Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Ciri-ciri Pasar Oligopoli


Pasar oligopoli haya terdiri dari sekelompok kecil perusahaan. Biasanya struktur dari
industri dalam pasar oligopoli yaitu: terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai
sebagian besar pasar oligopoli, misalnya 70 sampai 80 persen dari seluruh produksi atau nilai
penjualan, dan disamping itu terdapat pula beberapa perusahaan kecil. Beberapa perusahaan
golongan yang menguasai pasar sangat saling mempengaruhi satu sama lainnya, karena
keputusan dan tindakan oleh salah satu dari perusahaan tersebut sangat mempengaruhi
perusahaan-perusahaan lainnya. Sifat ini menyebabkan setiap perusahaan harus mengambil
keputusan yang berhati-hati di dalam mengubah harga, membuat desain, mengubah tekhnik
memproduksi dan sebagainya. Sifat saling mempengaruhi (mutual interdepence) ini
merupakan sifat yang khusus dari perusahaan dalam pasar oligopoli, yang tidak terdapat
didalam bentuk-bentuk pasar lainnya. Dalam perekonomian yang sudah maju, pasar oligopoli
banyak terdapat karena tekhnologi sudah sangat modern. Tekhnologi modern mencapai
efisiensi yang optimum hanya sesudah jumlah produksi mencapai tingkat yang sangat besar.
Keadaan ini menimbulkan kecenderungan pengurangan jumlah perusahaan dalam industry.
Disamping sifat penting tersebut, pasar oligopoli juga memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu:
a. Menghasilkan barang standar maupun barang berbeda corak. Adakalanya
perusahaan dalam pasar oligopoli menghasilkan barang standar (standardized
product). Industri dalam pasar oligopoli yang demikian sifatnya banyak di jumpai
dalam industri yang menghasilkan bahan mentah seperti produsen bensin, industri
baja, industri aluminium, industri bahan baku seperti : industri semen dan industri
bahan bangunan. Disamping itu banyak pula pasar oligopoli yang terdiri dari
perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang berbeda corak (differentiated
product). Barang seperti itu pada umumnya adalah barang akhir. Contoh dari pasar
oligopoli yang menghasilkan barang akhir adalah industri mobil dan truk, industri
rokok, industri sabun cuci dan sabun mandi.
b. Kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah dan adakalanya sangat tangguh.
Dari dua kemungkinann ini, yang mana yang akan wujud tergantung kepada bentuk
kerjasama di antara perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli. Tanpa ada
kerjasama, kekuasaan menentukan harga menjadi lebih terbatas. Apabila suatu
perusahaan yang kehilangan pembeli akan melakukan tindakan balasan dengan
mengurangi harga yang lebih besar lagi sehingga akhirnya perusahaan yang mula-
mula menurunkan harga kehilangan langganan. Tetapi jika perusahaan dalam pasar
oligopoli bekerja sama dalam menentukan harga, maka harga dapat distabilkan pada
tingkat harga yang mereka kehendaki. Dalam hal ini kekuasaan mereka untuk
menentukan harga adalah sangat besar, yaitu sama seperti dalam monopoli.
c. Pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi dengan iklan. Iklan
secara terus menerus sangat diperlukan oleh perusahaan oligopoli yang
menghasilkan barang dengan corak yang berbeda. Pengeluaran untuk iklan biasanya
memerlukan biaya yang besar untuk perusahaan perusaahaan seperti ini. Kegiatan
promosi secara iklan yang sangat aktif tersebut bertujuan untuk menarik pembeli
baru dan mempertahankan pembeli lama. Perusahaan oligopoli yang menghasilkan
barang standar membuat pengeluaran untuk iklan yang lebih sedikit. Iklan tersebut
terutama untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

2.2 Penentuan Harga dan Produksi Tanpa Kesepakatan


Di dalam melihat pemaksimuman keuntungan dalam suatu perusahaan oligopoli, akan
diperhatikan bagaimana tujuan itu akan dicapai apabila perusahaan-perusahaan tidak
membuat kesepakatan. Di dalam membuat analisis itu perlu disadari bahwa walaupun tidak
terdapat persepakatan setiap perusahaan dalam pasar sebagai akibat dari jumlahnya yang
sangat sedikit, sangat erat kaitannya dan saling mempengaruhi satu sama lain. Maksudnya,
setiap tindakan yang dilakukan suatu perusahaan akan menimbulkan implikasi yang nyata
kepada perusahaan-perusahaan lainnya. Apabila implikasi tersebut merugikan perusahan-
perusahaan lainnya, maka mereka akan melakukan tindakan balasan.
2.2.1 Ciri Perkaitan Diantara Perusahaan-Perusahaan
Sebagai akibat dari perkaitan dan hubungan saling mempengaruhi yang sangat erat
tersebut, perusahaan oligopoli harus membuat perhitungan yang cermat mengenai reaksi dari
perusahaan lain apabila ia menurunkan atau menaikkan harga barangnya. Setiap perusahaan
oligopoli menyadari bahwa apabila ia merubah harga penjualannya, langkah ini akan sangat
mempengaruhi penjualan dari perusahaan-perusahaan lain. Apabila suatu perusahaan
menurunkan harga, perusahaan-perusahaan lain akan kehilangan langganan karena sebagian
dari langganan mereka akan membeli barang dari perusahaan lain yang mulai melakukan
penurunan harga. Dengan demikian, di dalam pasar oligopoli penurunan harga dari suatu
perusahaan berkecenderungan akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain juga akan
melakukan penurunan harga agar mereka tidak kehilangan langganan. Reaksi suatu
perusahaan apabila perusahaan yang lainnya menaikkan harga maka, produksi perusahaan-
perusahaan lain menjadi relative lebih murah. Sebagai akibatnya perusahaan yang menaikkan
harga akan kehilangan langganan, sedangkan perusahaan lain yang tidak menaikkan harga
akan memiliki pelanggan yang bertambah banyak. Dengan demikian tidak ada alasan untuk
perusahaan lain tersebut mengubah tingkat harganya. Mereka akan memperoleh keuntungan
yang lebih banyak apabila tidak mengubah harga.

2.2.2 Kurva Permintaan Terpatah (Kinked Demand Curve)

Gambar 14.1 Kurva Permintaan dalam Oligopoli

Kurva D1, adalah kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli dengan
asumsi apabila suatu perusahaan merubah harga (menaikkan atau menurunkan harga) maka
perusahaan lain tidak akan memberikan reaksi terhadap perubahan harga tersebut. sedangkan
kurva D2 merupakan kurva permintaan yang dihadapi pada perusahaan oligopoli dengan
asumsi perubahan harga barang yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan diikuti oleh
perusahaan lain yang ada dalam industri yang sama. Misalkan perusahaan berada pada
tingkat harga mula-mula P0, jumlah permintaan yang dihadapi adalah sebanyak Q0. Jika
perusahaan tersebut menurunkan harga produknya maka jumlah permintaan terhadap suatu
produk tersebut akan bertambah. Seandainya penurunan harga terjadi dai P0 ke P1 tersebut
tidak diikuti oleh perusahaan lain maka permintaan yang di hadapinya akan bertambah
sebesar Qa (digambarkan dalam titik a). Pertambahan yang besar ini di sebabkan oleh dua
faktor yaitu : (i) langganan perusahaan lain yang menghasilkan barang sejenis membeli
barang yang harganya telah menurun, dan (ii) segolongan konsumen membatalkan
konsumsinya keatas barang pengganti dan menambah konsumsi ke atas barang yang
mengalami penurunan harga tersebut. Namun apabila perusahaan-perusahaan lain dalam
pasar oligopoli tersebut ikut menurunkan harga seperti yang telah dilakukan perusahaan
pertama maka permintaan terhadap barang tersebut hanya cukup pada Qb (digambarkan pada
titik b). Pertambahan permintaan yang relative sedikit ini disebabkan karena hanya
dipengaruhi oleh segolongan konsumen membatalkan konsumsinya ke atas barang pengganti
dan menambah konsumsi ke atas barang yang mengalami penurunan harga.
Sebaliknya jika yang terjadi adalah suatu perusahaan berusaha menaikkan harga
barangnya sebesar P2, sedangkan perusahaan lain tidak ikut dalam menaikan harga atas
produknya yang dijual dan perusahaan lain itu tetap menjualnya dengan harga P0 maka
perusahaan pertama ini akan banyak kehilangan pelanggan dan jumlah barang yang dapat di
jual hanya mampu bertahan pada Qd. Akan tetapi, jika perusahaan lain ikut menaikkan harga,
maka ia hanya akan mampu menjual produknya pada Qc, meskipun resiko ia akan kehilangan
konsumen atau pelanggan masih tetap terjadi. Dengan demikian, apabila suatu perusahaan
oligopoli mengubah harga penjualannya, reaksi perusahaan-perusahaan lain adalah sebagai
berikut :
i. mereka akan turut menurunkan harga apabila perusahaan lain menurunkan harga
supaya tidak kehilangan pelanggan, dan
ii. mereka tidak akan turut menaikkan harga apabila perusahaan lain menaikkan harga,
karena apabila harga tidak berubah mereka akan mendapat tambahan pelanggan.
Oleh karena itu lah kurva permintaan dari perusahaan oligopoli adalah kurva
bengkok (Kinked Demand Curve) seperti yang telah ditunjukkan pada kurva 14.1
diatas.
Jika kurva terpatah D1ED2 adalah bentuk kurva permintaan yang dihadapi oleh suatu
perusahaan dalam pasar oligopoli, maka bentuk kurva hasil penjualan marginalnya
ditunjukkan dalam gambar 14.2. Kurva MR1 adalah kurva hasil penjualan marjinal apabila
kurva permintaan adalah D1D1 dan kurva MR2 adalah kurva hasil penjualan marjinal apabila
kurva permintaannya D2D2. Jika kurva permintaan dalam pasar oligopoli adalah kurva
terpatah D1ED2, maka kurva hasil penjualan marjinal adalah kurva MR1 yang ditebalkan (dari
atas hingga ke titik A1) dan kurva MR2 yang ditebalkan (dari titik A2 ke bawah).
Gambar 14.2 Kurva Marginal dalam Oligopoli

harga

Jumlah barang

2.2.3 Pemaksimuman Keuntungan Perusahaan


Dalam keadaan dimana kurva permintaan yang dihadapi perusahaan adalah kurva
terpatah, dan kurva hasil penjualan marjinal adalah kurva terputus seperti dalam gambar 14.1
dan 14.2, maka pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan dapat dilihat seperti
gambar 14.3. Misalkan pada mulanya dimana biaya marjinal adalah MC0. Untuk
memaksimumkan keuntungan MC0 harus sama dengan MR, maka berdasarkan keadaan
dalam gambar 14.3 keuntungan maksimum dicapai apabila harga P0 dan jumlah produksi
adalah Q0. Kemudian dimisalkan biaya produksi mengalami kenaikan sehingga menyebabkan
kurva biaya marjinalnya menjadi seperti yang ditunjukkan oleh MC2. Dari keadaan gambar
14.3 dapat dilihat bahwa keuntungan yang maksimum masih akan dicapai oleh perusahaan itu
pada ketika harga adalah P0 dan jumlah barang yang di produksikan adalah Q0. Hanya setelah
kurva biaya marginal berada di atas MC2 keseimbangan untuk memaksimumkan keuntungan
akan mengalami perubahan. Dari keadaan dalam gambar 14.3 dapat disimpulkan pula bahwa
selama perubahan biaya produksi tidak menyebabkan kurva biaya marjinal berada di atas
MC2 atau di bawah MC1, keseimbangan pemaksimuman keuntungan yang dinyatakan di atas
tidak akan mengalami perubahan. Dengan demikian, selama kurva biaya marjinal memotong
MR diantara titik A1 dan A2, harga dan jumlah produksi perusahaan tidak akan mengalami
perubahan.
Berdasarkan kepada analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pasar oligopoli
dimana perusahaan-perusahaan tidak melakukan persepakatan diantara mereka, tingkat harga
adalah bersifat rigid, yaitu bersifat sukar mengalami perubahan. Ia cenderung untuk tetap
berada pada tingkat harga yang telah di tetapkan pada permulaannya.

Gambar 14.3 Keseimbangan Perusahaan dalam Oligopoli

Anda mungkin juga menyukai