Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

VIDEO JURNALISTIK
Rangkuman materi

NAMA: FEBRIANDRA THIOTAMA


DOSEN : Riki Ariyanto, S.I.Kom
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
Video Jurnalistik
Journalisme (journalism) diartikan sebagai “the activity or profession of writing for newspapers,
magazines, or news websites or preparing news to be broadcast.” (aktivitas atau profesi penulisan
untuk suratkabar, majalah, atau situs web berita atau menyiapkan berita untuk disiarkan).

Dalam kamus bahasa Inggris, jurnalistik adalah “The collection and editing of news for presentation
through the media; writing designed for publication in a newspaper or magazine” (Merriam
Webster).

Kata kunci dalam pengertian jurnalistik adalah berita dan penyebarluasan (publikasi).

Dengan demikian, secara praktis, jurnalistik dapat didefinisikan sebagai berikut:

Jurnalistik adalah pengumpulan bahan berita (peliputan), pelaporan peristiwa (reporting), penulisan berita
(writing), penyuntingan naskah berita (editing), dan penyajian atau penyebarluasan berita
(publishing/broadcasting) melalui media.

Definisi jurnalistik di atas seperti dikemukakan Roland E. Wolseley dalam buku Understanding
Magazines (1969): jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan
penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat
dipercaya untuk diterbitkan pada suratkabar, majalah, dan disiarkan.

Ahli atau akademisi lainnya membuat definisi jurnalistik antara lain sebagai berikut:

– Jurnalistik adalah kepandaian dalam hal mengarang yang tujuan pokoknya adalah untuk
memberikan kabar/ informasi pada masyarakat umum secepat mungkin dan tersiar seluas mungkin
(Adinegoro, Hukum Komunikasi Jurnalistik, 1984).

– Jurnalistik merupakan sebuah proses kegiatan dalam mengolah, menulis, dan menyebarluaskan
berita dan atau opini melalui media massa (Asep Syamsul M Romli, Jurnalistik Dakwah, 2003).

– Jurnalistik adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mencatata dan melaporankan serta
menyebarkan informasi kepada masyarakat umum. Informasi yang dimaksud berkenaan dengan
kegiatan sehari-hari (Astrid Susanto, Komunikasi Massa, 1986)

– Jurnalistik merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan berita
secepat mungkin dan seluas mungkin kepada khalayak (Djen Amar, Hukum Komunikasi Jurnalistik,
1984).
– Journalism ambraces all the forms in which and trough wich the news and moment on the news
reach the public. Jurnalistik mencakup semua bentuk cara/ kegiatan yang dilakukan hingga sebuah
ulasan/ berita dapat disampaikan kepada publik (Fraser Bond, An introduction to Journalism, 1961).

– Jurnalistik adalah teknik dalam mengelola berita, mulai dari mendapatkan bahan hingga
menyebarkannya kepada masyarakat secara luas. (Onong U. Effendi, Ilmu, Teoiri dan Filsafat
Komunikasi,1993).

Jurnalistik: Proses, Teknik, Ilmu

Saya biasa mengartikan jurnalistik sebagai proses, teknik, dan ilmu peliputan, penulisan, dan
penyebarluasan informasi aktual (berita) melalui media massa.

 Proses – “aktivitas” peliputan, penulisan, penyebarluasan info aktual melalui media.


 Teknik – “keahlian” , reporting and writing, keahlian atau keterampilan meliput, menulis, dan
menyajikan berita (skills)
 Ilmu – “bidang kajian”, ilmu komunikasi massa. Jurnalistik adalah kajian tentang komunikasi melalui
media massa.

Jenis-Jenis Jurnalistik

Berdasarkan media yang digunakan untuk publikasi atau penyebarluasan informasi, jurnalistik
dibagi menjadi tiga jenis:

 Jurnalistik Cetak (printed journalism) — yaitu proses jurnalistik di media cerak (printed media)
koran/suratkabar, majalah, tabloid.
 Jurnalistik Elektronik (electronic journalism) atau Jurnalistik Penyiaran (Broadcast Journalism) —
yaitu proses jurnalistik di media radio, televisi, dan film.
 Jurnalistik Online (online journalism) atau Jurnalistik Daring (dalam jaringan — yaitu penyebarluasan
informasi melalui situs web berita atau portal berita (media internet, media online, media siber).

Berdasarkan gaya dan topik pemberitaannya, jurnalistik dibagi menjadi banyak jenis:

 Jurnalisme Damai (Peace Journalism)


 Jurnalisme Perang (War Journalism)
 Jurnalisme Pembangunan (Development Journalism)
 Jurnalisme Kuning (Yellow Journalism)
 Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait Journalism)
 Jurnalisme Perang Suci (Crusade Journalism)
 Jurnalisme Warga (Citizen Journalism)
 Jurnalisme Komunitas (Community Journalism)
 Jurnalisme Investigasi (Investigative Journalism)
 Jurnalisme Korporasi (Corporate Journalism)
 Jurnalisme Merek (Brand Journalism)
 Jurnalisme Dakwah, dll.

Pengertian Jurnalis/Wartawan

Pelaku jurnalistik disebut jurnalis atau wartawan.

KBBI menyebutkan, wartawan adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk
dimuat dalam surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Wartawan disebut juga juru warta atau
jurnalis.

 Jurnalis/Wartawan adalah orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin (UU No. 40/1999
tentang Pers)
 Inggris: Journalist, Reporter, Editor, Paper Man, News Man

Kualifikasi Wartawan:

 Menaati Kode Etik (Codes of Conduct)


 Menguasai Bidang Liputan (Beat)
 Menguasai Teknik Jurnalistik (J-Skills)

Wartawan adalah orang yang bekerja di sebuah media massa dengan melakukan aktivitas jurnalistik
(peliputan dan penulisan berita) secara rutin, menaati kode etik, menguasai tema liputannya, dan
menguasai teknik jurnalistik terutama menulis berita dan wawancara.

Kode Etik Jurnalistik

1. Independen, akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.


2. Profesional (tunjukkan identitas; hormati hak privasi; tidak menyuap; berita faktual dan jelas
sumbernya; tidak plagiat; penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan
berita investigasi bagi kepentingan publik).
3. Berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga
tak bersalah.
4. Tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
5. Tidak menyalah-gunakan profesi dan tidak menerima suap.
6. Memiliki Hak Tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun
keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record”.
7. Tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi SARA.
8. Hormati kehidupan pribadi, kecuali untuk kepentingan publik.
9. Segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru/tidak akurat disertai dengan
permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
10. Layani Hak Jawab dan Hak Koreksi secara proporsional.
Kode etik jurnalistik adalah etika profesi wartawan. Ciri utama wartawan profesional yaitu menaati
kode etik, sebagaimana halnya dokter, pengacara, dan kaum profesional lain yang memiliki dan
menaati kode etik.

9 Elemen Jurnalisme

Kode etik jurnalistik secara secara universal tercantum dalam 9 Elemen Jurnalisme yang
dikemukakan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel (2001) dalam The Elements of Journalism, What
Newspeople Should Know and the Public Should Expect (New York: Crown Publishers, 2001) sebagai
berikut:

1. Kewajiban pertama adalah pada kebenaran.


2. Kesetiaan (loyalitas) jurnalisme adalah kepada warga (citizens).
3. Disiplin verifikasi.
4. Jurnalis harus tetap independen.
5. Jurnalis bertindak sebagai pemantau.
6. Jurnalisme harus menyediakan forum bagi kritik, komentar, dan tanggapan dari publik.
7. Membuat hal yang penting itu menjadi menarik dan relevan.
8. Berita yang disajikan komprehensif dan proporsional
9. Mengikuti hati nurani –etika, tanggung jawab moral, dan standar nilai.

Belakangan, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel menambahkan prinsip kesepuluh: “warga juga memiliki
hak dan tanggung jawab dalam hal yang berkaitan dengan berita.”

Teknik Jurnalistik (J-Skills)

Teknik Jurnalistik (Journalism Skills) adalah keahlian atau keterampilan khusus dalam hal reportase,
penulisan dan penyuntingan berita, serta wawasan dan penggunaan bahasa jurnalistik atau bahasa
media.

 Teknik Reportase: Observasi, Wawancara, Studi Literatur. Wartawan harus piawai wawancara dan
mengamati peristiwa. Wartawan juga harus andal dalam riset data atau studi literatur.
 News Writing. Penulisan berita adalah keterampilan utama wartawan.
 News Reporting (for Radio/TV): News Reading, Spoken Reading, News Script Writing).
Khusus wartawan media elektronik (TV/Radio) harus piawai menyajikan berita (news presenting)
secara langsung (live report) ataupun menjadi presenter berita di studio.
 Editing. Wartawan harus piawai menyunting naskah sebelum dipublikasikan.
 Bahasa Jurnalistik. Wartawan harus menguasai kaidah bahasa jurnalistik, yakni bahasa pers atau
bahasa media, dengan ciri khas ringkas, lugas, dan mudah dipahami.
Secara praktis, dasar jurnalistik yang wajib dimiliki wartawan adalah keahlian meliput perisiwa,
menulis beritanya, melakukan wawancara, dan menaati kode etik.

Bahasa Jurnalistik

Bahasa Jurnalistik –disebut juga bahasa media, bahasa pers, bahasa koran, atau bahasa wartawan–
adalah gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis berita dengan karakteristik singkat,
padat, sederhana, jelas, lugas, dan menarik.

Pakar bahasa Indonesia Jus Badudu menyatakan, bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah
dipahami, teratur, dan efektif.

Ringkas: Bahasa jurnalistik itu hemat kata (economy of words), memilih kata dan kalimat ringkas,
karena keterbatasan ruang dan durasi, termasuk menghindari Kata Jenuh dan Kata Mubazir.

Lugas: menggunakan kata/kalimat denonatif, satu pengertian, tidak ambigu, dan langsung ke poko
masalah (straight to the point) alias tidak bertele-tele.

Produk Jurnalistik: Karya Jurnalistik

Secara garis besar, produk atau karya jurnalistik itu adalah

1. Berita (News)
2. Opini (Views)
3. Feature

Berita adalah laporan peristiwa. Opini adalah tulisan berisi pendapat, penilaian, pemikiran, atau
analisis tentang suatu masalah atau peristiwa.

Feature adalah tulisan yang menggabungkan fakta dan opini atau tulisan khas bergaya penulisan
karya sastra seperti cerpen atau novel.

Foto dan Video masuk dalam produk jurnalistik jika berupa foto jurnalistik dan video jurnalistik.

 Jenis-jenis berita antara lain Hard News, Opinion News, Interpretative News, Etc.
 Jenis-jenis Opini antara lain Artikel, Editorial/Tajuk, Kolom, Karikatur, Pojok, Esai, Ilmiah Populer)
 Jenis-jenis Feature antara lain Tips, Laporan Perjalanan, Biografi, Profil, Resensi, etc.

News Processing: Proses Produksi Berita

 News Planning
 News Hunting/News Gathering
 News Writing
 News Editing
 Publishing
Proses jurnalistik dalam praktiknya yaitu perencanaan pemberitaan (mis. rapat redaksi), peliputan
peristiwa (termasuk wawancara), penulisan naskah berita, penyuntingan, dan publikasi melalui
media massa.

Manajemen Redaksi

 Pemimpin Redaksi/Chief Editor/Editor in Chief (+ wakil jika diperlukan)


 Redaktur Pelaksana/Managing Editor (+ wakil jika diperlukan)
 Redaktur/Editor/Jabrik (Penanggung Jawab Rubrik)
 Reporter & Fotografer
 Koresponden
 Kontributor (incl. penulis & kolomnis).

Proses pemberitaan masuk dalam manajemen redaksi. SDM dalam manajemen redaksi terdiri dari
pemimpin redaksi hingga kontributor. Semuanya disebut wartawan.

Wartawan ada yang menjabat –secara hierarkis– pemimpin redaksi, wakil pemred, redaktur,
koordinator liputan, reporter, fotografer (wartawan foto), koresponden (wartawan daerah), dan
kontributor, yaitu wartawan lepas yang dibayar per tulisan alias tidak digaji bulanan seperti
koresponden s.d. pemred.

Media Jurnalistik: Jenis-Jenis Media Massa

1. Media Cetak (Printed Media)


2. Media Elektronik (Electronik Media)
3. Media Siber (Cyber Media)

Hasil proses jurnalistik atau karya jurnalistik dipublikasikan melalui media massa yang terbagi dalam
tiga jenis.

Media cetak terdiri dari suratkabar (koran, terbit harian), majalah, dan tabloid.

Media Elektronik terdiri dari radio siaran, televisi, dan film.

Media Siber yaitu media massa di internet –dikenal dengan sebutan media online, situs berita,
portal berita (news portal), website berita, atau media dalam jaringan (media daring).
10 Kode Etik jurnalistik
1. Bersikap independen

Istilah independen berasal dari bahasa inggris yaitu independent, yang artinya merdeka.
Seseorang dikatakan independen apabila dalam bersikap, ia bebas dari pengaruh atau paksaan
dari orang lain.

Dalam dunia jurnalistik, wartawan dituntut untuk selalu bersikap independen dalam mencari
maupun mengolah berita. Dia akan membuat berita apa adanya dan sesuai fakta, serta tidak
akan membiarkan kehormatannya sebagai wartawan jatuh dengan menulis berita karangan
oleh karena pesanan atau suap.

2. Profesional

Dalam membuat berita, seorang wartawan perlu memperhatikan kaidah atau aturan penulisan.
Misalkan perihal sumber berita, narasumber, dan sejenisnya. Apabila dia mengutip atau
mengambil berita dari situs lain, maka wartawan wajib mencantumkan sumber atau tautan
sumber asli dalam berita yang ditulisnya.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kredibilitas berita. Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai cara menulis berita yang baik, Anda dapat membaca
artikel teknik penulisan berita dan unsur-unsur berita.

3. Menguji berita

Seorang wartawan seharusnya selalu melatih diri untuk bersikap skeptis dalam setiap informasi
yang diterima. Artinya, dia tidak akan menerima informasi mentah-mentah tanpa adanya bukti
yang akurat. Sehingga perlu adanya insting untuk meragukan setiap informasi apabila sumber
tidak jelas.

Dengan seperti ini, wartawan akan selalu haus akan kebenaran, dan sebelum membuat berita ia
akan menguji informasi sampai benar-benar terbukti kebenarannya. Apabila kode etik
wartawan ini dilakukan oleh setiap pembuat berita, maka tidak akan ada berita fitnah yang
merugikan pihak lain.

4. Jujur

Seperti yang sebelumnya telah disinggung, tugas wartawan adalah untuk menyajikan informasi
yang dapat memenuhi kebutuhan pembaca. Dan setiap pembaca pasti menginginkan berita
faktual yang dapat menjawab keingintahuannya. Maka dari itu, prinsip kejujuran perlu
dijunjung tinggi oleh setiap wartawan.
Apabila wartawan sengaja berbohong untuk alasan apapun, maka sesungguhnya ia telah
merendahkan martabatnya sebagai seorang wartawan.

5. Bijaksana

Tidak hanya perlu menyampaikan berita faktual, wartawan juga harus bersikap bijaksana dalam
mengolah maupun mempublikasikan berita yang dibuat. Artinya, apabila berita tersebut
menyangkut pihak-pihak tertentu, ia perlu memikirkan apakah berita tersebut akan merugikan
pihak tersebut atau tidak apabila disampaikan kepada khalayak. Apakah berita tersebut akan
mengganggu kehidupan maupun masa depan pihak tersebut.

Apabila terdapat kemungkinan demikian, wartawan perlu mengambil sikap untuk merahasiakan
identitas pihak terkait.

6. Tidak memanfaatkan profesi untuk kepentingan pribadi

Saat menjalankan tugas, wartawan harus fokus kepada tugas dan tujuannya. Sehingga, setiap
wartawan perlu diberi pembekalan akan makna profesinya agar mereka tidak akan
menyalahgunakan profesi untuk kepentingan pribadi.

Contoh penyalahgunaan yang kerap dilakukan wartawan akhir-akhir ini adalah suap untuk
membuat macam-macam berita pesanan, melanggar lalu lintas dengan alasan sedang
melakukan tugas, memotong antrean, dan lain sebagainya.

7. Melindungi narasumber

Salah satu fungsi kode etik jurnalistik adalah untuk melindungi narasumber. Apabila seorang
wartawan mendapat berita dari narasumber, namun narasumber tersebut tidak ingin
identitasnya diketahui publik, maka wartawan wajib mengikuti kesepakatan dan merahasiakan
identitas narasumber tersebut.

Hal ini juga merupakan salah satu hak wartawan untuk tidak mencantumkan identitas
narasumber, yaitu hak tolak. Contoh lain dalam penggunaan hak tolak misalnya penentuan
jangka waktu penayangan sesuai yang disepakati dengan narasumber, menjaga keterangan
narasumber, dan lain sebagainya.

8. Menghargai perbedaan dan keberagaman

Kode etik satu ini sepertinya dilupakan oleh banyak wartawan akhir-akhir ini. Melihat fakta
bahwa sekat semakin jelas pada kelompok yang berbeda. Dan jika diperhatikan hal ini tidak
lepas dari pemberitaan media yang terkesan membesar-besarkan sesuatu yang akhirnya
memancing emosi publik.

Dan seakan tujuan dari pemberitaan media hanya untuk mendapat respon sebanyak-banyaknya
dengan memberikan berita yang sensitif. Inilah pola pikir yang perlu dibenahi, jangan hanya
demi mendapatkan perhatian audien, wartawan mengorbankan persatuan.

9. Berpegang pada kepentingan publik

Berita untuk mendidik dan bermanfaat kepada masyarakat banyak. Sehingga wartawan perlu
mencari topik menarik yang perlu diketahui sekaligus berguna untuk masyarakat. Misalnya,
berita tentang penyakit menular yang sedang aktual, korupsi oleh pejabat publik, dan lain
sebagainya.

10. Berani mengakui kesalahan

Mungkin dalam beberapa kesempatan wartawan bersikap teledor dan tanpa sengaja
melakukan kesalahan akan berita yang dibuat. Hal ini sebetulnya wajar, namun sebagai
gantinya ia juga harus bersedia mengakui kesalahan dan mau mengoreksi di hadapan publik.
Sehingga, berita dapat diluruskan dan nama baik pihak yang dirugikan dapat dipulihkan.

Video Jurnalistik
Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan
menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau
media digital. Sedangkan jurnalistik sendiri adalahilmu yang mempelajari tentang analisis data,
fakta, atau fenomena yang terjadi dalam semua aspek terutama aspek ekonomi,sosial, budaya,
politik dan keilmuan. Orang yang bergelut dalam bidang jurnalistik disebut jurnalis atau
wartawan. Dimana mereka bekerja untuk memperoleh dan mengumpulkan data terbaru,
akurat yang sifatya bisa memberikan informasi dalam bentuk berita tulis maupun gambar
beserta suara pada masyarakat luas
.
Jika kedua kata diatas di satukan maka akan terbentuklah suatu pengertian baru yaitu, video
jurnalistik adalah laporan berita yang dipaparkan dalam bentuk gambar gerak (rekaman video),
yang sering kita lihat dalam media pertelevisian. Banyak penikmat berita yang memilih untuk
mengetahui pemberitaan secara langsung atau live report, melalui TV dibandingkan harus
membuka surat kabar yang ukurannya cukup besar. Adapun video jurnalistik biasanya memuat
sebuah pristiwa yang sedang terjadi seperti, tawuran, demo, kebakaran dll yang notabenenya
adalah sebuah peristiwa yang tidak mungkin terulang. Video jurnalistik seperti yang di
contohkan diatas bisa dimasukan kedalam kategori straight news. Berita yang tidak terlalu
dalam namun tetap memuat syarat-syarat penulisan berita seperti 5W+1H. Biasanya video
seperti itu hanya berdurasi 1-3 menit sesuai informasi yang ingin disampaikan oleh wartawan
tersebut.
Berbeda dengan video jurnalistik yang memiliki muatan lebih mendalam seperti investigasi,
ataupun berita kuliner, lokasi wisata, perjalanan dll yang dapat di kategorikan dalam sebuah
berita feature. Berita video dengan muatan seperti itu biasanya memiliki angle yang mendalam,
berdurasi 5-10 menit atau bahkan lebih, gambar yang tampakpun memiliki beragam sudut
pengambilan dan biasanya berbeda-beda. Untuk video jurnalistik dengan muatan feature ini
dapat memakan waktu penggarapan 3-7 hari sesuai dengan tingkat kesulitan dan pendalaman
berita yang akan di sampaikan.
Dalam pembuatan video jurnalistik ini memiliki sistematik penyusunan atau editing poin dari
video-video yang sudah terekam. Dengan durasi yang sedikit biasanya editor video hanya akan
mengambil angle rekaman yang memang pas dan berkesinambungan dengan video lainnya.
Sehingga terciptalah sebuah tampilan berita yang menguak sebuah pristiwa secara utuh dalam
durasi yang singkat. Apa saja urutan pengambilan video dengan angle yang beraturan?
1. WS = Wide Shoot = pengambilan angle gambar/rekaman yang dapat menunjukan seluruh
keadaan lingkungan atau lokasi pada saat peristiwa terjadi. *contoh : di sebuah demo yang
melibatkan ribuan masa pasti membutuhkan ruang gerak yang luas pula, maka
kameramen/wartawan tersebut harus mengambil angle yang dapat memperlihatkan peristiwa
tertsebut secara utuh. Entah itu demonstrannya, pengamannanya, lokasinya dll harus dapat
terekam dalam satu sudut pengambilan gambar. Mengapa? Karena dengan seperti itu secara
tidak langsung kita sedang menginformasikan apa pristiwanya, dimana pristiwa itu berlangsung
dan siapa saja yang terlibat dalam pristiwa tersebut.

2. MS = Medium Shoot pengambilan gambar/rekaman yang melibatkan objek yang lebih terfokus,
tidak menyeluruh seperti pada WS. *contoh : dalam sebuah aksi demo maka
kameramen/wartawan mengambil gambar para pendemonstran yang berkerumun tanpa harus
memasukan lagi aspek lingkungan yang terlalu luas. Mengapa? Disini kita akan menampilkan
sudut pandang human interes yang menggambarkan betapa mereka memperjuangkan suatu
hal dengan lelahnya, sembari menanti para petinggi menanggapi mereka. Disitulah kepekaan
angle dibutuhkan untuk memunculkan rasa tersebut.

3. MCU = Medium Close Up pengambilan gambar/rekaman yang tertuju pada aspek pendukung
yang ada dalam peristiwa tersebut. *contoh : dalam aksi demonstrasi pasti ada spanduk, karton
dengan tulisan mengecam, mega phone, baju bertuliskan kecaman dan atribut lainnya
pendukung aksi protes yang di lontarkan. Aspek-aspek tersebutlah yang akan mendukung
rekaman video kita menjadi lebih hidup, menjadi tidak monoton dan membosankan.

4. CU = Close Up pengambilan gambar/rekaman ini bertujuan untuk menegaskan tokoh yang


terlibat dalam pristiwa tersebut. Penokohan disini haruslah kuat untuk menunjang pemberitaan
yang faktual. *contoh : pengambilan gambar lebih terfokus kepada pelaku seperti
pendemonstran/orator, petugas keamanan, pejabat yang di demo dll. Yang jelas rekaman
tersebut memuat sebuah fokus utama dalam permasalahan yang ada pada saat peristiwa
tersebut berlangsung.

Perbedaan Feature dan Dokumenter


Feature : Adalah jenis berita yang sifatnya ringan dan menghibur. Menjadi seorang penulis
feature harus memiliki ketajaman dalam memandang dan menghayati suatu peristiwa.
Serta mampu menonjolkan suatu hal yang meski umum namun belum terungkap seutuhnya
yaitu sisi humanisme. Menurut Mc. Kinney feature adalah tulisan yang berada di luar tulisan
yang bersifat berita langsung. Ashadi Siregar mengatakan Feature adalah Liputan mengenai
kejadian yang dapat menyentuh perasaan, ataupun yang menambah pengetahuan
audience/pemirsa, melalui penjelasan rinci, lengkap serta mendalam. Tidak terikat aktulitas
nilai utamanya unsur manusiawi atau informasi yang dapat menambah pengetahuan.
Sedangkan Jim Atkins Jr. ; sesuatu yang bisa membuat penonton berlompatan dan
berpindah untuk menyaksikannya lalu mereka membicarakan- nya, meresponnya dan
mengingatnya.

Dokumenter : Fakta yang berdasarkan bukti-bukti dokumen, catatan tertulis, sumber


pelengkap, wawancara kotemporer dan sejenisnya. Di Amerika dan Inggris Dokumenter
juga disebut direct Cinema. Dokumenter selalu melihat ke peristiwa-peristiwa bersejarah
dan biografi tokoh-tokoh penting dan menarik. Saat ini, televisi dan pasar di lingkungan
pendidikan, menjadikan sejarah dan biografi sebagai bidang garapan utama bagi pembuat
dokumenter. Contohnya adalah:Maestro, program di Metro TV, yang memprofilkan tokoh-
tokoh yang unik, hebat, dan berprestasi di bidang masing-masing. Tokoh semacam Idris
Sardi (musisi dan pemain biola), Rudy Hartono (pemain bulu tangkis), Rosihan Anwar
(wartawan senior), Teguh Karya (sutradara kawakan), Bing Slamet (penyanyi, pengarang
lagu, dan komedian), layak dijadikan profil.Dokumenter bukanlah reproduksi dari realitas,
tetapi merupakan representrasi dari dunia yang kita huni. Jika reproduksi diartikan sebagai
sekadar meng-copy dari sesuatu yang sudah ada, maka representasi berarti menetapkan
pandangan tertentu terhadap dunia. Yakni, suatu pandangan yang mungkin tak pernah kita
temui sebelumnya, bahkan sekalipun aspek-aspek dari dunia yang direpresentasikan itu
sudah akrab dengan kita atau sering kita lihat.
Secara singkat dokumenter itu :
 Menampilkan suatu peristiwa yang mendalam dan luas
 Nuansa dan orientasi yang luas
 Menceritakan dari sebab hungga akibat sebuah proses kejadian atau pristiwa yang
diketengahkan sebagai isi materi
 Dikemas secara artistic
 Berdasarkan kejadian yang sebenarnya, nyata, realitas
 Tidak imajinatif, latar belakang otentik
 Melakukan observasi berdasarkan fakta
 Melakukan perekaman apa adanyaKonsentrasi pada isi dan pemaparan

FILM DOKUMENTER
Istilah film dokumenter pertama kali digunakan dalam sebuah film Moana pada tahun 1926
lalu, tepatnya pada tanggal 8 Februari 1926. Resensi film tersebut dirilis oleh Robert
Flaherty. Istilah dokumenter juga sempat digunakan untuk menggambarkan semua film
non-fiksi. Hal ini berarti semua film yang menceritakan fakta dan kenyataan termasuk
dalam jenis film dokumenter ini.

Film dokumenter juga merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian
nyata sedang berlangsung. Dalam film dokumenter, unsur hiburan memang tidak terlalu
ditonjolkan. Hal yang menjadi poin penting tentunya adalah pesan khusus dari tema film
dokumenter tersebut. Meski begitu dalam beberapa film dokumenter juga menampilkan
unsur entertain yang cukup.

Film dokumenter kerap digunakan sebagai media kritik sosial dengan memotret hal hal
kelam dalam negara seperti potret kehidupan masyarakat miskin atau kesenjangan sosial
yang terjadi dalam suatu negara. Selain itu film dokumenter juga digunakan untuk
membuat film biografi suatu tokoh. Para artis, musisi dan penyanyi dunia yang populer juga
sering membuat film dokumenter dengan video dokumentasi hasil konser dan show serta
kehidupan sehari-hari mereka.

Jenis jenis Film Dokumenter

Kamu pernah nonton acara Jejak Petualang, Jelajah, atau Backpacker? Jika ya, mungkin ketiga acara
tersebut bisa dikategorikan dalam film dokumenter laporan perjalanan. Jenis yang satu ini bisa
dikatakan dengan istilah lain, yaitu travelogue, travel film, travel documentary, dan adventures film.
Bisa dikatakan jenis film dokumenter yang satu ini adalah dokumentasi antropologi dari para ahli
etnolog atau etnografi. Dan seiring dengan perkembangannya, membahas banyak yang disesuaikan
dengan pesan dan gaya yang ingin disampaikan.
2. Sejarah
Sedikit sulit membuat jenis film dokumenter sejarah ini. Karena bagaimanapun genre sejarah
menjadi salah satu yang sangat bergantung pada referensi peristiwa, sebab keakuratan data sangat
dijaga dan sebisa mungkin tidak boleh ada yang salah dalam pemaparannya. Kalau kamu sempat
melihat acara Metro Files yang ditayangkan di Metro TV, nah ini salah satu contohnya.

3. Biografi
Jenis film dokumenter ini bercerita tentang seseorang, entah dia yang dikenal oleh masyarakat luas,
yang memiliki keunikan, kehebatan, atau mungkin aspek lainnya. Jenis biografi ini pun terbagi lagi
menjadi beberapa golongan antaralain, potret yaitu mengupas human interest seseorang, biografi
yaitu mengupas kronologis seseorang misalnya lahir hingga meninggal atau kesuksesan seseorang,
dan yang terakhir adalah profil biasanya membahas aspek positif dari sang tokoh.

4. Nostalgia
Bisa dikatakan jenis film dokumenter satu ini tak begitu jauh dengan jenis sejarah. Hanya saja jenis
yang satu ini lebih menekankan pada kilas balik atau napak tilas dari kejadian seseorang atau
sekelompok.

5. Rekonstruksi
Film dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap peristiwa yang terjadi
secara utuh. Ada kesulitan sendiri dalam mempresentasikan kepada penonton sehingga harus
dibantu dalam proses rekonstruksinya. Peristiwa yang bisa dibuat rekonstruksinya adalah peristiwa
kriminal, bencana, dan lainnya. Rekontruksi juga dilakukan tidak dengan pemain, lokasi, kostum,
make up, dan lighting yang persis dengan aslinya. Yang ingin dicapai dari rekonstruksi adalah proses
terjadinya peristiwa di mana bisa dilakukan shoot live action atau bantuan animasi.

6. Investigasi
Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik. Peristiwa yang diangkat
umumnya pristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, misalnya korupsi dalam penanganan
bencana, jaringan mafia suatu negara, atau yang lainnya. Terkadang, dokumenter ini membutuhkan
rekonstruksi untuk membantu memperjelas suatu peristiwa.

7. Perbandingan dan Kontradiksi


Dokumenter ini menengahkan sebuah perbandingan, bisa dari seseorang atau sesuatu seperti
film Hoop Dream karya Steve James yang risil di tahun 1994. Di mana ia selama 4 tahun mengikuti
perjalanan dua remaja Chicago keturunan Afro-America, William Gates dan Arthur Agee.

8. Ilmu Pengetahuan
Jenis film dokumenter ini bisa dibilang sangat dekat dengan masyarakat Indonesia, seperti film Dari
Desa Ke Desa atau Flora dan Fauna. Jenis ini juga terbagi lagi menjadi dua sub genre, yaitu film
dokumenter sains dan film instruksional.

9. Buku harian
Layaknya diary, film dokumenter jenis ini mengacu pada catatan perjalanan kehidupan seseorang
yang diceritakan kepada orang lain. Sudut pandangnya pun terasa lebih subjektif sebab sangat
berkaitan dengan apa yang dirasakan subjek pada lingkungan tempat ia tinggal, peristiwa, bahkan
perlakukan teman-temannya yang berada di sekitar subjek. Struktur ceritanya cenderung linear
serta kronologis, narasi menjadi unsur suara yang lebih banyak digunakan.

10. Musik
Bisa dibilang bahwa jenis film dokumenter ini menjadi yang muda jika dibandingkan dengan jenis
lainnya. Namun, sejak 1980 jenis ini lebih sering diproduksi di mana Donn Alan Pannebaker lah yang
pertama kali mendokumentasikan pertunjukan musik.

11. Association Picture Story


Jenis film dokumnter ini dipengaruhi oleh film eksperimental. Sesuai dengan namanya, film ini
mengandalkan gambar-gamba yang tidak berhubungan namun ketika disatukan dengan editing
maka makna yang muncul akan ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk di benak
mereka.

12. Dokudrama
Jenis film dokumenter yang terakhir adalah dokudrama. Jenis ini merupakan penafsiran ulang
terhadap kejadian nyata bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek tokoh cenderung
direkonstruksi. Tempat dibuat mirip dengan aslinya, tokoh dibuat mirip. Salah satu film jenis ini
adalah Johny Indo karya Franky Rorimpandey
Tantangan dan peluang dari FILM DOKUMENTER

Tantangan
Menentukan Ide sangat sulit

Untuk mendapatkan ide bagi film realita, dibutuhkan kepekaan dokumentaris terhadap
lingkungan sosial, budaya, politik dan alam semesta. Rasa ingin tahu bisa dijadikan titik
tolak untuk menggali inspirasi, sementara rasa ingin tahu yang besar bisa diimbangi dengan
membaca atau berkomunikasi antarmanusia dalam pergaulan dan mengamati lingkungan.
Ide dokumenter bisa didapat dari yang dilihat dan didengar bukan berdasarkan suatu
khayalan imajinatif.

Menentukan Konsep Bagi Tema dan Subjek yang Dipilih

Tema dokumenter tidak sepenuhnya mengacu pada peristiwa aktual. Terkadang tema
dokumenter justru bermula dari peristiwa yang tidak aktual. Kemudian menjadi aktual
justru setelah dipresentasikan melalui film dokumenter.

Riset / Observasi

Riset sangat dibutuhkan sebelum memproduksi film dokumenter sekaligus pendekatan


dengan narasumber yang akan kita wawancarai. Memang tak bisa dipungkiri bahwa
motivasi untuk melakukan riet sangat minim, padahal hal inilah yang paling penting
sebelum membuat dokumenter.

Jika kita tidak mengumpulkan data atau informasi melalui observasi mendalam mengenai
subjek, peristiwa dan lokasi sesuai tema yang akan dibuat. Produksi filmming dokumenter
pasti tidak akan terarah, karena kita tidak bisa mendeskripsikan pertanyaan-pertanyaan
baru untuk mengembangkan dan melengkapi data riset.

Membuat Naskah

Merupakan tahapan kerja utama setiap produksi film juga televisi baik fiksi maupun
dokumenter. Idealnya pelaksanaan praproduksi minimal membutuhkan waktu dua bulan.
Dalam tahap ini segala kebutuhan dan persoalan administratif maupun kreatif disiapkan.
Bagi pemula, tak ada ruginya membuat skenario yang bisa dijadikan acuan filming
dokumenter. Naskah produksi dalam bentuk treatment ataupun skenario. Umumnya ditulis
pada saat kita menawarkan ide kepada sponsor. Dalam susunan estimasi biaya (budget),
penulisan naskah masuk dalam klarifikasi praproduksi.

• Izin lokasi syuting

• Peralatan yang dibutuhkan selama filmming dokumenter

• Kontrak kerja seluruh kru dan narasumber

• Agenda kerja

Peluang

peminat film dokumenter sangat banyak apalagi pada saat zaman


sekarang ini, dan film dokumenter yang sangat menjual, dan peluang
nya lebih sedikit di TV dari pada di media online

Video feature
Sebenarnya sulit sekali membuat definisi, apa itu feature. Boleh jadi orang baru memahami apa itu feature
setelah berhasil membuat tulisan yang disebut feature. Rumit memang.

Namun ada juga jurnalis yang mencoba membuat batasan. Feature, menurutnya, adalah salah satu teknik
penulisan berita jurnalistik, untuk mengungkapkan secara panjang lebar dan mendalam, suatu realitas sosial
yang dijumpai di tengah masyarakat. Berdasarkan batasan itu, di kalangan jurnalis Indonesia, feature disebut
juga berita kisah atau berita bertutur.

Melalui feature, latar belakang suatu masalah dapat diungkap lebih jauh. Kita dapat menjelaskan mengapa
(why) dan bagaimana (how) suatu peristiwa terjadi, memiliki perbedaan atau persamaan dengan yang lain.
Menerangkan sebab akibat antara dua fakta atau lebih (bisa tentang penyimpangan, kegagalan, sukses,
gejala baru, dst.). Feature juga membuat kita lebih leluasa memaparkan duduk perkara suatu persoalan
dengan gamblang. Alhasil, melalui bentuk penulisan ini, kita dimungkinkan secara analitis menjabarkan,
untuk kemudian menyimpulkan mengapa dan bagaimana suatu peristiwa atau persoalan terjadi.
BENTUK
Ada beberapa bentuk atau ragam feature yang dikenal:

1. Feature Sosok (Profile)


Mengetengahkan tokoh kesohor (bisa juga sekelompok orang atau suatu lembaga), baik yang
berperan dalam suatu peristiwa yang diberitakan maupun tidak. Tujuannya supaya pembaca bisa
lebih paham sepak terjang sang tokoh.
2. Feature Sejarah (Historical)
Mengungkap apa yang pernah terjadi pada masa silam. Feature ini juga menggali aspek-aspek
terbaru dari kejadian masa lalu itu.
3. Feature Petualangan (Adventures)
Menyajikan kejadian unik dan menarik yang dialami seseorang atau serombongan orang, boleh jadi
dalam suatu ekspedisi, riset, kecelakaan, perjalanan dan banyak lagi.
4. Feature Peristiwa Teragenda (Seasonal)
Mengangkat aspek baru dari suatu peristiwa teragenda. Misalnya, Lebaran, Natal, Hari
Kemerdekaan, peringatan lahirnya tokoh nasional, dll.).
5. Feature Pengalaman Manusiawi (Human Interest)
Mengisahkan pengalaman manusiawi yang menyentuh perasaan. Melalui penuturan ini pembaca
diharapkan bercermin dan melihat dirinya sebagai anak manusia dengan segala kelebihan dan
kekurangannya, yang bergelut dalam tragedi atau komedi kehidupan.
6. Feature Gaya Hidup (Trend)
Menuturkan kisah sekelompok anak manusia yang berubah gaya hidupnya dalam suatu proses
transformasi sosial-budaya.

UNSUR PENUNJANG
Unsur-unsur penting yang menunjang penulisan feature yang baik:

1. Deskripsi
Deskripsi adalah penggambaran sesuatu obyek secara terinci, yang diamati melalui pancaindera:
mata, hidung, lidah (untuk rasa) dan kulit (untuk suhu, kasar-halus, tajam-tumpul, dan lain
sebagainya). Penulisan deskriptif merupakan gabungan beberapa kecakapan penulisnya:
pengumpulan bahan reportase, kemampuan observasi tinggi, pengetahuan tentang manusia sesuai
dengan pengalaman reportase, dan kemampuan yang baik untuk meramu kata- kata secara ringkas
dan efektif. Menulis deskriptif sama dengan memotret dengan kata-kata.
2. Fantasi
Fantasi atau imajinasi, membuat feature menjadi memukau seperti sebuah cerita. Memang
dibutuhkan kemampuan bercerita yang baik untuk membuat sebuah feature menjadi rangkaian kata-
kata yang menarik. Kesimpulannya, penulis feature mestilah tukang cerita yang baik.
3. Anekdot
Anekdot, atau humor-humor singkat perlu disisipkan agar feature menjadi segar, tidak ruwet.
Dengan begitu tulisan tidak kering atau dingin, seperti pada berita langsung.
4. Kutipan
Untuk penyegar juga dibutuhkan kutipan. Bisa kutipan hasil wawancara yang menarik dan otentik,
kutipan sajak, atau mungkin kutipan syair lagu. Boleh jadi penggalan sebuah novel yang ada
hubungannya dengan berita kisah yang kita buat.

Contoh video nya seperti kuliner, gaya hidup dan lain lain

Tantangan dan peluang dari VIDEO FEATURES


Tantangan nya adalah kita harus memaparkan video lebih menyimpulkan mengapa dan
bagaimana suatu peristiwa atau persoalan terjadi.
peluang nya adalah kebanyakan orang juga banyak yang meminati feature karena banyak video feature
di arahkan di hiburan

dan peluang video feature ini lebih banyak di TV

Citizen Journalism

Citizen Journalism adalah aktivitas jurnalistik yang dilakukan oleh warga biasa (yang bukan
wartawan). Citizen Journalism atau dikenal dengan Jurnalisme Warga mempunyai peran aktif
dalam proses pengumpulan, pelaporan, analisis, dan menyebarkan berita serta informasi yang
dimiliki. Tipe jurnalisme ini akan menjadi sebuah trenbaru bagaimana warga membetuk berita
serta informasi di masa mendatang.

contoh nya :

Banjir Ada Dimana Mana


Pekanbaru - Eka seorang mahasiswa yang tinggal di kota pekanbaru yang
mengeluhkan bahwa apabila kota pekanbaru dilanda hujan,pasti banjir ada
dimana mana. Selasa (11/5/2018).

kekecewaan yang di ungkapkan oleh eka terhadap kota pekanbaru yang banjir
dimana mana.

"dulu tak separah ini banjir yang diakibatkan hujan, mungkin karena drainase kota
pekanbaru banyak yang mampet / tersumbat,apalagi semenjak musim penghujan
bulan ini."ujarnya

menurut eka, banjir di kota pekanbaru sangat parah pada tahun ini karena disana
sini pada banjir, dan juga membuat macet yang panjang di area jalan perkotaan
pekanbaru dimana mana karena banjir. kalau bisa sih cepat ditanggulangi
permasalah banjir yang ada dimana mana kota pekanbaru.

"eka"meminta masyarakat kota pekanbaru tidak membuang sampah


sembarangan, kepada dinas kebersihan kota pekanbaru dan dinas pekerjaan
umum membuat / menambah drainase yang bagus dan membersihkan drainase
yang mampet di kota pekanbaru sehingga kota pekanbaru tidak di kepung lagi
oleh banjir dimana mana apabila saat hujan melanda kota pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai