Suatu peristiwa atau masalah dapat diberitakan jika tersedia sejumlah fakta yang cukup tentang peristiwa atau
masalah itu. Laporan tentang peristiwa atau masalah disebut faktual jika fakta yang disajikan lewat
laporan/berita itu benar-benar ada dan dapat dibuktikan kebenarannya oleh siapa pun.
2. Wawancara
Yang harus disiapkan dan diperhatikan dalam wawancara:
- memilih narasumber yang sesuai dengan kompetensi isu berita yang akan diangkat.
- menyiapkan draft atau materi wawancara, alat tulis, dan alat perekam.
- sikap menghadapi narasumber menyesuaikan dengan kapasitas dan kondisi narasumber.
- mencatat segala atribut dan identitas yang melekat pada narasumber.
- bersikap kritis dan skeptis atas apa yang disampaikan narasumber.
- dan lain-lain.
3. Riset Dokumentasi
Riset dokumentasi dibutuhkan untuk mendukung fakta yang disampaikan dalam berita. Sumber riset
dokumentasi bisa dari buku, kamus, naskah kuno, media massa, data statistik (BPS), dan sebagainya. Sumber
data untuk bahan riset dokumentasi sekarang sangat mudah didapat di internet. Beberapa web menyajikan
kompilasi data yang bisa dijadikan referensi misalnya www.wikipedia.com. Buku, kamus, media massa yang
disajikan secara digital juga sudah bisa diakses melalui internet.
Mengidentifikasi Fakta
Identifikasi fakta maksudnya melihat berbagai hal yang terkandung dalam fakta mulai dari apa yang terjadi,
siapa yang terlibat didalamnya, mengapa itu terjadi, dimana dan bagaimana kejadiannya, serta kenapa itu
terjadi.
Jurnalistik (journalistic) berasal dari kata du jour atau journal (Perancis) yang artinya hari atau
catatan harian. Jurnalistik adalah proses penulisan dan penyebaran informasi berupa berita,
feature, dan opini melalui media massa.
Informasi adalah keterangan, pesan, gagasan, atau pemberitahuan tentang suatu masalah atau
peristiwa. Dalam definisi jurnalistik yang dimaksud dengan informasi adalah news (berita),
views (pandangan atau opini), dan karangan khas yang disebut feature (berisikan fakta dan
opini).
Bahasa jurnalistik bersifat komunikatif dan spesifik. Karakteristik bahasa jurnalistik pada
umumnya antara lain:
1. Jelas; bahasa yang digunakan mudah dipahami dan tidak menimbulkan makna ganda
(ambigu), serta tidak menggunakan bahasa kiasan.
2. Sederhana; menggunakan bahasa awam dan menghindari penggunaan kata dan istilah asing
yang terlalu teknis dan ilmiah. Jika harus digunakan, maka harus dijelaskan pengertiannya.
3. Hemat kata, misal: daripada menjadi dari ; kemudian – lalu; sekarang – kini; kurang lebih –
sekitar; terkejut – kaget; barangkali – mungkin; semakin – kian;
4. Menghindarkan penggunaan kata mubazir (kata yang bisa dihilangkan) dan kata jenuh
(ungkapan klise).
5. Singkat.
6. Dinamis dan tidak monoton, terutama dalam menyebutkan nama tokoh atau tempat secara
berulang.
7. Membatasi diri dalam singkatan atau akronim, kalau perlu dipakai maka pada awal tulisan
harus dijelaskan kepanjangannya.
8. Penulisan kalimat lead dan isi tetap menaati kaidah bahasa.
9. Menulis dengan teratur serta lengkap.
10. Satu gagasan satu kalimat dan semaksimal mungkin menghindari penulisan anak kalimat
yang mengandung banyak kata atau kalimat.
11. Mendisiplinkan pikiran. Jangan mencampurkan bentuk kalimat pasif dengan kalimat aktif.
Sebaiknya menggunakan kalimat aktif untuk memunculkan kesan hidup dan kuat.
Berita
Tidak ada definisi baku yang menjelaskan tentang definisi berita. Menurut Mitchel V. Charnley,
berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan
menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka.
Dari definisi tersebut ada empat unsur yang haus dipenuhi oleh sebuah peristiwa sehingga layak
menjadi berita. Unsur tersebut adalah:
1. Aktual, artinya terkini, terbaru, terhangat (up to date), baru saja atau bahkan sedang terjadi.
Pengertian terbaru bisa merupakan fakta terbaru yang ditemukan dari suatu peristiwa lama.
2. Faktual, artinya kejadiannya benar-benar merupakan suatu kenyataan (fact) bukan fiksi
(rekaan, hayalan, dan karangan). Fakta muncul dari sebuah kejadian nyata (real even),
pendapat (opinion), dan pernyataan (statement).
3. Penting, ada dua hal suatu berita dinilai penting. Pertama, tokoh yang terlibat dalam
pemberitaan adalah tokoh penting. Kedua, materi berita menyangkut kepentingan orang
banyak dan mempengaruhi masyarakat.
4. Menarik, artinya menimbulkan rasa ingin tahu dan ketertarikan untuk menyimak isi berita.
Peristiwa yang menarik selain ketiga hal diatas biasanya bersifat menghibur, mengandung
keganjilan, memiliki unsur kedekatan, mengandung human interest, mengandung unsur seks,
kriminalitas, konflik, dan sebagainya.
Nilai kelayakan suatu peristiwa menjadi sebuah berita tidak berlaku secara universal. Suatu
peristiwa dipandang bernilai berita oleh suatu media namun tidak bernilai berita oleh media lain.
Ada beberapa jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik, yaitu:
1. Berita Langsung (straight news) yaitu jenis berita yang ditulis singkat, padat, lugas, dan apa
adanya. Penulisannya menggunakan gaya pemaparan, yakni memaparkan peristiwa apa
adanya tanpa disertai penjelasan apalagi interpretasi. Struktur penulisannya mengacu pada
struktur piramida terbalik (inverted pyramid), yaitu diawali dengan mengemukakan hal-hal
paling penting, diikuti bagian yang dainggap agak penting, tidak penting, dan seterusnya.
Bagian penting dituangkan pada alinea pertama (lead), setelah judul berita (headlines) dan
baris tanggal (dateline).
2. Berita Opini (opinion news) yaitu berita mengenai pendapat, pernyataan, atau gagasan
seseorang. Biasanya pendapat para cendekiawan, tokoh masyarakat, ahli, atau pejabat
mengenai suatu masalah atau peristiwa. Penulisannya dimulai dengan teras pernyatan
(statement lead) atau teras kutipan (quotation lead) yakni mengedepankan ucapan yang
isinya dianggap paling penting atau paling menarik. Sebagai penanda bahwa itu berita opini ,
biasanya pada judul dicantumkan nama narasumber, diikuti titik dua, lalu kutipan pernyataan
atau kesimpulan pernyataan yang paling menarik.
4. Berita Mendalam (depth news) yaitu berita yang merupakan pengembangan dari berita yang
sudah muncul, dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. Pendalaman
dilakukan denga mencari informasi tambahan dari narasumber atau berita terkait.
5. Berita Penjelasan (explanatory news) yaitu berita yang sifatnya menjelaskan dengan
menguraikan sebuah peristiwa secara lengkap penuh data. Fakta dijelaska secara rinci dengan
beberapa argumentasi atau pendapat penulisnya. Berita jenis ini biasanya panjang lebar
sehingga harus disajikan secara bersambung atau berseri.
6. Berita Penyelidikan (investigative news) yaitu berita yang diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan penelitian aau penyelidikan dari berbagai sumber. Disebut juga berita
penggalian karena wartawan menggali informasi dari berbagai pihak
Sebuah berita harus mencakup fakta dan data sebuah peristiwa yang mengandung enam unsur
yang menjadi rumus umum penulisan berita, yakni 5W (What, Who, When, Where, Why) + 1H
(How).
Dari segi isi beita umumnya penulisan berita mengacu pada struktur penulisan berita piramida
terbalik. Bagian paling penting dituangkan pada lead.
Komposisi Tulisan
Susunan berita umumnya terdiri dari empat bagian:
1. Headline, kepala berita atau judul berita.
2. Dateline, yaitu waktu dan nama tempat berita dibuat atau diperoleh.
3. Lead atau teras berita.
4. News Body, yakni tubuh atau isi berita.
Kadang-kadang dimasukan satu bagian lagi, ditempatkan dibawah judul, yakni eye catcher atau
eye catching (penarik minat mata pembaca untuk membaca). Biasanya berupa kutipan dari isi
berita atau kutipan isi pembicaraan nara sumber yang paling menarik.
PENUTUP KURANG
PENTING
Dari Eksistensi Hingga Mengembangkan Potensi
(Selayang Pandang Soal Manajemen Organisasi Penerbitan)
Motivasi Berorganisasi
Sebuah komunitas khususnya organisasi tak lepas dari motivasi individu didalamnya. Visi dan
misi organisasi hanya tinggal jargon jika tak ditopang dengan motivasi individu didalamnya.
Begitu juga organisasi yang mengelola media jurnalistik di sekolah.
Dinamika pasang surut organisasi itu sudah biasa. Yang penting menjaga stabilitas organisasi.
Apa dan bagaimana yang harus dilakukan ketika organisasi lagi lesu dan bagaimana mengelola
ketika organisasi sedang greng-grengnya.
Apa motivasi anda tergabung dalam organisasi penerbit media jurnalistik? Menurut penulis,
motivasi dasar ikut organisasi itu adalah untuk mengembangkan diri dan mengasah potensi.
Terserah kita nanti jadi apa dan bagaimana prosesnya. Di organisasi, kita akan bersentuhan
dengan beragam individu dengan sifat dan karakter yang berbeda. Dari sinilah daya kritis dan
kontrol kita terasah.
Dalam dunia jurnalistik, kita akan menikmati menu-menu makanan seputar jurnalistik. Tak
hanya seputar jurnalisme, jiwa kepemimpinan dan kreativitas juga diasah sedemikian rupa.
Maka, tatalah motivasimu sekarang juga!!! Tak penting apakah anda ingin jadi wartawan,
aktivis, atau penulis. Asah kreativitasmu menurut potensi dan kemampuanmu. Anda akan
menuai hasilnya ketika terjun dalam dunia masyarakat yang lebih luas. Mereka yang konsisten
akan menuai manfaatnya di kemudian hari. Sebaliknya, mereka yang lesu darah akan menderita.
Intinya, gali potensi dan kembangkan kreativitasmu. Itu motivasinya.
Redaksi:
- Dewan Redaksi
- Reporter
Ketua Umum
MODEL II
Sekretaris Bendahara
Redaksi:
- Dewan Redaksi
- Reporter
Hanya saja, ada keuntungan tersendiri ketika kegiatan jurnalistik diwadahi dalam sebuah
lembaga yang berdimensi keorganisasian dan aktivitas jurnalistik. Jika medianya dibredel, maka
institusi lembaga tetap berdiri. Sebaliknya jika murni hanya sebuah lembaga penerbitan, ketika
media dibredel, besar kemungkinan lembaganya juga tutup buku.
Pada model I, organisasi penerbitan langsung dipimpin Pimpinan Redaksi (Pimred). Pimred
bertugas mengarahkan redaksi dalam merancang penerbitan media sekolah. Pimred bertanggung
jawab atas kinerja organisasi penerbitan dan isi dari media penerbitan. Sekretaris Redaksi
bertugas mencatat segala hal yang berhubungan dengan administrasi kesekretariatan mulai dari
surat menyurat hingga catatan rapat redaksi. Bendahara Redaksi bertugas mencatat laporan
keuangan redaksi baik pengeluaran dan pemasukan.
Sementara itu, Dewan Redaksi merupakan wadah yang berisi sejumlah orang penting dan punya
kewenangan penuh dalam mengarahkan dan memberi masukan pada kualitas isi media
jurnalistik. Sedangkan reporter adalah orang-orang yang ditugaskan mencari bahan berita di
lapangan.
Pada model II, diatas lembaga penerbitan, ada struktur organisasi lain yang membawahinya.
Model ini bukan model lembaga penerbitan yang murni tapi masih ada struktur lain yang
membawahi.
AD dan ART jadi acuan utama setiap kegiatan termasuk visi dan misi didalamnya. Untuk hal
yang lebih teknis, diatur dalam Juklak dan Juknis, misal Juklak dan Juknis untuk
Kesekretariatan, Pengelolaan Keuangan/Dana, Penerbitan, hingga Penelitian dan Pengembangan
SDM (Rekrutmen dan Kaderisasi).
AD
ART
AD/ART mencakup visi, misi, tujuan, sejarah kelembagaan, identitas lembaga, aturan
keanggotaan, hirarki wewenang pengurus, ruang lingkup rapat-rapat, dan sebagainya. Sementara
Juklak dan Juknis mengatur secara detil tentang cara dan perangkat realisasi kegiatannya.
AD/ART disusun atau direvisi setiap masa periode kepengurusan tertentu menyesuaikan kondisi
dan kebutuhan organisasi. Setiap rapat resmi penting dipatuhi untuk membahas segala macam
usulan hingga membuat keputusan. Rapat atau musyawarah besar mutlak digelar dalam masa
transisi pergantian kepemimpinan.
Tak kalah pentingnya adalah mentradisikan kelompok-kelompok diskusi formal maupun non
formal. Melalui aktivitas non formal inilah biasanya inspirasi lebih mudah muncul karena batin
kita bisa lepas, tidak terkungkung dalam suasana formal seperti rapat. Kegiatan refreshing
lainnya cukup jitu untuk mensiasati kelesuan dan kepenatan.