Anda di halaman 1dari 16

BAB I

MENYELAMI JURNALISTIK INDONESIA

A. ARTI DAN DEFINISI JURNALISTIK


1. Pengertian Jurnalistik
 Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata journ (Prancis) yang berarti catatan atau
laporan harian.
 Dalam kamus, jurnalistik merupakan kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis
surat kabar, majalah, atau berkala lainnya.
 Menurut Ensiklopedia Indonesia, jurnalistik adalah bidang profesi yang mengusahakan
penyajian informasi tentang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari secaa berkala
dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada.
2. Defisini Jurnalistik
 F. Fraser Bond (An Introduction to Journalism 1961:1), jurnalistik adalah segala bentuk
yang membuat berita dan ulasan mengenai berita sampai kelompok pemerhati.
 Roland E. Wolseley (Understanding Magazines 1969:3), jurnalistik adalah pengumpulan,
penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat
pemerhati, hiburan umum secara sistematik dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada
surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran.
 Adinegoro, Jurnalistik adalah semacam kepandaian mengarang yang pokoknya memberi
pekabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya.
 Onong Uchjana Effendy, jurnalistik didefinisikan sebagai teknik mengelola berita mulai
dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada masyarakat.
 Erik Hodgins, redaktur Majalah Time, jurnalistik adalah pengiriman informasi dari sini ke
sana dengan benar, seksama, dan cepat dalam rangka membela kebenaran dan keadilan
berfikir yang selalu dapat dibuktikan.
 Secara teknis, jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan,
mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak
seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.

B. BENTUK JURNALISTIK
Dilihat dari segi bentuk dan pengelolaannya, jurnalistik dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Jurnalistik media cetak (Newspaper and Magazine Journalism)
 Dipengaruhi oleh faktor verbal dan visual.
 Verbal, berhubungan dengan kemampuan menyusun kata, kalimat, dan paragraph
secara efektif dan komunikatif
 Visual, berhubungan dengan kemampuan dalam menata dan mendesain tata letak
atau perwajahan
2. Jurnalistik media elektronik auditif
 Dipengaruhi oleh dimensi verbal, teknologikal, dan fisikal.
 Teknologikal, berkaitan dengan teknologi yang memungkinkan daya pancar radio
dapat ditangkap dengan jelas dan jernih oleh pesawat radio penerima.
 Fisikal, berkaitan dengan kesehatan fisik dan kemampuan pendengaran khalayak
dalam menyerap dan mencerna pesan yang disampaikan.
3. Jurnalistik media elektronik audiovisual
 Gabungan dari segi verbal, visual, teknologikal, dan dimensi dramatical.
 Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, dan
efektif.
 Visual, menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat.
 Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, dan gambar yang
dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah-rumah.
 Dramatikal, bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatik yang dihasilkan oleh
rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.

C. PRODUK JURNALISTIK
 Produk Jurnalistik adalah surat kabar, tabloid, majalah, bulletin, atau berkala lainnya
seperti radio, televisi, dan media online internet.
 Surat kabar, majalah, tabloid, dan bulletin dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok, yaitu
berita (news), opini (views), iklan (advertising)
 Hanya berita (news) dan opini (views) yang termasuk dalam produk jurnalistik
 Kelompok berita meliputi : berita langsung (straight news), berita mendalam (depth
news), berita khas cerita (feature), berita penyelidikan (investigative news), dan berita
gambar (photo news)
 Kelompok opini meliputi : tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, kolom, esai, dan surat
pembaca.

D. SEKILAS PERKEMBANGAN JURNALISTIK


 Pada zaman pemerintahan Cayus Julius Caesar (100-44 SM) di negara Romawi,
dipancangkan beberapa papan tulis putih di lapangan terbuka di tempat rakyat
berkumpul, yang disebut Forum Romanum yang berisi pengumuman resmi.
 Pengumuman ini dibedakan menjadi 2 macam : Acna Senatus memuat laporan sidang
senat dan Acta Diurna Populi Romawi memuat keputusan rapat
1. Kelahiran Wartawan Pertama
 Lahir wartawan-wartawan pertama yang terdiri atas budak-budak belian yang oleh
pemiliknya diberi tugas mengumpulkan informasi, berita-berita, bahkan juga menghadiri
sidang-sidang senat dan melaporkan semua hasilnya baik secara lisan maupun tulisan.
 Surat kabar cetakan baru terbit pada tahun 911 di Cina bernama King Pau.
 Pada tahun 1351, terbit seminggu sekali. Pada tahun 1885, sudah terbit tiap hari dengan
tiga edisi.
2. Jurnalistik di Eropa
 Di Belgia, pada tahun 1605, Abraham Verhoeven mendapat izin mencetak Nieuwe
Tidjinghen. Pada tahun 1629 berganti nama menjadi Wekelijksche Tijdinghen.
 Terbit surat kabar pertama bernama Avisa Relation Order Zeitung di Jerman dan
Relations di Strassburg pada 1609 oleh Johan Carolus.
 Di Belanda, surat kabar tertua bernama Courante Uyt Italien en Duytcshland terbit pada
1618 oleh Caspar Van Hilten di Amsterdam.
 Di Inggris, surat kabar pertama bernama Curant of General News terbit pada 1662.
 Di Perancis, pemerintah menerbitkan surat kabar Gasette de France pada 1631.
 Di Italia, sudah ada surat kabar pada 1636.
 Semua surat kabar cetakan tersebut terbit sekali seminggu.
3. Zaman Penjajahan di Indonesia
 Pada abad 18, tahun 1744, terbit surat kabar Bataviasche Nouvelles oleh orang-orang
Belanda.
 Pada 1776, di Jakarta, terbit surat kabar Vendu Niews yang mengutamakan berita
pelelangan.
 Surat kabar pertama bacaan pribumi (Indonesia) terbit pada 1854, yaitu majalah
Bianglala, kemudian disusul Bromartani pada 1885, di Weltevreden.
 Pada 1856, terbit Soerat Kabar Bahasa Melajoe di Surabaya.
 Pada abad 20, surat kabar pertama milik bangsa Indonesia, Medan Prijaji, terbit di
Bandung. Surat kabar ini dimiliki dan dikelola oleh Tirto Hadisurjo alisan Raden Mas
Djokomono pada 1907.
 Tirto Hadisurjo/Tirto Adi Soeryo dianggap sebagai pelopor jurnalistik modern di
Indonesia dan Bapak Jurnalistik Indonesia.

BAB II
RUANG LINGKUP PERS

A. FUNGSI UTAMA PERS


1. Informasi
Kriteria dasar : aktual, akurat, faktual, menarik atau penting, benar, lengkap-utuh, jelas-
jernih, jujur-adil, berimbang, relevan, bermanfaat, etis.
2. Edukasi
Wilbur Schramm dalam Men, Message, and Media (1973), bagi masyarakat, pers adalah
watcher, teacher, and forum (pengamat, guru, dan forum). Pers ikut berperan dalam
mewariskan nilai-nilai luhur universal, nilai-nilai dasar nasional, dan kandungan budaya-
budaya local dari satu generasi ke generasi berikutnya secara estafet.
3. Koreksi
Pers adalah pilar demokrasi keempat setelah legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Pers
mengemban fungsi kontrol terhadap kebijakan pemerintahan dan harus berpihak pada
kepentingan masyarakat umum.
Ditegaskan oleh Lord Acton, pada abad 18, power tends to corrups and power absoulut tend
to corrups absolutely too.
4. Rekreasi
Pers berfungsi sebagai wahana rekreasi yang menyenangkan sekaligus menyehatkan bagi
semua lapisan masyarakat. Pesan yang disampaikan tidak boleh bersifat negatif.
5. Mediasi/Penghubung
Pers menghubungkan berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan bui dengan kita.

B. KARAKTERISTIK PERS
1. Periodesitas, artinya pers harus terbit secara teratur (setiap hari, seminggu sekali, satu bulan
sekali, dll)
2. Publisitas, berarti pers ditujukan kepada khalayak umum yang heterogen. Heterogen bisa dari
segi geografis (jenis kelamin, umur, suku, agama) dan psikografis (karakter, sifat, kebiasaan,
adat istiadat)
3. Aktualitas, berarti informasi yang diberitakan harus mengandung unsur kebaruan atau tidak
basi. Secara teknis jurnalistik, aktualitas terbagi menjadi 3 : aktualitas kalender, aktualitas
waktu, dan aktualitas masalah.
4. Universalitas, berkaitan dengan kesemestaan pers dilihat dari sumbernya dan dari
keanekaragaman materi isinya. Isi media pers harus tetap selektif dan terfokus.
5. Objektivitas, menyajikan berita faktual apa adanya, sehingga isi berita tidak menimbulkan
tanda tanya.

C. TIPOLOGI PERS
Berdasarkan kualitasnya, pers diklasifikasikan menjadi 3 :
1. Pers Berkualitas
Cara penyajiannya etis, moralis, intelektual dan dikelola secara konseptual dan professional.
2. Pers Populer
Cara penyajiannya sesuai dengan zaman, sederhana, kurang etis, emosional, dan kadang-
kadang sadistis. Pers popular sangat menekankan nilai serta kepentingan komersial.
3. Pers Kuning
Pers kuning menggunakan pendekatan jurnalistik SCC (Sex, Conflict, Crime), bersifat
sensasional dan meledak-ledak.

D. JENIS DAN WILAYAH SIRKULASI PERS


Berdasarkan jenis dan wilayah sirkulasi, segmentasi dan pangsa pasarnya, pers
diklasifikasikan menjadi 5 :
1. Pers Komunitas, jangkauan wilayahnya sangat teratas, hanya mencakup satu atau beberapa
desa dalam satu kecamatan. Fungsinya lebih ke penyebarluasan informasi dan edukasi.
2. Pers Lokal, hanya beredar di sebuah kota dan sekitarnya, isinya didominasi oleh berita,
laporan, tulisan, dan sajian gambar bernuansa lokal. Contoh : Pos Metro, dll
3. Pers Regional, berkedudukan di ibu kota provinsi, sirkulasinya meliputi seluruh kota yang
terdapat dalam suatu provinsi tersebut. Contoh : Batam Pos, Tribun Batam, dll
4. Pers Nasional, berkedudukan di ibu kota negara, sirkulasinya menyebar di seluruh dan/atau
sebagian besar wilayah negara. Contoh : Kompas, Jawa Pos, Koran Sindo, Koran Tempo, dll
5. Pers Internasional, sirkulasinya menyebar di berbagai negara. Contoh : Times, Newsweek,
International Herald Tribun, dll.

E. PILAR PENYANGGA PERS


1. Idealisme, menegakkan nilai-nilai demokrasi, HAM, serta memperjuangkan keadilan dan
kebenaran, sesuai dengan UU Pokok Pers No. 40/1999 Pasal 6
2. Komersialisme, Pasal 3 ayat (2) UU Pokok Pers No. 40/1999, pers nasional berfungsi sebagai
lembaga ekonomi.
3. Profesionalisme, mencakup sikap dan perilaku pelaku pers.

F. LANDASAN PERS NASIONAL


1. Landasan Idiil > Pancasila
2. Landasan Konstitusional > UUD 1945
3. Landasan Yuridis Formal > UU Pokok Pers No. 40/1999 untuk Pers dan UU Pokok
Penyiaran No. 32/2022 untuk radio dan televisi siaran.
4. Landasan Strategis Operasional, mengacu pada kebijakan redaksional media pers masing-
masing, menyangkut materi isi serta kemasan penerbitan media pers.
5. Landasan Sosiologis Kultural, berpijak pada tata nilai dan normal sosial budaya agama yang
berlaku pada dan sekaligus dijunjung tinggi oleh masyarakat bangsa Indonesia.
6. Landasaan Etis Profesional, setiap organisasi pers harus menyatakan terikat dan tunduk
kepada ketentuan kode edit, baik kode etik sendiri atau kode etik bersama.

G. BAHASA JURNALISTIK PERS


1. Sederhana, bahasanya diketahui banyak orang
2. Singkat, langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele
3. Padat, berarti sarat informasi. Setiap kalimat dan paragarf yang ditulis memuat banyak
informasi penting dan menarik untuk khalayak pembaca.
4. Lugas, berarti tegas, tidak ambigu, dan menghindari kemungkinan adanya penafsiran lain
terhadap arti dan makna kata sehingga tidak menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi.
5. Jelas, berarti mudah ditangkap maksudnya.
6. Jernih, berarti jujur, tulus, tidak menyembuntikan sesuatu yang negative seperti fitnah, dan
tidak memiliki agenda tersembunyi dibalik pemuatan suatu berita, kecuali fakta, kebenaran,
dan kepentingan publik.
7. Menarik, artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu
selera baca, dll.
8. Demokratis, berarti tidak mengenal tingkatan, pangkat, dan kasta. Semua narasumber
diperlakukan sama.
9. Mengutamakan kalimat aktif
10. Menghindari kata atau istilah teknis
11. Tunduk pada bahasa baku

H. PEDOMAN PEMAKAIAN BAHASA PERS


Ada 10 (hal 59-61)

BAB III
KLASIFIKASI, JENIS, DAN NILAI BERITA

A. DEFINISI BERITA
 Paul De Massenner dalam buku Here’s The News: Unesco Associate menyatakan, news
atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat
khalayak pendengar.
 Williar C. Bleyer dalam Newspaper Writing and Editing menulis, berita adalah sesuatu
yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena menarik
minat atau mempunyai makna bagi pembaca.
 Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan
atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar,
radio, televisi, atau media online internet.

B. KLASIFIKASI BERITA
 Berita dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori :
1. Berita berat (hard news), menyita perhatian publik, contoh : kebakaran, gempa bumi,
kerusuhan, dll
2. Berita ringan (soft news), unsur ketertarikan manusiawi, contoh : pesta pernikahan
bintang film, seminar sehari tentang perilaku seks bebas di kalangan remaja
 Berdasarkan lokasi peristiwanya, berita dibedakan menjadi 2 :
1. Berita di tempat tertutup (indoor news), contoh : sidang kabinet, seminar, pengadilan,
dll
2. Berita di tempat terbuka (outdoor news)
 Berdasarkan sifatnya, berita dibagi menjadi 2 :
1. Berita diduga, adalah peristiwa yang direncanakan atau sudah diketahui sebelumnya,
contoh : pemilu, peringatan hari-hari bersejarah, dll
2. Berita tak diduga, adalah peristiwa yang sifatnya tiba-tiba, tidak direncanakan, dan
tidak diketahui sebelumnya, contoh : bus tabrakan, kapal tenggelam, kereta api
terguling.
 Berdasarkan materi isinya, berita dikelompokkan menjadi :
1. Berita penyataan pendapat, ide, atau gagasan (talking news)
2. Berita ekonomi (economic news)
3. Berita keuangan (financial news)
4. Berita politik (political news)
5. Berita sosial kemasyarakatan (social news)
6. Berita pendidikan (education news)
7. Berita hukum dan keadilan (law and justice news)
8. Berita olahraga (sport news)
9. Berita criminal (crime news)
10. Berita bencana dan tragedi (tragedy and disaster news)
11. Berita perang (war news)
12. Berita ilmiah (scientific news)
13. Berita hiburan (entertainment news)
14. Berite tentang ketertarikan manusiawi atau minat insani (human interest news)

C. JENIS-JENIS BERITA
1. Straight news report adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Isi sesuai fakta
yang terjadi.
2. Depth news report adalah perpaduan antara straight news dengan penyataan narasumber
sebelumnya yang masih relevan dan sesuai fakta.
3. Comprehensive news adalah laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari
berbagai aspek. Kritik dari straight news.
4. Interpretative report, berfokus pada sebuah isu masalah, atau peristiwa kontroversial
sesuai fakta dan bukan opini.
5. Feature story (berita sastra), menyajikan suatu pengalaman pembaca (reading
experience), bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada pentingnya informasi
yang disajikan.
6. Depth reporting adalah laporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap, dan
utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual.
7. Investigative reporting, wartawan terjun dalam penyelidikan untuk memperoleh fakta
tersembunyi, pelaksanaanya ilegal dan tidak etis.
8. Editorial writing adalah penyajian fakta dan opini oleh institusi sebuah media dengan
menafsirkan berita penting yang mempengaruhi khalayak umum.

D. KONSEP BERITA
1. Berita sebagai laporan tercepat
Lebih cepat suatu berita disiarkan, lebih baik.
2. Berita sebagai rekaman
Rekaman yang dimaksud adalah dokumentasi, berupa foto, gambar, tulisan dan laporan,
siaran langsung, dll
3. Berita sebagai fakta objektif
Berita adalah laporan tentang fakta secara apa adanta dan bukan tentang fakta yang
seharusnya.
4. Berita sebagai interpretasi
Interpretasi adalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu.
Tugas media adalah membuat fakta yang seolah membisu menjadi dapat berbicara sendiri
kepada khalayak dalam bahasa yang mudah dicerna.
5. Berita sebagai sensasi
Sensasi melibatkan alat indra dimana sensasi merupakan bagian dari persepsi, yaitu
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi serta menafsirkan pesan.
6. Berita sebagai minat insani
Media massa melaporkan suatu peristiwa dalam berita yang mampu menyentuh emosi
khalayak dan menumbuhakn kepekaan individual dan sosial masyarakat mengenai
berbagi hal di sekitarnya.
7. Berita sebagai ramalan
Berita mengisyaratkan dampak dari suatu perbuatan atau keadaan dengan memberti
interpretasi, prediksi, dan konklusi
8. Berita sebagai gambar
Satu gambar seribu kata, berarti betapa dahsyatnya efek sebuah gambar dibandingkan
dengan kata-kata. Menyampaikan pesan berbentuk visual melalui media, jauh lebih cepat
menimbulkan atensi dan lebih mudah dipahami khalayak.

E. KRITERIA UMUM NILAI BERITA


1. Keluarbiasaan (Unusualness)
Berita adalah sesuatu yang luar biasa
2. Kebaruan (Newness)
Berita adalah semua apa yang terbaru, seperti sepeda motor baru, mobil baru, rumah
baru, dll.
3. Akibat (Impact)
News has impact. Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas.
4. Aktual (Timeliness)
Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi
5. Kedekatan (Proximity)
Kedekatan geografis : suatu peristiwa yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita
Kedekatan psikologis : ditentukan oleh tingkat ketertarikan pikiran, perasaan, atau
kejiawaan seseorang dengan suatu objek peristiwa atau berita.
6. Informasi (Information)
Berita adalah informasi.
7. Konflik (Conflict)
Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan
dimensi pertentangan.
8. Orang Penting (Public Figure, News Maker)
Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesoho, selebriti, figure
publik. Mereka selalu membuat berita.
9. Kejutan (Suprising)
News is suprising. Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, di luar dugaan, tidak
direncanakan.
10. Ketertarikan Manusiawi (Human Interest)
Berhubungan dengan perasaan
11. Seks (Sex)
Berkaitan dengan perempuan. Seks identik dengan perempuan, begitu juga sebaliknya.
Segala hal yang berkaitan dengan perempuan pasti menarik dan menjadi sumber berita,
contoh : perselingkuhan, dll

BAB 4
MENCARI, MELIPUT, DAN MENULIS BERITA

A. BAGAIMANA BERITA DIPEROLEH?


1. Berita diduga melalui meeting (perencanaan redaksi)
2. Berita tak diduga melalui hunting : wartawan dituntut memiliki kepekaan berita yang
tajam (sense of news), daya pendengaran, penciuman, penglihatan jauh dan jelas serta
piawai dalam melatih indra perasa berita. Pengalaman langsung di lapangan.

B. MENGENALI SUMBER BERITA


1. Sumber berita berdasarkan sifatnya
a. Sumber berita formal (resmi) : pejabat, pemerintahan
b. Sumber berita informal (tidak resmi) : masyarakat umum
2. Sumber berita berdasarkan materi isinya
a. Paper trail : dokumen, press rilis, makalah, dll
b. Electronic trail : internet, reporter dianjurkan untuk check and recheck (tidak
langsung percaya)
c. People trail : narasumber
3. Saran Praktis Miller
4. Kedudukan dan kredibilitas sumber berita

C. TEKNIK WAWANCARA BERITA


1. Persyaratan wawancara berita
a. Mempunyai tujuan yang jelas
b. Efisien
c. Menyenangkan
d. Mengandalkan persiapan dan riset awal
e. Melibatkan khalayak
f. Menimbulkan spontanitas
g. Pewawancara sebagai pengendali
h. Mengembangkan logika
2. Jenis-jenis wawancara berita
a. Wawancara sosok pribadi (personal interview)
b. Wawancara berita (news interview), contoh : dengan presiden, menteri, ilmuwan, dll
c. Wawancara jalanan (man in street), menanyai orang yang lewat
d. Wawancara sambil lalu (casual interview), berlangsung secara kebetulan
e. Wawancara telepon (telephone interview)
f. Wawancara tertulis (written interview)
g. Wawancara kelompok (discussion interview), contoh : dalam seminar
3. Hal yang harus diperhatikan selama wawancara
a. Menjaga suasana
b. Bersikap wajar
c. Memelihara situasi, jangan terbawa suasana
d. Tangkas dalam menarik kesimpulan
e. Menjaga pokok persoalan
f. Kritis
g. Sopan santun
h. Tidak menjanjikan hasil wawancara untuk dimuat
4. Dua pola wawancara berita
a. Funnel Interview, pola wawancara yangd isusun seperti bentuk corong atau cerobong
(funnel), diawali dengan pertanyaan basa basi, pertanyan serius dan berat diubah
menjadi ringan dan santai
b. Inverted funnel interview, pola wawancara yang disusun seperti cerobong terbalik;
pertanyaan langsung pada pokok persoalan atau masalah.
5. Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara berita
a. Pertanyaan terbuka, menghendaki jawaban yang luas dan bebas.
b. Pertanyaan hipotetik terbuka, hampir sama dengan pertanyaan terbuka, hanya saja
penanya memberikan pertanyaan yang lebih luas
c. Pertanyaan langsung, menghendaki jawaban yang singkat
d. Pertanyaan tertutup, jawaban terbatas dan terkadang jawaban sudah disiapkan
e. Pertanyaan beban, menimbulkan beban bagi penjawab karena tidak ada jawaban yang
benar, tetapi menuntut jawaban emosional; ini jarang digunakan
f. Pertanyaan terpimpin, diikuti dengan arahan jawaban
g. Pertanyaan orang ketiga, pertanyaan dan jawaban seolah-olah dari dan untuk orang
lain.
6. Tujuan wawancara berita
 Wawancara mengandung tiga dimensi : sebagai ilmu (pendidikan, pelatihan
jurnalistik dan buku), seni (kreativitas dan sentuhan perasaan untuk masuk kepada
narsum), dan keterampilan (praktik lapangan)
 Dari segi tujuannya, wawancara dibedakan menjadi 3 :
a. Wawancara faktual (the factual interview), dilakukan untuk menggali, mencari,
dan mengumpulkan fakta-fakta.
b. Wawancara riset pendapat (the opinion research interview), untuk mengetahui apa
yang sebenarnya sedang menjadi perhatian, pemikiran, dan pendapat narasumber.
c. Wawancara penegasan kredibilitas narasumber (a well known personality
interview), untuk menguji tingkat validitas sebuah informasi yang berkembang
dalam masyarakat dengan mewawancarai pakar atau orang yang ahli dan
kompeten di bidangnya.

D. TEKNIK MENULIS BERITA


1. Pola piramida terbalik
Berita disusun secara deduktif. Fakta sangat penting terletak di awal paragraf, lalu
dilanjutkan dengan fakta penting, cukup penting, sampai yang kurang penting.
2. Berita ditulis dengan rumus 5W+1H
Dalam konteks Indonesia, ditambahkan satu unsur lagi, yaitu aman (safety, S), sehingga
rumusnya menjadi 5W1H(1S), maksudnya berita apapun yang disiarkan, diyakini tidak
akan menimbulkan dampak negatif bagi media massa bersangkutan dan bagi masyarakat
serta pemerintah.
3. Pedoman Penulisan Teras Berita
Teras berita merupakan cerminan dari pokok berita sebagai acuan pembuatan judul
berita.

E. SYARAT JUDUL BERITA


1. Provokatif, membangkitkan minat dan perhatian
2. Singkat dan padat, berarti tegas, lugas, terfokus, dan to the point.
3. Relevan, sesuai dengan pokok pesan yang akan disampaikan
4. Fungsional, setiap kata yang terdapat pada judul bersifat mandiri dan berdiri sendiri
namun tetap satu kesatuan.
5. Formal, berarti resmi dan menghindari eufimisme yang tidak perlu
6. Representatif, berarti mencerminkan dan mewakili teras berita
7. Merujuk pada bahasa baku
8. Spesifik

F. FUNGSI TERAS BERITA


Teras berita adalah paragraf pertama yang memuat fakta terpenting dari keseluruhan uraian
berita
1. Atraktif, mampu membangkitkan minat pembaca terhadap topik persoalan peristiwa yang
dilaporkan.
2. Introduktif, mengantarkan pokok persoalan yang dikupas sehingga pembaca dapat
mengenali dan merumuskannya dengan mudah.
3. Korelatif, pembuka bagi kalimat pada paragarf kedua dan seterusnya.

G. JENIS-JENIS TERAS BERITA


1. Who lead (teras berita siapa), pelaku peristiwa
2. What lead (teras berita apa), peristiwa apa
3. When lead (teras berita kapan) : waktu peristiwa
4. Where lead (teras berita dimana) : tempat peristiwa itu terjadi
5. Why lead (teras berita mengapa) : mengapa peristiwa itu bisa terjadi
6. How lead (teras berita bagaimana) : bagaimana peristiwa itu terjadi, bagaimana jalan
keluarnya?
7. Contrast lead (teras berita kontras) : sesuatu yang berlawanan pada subjek pelaku
peristiw
8. Quotation lead (teras berita kutipan) : perkataan langsung yang dilontarkan narasumber
atau pelaku peristiwa
9. Question lead (teras berita pertanyaan) : pertanyaan yang dilontarkan oleh narasumber
atau pelaku peristiwa
10. Descriptive lead (teras berita pemaparan) : suasana atau situasi yang melekat dalam suatu
peristiwa yang terjadi
11. Narative lead (teras berita bercerita) : realitas cerita yang terdapat dalam suatu peristiwa
yang terjadi
12. Exclamation lead (teras berita menjerit) : jeritan atau teriakan yang dilontarkan oleh
narasumber atau pelaku peristiwa.

Anda mungkin juga menyukai