Anda di halaman 1dari 47

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

NOMOR 7382 TAHUN 2016


TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN RAUDHATUL ATHFAL
TAHUN ANGGARAN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan pelaksanaan


pembangunan nasional melalui peningkatan mutu
pendidikan dan penuntasan wajib belajar, perlu adanya
program Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)
Raudhatul Athfal (RA) yang dapat menunjang proses
belajar mengajar;
b. bahwa dalam rangka akuntabilitas pelaksanaan
Bantuan Operasional Pendidikan Raudhatul Athfal
Tahun Anggaran 2017, perlu dibuat petunjuk teknis;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Islam tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional
Pendidikan Raudhatul Athfal Tahun Anggaran 2017;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 240, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5948);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5670);
6. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Kementerian Agama;
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014
tentang Pejabat Perbendaharaan Negara Pada
Kementerian Agama;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga;
10.Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015
tentang Bantuan Pemerintah pada Kementerian Agama;
11.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.02/2016
tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2017;
12.Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL
PENDIDIKAN RAUDHATUL ATHFAL TAHUN ANGGARAN
2017.

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Bantuan Operasional


Pendidikan Raudhatul Athfal Tahun Anggaran 2017
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU merupakan acuan dalam pelaksanaan Bantuan
Operasional Pendidikan Raudhatul Athfal Tahun Anggaran
2017.

KETIGA : Keputusan ini berlaku untuk Tahun Anggaran 2017.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2016

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd

KAMARUDDIN AMIN
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dalam rangka mendukung pelaksanaan program pendidikan Pada Usia Dini


(PAUD), Kementerian Agama meluncurkan program Bantuan Operasional
Pendidikan Raudlatul Athfal (BOP RA) di seluruh Indonesia. Program BOP yang
merupakan program utama Pendidikan Anak Usia Dini saat ini diharapkan
mampu membantu dalam memenuhi biaya operasional Pendidikan RA dan
memberikan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu.
BOP yang dimaksud yaitu berupa pemberian dana langsung kepada lembaga RA
(Raudlatul Athfal) yang besarnya dihitung berdasarkan jumlah siswa masing-
masing RA dan satuan biaya bantuan sebesar Rp. 300.000,- Penggunaan dana
BOP diutamakan untuk membantu RA dalam memenuhi biaya operasional
Pendidikan.
Dengan berpedoman pada PMK Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan
Atas PMK Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga maka kami
menerbitkan Petunjuk Teknis BOP RA tahun 2017, bagi pengelola lebih
menyederhanakan bentuk laporan pertanggungjawabannya
BOP RA ini diharapkan dapat meringankan siswa bagi keluarga tidak mampu
dari kewajiban membayar iuran dan biaya-biaya lainnya khususnya untuk
kegiatan ekstrakurikuler siswa RA, mengingat bantuan operasional pendidikan
RA masih dinilai sangat minim.
Petunjuk teknis ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh pengelola BOP
RA dalam melaksanakan program BOP di raudhatul athfal. Untuk itu, kepada
seluruh pengelola BOP RA baik Kemenag di tingkat pusat, provinsi dan
kabupaten/kota serta satuan pendidikan di RA agar memahami dan
mempedomani petunjuk teknis BOP ini dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, 30 Desember 2016


Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Ttd

Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA.

Petunjuk Teknis BOP RA i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. ............... 1
B. Pengertian BOP ................................................................................................ 2
C. Tujuan BOP ........................................................................................................ 2
D. Sasaran dan Besar Bantuan BOP .................................................................. 2
E. Waktu Penyaluran Dana ................................................................................. 2
F. Dasar Hukum .................................................................................................... 3

II. IMPLEMENTASI PROGRAM BOP ............................................................ 5


A. Rudhatul Athfal (RA) Penerima Program BOP ......................................... 5
B. Peranan Program BOP dalam Pelaksanaan Program Pendidikan .................... 5
C. Program BOP dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ........................ 5

III. ORGANISASI PELAKSANA ........................................................................ 7


A. Tugas dan Tanggungjawab Kemenag Tingkat Pusat ............................... 7
B. Tugas dan Tanggungjawab Kemenag Tingkat Provinsi ......................... 7
C. Tugas dan Tanggungjawab Kemenag Tingkat Kab/Kota ....................... 7
D. Tugas dan Tanggungjawab RA ...................................................................... 8

IV. MEKANISME PELAKSANAAN BOP.......................................................... 9


A. Mekanisme Alokasi Dana BOP ...................................................................... 9
B. Mekanisme Penyaluran Dana BOP ............................................................... 10
1. Mekanisme Penyaluran Dana BOP .......................................................... 10
2. Waktu Penyaluran Dana BOP ................................................................... 11

V. PENGGUNAAN DANA BOP RA ................................................................... 12


A. Komponen Pembiayaan ................................................................................. 12
B. Larangan Penggunaan Dana BOP RA ................................................................ 12
C. Mekanisme Pembelian Barang/Jasa di RA ................................................ 13

VI. MONITORING DAN SUPERVISI PROGRAM BOP RA ............................. 14


A. Monitoring oleh Kemenag Tingkat Pusat................................................... 14
B. Monitoring oleh Kanwil Kemenag Provinsi............................................... 15
C. Monitoring oleh Kantor Kemenag Kab/Kota . . 16

VII. PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN ................... 17


A. Pelaporan .................................................................................................... 17
B. Perpajakan .................................................................................................... 20
VIII. PENGAWASAN DAN SANKSI ................................................................. 23
A. Pengawasan ....................................................................................................... 23
B. Sanksi .................................................................................................................. 23

IX. PENGADUAN MASYARAKAT .................................................................... 25

Petunjuk Teknis BOP RA ii


LAMPIRAN BOP

Formulir BOP-01 Surat Perjanjian Kerjasama ................................................................................. 25


Formulir BOP-02 Rekapitulasi Nama dan Nomor Rekening RA ............................................. 32
Formulir BOP-03 Surat Pernyataan Pengiriman Nomor Rekening RA ................................ 33
Formulir BOP-04 Rencana penggunaan Dana BOP ....................................................................... 34
Formulir BOP-05 Laporan Penggunaan Dana BOP ....................................................................... 35
Formulir BOP-06 Rencana Kegiatan dan Anggaran RA (RKRA) ............................................ 36
Formulir BOP-07 Buku Kas Umum ...................................................................................................... 37
Formulir BOP-08 Laporan Pertanggungjawaban BOP................................................................. 38
Formulir BOP-09 Kuitansi/Bukti Pembayaran ............................................................................... 39
Formulir BOP-10 Kuitansi/Bukti Penerimaan ................................................................................ 40

iii
Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Nomor
Tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 421
Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Pendidikan Raudhatul Athfal

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Raudlatul Athfal (RA) adalah lembaga pendidikan anak usia dini yang
diselenggarakan melalui jalur formal. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional nomor 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 28 ayat 3 disebutkan sebagai berikut:
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-
kanak (TK), Raudlatul Athfal (RA) atau bentuk lainnya yang sederajat. Sedangkan
PAUD diluar jalur pendidikan formal adalah antara lain playgroup, TPA, TPQ dan
sejenisnya.
Kesadaran akan pentingnya penyelenggaraan pendidikan anak usia dini
dewasa ini telah tumbuh sebagai sebuah kesadaran kolektif antara masyarakat dan
pemerintah. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa hampir seluruh lembaga
pendidikan anak usia dini seperti RA dan sejenisnya terselenggara atas prakarsa dan
swadaya masyarakat.Pertumbuhan lembaga pendidikan semacam RA semakin
meningkat, begitu juga jumlah siswanya semakin bertambah. Dari data yang dimiliki
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menunjukkan bahwa RA yang berjumlah
27.999. semuanya dikelola masyarakat berstatus swasta. Dimana jumlah siswanya
seluruh Indonesia adalah 1.231.101
Ketersediaan lembaga pendidikan anak usia dini yang memenuhi standar
pelayanan minimal merupakan harapan dan tuntutan zaman yang perlu terus
diupayakan. Harapan itu perlu diwujudkan dalam tataran operasional mengingat
pelayanan pendidikan bagi anak usia 0-6 tahun adalah usia emas (the golden age).
Pada usia inilah merupakan titik berangkat menuju generasi muda bangsa yang
bermutu dan berkualitas.
Sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan yang semakin berkembang dan
adanya berbagai keterbatasan yang dimiliki RA sebagai lembaga layanan pendidikan
anak usia dini, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktorat
Pendidikan Madrasah mengambil langkah kongkrit dengan cara memberikan BOP
RA.
Pemberian bantuan ini diharapkan dapat mendorong kreativitas Kepala RA
untuk mengelola lembaga pendidikannya menjadi lebih baik sehingga akan tercapai
tujuan lembaga pendidikan yang ideal. Proses pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan akan terwujud apabila didukung oleh program pengembangan
kesiswaan dan disertai oleh dukungan sarana prasarana yang menunjang.
Diharapkan juga bahwa dengan bantuan operasional tersebut dapat meluluskan
perserta didik yang berkualitas dan kompetitif sebagai row input calon siswa MI
yang bermutu.
Untuk terlaksananya BOP RA dengan tertib, tepat sasaran, tepat guna dan
akuntabel perlu disusun suatu petunjuk teknis pelaksanaan yang dapat

Petunjuk Teknis BOP RA 1


dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan program Peningkatan Kompetensi
Daya Saing Siswa RA

B. Pengertian BOP
BOP adalah program pemerintah berupa pemberian dana langsung kepada RA
yang besarnya dihitung berdasarkan jumlah siswa pada masing-masing RA.
BOP dapat digunakan oleh RA untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional
non personalia dengan jenis pengeluaran atau biaya sebagaimana diatur
Permendiknas No. 69 Tahun 2009. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan
investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOP. Secara detil
jenis kegiatan yang boleh dibiayai dari dana BOP dibahas pada bagian penggunaan
dana BOP.

C. Tujuan BOP
Secara umum program BOP bertujuan untuk mewujudkan layanan pendidikan
yang terjangkau dan bermutu bagi semua lapisan masyarakat dalam rangka
mendukung Program PAUD
Secara khusus program BOP bertujuan untuk:
1)Membantu biaya operasional RA
2)Mengurangi angka putus sekolah pada RA.
3)Meningkatkan Angka partisipasi Kasar (APK) siswa RA;
4)Mewujudkan keberpihakan pemerintah (affirmative action) bagi siswa RA dari
keluarga tidak mampu dengan membantu (discount fee) tagihan biaya sekolah.
5) Memberikan kesempatan yang setara (equal opportunity) bagi siswa kurang
mampu pada RA untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan
bermutu.

D. Sasaran Program dan Besar Bantuan BOP


Sasaran program BOP adalah semua RA di seluruh Indonesia yang telah
memiliki izin operasional.
Besar biaya satuan BOP yang diterima oleh RA dihitung berdasarkan jumlah
siswa per RA dengan besaran Rp 300.000,-/siswa/tahun. Jumlah besaran tersebut
disalurkan dalam satu periode.

E. Waktu Penyaluran Dana

Pada Tahun Anggaran 2017, dana BOP akan diberikan selama 12 bulan untuk
periode Januari sampai Desember 2017, dan dicairkan satu kali tahap paling lambat
akhir bulan April 2017.
F. Dasar Hukum
Dasar hukum pemberian BOP adalah:

Petunjuk Teknis BOP RA 2


13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4235);
14. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
15. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
16. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
17. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
18. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4562);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5423)
21. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Perubahan kelima atas
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara;
22. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Pendidikan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
23. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima atas
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang kedudukan, Tugas dan Fungsi

Petunjuk Teknis BOP RA 3


Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara;
24. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
25. Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2006 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di lingkungan
Kementerian Agama sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2006 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di lingkungan
Kementerian Agama;
26. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Agama sebagaimana telah beberapa kali diubah terkahir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 80 Tahun 2013 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Agama;
27. Peraturan Menteri Agama Nomor 62 Tahun 2016 tentang Perubahan ke dua atas
PMA No. 67 tahun 2015 tentang Bantuan Pemerintah pada Kementerian Agama;
28. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.05/2012 tentang Belanja Bantuan
Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga;
29. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
30. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.02/2013 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2014 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.02/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.02/2013 tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2014;
31. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang perubahan atas
PMK Nomor 168/PMK.05/2012 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga;

Petunjuk Teknis BOP RA 4


BAB II
IMPLEMENTASI PROGRAM
BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN RAUDLATUL ATHFAL (RA)

A. Raudlatul Athfal (RA) Penerima Program BOP


1. RA penerima dana BOP berkewajiban untuk mengisi data individual secara online
ke website EMIS atau manual ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi;
2. Sebagai wujud keberpihakan terhadap siswa RA atas pengalokasian dana BOP, RA
penerima program BOP untuk membantu (discount fee) siswa RA dari keluarga
tidak mampu dari kewajiban membayar iuran dan biaya-biaya untuk kegiatan
ekstrakurikuler lainnya;
3. RA yang menolak menerima dana BOP harus diputuskan melalui persetujuan
orang tua siswa melalui Komite dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
serta tetap menjamin kelangsungan pendidikan siswa miskin di RA tersebut;
4. Seluruh RA yang menerima program BOP harus mengikuti pedoman yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

B. Peranan Program BOP dalam Pelaksanaan Program Pendidikan


Program BOP merupakan salah satu program utama pemerintah yang
bertujuan untuk mendukung keberhasilan program PAUD di Indonesia.
Mengingat pentingnya program ini, seluruh pengelola pendidikan RA wajib
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Program ini memberikan kesempatan yang setara ( equal opportunity)
bagi seluruh siswa RA untuk mendapatkan layanan pendidikan yang
terjangkau dan bermutu;
2. Program ini menjadi sarana penting untuk meningkatkan akses layanan
pendidikan anak usia dini yang terjangkau dan bermutu;
3. Program ini mempersempit gap partisipasi RA antar kelompok
penghasilan (kaya-miskin) dan antar wilayah (kota-desa);
4. Program ini menyediakan sumber dana bagi RA untuk mencegah siswa
putus sekolah karena alasan tidak mampu membayar iuran pendidikan
dan biaya ekstrakurikuler;
5. Program ini mendorong dan memberikan motivasi kepada pemerintah
daerah dan masyarakat untuk memberikan dukungan dalam
pengembangan RA.

C. Program BOP dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


Program BOP memberikan dukungan kepada RA untuk menyusun
perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan program yang disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing RA. Pelaksanaan program ini
dilaksanakan secara demokratis, transparan, dan akuntabel yang
dilaksanakan secara bersama antara pihak RA, Komite, dan anggota
masyarakat.

Petunjuk Teknis BOP RA 5


Pengelolaan program BOP menjadi kewenangan RA secara mandiri
dengan melibatkan Kepala RA, Dewan Guru dan Komite RA. Penggunaan
dana BOP semata-mata ditujukan hanya untuk kepentingan peningkatan
layanan pendidikan pada lembaga RA.
Melalui program BOP ini, RA diharapkan dapat lebih mengembangkan
mutu pendidikan dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. RA mengelola dana secara profesional, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. BOP harus menjadi sarana penting untuk meningkatkan pemberdayaan RA dalam
rangka peningkatan akses, mutu, dan manajemen RA.

Petunjuk Teknis BOP RA 6


BAB III
ORGANISASI PELAKSANA

Program BOP dikelola secara terpadu oleh Direktorat Pendidikan


Madrasah, Kanwil Kemenag Provinsi dan KanKemenag Kota/Kabupaten . Dengan
demikian, maka proses pendataan, pencairan, dan penyaluran dana BOP dikelola
oleh Kankemenag Kota/Kabupaten, Kanwil Kemenag Provinsi dan Direktorat
Pendidikan Madrasah pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
A. Tugas dan Tanggungjawab Kementerian Agama Tingkat Pusat
1. Menyusun rancangan program;
2. Menetapkan alokasi dana dan sasaran tiap Provinsi;
3. Merencanakan dan melakukan sosialisasi program;
4. Melakukan penyusunan dan sosialisasi petunjuk teknis pelaksanaan program
BOP;
5. Menyusun database RA tingkat nasional;
6. Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi;
7. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarak at;
8. Memonitor perkembangan penyelesaian penanganan pengaduan yang
dilakukan oleh Tim Manajemen BOP Provinsi;
B. Tugas dan Tanggungjawab Kementerian Agama Tingkat Provinsi
1. Menetapkan alokasi dana BOP pada tingkat kabupaten/kota;
2. Melakukan koordinasi dengan Kasi Pendidikan Madrasah Kabupaten/Kota
dalam rangka penyaluran dana BOP RA;
3. Mempersiapkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sesuai dengan
dana dan kegiatan yang telah ditetapkan;
4. Mempersiapkan dan menyusun anggaran BOP ke dalam DIPA Kanwil sesuai
dengan Akun dan peruntukannya;
5. Merencanakan dan melakukan sosialisasi program BOP di tingkat provinsi;
6. Melakukan pendataan penerima bantuan;
7. Menyalurkan dana ke RA sesuai dengan kuota yang ditetapkan
8. Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi;
9. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat;
10. Menyampaikan laporan realisasi bantuan kepada Kemenag tingkat pusat.

C. Tugas dan Tanggungjawab Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota


1. Menetapkan alokasi dana BOP untuk setiap raudhatul athfal;
2. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada raudhatul athfal penerima
BOP;
3. Melakukan pendataan raudhatul athfal;
4. Melakukan koordinasi dengan Bidang Pendidikan Madrasah/TOS Kanwil
Kemenag Provinsi dan dengan raudhatul athfal dalam rangka penyaluran
dana;
5. Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi;
6. Mengumpulkan data dan laporan dari raudhatul athfal;
7. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat;

Petunjuk Teknis BOP RA 7


8. Bertanggungjawab terhadap kasus penyalahgunaan dana di tingkat
kabupaten/kota;
9. Menyampaikan laporan realisasi bantuan kepada Bidang Pendidikan
Madrasah/TOS Kanwil Kemenag Provinsi dan instansi terkait;

D. Tugas dan Tanggungjawab Raudhatul Athfal


1. Penanggungjawab
Kepala Raudhatul Athfal
2. Anggota
a. Pendidik yang ditugaskan oleh Kepala Raudhatul Athfal untuk
bertanggung jawab dalam mengelola dana BOP
b. Satu orang dari unsur Komite RA
Adapun tugas dan tanggungjawab raudhatul athfal
1. Memberitahukan kepada Kantor Kemenag Kab/Kota setelah dana BOP
diterima;
2. Bersama-sama dengan Komite RA, mengidentifikasi siswa miskin yang
akan dibebaskan dari segala jenis iuran;
3. Mengelola dana BOP secara bertanggungjawab dan transparan;
4. Mengumumkan daftar komponen yang boleh dan yang tidak boleh
dibiayai oleh dana BOP serta rencana penggunaan dana BOP di raudhatul
athfal menurut komponen dan besar dananya di papan pengumuman
raudhatul athfal;
5. Mengumumkan besar dana BOP yang digunakan oleh raudhatul athfal di
papan pengumuman raudhatul athfal yang ditandatangani oleh Kepala
raudhatul athfal, Bendahara, dan Komite RA;
6. Membuat laporan bulanan pengeluaran dana BOP dan barang-barang yang
dibeli oleh raudhatul athfal yang ditandatangani oleh Kepala raudhatul
athfal, Bendahara, dan Komite RA (lihat pertanggungjawaban keuangan
BOP);
7. Bertanggungjawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di
raudhatul athfal;
8. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat;
9. Menyampaikan laporan penggunaan dana BOP kepada Kantor Kemenag
Kab/Kota.

Petunjuk Teknis BOP RA 8


BAB IV
MEKANISME PELAKSANAAN BOP

A. Mekanisme Alokasi Dana BOP


Pengalokasian dana BOP dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
mengumpulkan data jumlah siswa raudhatul athfal pada tiap Provinsi
yang telah dikirimkan melalui EMIS Kanwil Kementerian Agama dengan
format yang dilengkapi nama, tempat tanggal lahir, alamat, dan data
lainnya sebagaimana format isian yang disediakan oleh EMIS Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam;
b. Atas dasar data jumlah siswa raudhatul athfal pada tiap provinsi berbasis
EMIS Direktorat Jenderal Pendidikan Islam tersebut, Direktorat
Pendidikan Madrasah menetapkan alokasi dana BO P untuk raudhatul
athfal pada tiap provinsi yang dituangkan dalam DIPA Ka nwil
Kementerian Agama Provinsi atau Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota;
c. Setelah menerima alokasi dana BOP dari Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam, Bidang Madrasah/TOS Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan
Seksi Madrasah/TOS Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
melakukan verifikasi ulang data jumlah siswa tiap raudhatul athfal
sebagai dasar dalam menetapkan alokasi dana BO P di tiap raudhatul
athfal;

B. Mekanisme Penyaluran Dana BOP RA


1. Mekanisme Penyaluran Dana BOP
Penyaluran dana BOP RA dilakukan oleh Kanwil Kementerian Agama
Provinsi atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Pencairan
dana BOP RA dapat dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung
(LS) ke rekening RA sebagai penerima bantuan operasional.

1.1. Penetapan Pejabat Perbendaharaan


a. Dalam hal DIPA dana BOP RA dialokasikan pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi:
- Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atas DIPA dimaksud dapat
menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) khusus
pencairan dana BOP pada masing-masing Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota melalui Surat Keputusan.
b. Dalam hal DIPA dana BOP RA dialokasikan pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota:

Petunjuk Teknis BOP RA 9


- Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atas DIPA dimaksud dapat
menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) khusus
pencairan dana BOP lebih dari 1 (satu) orang sesuai kebutuhan
melalui Surat Keputusan.

1.2. Syarat penyaluran dana BOP RA adalah:


a. Dalam pengajuan pencairan dana BOP, lembaga RA menyampaikan
Rencana Kegiatan dan Anggaran RA (RKARA);
b. Diterbitkannya Surat Keputusan PPK tentang Penetapan Penerima
Bantuan Operasional RA yang disahkan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran;
c. Atas nama KPA, PPK membuat Surat Perjanjian Kerjasama
(Formulir BOP-01) dengan Kepala RA sebagai penerima dana BOP,
yang memuat hak dan kewajiban antara kedua belah pihak;
d. Kuitansi/bukti penerimaan yang telah ditandatangani oleh kepala
RA;
e. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOP yang telah
diterima oleh RA, harus sudah diserahkan kepada PPK sebagai
dokumen laporan pada akhir tahun angaran

1.3. Peyaluran dana BOP RA dilaksanakan oleh Kantor Wilayah


Kementerian Agama Provinsi atau Kantor Kemenag
Kabupaten/Kota dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1.3.1. Pembayaran Langsung (LS)


a. Mekanisme pencairan BOP RA dapat menggunakan
mekanisme pembayaran langsung (LS) dalam bentuk uang
kepada RA melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN);
b. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan
pencairan dana BOP yang diajukan RA sesuai dengan
Petunjuk Teknis;
c. PPK menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
setelah Surat Perjanjian Kerjasama ditandatangani oleh
kedua belah pihak, menerbitkan SK PPK tentang penerima
bantuan, RAKRA dari Kepala RA, dan kuitansi bukti
penerimaan telah ditandatangani oleh Kepala RA;
d. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis
BOP RA, PPK menyampaikan informasi kepada RA untuk
melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan;
e. PPDSM menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang
ditujukan kepada KPPN berdasarkan pengajuan SPP dari
PPK;

Petunjuk Teknis BOP RA 10


2. Waktu Penyaluran dana BOP RA:

Penyaluran dana BOP RA tahun Anggaran 2017 dilakukan dalam satu


tahap dihitung dalam satu tahun, paling lambat akhir bulan April 2017,
berdasarkan jumlah siswa pada semester tersebut.
Jika pada akhir tahun anggaran terdapat sisa penggunaan dana BOP yang
ada di rekening RA, maka harus disetorkan ke kas negara.

Petunjuk Teknis BOP RA 11


BAB V
PENGGUNAAN DANA BOP RA

A. Komponen Pembiayaan
Dana BOP RA yang diterima oleh RA dapat digunakan untuk
membiayai komponen kegiatan-kegiatan sebagaimana berikut:
1. Pengembangan perpustakaan
2. Pembelian alat peraga edukatif
3. Pembelian bahan habis pakai
4. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa
5. Langganan daya dan jasa lainnya
6. Kegiatan penerimaan siswa baru
7. Biaya pemantauan/pendeteksian tumbuh kembang anak
8. Biaya Peningkatan gizi anak atau pemberian makan tambahan
9. Penyusunan dan pelaporan
10. Pembelian perangkat pengolahan data
11. Perawatan sarana dan prasarana RA
12. Pengembangan profesi guru
13. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s/d 12 telah terpenuhi.

Dalam menggunakan dana BOP, Lembaga RA harus memperhatikan hal-hal


sebagai berikut:
1. Prioritas utama penggunaan dana BOP adalah untuk kegiatan operasional RA;
2. Bagi RA yang telah menerima dana bantuan yang lain, tidak diperkenankan
menggunakan dana BOP untuk peruntukan yang sama. Sebaliknya jika dana BOP
tidak mencukupi untuk pembelanjaan yang diperbolehkan, maka RA dapat
mempertimbangkan sumber pendapatan lain yang diterima oleh lembaganya;
3. Biaya transportasi dan uang harian bagi guru yang bertugas di luar jam mengajar
harus mengikuti peraturan yang berlaku.

B. Larangan Penggunaan Dana BOP RA


1. Disimpan dengan maksud dibungakan;
2. Dipinjamkan kepada pihak lain;
3. Membeli Lembar Kerja Siswa (LKS);
4. Membeli software/perangkat lunak untuk pelaporan keuangan BO P atau
software sejenis;
5. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas raudhatul athfal dan
memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour (karya
wisata) dan sejenisnya;
6. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru;

Petunjuk Teknis BOP RA 12


7. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/siswa untuk kepentingan
pribadi (bukan inventaris raudhatul athfal), kecuali untuk siswa miskin;
8. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat;
9. Membangun gedung/ruangan baru;
10. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran;
11. Menanamkan saham;
12. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah
pusat atau pemerintah daerah secara penuh/wajar;
13. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti
pelatihan/sosialisasi/pendampingan terkait program BOP/perpajakan
program BOP yang diselenggarakan lembaga di luar Kementerian Agama .

C. Mekanisme Pembelian Barang/Jasa di RA


Pembelian barang/jasa dilakukan oleh RA dengan ketentuan:
1. Menggunakan prinsip keterbukaan dan ekonomis dalam menentukan
barang dan tempat pembeliannya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku, dengan cara membandingnkan harga penawaran dari
penyedia barang/jasa dengan harga pasar dan melakukan negosiasi;
2. Memperhatikan kualitas barang/jasa, ketersediaan, dan kewajaran harga
serta tepat guna;
3. Membuat laporan singkat tertulis tentang penetapan penyedia
barang/jasa;
4. Diketahui oleh Komite RA;

Petunjuk Teknis BOP RA 13


BAB VI
MONITORING DAN SUPERVISI PROGRAM BOP

Bentuk kegiatan monitoring dan supervisi adalah melakukan


pemantauan, pembinaan dan penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan
program BOP. Secara umum tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan
bahwa dana BOP diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu, cara, dan
penggunaan yang tepat.
Komponen utama yang dimonitor antara lain:
1. Alokasi dana BOP pada RA penerima bantuan;
2. Penyaluran dan penggunaan dana BOP;
3. Pelayanan dan penanganan pengaduan masalah BOP;
4. Administrasi keuangan BOP;
5. Pelaporan serta pengumuman rencana penggunaan dana BOP.

Selain itu juga dilakukan monitoring terhadap pelayanan dan


penanganan pengaduan, sehingga pelayanan pengaduan dapat ditingkatkan.
Dalam pelaksanaannya, monitoring pengaduan dapat dilakukan bekerjasama
dengan lembaga-lembaga terkait. Kegiatan ini dilakukan dengan mencari
fakta, menginvestigasi, menyelesaikan masalah, dan mendokumentasikan.
Pelaksanaan kegiatan monitoring dilakukan oleh Direktorat Pendidikan
Madrasah dan Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota.

A. Monitoring oleh Kementerian Agama Tingkat Pusat

1. Monitoring Pelaksanaan Program


a. Monitoring ditujukan untuk memantau:
1) Penyaluran dan penyerapan dana BOP
2) Kinerja Kanwil Kementerian Agama Provinsi

b. Responden adalah Kanwil Kementerian Agama Provinsi atau Kemenag


Kab/Kota dan Lembaga RA;
c. Merencanakan dan membuat jadual monitoring dengan
mempertimbangkan monitoring yang telah dilaksanakan oleh Kanwil
Kementerian Agama Provinsi.

2. Monitoring Kasus Pengaduan dan Penyelewengan Dana


a. Monitoring kasus pengaduan ditujukan untuk melakukan fact finding,
investigasi, menyelesaikan masalah yang muncul di lapangan dan
mendokumentasikannya;

Petunjuk Teknis BOP RA 14


b. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dan penanganan
pengaduan masalah BOP;
c. Kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait dalam menangani
pengaduan dan penyimpangan yang akan dilakukan sesuai kebutuhan;
d. Responden disesuaikan dengan kasus yang terjadi;
e. Kegiatan monitoring kasus pengaduan akan dilaksanakan sesuai
dengan masalah dan kebutuhan di lapang an.

Pengaduan ke Kementerian Agama Pusat melalui email :


BOPkemenagpusat@gmail.com

B. Monitoring oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi

1. Monitoring Pelaksanaan Program


a. Monitoring ditujukan untuk memantau:
1) Penyaluran dan penyerapan dana BOP di raudhatul athfal
2) Penggunaan dana BOP di tingkat raudhatul athfal
b. Responden terdiri dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota,
raudhatul athfal penerima bantuan;
c. Merencanakan dan membuat jadual monitoring dengan
mempertimbangkan monitoring yang telah dilaksanakan oleh Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota atau oleh Kementerian Agama
Tingkat Pusat.
2. Monitoring Kasus Pengaduan dan Penyelewengan Dana
a. Monitoring kasus pengaduan ditujukan untuk melakukan fact finding,
investigasi, menyelesaikan masalah yang muncul di lapan gan dan
mendokumentasikannya;
b. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dan penanganan
pengaduan masaah BOP;
c. Kerjasama dengan lembaga terkait dalam menangani pengaduan dan
penyimpangan yang akan dilakukan sesuai kebutuhan;
d. Responden disesuaikan dengan kasus yang terjadi;
e. Kegiatan monitoring kasus pengaduan akan dilaksanakan sesuai
dengan masalah dan kebutuhan di lapangan.

C. Monitoring oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

1. Monitoring Pelaksanaan Program


a. Monitoring ditujukan untuk memantau:

Petunjuk Teknis BOP RA 15


1) Penyaluran dan penyerapan dana di raudhatul athfal
2) Penggunaan dana di tingkat raudhatul athfal
b. Responden terdiri dari lembaga raudhatul athfal penerima bantuan;
c. Merencanakan dan membuat jadwal monitoring dengan
mempertimbangkan monitoring yang telah dilaks anakan oleh Kanwil
Kementerian Agama Provinsi atau oleh Kementerian Agama Tingkat
Pusat;
d. Monitoring dapat melibatkan Pengawas Madrasah secara terintegrasi
dengan kegiatan pengawasan lainnya oleh Pengawas Madrasah.

2. Monitoring Penanganan Pengaduan


a. Monitoring penanganan pengaduan bertujuan untuk mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah yang muncul di raudhatul athfal.
b. Kerjasama dengan lembaga terkait dalam menangani pengaduan dan
penyimpangan yang akan dilakukan sesuai kebutuhan.
c. Responden disesuaikan dengan kasus yang terjadi.

Petunjuk Teknis BOP RA 16


BAB VII
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan


program BOP RA,masing-masing pengelola program di tiap tingkatan (pusat,
Provinsi/Kabupaten/Kota diwajibkan untuk melaporkan hasil kegiatannya
kepada pihak terkait.

A. Pelaporan
1. Tingkat RA
a. Rencana Kegiatan dan Anggaran RA(RKARA)
Rencana Kegiatan dan Anggaran RA (RKARA) harus memuat
rencana penerimaan dan rencana penggunaan uang dari semua
sumber dana yang diterima RA. RKARA ini harus ditandatangani oleh
Kepala RA dan diketahui oleh Ketua Yayasan atau Komite RA.
Dokumen ini disimpan di RA dan diperlihatkan kepada pengawas,
Kepala Seksi RA, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
RKARA dibuat dalam satu tahun anggaran. Oleh karena itu, RA
dapat membuat Formulir tahunan sebagaimana Formulir BOP -06.
RKARA perlu dilengkapi dengan rencana penggunaan secara rinci
yang dibuat tahunan dan semesteran untuk setiap sumber dana yang
diterima RA.

b. Pembukuan
RA diwajibkan membuat pembukuan dari dana yang diperoleh
RA khusus untuk program BOP. Buku yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1) Buku Kas Umum (Formulir BOP-07)
Buku Kas Umum disusun untuk masing-masing rekening bank
yang dimiliki oleh RA. Pembukuan dalam Buku Kas Umum meliputi
semua transaksi eksternal, yaitu yang berhubungan dengan pihak
ketiga yang meliputi:

a) Kolom Penerimaan: dari penyalur dana (BOP atau sumber dana


lain), penerimaan dari pemungutan pajak, dan penerimaan jasa
giro dari bank.

b) Kolom Pengeluaran: pembelian barang dan jasa, biaya


administrasi bank, pajak atas hasil dari jasa giro dan setoran
pajak.
Buku Kas Umum ini harus diisi pada tiap transaksi (segera setelah
transaksi tersebut terjadi dan tidak menunggu terkumpul satu
minggu/bulan).

Petunjuk Teknis BOP RA 17


Dokumen ini disimpan di RA dan diperlihatkan kepada pengawas
RA, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama
Kab/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
Terkait dengan pembukuan dari dana yang diperoleh RA untuk program
BOP, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran dapat
dilakukan dengan tulis tangan atau menggunakan komputer.
2) Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam Buku Kas
Umum sesuai dengan urutan tanggal kejadiannya;
3) Setiap akhir bulan, Buku Kas Umum ditutup oleh Bendahara dan
diketahui oleh Kepala RA;
4) Uang tunai yang ada di Kas Tunai tidak lebih dari Rp 10 juta;
5) Apabila ada kesalahan atas penulisan angka/huruf, maka yang salah
agar dicoret dengan dua garis rapih, sehingga tulisan yang semula
salah masih dapat dibaca kemudian diparaf;
6) Apabila dalam satu bulan berjalan tidak/belum terjadi transaksi
pengeluaran/ penerimaan, maka tetap ada pembukuan dalam bulan
tersebut dengan uraian NIHIL dan ditandatangani oleh Bendahara dan
diketahui oleh Kepala RA;
7) Apabila bendahara meninggalkan tempat kedudukannya atau berhe nti
dari jabatannya, Buku Kas Umum dan buku pembantunya serta bukti -
bukti pengeluaran harus diserahterimakan kepada pejabat yang baru
dengan Berita Acara Serah Terima.

c. Bukti Pengeluaran

1. Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti


kwitansi yang sah;
2. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi
materai yang cukup sesuai dengan ketentuan bea materai. Untuk
transaksi dengan nilai sampai Rp 250.000,- tidak dikenai bea
meterai, sedang transaksi dengan nilai nominal antara Rp
250.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,- dikenai bea meterai
dengan tarif sebesar Rp 3.000,- dan transaksi dengan nilai
nominal lebih besar dari Rp 1.000.000,- dikenai bea meterai
dengan tarif sebesar Rp 6.000,-;
3. Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan te rinci sesuai
dengan peruntukannya;
4. Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah
dalam bentuk faktur sebagai lampiran kuitansi;
5. Setiap bukti pembayaran harus disetujui Kepala RA dan lunas
dibayar oleh Bendahara;

Petunjuk Teknis BOP RA 18


6. Segala jenis bukti pengeluaran harus disimpan oleh RA sebagai
bahan bukti dan bahan laporan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Tim Manajemen BOP:


a. Rekapitulasi penggunaan dana BOP harus dilaporkan oleh setiap RA ke
Tim Manajemen BOPKemenag Provinsi, Seksi Pendidikan Madrasah
Kantor Kementerian Agama Kab/Kota. Laporan lengkap penggunaan
dana BOP disimpan di RA untuk bahan pemeriksaan, tetapi dapat juga
dijadikan sebagai syarat pencairan pada semester berikutnya sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan oleh masing -masing Tim Manajemen
BOP Provinsi.
b. Laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada PPK paling lambat
tanggal 31 Desember 2017.

2. Tingkat Provinsi / Seksi Pendidikan Madrasah Kabupaten/Kota


Hal-hal yang perlu dilaporkan dari Tim Manajemen BOP provinsi Seksi
Pendidikan Madrasah Kabupaten/Kota adalah:
a. Rekapitulasi penggunaan dana BOP dari sisi pembelajaan ( expenditure)
barang atau kegiatan yang diperbolehkan digunakan dari dana BOP
pada tiap kabupaten/kota.
b. Rekapitulasi penggunaan dana BOP dari sisi penerimaan ( revenue)
siswa RA terhadap dana BOP pada tiap kabupaten/kota sebagaimana.

3. Tingkat Pusat
Hal-hal yang perlu dilaporkan dari Direktorat Pendidikan Madrasah
adalah:
a. Rekapitulasi penggunaan dana BOP dari sisi pembelanjaan
(expenditure) barang atau kegiatan yang diperbolehkan digunakan dari
dana BOP pada tiap provinsi.
b. Rekapitulasi penggunaan dana BOP dari sisi penerimaan ( revenue)
siswa RA terhadap dana BOP pada tiap provinsi.

B. Perpajakan
Ketentuan peraturan perpajakan dalam penggunaan dana BOP diatur sebagai
berikut.
1. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOP untuk
pembelian ATK/bahan/penggandaan dan lain-lain pada kegiatan penerimaan
siswa baru; kesiswaan; laporan hasil belajar siswa; pembelian bahan-bahan

Petunjuk Teknis BOP RA 19


habis pakai, seperti buku tulis, kapur tulis, pensil dan bahan praktikum;
pengembangan profesi guru; pembelian bahan-bahan untuk
perawatan/perbaikan ringan gedung sekolah.
Bendaharawan/pengelola dana BOP tidak termasuk bendaharawan pemerintah
sehingga tidak termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai pemungut PPh
Pasal 22 dan atau PPN. Kewajiban perpajakan bagi bendaharawan/pengelola
dana BOP pada raudhatul athfal yang terkait atas penggunaan dana BOP untuk
belanja barang sebagaimana tersebut di atas adalah:
a. Tidak mempunyai kewajiban memungut PPh Pasal 22, karena tidak
termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22.
b. Membayar PPN yang dipungut oleh pihak penjual (Pengusaha Kena Pajak).
2. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOP untuk
pembelian/penggandaan buku teks pelajaran dan/atau mengganti buku teks
yang sudah rusak.
Bendaharawan/pengelola dana BOP pada raudharul athfal adalah tidak
termasuk bendaharawan pemerintah sehingga tidak termasuk sebagai pihak
yang ditunjuk sebagai Pemungut PPh Pasal 22 dan atau PPN. Dengan demikian
kewajiban perpajakan bagi bendaharawan/pengelola dana BOP pada raudhatul
athfal yang terkait dengan pembelian/penggandaan buku teks pelajaran
dan/atau mengganti buku teks yang sudah rusak adalah:
a. Tidak mempunyai kewajiban memungut PPh Pasal 22, karena tidak
termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22.
b. Atas pembelian buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku
pelajaran agama, PPN yang terutang dibebaskan.
c. Membayar PPN yang dipungut oleh pihak penjual (Pengusaha Kena Pajak)
atas pembelian buku yang bukan buku-buku pelajaran umum, kitab suci
dan buku-buku pelajaran agama.
3. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan pemberian honor pada kegiatan
penerimaan siswa baru, kesiswaan, pengembangan profesi guru, dan
penyusunan laporan BOP. Bendaharawan/penanggung jawab dana BOP pada
raudhatul athfal adalah:
a. Bagi guru/pegawai non PNS sebagai peserta kegiatan, harus dipotong PPh
Pasal 21 dengan menerapkan tarif Pasal 17 UU PPh sebesar 5 % dari jumlah
bruto honor.

Petunjuk Teknis BOP RA 20


b. Bagi guru/pegawai PNS diatur sebagai berikut :
Golongan I dan II dengan tarif 0% (nol persen).
Golongan III dengan tarif 5% (lima persen) dari penghasilan bruto.
Golongan IV dengan tarif 15% (lima belas persen) dari penghasilan
bruto.
4. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOP, pada
raudhatul athfal, untuk membayar honor kepada tenaga kerja lepas orang
pribadi yang melaksanakan kegiatan perawatan atau pemeliharaan raudhatul
athfal harus memotong PPh Pasal 21 dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari
atau rata-rata penghasilan sehari belum melebihi Rp. 200.000,- (dua ratus
ribu rupiah).
b. Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-
rata penghasilan sehari melebihi Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah), dan
jumlah sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) tersebut merupakan
jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

Petunjuk Teknis BOP RA 21


BAB VIII
PENGAWASAN DAN SANKSI

A. Pengawasan
Kegiatan pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan
untuk mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungan dengan
penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan keuangan negara,
pungutan liar dan bentuk penyelewengan lainnya.
Pengawasan program BOP meliputi pengawasan melekat (Waskat),
pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat.

1. Pengawasan Melekat
Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh pim pinan
masing-masing instansi kepada bawahannya, baik di tingkat pusat, Provinsi,
kab/kota maupun RA. Prioritas utama dalam program BOP adalah
pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Wilyah Kementerian Agama Provinsi
dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota kepada RA.

2. Pengawasan Fungsional Internal


Instansi pengawas fungsional yang melakukan pengawasan program BOP
secara internal adalah Inspektorat Jenderal KementerianAgama RI. Instansi
tersebut dapat melakukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga tersebut atau
permintaan instansi yang akan diaudit.

3. Pengawasan Eksternal
Instansi pengawas eksternal yang melakukan pengawasan program BOP
adalah Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Instansi ini
dapat melakukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga tersebut atau
permintaan instansi yang akan diaudit.

4. Pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sesuai dengan kewenangannya dapat
melakukan pemeriksaan terhadap program BOP.

5. Pengawasan Masyarakat
Dalam rangka transparansi pelaksanaan program BOP, program ini juga
dapat diawasi oleh unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan masyarakat
yang terdapat di RA, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Lembaga tersebut
melakukan pengawasan dalam rangka memotret pelaks anaan program BOP di
RA, namun tidak melakukan audit. Apabila terdapat indikasi penyimpangan
dalam pengelolaan BOP, agar segera dilaporkan kepada instansi pengawas
fungsional atau lembaga berwenang lainnya.

B.Sanksi
Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang y ang dapat merugikan
negara dan/atau RA dan/atau siswa, akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat
yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat
diberikan dalam berbagai bentuk, misalnya:

Petunjuk Teknis BOP RA 22


1. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-
undang yang berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja);
2. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu pengembalian
dana BOP yang terbukti disalahgunakan ke kas negara;
3. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidik an, penyidikan
dan proses peradilan bagi pihak yang diduga atau terbukti melakukan
penyimpangan dana BOP;
4. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh bantuan
pendidikan yang bersumber dari APBN pada tahun berikutnya kepada
kabupaten/kota dan provinsi, bilamana terbukti pelanggaran tersebut
dilakukan secara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan
pribadi, kelompok atau golongan.

Petunjuk Teknis BOP RA 23


BAB IX
PENGADUAN MASYARAKAT

1. Apabila masyarakat menemukan masalah atau hal-hal yang perlu diklarifikasi, maka
dapat menyampaikannya melalui:

Telepon : 021 - 3811523


Faksimil : 021 - 3859117
Email : bopkemenagpusat@gmail.com
Website : http://madrasah.kemenag.go.id

2. Provinsi dan Kabupaten/Kota diharapkan juga menyediakan nomor telepon/email


untuk menampung pertanyaan/pengaduan masyarakat di masing-masing wilayah
yang menjadi tanggungjawabnya.

Jakarta, 30 Desember 2016


Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Ttd

Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA.

Petunjuk Teknis BOP RA 24


LAMPIRAN BOP RA

Formulir BOP01
Ditandatangani oleh Kepala RA dan PPK

(Logo Kanwil/Kankemenag)

(Logo Raudhatul Athfal)

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA

NOMOR : .. (Kemenag)
NOMOR : ................. (Raudhatul Athfal)

I. TENTANG

PEMBERIAN DANA BANTUAN OPERASIONAL RAUDHATUL ATHFAL

ANTARA

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ........ /KANTOR KEMENTERIAN


AGAMA KABUPATEN .......... / KOTA ..........
DENGAN
RAUDHATUL ATHFAL .

Pada hari ini tanggal . bulan .. tahun Dua Ribu Enam Belas, kami yang
bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : ...............
NIP : NIP .................
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen berdasarkan Keputusan Kuasa
Pengguna Anggaran No. . tanggal
Alamat :

Yang bertindak untuk dan atas nama Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi ........
/Kantor Kementerian Agama Kabupaten .......... / Kota ......... dan untuk selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ..
Jabatan : Kepala Raudhatul Athfal berdasarkan Surat Ketua
Yayasan No : ........... tanggal ................
Petunjuk Teknis BOP RA 25
Alamat : ..

Yang bertindak untuk dan atas nama Raudhatul Athfal dan untuk selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, dan
masing-masing disebut PIHAK. PARA PIHAK menerangkan terlebih dahulu bahwa
berdasarkan:
1. Undang - undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 No. 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4286);
2. Undang - undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No. 70, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4297);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4355);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4863);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864);

Petunjuk Teknis BOP RA 26


12. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); Undang - undang No. 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4355);
13. Peraturan Pemeritah No. 45 Tahun 2013 tentang Tatacara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
14. Peraturan Menteri Keuangan No.168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;
15. Peraturan Menteri Agama No. tentang Pedoman Umum .
16. Akte Pendirian Raudhatul Athfal ........ beserta perubahannya;
17. Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Nomor .......... tanggal .......... Tentang
Penunjukan Penerima Dana Bantuan Operasional Sekolah;
18. DIPA Satker .. Tahun Anggaran 2017 Nomor : SP DIPA-.. tanggal ............
revisi ke-.......... tanggal ..............

PARA PIHAK menyatakan bahwa :


1. PIHAK PERTAMA memberikan Dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal kepada
PIHAK KEDUA untuk melaksanakan program wajib belajar pendidikan dasar 9
(sembilan) tahun sebagaimana diatur dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan
Operasional Raudhatul Athfal;
2. PIHAK KEDUA menerima tugas yang diberikan PIHAK PERTAMA sebagaimana
dimaksud butir 1 di atas ;
3. PARA PIHAK sepakat dan setuju untuk menandatangani Surat Perjanjian ini dengan
ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam pasal-pasal tersebut di bawah ini.

Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN

(1 ) Maksud dibuatnya perjanjian ini adalah untuk mengatur pelaksanaan penyaluran


Dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal yang dananya berasal dari DIPA Satker
Tahun Anggaran 2017.
(2 ) Tujuan dibuatnya perjanjian ini adalah agar pelaksanaan penyaluran Dana Bantuan
Operasional Raudhatul Athfal dilakukan secara lebih efektif, efisien dan akuntabel.

Pasal 2
NILAI BANTUAN OPERASIONAL RAUDHATUL ATHFAL

(1 ) Nilai Bantuan Operasional Raudhatul Athfal yang dituangkan dalam perjanjian ini
adalah sebesar sisa dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal yang belum
disalurkan kepada Raudhatul Athfal ............ yaitu sebesar Rp............ (dengan huruf).

Petunjuk Teknis BOP RA 27


(2 ) Nilai bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam daftar
perhitungan sebagaimana lampiran perjanjian ini yang merupakan satu kesatuan dan
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan perjanjian ini.

Pasal 3
PEMBEBANAN DANA BANTUAN OPERASIONAL RAUDHATUL ATHFAL

Penyaluran Dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal dibebankan pada DIPA Satker
Tahun Anggaran 2017 dengan kode pembebanan ..........

Pasal 4
TATA CARA PENYALURAN

(1) Penyaluran Dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal dilakukan dengan


pengajuan Surat Perintah Membayar kepada KPPN Jakarta II oleh PIHAK
PERTAMA untuk selanjutnya diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana yang
ditujukan langsung kepada Rekening PIHAK KEDUA melalui Bank ....... Rekening
No. ......... atas nama Raudhatul Athfal ..........
(2) Pencairan pembayaran dilakukan sekaligus setelah PIHAK KEDUA mengajukan
Rencana Kegiatan dan Anggaran Raudhatul Athfal kepada PIHAK PERTAMA
dengan dilampiri:
1. Rencana pengeluaran dana bantuan operasional yang akan dicairkan secara sekaligus ;
2. Perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
3. Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;
4. Surat Pernyataan Tanggung jawab Mutlak (SPTJM).
(3) PIHAK PERTAMA memproses tagihan dan menerbitkan Surat Perintah Membayar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
diterima tagihan dari PIHAK KEDUA secara benar dan lengkap.

Pasal 5

HAK DAN KEWAJIBAN

(1 ) Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA meliputi :


a. PIHAK PERTAMA berhak melakukan monitoring penggunaan Dana Bantuan
Operasional Raudhatul Athfal yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
b. PIHAK PERTAMA berhak meminta laporan secara periodik mengenai
pelaksanaan layanan kesehatan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA;
c. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyalurkan Dana Bantuan Operasional
Sekolah kepada PIHAK KEDUA setelah dipenuhi syarat-syarat penyaluran dana
bantuan; dan
(2 ) Hak dan berkewajiban PIHAK KEDUA meliputi :
a. PIHAK KEDUA berhak untuk menerima Dana Bantuan Operasional Raudhatul
Athfal sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 2 dalam hal telah menyampaikan
syarta-syarat penyaluran dana bantuan kepada PIHAK PERTAMA;

Petunjuk Teknis BOP RA 28


b. PIHAK KEDUA berkewajiban menggunakan Dana Bantuan Operasional
Raudhatul Athfal sesuai Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Operasional
Raudhatul Athfal;
c. PIHAK KEDUA berkewajiban melaporkan penggunaan Dana Bantuan
Operasional Raudhatul Athfal secara periodik kepada PIHAK PERTAMA;
d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyetorkan ke Kas Negara sisa dana Bantuan
Operasional Raudhatul Athfal yang tidak digunakan sampai dengan akhir tahun
anggaran 2017 paling lambat tanggal 31 Desember 2017; dan
e. PIHAK KEDUA berkewajiban memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pengawasan/pemeriksaan yang dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA.

Pasal 6
PERNYATAAN KESANGGUPAN

Dengan menandatangani perjanjian ini, PIHAK KEDUA menyatakan kesanggupan untuk:


1. Menggunakan Bantuan Operasional Raudhatul Athfal sesuai dengan Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Bantuan Operasional Raudhatul Athfal;
2. Menyetorkan ke Kas Negara sisa dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal yang tidak
digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran 2017 paling lambat tanggal 31
Desember 2017.

Pasal 7
SANKSI
Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan sebagian atau seluruhnya isi perjanjian ini,
PIHAK PERTAMA akan mengenakan Sanksi berupa sanksi administratif sampai dengan
sanksi penghentian penyaluran dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal pada tahun
berikutnya termasuk melaporkan kepada pihak yang berwajib apabila ditemukan unsur
tindak pidana.

Pasal 8
LAPORAN BERKALA PENGGUNAAN DANA

PIHAK KEDUA berkewajiban melaporkan penggunaan dana Bantuan Operasional


Raudhatul Athfal setiap bulan kepada PIHAK PERTAMA

Pasal 9
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN AKHIR TAHUN

PIHAK KEDUA pada akhir tahun anggaran berkewajiban menyampaikan laporan


pertanggungjawaban penggunaan dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal Tahun
Anggaran 2017 kepada PIHAK PERTAMA paling lambat pada tanggal 8 Januari 2018.

Petunjuk Teknis BOP RA 29


Pasal 10

PENGAKHIRAN PERJANJIAN KERJASAMA

(1 ) Perjanjian ini berakhir sesuai dengan masa jangka waktu pelaksanan perjanjian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Surat Perjanjian ini.

(2 ) Surat Perjanjian dapat diakhiri oleh salah satu pihak sebelum jangka waktu
Perjanjian berakhir atas terjadinya salah satu kondisi antara lain:

a. Ada ketentuan perundang-undangan dan/atau kebijakan Pemerintah yang tidak


memungkinkan berlangsungnya Surat Perjanjian ini; dan

b. Salah satu Pihak mengakhiri Surat Perjanjian ini karena adanya Peristiwa
Wanprestasi terhadap ketentuan Hak dan Kewajiban sebagaimana diatur
pada Pasal 6 Surat Perjanjian ini.

(3 ) PIHAK yang berkehendak untuk mengakhiri Surat Perjanjian ini sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) b. dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya dalam waktu 30


(tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal pengakhiran yang dikehendaki;

b. Tidak menghapuskan hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak


yang masih harus dilakukan dan/atau diselesaikan terhadap pihak lainnya
berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Surat Perjanjian ini;

c. PARA PIHAK sepakat dan setuju untuk mengenyampingkan ketentuan Pasal


1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, sehingga pengakhiran Surat
Perjanjian dengan alasan sebagaimana diatur dalam Surat Perjanjian ini secara
sah cukup dilakukan dengan pemberitahuan tertulis dari masing-masing pihak
dan tidak memerlukan penetapan atau putusan Pengadilan; dan

d. Pihak yang akan mengakhiri surat perjanjian setelah terlebih dahulu melaporkan
kepada Menteri Keuangan selaku wakil pemerintah yang memberikan
penugasan.

Pasal 11

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1 ) Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara


damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan Surat
perjanjian ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini.
Penyelesaian secara damai dapat dilakukan melalui musyawarah secara langsung
antara PARA PIHAK atau melalui perantaraan pihak ketiga yang disepakati oleh
Para Pihak dalam bentuk mediasi.
(2 ) Apabila penyelesaian perselisihan tidak dapat dilakukan oleh PARA PIHAK secara
musyawarah, PARA PIHAK menetapkan Pengadilan Negeri ...... sebagai tempat
penyelesaian perselisihan.

Petunjuk Teknis BOP RA 30


Pasal 12

PENUTUP

(1 ) PARA PIHAK menyatakan telah menyetujui untuk melaksanakan perjanjian ini


sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(2 ) Perjanjian ini terdiri dari 7 (tujuh) halaman yang merupakan satu kesatuan dan
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan Perjanjian ini yang dibubuhi
paraf pada setiap halaman kecuali pada halaman terakhir dan halaman lampiran
yang ditandatangani oleh PARA PIHAK.
(3 ) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) terdiri dari 2 (dua) asli bermaterai cukup
untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
(4 ) Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan memiliki daya laku surut sejak
tanggal .. 2017.

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : ...................... 2017

Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama


Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Raudhatul Athfal
........ /Kantor Kementerian Agama
Kabupaten .......... / Kota .........

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN, KEPALA RAUDHATUL ATHFAL,

. .............................
NIP.

Petunjuk Teknis BOP RA 31


REKAPITULASI NAMA DAN NOMOR REKENING RA PENERIMA DANA BOP TINGKAT KAB/KOTA FORMULIR BOP-02
Dibuat oleh Kasi Madrasah Kab/Kota
Kabupaten/Kota : Dikirim ke Tim Manajemen BOP Provinsi
Provinsi :

Nama Rekening
Nomor
No NSM Nama RA Bank Cabang (Nama Lembaga tidak Penandatangan (2 orang)
Rekening

Petunjuk Teknis BOP RA


Boleh Rekening Pribadi)

1
2
1
2
1
2

Mengetahui, ..tanggal,..
Kepala Subbagian Tata Usaha Kepala Seksi Madrasah
Kantor Kementerian Agama Kab/Kota Kantor Kementerian Agama Kab/Kota..

..

NIP. NIP

32
Formulir BOP03
Dibuat oleh RA
Dikirim ke Tim Manajemen BOP Kab/Kota

SURAT PERNYATAAN
PENGIRIMAN NOMOR REKENING RA

Pada hari ini, tanggal .......................... kami kirimkan salinan halaman pertama Buku Tabungan Bank ................................. alamat Bank
....................................................... atas nama RA :

Nama RA : ................................................................................................................................................................................................................................................
NSM : ................................................................................................................................................................................................................................................
Alamat RA : Jalan .....................................................................................................................................................................................................................................
Kel/Desa ............................................................................................................................................................................................................................
Kecamatan ........................................................................................................................................................................................................................
Kab/Kota ...........................................................................................................................................................................................................................
No Rekening : ................................................................................................................................................................................................................................................

Atas Nama : 1. Jabatan .................................................................................................................................................................................................................................


2. Jabatan ...............................................................................................................................................................................................................................

Nomor telepon yang bisa dihubungi jika fax yang kami kirimkan kurang jelas :
1. No. ............................................................................................................. Telp. ...............................................................................................................................................................................
2. No. ............................................................................................................ Telp. ...............................................................................................................................................................................
3. No. ............................................................................................................ Telp. ...............................................................................................................................................................................

Yang Mengirimkan

( ........................................ )

Petunjuk Teknis BOP RA 33


FORMULIR BOP-04

Dibuat oleh RA
Ditempel di Papan Pengumuman

CONTOH
RENCANA PENGGUNAAN DANA BOP PERIODE..........s/d.
Jumlah Siswa :........... Siswa
Jumlah Dana BOP : Rp.........

Rencana Penggunaan Dana BOP di RA

NO Komponen Jumlah Dana (Rp)

TOTAL

Kepala RA Bendahara

(.........................................) (.........................................)

Petunjuk Teknis BOP RA 34


FORMULIR BOP-05

Dibuat oleh RA
Ditempel di Papan Pengumuman

CONTOH
LAPORAN PENGGUNAAN DANA BOP PERIODE...............s/d............

A. Pengeluaran

No Jenis Pengeluaran Tanggal/Bulan Jumlah (Rp)

B. Pembelian Barang/Jasa

Nama Toko/
No Barang/Jasa yang dibeli Tanggal/Bulan Jumlah (Rp)
Penyedia Jasa

Kepala RA Bendahara

(.........................................) (.........................................)

Petunjuk Teknis BOP RA 35


Petunjuk Teknis BOP RA 36
Formulir BOP-07

Diisi oleh Bendahara


Simpan di RA

BUKU KAS UMUM

Nama RA :__________________________
Desa/Kecamatan :__________________________
Kabupaten :__________________________
Provinsi :__________________________

No. Penerimaan Pengeluaran


Tanggal No.Kode Uraian Saldo
Bukti (Debit) (Kredit)

1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui Dibuat Oleh


Kepala RA Bendahara

(...........................) (..........................)

Petunjuk Teknis BOP RA 37


FORMULIR BOS08
Dibuat oleh Kepala Raudhatul Athfal
Dikirim ke PPK

KOP SURAT

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN OPERASIONAL


PENDIDIKAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama Raudhatul Athfal : ...........
Nama Kepala Raudhatul Athfal : .
Alamat : .....
Nama Bantuan : Bantuan Operasional Pendidikan
Berdasarkan Surat Keputusan Nomor .. dan Perjanjian Kerja
Sama Nomor . telah menerima Bantuan Operasional Pendidikan
dengan nilai nominal sebesar Rp. . (.dengan huruf.).
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini Saya menyampaikan laporan
pertanggungjawaban bantuan sebagai berikut:
1. Laporan penggunaan jumlah dana:
a. Jumlah total dana yang telah diterima : Rp. (..dengan huruf..)
b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp. (..dengan huruf..)
c. Jumlah total sisa dana : Rp. (..dengan huruf..)
2. Telah menyelesaikan seluruh pekerjaan 100% Bantuan Operasional
Pendidikan berdasarkan Perjanjian Kerja Sama tersebut di atas.
Berdasarkan hal tersebut di atas, saya dengan ini menyatakan dengan
sebenar-benarnya bahwa:
1. Bukti-bukti pengeluaran penggunaan dana Bantuan Operasional
Pendidikan sebesar Rp. . (.dengan huruf.) telah kami
simpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan administrasi dan
keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
2. Telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar Rp.
. (.dengan huruf.) sebagaimana Bukti Penerimaan Negara
(BPN). (terlampir)
3. Apabila di kemudian hari, atas penggunaan dana Bantuan Operasional
Pendidikan mengakibatkan kerugian Negara maka saya bersedia dituntut
penggantian kerugian negara dimaksud sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Demikian laporan pertanggungjawaban Bantuan Operasional Pendidikan ini
Kami buat dengan sesungguhnya dan penuh tanggung jawab.

. , 2017

Kepala Madrasah

materai Rp. 6.000,-

Petunjuk Teknis BOP RA 38


Formulir BOP09
Dibuat oleh Kepala RA

KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN

Tahun Anggaran : .
Nomor Bukti : .

Sudah terima dari : Kepala RA


RA : ..
Desa/Kecamatan : ..
Kabupaten : ..
Provinsi : ..
Jumlah uang : Rp. ...
Terbilang : ..
Untuk pembayaran : ..
Sumber Dana : Dana BOP RA Periode bulan ... s.d ..

Penerima Uang

Tanda tangan

(Nama jelas )

Lunas dibayar tanggal .


Kepala RA Bendahara RA

Tanda tangan dan stempel Tanda tangan

(Nama jelas ) (Nama jelas )

Petunjuk Teknis BOP RA 39


Formulir BOP10
Dibuat oleh PPK

KUITANSI/BUKTI PENERIMAAN
Nomor : ..

Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen


Satker .
Jumlah uang : Rp. ...
Terbilang : ..
Untuk pembayaran : Penggunaan Dana Bantuan Operasional Pendidikan Tahun 2017
Berdasarkan SK PPK tentang Penerima Dana BOP
No. . Tanggal .

Tempat, tanggal .

Kepala RA ..

Tanda tangan, stempel di atas


materai Rp. 6.000

(Nama jelas )

Setuju dibebankan pada mata anggaran berkenaan


a.n. Kuasa Pengguna Anggaran
Pejabat Pembuat Komitmen

Tanda tangan dan stempel

(Nama jelas )
NIP. .

Petunjuk Teknis BOP RA 40

Anda mungkin juga menyukai