Anda di halaman 1dari 7

TEORI KLASIK ADAM SMITH BESERTA IMPLIKASI KASUS MASA

SEKARANG

Shofiail Haisyah Sadri

A1112275

Ilmu Ekonomi

ABSTRAK

Manusia hidup sarat dengan persoalan, salah satunya ialah persoalan ekonomi. Saat persoalan
ekonomi satu terselesaikan, maka persoalan ekonomi lainnya pun bermunculan. Hal inilah,
yang menjadi dasar terciptanya teori-teori dan konsep ekonomi guna menyelesaikan
persoalan dan tantangan tersebut.

Untuk mendalami hal tersebut, maka sangat perlu untuk mempelajari bagaimana teori atau
pemikiran ekonomi itu sendiri dikembangkan, siapa yang mengembangkan, mengapa
dikembangkan, dan apa saja konsekuensi yang ditimbulkannya. Hal ini tentu sangat berguna
untuk pengambilan keputusan terhadap persoalan ekonomi bahkan dalam ruang lingkup
negara.

PENDAHULUAN

Tidak ada pemahaman tentang ekonomi tanpa kesadaran tentang sejarahnya. Masa lalu
(sejarah) sendiri sangatlah panjang. Begitu juga dengan pemikiran ekonomi yang ada,
sangatlah banyak. Kita sebagai pihak masa sekarang, tinggal mempelajari serta memilih hasil
pemikiran-pemikiran ekonomi terdahulu untuk dikaitkan dengan persoalan ekonomi yang ada
di masa sekarang. Salah satunya, pemikiran ekonomi Adam Smith.

Adam Smith sendiri, bukanlah pencetus paling awal pemikiran ekonomi. Di masa
sebelumnya, sudah banyak pemikir ekonomi yang ada, seperti : masa Yunani Kuno (Plato,
Aristoteles, dan Zeno), pemikiran Ilmuwan Islam (Ibnu Khaldun), pemikiran kaum Skolastik
(Thomas Aquinas), pemikiran mercantilism (Antonio Serra, Philip W. von Hornick, Thomas
Mun, Jean Baptiste Colbert), dan pemikiran kaum fisiokrasi (Montesquieu, Voltaire,
Cantillon, Mirabeau, Francois Quesnay). Hanya saja, karena orang-orang Barat terlalu
memberi penghargaan atas karya Smith yang berjudul The Wealth of Nation, maka titik tolak
ukur pemikiran ekonomi biasanya berpatokan dengan pemikiran sebelum dan sesudah Adam
Smith.

SEKILAS TENTANG ADAM SMITH


Adam Smith lahir di Kirkcaldy, Skotlandia. Ia dibesarkan ibunya, karena ayahnya meninggal
sebelum ia lahir. Pada usia 4 tahun, ia sempat diculik oleh kelompok Gypsie, tapi segera
diselamatkan oleh pamannya.

Di usia 14 tahun, ia memasuki Universitas Glasgow (dikenal sebagai pusat pengembangan


pemikiran kelompok “Pencerahan Skotlandia”) sebagai penerima beasiswa. Dari sanalah, ia
sangat dipengaruhi Francis Hutcheson, seorang professor kenamaan di bidang Filsafat Moral.

Saat usia 17 tahun, ia kembali menerima beasiswa dan belajar di Balliol College, Universitas
Oxford. Tapi, Smith sangat kecewa karena para dosennya hampir tidak pernah memberikan
kuliah. Sehingga, ia pun memutuskan belajar dengan membaca apa yang ingin dia baca.
Salah satunya, buku terlarang A Treatise of the Human Nature, karya David Hume.

TEORI KLASIK ADAM SMITH

Pemikiran tentang ekonomi sudah sangat berkembang pada abad ke XV, saat terjadi revolusi
pertanian di Eropa. Tetapi, pengakuan terhadap ilmu ekonomi sendiri baru diberikan pada
abad ke XVIII, setelah Adam Smith muncul dalam percaturan ekonomi. Dimana, Adam
Smith merupakan tokoh utama dari aliran ekonomi klasik.

Disebut aliran klasik karena aliran yang diusung Smith sebenarnya gagasan yang sudah
dibahas oleh para pakar ekonomi jauh sebelumnya. Sebut saja, paham individualisme yang
tidak berbeda dengan paham hedonisme yang diusung oleh Epicurus pada masa Yunani
Kuno. Begitu juga dengan hukum laissez faire-laissez passer (hukum dimana campur tangan
pemerintah dalam perekonomian diminimalkan) yang sebelumnya sudah dibicarakan oleh
Francis Quesnay.

Smith sendiri lebih menekankan penentuan harga dan ekonomi mikro dalam alirannya.
Dimana, melalui analisis mikro ia menguraikan masalah pembangunan dan berbagai
kebijakan yang akan memacu pertumbuhan ekonomi.

Pendekatan yang digunakannya yaitu pendekatan deduktif yang digabung dengan pendekatan
historis. Jadi tidak heran jika buku The Wealth of Nation miliknya mencapai 900 halaman,
karena berisikan pemikirannya beserta intisari hasil pemikiran dari tokoh pemikiran
mercantilism dan fisiokrat.

Dalam banyak hal, pemikirannya sejalan dengan paham kaum fisiokrat yang menganggap
produksi barang dan jasa sebagai sumber utama kemakmuran suatu negara. Hal ini bukanlah
melalui perdagangan luar negeri sebagaimana yang kaum mercantilism yakini. Sedangkan,
untuk menentukan factor pendorong kemakmuran negara, Smith berbeda dengan kaum
fisiokrat. Kaum fisiokrat menganggap alam merupakan factor paling menentukan kemamuran
negara, sebaliknya Smith menganggap factor manusialah yang paling menentukan.
Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya tanpa sumber daya manusia yang akan
mengelolahnya.
GABUNGAN TIGA KARYA

Dapat dikatakan bahwa The Wealth of the Nation (1776) ialah karya agung dari Adam Smith.
Tapi, karya ini ternyata satu kesatuan dengan karya Smith sebelumnya, yaitu : The History of
Astronomy(1750-an) yang mengemukakan metode penelitian yang mendasari ilmu
pengetahuan, dan The Theory of Moral Sentiments (1759) yang mengemukakan hubungan
antar manusia di dalam masyarakat yang menjadi dasar untuk menjelaskan bagaimana
hubungan itu menciptakan pendapatan nasional dalam The Wealth of Nation.

SUMBANGAN POKOK THE WEALTH OF THE NATION

1. MEKANISME PASAR BEBAS

Smith sangat mendukung pendapat kaum fisiokrat mengenai laissez faire-laissez passer yang
menghendaki campur tangan pemerintah seminimal mingkin dalam perekonomian. Karena
menurutnya, perekonomian harusnya dibiarkan berjalan dengan wajar tanpa campur tangan
pemerintah, karena nantinya akan ada invisible hand yang bekerja dan membawa
perekonomian tersebut kearah keseimbangan.

2. TEORI NILAI

Menurut Smith, barang memiliki dua nilai, yaitu : nilai guna dan nilai tukar. Pembagian ini
pun sama dengan Quesnay (kaum fisiokrat) yang membedakan valuer usuelle dan valeur
venale. Namun, meskipun Smith membedakan nilai guna dan nilai tukar, nyatanyanya ia
hanya membahas lebih rinci tentang nilai tukar, yang diartikan sebagai : kemampuan yang
dimiliki sesuatu barang untuk ditukarkan dengan barang lain.

Contohnya, air dan intan. Menurut Smith tidak ada barang yang lebih berguna dibandingkan
air. Tetapi, dalam kenyataan sehari-hari air yang sangat berguna tersebut malah tidak berguna
jika ditukarkan dengan barang lainnya. Sedangkan intan, merupakan barang yang tidak begitu
berguna bagi kehidupan. Tapi, dari sedikit intan saja kita bisa menukarnya dengan sejumlah
besar barang lain yang jauh lebih besar kegunaannya.

3. DISTRIBUSI PENDAPATAN

Analisis Adam Smith tentang nilai yang dihubungkan dengan tiga komponen yang
membentuknya, yaitu : upah, laba, dan bunga tanah yang diterima kelompok didalam
masyarakat. Dimana, kelompok masyarakat tersebut dibagi tiga, yaitu : pemilik tenaga kerja,
pemilik modal, dan pemilik lahan pertanian. Upah dibayarkan kepada pemilik tenaga kerja
yang sudah menyumbangkan tenaganya untuk produksi nasional, laba kepada pemilik modal,
dan bunga tanah untuk pemilik lahan pertanian.

Lalu bagaimana cara mendistribusikan pendapatan itu ?. Smith menjawab dengan


memberikan dua tahapan. Tahap pertama, ia mempertimbangkan lingkungan yang
memengaruhi distribusi pendapatan kepada masing-masing pihak. Lalu, tahap kedua dengan
memerhatikan keadaan perkembangan ekonomi sebagai suatu keseluruhan, apakah sedang
berkembang, stagnan, atau menurun.

4. TEORI PEMBAGIAN KERJA

Dalam hal produktivitas tenaga kerja, Smith mengambil kesimpulan bahwa hal itu bisa
dilakukan melalui pembagian kerja. Karena dengan cara ini, nantinya mampu mendorong
spesialisasi, sehingga orang akan memilih mengerjakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan
kemampuan masing-masing. Adanya spesialisasi, artinya setiap orang tak perlu menghasilkan
setiap barang yang dibutuhkan dengan cara sendiri-sendiri.

Untuk contoh, yaitu dalam pembagian tugas dalam pembuatan peniti. Jika tiap orang
melakukan semua jenis pekerjaan sendiri (meluruskan, memotong, meruncing, dan
memasang kawat peniti), hasil yang diperoleh akan sedikit. Berbeda jika melakukan
pembagian tugas, dimana yang satu khusus meluruskan kawat, yang lain memotong,
meruncingkan ujung peniti, dan memasang kepala peniti, hasil produksi total tentu akan
menjadi lebih banyak.

5. TEORI AKUMULATIF MODAL

Setiap orang berkeinginan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Peningkatan kesejahteraan


bisa diperoleh dengan meningkatkan laba, dan Smith menjelaskan cara terbaiknya dengan
melakukan investasi, yaitu membeli mesin dan peralatan. Dengan mesin dan peralatan ini,
maka produktifitas tenaga kerja akan meningkat. Jadi bisa dibayangkan, jika semua
perusahaan melakukan hal yang sama, maka peningkatan output nasional meningkat, yang
juga berarti bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat juga meningkat.

6. PERANAN PEMERINTAH

Asumsi Smith tentang imaginary machine yang menghasilkan pendapatan nasional langsung
dijabarkan ke dalam pendapatnya tentang kebebasan individu dan peranan pemerintah dalam
mencapai kesejahteraan masyarakat.

Dimana, menurutnya : “Setiap orang, diperbolehkan secara bebas mengejar


kepentingannya sendiri dengan caranya sendiri, dan diperbolehkan bersaing dengan
orang lain di bidang usaha dan pengumpulan modal”.
ADAM SMITH VERSUS MUHAMMAD

Sejak awal paper ini sudah disebutkan bahwa setiap penemuan termasuk pemikiran teori
ekonomi sebenarnya refleksi dari apa yang sudah terjadi sebelumnya. Begitu juga dengan
pemikiran Adam Smith, yang meskipun sangat diagungkan oleh orang Barat dengan
banyaknya ditulis dalam textbook, padahal sejatinya pemikiran tersebut sudah jauh ada
sebelum Adam Smith lahir.

Sebut saja, ide mekanisme pasar yang sebagian besar buku mengklaim bahwa ide tersebut
merupakan sumbangan pemikiran dari Smith. Padahal, sejak zaman Nabi Muhammad SAW,
mekanisme ini sudah ada dan menjadi anjuran beliau kepada umatnya untuk menerapkannya
dalam menyelesaikan masalah perekonomian, dan menghindari system penetapan harga
(ta’sir) oleh otoritas negara jika tak terlalu diperlukan.

Lebih jelasnya, dalam ajaran Islam, otoritas negara dilarang mencampuri, memaksa orang
menjual barang pada suatu tingkat harga yang tidak merek ridhai. Beliau juga melarang
pemerintah ikut campur menetapkan harga jika masyarakat tidak melakukan pelanggaran atau
penyimpangan yang mengharuskan munculnya suatu tindakan kontrol atas harga (Yusuf
Qardhawi, 2001;M, Umer Chapta, 2000).

Walaupun Islam telah menganjurkan penggunaan mekanisme pasar jauh sebelum Smith,
perlu diketahui adakalanya pemerintah boleh menggunakan kebijakan penetapan harga dalam
kondisi khusus. Ini terutama diperlukan jika kebijakan itu dipandangan lebih adil. Menurut
Ibnu Tamiyah dalam al-Hisbah : “Ta’sir ada yang zalim, itulah yang diharamkan, dan ada
pula yang adil, itulah yang dibolehkan”.

Sebagai contoh system penetapan harga oleh pemerintah yang dibolehkan yaitu dalam
penetapan harga perusahaan milik negara, seperti : listrik, air, telepon, dan lainnya. Tentu,
barang seperti ini harus diambil alih oleh pemerintah, jika tidak pemilik perusahaan bisa saja
semena-mena untuk menetapkan harga yang sangat tinggi kepada masyarakat. Karena
pemilik sadar, bahwa barang yang ia jual merupakan barang primer dan sangat dibutuhkan
oleh masyarakat.

IMPLIKASI KASUS MASA SEKARANG DENGAN TEORI KLASIK

Selama manusia hidup, tentu persoalan ekonomi tak bisa terlepaskan. Sama halnya dengan
ruang lingkup negara. Banyak sekali persoalan ekonomi yang negara sendiri harus hadapi.
Untuk itulah, teori-teori ekonomi terdahulu berguna sebagai acuan atau pertimbangan dalam
mengambil langkah penyelesaian atau kebijakan persoalan tersebut.

Salah satunya dengan mengambil hasil pemikiran Adam Smith (Teori Klasik), yang berbicara
mengenai : mekanisme pasar, teori nilai, teori pembagian kerja, distribusi pendapatan, teori
akumulatif modal, serta peranan pemerintah.
Melihat berbagai kebijakan ekonomi Indonesia sendiri, jelas bahwa sebagian besar dari teori
Smith diambil sebagai langkah menghadapi persoalan ekonomi yang ada. Seperti : berbagai
perusahaan terkait hajat dan kehidupan masyarakat yang pokok (listrik, air, telepon, dan
sebagainya). Perusahaan itu, sengaja negara ambil alih untuk mencegah terjadinya monopoli
oleh pihak tertentu. Harganya pun diatur sedemikian rupa agar sekiranya tidak terlalu
memberatkan masyarakat, melalui pemberian subsidi, misalnya.

Tentu, pemberian subsidi seperti ini jika dilemparkan pada pasar persaingan sempurna akan
menimbulkan kekacauan. Karena pada dasarnya, invisible hand atau mekanisme pasar hanya
bergerak karena adanya banyak barang atau jasa sejenis yang bersaing didalamnya, bukan
dengan barang atau jasa yang bersifat memonopoli karena berpotensi “kelangkaan”.

Oleh karenanya, perusahaan jenis ini memang baiknya dikelola oleh pemerintah. Sedangkan,
berbagai barang atau jasa yang mampu bersaing dalam pasar persaingan sempurna, baiknya
campur tangan pemerintah diminimalkan, dan biarkan saja berjalan sehingga mencapai
sebuah titik efisiensi.

Tapi ada satu hal kekurangan pemerintah lakukan dalam menentukan harga barang dari
perusahaan yang dikelolanya. Yaitu : penentuan harga yang tidak sesuai, Maksudnya,
ambillah contoh subsidi BBM yang sekiranya subsidi tersebut diperuntukkan buat golongan
kecil. Tapi faktanya, entah karena keserakahan golongan kaya ataukah pengawasan
pemerintah yang kurang, subsidi tersebut malah lebih dinikmati oleh golongan kaya. Padahal,
harusnya menurut saya, pemerintah melakukan pengawasan ketat terkait pemberian subsidi
tersebut. Selain itu, ada baiknya sitem perpajakan di negara ini juga dibuat lebih adil.
Disitulah, sebenarnya “pentingnya” peranan pemerintah dalam menghadapi persoalan
ekonomi.

Selanjutnya, dalam hal teori pembagian kerja. Hal ini jelas tidak asing lagi, karena di
lingkungan industri kecil, menengah, dan besar, teori ini digunakan guna mendapatkan
tingkat output produk yang lebih besar beserta meningkatkan kelebihan serta kemampuan
(produktifitas) berspesialisasi tenaga kerja tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan paper diatas, dapat disimpulkan bahwa :

 Jauh sebelum teori-teori yang dihasilkan oleh Adam Smith dibukukan dalam karya
besarnya The Wealth of Nation, sebenarnya sudah menjadi teori atau hasil pemikiran
dari orang-orang terdahulu, bahkan sebelum dia lahir.

 Teori-teori Adam Smith yang dia tuangkan dalam The Wealth of Nation, masih
banyak yang relevan dengan kasus atau persoalan ekonomi yang terjadi di masa
sekarang, tidak terkecuali persoalan ekonomi di negara Indonesia.
 Banyak unsur teori klasik Adam Smith yang digunakan pihak pemerintah negara
Indonesia dalam pertimbangan serta pengambilan keputusan dan kebijakan terkait
persoalan ekonomi yang sedang dihadapi.

DAFTAR REFERENSI

Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi (Edisi Ketiga). Jakarta : Rajawali Pers, 2014.

Skousen, Mark. Sang Maestro Teori-Teori Ekonomi Modern. Jakarta : Prenada, 2006.

Poli, W.I.M. Tonggak-Tonggak Sejarah Pemikiran Ekonomi. Surabaya : Brilian


Internasional, 2010.

Anda mungkin juga menyukai