Anda di halaman 1dari 10

JURNALIS DAN WARTAWAN

DISUSUN OLEH:

Restu (12105014)

Reza Ananta Solana (12105003)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK


Jl. Letjend Suprapto NO.14, Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak Sel., Kota
Pontianak , Kalimantan Barat 78243
2021
PENDAHULUAN

Latar Belakang.

Jurnalistik memang sangat erat dengan berita, artikel, juga wartawan.


Berbicara tentang ilmu jurnalistik memang tidak ada habisnya. Jurnalistik adalah
ilmu terapan yang terus berkembang pesat dari dulu hingga sekarang, apalagi
ditambah dengan semakin canggihnya teknologi, jurnalistik dapat lebih pesat lagi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,jurnalistik adalah yang


menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran, seni kejuruan yang menyangkut
dengan pemberitaan dan persuratkabaran.

Adinegoro (1984) mendefinisikan Jurnalistik sebagai sebuah kepandaian


dalam hal mengarang (red: menyusun kata) yang tujuan pokoknya adalah untuk
memberikan kabar/ informasi pada masyarakat umum secepat mungkin dan tersiar
seluas mungkin. Menurut Adinegoro, Jurnalistik mempelajari seluk beluk
penyiaran berita, dalam berbagai media pers, termasuk juga dalam teater, film,
atau rapat.

Jurnalistik juga berkaitan erat dengan wartawan, karena para wartawan


inilah jurnalistik masih terus berkembang sampai saat ini. Wartawan harus
memiliki inovasi dalam menulis sebuah artikel, ketangkasan dalam menangkap
berita, juga informasi aktual yang akurat. Hal – hal itu wajib dimiliki oleh seorang
wartawan.

Pengertian wartawan menurut para ahli merujuk pada seseorang yang


memiliki dan melakukan sebuah kegiatan jurnalistik mulai dari tahap meliput,
merangkum dan menyimpulkan berita melalui proses observasi secara langsung
dengan narasumber. Wartawan itu pekerjaannya ialah mencari, mencari berita
serta info – info, lalu menyebarluaskannya kepada masyarakat melalui media
elektronik maupun media cetak.

Oleh sebab itulah jurnalis / wartawan sering dianggap sebagai perwakilan


masyarakat untuk menyampaikan suara mereka lewat liputan yang diambil oleh
wartawan tersebut kepada pemerintah ataupun pihak yang terkait mengenai
berbagai kejadian dan permasalahan yang terjadi. Seperti seorang wartawan yang
meliput pengungsi korban bencana banjir longor dan mewawancarai seorang
pengungsi , lalu pengungsi itu menyampaikan keluh kesahnya juga disebarluaskan
kepada seluruh masyarakat menggunakan media cetak maupun elektronik.

Rumusan masalah.

1. Apa itu jurnalistik / wartawan?.

1
2

2. Bagaimana kualifikasi wartawan?.


3. Apa saja standar kompetensi wartawan?.
4. Bagaimanakah wartawan masa depan itu?.

Tujuan.

1. Mendapatkan definisi dari jurnalistik / wartawan.


2. Mengetahui kualifikasi tentang menjadi wartawan.
3. Mengetahui apa saja standar kompetensi wartawan.
4. Dapat menjelaskan wartawan masa depan.

Manfaat.

1. Bagi penulis.
a. Menjadikan makalah ini sebagai sarana penambah ilmu bagi pembaca
juga penulis.
b. Menyelesaikan tugas makalah pengantar jurnalistik.
c. Mendapatkan definisi dari jurnalistik / wartawan
d. Mengetahui kualifikasi tentang menjadi wartawan.
e. Mengetahui apa saja standar kompetensi wartawan.
f. Dapat menjelaskan wartawan masa depan.

2. Bagi pembaca.
a. Mendapatkan referensi tentang jurnalistik / wartawan.
b. Mendapatkan definisi dari jurnalistik / wartawan
c. Mengetahui kualifikasi tentang menjadi wartawan.
d. Mengetahui apa saja standar kompetensi wartawan.
e. Dapat menjelaskan wartawan masa depan.
PEMBAHASAN

Pengertian.

Jurnalistik.

Adinegoro (1984) mendefinisikan Jurnalistik sebagai sebuah kepandaian


dalam hal mengarang (red: menyusun kata) yang tujuan pokoknya adalah untuk
memberikan kabar/ informasi pada masyarakat umum secepat mungkin dan tersiar
seluas mungkin. Menurut Adinegoro, Jurnalistik mempelajari seluk beluk
penyiaran berita, dalam berbagai media pers, termasuk juga dalam teater, film,
atau rapat.

Astrid Susanto (1986) memberikan pengertian Jurnalistik sebagai suatu


kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mencatata dan melaporankan serta
menyebarkan informasi kepada masyarakat umum. Informasi yang dimaksud
berkenaan dengan kegiatan sehari-hari.

Edwin Emery berpendapat bahwa dalam jurnalistik selalu harus ada unsur
kesegaran waktu (timeliness atau aktualitas). Oleh sebab itu Jurnalis memiliki dua
fungsi utama, yaitu untuk melaporkan berita dan untuk membuat interpretasi serta
memberikan pendapat berdasarkan berita yang dilaporkannya.

Haris Sumadiria (2005) menyatakan pengertian Jurnalistik sebagai suatu


kegiatan yang menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan
menyebarkan berita. Dilakukan secara berkala, secepat mungkin dan seluas
mungkin dan ditujukan kepada masyarakat umum.

Maka secara menyeluruh dapat diartikan bahwa jurnalistik adalah aktivitas


mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik
melalui media massa.

Wartawan.

Jurnalistik tidak dapat dipisahkan dari wartawan. Sebab wartawan


merupakan obyek yang menjadi pelaksana dari kegiatan jurnalistik. Pers menurut
Undang-undang pokok pers No.40 tahun 1999 pasal I ayat (4), yaitu, wartawan
adalah orang yang secara tcratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. Dimana tugas
tugas wartawan atau jurnalis adalah mengatur cara penyampaian isi pernyataan
manusia dengan menggunakan media massa priodik seperti surat kabar majalah,
tabloid, radio, televise, Film.

Menurut Widodo wartawan adalah Orang-orang yang pekerjaannya


mencari berita dan kewartawanan adalah pekerjaann, kegiatan, usaha yang

3
4

berhubungan dengan pengumpulan, penggolahan dan penyiaran dalam bentuk


fakta, pendapat, ulasan, gambar-gambar dan sebagainya untuk perusahaan, radio,
televisi, dan film.

Menurut Simbolon, syarat untuk menjadi seorang wartawan adalah


ketekunan, kegigihan dan vitalitas. Sedangkan vitalitas merupakan hal atau syarat
utama seorang wartawan karena seorang wartawan harus dapat mengerjakan hal
yang biasa dengan cara yang luar biasa. Wartawan sebagai suatu profesi,
merupakan suatu pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan.

Kualifikasi Wartawan.

1. Menaati kode etik.


Wartawan haruslah menaati kode etik mereka sebagai jurnalis
sebagaimana mestinya, adapun kode etik jurnalistik yaitu :
a. Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang
akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
b. Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam
melaksanakan tugas jurnalistik.
c. Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara
berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi,
serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
d. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan
cabul.
e. Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas
korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang
menjadi pelaku kejahatan.
f. Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak
menerima suap.
g. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber
yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya,
menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the
record” sesuai dengan kesepakatan.
h. Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan
prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan
suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak
merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau
cacat jasmani.
i. Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan
pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
5

j. Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara


proporsional.
2. Menguasai bidang liputan.
Untuk menjadi wartawan yang baik, maka haruslah seorang
jurnalis menguasai bidang liputannya. Misalnya seorang wartawan
dibidang bencana alam, maka dia harus sangat menguasai liputan tersebut.
Wartawan harus memahami dan mengetahui apa yang diliput olehnya agar
aktual juga tetap dalam kode etik.

3. Menguasai teknik jurnalistik.


Wartawan wajib memahami dan menguasai dasar-dasar jurnalistik
(basics of journalisme) agar menjalankan aktivitas jurnalistik dengan baik
dan benar.Wartawan profesional tidak sekadar “bisa nulis berita”, tapi juga
memahami dan menaati aturan yang berlaku di dunia jurnalistik, terutama
Kode Etik Jurnalistik. Untuk bisa menguasai teknik jurnalistik maka kita
harus mempunyai dasar- dasar jurnalistik yaitu :
a. Wawasan atau pengetahuan.
b. Keahlian atau keterampilan.
c. Etika atau sikap.

Standar Kompetensi Wartawan.

1. Optimalisasi Pelatihan/Kursus/Workshop/ Studi Banding.


Langkah ini berupa peningkatan keahlian wartawan melalui
pendidikan kompetensi seperti melalui pelatihan/kursus/workshop/studi
banding. Materi pelatihan materi kompetensi kesadaran (nilai-nilai
etika/moralitas, regulasi/hukum pers dan karir), materi kompetensi
pengetahuan (pengetahuan umum, pengetahuan khusus terkait bidang
liputan dan materi khusus soal konsep/teori jurnalistik dan komunikasi;
bahasa asing) dan materi kompetensi teknis (teknik menulis, wawancara,
lobi, teknologi komputer/laptop, internet, faximily, scanner, gadget, email,
chatting, media sosial dan lain-lain).
2. Optimalisasi Monitoring dan Evaluasi (monev).
Langkah ini berupa optimalisasi monitoring dan evaluasi atas kerja
wartawan. Optimalisasi Monev atas wartawan bisa juga oleh perusahaan
pers yakni memantau dan mengevaluasi proses dan hasil kerja para
wartawan sesuai dengan target dan standar operasional jurnalistik baik
teknis maupun nonteknis.
3. Optimalisasi Pemberian Penghargaan (Reward).
Optimalisasi penerapan standar kompetensi wartawan di Indonesia
juga dapat dilakukan melalui optimalisasi penghargaan (reward).
6

Pemberian penghargaan perlu lebih intens dilakukan sehingga menjadi


penyemangat bagi kalangan wartawan.
4. Optimalisasi Penerapan Sanksi.
Optimalisasi pemberian sanksi kepada wartawan adalah dalam
pengertian sebagai pembinaan atas wartawan yang dinilai melanggar
prosedur kerja jurnalisme yang profesional. Untuk itu hendaknya
dilakukan secara obyektif, selektif, bertahap, adil, prosedural dan edukatif.
Obyektif yakni pemberian sanksi didasarkan atas fakta kasus secara
empiris di lapangan, tidak bisa berdasarkan suka atau tidak suka (like or
dislike) atau unsur lainnya.
5. Optimalisasi Kesejahteraan Wartawan.
Sudah menjadi rahasia publik bahwa secara umum kesejahteraan
wartawan di Indonesia masih belum sesuai harapan. Aliansi Jurnalis
Independen (AJI) Jakarta menyatakan masih banyak perusahaan media
yang memberikan upah di bawah layak. Idealnya upah layak jurnalis
pemula tahun 2016 sebesar Rp 7,54 juta (www.kompas.com). Namun
faktanya, gaji rata-rata reporter di perusahaan media hanya berada di
kisaran Rp 3 juta sampai Rp 4 juta rupiah per bulan (www.
politik.rmol.co).
Kondisi ini dinilai banyak pihak turut memberikan sumbangsih
pada kualitas penerapan standar kompetensi wartawan yakni munculnya
perilaku wartawan dan produk jurnalistik yang dinilai tidak profesional.
Untuk itu, perusahaan pers dituntut memenuhi ketentuan UU
Ketenagakerjaan mengenai standar kesejahteraan karyawan (wartawan).
Setidaknya gaji minimal setara upah minimum kota/kabupaten (UMK),
pemenuhan berbagai tunjangan dan sebisa mungkin menghindari
pemutusan hubungan kerja (PHK).

Wartawan Masa Depan.

Konvergensi Multimedia menyebabkan format-format Jurnalisme


konvensional yang dulunya terpisah bergabung menjadi satu. Nyatanya, fenomena
tersebut bukanlah suatu masalah karena mampu membuat dunia jurnalistik lebih
efisien dan interaktif. Keberadaan Jurnalisme konvensional memang semakin
terpuruk, terlebih dalam sektor ekonominya.  

Peter Horrocks dalam The Future of Journalism mengatakan bahwa dua


faktor utama yang memberikan kontribusi terbesar dalam keterpurukan tersebut
adalah Jurnalisme berbasis internet dan dampak budaya yang dihasilkan (2009,7).
Jurnalisme internet menggabungkan semua format seperti TV, radio, majalah, dan
7

koran menjadi satu. Para pengguna dapat mengakses konten-konten yang ada dan
mengakses informasi yang mereka inginkan dengan mudah. 
8

PENUTUP

Kesimpulan.

Jurnalistik / wartawan adalah aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan


menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Jurnalistik tidak
dapat dipisahkan dari wartawan. Sebab wartawan merupakan obyek yang menjadi
pelaksana dari kegiatan jurnalistik.

Wartawan adalah orang yang secara tcratur melaksanakan kegiatan


jurnalistik. Dimana tugas tugas wartawan atau jurnalis adalah mengatur cara
penyampaian isi pernyataan manusia dengan menggunakan media massa priodik
seperti surat kabar majalah, tabloid, radio, televise, Film.

Menjadi seorang jurnalis atau wartawan bukanlah suatu yang mudah,


karena ada untuk menjadi seorang jurnalis diperlukan banyak standar kompetensi
juga aturan- aturan yang harus dipenuhi agar menjadi jurnalis yang baik.

Oleh karena itu sebagai wartawan atau orang yang ingin menjadi
wartawan maka haruslah mengikuti standar-standar kompetensi juga kualifikasi
untuk menjadi wartawan tersebut agar dapat menjadi wartawan yang
berkompeten, menyediakan informasi yang aktual juga menarik, dan tidak
melanggar kode etik jurnalistik.
DAFTAR PUSTAKA

Universitasjurnalistik,2020,https://www.universitasjurnalistik.com/2020/04/penge
rtian-jurnalistik-dan-ruang-lingkupnya.html

https://pakarkomunikasi.com/pengertian-jurnalistik-menurut-para-ahli

https://www.kompasiana.com/sitirasmiyati/5f76a7778ede487a29226862/wartawa
n-definisi-organisasi-tanggung-jawab

https://www.batubarakab.go.id/post/dasardasar-jurnalistik-pengertian-jenis-
teknik-kode-etik-1615310882

https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_etik_jurnalistik

https://jaringpos.com/16/02/2021/teknik-dasar-jurnalistik-untuk-pemula/

Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2012), hlm. 38

Sri Herwindya Baskara Wijaya ,dan Firdastin Ruthnia Yudiningrum , 2016,


“MENINGKATKAN KECERDASAN BANGSA MELALUI OPTIMALISASI
PENERAPAN STANDAR KOMPETENSI WARTAWAN”, “JURNAL
KOMUNIKASI IKATAN SARJANA KOMUNIKASI INDONESIA”: Vol. 01
(02), 2016. 97-101, 98-100

Anda mungkin juga menyukai