Anda di halaman 1dari 4

MATERI DASAR WARTAWAN

oleh: Sandy Dolorosa H.


(Pemimpin Redaksi Media Nasional salamolahraga.com)

Sebelum mengupas mengenai materi dasar wartawan, kita harus


memahami dulu apa itu wartawan.

APA ITU WARTAWAN?


Seorang wartawan adalah individu yang melakukan pengumpulan,
penelitian, penulisan, dan penyiaran informasi. Tugas utamanya adalah
menyampaikan berita dan informasi kepada masyarakat melalui
berbagai media seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan
platform online. Mereka bertanggung jawab untuk menyajikan fakta-
fakta yang akurat, menggali informasi, dan menyampaikan berita
dengan objektivitas serta mematuhi prinsip-prinsip etika jurnalistik.
Wartawan seringkali terlibat dalam wawancara, investigasi, penulisan
berita, dan pengelolaan konten media.

SEJARAH WARTAWAN DI INDONESIA


Sejarah wartawan di Indonesia telah melalui perjalanan yang panjang
seiring dengan perubahan politik, sosial, dan budaya di negeri ini.
Berikut adalah beberapa titik penting dalam sejarah wartawan di
Indonesia:
1. Awal Pers Indonesia: Pada awal abad ke-20, pers Indonesia dimulai
dengan terbitnya surat kabar pertama, yaitu "Medan Prijaji" pada tahun
1907, yang kemudian diikuti oleh surat kabar lainnya seperti
"Pendjoebal" dan "Sin Po". Pada masa itu, wartawan-wartawan
Indonesia dan Belanda aktif dalam menyebarkan informasi kepada
masyarakat.
2. Era Kolonialisme: Di bawah kekuasaan kolonial Belanda, pers
memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan. Banyak
wartawan seperti Soetomo, Tirto Adhi Soerjo, dan Mohammad Hoesni
Thamrin yang aktif dalam menentang penjajahan.
3. Kemerdekaan Indonesia: Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pada tahun 1945, pers menjadi sarana penting dalam memperjuangkan
kemerdekaan dan membangun negara baru. Surat kabar seperti
"Merdeka" dan "Pedoman" memainkan peran penting dalam
menyebarkan semangat kemerdekaan.
4. Era Orde Baru: Pada masa Orde Baru, kebebasan pers menjadi
terbatas dan ada kendali yang ketat dari pemerintah terhadap media.
Meskipun demikian, wartawan-wartawan seperti Mochtar Lubis dari
surat kabar "Indonesia Raya" tetap berani menyuarakan opini kritis
terhadap pemerintah.
5. Era Reformasi: Setelah runtuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998,
terjadi perubahan besar dalam dunia jurnalistik. Kebebasan pers
meningkat, munculnya berbagai media baru, dan wartawan-wartawan
berusaha menghadirkan berita yang lebih independen.

Sejarah wartawan di Indonesia mencerminkan perjuangan untuk


kebebasan pers dan peran penting mereka dalam menyebarkan
informasi serta menyuarakan aspirasi masyarakat. Meskipun telah
mengalami banyak tantangan, wartawan terus berperan sebagai
penjaga kebenaran dan penyalur informasi yang penting bagi
masyarakat.

MATERI DASAR WARTAWAN


1. Etika Jurnalistik: Prinsip-prinsip seperti kebenaran, kemerdekaan
pers, objektivitas, dan kepatuhan terhadap kode etik jurnalistik sangat
penting.
2. Pengetahuan Hukum: Memahami hukum terkait kebebasan pers, hak
dan kewajiban dalam meliput suatu peristiwa, serta batasan-batasan
yang berlaku.
3. Keterampilan Penulisan: Kemampuan menulis berita yang jelas,
akurat, dan informatif. Mengerti struktur piramida terbalik (inverted
pyramid) dalam penulisan berita.
4. Investigasi Jurnalistik: Kemampuan untuk melakukan riset mendalam,
mewawancarai narasumber, dan menulis laporan investigasi.
5. Penggunaan Teknologi dan Media Sosial: Pemahaman tentang
teknologi terkini, penggunaan peralatan penyiaran, serta pemanfaatan
media sosial dalam menyebarkan informasi.
6. Kemampuan Bertanya yang Efektif: Mempelajari keterampilan
wawancara yang baik untuk mendapatkan informasi yang relevan dan
akurat.
7. Keberanian dan Ketahanan Mental: Kesiapan untuk menangani
tekanan, kritik, serta mempertahankan integritas dan independensi
dalam menjalankan tugas wartawan.

Ini adalah beberapa poin dasar yang penting bagi seorang wartawan di
Indonesia, namun tentunya ada banyak lagi aspek yang dapat
dikembangkan untuk menjadi seorang wartawan yang profesional dan
etis.

TEKNIK LIPUTAN
Sebagai seorang wartawan, ada beberapa langkah penting yang dapat
dilakukan dalam melakukan liputan yaitu:

1. Perencanaan: Tentukan topik atau peristiwa yang akan diliput.


Rencanakan strategi peliputan, termasuk sumber informasi yang akan
diwawancarai dan lokasi yang relevan.
2. Riset: Lakukan riset mendalam tentang topik yang akan diliput.
Pelajari latar belakang, fakta, data, dan informasi terkini terkait topik
tersebut.
3. Wawancara: Temui dan wawancarai narasumber yang relevan. Ajukan
pertanyaan yang tepat dan mendalam untuk mendapatkan informasi
yang akurat dan bervariasi.
4. Observasi: Amati langsung peristiwa atau situasi yang diliput.
Perhatikan detail-detail penting yang mungkin tidak terlihat pada
pandangan pertama.
5. Mengumpulkan Data: Kumpulkan semua informasi, data, dan bukti
yang diperlukan untuk menyusun cerita atau laporan.
6. Menulis Berita: Susun berita dengan struktur yang jelas dan
informatif. Gunakan gaya penulisan yang sesuai dan tulis berdasarkan
prinsip piramida terbalik (inverted pyramid), dengan informasi
terpenting terlebih dahulu.
7. Verifikasi dan Penyuntingan: Verifikasi kembali fakta-fakta yang
diperoleh. Mintalah feedback dari editor atau rekan wartawan untuk
penyuntingan sebelum dipublikasikan.
8. Publikasi: Publikasikan berita atau laporan dengan memperhatikan
standar dan kode etik jurnalistik yang berlaku.

Setiap langkah dalam proses liputan ini harus dilakukan dengan hati-
hati untuk memastikan bahwa informasi yang disajikan kepada publik
akurat, objektif, dan dapat dipercaya.

TEKNIK WAWANCARA
Teknik wawancara 5W 1H adalah pendekatan yang membantu
wartawan untuk menggali informasi yang komprehensif dan mendalam.
Konsep ini mencakup pertanyaan yang membahas enam pertanyaan
pokok yaitu:

1. What (Apa): Menanyakan informasi tentang peristiwa atau topik yang


sedang dibicarakan. Contohnya, "Apa yang terjadi?" atau "Apa yang
menjadi inti dari permasalahan ini?"
2. Who (Siapa): Meminta informasi tentang orang-orang atau pihak
yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Pertanyaan bisa seperti, "Siapa
yang terlibat dalam kejadian ini?" atau "Siapa yang terpengaruh oleh
keputusan tersebut?"
3. When (Kapan): Menanyakan waktu atau periode kejadian. Misalnya,
"Kapan peristiwa ini terjadi?" atau "Kapan kebijakan tersebut
diberlakukan?"
4. Where (Dimana): Menggali informasi tentang lokasi atau tempat
peristiwa terjadi. Contohnya, "Di mana lokasi persis kejadian ini
terjadi?" atau "Di mana kebijakan ini berlaku?"
5. Why (Mengapa): Meminta penjelasan tentang alasan atau penyebab
dari peristiwa yang dibicarakan. Pertanyaan bisa seperti, "Mengapa hal
ini terjadi?" atau "Mengapa keputusan ini diambil?"
6. How (Bagaimana): Mencari informasi tentang cara atau proses
terjadinya suatu kejadian. Misalnya, "Bagaimana hal ini mempengaruhi
masyarakat?" atau "Bagaimana proses keputusan ini dilakukan?"

Pendekatan 5W 1H membantu wartawan untuk memastikan bahwa


dalam liputan mereka, semua aspek penting dari sebuah peristiwa atau
topik tercakup secara komprehensif dan memberikan informasi yang
lengkap kepada pembaca atau pendengar.

Semoga penjelasan singkat diatas dapat menambah ilmu saudara, dan


juga dapat membakar semangat anda untuk berkarya dan menjadi
wartawan profesional.
Karna wartawan dinilai bukan dari lamanya berkarir, tapi wartawan
dinilai dari hasil karya tulisannya.

Anda mungkin juga menyukai