Anda di halaman 1dari 5

Tugas Resume Buku Jurnalisme Investigasi

Bab 7 “ Proses Investigasi”

Nama : Waskito Condro Husodo


NIM : 202213028
Progdi : Ilmu Komunikasi
Makul : Reportase dan investigasi
Dosen : Ali Arif Setiawan, S.Sos., M.I.Kom.

Judul buku : Jurnalisme investigasi


Penulis : Drs. Subagio M. Warnosumarto.
M.A.
Penerbit : Pustaka Baru Press
Tahun terbit : 2020
Jumlah halaman : 176

BAB 7
Proses Investigasi

Reporting berasal dari kata reportare, yang berarti “membawa pulang sesuatu
dari tempat lain”. Bila dikaitkan ke dalam dunia jurnalisme, hal itu bisa diartikan
bahwa seseorang wartawan yang membawa laporan kejadian dari sebuah tempat
dimana telah terjadi sesuatu. Sedangkan investigative berasal dari kata latin
vestigum yang berarti “jejak kaki”. Pada sisi ini, hal itu menyiratkan berbagai bukti
yang telah menjadisuatu fakta, berbentuk data dan keterangan, dari sebuah
peristiwa.
Dengan demikian, reportase investigasi secara harfiah, berarti membawa pulang
jejak kaki dari tempat lain. Kegiatan investigative reporting ialah sebuah reportase,
menghasilkan hal-hal penting dari banyak orang atau organisasi yang sengaja
merahasiakanya. Ada tiga elemen dasar yang mendorong kerja investigasi
reporter,yakni : laporan investigasi bukanlah laporan yang dibuat oleh seseorang,
subjek kisahnya meliputi sesuatu yang penting alasanya bagi pmbaca atau pemirsa,
dan menyangkut beberapa hal yang sengaja dan disembunyikan dari hadapan
publik.
Menurut Chris White dari The Parliamen Magazine di brussels. Pekerjaan
jurnalisme investigasi yakni: pertama, tertuju untuk mengungkapkan dan
mendapatkan sebuah kisah berita yang bagus; dan kedua, menjaga masyarakat
memiliki kecukupan informasi dan mengetahui adanya bahaya di tengah kehidupan
mereka.
Kegiatan reportase tidak selalu tertuju kepada efek atau dampak untuk tujuan
menjatuhkan lawan, atau selalu tertuju pada upaya membongkar aib pihak tertentu.
Sebab, pliputan investigasi merupakan keluhuran jurnalisme yang hendak
melakukan penggalian dibawah permukaan, yang akan membantu pembacauntuk
memahami apa yang terjadi.
Membuat kronologi berarti pengorganisasian keseluruhan informasi menjadi
sistematis ( a linear way) yang berguna untuk membantu penyelidikan. Namun dalam
membuat kronologi, yang harus diingat adalah: informasi jangan dimasukkan terlebih
dahulu sebelum investigasi menemukanketerikatan relevansinya. Keseluruhan
informasi yang terkumpul harus dievaluasi terlebih dahulu, dari waktu ke waktu
selama reportase berlangsung.
Unsur terakhir dari ciri peliputan investigasi ini berkaitan dengan logika,cara
berpikir. Para wartawan harus melihat mengenai, ‘bagaimana dan mengapa suatu itu
terjadi’.

A. MENGUMPULKAN DOKUMEN DAN INFORMASI PENDUKUNG


Sumber informasi sekunder sering kali menjadi petunjuk kepada pencarian
doumen-dokumen utama ( primary documents). Seperti persetujuan mengenai
pembangunan perumahan, laporan keuangan kandidat kampanye politik,
perkara hukum, kebijakan asuransi, maupun keputusan perubahan militer.
Tetapi beberapa dokumen tersebut dapat berubah, hal ini disebabkan setelah
beberapa lama, dokumen tersebut kemungkinan dapat diubah oleh berbagai
pihak yang berkepentingan.
Primary documents merupakan rujukan wartawan dalam melaksanakan
investigasi. Dokumen pokok merupakan wacana jurnalisme yang harus diketahui
investigator. Istilah ini mengansumsikan adanya catatan di suatu tempat yang
bisa menjadi pembuka rahasia dan semua itu menjadi cara wartawan investigasi
untuk bergerak, menganalisis dan membuktikan dugaan-dugaanya.
Misalnya, bila seorang wartawan kesulitan mendapatkan dokumen yang
menyangkut seseorang, maka dapat melkukan pencarian melalui:
 Catatan kelahiran dari rumah sakit
 Laporan akademik saat bersekolah
 Catatan asuransi mobil
 Catatan beasiswa
 Riwayat hidup dan referensi kerja
 Pajak-pajak pembelian barang pribadi maupun pendapatan negara
 Pendaftaran suara pemilu
 Catatan pengadiln
 Pernikahan
Selain daripada itu masih banyak yang bisa digunakan seperti beberapa catatan
yang menyangkut dengan institusi baik itu lembaga pemerintahan maupun
swasta.
B. PENCARIAN BUKTI FISIK
Jurnalis mengenali 3 tingkatan reportase dimana hal ini sekaligus menunjuk
kepada tida jenis reporter, wartawan umum, wartawan spesialis dan wartawan
investigasi.
Pada level pertama yaitu para wartawan melaporkan berbagaikejadian
masyarakat dan memaparkan apa yang terjadi. Wartawan tipe umum adalah
wartawan yang mencari berita tanpa mengetahui lebih dulu subjek yang akan
diliputnya. Ia bekerja dengan dikejar deadline serta kisah beritanya ditentukan
oleh editor, yang telah memiliki agenda berita yang harus dilaporkan. Mereka
biasanya mencari nara sumber untuk membuat beritanya, serta wartawan tipe
umum ini menuruti masyarakat yang membutuhkan tokoh-tokoh publik yang
memiliki otoritas untuk menanggapi suatu masalah masyarakat.
Level kedua, ialah wartawan spesialis. Dimana wartawan ini merinci
keterangan subjek liputan mereka dan menjelaskanya. Wartawan spesialis
membidangi laporan tertentu, ia memiliki jalinan kontak dengan subjek-subjek
liputanya. Laporanya menerangkan sebuah peristiwa dengan perspektif dan
otoritas tokoh-tokoh publik yang diinginkan masyarakat.
Level ketiga, adalah wartawan investigasi. Dimana wartawan ini mencari
berbagai bukti dibalik sebuah peristiwa yang telah dimanipulas, yang bekerja
dengan pikiranya untuk melakukan investigasi. Wartawan ini tidak memiliki
narasumber, bahkan mereka mnolak pandangan dari tokoh-tokoh publik, orang
terkemuka ataupun narasumber regular. Karena itu, wartawan ini tidak
menunggu sampai suatu masalah timbul diberitakan. Akan tetapi justru
menampilkan masalah atau peristiwa baru.
Setiap informasi diperiksa kembali melalui berbagai sumber yang dapat
dipercaya. Artinya sumber yang tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam
memberikan keterangan. Bahkan bila perlu siap melindungi identitas atas jatidiri
sumber tersebut.
C. PENCARIAN SAKSI
Tiap dokumen sebenarnya menunjukkan kepada lokasi keberadaan
narasumber (human sources) yang hendak diinvestigasi keteranganya.
Narasumber disini adalah orang yang dikontak langsung, seperti seseorang
yang pernah menduduki satu jabatan tertentu. Mereka adalah orang yang tidak
memiliki resiko ketika memberi keterangan, dan tidak memiliki waktu relektif
serta berkemungkinan menyimpan dokumen yang diperlukan walaupun
keteranganya mereka tidak bernilai aktual.
Keterangan mereka dapat menjadi sangat penting ketika penjelasan atau
penjabaran yang mereka sampaikan menimbulkan pemaknaan baru terhadap
berbagai dokumen dalam kedudukan sebagai seorang pakar dengan keahlian
tertentu dan berkaitan dengan isu yang sedang diinvestigasikan.
Soseorang ini bisa menjadi key interviews ketika wartawan memiliki
dokumen namun membutuhkan seseorang untuk menjelaskan lebih lengkap
atas apa makna dokumen tersebut sebagai bahan untuk cek realitas. Hal ini bisa
menjadi alat ketika wartawan mendapatkan jawaban bohong atau tidak bisa
dibenarkan.
D. MENULIS LAPORAN
Ada tiga elemen dasar yang mendorong krja investigasi, menurut John
Ullman dan steve Honeyman (dalam laksono,2010):
 Laporan investigasi bukan dibuat oleh satu orang melainkan hasil kerja
sebuah tim
 Subjeknya adalah kepentingan khalayakramai.
 Masalah-masalah umum yang sengaja disembunyikan dari hadapan publik.
Laporan investigasi media diandasi riset yang cermat. Informasi dipilah dari
muatan ideologis atau penyimpangan lainya. Melalui riset dapat dilihat
bagaimana sebuah sistem beroperasi dan menjelaskan penyebab
permasalahanya. Peliputan memerlukan rancangan penelitian yang sistematis
dan terencana. Sistematikanya meliputi perumusan masalah, penetapan tujuan,
hipotesis, pengumpulan dan pengolahanm serta penginterpretasian data. Setiap
liputan memiliki metode yang berbeda untuk mencapai akurasi dan fakta yang
teruji.
Arah penelitian ditentukan oleh hipotesis. Seperti yang telah dilakukan
Bondan Winarno ketika tidak begitu saja mempercayai kematian tokoh beritanya
saat membukukan investigasi mengenai skandal emas di Busangm Kalimantan
pada tahun 1997. Bonda mencari berbagai fakta dari berbagai kota dan juga
masuk ke hutan di Kalimantan tersebtu. Ia melakukan wawancara ke beberapa
orang yang sekiranya memiliki informasi penting dan lebih terhadap kejadian
tersebut. Di akhir penyelidikanya Bondan menemui ada pihak yang
memanipulasi berita tersebut demi suatu kepentingan tertentu. Hipotesis terus
diuji dan di teliti. Bila tidak terbukti, ia harus rela melepaskan hipotesis tersebut.
Maka dari titu publikasi dilakukan sejak awal, sehingga dapat
memperhitungkan berbagai akibat yang akan timbul, dengan menimbang
berbagai dampak dan manfaat terhadap masyarakat.
Dari hal inilah, wartawan investigasi mempunyai status yang berbeda,
mereka sering disebut sebagai wartawan oposan yang merupakan pekerja
irasional terhadap apa yang diampaikanya, pembawa sumberlaporan yang
anonim, dan pekerja ambisius yang menekspos kejahatan sosial hanya untuk
meraih tujuan tertentu.
E. PUBLIKASI
Investigasi media massa untuk mengungkap dan mencegah korupsi dapat
dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Inovasi dalam proses investigasi media
massa adalah melalui sinergi stakeholder pembangunan yaitu pemerintah. Sinergi
pembangunan ini terdiri dari konsistensi pemerintah dalam goog governance,
pemberdayaan masyarakat melalui civil society journalism dan media massa sebagai
corong informasi masyarakat serta pemerintah dengan dukungan UU pers dan UU
keterbukaan informasi maupun Komisi Informasi(KI).
Berbagai cara dapat digunakan untuk mengungkap kasus-kasus besar yang
terjadi dalam sebuah bangsa, kahusunya untuk kasus korupsi yang banyak
menjalanar di Indonesia. Salah satu cara tersebut adalah menggunakan jurnalistik
investigasi.
Jurnalistik investigasi sendiri memiliki tujuan maupun hakikat untuk
mengungkapsebuah kebenaran dan membuat masyarakat terhindar dari sesuatu
yang tidak diinginkan. Selain daripada itu media massa memiliki pengaruh yang
sangat signifikan terhadap masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai