Anda di halaman 1dari 5

Teknik Reportase Jurnalistik

A. Pengertian Reportase
Baik, terimakasih atas kesempatan yang diberikan moderator, jadi sebelum kita
memasuki pada pemaparan Teknik reportase jurnalistik, disini saya akan mengulas
sedikit tentang pengertian reportase itu sendiri Jadi ada 4 pengertian terkait reportase
ini, yang pertama
Reportase artinya pemberitaan atau pelaporan. Dari kata “report” yang artinya
“melaporkan” atau “memberitakan”. Reportase berasal dari kata reportage (Inggris).

Kedua pengertian reportase menurut KBBI,


Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan reportase sebagai
“pemberitaan”, “pelaporan, dan “laporan kejadian (berdasarkan pengamatan atau
sumber tulisan)
Selanjutnya yaitu, pengertian resportase menurut laman Glosarium,
Di mana laman Glosarium mengartikan reportase sebagai “proses pengumpulan
data yang digunakan untuk penulisan karya jurnalistik”.
Dan yang terakhir itu pengertian reportase dalam konteks jurnalistik.
Dalam konteks jurnalistik, reportase adalah proses pengumpulan data untuk
menyusun berita. Nah, reportase bisa dikatakan merupakan proses jurnalistik
terpenting karena dari proses inilah terkumpul bahan-bahan atau informasi untuk
diberitakan. Reportase adalah proses mengumpulkan data dan fakta sebuah peristiwa
sebagai bahan penulisan atau penyajian berita di media massa.
B. Teknik Reportase
Teknik Reportase ada tiga:
1. Observasi
Teknik reportase observasi (pengamatan) yaitu wartawan langsung datang ke lokasi
kejadian, mengamati, dan mengumpulkan data atau fata kejadian tersebut mengacu
pada formula 5W1H. Pengamatan merupakan teknik reportase dengan cara
mengamati baik setting maupun alur sebuah peristiwa di lapangan atau lokasi
kejadian. Wartawan menggunakan semua indera saat melakukan pengamatan.
Dengan terjun langsung ke lapangan, reporter akan merasakan langsung peristiwa
yang terjadi di lapangan sehingga ia bisa menyampaikan informasi yang valid
kepada pembaca.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses reportase dengan cara bertanya kepada narsumber
untuk menggali informasi atau keterangan. Di mana narasumber dalam
wawancara bisa pengamat, pelaku, saksi, korban, dan siapa pun yang memiliki
informasi. Wawancara merupakan bentuk reportase dengan cara mengumpulkan
data berupa pendapat, pandangan, dan pengamatan seseorang tentang suatu
peristiwa. Orang yang menjadi objek wawancara disebut narasumber. Unsur berita
5W1H menjadi pertanyaan yang wajib dalam sebuah wawancara. Rumus ini
digunakan untuk mengetahui jalan sebuah peristiwa yang hendak reporter jadikan
berita. Narasumber dalam wawwancara terbagi dua, yaitu narasumber primer
(narasumber yang paling tahu dan memiliki peranan penting dalam sebuah
peristiwa) dan narasumber sekunder (narasumber yang keterangannya hanya
berfungsi untuk melengkapi atau mendukung).
3. Riset Data
Disebut juga studi literatur dan riset dokumentasi, yaitu wartawan membuka-buka
arsip, buku, atau referensi terkait dengan berita yang akan ditulisnya. Dalam
memilah bukti, semua indera kita harus terlibat untuk memilah mana yang berarti
dan tidak berarti untuk mendukung suatu peristiwa. Riset data termasuk mencari
latar belakang informasi yang bisa memperkaya sebuah tulisan atau berita.
C. News Processing: Proses pembuatan berita
Reportase adalah bagian dari proses pembuatan (news processing), yaitu tahap
kedua (news hunting, news gathering). Proses pembuatan berita biasanya dimulai dari
rapat redaksi. Dalam rapat redaksi, para wartawan bisa mengajukan usulan-usulan
topik liputan. Usulan itu sendiri bisa berasal dari berbagai sumber.
Misalnya: Undangan liputan dari pihak luar, konferensi pers, siaran pers, berita
yang sudah dimuat atau ditayangkan di media lain, hasil pengamatan pribadi si
jurnalis, masukan dari narasumber/informan, dan sebagainya.
Proses Pembuatan Berita meliputi:
1. News Planning, Perencanaan Berita.
Dalam tahap ini redaksi melakukan Rapat Proyeksi, yakni perencanaan tentang
informasi yangakan disajikan. Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita,
dankode etik jurnalistik. Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tematulisan/berita
yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagiantugas di antara para wartawan.
2. News Hunting, Pengumpulan Bahan Berita.
Tahap reportase ini disebut juga “pengumpulan berita” (news gathering), yakni
pengumpulan bahan berita.
Inilah tahap reportase. Setelah rapat proyeksidan pembagian tugas, para wartawan
melakukan pengumpulan bahan berita, berupa fakta dan data, melalui peliputan,
penelusuran referensi atau pengumpulan data melalui literatur, dan wawancara.
3. News Writing, Penulisan Berita.
Setelah data terkumpul, wartawan menulis naskah berita atau melaporkannya di media
tempat ia bekerja. Wartawan televisi dan radio bisa melaporkannya secara live.
Berita yang baik harus memenuhi unsur berita 5W+1H
1) What – Apa yang terjadi, acara apa, peristiwa apa.
2) Who – Siapa pelaku, korban, penyelenggara, atau yang terlibat dalam peristiwa.
3) Where – Di mana kejadiannya (lokasi, tempat)
4) When – Kapan terjadinya (waktu, hari, tanggal)
5) Why – Kenapa terjadi (latar belakang, penyebab, pemicu, tujuan acara)
6) How – Bagaimana kejadiannya (proses, detail, suasana, dll.)
4. News Editing, Penyuntingan Berita
Naskah berita yang sudah ditulis disunting dari segi redaksional (bahasa) dan isi
(substansi). Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata, sistematika
penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik. Di
media cetak (surat kabar, tabloid, majalah), penyuntingan juga termasuk “pemotongan”
(cutting) untuk menyesuaikan panjang naskah dengan space atau kolom yang tersedia.
Contoh Reportase: Meliput Seminar
Wartawan datang ke lokasi seminar. Di sana ia mengamati jalannya acara, jumlah hadirin,
materi pembicaraan, mengambil makalah (jika ada), mengambil foto/memotret (jika tidak
ada fotografer), lalu wawancara panitia, narasumber, dan peserta jika diperlukan.
Pengumpulan data untuk naskah berita meliputi 5W+1H yang merupakan unsur-unsur
Berita sebagaimana sudah dijelaskan di atas.

TANYA JAWAB KELOMPOK 8 JURNALISTIK


1. Agar dapat menyampaikan berita reportase dengan baik, prinsip-prinsip apa
saya yang harus diterapkan oleh reporter dalam melakukan penulisan berita?
(RISMA) Penanya : RULIANTI
Jawaban :
Jadi agar dapat menyampaikan berita reportase dengan baik, seorang reporter harus
mengetahui prinsip-prinsip penulisan berita yang jelas, yaitu sebagai berikut:
1.menggunakan kalimat pendek;
2.mengutamakan kesederhanaan dan menghindari kompleksitas;
3.menggunakan kata-kata yang sudah dikenal serta sesuai dengan kaidah bahasa yang
baik dan benar;
4.menghindari kata-kata yang tidak perlu;
5.menggunakan kalimat aktif;
6.ditulis seperti layaknya orang berbicara;
7.menggunakan istilah/terminologi yang bisa dipahami khalayak;
8.dikaitkan dengan pengalaman khalayak;
9.menggunakan bahasa yang variative

2. Apa yang dilakukan Wartawan/Reportase saat melakukan reportase ?


(NUSRAH) Penanya : Hesti Tahir
Jawaban :
Jadi setelah rapat proyeksi selesai, wartawan langsung hunting berita dilapangan,
mencari berita yang telah ditugaskan oleh redaktur maupun yang didapat dari ide sendiri.
Sebelum menemui narasumber yang akan diwawancara, sebaiknya wartawan
mempersiapkan diri untuk menguasai permasalahan, baik itu dengan membaca buku
maupun bertanya kepada redaktur wartawan lainnya. Ketika wartawan turun ke lapangan,
wartawan akan mendahulukan berita yang telah direncanakan dalam rapat proyeksi,
namun apabila di lapangan wartawan menemukan hal-hal yang dianggap layak dijadikan
berita maka wartawan juga meliputnya. Nah disini lama waktu yang dibutuhkan oleh
seorang wartawan saat meliput sebuah berita tidak dapat ditentukan, tergantung dengan
jumlah nara sumber yang akan diwawancarai dan jenis berita yang diliput, karena jika
berita yang diliput merupakan berita konflik maka harus mewawancarai beberapa orang
yang dapat dijadikan narasumber sehingga berita yang ditulis dapat berimbang dan adil.

3. Skill apa saja yang diperlukan oleh reporter? (ALFIAH) Penanya : Reski
Fadila Ruslan
Jawaban :
1. Komunikasi
Skill pertama yang dibutuhkan oleh seorang reporter tentu saja komunikasi.
Seorang reporter akan berhadapan dengan banyak orang, seperti tim redaksi,
narasumber, editor, hingga para pemangku kebijakan dalam sebuah reportase.
Oleh karena itu, diperlukan skill komunikasi yang tinggi agar reporter bisa
menyampaikan informasi dengan jelas pada berbagai pihak, termasuk publik.
Komunikasi ada dua macam, yaitu verbal dan nonverbal. Nah di mana reporter perlu
menguasai keduanya untuk menjalani reportase dengan baik.
2. Menulis
Menulis merupakan skill dasar yang wajib dimiliki oleh reporter, terutama yang
bergelut di media massa cetak atau online.
Namun, skill menulis reporter tidak hanya terhenti hanya tentang memaparkan
informasi secara akurat. Reporter harus bisa menyampaikan informasi akurat, jelas,
dan menarik. Salah satu caranya adalah dengan memposisikan diri sebagai pembaca.
3. Rasa ingin tahu
Reporter tidak bisa hanya berpaku pada data, arahan pemimpin redaksi, hingga daftar
pertanyaan. Namun reporter memerlukan rasa ingin tahu yang tinggi dalam sebuah tek
nik reportase.
4. Riset
Seperti yang telah dipaparkan pada bagian teknik reportase, seorang reporter wajib
melakukan riset sebelum menjalankan reportase. Reporter memerlukan skill riset
untuk bisa memperdalam informasi sebelum menanyakannya pada narasumber.
Dimana bahan riset tidak berhenti sampai media massa atau buku. Reporter juga bisa
memperluas bahan risetnya dari media sosial dan orang lain. Maka, penting juga bagi
seorang reporter untuk update dengan perkembangan informasi terbaru.

4. Bidang-bidang redaksi apa saja yang ada pada proses pembuatan berita
Televisi? (NUSRAH) Penanya : Nurul Istiqamah
Jawaban :
a. Pemimpin redaksi (atau yang mengendalikan kegiatan keredaksian di perusahanya
yang meliputi penyajian berita, penentuan peliputan, pencarian fokus
pemberitaan, penentuan topik, pemilihan berita utama, berita pembuka
halaman, menugaskan atau membuaut sendiri tajuk dan sebagainya)
b. Sekretaris redaksi (membantu pimred dalam hal administrasi
kerekdasionalan )
c. Redaktur pelaksana (merumuskan topik atau masalah apa yang di angkat
dalam penerbitan hari ini)
d. Redaktur (menerima bahan berita, baik dari kantor berita, wartawan,
koresponden atau bahkan press release dari lembaga, organisasi, instansi
pemerintahan atau perusahan swasta.
e. Wartawan( mencari , mengumpulkan, mengelola imformasi menjadi berita
untuk disiarkan melalui media massa.
f. Koresponden (wartawan pembantu di suat tempat)
.
5. Bagaimana Sistem dari Reportase itu sendiri? (ALFIAH) Penanya :
Indahrahma
Jawaban :
Jadi sistem dari reportase itu di dalamnya dikenal istilah Follow Up System  dan Beat
System:

Follow Up System yaitu mencari informasi berdasarkan isu atau masalah yang sudah men
jadi berita di media. Wartawan mengembangkan berita itu atau mencari informasi terbaru
(perkembangan baru) sebagai bahan berita baru –melengkapi, mempertajam, atau meneka
nkan hal-hal khusus dari berita tersebut.

Beat System yaitu wartawan ”ngepos” atau ”mangkal” pada lembaga atau tempat-
tempat tertentu yang dipandang sebagai ”sumber informasi”.  Wartawan mendatangi
secara teratur instansi pemerintah atau swasta, atau tempat-tempat lain yang
dimungkinkan munculnya hal-hal yang dapat menjadi berita
6. Kode etik apa saja yang harus ditaati oleh reporter? (RISMA) Penanya :
Syahriani
Jawaban :

Dalam melakukan reportase, ada etika yang harus ditaati oleh reporter, antara lain:

1. Cocer both side. Yaitu meliput semua pihak yang terkait, tanpa membedakan.

2. Fairness. Atau tidak memanipulasi fakta.

3. Balance. Di mana balnce ini yaitu keseimbangan dalam pencarian data dan pemberitaan.

4. Mematuhi Kode Etik Jurnalistik.

5. Tidak mempublikasikan identitas atau pernyaat nara sumber jika nara sumber meminta off t
he record.

Anda mungkin juga menyukai