angka-angkanya masuk akal seperti halnya mereka perlu ketrampilan
bahasa agar kata-kata mereka masuk akal.
Wartawan yang kompeten mahir dan sekaligus cermat soal angka. Mereka
cepat mengetahui adanya jumlah yang tidak masuk akal, dan punya
pengetahuan dasar yang berguna dalam bidang berhitung dan statistik
sehingga mereka bisa mengkonfirmasi keraguan mereka. Mereka tahu cara
mengkalkulasi persentase, rasio, kurs valuta asing, dan hubungan-hubungan
lain antar-bilangan yang bisa menyampaikan berita dengan lebih baik

daripada data kasar. Mereka dapat dan harus menerjemahkan bilangan ke


dalam istilah-istilah yang dapat dipahami penonton dan pembaca dengan
lebih mudah.
Wartawan yang mahir matemarika menjadi makan penting dalatn dunia yang
makan teknis sekarang ini. Mereka adalah penulis dan penyunting yang bisa
mengevaluasi dan menjelaskan perkembangan statistik, kedokteran,
teknologi dan ekonomi. Mereka adalah wartawan yang dapat menemukan
berita dari database dan mengolah angka-angka sendiri, bukannya
menunggu orang lain dengan kepentingan tertentu untuk melakukannya.
Begitu angka-angka sudah dicek dan dicek ulang, wartawan harus
memutuskan bagaimana akan menggunakannya dalam berita mereka.
Aturan pokoknya adalah: Makan sedikit bilangannya, makan baik. Bilangan
harus dibulatkan agar sederhana dan diletakkan ke dalam konteks agar jelas.
Angka itu sendiri maknanya kecil, ajar Paul Hemp, penulis Ten Practical Tips
for Business and Economic Reporting in Developing Economics. Makna yang
sesungguhnya ada dalam nilai relatifnya. Maka cerita tentang peningkatan
pengeluaran pada sebuah sekolah mungkin menerjemahkan bilanganbilangan yang kasar ke dalam jumlah dana tambahan yang harus ditanggung
setiap siswa. Berita tentang jumlah orang yang meninggal karena kanker
paru-paru setiap tahun mungkin mencatat bahwa angka itu setara dengan
jumlah korban pada pesawat jet jumbo yang jatuh setiap hari.
Wartawan yang gagal menguasai matematika akan kekurangan ketrampilan
dasar yang diperlukan untuk menafsirkan banyak dari informasi tentang
dunia di sekeliling mereka, seperti statistik kejahatan, standar polusi, dan
angka pengangguran.
Tanpa ketrampilan matematika yang cocok bagi lingkungan mereka,
wartawan pasti akan kesulitan dalam mendapatkan keakuratan.

4 MENYUNTING BERITA
Pukul sembilan pagi. Rapat redaksi dimulai dengan pembahasan tentang
berita-berita yang digarap siapa pun yang bertugas hari itu. Beberapa
wartawan dan jurukamera sudah mendapat tugas dan sudah pergi ke luar
untuk meliput. Sebagian dari mereka mendapat tugas itu tadi malam,
lainnya dikirim ke luar pagi ini setelah ada panggilan rapat yang melibatkan
para manajer puncak bidang pemberitaan. Wartawan yang belum
mendapatkan tugas melemparkan gagasan dalam rapat itu guna
mendapatkan persetujuan para manajer untuk membuat berita itu untuk
acara berita malam atau surat kabar besok. Redaktur penugasan membaca

daftar kejadian-kejadian yang sudah terjadwal yang mungkin bisa layak atau
tidak layak diliput.
Begitu keputusan sudah diambil, para manajer menyusun sebuah
anggaran, atau menjajarkan berita-berita yang mereka harap segera bisa
terbit atau ditayangkan.
Pada titik ini Anda mungkin mengira bahwa para manajer dapat duduk
kembali dan bersantai. Namun tidak ada keputusan yang dibuat di ruang
redaksi bersifat tetap. Akan ada berita-berita tak terduga, dan ada berita
yang harus dibuang karena tidak terjadi sebagaimana diperkirakan. Berita
lain akan memerlukan laporan lebih banyak dan tidak akan selesai hari ini.
Memutuskan berita apa yang akan diteruskan, apa yang dibuang, dan apa
yang harus ditahan dulu adalah tugas para manajer pemberitaan, yakni para
redaktur dan produser. Mereka akan memilih dan mengubah berita hari itu
berdasarkan pada maknanya, daya tariknya, perkembangan berita, dan
waktu serta ruang yang tersedia.
Tapi tugas para redaktur masih belum selesai. Sebelum surat kabar dicetak
atau siaran berita diudarakan, mereka punya peran sangat penting lain.
Tugas mereka kali ini adalah memastikan bahwa berita-berita yang
disampaikan kepada publik ditulis dengan baik dan disampaikan secara baik
serta akurat, lengkap dan adil.
Kebanyakan ruang redaksi punya lebih dari satu redaktur. Tidak ada satu
orang pun yang bisa menangani sendiri banyaknya berita yang dihasilkan
oleh kebanyakan organisasi berita setiap hari. Di ruang redaksi mungkin ada
beberapa lapis redaktur yang pada akhirnya melapor kepada orang yang
bertanggung jawah atas divisi pemberitaan, yakni pemimpin redaksi surat
kabar atau redaktur pemberitaan media siaran. Seperti yang Anda lihat,
tugas redaktur memerlukan sejumlah ketrampilan, kemampuan berbahasa
yang tinggi dan kemampuan untuk menangani perubahan agenda, serta
bekerja tak kenal lelah di bawah tekanan.
Tugas di Surat Kabar
Sebuah surat kabar harian yang khas punya staf wartawan yang meliput
sejajaran berita. Kebanyakan wartawan di tingkat lokal biasanya bekerja
untuk divisi kota atau metro, dengan meliput kejadian-kejadian di
masyarakat yang mereka layani. Surat kabar besar dengan jangkauan
nasional menambahkan divisi nasional dan internasional dan beberapa
wartawannya ditempatkan di ibukota negara dan di beberapa negara asing.
Ada wartawan yang bekerja untuk seksi-seksi khusus sebuah surat kabar
yang meliput peristiwa olahraga, bisnis atau feature. Masing-masing divisi

atau seksi ini dikepalai oleh seorang redaktur yang kemungkinan dibantu
oleh satu orang redaktur yunior atau lebih.
Redaktur surat kabar memberikan penugasan berita. Mereka menyunting
naskah dan menyelia desain serta tata letak halaman. Di kebanyakan surat
kabar besar, para redaktur berspesialisasi pada salah satu saja tugas ini, tapi
di surat kabar yang lebih kecil, satu orang mungkin memegang semua tugas
itu. Selain itu, koran mungkin juga punya sejumlah jurukamera, serta
seorang redaktur grafik yang menyelia tugas para seniman dalam membuat
peta, bagan dan grafik-grafik informatif lainnya. Koran besar juga punya satu
staf peneliti yang membantu wartawan mencari latar belakang suatu berita
dan yang mengurus sebuah perpustakaan atau kamar mati yang
menyimpan berita-berita yang dimuat oleh surat kabar itu.
Tugas di Media Siaran
Ruang redaksi media siaran tidak serapi ruang redaksi surat kabar.
Kebanyakan wartawan media siaran tidak terspesialisasi untuk meliput berita
khusus tapi mungkin mendapatkan tugas khusus untuk warta berita pagi
atau tengah malam. Semua berita ini dikumpulkan oleh seorang produser. Ia
memutuskan berita mana saja yang akan ditayangkan, panjangpendeknya,dan bagaimana urutannya. Di surat kabar besar, seorang
redaktur pelaksana menjalankan tugas para produser itu.
Selain wartawan, media siaran juga mempunyai pembaca berita yang
muncul di udara dan memperkenalkan berita-berita yang sudah diliput oleh
para warrawannya hari itu. Pembaca berita televisi dan radio biasanya
muncul pada lebih dari satu acara berita dalam satu hari.
Tugas redaktur/editor di ruang redaksi televisi kadang-kadang diberikan
kepada orang yang mengurusi pembuatan sebuah acara berita. Ia
menyunting gambar video dan suara untuk menghasilkan produk akhir yang
akan ditayangkan. Di banyak ruang redaksi, jurukamera yang mengambil
gambarlah yang menyunting video, dengan bekerja bersama seorang penulis
naskah dan dilengkapi dengan suara sang wartawan.
Peran Redaksi
Redaktur adalah wartawan yang kuat dan sekaligus pemimpin di ruang
redaksi.
Baru-baru ini sebuah daftar tugas redaktur sebuah surat kabar berbunyi:
Orang ini harus punya ketrampilan kuat dalam bidang tulis-menulis,
menyunting, dan tata letak Ia harus akurat, bertanggung jawab, bisa
bekerja dengan baik di dalam sebuah atmosfer tim, dan memiliki
ketrampilan menyelia. Stasiun televisi besar yang mencari produser baru

mensyaratkan, penilaian yang andal atas beritaketrampilan tulis-menulis


tinggiharus punya ketrampilan manajemen, harus berorientasi pada
banyak tugas, dan terorganisasi dengan baik.
Seperti terlihat, redaktur adalah wartawan yang kuat dan sekaligus
pemimpin di ruang redaksi. Mereka terlibat dalam proses pemberitaan dari
awal sampai akhir. Rrdaktur memerlukan penilaian yang baik atas berita
karena mereka berfungsi sebagai manajer penugasan, bertanggung jawab
untuk memutuskan berita apa saja yang akan diliput dan oleh siapa saja.
Mereka harus pandai menulis untuk bisa membantu membentuk berita yang
tengah berkembang, membahasnya dengan wartawan di bidang masingmasing dan memutuskan di mana harus mengerahkan tenaga lagi untuk
meliput sudut-sudut tambahan. Redaktur terlibat langsung dalam keputusan
tentang penyajian berita, menulis dan memilih judul berita, keterangan
gambar, foto, dan ilustrasi. Dan mereka harus memimpin dan memotivasi
karyawan yang melapor kepada mereka.
Redaktur dan produser bekerja sama erat dengan wartawan, membahas dan
mengulas berita-berita mereka. Redaktur surat kabar memeriksa naskah,
memilih ilustrasi baik grafik maupun foto dan memutuskan tata letak
berita itu di halaman koran dan judulnya. Di kebanyakan ruang redaksi
media siaran, wartawan tidak merekam naskah atau menyusun berita
mereka sebelum produser menyetujui isi beritanya. Produser juga
memutuskan susunan berita dalam siaran berita dan jumlah waktu yang
disediakan untuk masing-masing berita.
Menyunting Naskah
Redaktur berfungsi sebagai mata kedua untuk menemukan kesalahan dalam
sebuah berita. Tekanannya di sini adalah pada kata kedua. Itu karena
wartawan harus selalu memeriksa sendiri kekurangan naskahnya sebelum
menyerahkannya kepada redaktur yunior. Draft pertama merupakan awal
yang baik, tapi hanya sampai di situ. Setiap penulis yang baik akan
menyisihkan waktu untuk merevisi naskahnya. Menurut definisi, tulisan yang
baik akan memerlukan penugaan kembali.
Pemeriksaan keakuratan merupakan tahap pertama penyuntingan naskah.
Redaktur mencari-cari kesalahan tata bahasa dan penggunaan kata, serta
kesalahan ejaan. Mereka memberi perhatian khusus pada kecocokan antara
subyek dan predikat, dan antara subyek dan kata ganti. Redaktur
memastikan bahwa semua bilangan dalam sebuah berita adalah benar:
alamat, nomor telepon, umurr, tanggal dan rujukan waktu. Mereka
melakukan lagi setiap kalkulasi matematika yang mungkin sudah dikerjakan
oleh wartawan untuk memastikan bahwa hitung-hitungan itu benar. Mereka

memastikan bahwa gelar orang-orang yang dikutip sudah benar dan


mengulas kembali penggunaan rujukan di seluruh berita.
Redaktur juga mencari dengan cermat kesalahan fakta dan masalah
keadilan. Redaktur yang cermat akan membaca berita dengan mata yang
skeptis, dengan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut dalam benak mereka:
Bagaimana sang wartawan tahu tentang hal ini?
Mengapa khalayak harus percaya tentang hal ini?
Apakah poin utama dalam berita itu didukung?
Apakah kutipannya akurat, dan apakah kutipan itu menangkap apa yang
benar-benar dimaksudkan orang yang dikutip?
Apakah semua sisi sudah diliput?
Adakah yang terlewat?
Apakah berita ini adil?
Redaktur juga memberi perhatian pada citra rasa dan bahasa, yang
bervariasi bergantung pada budaya setempat. (Kita akan membahas hal ini
dalam Bah 7, Etika dan Hukum.) Redaktur dan wartawan sama-sama harus
membaca naskah keras-keras terutama di ruang redaksi media siaran
mendengarkan kalimat-kalimat yang terlalu panjang, mengulang-ulang
ungkapan yang kaku dan arti ganda. Di banyak ruang redaksi, redaktur
punya wewenang untuk mengubah naskah wartawan tanpa konsultasi untuk
membetulkan jenis-jenis masalah yang mendasar ini.
Redaktur bukanlah sekadar pembaca naskah. Mereka adalah wartawan untuk
semua arti dari kata itu. Kebanyakan redaktur dan produser punya
pengalaman atau ketrampilan meliput. Jadi, ketika mereka membaca berita
dari seorang wartawan, mereka mencari-cari jauh lebih dari sekadar
keakuratannya saja. Mereka ingin tahu apakah sebuah berita akan masuk
akal bagi orang yang tidak tahu apa-apa tentang subyek berita itu. Mereka
waspada agar berita itu menarik.
Manakala sebuah berita mengandung kelemahan, redaktur atau produser
harus bisa bekerjasama dengan sang wartawan untuk memperbaiki produk
akhirnya. Saat itulah ketrampilan kepemimpinan diperlukan, saat mereka
menggunakan sebuah proses yang biasa disebut coadiing (pelatihan).
Pelatihan

Pelatihan adalah cara redaktur membantu wartawan mengatasi masalah


pada sebuah berita secara independen. Ini menghindari kekecewaan yang
sering dirasakan wartawan ketika redaktur membetulkan kesalahan itu
dengan menulis kembali berita mereka. Dan ini membantu wartawan belajar
cara bekerja dengan lebih baik, alih-alih mengulangi kesalahan yang sama
sehingga redaktur harus ikut campur dan membetulkannya. Redaktur yang
baik melatih wartawan dengan berbicara kepada mereka ketika sang
wartawan melaporkan dan menulis, ujar Joyce Bazira, redaktur berita pada
surat kabar Tanzania, Alasiri. Melalui pelatihan, penulis juga dapat
membahas masalah yang mereka jumpai dalam menjalankan tugas mereka,
di mana redaktur berusaha mengatasi masalah itu.
Ketrampilan-ketrampilan yang dilibatkan dalam pelatihan merupakan
sebagian dari ketrampilan yang membedakan wartawan yang baik:
mendengarkan dengan saksama dan mengajukan pertanyaan. Pelatihan bisa
berjalan karena wartawan biasanya mengetahui masalah yang mereka
hadapi dalam berita mereka, meskipun mereka mungkin kurang yakin harus
bagaimana. Tugas pelatih adalah bertanya dan mendengarkan, dan
membantu wartawan memperbaiki pekerjaannya. Itu sangat berbcda dengan
peranan korektor yang dilakukan sebagian redaktur.
Pelatih Korektor
Membantu penulis; Mengoreksi tulisan berita;
Membantu sepanjang proses; Menentukan tenggat waktu;
Mengembangkan penulis; Membabat penulis;
Membangun kelebihan; Memaparkan kelemahan;
Membina independensi; Menciptakan kejengkelan;
Berbagi kendali. Memegang kendali.
Banyak redaktur tidak mau melatih wartawan karena mereka berpikir itu
hanya akan membuang-buang waktu. Mereka percaya akan jauh lebih cepat
kalau mereka melakukan perubahan sendiri. Jika tenggat waktu sudah
mepet, pelatihan memang tidak praktis. Koran harus dicetak tepat pada
waktunya, siaran berita harus diudarakan, dan kesalahan tidak boleh lolos.
Tapi di ruang redaksi yang berkomitmen pada pelatihan, redaktur tidak akan
menunggu sampai menit-menit terakhir untuk memeriksa naskah wartawan.
Melalui kerjasama dengan wartawan sepanjang proses itu, redaktur
membantu wartawan menghasilkan berita yang lebih baik sehingga tidak
akan banyak diperlukan penyuntingan pada akhir proses itu.

Wartawan Botswana Rodrick Mukumbira, kini bekerja pada Ngami Times,


mengatakan ia menganggap pelatihan sebagai bagian pokok pada
pekerjaannya sebagai redaktur berita. Redaktur tidak hanya menugasi
wartawan dan mengoreksi kesalahan pada akhir draft, ujarnya. Ia harus
ikut campur dalam proses sang wartawan itu ketika wartawan berusaha
keras membuat lead untuk menghemat waktu bagi artikel finalnya.
Redaktur pelatih akan berbicara kepada wartawan sebelum mereka
meninggalkan ruang redaksi, ketika mereka menelepon dari lapangan, dan
begitu mereka tiba kembali, sebelum mereka mulai menulis. Redaktur
pelatih mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang akan
membantu wartawan memfokuskan pada beritanya seperti:
Apa yang terjadi?
Tentang apa sebenarnya berita Anda?
Mengapa khalayak perlu tahu hal ini?
Bagaimana Anda bisa menyampaikannya dengan jelas?
Sampai di sini, apa pendapat Anda tentang berita Anda itu?
Apa yang perlu dikerjakan?
Apa yang perlu Anda lakukan berikutnya?
Bagaimana saya bisa membantu?
Redaktur pelatih selalu mencari-cari cara untuk memuji dan mendorong
dalam setiap proses penulisan berita, dan ketika mereka menunjukkan
adanya masalah, mereka hanya memfokuskan pada beberapa masalah saja
setiap kali. Jill Geisler dari Lembaga Poynter mengatakan jika ia sedang
melakukan pelatihan, ia duduk di atas kedua tangannya. Sebagai pelatih ia
tidak mau menyentuh naskah sang wartawan tetapi membiarkan wartawan
itu berbicara tentang beritanya supaya ia sendiri bisa mendengarkan dengan
jelas dan mengajukan pertanyaan yang perlu dijawab wartawan itu.
Pelatihan menciptakan jurnalisme yang lebih tajam dalam sebuah ruang
redaksi yang lebih manusiawi. Dan karena orang mengingat apa yang
mereka praktikkan, pelatihan pada akhirnya membantu wartawan bekerja
dengan lebih baik.
Judul Berita, Keterangan Gambar dan Tease
Berita utama, menurut definisi, adalah pendek dan menarik.

Selain menyunting berita wartawan, redaktur juga bertanggung jawab untuk


menambah materi yang mengiringi berita mereka. Di ruang redaksi surat
kabar dan berita online, redaktur akan menulis judul untuk berita dan
keterangan gambar. Judul berita berfungsi sebagai ringkasan sekaligus iklan.
Judul itu membuat khalayak segera bisa menangkap ide berita, dan
memberitahu pembaca mengapa mereka harus tertarik untuk membaca
seluruh artikelnya.
Keterangan gambar lebih menyerupai label, memberitahu pembaca apa
yang terlihat pada foto atau grafik. Di ruang redaksi media siaran, produser
mungkin menulis judul berita dan juga menulis apa yang disehut tease
(kalimat penggoda), yakni sebuah uraian ringkas tentang berita-beritanya
dan dimaksudkan agar pendengar arau penonton tidak beralih saluran untuk
mendapatkan laporan lengkapnya.
Menurut definisi, judul berita harus pendek dan menarik mata. Sebuah judul
berita di media cetak meringkas beritanya, menarik perhatian pembaca,
membantu menyusun berita di halaman koran, dan, dengan menggunakan
berbagai ukuran karakter, menunjukkan pentingnya setiap berita secara
relatif. Ketika sedang menulis judul, redaktur tidak sekadar memampatkan
lead-nya menjadi beberapa kata saja. Redaktur yang baik berusaha
menangkap poin utama berita itu ke dalam judul, sehingga mereka perlu
mengetahui keseluruhan berita itu sebelum mencoba menulis judulnya.
Redaktur harus membaca seluruh berita itu dari awal sampai akhir, dan
melihat foto serta grafik yang akan mengiringi berita itu. Jika poin utama
berira itu kurang jelas, redaktur harus berbicara dengan sang wartawan
daripada sekadar menebak-nebak dan risikonya akan mencetak judul berita
yang menyesatkan atau bahkan salah. Lagi pula, redaksi yang kebingungan
merupakan petunjuk bahwa berita itu barangkah perlu diolah lagi.
Bahasa dalam judul harus sederhana dan langsung. Secara umum sudah
diterima hahwa kata sanding tidak digunakan dalam judul dan kata kerja
aktif tidak memerlukan awalan me-. Sebuah berita tentang seorang wanita
dan pacarnya yang ditangkap karena berkali-kali merampok bank mungkin
akan berjudul: Rampok Bank, Bandit, Pacar Ditangkap. Hindari kata-kata
yang tidak lazim dipakai sehari-hari dalam judul berita hanya supaya tampak
keren.
Sebuah judul berita hendaknya cocok dengan nada berita itu. Berita-berita
keras menuntut ringkasan langsung seperti judul ini dari surat kabar The
Zimbabwe Independent, Penyelundup Rosotkan Produksi Emas Zimbabwe.
Judul berita itu meyakinkan pembaca untuk tahu dengan tepat ihwal berita
itu. Judul dalam berita feature, sebaiknya, mungkin hanya memberi petunjuk
tentang isi berita, karena biasanya ditulis untuk menggelitik rasa penasaran
pembaca. Misalnya, Buenos Aires Herald di Argentina menulis judul ini untuk

resensi tentang sebuah album musik baru: Si Lancing Madonna Kembali


Tepat Pada Waktunya.
Karena judul berita harus pas dengan jumlah ruang yang terbatas, redaktur
surat kabar menciptakan judul berita seperti halnya ketika Anda bermain
teka-teki potongan gambar. Redaktur naskah pada koran America Newark
Star-Ledger Joel Pisetzner berujar, Saya menyusun kata-kata seperti
halnya merakit sebuah catatan tentang penculikan. Mengaduk, mengaduk
lagi, mencampur dan mencocokkan. Meskipun bisa menghibur, para
redaktur mengatakan bahwa penting untuk selalu ingat pada pembaca.
Hindari kata-kata asing atau ungkapan yang dipakai berlebihan dan harus
sangat hati-hati dengan permainan kata-kata dan arti ganda. Judul yang
berusaha terlalu keras untuk menjadi lucu, cerdik atau mencekam sering
gagal.
Di atas segalanya, judul harus akurat dan jujur, serta tidak menyesatkan.
Yang ada dalam judul juga harus ada dalam berita. Tidak ada yang lebih
menjengkelkan pembaca daripada sebuah berita yang tidak menyampaikan
apa yang disebutkan dalam judul.
Nyaris persis dengan judul berita, tease (kalimat penggoda) dalam media
siaran dirancang untuk menarik perhatian penonton pada keseluruhan
ceritanya. Kalimat penggoda tunduk pada banyak aturan yang sama dengan
judul berita. Preduser harus menonton berita itu dan berbicara kepada
wartawannya sebelum menulis kalimat penggoda. Kata-kata usang atau
ungkapan berlebihan pun tidak boleh dipakai dalam di situ. Dan kalimat
penggoda hendaknya tidak menjanjikan atau mengiklankan berita yang
mengikutinya secara berlebihan.
Tidak seperti judul berita surat kahar, kalimat penggoda di media siaran
ditulis dengan kalimat lengkap. Kalimat berdiri sendiri, terpisah dari
beritanya atau iklan. Kalimat penggoda biasanya tidak meringkas berita
sebagaimana judul berita koran, karena tujuannya adalah agar penonton
tetap setia pada saluran itu untuk memperoleh informasi lebih banyak.
Sebaliknya, produser meenulis kalimat penggoda yang mengandung
pertanyaan tak terjawab, atau mungkin menciptakan antisipasi dengan
berjanji akan memberikan suatu manfaat kepada penonton yang setia
menonton.
Untuk menunjukkan perbedaan itu, pertimbangkan lead sebuah berita dari
sebuah harian Amerika Los Angeles Times, yang dilaporkan dari Amman,
Yordania: Seorang wanita Irak muncul di televisi pemerintah Yordania
Minggu dan mengaku menjadi anggota keempat regu bunuh diri al-Qaeda
yang menyerang tiga hotel di sini minggu lalu dan menewaskan 57 orang.
Judul untuk berita itu berbunyi: Wanita Irak Dengan Tenang Mengaku

Bagaimana Ia Berusaha Ledakkan Hotel. Tapi kalimat penggoda untuk berita


yang sama oleh Berita Malam NBC di televisi berbunyi: Siapa dia? Dan
mengapa ia mau menjadi calon keempat peledak bom bunuh diri hotel di
Yordania? Ikuti kisah selengkapnya malam ini. Kalimat penggoda televisi ini
tidak menyebutkan pengakuan wanita itu, tapi berjanji akan menjawab
pertanyaen penonton tentang peran wanita itu.
Keterangan foto juga berbeda dari judul berita. Alih-alih meringkas isi seperti
pada judul berita, keterangan foto membantu pembaca memahami apa yang
ada dalam bingkai foto. Foto dan kererangannya bersama-sama membentuk
sebuah kisah kecil yang bisa dipahami pembaca tanpa harus membaca teks
berita yang mengiringinya.
Keterangan foto harus dengan jelas menunjukkan tokoh utama dalam foto.
Jika ada beberapa orang yang akan ditampilkan, sering berguna bagi
pembaca bahwa tokoh utamanya adalah orang yang memakai topi atau
berdiri di sebelah kanan. Keterangan foto hendaknya tidak persis
mengulangi kata-kata dalam judul berita atau mengutip langsung dari
naskah berita.
Dan penulis keterangan foto tidak perlu menyebutkan apa yang sudah jelas
tampak di foto. Carlos Fernandez tersenyum saat keluar dari pesawat
terbang kurang efektif dibandingkan dengan keterangan yang berbunyi:
Carlos Fernandez yang tampak sangat bahagia kembali lagi setelah 15
tahun di pengasingan.
Grafik dan Gambar
Wartawan surat kabar kadang-kadang jengkel kalau ada grafik karena
menyita tempat, sehingga beritanya dipaksa menjadi lebih pendek. Tapi
grafik yang baik menambah daya tarik visual pembaca, dan membuat
beritanya lebih mudah dimengerti. Grafik membantu berita sang wartawan,
bukan sebaliknya. Perancang surat kabar Ron Reason menyatakan bahwa
grafik adalah inlormasi, bukan dekorasi.
Setiap grafik harus punya tujuan. Mengisi ruang atau waktu tayang kosong
bukan alasan yang memadai untuk menggunakan grafik. Grafik harus
menambah pemahaman pembaca atau penonton sebuah berita. Artinya,
redaktur harus memahami berita itu sepenuhnya sebelum merancang atau
memilih grafik untuk mengiringinya. Seniman grafik biasanya membuat
gambar visualnya; sedangkan peran redaktur membuat konsep grafik itu
menemukan informasi yang ada dalam grafik atau memberi ilustrasi dan
memastikan ketakuratannya.
Grafik dapat menyampaikan fakta-fakta dasar atau memberi ilustrasi pada
prosesnya. Bayangkan Anda sedang meliput pencemaran udara di negara

Anda. Peta dapat dipakai untuk menunjukkan tempat di mana udaranya


paling tidak sehat. Sebuah ilustrasi dapat dipakai untuk menunjukkan
bagaimana udara yang tercemar mengganggu paru-paru. Kedua jenis grafik
itu bisa dipakai dengan baik di media siaran maupun cetak.
Apa pun medianya, hindari grafik yang menjejalkan begitu banyak informasi.
Pembaca atau penonton harus bisa melihat grafik itu dan menangkap ide
dasarnya. Bayangkanlah grafik seperti halnya rambu lalu-lintas di jatan tol
pengemudi tidak punya kesempatan untuk mempelajarinya karena
semuanya berkelebat, sehingga informasinya harus jelas dan mudah diserap.
Mari kita bayangkan Anda punya berita dan menyebutkan anggaran belanja
kota yang melonjak dua kali lipat dibanding 10 tahun lalu. Dengan membaca
cermat Anda bisa melihat bahwa kebanyakan kenaikannya terjadi tiga tahun
terakhir ini. Sebuah grafik lajur yang menyebutkan besarnya anggaran untuk
setiap tahun selama periode itu akan membuat berita itu lebih jelas.
Lebih mudah bagi pembaca dan penonton untuk menyerap informasi yang
disampaikan dengan bilangan yang pasti ketimbang bilangan kasar.
Misalnya, dalam sebuah berita tentang pengembangan usaha di kota Anda
yang menggusur warga, Anda bisa menyebutkan jumlah apartemen dan
bangunan kantor di kawasan itu. Namun akan lebih efektif kalau ada grafik
lingkar yang menunjukkan hubungan antara kedua macam bangunan itu.
Sebisa mengkin bandingkan persentasenya, bukan hanya jumlah kasarnya.
Akan menyesatkan kalau menyebutkan bahwa di sebuah kota jumlah
kematian warga akibat AIDS dua kali jumlah kota lain, padahal kota pertama
berpenduduk 10 kali lipat. Kalkulasikan persentase kematian terhadap
jumlah penduduk sehingga Anda bisa membuat perbandingan yang adil.
Redaktur yang menggarap grafik perlu memahami staristik dan punya
komitmen untuk menggunakannya secara jelas dan akurat demi
meningkatkan pemahaman.
Penyeliaan
Seperti dibahas di muka, redaktur adalah penyelia sekaligus wartawan.
Sambil bekerja bersama dengan wartawan untuk berita sehari-hari, redaktur
juga mengawasi kemajuan mereka dalam jangka panjang. Redaktur mencari
kemungkinan baik langsung maupun tertulis untuk menyediakan umpan
balik yang konstruktif yang akan membantu wartawan memperbaiki kinerja
mereka. Banyak redaktur juga bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi
kinerja tahunan atas karyawan yang mereka selia, dan ini lebih merupakan
umpan balik yang lebih resmi.
Umpan balik yang efektif harus tepat waktunya dan spesifik, disampaikan
secara langsung maupun tertulis. Dan kebanyakan redaktur percaya bahwa
umpan balik yang positif disampaikan secara terbuka, sedangkan komentar

kritik disampaikan secara pribadi. Bagi kebanyakan redaktur yang sibuk,


satu-satunya cara untuk memastikan bahwa karyawan mereka menerima
umpan balik pribadi yang menjadi hak mereka adalah dengan membuat
jadwal yang teratur untuk menyampaikan umpan balik. Membiarkan
karyawan tahu bagaimana kinerja mereka selama ini adalah cara yang baik
untuk menghindari kejutan tidak menyenangkan pada saat evaluasi kinerja
dilakukan.
Manajer berita harus menemukan cara untuk mendapatkan umpan balik
yang jujur dari staf mereka atas kinerja mereka sendiri. Ini bisa dilakukan
lewat percakapan tidak resmi atau dengan meminta karyawan mengisi
kuesioner tanpa nama. Apa pun caranya, penting bagi manajer untuk
menekankan bahwa karyanwan mereka bisa merasa bebas dan untuk
menghindari rasa dendam jika hasilnya tidak sepenuhnya menyenangkan.
Poin bagi karyawan adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja mereka
sehingga mereka bisa memperbaikinya sendiri.
Redaktur puncak dan direktur pemberitaan menentukan nada bagi ruang
redaksi dan membantu menciptakan budaya ruang redaksi yang positif,
menegakkan dan memperkuat norma dan nilai yang dianut para karyawan.
Di ruang redaksi yang dikelola dengan baik, redaktur tidak main pilih kasih.
Mereka mendorong komunikasi terbuka dan mengadakan rapat reguler untuk
memastikan bahwa setiap orang memahami tujuan organisasi berita mereka.
Redaktur harus sangat memperhatikan moril stafnya, dan melakukan apa
saja untuk memupuk moril itu dengan merayakan keberhasilan dan memberi
hadiah atas prestasi yang luar biasa. Mengakui kinerja yang baik secara
terbuka adalah satu cara untuk melakukan hal itu.
5 . MEDIA SIARAN DAN ONLINE

Radio, televisi dan jurnalisme online atau berdasar pada situs Web adalah
bentuk-bentuk khusus jurnalisme dengan tuntutan dan persyaratan yang
lebih tinggi ketimbang semua yang sudah kita bahas sampai di sini.
Wartawan mereka menggunakan bukan hanya kata-kata, tapi juga suara dan
video dalam menyusun berita. Apa yang mereka tulis harus ditulis untuk
didengar, bukan untuk dibaca, oleh khalayaknya.
Untuk sederhananya, kami akan menggunakan istilah media siaran dalam
bab ini untuk merujuk pada semua acara berita radio, televisi, apakah itu
disalurkan lewat udara, lewat kabel atau pun satelit.
Bentuk Berita dan Istilah Media Siaran
Bentuk dasar berita media siaran terdiri dari berita pembaca, V/O atau
voice over (suara timpa), dan bungkus atau paket. Berita pembaca
adalah apa yang sekadar naskah berita tanpa tambahan kutipan ucapan
atau tayangan video yang biasanya dibaca oleh pembaca berita di studio.
V/O adalah istilah televisi untuk berita yang ditayangkan dengan disertai
sound bite istilah dalam Bahasa Inggris untuk kutipan ucapan orang secara
langsung. Pembaca berita akan membaca naskah berita itu sementara
gambar video ditayangkan. Dengan menambahkan kutipan ucapan, V/O lalu
berubah menjadi O-SOT, kependekan dari sound on tape (suara di pita).
Meskipun banyak stasiun televisi sekarang mengambil gambar secara digital
tanpa pita, istilah SOT tampaknya sudah baku. Bentuk-bentuk berita ini
pembaca, V/O, dan V/O-SOT cenderung pendek; biasanya kurang dari satu
menit, dan kadang-kadang bahkan hanya 10 sampai 15 detik.

Sebuah berita yang lengkap oleh seorang wartawan disebut wrap


(bungkus) di radio, dan paket dalam istilah televisi.
Berita ini terdiri dari narasi wartawan, juga disebut track, dan sering
mencakup kutipan ucapan orang dan suara alami yang tertangkap di lokasi.
Jelas versi televisi juga mencakup tayangan video, yang mungkin juga terdiri
dari grafik yang tak bergerak maupun bergerak. Jenis-jenis berita demikian
dapat ditayangkan secara langsung atau direkam terlebih dulu, dan
cenderung lebih panjang dari bentuk-bentuk berita lainnya-kadang-kadang
sampai enam atau tujuh menit, bergantung pada format siaran berita itu.
Setiap paket punya sebuah lead-in atau pengantar yang harus dibaca oleh
pembaca berita. Banyak juga yang menyertakan apa yang disebut tag,
atau keterangan tambahan pada akhir paket wartawan itu.
Sebuah bentuk berita media siaran lain dikenal sebagai paket
NATSOT/natural sound (suara alami). Bentuk berita demikian sering dipakai
di televisi tapi kadang-kadang juga di radio. Di situ tidak ada narasi
wartawan. Sebaliknya orang-orang yang muncul dalam berita itulah yang
bercerita. Pendekatan demikian mungkin memerlukan perencanaan yang
lebih banyak serta laporan sebanyak dalam berita biasa. Wartawan foto,
yang kadang-kadang membuat jenis berita demikian sendiri tanpa wartawan,
harus memastikan bahwa setiap keping informasi harus mengisahkan cerita
yang tertangkap dalam pita; kalau tidak produk finalnya akan menjadi tidak
masuk akal.
Berita di radio dan televisi ditulis untuk telinga pendengar.
Penulisan Berita Media Siaran
Berita di radio dan televisi ditulis untuk telinga pendengar, bukan untuk
pembaca. Wartawan harus menulis naskah yang dapat dibaca dengan
nyaring: naskah yang jelas akan bergaya percakapan dan mudah dipahami.
Tidak seperti pembaca surat kabar atau berita online, khalayak media siaran
tidak dapat mundur lagi untuk melihat atau mendengarkan lagi berita yang
mula-mula terdengar kurang masuk akal. Kata-kata itu untuk diucapkan,
dan begitu sudah diucapkan, tidak bisa dimunculkan lagi, ujar redaktur
pemberitaan televisi Amerika CBS, Ed Bliss.
Wartawan media siaran lebih ringkas daripada rekan-rekan mereka di media
cetak. Harus! Bentuk cetak sebuah berita media siaran selama setengah jam
hanya akan mengisi satu sampai dua halaman surat kabar. Lead beritanya
tidak dapat memenuhi syarat 5 W dan I H yang kita bahas di Bab 2 itu
hanya akan menambah panjang berita yang akan sulit diikuti.

Alih-alih, penulis berita akan memilih dua atau tiga poin terpenting untuk
dipakai dalam lead, dan menaruh sisanya pada kalimat-kalimat berikutnya.
Berita di media siaran juga cenderung mengesampingkan beberapa
keterangan rinci seperti umur dan alamat orang yang terus ada dalam media
cetak. Kalimat-kalimat wartawan media siaran pendek-pendek agar dapat
dibaca dengan nyaring tanpa harus menghabiskan napas.
Wartawan radio dan televisi harus menyelaraskan bunyi kata-kata yang
mereka gunakan. Seperti penyair, mereka harus waspada terhadap jeda dan
irama. Perhatikan kalimat dari naskah oleh Edward R. Murrow, koresponden
tersohor CBS yang meliput Perang Dunia II dari London, Pemadaman listrik
membentang dari Birmingham sampai dengan Bethlehem, tapi malam ini, di
atas Inggris Raya, langit cerah. Itu tulisan yang dibuat untuk didengar. Katakatanya sederhana, dan akhir kalimainya renyah.
Penulis berita media siaran harus berhati-hati dengan bahasa yang mungkin
benar di halaman cetak tapi terdengar ganjil ketika dibaca nyaring. Ketika
aktris Amerika dan penghibur di televisi Lucille Ball meninggal, sebuah berita
surat kabar menyebutnya Ball yang berumur 83 tahun itu. Di radio, berita
itu berbunyi Luccile Ball berumur 83 tahun. (Ini dengan demikian
menghilangkan kerancuan atas arti lain dari kata ball dalam Bahasa
Inggris.) Penulis berita media siaran juga harus waspada terhadap kata-kata
yang terdengar mirip tapi artinya berbeda. Dalam Bahasa Inggris, misalnya,
miner bisa dengan mudah terdengar rancu sebagai minor. Kata-kata ini
harus diucapkan dalam konteks yang benar sehingga artinya menjadi jelas.
Wartawan media siaran punya kebiasaan untuk membaca naskah mereka
nyaring-nyaring sebelum mengudara untuk mencari masalah seperti ini,
serta arti ganda yang bisa menimbulkan rasa malu yang tidak begitu kentara
di media cetak. Dalam meliput sebuah turnamen golf, Anda tidak mau
mengatakan bahwa seseorang played a round with the prime minister
(bermain satu ronde dengan perdana menteri), karena ungkapan play
around dalam Bahasa Inggris bisa berarti kurang ajar.
Meskipun naskah berita media siaran ditulis untuk dibaca keras-keras, tetap
penting untuk mengeja kata-katanya dengan benar seperti dalam media
cetak. Salah eja sering menyebabkan pembacaan yang terputus-putus atau
salah baca di udara. Untuk memastikan cara membaca dengan benar katakata yang sulit diucapkan, wartawan media siaran sering juga menyertakan
ejaan fonetik dalam naskah mereka. Ejaan yang benar juga makin penting
sekarang karena banyak stasiun juga memasang berita mereka di Internet.
Beberapa stasiun punya perangkat lunak komputer yuang secara otomatis
mengkonversi naskah menjadt semacun teks keterangan gambar sebagai
pelayanan bagi penonton tunarungu. Dalam kedua kasus ini, salah eja
mencerminkan buruknya kinerja si wartawan dan stasiun itu.

Berita di radio dan televisi ditulis lebih dengan gaga percakapan dibanding di
media cetak. Artinya, wartawan media siaran harus menulis seperti halnya
mereka berbicara. Sebuah berita di surat kabar mungkin berbunyi: Laki-laki
itu lolos dengan sebuah truk Toyota merah, kata polisi.
Tapi di media siaran, rujukan muncul pertama, sehingga naskahnya akan
berbunyi: Polisi mengatakan laki-laki itu lulus dengan sebuah truk Toyota
merah. Untuk menjaga gaya percakapan ini, wartawan media siaran tidak
perlu menyebutkan nama lengkap dan gelar dalam berita mereka.
Secara umum, inisial nama tengah tidak dipakai di udara kecuali jika inisial
itu merupakan bagian pokok sebuah nama. Kadang-kadang bahkan tidak ada
nama yang disebutkan. Sebuah berita di surat kabar mungkin berbunyi:
Menteri Luar Negeri Pakistan Khursid Mahmood berjumpa dengan
imbangannya dari Israel Silvan Shalom di Istambul, Turki hari Kamis. Tapi
berita di radio mungkin hanya berbunyi: Menteri luar negeri Pakistan dan
Israel bertemu di Turki hari ini.
Kesegeraan merupakan ciri utama dalam berita di media siaran. Jika sesuatu
terjadi ketika Anda sedang mengudara, Anda dapat dan harus mengatakan
begitu: Presiden sedang terbang ke Capetown lebih menyiratkan
kesegeraan ketimbang Presiden terbang ke Capetwon hari ini. Secara
umum, wartawan radio dan televisi menghindari penggunaan rujukan waktu
dalam lead mereka kecuali jika peritiwanya terjadi hari ini. Jika koran hari
Rabu akan menuliskan lead seperti ini: Presiden Mbeki terbang ke Capetown
hari Selasa, maka berita di radio hari Rabu pagi akan berbunyi berbeda.
Presiden Mbeki sudah tiba di Capetwon. Lebih baik lagi, penulis berita itu
akan mengantisipasi apa yang akan dilakukan Presiden di Capetown hari
Rabu sehingga berita itu bisa ditulis dalam waktu sekarang. Pagi ini
Presiden Mbeki bertemu dengan para mahasiswa di Universitas Capetown.
Suara
Sound bite (kutipan ucapan lisan) yang dipakai wartawan radio dan televisi
dalam berita mereka sepadan dengan kutipan tertulis di media cetak, tapi
untuk memilih kutipan itu diperlukan satu lapis tambahan dalam pembuatan
keputusan. Tidak cukup kalau kutipan ucapan itu tampak masuk akal di atas
kertas. Kutipan itu harus cukup jelas untuk dipahami di radio atau televisi.
Wartawan media siaran harus hati-hati tentang lamanya waktu yang
diperlukan untuk menayangkan kutipan itu. Yang tampak pendek di atas
kertas mungkin bisa cukup panjang kalau diucapkan begitu panjang,
dalam sejumlah kasus, sehingga kutipan itu tidak bisa dipakai seluruhnya
karena akan membuat siaran berita itu melampaui waktu yang disediakan.
Penulis berita media siaran memberi perhatian khusus pada transisi untuk
masuk dan keluar dari kutipan ucapan. Tujuannya adalah untuk menciptakan

sebuah narasi tanpa jeda sehingga perhatian pendengar akan terus tertuju
pada berita itu. Jika sebuah kutipan ucapan mulai dengan sebuah kata ganti,
misalnya, penulis harus membuat jelas arti dari kata ganti itu di awal berita
dengan menyusun kalimat sedemikian rupa sehingga telinga bisa
memaparkan informasi yang diperlukan untuk menafsirkan apa yang datang
kemudian. Misalnya ada wabah kutu rambut di sejunilah sekolah lokal.
Seorang jururawat sekolah mengatakan dalam sebuah kutipan ucapan,
Mereka datang kemari sambil menggaruk-garuk dan kami segera tahu ada
apa sebenarnya. Itu sangat jelas. Ketika ia mengatakan mereka, yang ia
maksudkan adalah para siswa sekolah. Tidak akan begitu jika kalimat yang
mendahului kutipan itu berhunyi, Para jururawat sekolah mengatakan
mereka sedang menangani sebuah wabah luas kutu rambut, karena kutipan
suara yang menyusulnya akan menyiratkan bahwa kata mereka itu
merujuk pada kutu rambut. Sebaliknya, penulis bisa mengatakan, Wabah
kutu rambut iu berarti para jururawat seperti Mary Smith akan kedatangan
lebih banyak siswa daripada hari ini.
Selain kutipan ucapan, berita di radio dan televisi bisa juga menyertakan apa
yang dinamakan suara alami atau liar. Ini adalah suara yang tertangkap
ketika sedang melaporkan berita: desir angin, sirine polisi, anak-anak
berteriak, dll. Penggunaan suara demikian dalam melaporkan berita sudah
menjadi praktik standar di sebagian wilayah dunia.
Penggunaan suara alami juga menjadikan pendengar dan penonton bisa ikut
merasakan suasana tempat dan situasinya, dan wartawan tidak perlu
melaporkan suara-suara itu. Suara juga dapat menceritakan transisi audio
dari satu lokasi ke lokasi lain, menuntun pendengar ke adegan berikutnya.
Suara alami dapat juga digunakan dengan volume rendah, di bawah katakata wartawan, atau volume penuh sehingga bisa didengar dengan cukup
jelas. Dengan cara manapun, suara alami membantu wartawan
menceritakan kisahnya. Seperti halnya adukan semen di antara bata-bata,
suara alami yang bagus menyatukan keseluruhan berita. Wartawan foto
Amerika Steve Sweitzer mengatakan dalam televisi bahwa menggunakan
suara alami penting sekali untuk menceritakan sebuah kisah yang lengkap.
Suara adalah bagian lain dari sebuah gambar, ujarnya.
Para wartawan media siaran harus menulis sebagaimana mereka berbicara.
Gambar
Televisi lebih canggih daripada radio karena adanya gambar. Wartawan
televisi yang trampil mengawinkan kata-kata mereka dengan gambar video
untuk mengisahkan cerita yang perkasa. Gambar bukan sekadar kertas
dinding melainkan bagian utama dari suatu berita. Gambar menceritakan

apanya berita itu, sedangkan kata merupakan mengapanya. Lagi-lagi


kita kutip Ed Bliss: Dengan melihat kita jadi percaya, tapi tidak memahami.
Wartawan televisi perlu mengetahui gambar video apa yang bisa mereka
pakai untuk mengisahkan sebuah cerita sebelum mulai menulis. Jika
mungkin, mereka hendaknya menonton keseluruhan tayangan itu agar
mereka bisa yakin bahwa apa yang akan mereka tulis cocok dengan gambargambarnya.
Ini bukan hanya masalah gaya. Penelitian menunjukkan bahwa penonton
memahami dan mengingat berita dengan lebih baik jika kata-kata dan
videonya cocok. Yakni, jika kedua hal itu mengisahkan inti cerita yang lama.
Jika gambar video tidak cocok dengan kata-katanya, penonton akan lebih
mengingat apa yang mereka lihat ketimbang apa yang mereka dengar.
Bayangkan, misalnya, sebuah berita perihal dampak sebuah badai besar
terhadap pasokan bahan bakar. Jika gambar video hanya memperlihatkan
kerusakan karena badai dan akibatnya, penonton mungkin akan melewatkan
poin utamanya, yakni bahwa pasokan bahan bakar terganggu. Berita itu
akan menjadi lebih mudah diikuti apabila gambar videonya menunjukkan
kerusakan sedangkan wartawan berbicara tentang akibatnya, dan kemudian
beralih ke gambar truk-truk bahan bakar yang bergelimpangan atau orang
mengantri bensin sedangkan wartawan menceritakan dampak badai itu
terhadap pasokan bahan bakar.
Menyelaraskan kata dengan gambar tidak berarti bahwa wartawan sekadar
menceritakan apa yang bisa dilihat penonton. Katakan bahwa gambar video
memperlihatkan sebuah truk pertanian tengah berjalan di atas jalan
berdebu. Tidak ada gunanya bagi wartawan untuk menceritakan hal yang
sudah jelas, seperti, Keluarga Robertson tinggal di ujung jalan desa yang
panjang itu. Sebaliknya, narasi di video itu harus mengawarkan informasi
yang menambah isi dan makna pada gambar tersebut.
Dalam hal ini, wartawan bisa mengatakan, Kekeringan sudah sangat parah
sehingga keluarga Robertson tidak bisa menjual hasil tanam mereka tahun
ini.
Siaran Berita
Pembaca surat kabar atau situs betita di Internet punya kendala cukup besar
atas cara mereka menerima berita. Pendengar radio dan penonton televisi
agak kurang. Pembaca koran bisa memilih untuk mulai dengan halaman
depan, bagian olahraga atau iklan dukacita. Pembaca situs berita bisa
meluncur di sepanjang halaman situs itu sebelum memutuskan membaca
berita khusus mana dari awal sampai akhir. Sedangkan pedengar radio dan
penonton televisi harus menerima berita sesuai dengan susunan

penyampaiannya; dan susunan itu ditentukan oleh produser acara siaran


berita.
Siaran berita biasanya mulai atau menuntun (lead), dengan apa yang
produser percaya sebagai berita utama hari itu. Itu tidak berarti bahwa
setiap berita yang muncul kemudian dianggap kurang penting ketimbang
yang mendahuluinya. Produser harus mempertimbangkon dampak sebuah
siaran berita secara keseluruhan, bukan hanya masing-masing berita.
Produser sering menempatkan berita penting atau tidak lazim agak ke
belakang dan membuat kalimat penggoda atas apa yang akan datang
kemudian itu sebagai cara untuk mempertahankan minat penonton agar
tetap mengikuti siaran berita mereka. (Kita sudah membahas kalimat
penggoda ini pada Bab 4.)
Hampir seperti redaktur surat kabar menentukan tata letak halaman koran,
produser berita televisi membuat susunan siaran berita dengan membuat
sebuah daftar semua berita sesuai dengan urutan penyampaiannya. Tugas
produser adalah mengetahui dengan tepat panjang masing-masing berita
karena siaran berita itu akan dimulai dan diakhiri pada waktu tertentu.
Begitu acara itu sudah dimulai, produser harus memastikan bahwa acara itu
tetap pada jadwalnya. Jika sebuah berita ternyata lebih lama daripada yang
diperkirakan, produser harus menentukan bagian mana yang harus dipotong
agar waktunya pas. Jika berita itu harus dibuang, produser harus
menyediakan materi untuk mengisi kekosongannya.
Berita Online
Jurnalisme online mengandung sejumlah ciri jurnalisme cetak dan jurnalisme
siaran, serta sejumlah ciri lain yang unik. Sering sebuah situs Internet
menawarkan artikel-artikel berita untuk dibaca seperti halnya di koran. Di
waktu lain, pembaca bisa memilih sebuah klip Video, sehingga situs itu mirip
dengan siaran berita televisi. Berita online yang memanfaatkan sepenuhnya
media baru ini memungkinkan pembaca untuk berpartisipasi karena ia bisa
memilih jalurnya sendiri untuk mengarungi informasi yang disajikan. Hanya
jika ada semacam unsur kendali oleh pemakainyalah itu bisa menjadi sebuah
bentuk berita baru, ujar Nora Paul, direktur Lembaga Kajian Media Berita di
Universitas Minnesota.
Wartawan online harus memikirkan berbagai tingkatan sekaligus: kata, ide,
susunan berita, desain, interaktif, audio, video, foto, penilaian berita, kata
Jonathan Dube, penerbit Cyberjournalist.net, sebuah situs yang berfokus
pada bagaimana Internet dan bentuk teknologi lain mengubah media itu. TV
adalah tentang cara mempertontonkan berita. Media cetak lebih tentang
menceritakan dan menjelaskan. Online penting mempertontonkan,
menceritakan, memeragakan, dan berinteraksi. Untuk memungkinkan hal

itu, wartawan online menyajikan informasinya secara berlapis-lapis dengan


menggunakan berbagai bentuk berita.
Bentuk Berita Online
Bentuk berita online yang paling dasar digambarkan sebagai cetak plus.
Yakni sebuah berita teks yang mencakup unsur-unsur tambahan seperti foto,
audio, dan vodeo, atau hyperlink ke lebih banyak informasi lain.
Dengan mengaitkan diri pada link-link lain, wartawan membawa pembaca ke
informasi lain yang disediakan oleh sumber di luar organisasi beritanya
sendiri dengan latar belakang atau sejarah yang lebih lengkap. Berita online
dapat diperkuat dengan menyertakan link-link ke database yang dapat dicari
oleh pemakai. Misalnya, sebuah berita tentang merosotnya nilai ujian
sekolah menengah secara nasional dapat dihubungkan ke sebuah database
tentang hasil ujian dari semua sekolah. Pemakai bisa mencari nilai untuk
sebuah sekolah tertentu, untuk semua sekolah di kota tertentu, atau
membandingkan hasil ujian berbagai sekolah.
Sebuah pendekatan yang lebih inovatif menggunakan interaktif yang bisa
diklik atau grafik multimedia yang secara khusus dirancang untuk memberi
ilustrasi pada sebuah berita. Unsur-unsur grafis digelar secara linier, namun
pembaca dapat menjelajahinya sendiri dengan urutan yang bebas. Ini juga
berlaku pada pameran slide yang menggabungkan teks dan audio dengan
foto tak bergerak dalam sebuah pengalaman multimedia bagi pemakai.
Piranti-piranti yang memungkinkan pembaca menjelajahi pemandangan 360
derajat dari sebuah lokasi juga dapat memperkuat berita online. Begitu juga
animasi Flash, salah satu program perangkat lunak yang memungkinkan kita
merancang isi yang interaktif: video, grafik, dan animasi.
Misalnya, BBC di London membuat sebuah situs di Web tentang obat-obat
dan alkohol gelap yang memungkinkan pembaca memilih obat tertentu
dan dosisnya, dan kemudian memilih salah satu bagian tubuh seperti otak
atau jantung untuk membaca tentang efek obat itu pada organ tersebut,
serta informasi tentang keselamatannya. Situs online bahkan menggunakan
kuis dan permainan untuk menyampaikan berita dengan memecah-mecah
informasi menjadi pertanyaan dan jawaban serta memungkinkan pemakai
menemukan apa yang sudah diketahui si wartawan.
Penulisan Online
Penulisan online, ujar Jonathan Dube, adalah sebuah penampang antara
penulisan media cetak dan siaran. Ia menyatakan bahwa gaya ringkas dan
lugas yang disukai media siaran membuat penulisan berita online lebih
mudah diikuti. Tapi ia juga menambahkan bahwa begitu banyak situs online

yang mengabaikan aturan dasar penulisan yang baik. Sebuah gaya


percakapan memang baik, kata Dube, tapi tata bahasa dan ejaan tetap
penting.
Manajer pemberitann televisi Scott Atkinson mengatakan bahwa petuahnya
yang paling baik adalah menulis untuk Internet seperti halnya Anda menulis
sebuah email kepada seorang teman. Itu tidak berarti Anda boleh salah
mengeja kata, mengabaikan struktur berita, atau lepas dari konteks,
katanya. Yang penting Anda bisa menulis dengan gaya paling akrab yang
bisa Anda kerahkan.
Karena situs berita yang berdasar Web cenderung menawarkan banyak
pilihan, penulis harus menghindari penggunaan lead yang dilambatkan atau
beranekdot yang tidak dengan segera menunjukkan pokok beritanya. Lead
harus memberi pembaca alasan kuat untuk meneruskan bacaannya; salahsalah ia akan mengklik ke berita lain. Berita online biasanya lebih pendek
daripada berita di koran. Pedoman yang baik adalah dengan membatasi
sebuah berita online sampai 800 kata dan kalau bisa tetap dalam satu
halaman.
Penelitian menunjukkan bahwa pembaca hanya mau meluncur di atas satu
halaman teks online; jadi tidak ada perlunya memaksa pembaca mengklik ke
halaman tambahan untuk berita yang sama. Tapi agar teksnya bisa lebih
mudah diserap, Dube menyarankan agar penulis berita online memecahmecah teksnya ke dalam lebih banyak blok dan lebih banyak subjudul serta
tanda peluru untuk memisah-misahkan ide dibanding dalam tulisan di media
cetak.
Jurnalisme online memungkinkan pembaca memberi respon segera dan
langsung terhadap penulis atau redaktur melalui email atau bahkan secara
langsung ke dalam chatting di Web. Selain itu, banyak situs menyediakan
ruang bagi pembaca untuk menempatkan umpan balik atau pandangan
mereka sehingga pembaca lain bisa membaca apa yang sudah mereka tulis
dan tanggapi. Radio Publik Minnesota (MPR) di Amerika Serikat memancing
masukan untuk berita mereka baik di udara maupun secara online.
Pendengar diminta menelepon atau meng-email informasi tambahan. Beritaberita di situs MPR mencakup sebuah link bernama Bantu kami meliput
berita ini sehingga khalayak bisa menambahkan komentar dan wawasan
mereka.
MPR juga mensurvei khalayaknya sebelum membuat sebuah laporan khusus,
seperti penelitian atas perekonomian negara. Wakil Direktur Pemberitaan
MPR Bill Buzenberg mengatakan masukan dari khalayak menghasilkan
pelaporan yang lebih canggih, dengan lebih banyak kedalaman dan contoh
serta suara dari dunia nyata.

6. JURNALISME KHUSUS

Banyak organisasi berita menugaskan wartawan untuk meliput bidangbidang khusus, baik dari sudut geografi maupun topiknya, yang dikenal
sebagai beat. Ini istilah yang semula dipakai untuk menggambarkan jalur
ronda yang tetap bagi petugas jaga atau patroli polisi. Wartawan mengenal
wilayah mereka dan orang-orang yang membentuk beat mereka, dan dalam
banyak kasus mereka harus mempelajari kosakata khusus untuk memahami
sumber-sumber mereka. Ini tidak berarti bahwa mereka menggunakan
kosakata itu dalam berita mereka. Sebaliknya wartawan beat yang baik
menjadi penerjemah dan penafsir, membuat informasi yang sebenarnya
kabur menjadi jelas bagi masyarakat umum.
Beat jarang ada dalam ruang redaksi kecil di mana setiap wartawannya
diharapkan meliput segala jenis berita. Tapi di organisasi berita besar, baik
cetak maupun siaran, wartawan bisa punya kesempatan untuk memfokuskan
pada satu jenis berita tertentu. Sejumlah beat sudah merupakan tradisi,
misalnya kalangan pemerintah, kepolisian, pengadilan, dan bisnis.
Jenis-jenis beat lain bervariasi menurut wilayah. Bergantung pada susunan
sebuah masyarakat, wartawan mungkin ditugaskan untuk meliput
lingkungan, atau kaum lanjut usia, atau bidang pendidikan sebagai beat
mereka.
Wartawan beat punya satu tunggung jawah dasar: mengetahui paling dulu
berita dalam bidang spesialisasi mereka. Mereka diharapkan meliput beritaberita yang muncul dari beat mereka rapat, laporan tercetak atau pesan di
Web, dan kejadian-kejadian rutin lain tapi mereka juga bertanggung jawab
untuk menemukan berita-berita di luar hal-hal yang sudah jelas itu.
Wartawan beat mengembangkan berita mereka melalui usaha sendiri
dengan cara membina hubungan dengan sumber-sumber yang membuat
mereka bisa terus mengikuti perkembangan, bukan hanya di depan publik
terapi juga di balik layar. Mereka menghasilkan sejajaran luas berita, dari

breaking news sampai profil seseorang. Wartawan beat terbaik yang


pernah saya kenal sangat terorganisir, bertekad, dengan tujuan misi yang
jelas, dan sejajaran luas sumber, ujar Chip Scalan, mantan wartawan beat
untuk koran Knight Ridder dan sekarang bergabung dengan Lembaga
Poynter.
Ketrampilan Wartawan Beat
Beat apa pun yang dipilih atau ditugaskan kepada wartawan untuk diliput,
sebuah ketrampilan dasar sangat penting: kemampuan untuk memahami
lembaga-lembaga yang mendominasi beat mereka. Mempelajari bagaimana
sistem itu bekerja akan menyita tenaga dan waktu, tapi hasilnya adalah
berita-berita yang tidak bisa ditandingi oleh berita wartawan non-beat. Eric
Nalder, wartawan yang mengungkap berita tentang rakit penyelamat di Bab
2, menggunakan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mulai mempelajari
beat-nya:
Siapa para pemainnya?
Siapa yang bertanggung jawab?
Siapa para pengaturnya?
Bagaimana aturan-aturannya?
Bagaimana segala sesuatu dikerjakan?
Di mana segala kesalahan dicatat?
Di mana anggaran belanja dicatat?
Siapa yang tahu
mendapatkannya?

persis

ceritanya

dan

bagaimana

saya

bisa

Untuk menjawah semua pertanyaan itu, wartawan harus belajar keras dan
memeriksa beat-nya. Baca apa saja tentang topiknya, kumpulkan jadwal
rapat dan agendanya, berlanggananlah terbitan-terbitan khusus.
Wartawan harus belajar keras dan memeriksa beat-nya.
Tapi yang paling penting adalah bersifat aktif. Wartawan beat tidak bisa
hanya mengandalkan telepon; mereka harus menyediakan waktu di beat
mereka, bertemu dan berbicara dengan orang. Tak seorang pun bisa
mendapat berita hanya dengan duduk-duduk di ruang redaksi, kata veteran
wartawan Amerika Mike Mather, wartawan investigasi di WTKR-TV di Norfolk,
Virginia. Kenali siapa saja yang bisa membantu dari pejabat sampai kerani

dan berikan kartu nama Anda kepada siapa saja yang Anda jumpai di beat
Anda.
Buatlah daftar sumber dengan sebanyak mungkin informasi kontak yang bisa
Anda masukkan, dan terus berhubungan dengan orang-orang itu dengan
melakukan pengecekan beat secara teratur. Selain meliput para pemain
utama dalam heat itu, wartawan beat yang baik juga melihat bagaimana
tindakan mereka berdampak pada warga masyarakat.
Peliputan atas beat memerlukan berbagai ketrampilan organisasi dan prihadi
yang kuat. Terorganisir artinya menggunakan kalender untuk menelusuri
rapat, dengar pendapat, dan tanggal jatuh tempo bagi laporan atau
tindakan. Itu artinya harus punya sistem arsip yang dapat diandalkan dan
dibawa-bawa untuk mengarsip dan mencari kembali informasi kontak,
terutama nomor telepon dan alamat email. Dan itu juga berarti juga
membuat arsip untuk ide-ide bagi berita-berita di masa mendatang, disertai
sejumlah daftar harian untuk hal-hal yang harus ditindaklanjuti.
Banyak wartawan sekarang menyimpan informasi di komputer mereka,
menggunakan program-program yang membuat mereka lebih mudah
mencari nama orang dan tanggal. Tapi mereka juga memerlukannya ketika
tidak berada di kantor, sehingga mereka harus membawa hasil cetakannya,
sebuah komputer laptop, atau alat yang berguna yang bisa mengakses Web
di tempat terpencil, personal digital assistant (PDA). Karena teknologi
terkadang tidak bisa diandalkan, penting untuk sering-sering membuat arsip
cadangan bagi informasi itu.
Meliput sebuah rapat beat artinya adalah mengenal orang-orangnya dengan
cukup baik sehingga mereka akan percaya kepada Anda, namun harus tetap
menjaga jarak sesuai dengan profesi anda. Bagian tersulit menjadi wartawan
beat, ujar Scanlan, adalah berurusan dengan sumber-sumber yang harus
Anda datangi setiap hari sekalipun Anda mungkin sedang menulis berita
yang tidak mereka sukai.
Pemerintah dan Politik
Wartawan yang meliput pemerintah harus memahami tata kerja internalnya
dan mencari tahu dampak dari keputusan pemerintah. Wartawan yang
mengajukan pertanyaan dasar, Siapa yang peduli akan hal ini? ketika
sedang meliput pemerintah bisa menemukan orang-orang yang hidupnya
terkena dampak dari apa yang dilakukan pemerintah. Berita yang
menampilkan orang-orang ini akan lebih menarik bagi khalayak.
Sebagian besar kegiatan pemerintah berupa rapat. Maka wartawan bidang
ini tentu berharap bisa meliput banyak rapat. Tapi rapat yang menjemukan
tidak boleh menjadi alasan bagi berita yang menjemukan pula. Khalayak

bergantung pada wartawan untuk menceritakan hanya hal-hal yang penting


saja, bukan apa saja yang terjadi di ruang rapat secara kronologis. Berita
terbaik tentang rapat bukan berfokus pada apa yang terjadi di dalam ruang
rapat, tetapi pada orang-orang yang terkena dampak dari apa yang terjadi di
situ.
Untuk beat di kalangan pemerintah, penting sekali bagi wartawan untuk bisa
membaca dan memahami anggaran dan jenis-jenis laporan keuangan
lainnya. Ikuti arus uang adalah petuah yang baik bagi semua wartawan,
tapi terutama wartawan yang meliput kegiatan pemerintah dan politik.
Berita tentang dana pemerintah mungkin tampak kering, tapi pajak dan
belanja negara mempengaruhi khalayak secara langsung dan orang berhak
tahu ke mana uang mereka pergi. Pada umumnya dokumen merupakan
darah kehidupan pemerintah. Jadi wartawan harus bisa mendapatkan dan
memahaminya.
Wartawan politik dalam sebuah negara demokrasi punya satu misi pokok:
menyediakan bagi warga negara informasi yang mereka perlukan agar
mereka bisa melakukan pilihan yang cerdas atas para calon pejabat yang
dipilih. Untuk itu wartawan perlu meneliti latar belakang dan kualifikasi para
calon, sikap mereka atas isu-isu utama, dan apa saja kata para calon
sewaktu kampanye dan dalam iklan. Wartawan yang meliput politik juga
mempelajari pendukung seorang calon karena kepentingan mereka sering
memberi petunjuk tentang apa yang akan dilakukan calon itu jika terpilih.
Survei pendapat umum adalah makanan pokok dalam liputan kampanye,
tapi wartawan perlu menelitinya lagi untuk memutuskan apakah sebuah
hasil jajak pendapat memang layak berita. (Lihat pada sidebar, PertanyaanPertanyaan Yang Harus Diajukan Wartawan Tentang Jajak pendapat, pada
halaman 52). Jajak pendapat pacuan kuda atau lintasan yang
menyebutkan persentase pemilih yang mendukung masing-masing calon
hanya bernilai terbatas kecuali sebagai gambaran sepintas tentang
pertarungan itu untuk hari tertentu. Beberapa wartawan percaya jajak
pendapat-jajak pendapat itu sebenarnya dilakukan oleh para pemilih yang
bias guna menyokong calon utama karena orang bisanya ingin mendukung
seorang pemenang. Tapi para peneliti di Amerika Serikat sudah menemukan
bahwa pemilih yang memberi perhatian pada jajak pendapat juga belajar
banyak tentang isu-isu yang diusung dalam kampanye. Nasihat para peneliti
itu bagi wartawan adalah terus melaporkan hasil dari jajak pendapat-jajak
pendapat lintasan yang absah selama kampanye, tapi jangan
menjadikannya fokus utama dalam liputan mereka.
Kalau sudah sampai ke isu kampanye, wartawan hendaknya memberi
perhatian pada bukan saja apa yang dikatakan para calon tetapi juga apa
yang ingin diketahui pemilih. Banyak organisasi berita melakukan jajak

pendapat isu untuk melihat topik apa saja yang menjadi perhatian besar
masyarakat selama tahun kampanye. Kadang-kadang calon berusaha
menghindari pembahasan suatu isu kontroversial yang sangat penting bagi
pemilih.
Dalam hal ini, wartawan harus mengusung pertanyaan yang diajukan publik.
Wartawan politik yang baik tidak sekadar menunjukkan bagaimana sikap
seorang calon terhadap isu-isu itu. Mereka juga bertanya apa saja yang
sudah dilakukan para calon tentang isu-isu itu di jabatan terpilih sebelumnya
atau di jabatan lain yang mungkin pernah mereka pangku. Agar isu itu
menjadi hidup, wartawan mencari orang-orang yang kisah-kisahnya
menggambarkan mengapa isu-isu itu penting dan bagaimana bedanya jika
seorang calon atau calon lain menang dalam pemilu.
Bisnis dan Ekonomi
Beat bidang bisnis menyentuh kehidupan hampir setiap orang.
Pengangguran, ongkos pangan dan bahan bakar, tabungan pribadi dan
investasi, kesemua topik ini penting bukan saja bagi para pemimpin dunia
usaha tapi juga bagi pekerja dan pelanggan.
Meliput beat bidang bisnis berarti melaporkan tentang majikan dan pekerja,
konstruksi, dan penjualan properti, serta sektor-sektor usaha yang terus
menggerakkan perekonomian lokal, apakah itu pertanian, manufaktur,
pertambangan atau pun perawatan kesehatan. Di tingkat nasional, wartawan
bidang bisnis meliput lebih banyak topik yang rumit seperti komoditas dan
pasar saham, tingkat bunga, dan utang-piutang lembaga.
Wartawan yang meliput bidang bisnis dan ekonomi harus membuat berita
mereka sampai ke tangan khalayak umum. Mereka harus memahami
konsep-konsep dan istilah ekonomi, dan harus bisa mendefinisikan atau
menyatakan kembali dalam bahasa biasa. Ini praktik yang bagus bahkan
bagi wartawan yang bekerja untuk penerbitan atau media siaran khusus, di
mana khalayak mereka diharapkan sudah akrab dengan istilah-istilah itu.
Di Amerika Serikat, misalnya, The Wall Street Journal ditujukan kepada para
pembaca dari kalangan bisnis, tapi koran ini tetap menyebutkan arti dari
istilah-istilah yang umum seperti produk kotor nasional, yakni nilai total
dari keluaran barang dan jasa sebuah negara. Seiring waktu, wartawan
bidang bisnis mengembangkan daftar mereka sendiri tentang definisi-definisi
ringkas yang dapat mereka masukkan ke dalam berita mereka. Khalayak
akan menghargai sebuah pernyataan yang jelas tentang arti dari konversi
utang, devaluasi mata uang, privatisasi, dan istilah-istilah ekonomi
lainnya. Mereka akan menghargai berita yang menjelaskan mengapa konsepkonsep itu penting bagi orang biasa maupun hadan usaha dan pemerintah.

Wartawan bidang bisnis perlu bisa membaca dan memahami laporan


keuangan, neraca pembayaran, dan laporan tahunan. Mereka sering
menemukan berita dengan melihat-lihat perubahan dalam penerimaan dan
pengeluaran dari tahun ke tahun. Mereka membandingkan perusahaan
dengan perusahan lain dalam industri yang sama atau di kawasan yang
sama. Misalnya, ketika sebuah usaha ditutup atau gagal, wartawan akan
bertanya bukan hanya berapa orang kehilangan pekerjaan tapi juga apa
dampaknya pada masyarakat.
Untuk menjawab pertanyaan yang rumit ini, mereka perlu tahu apakah
perusahaan itu merupakan salah satu majikan utama di kawasan tersebut,
apakah perusahaan-perusahaan lokal lainnya menyediakan produk atau jasa
yang sama, berapa tingkat pengangguran di situ dan sebagainya.
Laporan tentang dunia bisnis memerlukan pengetahuan yang lebih dalam
tentang matematika dan statistik daripada di hampir semua bidang lain. Tapi
wartawan bidang bisnis harus agak hemat dengan angka, karena terlalu
banyak angka akan membuat berita tampak kering dan menjemukan. Beritaberita tentang bisnis yang paling menggigit akan memperlihatkan makna
dari setiap perkembangan dengan menempatkannya dalam istilah-istilah
yang manusiawi, menggambarkan hagaimana khalayak sudah atau akan
terpengaruh olehnya.
Kesehatan, Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan
Berita-berita tentang kesehatan dan lingkungan berdampak langsung pada
kehidupan manusia. wartawan yang meliput AIDS tahu benar bahwa sikap
acuh-tak-acuh sama berbahayanya dengan penyakit itu sendiri. Berita-berita
mereka dapat mendidik orang agar mereka dapat melindungi diri sendiri.
Wartawan bidang kesehatan, ilmu pengetahuan dan lingkungan bisa
melaporkan apa saja mulai dari flu burung sampai dengan pemetaan genom
manusia dan dampak pembendungan sungai. Untuk masing-masing topik ini,
isu yang mendasarinya rumit dan tugas wartawanlah untuk menjelaskan hal
itu.
Ketika sedang menghadapi berita-berita demikian, wartawan perlu akrab
dengan bahasa para ilmuwan dan peneliti medis yang bisa membingungkan
pembaca awam. Jangan sampai terintimidasi oleh bahasa itu, ujar wartawan
Denis Bueckert dari kantor berita Canadian Press, dan jangan pula
menggunakan bahasa itu dalam cerita Anda. Seperti wartawan bidang bisnis,
penulis bidang ilmiah mengembangkan daftar sendiri tentang defnisi dan
penjelasan untuk istilah-istilah yang rumit sehingga mereka dapat menulis
berita yang masuk akal bagi pembaca umum.
Wartawan yang meliput subyek-subyek ilmiah perlu memahami metode
ilmiah; matematika dasar, dan statistik, sehingga mereka dapat melakukan

cek ulang atas hasil-hasil studi penelitian. Pada waktu yang sama, mereka
harus melawan godaan untuk menyatakan bahwa setiap perkembangan ilmu
pengetahuan merupakan suatu terobosan, atau mendesakkan jawaban ya
atau tidak, bukannya menerima berbagai kemungkinan. Berita mereka
mungkin kurang dramatis tapi jelas lebih akurat.
Wartawan yang terlatih untuk melaporkan semua sisi sebuah berita sering
terjatuh ke dalam perangkap ketika sedang meliput. Memberikan liputan
yang seimbang atas berbagai pandangan ilmiah yang berbeda benar-benar
bisa menyesatkan khalayak.
Misalnya, sebagian besar ilmuwan percaya baahwa persinggungan dengan
timah hitam (timbal) bisa berbahaya bagi tingkat kecerdasan anak-anak.
Hanya sedikir saja peneliti yang mempermasalahkan kaitan itu. Wartawan
dapat menyebutkan kedua sudut pandang itu, tapi tidak sedemikian rupa
sehingga seolah-olah tidak ada konsensus ilmiah untuk isu tersebut.
Carol Roger, guru besar jurnalistik Universitas Maryland yang sudah
menyunting banyak buku tentang penulisan ilmiah, punya dua petuah
berguna bagi wartawan bidang khusus. Pertama, masalah identifikasi.
Wartawan sering tidak mengidentilikasi pakar yang mereka kutip secara
memadai. Khalayak berhak tahu mengapa Anda mengutip orang tertentu.
Misalnya, sebuah berita tentang konferensi internasioal mengenai perubahan
iklim mengutip ucapan kepala Kantor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung Putih, tapi tidak pernah menyebutkan bahwa ia adalah seorang
ilmuwan terhormat bidang cuaca. Dengan memberikan intormasi itu,
khalayak akan bisa mengevaluasi komentar pakar tersebut dengan baik.
Kedua, Rogers mengatakan, tidak seperti wartawan, khayalak tidak selalu
mengetahui latar belakang dari setiap berita, apalagi berita yang rumit. Jadi,
jika Anda tengah meliput sebuah konferensi ilmiah, misalnya, jangan
beranggapan bahwa khalayak Anda sudah mendengar atau membaca berita
hari sebelumnya, atau bahwa mereka akan mendengarkan berita itu besok.
Berikan latar belakang yang mereka perlukan untuk memahami isu tersebut
dan lakukanlah seolah-olah berita Anda adalah satu-satunya berita yang
akan mereka baca atau dengar tentang subyek itu. Bisa saja memang
begitu.
Kepolisian dan Pengadilan
Wartawan yang meliput bidang kejahatan dan peradilan perlu tahu cara
sistem itu bekerja. Sedikit saha wartawan yang mendapat pelatihan tentang
peradilan pidana, tapi para wartawan veteran menyarankan agar wartawan
bidang kepolisian menyarankan agar wartawan setidaknya mengambil salah
satu kursus untuk bidang ini. Para petugas polisi terkenal pelit memberikan
informasi kepada wartawan, tapi jika Anda tahu tentang aturan, peraturan

dan prosedur mereka, Anda akan bisa mengajukan pertanyaan yang lebih
baik, dan meningkatkan peluang Anda untuk menemukan apa yang ingin
Anda ketahui.
Wartawan bidang kepolisian perlu tahu dengan persis definisi kejahatan di
lingkungan yang mereka liput. Di Amerika Serikat, misalnya, burglary
(pembobolan) dan robbery (perampokan) bukan hal yang sama. Burglary
terdiri atas pemboholan bangunan untuk melakukan kejahatan. Robbery
adalah pencurian uang dan harta benda dengan kekerasan. Dengan
mengembangkan sebuah daftar istilah penting Anda bisa tercegah
melakukan kesalahan yang memalukan. Siaran pers dari kepolisian mungkin
menyediakan fakta-fakta dasar tentang sebuah kejahatan, tapi wartawan
yang baik akan menggali lebih dalam. Mereka akan pergi ke lokasi untuk
mencari-cari rincian berita dan berbicara dengan para tetangga atau saksi
mata kapan saja mungkin.
Wartawaan bidang pengadilan harus memahami proses peradilan dari awal
sampai akhir. Mereka harus tahu apa yang terjadi ketika seorang tersangka
ditahan, didakwa, diajukan ke pengadilan, divonis atau dibebaskan.
Wartawan berpengalaman mengatakan cara terbaik untuk mempelajari
proses ini adalah menyediakan waktu di gedung pengadilan. Mulailah
dengan para panitera pengadilan yang menyimpan docket (daftar kasus)
dan kalendernya. Cari tahu cara mendapatkan salinan catatan pengadilan,
arsip, dan kesaksian. Baca arsip kasus-kasusnya dan terus ikuti apa yang
dilaporkan tentang kasus itu jika Anda tidak bisa hadir di pengadilan setiap
hari, dan ini sering terjadi.
Pengacara adalah sebagian dari sumber informasi yang paling baik untuk
bidang peradilan. Mereka sering lebih bersedia berbicara kepada wartawan
ketimbang jaksa tentang kasus-kasus yang mereka tangani. Lakukan sebaikbaiknya untuk memahami bahasa hukum, tapi hindari penggunaannya
dalam berita Anda. Pengacara memang diajarkan untuk menggunakan katakata wah untuk membuat wartawan bingung, ajar S.L. Alexander, penulis
Covering the Courts: A Handbook for Journalists. Jika Anda tidak tahu arti
suatu hal, mintalah orang yang Anda wawancarai untuk menjelaskannya,
katanya.
Olahraga
Wartawan bidang olahraga menghasilkan sebagian dari tulisan jurnalistik
terbaik. Berita mereka secara alami melibatkan drama, emosi, dan individuindividu yang terlalu dibesar-besarkan, kata mantan wartawan TV Bill
Schwanbeck yang kini mengajar di Universitas Quinnipiac, Connecticut.
Penulis berita olahraga yang baik lebih dari sekadar melaporkan skor sebuah
pertandingan atau hasil sebuah kompetisi atletik. Mereka menyediakan halhal mendasar itu, tentu saja, tetapi mereka juga menyediakan perspektif dan

konteks yang tidak bisa diperoleh khalayak yang menonton langsung atau
melalui televisi.
Penulis bidang olahraga menjelaskan mengapa dan bagaimana sesuatu
terjadi, bukan hanya tentang siapa dan apanya. Mereka juga melaporkan
bisnis olahraga, dan menulis artikel tentang atletik, pemilik tim, dan
penggemarnya.
Tapi wartawan bidang olahraga masih harus mulai dari hal-hal yang
mendasar. Mereka perlu tahu ihwal olahraga, memahami aturan permainan
atau olahraga yang mereka laporkan dan bagaimana skop ditentukan.
Mereka bekerja dengan tenggat waktu yang ketat, terutama jika meliput
pertandingan malam hari. Mereka harus tetap mengikuti skornya dan
membuat catatan pada waktu yang sama, bukan tugas yang ringan dalam
sebuah pertandingan dengan tempo tinggi. Yang paling penting, mereka
harus menemukan sebuah tema untuk masing-masing berita dan
membangun rincian di sekitarnya.
Dalam banyak kasus, berita terbaik bukan berasal dari lapangan. Wartawan
olahraga menyelidiki apa yang terjadi di balik layar, suasana di ruang ganti
baju, atau ketegangan antara dua orang pemain yang bisa mempengaruhi
seluruh tim. Mereka memperlakukan para pemain dan manajer dengan
hormat, tapi mereka tidak terlibat dalam pemujaan pahlawan. Mereka sering
menikmati olahraga yang mereka liput, tapi mereka bukan penggemar atau
pendukung salah satu tim. Seperti semua wartawan, mereka harus menjadi
pengamat yang adil dan independen atas berita-berita yang mereka liput.
Sebagaimana wartawan bidang bisnis dan sains menghindari jargon ekonomi
dan bisnis, wartawan bidang olahraga hendaknya menghindari istilah-istilah
yang hanya diketahui oleh para pelatih dan penggemar berat saja. Jagalah
tetap sederhana, kata mantan wartawan olahraga Mike Reilley, yang kini
menerbitkan situs The Journalists ToolBox. Jangan genit. Ia juga
mengingatkan wartawan muda untuk menduga wawancara yang kurang
bersahabat dengan atlet dan pelatih, terutama bila mereka baru saja kalah.
Banyak atlet profesional suka mengintimidasi, kata Reilley. Jadi bersiapsiaplah pasang kuda-kuda.
Pertanyaan-Pertanyaan
pendapat

Yang

Harus

Diajukan

wartawan

Tentang

Jajak

Siapa yang melakukan jajak pendapat? Apakah ini sebuah lembaga survei
yang absah? Untuk siapa lagi mereka melakukan jajak pendapat itu?
Siapa yang membiayai jajak pendapat? Apa agenda politik mereka?

Berapa jumlah respodennya? Apakah mereka diseleksi? Orang seperti apa


saja yang diwawancarai?
Apakah hasilnya berdasarkan pada jawaban dari semua atau sebagian dari
orang yang diwawancarai?
Kapan jajak pendapat dilakukan?
Bagaimana jajak pendapat dilakukan?
Apa saja pertanyaannya?
Berapa marjin kesalahannya? Berapa angka kasarnya?
Apakah hasilnya berbeda dengan jajak pendapat lain dan jika ya, mengapa?
Apakah jajak pendapat itu layak dilaporkan?
Disarikan dengan izin dari 20 Questions a Journalist Should Ask About Poll
Results, Edisi Ketiga, oleh Sheldon R. Gawiser, Ph.D., G. Evans Witt.
http://www.ncpp.or.
7. ETIKA DAN HUKUM
Sebuah pers yang bebas punya kekuatan luar biasa, jika kekuatan artinya
adalah kemampuan untuk mempengaruh] orang lain. Media berita dalam
sebuah negara demokrasi pada umumnya punya hak untuk melaporkan
informasi tanpa persetujuan lebih dulu dari pemerintah. Banyak negara
menyediakan perlindungan hukum bagi wartawan sehingga mereka dapat
menjalankan hak itu, tapi bersama dengan hak datang pula tanggung jawab.
Bagi wartawan, tanggung jawab yang paling mendasar di sebuah
masyarakat yang bebas adalah melaporkan berita secara akurat dan adil:
artinya mempraktikkan jurnalisme yang etis.
Etika adalah suatu sistem prinsip yang memandu tindakan. Sementara
hukum menetapkan apa yang boleh dan tidak boleh Anda lakukan dalam
suatu situasi tertentu, etika menyebutkan apa yang hendaknya Anda
lakukan. Ini berdasarkan pada nilai-nilai baik pribadi, profesi, sosial maupun
moral dan muncul dari penalaran. Pembuatan keputusan yang etis artinya
sekadar menerapkan nilai-nilai ini dalam pekerjaan Anda.
Deklarasi Chapultepec yang disetujui oleh negara-negara di Benua Amerika
pada 1994 sebagai penangkal terhadap tekanan pada kebebasan
berekspresi di seluruh benua itu membuat jelas bahwa jurnalisme yang etis
adalah inti dari keberhasilan jangka panjang media berita.

Kredibilitas pers terkait dengan komitmennya pada kebenaran, pada upaya


mencapai keakuratan, keadilan, dan obyektivitas, dan pada perbedaaan
yang jelas antara berita dan iklan. Pencapaian tujuan-tujuan ini dan
penghormatan pada nilai-nilai etika dan profesi mungkin tidak dapat
dipaksakan. Semua ini merupakan tanggung jawab wartawan dan media.
Dalam sebuah masyarakat yang bebas, pandangan publiklah yang akan
memberi penghargaan atau hukuman.
Pelanggaran etika memang terjadi dalam jurnalisme. Ada wartawan yang
merekayasa informasi. Ada redaktur yang menerima bayaran dari sumber
berita. Ada organisasi berita yang menerbitkan iklan dengan disamarkan
sebagai berita. Ketika hal demikian terjadi, publik punya hak untuk
mempertanyakan apa saja yang muncul di media. Semua wartawan, dan
semua organisasi berita, menderita ketika wartawan berperilaku tidak etis
karena perilaku itu menyebahkan kredibilitas profesi tersebut dipertanyakan.
Ketika kredibilitas menderita, menderita pula kemampuan organisasi berita
untuk bisa bertahan secara ekonomi.
Prinsip-Prinsip Etika
Ada satu aturan yang keramat dalam jurnalisme, ujar
dan novelis pemenang hadiah, John Hersey, yang
serangan bom atom di Hiroshima. Penulis tidak
Keterangan dalam izin itu harus berbunyi: TAK SATU
DIREKAYASA.

mendiang wartawan
meliput akibat dari
boleh merekayasa.
PUN HAL INI YANG

Wartawan yang beretika tidak menaruh kata-kata di mulut orang lain dan
berpura-pura mereka pernah berada di suatu tempat padahal tidak. Dan
mereka tidak mengaku-aku pekerjaan orang lain sebagai hasil karyanya
sendiri. Rekayasa dan plagiat adalah pelanggaran terhadap standar
jurnalistik dasar di seluruh dunia. Tapi tidak semua pelanggaran itu tampak
jelas.
Bagi wartawan, tanggung jawab paling mendasar dalam sebuah masyarakat
bebas adalah melaporkan berita secara akurat dan adil.
Wartawan menghadapi dilema etika setiap hari, di bawah tekanan dari
pemilik, pesaing, pemasang iklan dan publik. Mereka memerlukan sebuah
proses untuk menanggulangi dilema ini agar jurnalisme yang mereka
hasilkan bersifat etis. Mereka memerlukan suatu cara berpikir tentang isu-isu
etika yang akan membantu mereka membuat keputusan yang baik, bahkan
pada tenggat waktu.
Cara berpikir ini tertanam dalam prinsip-prinsip yang diandalkan para
wartawan. Inilah prinsip-prinsip dasar dari Himpunan Wartawan Profesional
A.S., sebuah organisasi jurnalistik sukarela:

Cari kebenaran dan laporkan.


Wartawan harus jujur, adil, dan berani mengumpulkan, melaporkan dan
menafsirkan informasi.
Minimalkan kerugian.
Wartawan yang beretika memperlakukan sumber, subyek, dan kolega
sehagai manusia yang berhak dihormati.
Bertindak independen.
Wartawan harus bebas dari kewajiban pada kepentingan apa saja kecuali hak
publik untuk tahu.
Bertanggung jawab.
Wartawan bertanggung jawab
merekan dan satu sama lain.

pada

pembaca,

pendengar,

penonton

Di permukaan mungkin tampak cukup mudah untuk patuh pada prinsipprinsip tersebut. Tentu saja wartawan harus mencari kebenaran dan
memperlakukan sumber mereka dengan hormat. Tapi kadang-kadang
prinsip-prinsip itu sendiri bertentangan. Wartawan yang sedang mencari
kebenaran mungkin menemukan informasi yang akan melukai keluarga
seseorang yang terlibat dalam suatu tindak kesalahan. Keanggotaan
wartawan pada sebuah organisasi non-pemerintah mungkin bisa
membuatnya tahu lebih banyak tentang berita yang melibatkan organisasi
itu,
tapi
keanggotaannya
pada
kelompok
itu
mungkin
akan
mengkompromosikan kebebasannya dan ini akan sulit dibenarkan bagi
khalayaknya. Dalam banyak kasus, membuat sebuah keputusan yang etis
berarti memilih antara yang benar dan salah dan antara yang benar dan
benar.
Lalu bagaimana wartawan dapat membuat keputusan etis yang baik?
Beberapa situasi dapat diatasi sebaik-baiknya dengan cara, pertama-tama,
menghindari situasi itu. Misalnya, wartawan dapat memilih tidak menjadi
anggota kelompok luar apa saja, atau mereka menganggap diri mereka tidak
cocok untuk meliput berita tentang kelompok apa saja tempat ia menjadi
anggota. Dalam kasus-kasus lain, wartawan harus mencari keseimbangan
yang paling baik antara prinsip-prinsip yang bertentangan, selalu mengingatingat kepentingan utama dalam mencari kehenaran dan melayani publik.
Pembuatan Keputusan Beretika

Beberapa ruang redaksi mengatasi kesulitan etika dari atas ke bawah. Ketika
sebuah isu atau dilema muncul, seorang manajer senior memutuskan apa
yang harus dilakukan. Pendekatan ini punya kelebihan karena bisa cepat tapi
kadang-kadang sewenang-wenang. Cara ini tidak membantu apa-apa kepada
wartawan untuk membuat keputusan yang baik ketika mereka berada di
lapangan atau ketika manajer itu tidak ada. Karena itu, banyak ruang rddaksi
yang mengutamakan sebuah proses pembuatan keputusan beretika yang
lebih inklusif dan yang membantu semua wartawan membuat keputusan
yang baik dalam berbagai situasi.
Langkah pertama dalam proses ini adalah mendefinisikan dilema itu.
Kebanyakan orang sadar ketika mereka sedang menghadapi kesulitan etika.
Sebuah alarm di dalam otak berbunyi. Ada yang kurang beres tentang
sebuah situasi. Ketika hal itu terjadi, penting untuk menyebutkan dengan
jelas apa yang merisaukan Anda. Nilai-nilai apa saja yang mungkin bisa
dikompromikan? Isu-isu jurnalistik apa saja yang dipertaruhkan? Sering ada
ketegangan antara sebuah tujuan jurnalistik dan sebuah sikap etis.
Wartawan yang mendapatkan berita ekslusif mungkin ingin bergegas
mencetaknya sebelmn orang lain mengdahuluinya, tapi ia juga perlu
mempertimbangkan kemungkinan kunsekuensinya. Bagaimana kalau berita
itu ternyata salah? Wartawan hendaknya tidak mengorbankan nilai-nilai etika
mereka untuk mencapai tujuan lain seperti memenangkan persaingan.
Langkah berikut sesudah mendefinisikan masalah, adalah mengumpulkan
informasi lebih banyak untuk membantu Anda membuat keputusan yang
baik. Pelajari kebijakan dan panduan ruang redaksi Anda, jiki ada, dan
bicaralah dengan orang lain tentang dilema itu. Mulailah dengan rekan kerja
dan atasan Anda di ruang redaksi, tapi jangan berhenti di situ. Sering
berguna kalau kita menyertakan suara-suara lain, yakni orang-orang yang
tidak secara langsung terlibat dalam berita itu tapi yang tahu banyak tenting
situasinya.
Penting untuk dicatat bahwa wartawan, tidak seperti dokter, tidak
diharapkan untuk berjanji bahwa ia tidak akan menyebahkan kerugian.
Banyak berita yang benar dan penting akan melukai perasaan atau reputasi
orang lain. Ini tak terhindarkan. Tapi wartawan benar-benar berusaha
meminimalkan kerugian dengan tidak menempatkan orang lain pada risiko
yang tidak perlu. Bob Steele, yang mengajar etika jurnalistik di Lembaga
Poynter, suka bertanya, Bagaimana kalau posisinya dibalik? Bagaimana
perasaan saya nantinya?
Katakan bahwa seorang wartawan menemukan sebuah pabrik di mana anak
laki-laki di bawah 12 tahun bekerja 10 jam sehari, enam hari seminggu, dan
digaji kurang dari separuh upah minimum nasional. UUD negara itu melarang
majikan menyewa anak-anak di bawah 14 tahun dan mempekerjakan
mereka lebih Jari 45 jam seminggu adalah melanggar hukum. Dengan

menemukan pabrik itu wartawan punya bukti eksploitasi anak-anak, tapi apa
lagi yang perlu ia ketaui sebelum menerbitkan atau menyiarkan berita itu?
Jurnalisme etik sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang dari media
berita.
Menceritakan kebenaran tentang pabrik itu jelas akan menimbulkan berbagai
akibat, dan sebagian darinya menyakirkan. Ketika berhadapan dengan jenis
berita demikian, akan berguna kalau Anda membuat daftar orang dan
lembaga yang mungkin terpengaruh oleh berita itu dan mempertimbangkan
dampak yang mungkin ada. Berita tentang pabrik itu akan mempengaruhi
anak-anak itu secara langsung, tentu saja, tepi begitu juga keluarga mereka
dan pemilik pabrik. Mengetahui kemungkinan akibatnya, wartawan bisa
mulai mencari-cari alternatif untuk menyampaikan informasi itu sehingga
berita itu tetap benar tapi tidak banyak menimbulkan kerugian. Dalam kasuS
pabrik itu, wartawan bisa memutuskan untuk menggunakan foto anak-anak
tapi tidak menyebutkan nama mereka dalam upaya membatasi potensi
kerugian sebagai akibat dari berita itu.
Itu baru satu contoh tentang keputusan jurnalistik yang bisa menimbulkan
konsekuensi etis. Contoh lainnya adalah jenis dan penempatan liputan serta
nadanya. Dampak sebuah berita di halaman muka dengan judu1 besar-besar
dan sebuah foto besar jelas akan lebih besar ketimbang berita kecil di
halaman dalam. Berita televisi yang diiklankan berkali-kali sebelum
diudarakan akan punya dampak lebih besar, dan dengan demikian
konsekuensi etis yang lebih besar pula, ketimbang berita yang ditayangkan
satu kali di tengah-tengah acara siaran berita.
Dengan melewati sebuah proses untuk membuat keputusan etis yang baik,
wartawan dan organisasi berita menempatkan diri pada posisi untuk secara
jelas membenarkan tindakan mereka. Dengan menjelaskan apa yang sudah
dilakukan dan sebabnya, wartawan bisa mendukung kredibilitas mereka dan
membenarkan kepercayaan publik terhadap mereka.
Ruang redaksi yang menghargai pembuatan keputusan yang etis
memastikan bahwa jenis-jenis isu demikian selalu dibahas, bukan hanya
ketika sebuah dilema muncul. Sejumlah ruang redaksi mengadakan rapat
berkala untuk membahas apa yang harus mereka lakukan dalam situasisituasi hipotesis. Wartawan yang mau mendengar dengan pikiran terbuka
dan tetap menjaga emosinya serta menghindari sikap tidak luwes tentang
posisi mereka akan mampu menerapkan ketrampilan-ketrampilan ini dalam
bekerja ketika mereka tengah menghadapi sebuah persoalan etika yang
nyata.
Kode Etika

Himpunan dan federasi wartawan di seluruh dunia sudah membentuk kodekode etika untuk memandu kerja para wartawan anggotanya. Kode etika
mencakup apa saja mulai dari plagiat sampai ke privasi dan dari koreksi
sampai kerahasiaan. Ada yang ringkas dan kata-katanya kabur, namun ada
pula yang panjang-lebar dan sangat eksplisit. Claude-Jean Bertrand, guru
besar di Universitas Paris, Prancis yang telah meneliti kode-kode etika dari
banyak negara, mengatakan bahwa kebanyakan kode etika itu mencakup
tiga unsur dasar:
Nilai-nilai fundamental termasuk penghormatan pada kehidupan dan
solidaritas manusia;
Larangan fundamental, termasuk tidak berbohong, menyebabkan kerugian
yang tidak perlu, atau menggunakan milik orang lain.
Prinsip-prinsip jurnalistik termasuk keakuratan, keadilan dan independensi.
Kode-kode ini kadang-kadang bersifat sukarela, tanpa konsekuensi yang jelas
bagi pelanggarnya. Tapi diharapkan rekan sejawat dan majikan akan
meminta pertanggungjawaban dari wartawan yang bertindak tidak etis. Di
beberapa negara, dewan pers mendengarkan keluhan terhadap wartawan
dan dapat merekomendasi tindakan untuk memperbaiki kesalahan. Majalahmajalah pengulas jurnalisme juga berfungsi sebagai korektor dengan
memaparkan tingkah laku wartawan yang tidak etis. Beberapa organisasi
berita punya seorang staf yang disebut ombudsman dengan tugas melihatlihat kesalahan dan pelanggaran etika serta menjadi wakil publik di dalam
ruang redaksi.
Di negara-negara di mana wartawan wajib menjadi anggota serikat kerja
atau himpunan, kode etikanya sering mencakup sebuah ketentuan
pelaksanannya. Misalnya, Himpunan Wartawan Australia punya komisi
hukum yang menyelidiki tuduhan tingkah laku tidak etis terhadap wartawan.
Wartawan yang diketahui melanggar dapat dicela, didenda, atau dikeluarkan
dari kelompoknya.
Kode Tingkah Laku
Selain kode etika nasional dan regional, banyak organisasi berita punya kode
tingkah laku atau standar praktik sendiri yang diharapkan akan diikuti oleh
para wartawannya. Kode ini mungkin menyebutkan tindakan atau kegiatan
spesifik yang mungkin dianjurkan atau dilarang, atau yang memerlukan
persetujuan atasan.
Banyak organisasi berita membatasi apa yang dapat dilakukan wartawan
baik di dalam maupun di luar kerja mereka. Alasan utama bagi pembatasan
itu adalah untuk melindungi kredibilitas organisasi berita tersebut.

Wartawan dan jurufoto mungkin diminta secara jelas bahwa mereka tidak
boleh memanipulasi atau merekayasa berita dengan meminta orang untuk
melakukan sesuatu bagi berita itu, hal yang biasanya tidak dilakukan orang
itu. Wartawan mungkin tidak boleh menyembunyikan identitas mereka untuk
mendapatkan berita, kecuali jika ada kepentingan umum yang jelas dan
mendesak atas informasi itu dan berita itu tidak dapat diperoleh dengan cara
lain mana pun. Sebuah stasiun televisi mungkin secara eksplisit melarang
penggunaan
kamera
tersembunyi
atau
rekaman
rahasia
dalam
mengumpulkan berita kecuali jika seorang manajer menyetujuinya dengan
atasan kepentingan publik.
Dengan datangnya fotografi digital, standar baru sudah ditambahkan untuk
melarang mengubah-ubah foto atau video dengan cara yang dapat
menyesatkan khalayak. Sejumlah insiden tingkat tinggi telah ikut
menyebahkan dibuatnya kebijakan baru demikian, termasuk sebuah foto di
sampul majalah National Geographic pada tahun 1980-an yang secara digital
memindahkan Piramida-Piramida Giza di Mesir yang tersohor itu menjadi
tampak berdekatan.
Banyak peraturan dalam kode tingkah laku ruang redaksi berkaitan dengan
independensi jurnalistik. Bahkan untuk mengindari munculnya konflik
kepentingan, wartawan mungkin dilarang punya saham atau kepentingan
pribadi di perusahaan yang mereka liput. Wartawan mungkin tidak
diperbolehkan mengambil posisi publik dalam sebuah isu politik atau secara
terbuka mendukung seorang calon untuk jabatan publik. Organisasi berita
mungkin melarang wartawan punya huhungan bisnis dengan sumber berita
mana pun, atau melakukan pekerjaan sampingan demi uang kecuali atas
persetujuan manajer.
Kebijakan etika Detroit Free Press, sebuah surat kabar di Negara Bagian
Michigan, Amerika Serikat, dengan tegas menyebutkan apa yang akan dan
tidak akan dilakukan koran itu. Mereka melarang membayar sumber untuk
mendapatkan berita dan menyatakan bahwa sumber tidak akan dibolehkan
melihat-lihat materi berita sebelum diterbitkan. Canadian Broadcasting
Company (CBC) punya pedoman standar panjang-lebar yang mewajibkan
karyawan untuk menolak setiap hadiah yang mungkin disediakan untuk
mempengaruhi keputusan CBC; hanya hadiah sederhana untuk tujuan baik
atau keramahtamahan yang ditawarkan dalam bisnis yang normal saja boleh
diterima. Para karyawan CBC tidak boleh menerima tawaran perjalanan atau
akomodasi gratis untuk meliput berita.
Mungkin mustahil menghindari setiap potensi konflik, tapi wartawan perlu
menyadari bahwa tingkah laku mereka bisa memberi kesan buruk pada
organisasi berita mereka. Bila mereka merasa bahwa sebuah konflik mungkin
timbul, mereka diharapkan memberitahu atasan mereka. Wartawan yang
punya hubungan pribadi dcngan sebuah berita mungkin bisa meminta

wartawan lain untuk menggantikannya. Banyak organisasi berita sudah


menjadikannya sebagai suatu praktik, dengan meminta wartawan
mengungkapkan hubungan dalam berita-berita mereka yang mungkin
menyiratkan adanya konflik kepentingan, sekalipun sebenarnya konflik itu
tidak ada.
Kode tingkah laku pada umumnya berupa dokumen internal, tapi makin
banyak organisasi berita yang memasangnya di situs Web sehingga publik
bisa tahu apa yang bisa mereka harapkan dan dapat meminta koran atau
stasiun siaran bertanggung jawab manakala standar itu dilanggar.
Standar Masyarakat
Organisasi berita sering menghadapi konflik antara kelayakan berita dan
standar inasyarakat, dan untuk mengatasi hal itu diperlukan praktik
pembuatan keputussan yang etis. Misalkan seorang pejabat terpilih sudah
menggunakan kata-kata rasialis dalam membicarakan seorang anggota
partai oposisi. Beberapa koran mungkin akan mencetak kata-katanya persis
seperti yang dipakai pejabat itu. Koran lain mungkin menggunakan beberapa
huruf diikuti oleh tanda penghubung untuk menunjukkan apa yang sudah
diucapkannya tanpa harus mengejanya penuh. Dan beberapa surat kabar
lain akan melaporkan hanya bahwa pejahat itu sudah menggunakan bahasa
yang menyinggung perasaan. Para redaktur surat kahar memilih solusi yang
berbeda-beda bergantung pada apa yang menurut mereka bisa ditolerir oleh
pembaca. Tapi kadang-kadang mereka jalan terus dengan sebuah keputusan
yang mereka yakini akan menyinggung sejumlah pembacanya. Redaktur
menghadapi pilihan yang mirip sulitnya ketika menghadapi sebuah foto yang
mengejutkan atau video yang mungkin merupakan cara paling kuat untuk
menyampaikan berita penting.
Untuk meminimalkan kerugian yang mungkin timbul dari pilihan itu, banyak
manajer berita kini memilih untuk menjelaskan mengapa mereka sudah
melakukan keputusan itu, entah di dalam teks berita itu atau di kolom
catatan redaksi yang terpisah. Misalnya, sebuah foto tentang seorang ibu
yang menggendong tubuh anak lelakinya yang kurus kering dan telah mati
karena kelaparan jelas akan sangat mengganggu. Alih-alih menunggu
panggilan telepon yang marah atau menanggapi setiap protes penonton,
catatan rddaksi itu mungkin mengatakan bahwa gambar tentang
penderitaan itu menceritakan berita tentang kelaparan itu jauh lebih jelas
daripada kata-kata saja. Dengan menjelaskan keputusan mereka kepada
masyarakat, wartawan dapat bertindak sesuai dengan prinsip tanggung
jawab yang menuntun mereka.
Isu-Isu Hukum

Tonggak dari standar-standar internasional tentang media berita adalah Pasal


19 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangga yang berbunyi:
Setiap orang punya hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi; hak
ini termasuk bebas untuk menahan pendapat tanpa campur tangan dan
untuk mencari, menerima, dan menyampaikan informasi dan gagasan
melalui media apa pun tanpa memandang batas negara.
Negara-negara anggota PBB berkomitmen untuk menjunjung tinggi piagam
itu, termasuk Pasal 19 itu, tapi hal itu belum bisa menghentikan beberapa
negara untuk menindas media berita mereka sendiri dan menghalangi akses
ke berita internasional. Dalam sejumlah kasus, wartawan ada yang sudah
terbunuh, dipenjara, atau diasingkan dalam upaya menjalanktn tugas
mereka.
Danilo Arbila dari Himpunan Pers Antar Negara-negara Amerika dan surat
kabar Busqueda di Urugay mengatakan bahwa undang-undang pers yang
paling baik adalah tiadanya undang-undang demikian sama sekali. Dalam
dunia yang ideal, katanya, perundang-undangan yang mengatur kebebasan
pers akan terdiri tidak lebih dari bebebarapa halaman, berisi klausul-klausul
yang jelas dan terus terang yang melarang setiap upaya untuk mengatur
kebebasan berekspresi. Tak perlu dikatakan lagi, dunia memang bukan
tempat yang ideal. Undang-undang pers di seluruh dunia begitu bervariasi
sehingga tidak mungkin kita meringkas semuanya. Beberapa negara
demokratis punya undang untuk menjamin akses wartawan ke informasi
publik, sedangkan negara lain ada yang membatasi informasi apa saja yang
boleh di diterbitkan atau ditayangkan. Di sejumlah negara, menyebutkan
nama seorang korban kejaltatan, atau identitas seorang anak remaja yang
dituduh melakukan kegiatan kriminal, adalah melanggar hukum. Bahkan di
dalam satu negara saja, mungkin ada peraturan-peraturan daerah yang
berbeda-beda dan mencakup isu-isu seperti apakah seorang wartawan dapat
dipaksa untuk menyebutkan nama sumber rahasia atau menyerahkan
catatan liputan ke pengadilan, dan dalam situasi seperti apa. Cukup
dikatakan bahwa wartawan harus menyadari adanya undang-undang di
negara-negara di mana mereka bekerja, serta upaya-upaya yang terusmenerus untuk mencabut undang-undang yang sangat membatasi gerak
mereka.
Salah satu jenis isu hukum yang dihadapi wartawan adalah pencemaran
nama. Di Amerika Serikat, pencemaran nama adalah pernyataan tentang
sebuah fakta yang pada dasarnya salah tentang seseorang yang dapat
diidentifikasi dan yang cenderung mencemarkan reputasi orang tersebut.
Pencemaran nama baik (defamation) akan disebut sebagai libel (hasutan)
jika pernyataan itu diterbitkan dan slander (fitnah) jika ditayangkan, tapi
parameter dasarnya sma. Secara umum jika sebuah pernyataan memang
benar, itu tidak bisa disebut pencemaran nama. Dengan demikian wartawan

harus mengkonfirmasikan dengan bebas apa yang dikatakan oleh sumber


mereka, apakah komentar-komentar mereka bisa mencemarkan nama orang
lain atau tidak.
Sering perkembangan teknologi yang mengubah cara kerja wartawan,
undang-undang media juga diteliti kembali. Yang paling depan adalah
pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah wartawan online diberi hak-hak dan
perlindungan yang sama dengan wartawab yang bekerja pada organisasi
berita yang sudah mapan? Apakah hak-hak itu juga berlaku bagi para
blogger di Internet? Pertanyaan-pertanyaan ini tampaknya masih akan belum
teratasi untuk sementara waktu.
Wartawan jelas harus tunduk pada undang-undang lain yang berlaku bagi
setiap orang di negara tertentu, seperti undang-undang yang mengatur
privasi. Wartawan yang ingin memperoleh akses ke informasi tidak boleh
memasuki rumah pribadi, mengambil dokumen tanpa izin, atau menyadap
telepon dan berharap tidak akan menghadapi konsekuensi hukum. Sebuah
organisasi berita mungkin memutuskan bahwa sejumlah berita mereka
begitu penting sehingga mereka mau mengamhil risiko menghadapi sanksi
hukum, tapi itu soal lain yang akan diputuskan bersama dan dengan hati-hati
oleh para redaktur, wartawan dan manajemen.
8. SUMBER DAYA JURNALISTIK
Saat ini perkembangan jurnalistik sudah semakin pesat dan maju bahkan
sudah sampai ketingkat sekolah dasar (SD) yang biasa disebut dengan
Jurnalis Cilik atau Journal Sekolah. Bahkan seorang anak kecil dengan hasil
karya-karya tulisnya sudah bisa dimuat disuatu majalah ataupun mediamedia elektronik lainnya. Hal ini dikarenakan mereka ingin lebih maju dan
berkembang secara PROFESIONAL untuk mendapatkan hasrat dan jiwa
mereka yang haus akan karya tulis mereka dimuat dan dipublikasikan untuk
umum atau orang lain. Hal inilah yang seharusnya mendorong para
wartawan yang telah bekerja disuatu media cetak ataupun elektronik seperti
stasiun TV untuk lebih lebih dewasa dan matang dalam suatu pembuatan
berita bukan hanya sekedar mengejar rating apalagi untuk segepok amplop.
Atas dasar inilah sebaiknya jika suatu media atau organisasi jurnalistik dalam
melatih ataupun mengadakan suatu pertemuan untuk memasukkan agenda
pembicaraan tentang MORAL para jurnalis lebih ditekankan. Bukankah media
yang sehat sudah tentu para awaknya (jurnalis) sehat juga???

Anda mungkin juga menyukai