Anda di halaman 1dari 3

Nama : materi :

kelas : Broadcasting 1 paraf :

Lembar Kerja Praktikum :

 Sejarah jurnalistik
SEJARAH JURNALISTIK DI DUNIA
Awal  mulanya muncul jurnalistik dapat diketahui dari berbagai literatur tentang sejarah
jurnalistik senantiasa merujuk pada “Acta Diurna” pada zaman Romawi Kuno masa
pemerintahan kaisar Julius Caesar (100-44 SM).
“Acta Diurna”, yakni papan pengumuman (sejenis majalah dinding atau papan informasi
sekarang), diyakini sebagai produk jurnalistik pertama; pers, media massa, atau surat kabar
harian pertama di dunia. Julius Caesar pun disebut sebagai “Bapak Pers Dunia”.
Sebenarnya, Caesar hanya meneruskan dan mengembangkan tradisi yang muncul pada
permulaan berdirinya kerajaan Romawi. Saat itu, atas peritah Raja Imam Agung, segala kejadian
penting dicatat pada “Annals”, yakni papan tulis yang digantungkan di serambi rumah. Catatan
pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan
memerlukannya.

SEJARAH JURNALISTIK DI INDONESIA


Berdasarkan sejarahnya, dunia jurnalistik Indonesia dibagi menjadi tiga golongan masa:
- Jurnalistik Kolonial, yaitu jurnalistik yang dibangun oleh orang Belanda pada abad ke-18
yang ditandai dengan munculnya surat kabar berbahasa Belanda yang
bernama Bataviasche Nouvellesd. (Baca juga: Komunikasi Asertif)
- Jurnalistik China, yaitu jurnalistik yang dibuat oleh orang berketurunan Tionghoa di
Indonesia dengan menerbitkan surat kabar sebagai media penghubung dan pemersatu
kaum Tionghoa Indonesia.
- Jurnalistik Nasional, yaitu jurnalistik yang dibuat oleh anak bangsa asli Indonesia sebagai
media perjuangan dan alat pergerakan kemerdekaan pada abad ke-20. Kemunculannya
ditandai dengan ikatan jurnalis yang dinamakan Medan Priayi dengan dipimpin oleh
Tirto Hadisuryo atau yang lebih dikenal sebagai Raden Djikomono

 Ruang lingkup jurnalistik


- Konsep dasar Jurnalistik yang meliputi definisi konsep,fungsi dan historisitas jurnalistik.
- Ragam dan karakter jurnalistik yang berisikan bentuk jurnalistik secara aplikasi yang
disesuaikan dengan media dan tren jurnalistik
- Profesi jurnalis dan kelembangaannya
- Jurnalistik aplikasi yang berisikan sumber karya jurnalistik, bahasa, teknik jurnalistik dan
ragam karya jurnalistik
- Spirit moralitas aktivitas jurnalistik yang tercermin dalam etika jurnalistik.

 Jenis jenis jurnalistik media masa


Jenis-jenis jurnalistik berdasarkan media publikasinya dibedakan menjadi
jurnalistik cetak (Printed journalism) ,jurnalistik radio (Radio Journalism) , jurnalistik televise (TV
Journalism) , dan jurnalistik online (Online Journalism)
Jurnalistik radio dan televisi disebut juga dengan istilah jurnalisme penyiaran (broadcast
journalism) dan jurnalistik elektronik.
Nama : materi :

kelas : Broadcasting 1 paraf :

Lembar kerja praktikum :

 Kegiatan jurnalistik
Jurnalistik adalah aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada
publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis)

 News value / Nilai berita adalah seperangkat kriteria untuk menilai apakah sebuah
kejadian cukup penting untuk diliput. Adasejumlah faktor yang membuat sebuah
kejadian memiliki nilai berita

 news judgment adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan atas situasi yang
dihadapi. Judgment dibuat ketika berada dalam suatu situasi atau kasus. Jadi, melalui
kasus atau masalah, seseorang dapat mengolah pengetahuan-pengetahuan yang
dimilikinya untuk mengambil kesimpulan

 9 elemen jurnalistik menurut Bill Kovach & yang ke 10 menurut Tom Rosenstiel
1. Tugas utama praktisi jurnalisme adalah memberitakan kebenaran
2. Loyalitas utama wartawan pada masyarakat, bukan pada perusahaan tempatnya bekerja,
pembaca, atau pengiklan. Wartawan harus berpihak pada kepentingan umum.
3. Esensi jurnalisme adalah verifikasi, memastikan bahwa data dan fakta yang digunakan
sebagai dasar penulisan bukan fiksi, bukan khayalan, tetapi berdasarkan fakta dan
pernyataan narasumber di lapangan.
4. Wartawan harus independen, artinya tak masalah untuk menulis apapun (baik/buruk)
tentang seseorang sepanjang sesuai dengan temuan/fakta yang dimilikinya. 
5. Jurnalisme harus memantau kekuasaan, menyambung lidah yang tertindas. Ada tiga
macam liputan investigasi: investigasi orisinal, investigation on investigation,
interpretative investigation.
6. Jurnalisme sebagai forum publik, bukan sebuah ruang privat bagi penulis. Penulis harus
bertanggung jawab atas liputan yang dibuatnya. Partisipasi publik melalui komentar dan
tanggapan merupakan bagian yang melekat dari proses jurnalisme.
7. Jurnalisme harus memikat dan relevan
8. Berita harus proporsional dan komprehensif. Pemilihan berita sangat subjektif
9. Mendengarkan hati nurani. Karena deadline, harus ada seseorang di puncak organisasi
berita yang mengambil keputusan redaksional. Editor harus bertanggungjawab terhadap
produk newsroom, tapi pintu diskusi harus senantiasa terbuka.
10. Hak dan Kewajiban terhadap Berita. Kita sedang berada dalam Revolusi Komunikasi
Nama : materi :

kelas : Broadcasting 1 paraf :

Lembar kerja praktikum :

 Kode etik jurnalistik


1. Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan
tidak beritikad buruk.
2. Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas
jurnalistik.
3. Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak
mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
4. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
5. Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila
dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
6. Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
7. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia
diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar
belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.
8. Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau
diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis
kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa
atau cacat jasmani.
9. Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali
untuk kepentingan publik.
10. Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan
tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
11. Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional

Anda mungkin juga menyukai