Anda di halaman 1dari 72

DASAR JURNALISTIK

FIKOM UNISBA 2018-2019

Dosen Pengampu:
Alex Sobur
Jurnalistik & Perkembangan Sosial

• Apa itu jurnalistik?


• Masih perlukah kita memberikan
definisi jurnalistik di tengah-tengah
perkembangan sosial yang
sedemikian cepat?
Resistensi terhadap
definisi jurnalistik
• Sebagai metode atau teknik pencarian berita, jurnalistik
senantiasa akan mengalami perkembangan sesuai kebutuhan
sosial yang melingkupinya.
• Menurut Daniel Bell (1980), sekarang masyarakat telah terkena
sihir oleh media.
• Kemampuan sihir media disebabkan karena adanya ledakan
informasi dan komunikasi yang akhirnya menciptakan masyarakat
berbasis informasi (information-based society).
• Publik dengan mudah dapat terkena sihir oleh media karena
adanya teknologi baru yang menciptakan akses informasi dan
membuka kesempatan baru two-way communication.
• Ledakan informasi inilah yang menimbulkan
berbagai ragam kesimpangsiuran pengertian
kerja jurnalistik.

• Sebagian kalangan, berpendapat tidak perlu


memberi batasan definisi jurnalistik, sebab
sangat berbahaya. Pemberian definisi jurnalistik
akan berarti anti terhadap perubahan sosial.
Padahal, kerja jurnalistik sesungguhnya adalah
mendorong setiap perubahan sosial ke arah
yang lebih baik.
• Resistensi terhadap definisi jurnalisme bukanlah
prinsip yang dipegang secara mendalam.

• Resistensi ini relatif baru muncul dan lebih


karena dorongan komersial.

• Pembatasan terhadap kerja jurnalistik akan


menghadapkan kita pada fakta sosial dalam
industri media yang menyisakan problem baru,
apakah infotainment merupakan kerja
jurnalistik?
Berbagai kecenderungan perubahan terminologi
jurnalistik
(Deborah Chamber, 2000)

(1) Keluasan korporasi kepemilikan media telah


merintangi peran “the fourth estate”
jurnalisme sebagai pelayanan demokrasi publik,
karena telah menjadi pelindung bagi
kepentingan usaha penerbitan para pemilik
media.
(2) Berbagai kebijakan deregulasi telah merintangi
pemerintah untuk melakukan kontrol terhadap
kegiatan monopoli media.
(3) Deregulasi media mengomoditaskan media menjadi
tabloidisasi informasi
berdasar “consumer style”. Pada konteks ini, kegiatan
jurnalistik menjadi tergantung pada intensitas
kompetisi antara kepentingan khalayak dan
kepentingan pemasang iklan.
(4) Keseimbangan reportase menjadi terukur pada
persoalan kedudukan para pekerja media antara
sebagai pelapor kejadian dan penghasil berbagai
kejadian.
(5) Kerangka normatif keterampilan jurnalistik menjadi
didominasi promosi kerja public relations.
Kesimpulan:

Perkembangan istilah jurnalistik selain


dipengaruhi oleh setting sosial yang
melingkupinya, juga dipengaruhi oleh kekuatan
modal dan kapital yang mengglobal. Dalam
konteks inilah kita menempatkan munculnya
istilah “jurnalistik infotainment.”
Apa itu Jurnalistik?
Pengertian Etimologi:

• Jurnalistik (journalism) = Journal (Prancis)


• Istilah “journal” bersumber dari kata Latin “diurna”, artinya tiap
hari, harian, atau catatan harian.
• Erat kaitannya dengan kata “diurna” ini ialah “diurnarii”, artinya
pencatat.
• Dari kata “diurnarii” muncul istilah Inggris “journalist”
(jurnalis atau wartawan) = orang yang pekerjaannya
mengumpulkan, mengolah, dan kemudian menyiarkan “catatan-
catatan harian” itu.

• “Jurnalistik adalah semacam kepandaian karang-mengarang


yang pokoknya untuk memberi pekabaran pada masyarakat
dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya” (Adi
Negoro).
• Jurnalistik adalah “penyebaran informasi untuk
publik yang sifatnya sistematis dan dapat
dipercaya melalui media komunikasi massa
modern” (Roland E. Wolseley & Laurence R.
Campbell).

• “Jurnalistik adalah laporan tentang kejadian-


kejadian yang sedang berlangsung pada saat
ditulis, bukan kajian yang sudah definitif
tentang suatu keadaan” (Edwin Emery, dkk).
Pengertian Jurnalistik
Sebagai Ilmu, Proses, dan Karya
• Ilmu jurnalistik adalah salah satu ilmu terapan (applied science) dari
ilmu komunikasi, yang mempelajari keterampilan seseorang dalam
mencari, mengumpulkan, menyeleksi, dan mengolah informasi yang
mengandung nilai berita (news value) menjadi karya jurnalistik, serta
menyajikannya kepada khalayak, baik melalui media massa cetak
maupun media massa elektronik.

• Proses jurnalistik adalah setiap kegiatan mencari, mengumpulkan,


menyeleksi, dan mengolah informasi yang mengandung nilai berita,
serta menyajikannya kepada khalayak melalui media massa cetak
maupun media massa elektronik.

• Karya jurnalistik adalah uraian fakta dan atau opini yang


mengandung nilai berita, dan penjelasan masalah hangat yang sudah
disajikan kepada khalayak, baik melalui media massa cetak maupun
media massa elektronik.
Pengertian Jurnalisme
• Jurnalisme merupakan paham yang memuat sejumlah
kerangka normatif untuk memandu kerja jurnalistik.
Atau, metode tertentu dengan pola liputan yang
spesifik sesuai kerangka norma yang diusungnya.

• Sebagai kerangka normatif, jurnalisme memuat


sejumlah nilai yang dijadikan rujukan dan diterapkan
melalui sejumlah metode khusus.

• Istilah “jurnalisme” sendiri muncul dari berbagai latar


belakang sosio-kultural tertentu. Misalnya, “jurnalisme
damai” (peace journalism).
Jurnalistik & Pers

• Jurnalistik = bentuk komunikasinya,


bentuk kegiatannya,
isinya.

• Pers = medianya di mana jurnalistik itu


disalurkan.
Pengertian Pers
• Istilah “pers” berasal dari bahasa Belanda. Dalam
bahasa Inggris berarti press. Secara harfiah, pers
berarti cetak dan secara maknawiah berarti
penyiaran secara tercetak atau publikasi secara
dicetak (printed publication).
• Dalam pengertian luas, pers meliputi segala
penerbitan, bahkan termasuk media massa
elektronik (radio siaran dan televisi siaran).
• Dalam pengertian sempit hanya terbatas pada media
massa cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletin
kantor berita.
Pers sebagai ‘The Fourth Estate’

Proses demokratisasi di suatu negara mencakup


dua proses besar, yakni proses transisi
demokrasi dan konsolidasi demokrasi. Dalam
mewujudkan proses konsolidasi demokrasi, pers
sebagai “the fourth estate” menjadi salah satu
instrumen penting, khususnya dalam membantu
mewujudkan demokrasi radikal yang ideal.
Perkembangan jurnalistik
• Istilah jurnalistik berhubungan erat dengan “acta diurna” (catatan
harian atau pengumuman tertulis setiap hari di papan
pengumuman tentang kegiatan senat) di zaman kaisar Romawi,
Julius Caesar (60 sm).

• Pengumuman-pengumuman itu terdiri atas:


(1) pengumuman yang berisi laporan-
laporan dan keputusan-keputusan senat
(acta senatus).

(2) pengumuman yang berisi laporan-laporan


tentang rapat-rapat DPR dan berita-berita
lainnya, yang lebih dikenal dengan sebutan
forum romanun.
Perbedaan sifat antara media massa cetak dan
elektronik
Media massa cetak:

• Proses pencetakan
• Isi pesan tercetak, dapat dibaca di mana dan kapan saja.
• Isi pesan dapat dibaca berulang-ulang.
• Hanya menyajikan peristiwa atau pendapat yang telah terjadi.
• Tidak dapat menyajikan pendapat narasumber secara langsung
(audio).
• Penulisan dibatasi oleh kolom dan halaman.
• Makna berkala dibatasi oleh hari, minggu, bulan.
• Distribusi melalui transportasi darat/laut/udara.
• Bahasa yang digunakan bahasa formal.
• Kalimat dapat panjang dan terperinci.
Media massa elektronik (radio) :

• Proses pemancaran/transmisi.
• Isi pesan audio dapat didengar sekilas pada waktu ada siaran.
• Isi pesan tidak dapat diulang.
• Dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang tengah terjadi.
• Dapat menyajikan pendapat (audio) narasumber secara
langsung/orisinal.
• Penulisan dibatasi oleh detik, menit, jam.
• Makna berkala dibatasi oleh detik, menit, dan jam.
• Distribusi melalui pemancaran/transmisi.
• Bahasa yang digunakan formal dan nonformal (bahasa tutur).
• Kalimat singkat, padat, sederhana, dan jelas.
Media massa elektronik (televisi) :

• Proses pemancaran/transmisi.
• Isi pesan audiovisual dapat dilihat dan didengar sekilas
sewaktu ada siaran.
• Tidak bisa diulang.
• Dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang tengah
terjadi.
• Dapat menyajikan pendapat (audiovisual) narasumber
secara langsung/orisinal.
• Penulisan dibatasi oleh detik, menit, jam.
• Distribusi melalui pemancaran/transmisi.
• Bahasa yang digunakan formal dan nonformal (bahasa
tutur).
• Kalimat singkat, padat, sedehana, dan jelas.
Film sebagai Media Komunikiasi Massa

Film adalah karya seni budaya yang merupakan


pranata sosial dan media komunikasi massa yang
dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan
atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan (UU RI
No. 33 Tahun 2009 tentang Perfilman).
Film

Media komunikasi yang bersifat visual


atau audio-visual untuk menyampaikan
suatu pesan kepada sekelompok orang
yang berkumpul di suatu tempat tertentu.

• Film adalah alat presentasi dan distribusi dari
tradisi hiburan yang lebih tua, menawarkan
cerita, panggung, musik, drama, humor, dan
trik teknis bagi konsumsi popular. Film juga
hampir menjadi media massa yang
sesungguhnya, dalam artian bahwa film
mampu menjangkau populasi dalam jumlah
besar dengan cepat, bahkan di wilayah
pedesaan.
Ciri-ciri Surat Kabar

• Publisitas (publicity)
• Periodisitas (periodicity)
• Universalitas (universality)
• Aktualitas (actuality)
Publisitas
• Publisitas ialah penyebaran kepada publik atau
khalayak.
• Karena diperuntukkan bagi khalayak maka sifat surat
kabar adalah umum.
• Ditinjau dari segi lembarannya, jika surat kabar
mempunyai halaman yang banyak, isinya juga harus
memenuhi kepentingan khalayak yang lebih banyak.
• Dengan ciri publisitas, suatu penerbitan yang meski
bentuk fisiknya sama dengan surat kabar, tidak bisa
disebut surat kabar apabila diperuntukkan bagi
sekelompok atau segolongan orang.
Periodisitas

Periodisitas adalah ciri lain dari surat kabar yang


berarti bahwa suatu surat kabar harus terbit
secara teratur atau secara periodik: satu kali
sehari, dua kali sehari, satu atau dua kali
seminggu.
Universalitas
• Universalitas berarti kesemestaan isinya, aneka
ragam, dan dari seluruh penjuru dunia.

• Sebuah penerbitan berkala yang isinya


mengkhususkan diri pada suatu profesi atau
aspek kehidupan (misal: kedokteran, arsitektur,
pertanian, koperasi, hukum), tidak bisa disebut
surat kabar.
Aktualitas
• Aktualitas adalah kecepatan laporan tanpa
mengenyampingkan pentingnya kebenaran berita.
• Pengertian aktualitas sebenarnya bersifat relatif.
• Aktual mengandung arti:
(1) yang berhubungan dengan soal waktu,
atau baru terjadinya sesuatu;
(2) yang berhubungan dengan soal kepentingan;
(3) yang berhubungan dengan soal perhatian; dan
(4) yang berhubungan dengan soal keuntungan.
Fungsi Pers

• Fungsi menyiarkan informasi (to inform)


• Fungsi mendidik (to educate)
• Fungsi menghibur (to intertain)
• Fungsi memengaruhi (to influence)
Ruang Lingkup Jurnalistik
News Views
1. Straight News:

a. Matter-of-fact-news
1. Editorial
b. Interpretative report
c. Reportage 2. Special articles
3. Column
2. Feature News: 4. Feature articles.

a. Human interest features


b. Biographical and Personality
Features.
c. Explanatory and How-to-do-it
Feature.
d. Historical Feature.
e. Travel Feature
f. Scientific Feature, etc.
Perkembangan Jurnalistik

• Perkembangan jurnalistik masa Julius Caesar


(60 SM).

• Perkembangan jurnalistik masa Rasulullah


saw.
Masa Julius Caesar

• Istilah jurnalistik berhubungan erat dengan “acta


diurna” (catatan harian atau pengumuman tertulis
setiap hari di papan pengumuman tentang kegiatan
Senat).

• Ketika itu, di atas forum, pengumuman-pengumuman


atau berita-berita dari dinas pemberitaan resmi lazim
ditempelkan pada papan pengumuman yang
berwarna putih.

• Papan pengumuman ini ditempatkan atau dipasang


di pusat kota Roma, yang pada waktu itu lebih
dikenal dengan sebutan “Forum Romanum”
Pengumuman-pengumuman itu terdiri atas:

(1) Pengumuman yang berisi laporan-laporan dan


keputusan-keputusan Senat yang disebut “Acta
Senatus”.

(2) Pengumuman yang berisi laporan-laporan


tentang rapat-rapat Dewan Perwakilan Rakyat
dan berita-berita lainnya yang disebut “Acta
Diurna Populi Romawi.
Masa Rasulullah saw

• Para ilmuwan sosial, khususnya ilmu komunikasi,


umumnya sependapat bahwa sistem komunikasi yang
ditemukan pada sesuatu bangsa, biasanya seirama
dengan kebudayaan bangsa ybs; cara sesuatu bangsa
berkomunikasi mencerminkan sistem budaya bangsa
itu. Norma-norma budaya bangsa biasanya
mempengaruhi perilaku komunikasi warganya.

• Dalam sistem komunikasi tradisional, sifat-sifat


komunikasi manusia belum sekompleks seperti
sekarang. Proses komunikasi berlangsung secara
antarpribadi atau tatap muka (face-to-face
communications)
• Dalam konteks komunikasi massa, khususnya
sistem komunikasi massa Islam, ciri khas sistem
komunikasi massa ini adalah menyebarkan
(menyampaikan) informasi kepada pendengar,
pemirsa, atau pembaca tentang perintah dan
larangan Allah Swt (Al-Qur’an dan hadis Nabi).

• Agama sebagai kaidah dan sebagai perilaku,


pada dasarnya adalah pesan (informasi) kepada
warga masyarakat, agar berperilaku sesuai
perintah dan larangan Tuhan.
• Berdasarkan teori-teori sistem komunikasi tsb,
maka cikal-bakal (embrio) sistem komunikasi
massa Islam ialah tatkala Bilal
mengumandangkan azan di zaman permulaan
kenabian Muhammad Rasulullah. Azan pertama
itulah yang merupakan awal lahirnya sistem
komunikasi massa Islam.

• Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Muhammad


saw pada dasarnya menyampaikan informasi
tentang Allah, tentang alam/makhluk-makhluk,
dan tentang hari akhir.
• Kumpulan tertulis dari semua surat/ayat
(bagian/subbagian) dari al-Qur’an itu, lazimnya
disebut mush-haf, dan kumpulan ajaran wahyu
yang diturunkan di zaman purbakala disebut
shuhuf.

• Dari akar kata-kata mush-haf dan shuhuf,


dikembangkan kata shahifah dan shahafi, yang
pada masa sekarang diberi arti “surat kabar”
dan “wartawan”.
• Jika kini banyak wartawan yang mahir meliput
suatu kejadian atau berita, kemudian
menuliskannya melalui surat kabar dan majalah
atau menyiarkannya lewat radio dan televisi,
maka di zaman Rasulullah saw sesungguhnya
para sahabat Nabi telah melaksanakan fungsi
kewartawanan yang suci.

• Para sahabat Nabi telah mensponsori melakukan


tugas-tugas jurnalistik dengan berbagai
pemberitaan mengenai diri pribadi Rasulullah.
• Para sahabat Nabi adalah wartawan-wartawan
otodidak yang mahir meliput berita-berita
seputar kejadian di zaman Nabi, terutama yang
menyangkut langsung kegiatan Rasulullah saw,
baik perbuatan-perbuatan (af’al) beliau maupun
perkataan-perkataan (sabda-sabda) beliau.

• Siti Aisyah, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abi


Hurairah, Anas, Ibnu Umar, hanyalah beberapa
nama di antara sejumlah sahabat Nabi lainnya
yang kerap meliput berita-berita ihwal Nabi.
• Para sahabat inilah yang memindahkan berita-
berita itu kepada sahabat lainnya, kemudian
kepada tabi’in, lalu kepada tabi’it- tabi’in.
• Ratusan ribu hadits yang berhasil dicatat oleh
ahli-ahli hadits adalah berkat jasa-jasa reportase
para sahabat.
• Pada masa tabi’in, lahir pula perawi-perawi
hadits yang bekerja sebagai media yang
memindahkan berita itu kepada para perawi
lainnya, atau langsung diberitakan kepada umat
sebagai landasan untuk beramal.
• Selain menerima berita (hadits) dari tangan
pertama atau tangan kedua dan ketiga, para
perawi menghafalkan berita itu menurut redaksi
yang asli—tanpa mengurangi sedikit pun dari
aslinya—kemudian memindahkan kepada perawi
lain sampai ke abad-abad berikutnya di mana
hadits-hadits dapat dihimpun dalam pelbagai
kitab.

• Hasil keringat para perawi hadits yang telah


dibukukan itulah yang sekarang dinikmati
mayoritas kaum Muslimin di seluruh dunia
(antara lain: Bukhari, Muslim, Turmudzi, Abu
Dawud, Imam Malik).
• Perawi-perawi yang berkecimpung dalam pemberitaan
Nabi itu tak sekadar menghafalkan, menerima, dan
memindahkan berita secara teratur, tetapi mereka juga
memegang teguh salah satu prinsip jurnalisme yang
objektif, yakni melakukan check and recheck, dengan
menyeleksi hadits-hadits mana yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya dari Nabi saw dan
hadits-hadits mana yang kebenarannya diragukan.

• Hadits itu sendiri, menurut arti bahasa, adalah berita,


warta, kabar, atau kejadian. Yang dimaksudkan di sini
adalah segala berita dan kejadian yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad saw. Apa yang disebut ilmu
hadits ialah ilmu yang mempelajari tentang berita-berita
kejadian yang berhubungan dengan diri Nabi Muhammad
saw.
Ihwal Berita
• Manusia dan berita
• Mengapa menulis berita perlu kita pelajari?
• Apa maksud atau tujuan wartawan menulis berita?
• Mengapa berita itu harus disiarkan atau disebarkan?
• Mengapa orang membaca berita atau membaca
surat kabar?
• Mengapa berita sukar diberi batasan?
Manusia dan Berita
• Sejak dan selama manusia hidup bersama, dia
memerlukan hubungan dengan orang lain.
• Oleh sebab itu, dia perlu mendengar sesuatu dari
dan tentang orang lain, serta memperdengarkan
sesuatu kepada orang lain pula.
• Sesuatu yang kita dengar dari dan tentang orang
lain, atau sesuatu yang kita perdengarkan
kepada orang lain itu pada hakikatnya adalah
“berita” dalam arti luas.
Mengapa menulis berita
perlu kita pelajari?

Nancy Nasution (1979):


(1) Menulis berita adalah dasar dari segala
penulisan karangan lain.
(2) Di dalam dunia persuratkabaran (termasuk media
TV) mau tak mau orang harus menulis.
(3) Menulis berita berarti Anda belajar bagaimana
caranya menulis secara terburu-buru, berpikir dan
menulis dengan cepat dalam suasana ribut dan di
ruang yang kurang nyaman.
Parada Harahap:

“Berita adalah dasar dari segala dasar dan


pokok dari segala pokok dalam jurnalistik.
Maka itu, jika kita hendak mempelajari
jurnalistik, terlebih dahulu kita selidiki asal
mulanya, sampai berita dan pemberitaan
memegang peranan penting dalam
masyarakat.”
Apa maksud/tujuan wartawan menulis
berita?

(1) Untuk memberitahukan segala kejadian yang


penting, dengan segera, secepat mungkin,
makin cepat makin berharga.
(2) Memenuhi keinginan pembaca untuk kabar
baru.
(3) Menarik minat golongan-golongan terbesar
dari masyarakat.
Mengapa berita itu harus disiarkan atau
disebarkan?
• Sesuai dengan fungsi berita itu sendiri, dengan adanya berita
berarti memberikan kepastian kepada pembaca di samping
mencegah timbulnya desas-desus. Mengapa berita itu harus
disebarkan, sesungguhnya juga berkaitan dengan “hak tahu”
masyarakat.

• Desas-desus, menurut KBBI (1995), diartikan sebagai kabar angin


atau percakapan orang banyak (yang belum tentu benar tidaknya
dan tidak diketahui sumbernya).

• Dalam Leksikon Komunikasi (1984), desas-desus (rumour) adalah


informasi yang tersebar luas dalam masyarakat yang tidak jelas
sumbernya dan belum tentu benar.
Berita, Kabar, Warta
• Istilah “berita” dalam jargon surat kabar berbeda
dengan istilah “kabar” yang kita pakai dalam
percakapan sehari-hari, seperti tampak dalam kata
majemuk “surat kabar”.
• Istilah “kabar” lebih dahulu dipakai daripada istilah
“berita” dan “warta”.
• Istilah “kabar” dan “warta” tampaknya kurang lazim
sekarang.
• Di zaman sebelum Perang Dunia II, ada surat kabar yang
namanya Warna-Warta, Berita Umum.
• Sesudah merdeka, ada surat kabar Berita Indonesia,
Warta Berita, Berita Yudha, dan Berita Buana. Tidak ada
sk yang memakai nama “kabar”.
Mengapa berita sukar diberi batasan?

Berita sesungguhnya lebih mudah dikenali atau


diketahui daripada memberi batasannya. Seorang
wartawan akan gampang saja menunjukkan mana
yang berita dari pada ia harus merumuskan apa itu
berita.

Earl English & Clarence Hach (1968) :


“Memberi batasan atau definisi berita adalah sukar,
karena berita mencakup banyak faktor variabel”.
Mengapa berita sukar diberi batasan?
Beberapa faktor variabel berita:

• Berita harus berdasarkan fakta, tetapi tidak semua fakta bisa


menjadi berita.
• Berita tidak perlu merupakan suatu laporan peristiwa baru, seperti
banyak dikemukakan dalam kamus.
• Sesuatu yang penting untuk suatu sekolah atau masyarakat,
mungkin hanya sedikit saja atau tidak ada nilai beritanya buat
sekolah atau masyarakat lainnya.
• Apa yang merupakan berita pada hari ini, mungkin sebaliknya pada
hari esok.
• Apa yang merupakan berita buat seseorang, mungkin bukan berita
bagi orang lain.
• Apa yang menjadi berita buat surat kabar di kota ini, mungkin
bukan berita bagi surat kabar lain, walaupun berada di kota yang
sama.
• Meski berita itu sulit didefinisikan, tidak berarti
kita tidak harus memberikan definisi tentang
berita.

• Berusaha memahami pengertian berita itu


menjadi penting untuk memberikan dasar
sebagai panduan dalam praktIk jurnalistik,
terlebih lagi bagi mereka yang akan memilih
karier di dunia jurnalistik atau kewartawanan.
Dasar pemilihan berita
yang tepat

• Ilmu dasar tentang pengertian berita, analisis


berita, prediksi atau dampak sosial atas berita,
hingga persoalan keselamatan pribadi dan
ketentraman sosial, menjadi dasar memilih
berita yang tepat.
• Dengan demikian, dalam situasi tersebut
pemilihan berita tidak lagi mengacu pada
definisi, tetapi mengacu pada sejumlah variabel
dalam spektrum yang lebih luas.
Beberapa versi pengertian “berita”
(News)
News =
East
E
a
s
North West
t

South
Versi lain
tentang pengertian ‘berita’
Douglass Wood Miller:

“Jika anjing menggigit orang, itu bukan berita;


tetapi jika orang menggigit anjing, itu baru
berita”.

(if a dog bites a man, that’s not news; if a man


bites a dog, that’s news).
Versi lainnya lagi
tentang pengertian ‘berita’
News Arithmetic George C. Bastian:
1 orang biasa + 1 penghidupan biasa =0
1 orang biasa + 1 pengalaman luar biasa = berita
1 suami biasa + 1 istri biasa =0
1 suami + 3 istri = berita
1 kasir bank + 1 istri + 7 anak =0
1 kasir bank - $ 10.000 = berita
1 penyanyi + 1 presdir bank - $ 100.000 = berita
1pria + I mobil + I pistol + 1 tawanan = berita
1 orang + 1 ciptaan = berita
1 lelaki + I istri + 1 sengketa + 1 peradilan = berita
1 wanita + 1 pengalaman atau ciptaan = berita
1 orang biasa + 1 kehidupan biasa dari 79 tahun =0
1 orang biasa + 1 kehidupan dari 100 tahun =0
Versi lain:

News adalah jamaknya (plural) dari


“new”, yang berarti penyiaran hal-hal
yang baru dalam jumlah banyak.
Pengertian etimologi
tentang ‘berita’
Kata “berita” (Inggris: news), berasal dari bahasa Latin,
novus atau nova, artinya “baru”.

Berita berasal dari bahasa Sansekerta, vrit, (dalam


bahasa Inggris disebut write), arti sebenarnya ialah ada
atau terjadi. Sebagian menyebutnya vrita, artinya
kejadian atau yang telah terjadi.

Vrita dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi berita


atau warta.
Pengertian Berita

• Berita adalah pencatatan dari informasi yang paling


penting serta cermat yang dapat diperoleh tentang
apa yang dipikirkan dan dikatakan, dilihat dan
digambarkan, direncanakan dan dikerjakan orang
(Stewart Robertson & George Fox Mott).

• Berita adalah laporan hangat tentang fakta atau


pendapat yang menarik atau penting atau kedua-
duanya bagi sejumlah besar pembaca (Mitchell V.
Charnley).
Macam-macam berita
• Macam-macam berita berdasarkan sifat
kejadian.

• Macam-macam berita berdasarkan sudut


geografis.

• Macam-macam berita berdasarkan soal atau


masalah yang dicakup
Macam-macam berita berdasarkan
sifat kejadian
• Berita yang diduga : berita-berita yang sudah
diduga akan terjadi (perayaan hari-hari
nasional, pertemuan-pertemuan ilmiah seperti
seminar, simposium, lokakarya, diskusi panel,
dsb).

• Berita yang tidak diduga : berita-berita yang


kejadiannya tidak diduga sama sekali atau
datang secara tiba-tiba (pembunuhan,
kecelakaan, bencana alam)
Macam-macam berita berdasarkan sudut
geografis
• Berita lokal
berita tentang sesuatu kejadian baru di sesuatu daerah
yang tidak merupakan keistimewaan bagi daerah-
daerah lain.

• Berita tidak lokal


berita tentang sesuatu kejadian baru di sesuatu daerah
yang merupakan keistimewaan dan penting untuk
diketahui oleh orang di daerah-daerah lain.
• Berita nasional
berita tentang sesuatu kejadian baru mengenai sesuatu
negara atau sebagian dari rakyatnya yang bukan saja
penting untuk diketahui seluruh rakyat di negeri itu,
tetapi juga patut diketahui oleh rakyat di negeri lain.

• Berita internasional
Berita tentang sesuatu kejadian baru mengenai sesuatu
negara yang mungkin berpengaruh pada sesuatu
negara atau negara-negara lain, atau sesuatu kejadian
baru mengenai hubungan dua negara atau lebih.
Macam-macam berita berdasarkan masalah atau soal
yang dicakup

• Berita tentang orang atau tokoh-tokoh (termasuk tentang


perkawinan, pertunangan, perceraian, kelahiran, kematian, dsb).
• Berita tentang pertemuan, rapat, dsb.
• Berita perdagangan, perekonomian, perisdustrian, keuangan.
• Berita ilmu pengetahuan (penemuan baru, kemajuan-kemajuan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dsb).
• Berita perburuhan.
• Berita kebudayaan (tentang kejadian-kejadian di bidang kebudayaan
seperti pergelaran musik tradisional, wayang).
• Berita olah raga (sepak bola, tinju, bulu tangkis, dsb).
• Dll.
Kualitas Berita
(Mitchell V. Charnley, Reporting)

• Berita itu harus teliti (news is accurate)


• Berita itu harus seimbang (news is balanced)
• Berita itu harus objektif (news is objective)
• Berita itu harus ringkas dan jelas (news is concise and
clear)
• Berita itu harus baru (news is recent)
Berita itu harus teliti
Ketepatan atau ketelitian berita, meliputi:

(1) Ketelitian fakta itu sendiri


Setiap pernyataan dalam berita, nama orang, jabatan, gelar,
tempat peristiwa, hari dan tanggal peristiwa, setiap kata atau
ekspresi atau kalimat definitif, setiap angka atau data statistik,
harus disajikan secara tepat dan tidak menimbulkan
kesalahpahaman, baik bagi orang-orang yang diberitakan,
maupun bagi khalayak pembaca.

(2) Kesan ketelitian secara umum


Ketepatan atau ketelitian berita di sini tidak hanya terbatas
kepada ketelitian mengenai rincian fakta spesifik, tetapi juga
ketelitian mengenai keseluruhan cerita secara umum, yaitu
cara-cara ketelitian itu dikatakan bersama-sama dan tekanan
yang diberikan.
Berita itu harus berimbang
Aspek keseimbangan, meliputi:

(1) Penekanan dan kelengkapan


Penekanan: Setiap fakta umumnya mempunyai hubungan yang
erat dengan fakta-fakta lain dan membangun hubungan yang
penting dengan urutan peristiwa secara keseluruhan.
Kelengkapan: menyuguhkan suatu gambaran lengkap mengenai
keseluruhan peristiwa yang dapat dimengerti pembaca.

(2) Memilih dan menyusun


Reporter hendaknya mampu memilih dan menyusun fakta-fakta,
sehingga ia dapat memberikan keseimbangan pandangan dari
keseluruhan situasi peristiwa.
Berita itu harus objektif

(1) Ditulis apa adanya


Reporter dalam memilih dan menyusun berita tidak
memasukkan prasangka-prasangka pribadinya atau
pesan dari pihak lain.

(2) Berita harus jujur


Aspek kejujuran erat kaitannya dengan berita
interpretasi. Seringkali masalah yang diberitakan itu
sangat kompleks sehingga dengan sendirinya
memaksa reporter mengadakan interpretasi.
Berita itu harus ringkas dan jelas

Penyajian berita harus sejalan dengan bentuk


berita. Berita harus merupakan satu kesatuan,
singkat, jelas, dan sederhana. Sebuah berita
yang hambar, yang ngambang, tidak
terorganisasi, atau memiliki dua makna dalam
tujuan isinya, tidaklah memiliki sifat kualitas
berita.
Berita itu harus baru (aktual)
Kata “aktual” berasal dari kata Latin, in actu, yang berarti:

• Sedang terjadi; sedang dalam pembentukan.


• Kejadian yang lain dari yang lain.

Menurut De Volder, sesuatu memperoleh nilai aktual apabila:

• Sedang terjadi
• Jarang terjadi
• Mempunyai hubungan dekat (= “ketegangan” antara
komunikator dengan komunikan, yaitu hubungan waktu
maupun tempat).
Nilai Berita
Nilai suatu berita ditentukan oleh dua faktor:

1. Faktor determinan (determinants), atau faktor


yang menentukan, yang lebih mencerminkan sifat
dari berita itu sendiri.

2. Faktor komponen (components), yaitu komponen-


komponen isi berita, yang merupakan unsur-unsur
yang menarik perhatian pembaca.
Faktor
“Determinants” Berita

• Kehangatan atau ketepatan waktu (immediacy or


timeliness)
• Proksimitas atau kedekatan (proximity or nearness)
• Terkenal atau penting (prominence or importance)
• Akibat (consequence)
• Menyentuh perasaan manusia (human interest).
Faktor “Components” Berita
• Uang (money)
• Seks (sex)
• Pertentangan (conflict)
• Hal-hal yang aneh atau luar biasa (oddity or
unusualness)
• Ketegangan (suspense)
• Perkembangan/kemajuan (progress)
• Minat pribadi (self interest)
• Humor (humor)
• Emosi dan naluri (emotions and instinc)

Anda mungkin juga menyukai