Anda di halaman 1dari 4

Diskursus Kontemporer Jurnalisme Penyiaran dan Reportase

Televisi atau Video


Arif Rahmatulhakim, Humaira Zildani, Reihal Norpath
Pengantar
Sebagai media audiovisual, televisi merupakan media yang paling akrab dengan umat manusia
karena sifatnya yang praktis. Grafik perkembangan televisi di Indonesia mengalami kemajuan
yang meningkat. Terlebih setelah disahkannya Undang-Undang tentang penyiaran No. 32
Tahun 2022. Perkembangan televisi di Indonesia ditandai dengan banyaknya muncul stasiun
televisi swasta di berbagai daerah sebagai amanat dari Undang-Undang Penyiaran. Jika dahulu
di Indonesia hanya memiliki TVRI sebagai saluran televisi satu-satunya, kini dapat dirasakan
beragam saluran televisi swasta dengan berbagai macam siarannya.
Dalam prakteknya, berita yang disiarkan melalui televisi berasal dari reporter yang melakukan
peliputan dan reportase. Dalam jurnalisme penyiaran televisi, reportase yang paling memiliki
eksklusifitas adalah laporan langsung (live report) yang membutuhkan persiapan matang dan
peralatan yang mahal. Oleh sebab itu, Jurnalisme penyiaran dan reportase televisi merupakan
diskursus kontemporer yang harus dipelajari dan memerlukan spesialisasi khusus, baik dalam
ranah teori maupun praktek.
Pembahasan
A. Pengertian Jurnalistik Televisi
Menurut etimologi, kata dasar jurnalistik adalah “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan,
atau “jour” (bahasa Prancis) yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Menurut
KBBI, jurnalistik adalah kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis surat kabar,
majalah, atau berkala lainnya. Jurnalistik menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran.
The cultural approach to journalism was interested in the subjectivity of readers and audiences
of popular media in order to assess the ideological, political, and economic impact of news
media, as part of the apparatus of global corporate communications. (Hartley: 2019) Dalam
hal ini, jurnalis menghadirkan beragam jenis berita, mulai dari berita politik, budaya, sosial,
ekonomi, hukum, olahraga dan lain sebagainya. Ini semua bertujuan sebagai pendekatan untuk
memenuhi kebutuhan audiensnya.
Berita dan televisi telah menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia.
Televisi menyiarkan berita bukan hanya berasal dari kejadian hari kemarin, namun juga berita
yang terjadi secara langsung (live) (Junaedi: 2013). Pada hakikatnya televisi masih menjadi
media elektronik favorit dengan berita yang disiarkannya. Individuals are now watching
television that is sometimes live, sometimes timeshifted, sometimes streamed, sometimes
downloaded, to paraphrase (Bury & Li, 2013).
Sehingga dalam pengertiannya, jurnalistik televisi adalah proses pencarian, pengumpulan,
penyuntingan, dan penyebarluasan berita melalui media televisi.

B. Karakteristik Jurnalistik Televisi


Karakteristik di dalam jurnalis televisi terdapat banyak hal yang membedakannya dibandingkan
jurnalistik lainnya. baik itu penyajian, kualitas, dan sensasi. Hal tersebut yang menjadikan
indentitas tersendiri. (Halim, 2015)
Mengutip dari buku Jurnalistik Sinematografi karya Rusman Latief. (Latief, 2021)
1. Televisi bersifat audio-visual yaitu bisa didengar dan dilihat secara bersamaan oleh kedua
panca indra kita, sehingga memberikan gambaran dan pemikiran yang lebih mendalam.
2. Jangkauan konsumen lebih luas dibandingkan media lainnya, baik itu secara nasional
maupun internasional.
3. Informasi berita bersifat fresh dan menarik, bahkan ada siaran langsung atau live di tempat
terjadinya peristiwa.
4. Dalam jurnalistik televisi terdapat aturan “no picture no news” jurnalis televisi lebih
mementingkan berita atau peristiwa yang terekam oleh kamera, karena lebih memberikan bukti
yang kuat dan nyata serta tidak bisa diragukan.
5. Melibatkan banyak orang, seperti produser, wartawan (reporter, juru kamera, editor
gambar,penyiar/pemancar berita, dan pembawa acara (news reader/presenter).
Proses produksi rumit terdapat proses pemberitaan (news processing)
-news gathering (peliputan oleh reporter dan cameraman)
-news production (penulisan naskah pembawa acara, editor gambar, serta sinkronisasi)
-news presenting (penyajian berita oleh pembawa berita)
6. Cepat atau sekilas. Berita yang ditayangakan di televisi bersifat satu kali, sehingga
konsumentidak memiliki peluang untuk menangapi berita yang disampaikan.
Dalam jenis jurnalistik televisi umumnya terbagi menjadi 2 bagian hard news dan soft news
1. Hard News
‘Hard’ news has been defined and characterized in several mutually reinforcing ways. Note
that it usually involves political (domestic and international), economic or social topics. ‘Hard’
news demands immediate reporting due to its importance and short lifespan continuing stories
tend to follow shortly.(Lehman-Wilzig & Seletzky, 2010)
Yang termasuk dalam hard news diantaranya:
a. Straight News/Berita Langsung
Merupakan berita yang disampaikan secara jelas dan terbatas yang terdiri dari inti-inti
informasi yang ada untuk disampaikan. Berita yang ada harus mencakup 5W1H (what, who,
when, where, why, how) serta informasi yang disampaikan juga tidak telalu mendalam karena
informasi belum dapat diolah lebih mendalam.
b. Depth News Report
Berisikan lanjutan/pengembangan dari berita straight news dengan informasi yang lebih
mendalam berdasarkan fakta-fakta yang baru dan berhasil ditemukan.
c. Interpretative News Report
Berisikan berita lanjutan dari straight news yang dikembangkan dengan komentar narasumber
kompeten yang terkait dan ditangapi oleh pembawa berita.
d. Comprehensife News Report
Berisikan laporan terakhir/final yang bersifat menyeluruh, ditinjau dari berbagai aspek dengan
fakta-fakta yang didapat sejauh ini dan hasil keputusan yang berwenang, sehingga benang
merah terlihat jelas.
c. Infotaiment
Berita informasi mengenai public figure seperti artis/aktor, penyanyi, komedian, model, dan
sebagainya. Berita ini terkadang dapat masuk ke dalam bagian hard news bisa juga ke soft news,
karena tak jarang ada suatu berita penting yang melibatkan public figure.
2. Soft News
‘soft’ news does not necessitate timely publication and has a low level of substantive
informational value (if at all), gossip, human interest stories, offbeat events.(Lehman-Wilzig &
Seletzky, 2010)
Yang termasuk dalam soft news diantaranya:
a. Feature
Berita yang berisikan informasi yang lebih ringan namun memiliki keunikan, kekhasan,
keanehan, serta menarik minat masyarakat luas, sifatnya Lebih ke arah hiburan dan berita
santai. Contohnya tujuan-tujuan wisata kuliner, berita olahraga, gaya hidup, acara masak, dan
cerita inspiratif.
b. Dokumenter
Berita yang menayangkan informasi yang sifatnya mendidik serta memberikan pelajaran
namun disajikan dengan menggambarkan kehidupan dan kenyataan yang benar-benar terjadi
di masyarakat. Contohnya kisah orang kekurangan, kisah inpiratif, kisah tokoh masyarakat
C. Talkshow
Berita yang menanyangkan informasi dengan menghadirkan narasumber ahli dan terkait secara
face to face dengan host. Pembicaraan yang dibawa mengenai isu-isu penting yang sedang
hangat di masyarakat, melalui pandangan narasumber
D. Sejarah dan Perkembangan Jurnalisme Televisi/ Televisi di Dunia dan Indonesia
1. Sejarah Perkembangan Jurnalisme Televisi di Dunia
Dalam perkembangan penemuan televisi dunia, banyak sekali pihak penemu maupun
innovator yang telibat, baik perorangan maupun suatu badan. Seperti menemuan dasar hukum
gelombang elektromagnetik yang ditemukan Joseph Hendry dan Michael Faraday 1831 dan
George Carey yang menemukan selenium camera yang dapat menangkap objek gambar
disekitar. (Fachruddin, 2019) Kemudian dari hal tersebut muncul penemuan baru dimasa
setelahnya diantaranya:
➢ pada tahun 1878, penemuan konsep pertama pengiriman gambar bergerak yang
mengunakan daya elektromagnetik.
➢ pada tahun 1890, pertama kali mengirim gambar menggunakan system pemindaian gambar,
yaitu dengan pantelegraf yang digagas Costatin Perskyl dari Rusia.
➢ pada tahun 1940, pertama kali diciptakan televisi berwarna oleh Peter Goldmark.
➢ pada tahun 1968, Lembaga RCA berhasil menciptakan tv LCD.
➢ pada tahun 1979, Perusahaan Kodak berhasil menciptakan jenis tampilan baru
menggunakan thin film transfer.
➢ pada tahun 1995, projek layar plasma pertama Larry karya Webber asal Amerika berhasil,
Menjadikan tv lebih stabil dan memberikan sumbangsih besar di industri pertelevisian
dunia.
➢ pada dekade 2000, masing-masing teknologi layar semakin sempurna dan terus
berkembang hingga sekarang.
2. Perkembangan Televisi / Video di Indonesia
Siaran televisi pertama kali di Indonesia disiarkan pada tanggal 17 Agustus tahun 1962
bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Siaran TV pada saat
itu hanya berlangsung dari jam 07.30-11.02 WIB saja yang tujuannya untuk meliputi upacara
peringatan hari proklamasi di istana negara. Namun yang menjadi tonggak dalam pertelevisian
Indonesia adalah ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke IV di stadion utama
Senayan. Dengan adanya perlombaan tersebut maka siaran televisi Indonesia secara kotinyu
dimulai sejak tanggal 24 Agustus tahun 1962 dan mampu mencakup dua puluh tuhuh provinsi
yang ada pada saat itu.
(TVRI) Televisi Republik Indonesia satu-satunya stasiun televisi pada saat itu yang
mampu menjangkau wilayah nusantara hingga ke pelosok dengan mengguakan satelit
komunikasi ruang angkasa yang kemudian dapat membantu pemerintah untuk menyampaikan
pesannya kepada masyarakat. Bahkan sampai pada tahun 1990-an TVRI merupakan sumber
tunggal berbagai informasi bagi masyarakat dan tidak bisa dipungkiri juga yang kemudian
dipakai oleh pemerintah dalam propagandakan kekuasaannya.
➢ Seiring dengan kemajuan demokrasi dan kebebasan dalam berekspresi maka:
➢ Pada tanggal 24 agustus tahun 1989 RCTI mulai siaran pertama kalinya. Walaupun hanya
pada ruang lingkup JABODETABEK saja.
➢ Pada tahun 1990 muncul SCTV (Surya Citra Televisi)
➢ Pada tahun 1991 muncul TPI (Televisi Pendidikan Indonesia)
➢ Pada tahun 1993 dimulainya siaran nasional RCTI dan SCTV
➢ Pada tahun 1994 lahirlah ANTEVE dan Indosiar.
Dikutip dari laman KOMINFO, di masa sekarang muncul siaran TV analog yang akan
digantikan oleh siaran televisi digital yang mulai diberlakukan pada awal tahun 2022. Dengan
kualitas gambar dan suara yang lebih jernih dan canggih yang sekarang dapat kita rasakan.

Refrensi
Hatley, John. 2019. “journalism as human right”. United State of America: Global Jurnalism
Research.
Rhiannon Bury and Johnson Li. 2019. “The Meaning of Digital Platform” United State of
America: Global Jurnalism Research.
Lehman-Wilzig S, Seletzky M, 2010. “Hard news, soft news, 'general' news: The necessity and
utility of an intermediate classification”Israel: Bar-Ilan University, Israel
Fachruddin, A. (2019). JOURNALISM TODAY. Jakarta: Kencana.
Junaedi, Fajar. 2013. “Jurnalisme Penyiaran dan Reportase Televisi Edisi Pertama”.
Jakarta:Kencana
Halim, S. (2015). Dasar-dasar Jurnalistik Televisi. Yogyakarta:
Deepublish. Latief, R. (2021). Jurnalistik Sinematografi. jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai