Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“JURNALISTIK INVESTIGASI”
Dosen Pengampu : Herman., S.Sos., M.I.Kom
Tentang: “Penulisan Dan Etika Investigasi”

Disusun Oleh:
Kelompok III
Radiansyah (21.31.1327)
M. Ayazid (21.31.313)

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya
juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami
sehingga kami dapat mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari
internet dan perpustakaan. Kami telah berusaha semampu saya untuk
mengumpulkan berbagaimacam bahan tentang “Penulisan Dan Etika Investigasi.”
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna,
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami
mohon bantuan dari para pembaca.
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam
penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami
mengucapkan terima kasih.
Wassalam

Kuala Tungkal, November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Laporan Investigasi.................................................................2
B. Struktur Penulisan Investigasi...................................................................3
C. Etika Investigasi........................................................................................5
D. Pengemasan Laporan Investigasi..............................................................6
E. Akurasi Laporan Investigasi......................................................................8
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................11
B. Saran .........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini informasi menjadi cahaya penerang bagi
masyarakat, disamping menjadi pusat pengetahuan, juga memberi
penyadaran, memberi hiburan dan mengarahkan pendidikan dalam arti yang
seluas-luasnya, juga dapat membantu masyarakat untuk lebih tahu situasi
dunia luar. Masyarakat beranggapan bahwa “berita” sama dengan informasi
yang berembus dari satu orang ke orang lain. Berita merupakan suatu produk
(hasil kreativitas) yang mempunyai tujuan sangat jelas. Karena itulah, berita
dalam pandangan jurnalistik berbeda dengan pandangan awam.
Berita dalam kaca mata jurnalistik mengandung konsekuensi
tertentu,misalnya disadari betul bahwa informasi yang dikemas mempunyai
efek tertentu dalam masyarakat sehingga dalam melakukan kegiatannya,
seorang jurnalis dibekali dengan kode etik jurnalistik.
Para wartawan Jurnalistik dalam mencari berita bukan hanya berita
yang biasa-biasa saja, akan tetapi para waratawan jurnalistik juga membuat
berita yang melalui proses yang begitu panjang melalui penelusuran layaknya
kerja intelejen
Di Indonesia, liputan Jurnalisme Investigasi (JI) lebih banyak muncul
sebagai sesuatu yang sporadis, dilakukan hanya sewaktu-waktu, karena dipicu
kemunculan sebuah peristiwa. Faktor penyebabnya banyak: ”vested interest”
pemilik media, kurangnya sumber dana, ketidak tahuan mengenai pentingnya
dan strategisnya JI dalam sebuah negara demokratis, hingga lemahnya
kemampuan teknis para awak media.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Laporan Investigasi ?
2. Apa Struktur Penulisan Investigasi ?
3. Apa Etika Investigasi ?
4. Bagaimana Pengemasan Laporan Investigasi ?
5. Bagaimana Akurasi Laporan Investigasi ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Laporan Investigasi


Investigasi adalah Upaya penelitian, penyelidikan, pengusutan,
pencarian,pemeriksaan dan pengumpulan data, informasi, dan temuan lainnya
untuk mengetahui/membuktikan kebenaran atau bahkan kesalahan sebuah
fakta yang kemudian menyajikan kesimpulan atas rangkaian temuan dan
susunan kejadian. Investigasi merupakan upaya tindak lanjut yang dilakukan
dalam rangka untuk mengungkap fakta yang berkaitan erat dengan indikasi
adanya penyalahgunaan/penyelewengan. Investigasi dalam konteks
penanganan masalah implementasi, didasarkan pada kebutuhan akan
data/informasi/bukti/fakta yang diyakini kebenarannya untuk kepentingan
pembuktian suatu kasus.1
Hampir semua jurnalis berpendapat bahwa status investigasi bukan
ditentukan oleh panjang pendeknya laporan, atau apakah ia menggunakan
teknik menyamar dalam liputannya, melainkan apakah laporan tersebut telah
memenuhi elemen-elemen investigasi. Jurnalistik investigasi biasanya
memenuhi elemen-elemen berikut:2
1. Mengungkapkan kejahatan terhadap kepentingan public, atau tindakan
yang merugikan orang lain.
2. Skala dari kasus yang diungkap cenderung terjadi secara luas atau
sistematis (ada kaitan atau benang merah).
3. Menjawab semua pertanyaan penting yang muncul dan memetakan
persoalan dengan gamblang.
4. Mendudukkan aktor-aktor yang terlibat secara lugas, didukung bukti-
bukti yang kuat.

1
Septiawan Santana K. Jurnalistik Investigasi. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. 2003.
Hlm 54
2
Ibid. Hlm 55

2
5. Publik bisa memahami kompleksitas masalah yang dilaporkan dan bisa
membuat keputusan atau perubahan berdasarkan laporan itu.
Dikutip dari buku Dasar-Dasar Produksi Televisi: Produksi Berita,
Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter dan Teknik Editing, Andi
Fachruddin (2017: 255) menurut Robert Greene dari Newsday pengertian
laporan investigasi merupakan karya seseorang orang atau beberapa
wartawan atas suatu hal yang penting buat kepentingan masyarakat namun
dirahasiakan. Liputan investigasi ini minimal memiliki tiga elemen dasar,
yaitu:
1. Liputan itu adalah ide orisinil dari wartawan, bukan hasil investigasi
pihak lain yang ditindaklanjuti oleh media.
2. Subjek investigasi merupakan kepentingan bersama yang masuk akal
memengaruhi kehidupan sosial mayoritas pembaca surat kabar atau
pemirsa televisi bersangkutan.
3. Ada pihak-pihak yang mencoba menyembunyikan kejahatan dari
hadapan public.
Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan investigasi adalah upaya
penelitian, penyelidikan, pengusutan, pencarian, pemeriksaan dan
pengumpulan data, informasi, dan temuan lainnya untuk mengetahui atau
membuktikan kebenaran atau bahkan kesalahan sebuah fakta yang kemudian
menyajikan kesimpulan atas rangkaian temuan dan susunan kejadian.3

B. Struktur Penulisan Investigasi


Kaidah piramida terbalik digunakan sebagai sarana mengorganisir
informasi dari urutan yang paling penting ke yang kurang penting. Pelaporan
investigasi juga mementingkan kebutuhan khalayak yang ingin segera
menemukan apa yang harus dipahaminya.
Carole Rich menyebut “5 Hal Penting” dalam penulisan berita. Rumus
ini dapat dijadikan variasi dari kaidah priramida terbalik. Kelima hal tersebut,
yaitu: news (apa yang terjadi atau akan diperitiwakan), context (latar
3
https://kumparan.com/berita-update/pengertian-dan-contoh-laporan-investigasi-yang-
perlu-diketahui-1wE2QCpJuz6/3 diakses pada tanggal 09 November 2023

3
belakang dari kejadian), scope (apakah peristiwa lokal menjadi bagian dari
peristiwa atau gejala di tingkat nasional), edge (kemana berita hendak
diarahkan dan apa yang terjadi kemudian), dan impact (mengapa menajdi
perhatian banyak orang). Sifat dramatis juga merupakan hal penting yang
harus diperhatikan.
Melalui tiga babak pengisahan, struktur kisah dilaporkan. Pada bagian
awal kisah digambarkan adanya permasalahan. Bagian tengah menyiratkan
berbagai kejadian atau aksi. Sementara itu, akhir kisah dapat memberikan
resolusi.4
Penulisan investigasi tetap memakai dasar pelaporan yang biasa
dikerjakan kalangan jurnalis, yaitu: awal (lead), tubuh (middle), dan penutup
(ending).
Bagian awal
Jenis-jenis lead dari hard news dapat menjadi pembuka yang kerap
dipakai wartawan investigasi ketika mereka telah siap untuk membuka kisah
penyelidikan yang penuh dengan kerumitan. Untuk itu, pembuka jenis
ringkasan (summary) dipergunakan.
Carole Rich memberika bentukan pembuka yang tidak langsung
memaparkan permasalahan. Rich menyebutkan jenis descriptive leads,
narrative leads, dan anecdot leads, sebagai pengawal kisah berita. Selain itu
ada juga pelaporan yang dibuka dnegan lead kutipan langsung.
Bagian tubuh
Banyak bagiannya yang menggunakan teknik penulisan yang didasari
oleh kecakapan penulisan sastra. Penjelasan yang berupa angka-angka atau
statistical memerlukan penanganan khusus agar pembaca tidak jenuh dengan
uraian yang bersifat teknis.
Bagian ini membangun pengisahan menjadi rincian action dari
karakter utama permasalahan yang kompleks, serta perubahan karakter
permasalahan. Salah satu teknik penarik uraian, di bagian tengah ini, adalah

4
Kusumaningrat, Hikmat. 2007. Penulisan Jurnalisme Investigasi. Bandung : PT
REMAJA ROSDAKARYA. Hlm 98

4
pengisahan adegan. Melalui adegan, permasalahan dipertunjukkan seluk
beluk kejadiannya.
Bagian penutup
Bagian akhir dari penulisan investigasi seringkali memaparkan
kedalaman pikiran dan emosi ke dalam benak pembaca.5

C. Etika Investigasi
Pelaporan investigasi memiliki kecenderungan untuk mejadi
pelaporan fakta-fakta tanpa bukti atau pelanggaran faktual. Hal ini
mengundang banyak permasalahan di dalam soal label atau penjulukan,
fitnah, atau pencemaran nama.6
Teori penjulukan ini menyatakan bahwa proses penjulukan ini dapat
sedemikian hebat sehingga korban-korban misinterpretasi ini tidak dapat
menahan pengaruhnya. Untuk itu, warawan harus lebih akurat ketika
menggambarkan who and what we are.
Dalam sikap dan perilaku reportasenya, pekerjaan investigative
reportingmengandung nilai etik jurnalistik. Wartawan investigasi dibatasi
oleh self legislation dan self enforcement di dalam pekerjaannya.
Bagi wartawan yang terbuai kemudahan yang diberikan teknologi
serta tuntutan atas persaingan dagang di kalangan pengelola media massa dan
desakan kebutuhan lain yang bermuara kepada tumpulnya daya kritis mereka,
rangkuman Jurnalisme Investigasi karya Septiawan Santana Kurnia yang
ditampilkan Denoan Rinaldi itu mungkin mencengangkan. Tetapi, andai saja
mereka bekerja layaknya wartawan Indonesia Raya di era 1960-an hingga
1970-an, atau Bondan Winarno pada tahun 1997, tentu paparan itu menjadi
hal biasa yang memang sudah semestinya dilakukan pers.
Kompetensi wartawan yang disyaratkan Dewan Pers telah
mencerminkan hal serupa.7 Bahkan juga rumusan lebih purba, seperti yang
5
Ibid. hlm 99
6
Kurnia, Setiawan Santana. 2003. Jurnalisme Investigasi, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia. Hlm 140
7
Santana, Septiawan 2006. Masalah Dalam Jurnalisme Investasi, Yayasan Obor
Indonesia,.hlm 76

5
ditawarkan Karya Latihan Wartawan Indonesia. Pun materi-materi inhouse
trainingmedia massa, bahkan yang lebih ’kanak-kanak’ seperti Kurikulum
Pendidikan Jurnalistik Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia hasil
Lokakarya Nasional Pers Mahasiswa Indonesia di Universitas Brawijaya,
1992 silam.
Konsep-konsep itu mendasarkan kesadaran bahwa pembelajaran
wartawan dalam mencari, mengolah dan selanjutnya menyajikan fakta dalam
bentuk berita biasanya dilakukan secara berjenjang. Pada saatnya, setiap
wartawan perlu melakukan reportase investigasi ataupun reportase partisipasi
jika harus mengungkap fakta tersembunyi, namun tak perlu setiap saat
menerapkan kedua teknik tersebut.

D. Pengemasan Laporan Investigasi


Hasil penelusuran investigasi yang panjang akan menjadi bagus
apabila disajikan dengan tepat. Media cetak harus membuat pembaca
mengerti dengan gambaran yang diberikan dan membuat hal yang rumit
menjadi mudah dicerna semua kalangan. Bagi televisi, gambar yang kuat dan
lengkap harus didukung unsur lain, begitu juga bila gambar tidak kuat maka
unsur lain harus menjadi daya tarik penonton. Radio, yang hanya
menampilkan suara maka harus dapat membuat theater of mind bagi
pendengar. Sedangkan internet, merupakan media paling lengkap dimana
dapat menyajikan gambar, tulisan, audio, bahkan video sekaligus.
Unsur-unsur awal yang memengaruhi minat penonton televisi dan
pendengar radio:
1. Gambar/suara yang menarik perhatian.
2. Relevansi berita dengan kehidupan mereka.
3. Pengantar cerita yang memikat.
4. Otoritas presenter atau announcer yang mengantarkan cerita.
Jurnalis investigasi harus memahami realitas dan fleksibilitas media
yang akan menayangkan karyanya, sehingga pengemasan, teknik penulisann,
dan strategi penyampaian isi kepada publik akan tepat sasaran. Teknik

6
penulisan naskah menjadi bagian yang tak kalah penting. Cara penulisan
media cetak dengan radio dan televisi tentu berbeda. Media cetak
disampaikan dengan bahasa tulis, sedangkan radio dan televisi menggunakan
bahasa tutur.
Agar proses penyusunan dan pengemasan laporan investigasi mudah,
maka diperlukan adanya pemetaan atau kerangka cerita. Terdapat enam alur
kerangka cerita, yaitu:
1. Strategi membuka cerita, dimulai dengan menampilkan hal yang
menarik dan mencuri perhatian khalayak.
2. Pengantar masalah, yaitu memperkenalkan atau menuntun khalayak
agar memahami persoalan.
3. Inti masalah, memberikan penilaian terhadap sebuah peristiwa
dengan angle yang dianggap tepat, memfokuskan, hingga
menyampaikan hipotesis.
4. Penjabaran masalah (pembahasan, meletakkan konteks, membuka
spektrum).
5. Klimaks (penyajian bukti utama dan menguji hipotesis).
6. Kesimpulan dan penutup
Saat menulis laporan mendalam, jurnalis juga tidak boleh melupakan
elemen penulisan, ini dikhususkan untuk penulisan di media cetak. Menurut
Farid Gaban elemen-elemen tersebut yaitu informatif, signifikan (dampak
bagi pembaca), fokus (menyampaikan pesan tertentu), konteks (perspektif
yang tepat), wajah (kisah manusia lain), bentuk mengandung cerita), dan
suara (menciptakan ilusi).
Sebuah tulisan juga tidak akan berhasil dinikmati pembaca apabila
tidak memberi penekanan terhadap hal yang penting, tidak menghadirkan
fakta-fakta, tulisannya membosankan, tulisan tidak terorganisir, tidak
berimbang, bahasa tidak baik, dan tidak mengaitkan diri dengan pembaca.8

E. Akurasi Laporan Investigasi


8
http://ranimulyati.blogspot.com/2013/10/rangkuman-buku-jurnalisme-investigasi.html
diakses pada tanggal 09 November 2023

7
Pelaporan investigasi adalah bagian yang kuat dalam jurnalisme cetak
dan siaran dan berdiri di garis depan.
1. Pelaporan demikian menghasilkan berita yang tidak akan terungkap
tanpa usaha dari si wartawan.
2. Ia menyediakan kepada pembaca sebuah berita untuk kepentingan
umum yang dirangkai dari berbagai sumber yang sering tidak jelas.
3. Ia mengungkapkan sebuah berita yang mungkin bertentangan dengan
versi dari pemerintah atau pimpinan perusahaan yang mungkin
berusaha menutupi kebenaran.
4. Ia menghasikan sebuah berita yang biasanya dimuat secara mencolok
pada surat kabar atau menjadi berita utama dalam program berita TV.9
Pelaporan investigasi adalah bagian menantang dalam jurnalisme yang
mengalami pertumbuhan dan naik daun selama beberapa dasawarsa terakhir
Abad ke – 20. Dalam kaitan dengan tulisan ini, berita investigasi adalah berita
– berita yang: (1) merupakan produk kerja asli si wartawan ketimbang sebuah
laporan investigasi oleh sebuah instansi pemerintah; (2) mengandung
informasi yang tidak akan terungkap tanpa usaha si wartawan; dan (3) penting
bagi publik.
Wartawan investigasi biasanya orang yang lebih berpengalaman dari
jajaran wartawan dalam sebuah surat kabar, majalah, stasiun siaran, atau
sebuah jaringan berita. Seorang wartawan investigasi mungkin sudah
membangun jaringan orang – orang yang merupakan sumber informasi dan
sudah dapat kepercayaan dari mereka. Ia tahu dimana arsip publik disimpan
dan bisa menafsirkan dokumen – dokumen itu. Seorang wartawan investigasi
yang andal memiliki ciri – ciri pribadi yang khas seperti skeptis, sabar, dan
bisa menahan diri manakala ia percaya ada ketidakadilan dan
penyalahgunaan.
Tidak ada yang dianggap berada diluar subyek bagi wartawan
investigasi. Ia punya jajaran yang jauh lebih luas ketimbang jaksa penuntut

9
Santana K. Septiawan. 2003. Jurnalisme Investigasi. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Hlm 201

8
umum karena subyeknya termasuk juga kesalahan yang tidak melanggar
hukum.
Pelaporan investigasi tidak mengenal batas geografis. Beberapa
investigasi tingkat lokal berdampak di tingkat nasional. Tidak menjadi
masalah dari mana sebuah berita investigasi yang menyoroti suatu proses
medis atau mengungkapkan sebuah isu lingkungan yang penting dilaporkan
karena berita itu bisa berdampak pada setiap makhluk hidup.
Oleh karena itu, seorang wartawan investigasi tidak perlu risau dari
mana mereka harus mulai. Namun, dari mana pun mulainya, wartawan itu
akan memperoleh hasil dari kerja mereka yang berjam – jam di ruang redaksi,
di kantor – kantor pemerintah, dan “di jalanan”.
Pembaca surat kabar, pendengar radio, dan penonton televisi sudah
mulai menerima pelaporan investigasi sebagai sebuah pelayanan umum. Tapi
pelaporan investigasi juga merupakan sebuah bisnis.
Sebuah buku yang mengungkapkan sesuatu secara cermat meneliti
sebuah isu atau kejadian, dan ganjarannya adalah larisnya buku itu. Sebuah
artikel di majalah mungkin berisi pelaporan investigasi tentang suatu
kepentingan tertentu sehingga penjualan satu edisinya meledak. Sebuah
stasiun televise menayangka satu seri investigasi pada saat stasiun itu tengah
dinilai oleh sebuah badan penentu peringkat penonton, dan tayangan itu akan
bisa menarik penonton dan meningkatkan pangsa iklannya.
Jenis pelaporan investigasi lain mungkin dilakukan dengan tujuan
yang lebih spesifik atau pamrih. Tapi wartawan investigasi yang berdedikasi
akan melakukan pekerjaannya karena ia percaya pada pentingnya pekerjaan
itu. Wartawan itu yakin bahwa ia ada di pihak kebenaran dan keadilan dan
tahu bahwa sebuah pekerjaan yang dijalankan dengan baik akan
menghasilkan dukungan publik.10

10
Kamath, MV. 1996. Professional Journalism, Vikas Publishing House PVT LTD, New
Delhi. Hlm 139-141

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Laporan investigasi adalah upaya penelitian, penyelidikan, pengusutan,
pencarian, pemeriksaan dan pengumpulan data, informasi, dan temuan
lainnya untuk mengetahui atau membuktikan kebenaran atau bahkan
kesalahan sebuah fakta yang kemudian menyajikan kesimpulan atas
rangkaian temuan dan susunan kejadian.
2. Penulisan investigasi tetap memakai dasar pelaporan yang biasa dikerjakan
kalangan jurnalis, yaitu: awal (lead), tubuh (middle), dan penutup
(ending).
3. Pelaporan investigasi memiliki kecenderungan untuk mejadi pelaporan
fakta-fakta tanpa bukti atau pelanggaran faktual. Hal ini mengundang
banyak permasalahan di dalam soal label atau penjulukan, fitnah, atau
pencemaran nama.
4. Agar proses penyusunan dan pengemasan laporan investigasi mudah,
maka diperlukan adanya pemetaan atau kerangka cerita. Terdapat enam
alur kerangka cerita, yaitu: Strategi membuka cerita, Pengantar masalah,
Inti masalah, Penjabaran masalah, Klimaks dan Kesimpulan dan penutup
5. Jenis pelaporan investigasi lain mungkin dilakukan dengan tujuan yang
lebih spesifik atau pamrih. Tapi wartawan investigasi yang berdedikasi
akan melakukan pekerjaannya karena ia percaya pada pentingnya
pekerjaan itu. Wartawan itu yakin bahwa ia ada di pihak kebenaran dan
keadilan dan tahu bahwa sebuah pekerjaan yang dijalankan dengan baik
akan menghasilkan dukungan publik.

B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu pemakalah memohon saran dan kritik para pembaca demi
kesempurnaan makalah pemakalah berikutnya.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningrat, Hikmat. 2007. Penulisan Jurnalisme Investigasi. Bandung : PT


REMAJA ROSDAKARYA.
Kurnia, Setiawan Santana. 2003. Jurnalisme Investigasi, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Kamath, MV. 1996. Professional Journalism, Vikas Publishing House PVT LTD,
New Delhi.
Santana K. Septiawan. 2003. Jurnalisme Investigasi. Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.
Santana, Septiawan 2006. Masalah Dalam Jurnalisme Investasi, Yayasan Obor
Indonesia,.
Septiawan Santana K. Jurnalistik Investigasi. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
2003.
https://kumparan.com/berita-update/pengertian-dan-contoh-laporan-investigasi-
yang-perlu-diketahui-1wE2QCpJuz6/3 diakses pada tanggal 09 November 2023
http://ranimulyati.blogspot.com/2013/10/rangkuman-buku-jurnalisme-
investigasi.html diakses pada tanggal 09 November 2023

12

Anda mungkin juga menyukai