Anda di halaman 1dari 8

I

JURNALISME

1.1 Definisi Jurnalistik


Secara Etimologi Jurnalistik dari dua suku kata, Jurnal dan Istik. Kata jurnal berasal
dari bahasa Prancis, journal yang berarti catatan harian.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga tahun 2005, terdapat kata
jurnalisme dan jurnalistik. Jurnalisme adalah pekerjaan mengumpulkan, menulis dan
mengedit, serta menerbitkan berita dalam surat kabar atau lainnya.

1.2 Fungsi Jurnalistik


Menurut UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, fungsi jurnalistik mencakup fungsi
informasi, hiburan, pendidikan, kontrol sosial, serta perekat sosial.

1.3 Prinsip Jurnalistik


Ada lima prinsip menurut Ethical Journalism Network;

1. Kebenaran dan Akurasi (Truth and Accuracy)

Jurnalis tidak selalu bisa menjamin ‘kebenaran’, tetapi mendapatkan fakta


dengan benar adalah prinsip utama jurnalisme.

2. Kemandirian (Independence)

Jurnalis harus bersuara independen; tidak boleh bertindak, secara formal atau
tidak resmi, atas nama kepentingan khusus baik politik, perusahaan atau budaya.

3. Keadilan dan Ketidakberpihakan (Fairness and Impartiality)

Meskipun tidak ada kewajiban untuk menyajikan setiap sisi dalam setiap
bagian, cerita harus seimbang (balance) dan menambah konteks.

4. Kemanusiaan (Humanity)

Apa yang dipublikasikan atau tayangkan mungkin menyakitkan, tetapi kita


harus waspada terhadap dampak kata-kata dan gambar kita pada kehidupan orang lain.

5. Akuntabilitas (Accountability)

Tanda profesionalisme dan jurnalisme yang bertanggung jawab adalah


kemampuan untuk membuat diri kita bertanggung jawab. Ketika kita melakukan
kesalahan, kita harus memperbaikinya dan ekspresi penyesalan kita harus tulus, tidak
sinis.
1.4 Bentuk Jurnalistik
Dilihat dari segi bentuk dan pengolahannya, Jurnalistik dibagi kedalam tiga bagian
besar:
1. Jurnalistik Media Cetak
Meliputi surat kabar, tabloid, dan majalah.

2. Jurnalistik Media Elektronik Auditif


Meliputi radio siaran.

3. Jurnalistik Media Audio Visual


Meliputi siaran televisi dan media online.

1.5 Bahasa Jurnalistik


Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa. Sebagai suatu ragam bahasa
jurnalistik tentu memiliki ciri tertentu.

1. Ringkas, hemat kata.


2. Jelas, mudah dimengerti dan tidak membingungkan pembaca.
3. Tertib dan patuh pada aturan atau norma yang berlaku dalam menulis berita;
penggunaan bahasa, susunan kata, prioritas dan sebagainya.
4. Singkat, harus diperhatikan titik, koma dan tanda baca lainnya.
5. Menarik, menulis berita yang menarik sangat penting agar dapat menarik minat
pendengar / pembaca / penonton.

1.6 Produk Jurnalistik


Produk jurnalistik umumnya dibagi ke dalam tiga bagian besar, yakni;

1. Berita (news)
Berisi tentang informasi terkini maupun informasi lampau yang masih menarik
untuk dibahas.

2. Opini (views)
Meliputi tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, kolom, esai, dan surat
pembaca.

3. Iklan (Advertising)
Sifat iklan mencakup dari iklan produk barang dan jasa, iklan keluarga seperti
iklan duka cita, sampai iklan kepada layanan masyarakat.
1.7 Kode Etik Jurnalistik
Kode etik jurnalistik memegang peranan yang sangat penting dalam dunia pers,
dimana sebagai pedoman nilai-nilai profesi kewartawanan, sehingga kode etik jurnalistik
wajib dipahami dan dilaksanakan oleh wartawan.

1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang


benar.
2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk memperoleh dan
menyebarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi.
3. Wartawan Indonesia menghormati atas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan
fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi, serta tidak
melakukan plagiat.
4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis, dan
cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila.
5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap, dan tidak menyalahgunakan profesi.
6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi
latar belakang dan off the record sesuai kesepakatan.
7. Wartawan Indonesia segera meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani hak
jawab.

Pengawasan dan penetapan sanksi atas pelanggaran kode etik ini sepenuhnya
diserahkan kepada jajaran pers dan dilaksanakan oleh organisasi yang dibentuk untuk itu,
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang memiliki lembaga bernama Dewan Pers,
sedangkan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) memiliki lembaga bernama Majelis Kode Etik.
II
BERITA

2.1 Definisi Berita


Berita dalam bahasa Indonesia secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta,
“viritta” yang berarti “kejadian”atau “yang sedang terjadi”.

Berita juga dapat dibedakan menjadi beberapa kategori menurut berat ringannya isi
berita, lokasi peristiwanya, sifatnya, dan topiknya.

2.2 Jenis - jenis Berita


1. Berita langsung (straight news)
Merupakan berita / laporan langsung tanpa interpretasi atau apa adanya.
2. Berita menyeluruh (comprehensive news)
Mengambil dari berbagai sisi / banyak informan.
3. Berita mendalam (depth news)
Berita dengan pendalaman lebih tentang peristiwa bersama informan /
narasumber.
4. Berita penyelidikan (investigative news)
Para wartawan melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang
tersembunyi.
5. Berita khas bercerita (feature news)
Sebuah feature umumnya mengedepankan unsur why dan how sebuah
peristiwa.

2.3 Unsur Berita


Berita yang lengkap adalah berita yang memuat jawaban atas pertanyaan
formula 5W + 1H.

1. What :Apa yang terjadi (nama peristiwa).


2. Who :Siapa yang terlibat dalam kejadian (unsur orang, pelaku, korban, saksi)
3. When :Kapan peristiwa terjadi (waktu kejadian)
4. Where :Dimana peristiwa terjadi (tempat kejadian)
5. Why :Mengapa peristiwa terjadi (unsur latar belakang, sebab, motif)
6. How :Bagaimana peristiwa terjadi (unsur kronologis peristiwa, proses, detail,
suasana).
III
TEKNIK WAWANCARA

3.1 Jenis Wawancara


Secara garis besar jenis wawancara dibedakan atas ;

(1) Wawancara terencana.


Untuk melakukan wawancara terencana, pewawancara terlebih dahulu harus
menyiapkan interview guide (pedoman wawancara) dan menentukan narasumber atau
informan yang relevan.
Narasumber yang dimaksud adalah pihak yang dianggap memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan tema yang telah direncanakan.

(2) Wawancara insidental.


Dalam wawancara insidental pewawancara kurang memungkinkan untuk
mempersiapkan hal-hal tersebut, mengingat objek atau peristiwa yang terjadi bersifat
insidental atau tidak terencana. Karena itulah, pilih narasumber yang merupakan saksi
atau sekiranya dapat memberikan informasi tentang kejadian.

3.2 Ketentuan Wawancara


Untuk memperoleh hasil yang optimal, wawancara sebaiknya dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

● Penentuan informan
Sebelum melakukan wawancara, pastikan bahwa calon informan anda adalah
orang yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang informasi-informasi yang
anda butuhkan.

● Pedoman wawancara
Wawancara yang terencana sebaiknya dilengkapi dengan interview guide
(pedoman wawancara) dalam bentuk sejumlah daftar pertanyaan yang telah disusun
sebelumnya. Pedoman wawancara sangat membantu pewawancara dalam menjaga
arah atau topik wawancara.

● Unsur 5W +1H
Informasi yang baik setidaknya harus mencakup unsur 5W + 1H (what, who,
where, why, when, how) terkait dengan kejadian.

● Alat bantu
Untuk keperluan wawancara, pewawancara hendaknya melengkapi dirinya
dengan alat bantu berupa catatan wawancara dan atau alat perekam suara (tape
recorder). Selanjutnya bahan-bahan informasi baik berupa catatan maupun rekaman
diolah dan dikemas sedemikian rupa dalam bentuk sajian informasi yang siap
dipublikasi.

3.3 Observasi
Teknik observasi (pengamatan) merupakan salah satu cara pengumpulan informasi
mengenai objek atau peristiwa yang bersifat kasat mata atau dapat dideteksi dengan panca
indera.
Seorang informan bisa saja tidak melihat kejadian dengan benar, sehingga disanalah
teknik observasi wartawan diperlukan.
IV
PENULISAN BERITA (TEKS BERITA)

4.1 Ciri - ciri Teks Berita


Kita dapat lebih mudah mengenali teks berita dengan memahami ciri-cirinya sebagai
berikut:

1. Teks diberitakan merupakan sesuatu yang benar terjadi, atau fakta.


2. Merupakan peristiwa yang jarak terjadi, bukan sesuatu yang umum terjadi setiap hari.
3. Aktual, yaitu peristiwa yang diberitakan masih segar atau baru terjadi.
4. Data yang disajikan sesuai dengan peristiwa asli, tidak ada rekayasa.
5. Bahasa yang disajikan menarik dan dapat memikat minat pembaca.
6. Data yang diberitakan lengkap, khususnya data penting.
7. Waktu dan tempat peristiwa yang jelas.
8. Bahasa mudah dipahami.
9. Bersifat objektif.
10. Alur peristiwa berurutan.
11. Kalimat yang digunakan singkat, padat, jelas.
12. Sumber valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
13. Judul berita bisa mewakili isi berita.

4.2 Unsur - unsur Teks Berita


Karena menyangkut pemberitaan terkini, teks berita memiliki beberapa unsur yang
disesuaikan saat kita menulis. Unsur-unsur tersebut yakni:

1. Unsur Aktual
Mengandung unsur terkini, terbaru, terhangat, baru saja atau sedang terjadi.

2. Unsur Faktual
Dalam unsur faktual, kejadian benar-benar merupakan suatu kenyataan, bukan suatu
rekayasa, khayalan atau karangan.

3. Unsur Penting
Unsur yang paling penting dalam suatu pemberitaan adalah tokoh yang terlibat dan
materi atau bahasan yang akankah mempengaruhi masyarakat atau tidak.

4. Unsur Menarik
Peristiwa yang menarik dan diminati oleh masyarakat biasanya bersifat menghibur,
aneh, memiliki unsur kedekatan, mengandung nilai kemanusiaan, kriminalitas dan konflik.
4.3 Struktur Teks Berita
Setiap berita yang disampaikan oleh jurnalis pada umumnya mencakup enam unsur
berita. Keenam unsur berita tersebut dikenal dengan 5W+1H yaitu WHO – WHAT – WHERE
– WHY – WHEN – HOW.

1. Judul (head)
Judul mewakili inti dan isi dari tulisan yang dibahas. Biasanya judul
diletakkan di bagian atas tengah tulisan.

2. Teras berita (Lead)


Lead adalah pembuka. Lead terletak di awal paragraf saat reporter hendak
memulai tulisan. Biasanya lead berisi perkenalan atau bridging di awal sebelum
masuk ke inti tulisan.

3. Isi berita (Body)


Di sinilah, letak 5W + 1H diterapkan. Reporter akan menjelaskan secara
lengkap tulisan yang menjawab keenam pertanyaan tersebut.

4. Keterangan Penulis / Editor / Reporter


Pada bagian akhir, biasanya ditulis penulis, editor, atau reporter yang membuat
tulisan tersebut. Hal ini dilakukan agar pembaca mengetahui identitas si penulis.

Contoh berita dengan unsur 5W + 1H :

Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini mencapai


rata-rata 7-8% per tahun. Hal itu karena adanya kegiatan ekonomi yang semakin masif,
terutama pada UMKM. Pemerintah diketahui menggelontorkan kredit usaha rakyat (KUR)
sebesar Rp 34,1 triliun.
Dengan demikian, pendapatan per kapita penduduk Indonesia mencapai beberapa kali
lipat. Selain itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk yang dikategorikan
miskin juga banyak berkurang.

Anda mungkin juga menyukai