Dengan nama Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT. yang dengan ridho-Nya, kami
Investigasi” yang kami buat berdasarkan referensi yang kami ambil dari
dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada
kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
untuk mengetahui pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, proses, wawancara, tata cara
penulisan, perkembangan serta contoh kasus dan analisis dari jurnalisme
investigasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Investigative berasal dari kata vestigum, yang berarti “jejak kaki”. Pada sisi ini,
hal itu menyiratkan pelbagai bukti yang telah menjadi suatu fakta, berbentuk data dan
keterangan , dari sebuah peristiwa.
5
dasar factual dari hal-hal aktual yang tengah menjadi pembicaraan publik, keadilan
yang korup, manipulasi laporan keuangan, bagaimana houkum dilanggar, perbedaan
antara profesi dan praktisi, hal-hal yang sengaja disembunyikan, dan lain-lain.
1. Conception. Unsur awal dari kerja investigasi ini berkaitan dengan apa
yang disebut pencarian berbagai ide. Menurut Williams, ide atau gagasan bisa
didapat melalui: saran seseorang, menyimak berbagai narasumber eguler,
membaca, memanfaatkan potongan berita, mengembangkan sudut pandang
lain dari peristiwa berita, dan observasi langsung.
2. Feasibility Study. Usai mengonsep gagasan, langkah selanjutnya adalah
mengukur kemampuan dan perlengkapan yang diperlukan. Berikut adalah
beberapa hal yang perlu dipelajari watawan sebelum memulai liputan
investigasi: berbagai halangan yang harus diatasi, orang-orang yang
6
diperlukan, kemungkinan adanya tekanan terhadap media, serta menjaga
kerahasiaan dari media lain.
3. Go-No-Go Decision. Langkah ini merupakan pengukuran terhadap hasil
investigasi yang akan dilakukan. Setiap liputan investigasi mesti
memperhitungkan hasil akhir dari proyek penyelidikan yang akan dikerjakan.
4. Basebuilding. Langkah ini berkaitan dengan upaya wartawan untuk
mencari dasar pijakan dalam menganalisis sebuah kasus.
5. Planning. Langkah perencanaan ini berkaitan dengan kerja
pengumpulan, penyusunan, dan pemilihan orang yang akan melaksanakan
tugas-tugas tertentu.
6. Original Research. Kegiatan riset di sini berarti kerja pencarian data,
penggalian bahan, yang umumnya terdiri dari dua kerja penelusuran, yaitu:
penelusuran paper trails dan penelusuran people trails.
7. Re-evaluation. Setelah segala tindakan investigasi dilaksanakan dan
mendapat banyak masukan data dan informasi, diadakan kegiatan
mengevaluasi kembali segala hal yang telah dikerjakan dan didapat.
8. Filling the Gaps. Pada fase ini, kegiatan investigasi mengupayakan
menutupi beberapa bagian bahan yang belum terdata.
9. Final Evaluation. Tahap evaluasi ini adalah pekerjaan mengukur hasil
investigasi dengan kemungkinan buruk atau negatif. Yang terpenting adalah
mengevaluasi keakurasian pihak-pihak yang hendak dilaporkan di dalam
standar pekerjaan jurnalistik.
10. Writing and Rewriting. Pekerjaan menulis laporan
memerlukankesabaran, ketekunan, dan kemauan untuk terus memperbaiki
penulisan berita jika diperlukan.
11. Publication and Follow up Stories. Pelaporan berita investigasi biasanya
tidak hanya muncul di dalam satu kali penerbitan. Masyarakat kerap
memerlukan perkembangan dari masalah yang diungkap.
7
2.5 Wawancara Investigasi
Teknik Wawancara
Keterangan Narasumber
9
Melakukan Wawancara (Investigatif)
Ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan wartawan di dalam melaksanakan
kegiatan wawancara, yaitu upaya mempersiapkan wawancara dan mengajukan
pertanyaan yang bagus serta upaya mempersiapkan wawancara dengan pengumpulan
informasi yang terkait.
Kualitas pertanyaan akan menentukan seberapa bagus berita dapat dibuat. Karena,
ajuan pertanyaan yang dilontarkan wartawan itu bisa berarti risiko, ancaman, dan
tekanan. Di dalam wawancara yang tengah berlangsung, hendaknya hindari
pertanyaan yang menggunakan kata perasaan.
Selain itu, bagi wartawan investigatf, hal yang sangat mutlak adalah persiapan
membaca berbagai peristiwa kontemporer.
Interviews from the Outside In: Interviews from the Outside In merupakan
jenis wawancara melingkar yang melibatkan keseluruhan subjek-subjek
wawancara dari yang paling tidak penting sampai pada yang paling penting.
Smoking-Gun Interviews: Wawancara ini bukan dalam bentuk mengajukan
pertanyaan umum, tapi langsung menyodorkan bukti-bukti atau rekaman video
mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh orang yang diwawancara, dan
melontarkan pertanyaan langsung tentang sebuah insiden yang spesifik.
Banyak wartawan investigatif mengkritik interview jenis ini karena mereka
memepercayai semua narasumber harus diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pandanga-pandangan teoritis mereka.
Double Checks and Triple Checks: Reporter yang menggarap kisah-kisah
investigatif memiliki waktu yang lebih panjang dan tidak megalami
tekanan deadline, untuk itu mereka diharuskan melakukan upaya double
checks and triple checks pada segala sesuatu yang dikatakan oleh sumber
mereka.
Menulis laporan investigasi, tak jauh berbeda dengan kerja redaktur, khususnya
dalam kepekaan untuk mengedit naskah tulisan reporter atau copy editing siaran.
Penulisan investigatif memerlukan kecermatan dalam mengengkat berbagai fakta
yang hendak dilaporkan. Rangkaian berbagai fakta yang ditemukan selama
melakukan riset, tidak perlu dijelaskan dengan sedemikian ekspositoris oleh penulis.
Rangkaian fakta yang disampaikan merupakan representasi dari apa-apa yang hendak
dihipotesiskan wartawan investigasi.
11
Penulisan memerlukan upaya yang bersifat pengecekan, evaluatif, atau lontaran
saran dan pandangan dari pada narasumber yang telah menjadi informan di dalam
pelaporan tersebut. Hal ini sangat penting dilakukan bagi penulisan investigasi dengan
tujuan menghindarkan terjadinya ketidaktepatan dan kesalahpahaman yang bisa
berakibat fatal.
Pelaporan investigatif juga menjadi sebuah bentuk penulisan yang tidak hanya
berisi muatan fakta-fakta tenttang pelanggaran, akan tetapi terkait juga upaya
pembuatan kisah berita yang dapat menembus emosi pembaca serta mempersuasi
khalayak.
12
Sistem ini menjamin panyajian hasil investigasi menjadi sepersis apa yang telah
didapat oleh wartawan di lapangan. Sistem memo ini merupakan berbagai berita
harian yang dikerjakan wartawan itu sendiri.
Melalui sistem memo, wartawan investigasi emiliki peluang yang terukur untuk
membuat sajian penulisan berita yang memikat. Hal ini dikarenakan bahan sudah
lengkap, sehingga tinggal menerjakan penulisan akhir saja. Ketika mengerjakannya,
dengan memanfaatkan memo-memo tersebut, pelaporan dengan mudah tinggal
mengurutkannya saja.
Carole Rich menyebut “5 Hal Penting” dalam penulisan berita. Rumus ini dapat
dijadikan variasi dari kaidah priramida terbalik. Kelima hal tersebut, yaitu: news (apa
yang terjadi atau akan diperitiwakan), context (latar belakang dari
kejadian), scope (apakah peristiwa lokal menjadi bagian dari peristiwa atau gejala di
tingkat nasional), edge (kemana berita hendak diarahkan dan apa yang terjadi
kemudian), dan impact (mengapa menajdi perhatian banyak orang). Sifat dramatis
juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan.
Melalui tiga babak pengisahan, struktur kisah dilaporkan. Pada bagian awal kisah
digambarkan adanya permasalahan. Bagian tengah menyiratkan berbagai kejadian
atau aksi. Sementara itu, akhir kisah dapat memberikan resolusi.
13
·Bagian awal
Jenis-jenis lead dari hard news dapat menjadi pembuka yang kerap dipakai
wartawan investigasi ketika mereka telah siap untuk membuka kisah penyelidikan
yang penuh dengan kerumitan. Untuk itu, pembuka jenis ringkasan (summary)
dipergunakan.
·Bagian tubuh
Bagian ini membangun pengisahan menjadi rincian action dari karakter utama
permasalahan yang kompleks, serta perubahan karakter permasalahan. Salah satu
teknik penarik uraian, di bagian tengah ini, adalah pengisahan adegan. Melalui adegan,
permasalahan dipertunjukkan seluk beluk kejadiannya.
Bagian penutup
Bagian akhir dari penulisan investigasi seringkali memaparkan kedalaman pikiran dan
emosi ke dalam benak pembaca.
14
2.11 Perkembangan Jurnalisme Investigasi
Pada 1975, investigative reporting telah menjadi jargon populer. Selain itu, para
pekerjanya juga mendirikan perkumpulan bernama investigative Reporters and
Editors Inc. (IRE) pada akhir 1990-an. Keberadaan IRE ditujukan pada pertumbuhan
profesi wartawan investigasi, seperti kegiatan seminar mencari teknik-teknik baru
investigasi, pelatihan riset yang menunjang penginvestigasian melalui internet atau
alat penginderaan jarak jauh, sampai ke kegiatamn pemberian penghargaan kepada
karya-karya investigasi yang terpilih setiap tahun.
Bejo adalah salah satu oknum pembuat bakso boraks, dirinya mengatakan
bahwa pijar atau boraks dapat mudah ditemukan di pasar-pasar. Pijar merupakan
bahan pengawet dan bisa untuk membasmi kecoa dan tawas yang mengandung
alumunium sulfat. Perlu diketahui bahwa jika sering dikonsumsi maka akan
mengendap di tubuh dan dapat menyebabkan gangguan syaraf dalam jangka
panjangnya.
15
Sepintas memang tidak dapat dibedakan mana bakso sehat dan bakso berbahaya.
Apa saja yang perlu dicermati? Simak beberapa tips berikut ini:
1. Bakso yang tidak mengandung pengawet berbahaya umumnya hanya tahan satu
hari di dalam suhu konstan. Masa pakainya begitu pendek mengingat bakso
termasuk makanan basah yang memang berkarakter cepat busuk.
2. Bakso yang mengandung boraks akan berwarna lebih putih dan mengeluarkan
bau tidak alami. Sementara bakso ‘murni’, bagian luarnya berwarna abu-abu
seperti daging rebus dan dalamnya berwarna kemerahan.
3. Begitu digigit, bakso yang mengandung boraks akan kembali ke bentuk semula.
4. Bakso yang mengandung boraks dan formalin akan terbebas dari hinggapan
lalat. Kucing pun enggan menyantapnya.
Analisis kasusnya:
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
17
bagi wartawan investigatf, hal yang sangat mutlak adalah persiapan membaca
berbagai peristiwa kontemporer.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
18