Anda di halaman 1dari 37

DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................ . i

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 1
C. Tujuan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................. 2


A. Pengertian Akhlak Tasauf ...................................................... 2
B. Hubungan Akhlak dengan Tasauf............................ ...................... 3
C. Ruang Ligkup Akhlak dengan Tasauf.............................................. 4
D. Tujuan Mempelajari Akhlak dengan Tasauf.................................... 6
E. Manfaat Mempelajari Akhlak dengan Tasauf.................................. 7

BAB III PENUTUP .......................................................................... 9


A. Kesimpulan ............................................................................. 9
B. Daftar Pustaka ........................................................................... 9

1
Artikel pengertian akhlak dan tasawuf ini membahas pengertian akhlak dan tasawuf baik dari segi
bahasa maupun istilah; ruang lingkup dan manfaat mempelajari ilmu akhlak; sumber ajaran tasawuf; serta
dilengkapi dengan kajian hubungan antara akhlak dan tasawuf.
Artikel tentang akhlak dan tasawuf ini selengkapnya:

Pengertian Akhlak dan Tasawuf


Pengertian Akhlak:

Secara bahasa akhlak berasal dari kata artinya perangai, kebiasaan, watak,
peradaban yang baik, agama. Kata akhlak sama dengan kata khuluq. Dasarnya adalah:
1. QS. Al- Qalam: 4:
2. QS. Asy-Syuara: 137:
3. Hadis :
Menurut Istilah, akhlak adalah:
1. Ibnu Miskawaih: sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melaksanakan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran danpertimbangan.
2. Imam Ghazali: sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan yang
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Ciri Perbuatan Akhlak:
1. Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2. Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3. Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4. Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5. Dilakukan dengan ikhlas.
Ruang lingkup Kajian Ilmu Akhlak:
1. Perbuatan-perbuatan manusia menurut ukuran baik dan buruk.
2. Objeknya adalah norma atau penilaian terhadap perbuatan tersebut.
3. Perbuatan tersebut baik perbuatan individu maupun kolektif.
Manfaat mempelajari Ilmu Akhlak:
1. Menetapkan criteria perbuatan yang baik dan buruk.
2. Membersihkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat.
3. Mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia.
4. Memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau
buruk.
Pengertian Tasawuf:
1. Secara bahasa tasawuf berarti:
a. saf (baris), sufi (suci), sophos (Yunani: hikmah), suf (kain wol)
b. sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk
kebaikan dan bersikap bijaksana.
2. Menurut Istilah:
a. Upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia dan memusatkan perhatian
hanya kepada Allah Swt.
b. Kegiatan yang berkenaan dengan pembinaan mental ruhaniah agar selalu dekat dengan Tuhan.
Sumber Ajaran Tasawuf:

Unsur Islam:

Al-Quran mengajarkan manusia untuk: mencintai Tuhan (QS. Al-Maidah: 54), bertaubah dan
mensucikan diri (QS> At-Tahrim: 8), manusia selalu dalam pandangan Allah dimana saja (QS. Al-Baqarah:
110), Tuhan memberi cahaya kepada HambaNya (QS. An-Nur: 35), sabar dalam bertaqarrub kepada Allah
(QS. Ali Imran: 3)
Hadis Nabi seperti tentang rahasia penciptaan alam adalah agar manusia mengenal penciptanya.
Praktek para sahabat seperti Abu Bakar Ash-shiddiq, Umar Ibn Khattab, Usman Ibn Affan, Ali Ibn
Abi Talib, Abu Zar Al-Ghiffari, Hasan Basri, dll.
Unsur Non Islam:

Nasrani: Cara kependetaan dalam hal latihan jiwa dan ibadah.


Yunani: Unsur filsafat tentang masalah ketuhanan.
Hindu/Budha: mujahadah, perpindahan roh dari satu badan ke badan yang lain.
Hubungan Akhlak dengan Tasawuf:

2
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara
sesame manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan
Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya tasawuf
mementingkan akhlak.

BAB I KATA PENGANTAR

Ada anekdot yang mengatakan bahwa jurnalis adalah orang yang sedikit tahu tentang banyak
hal. Artinya, sejalan dengan profesinya yang memilih dan memilah realitas sosial yang akhirnya
menjadi produk berita yang kita baca di surat kabar dan majalah, kita dengar di radio atau kita
saksikan di televisi ditambah dengan tekanan tenggat waktu (deadline) yang ketat menuntut jurnalis
menjadi tahu berbagai peristiwa tetapi serba sedikit.
Diperlukan kemampuan teknis dalam kinerja jurnalistik untuk mengolah suatu realitas
menjadi berita yang akan dikonsumsi oleh publik. Sebab tidak semua realitas sosial itu bisa menjadi
berita. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhinya, yang dalam konteks jurnalistik disebut nilai
berita (news worthy). Di samping itu publik juga semakin cerdas membedakan antara realitas sosial
dengan realitas media massa. Singkatnya, serupa tapi tak sama.
Dalam dunia jurnalistik berlaku adagium: the bad news is the good news. Dengan demikian,
salah satu tugas jurnalis adalah membongkar kebohongan publik dalam rangka memenuhi tuntutan
ethis profesinya sebagai alat kontrol sosial. Tidak jarang bahkan kadang kala menghadapi resiko
kehilangan nyawa dalam menjalankan profesinya itu.
Gambaran umum karier dan kinerja jurnalistik sebagai berikut: Pemimpin redaksi (Editorial);
Redaktur Pelaksana (Analysis); Redaktur Halaman (Feature); Reporter Senior (Straight/Hard News)
dan Reporter Yunior (Spot News). Masalahnya, kinerja jurnalis ini dianalisis berdasarkan perspektif
ilmiah-akademik, yang notabene domainnya berbeda dengan domain jurnalis, termasuk jenis yang

3
banyak tahu tentang sedikit hal. Saya termasuk pada yang disebut terakhir ini. Meskipun demikian,
sebagai dosen yang dipercaya untuk mengasuh mata kuliah : Teknik Mencari dan Menulis Berita,
saya pun berupaya menulis semacam diktat kuliahnya yang jelas bukan dimaksudkan sebagai bacaan
instant mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini. Tetapi hanya sekedar sebagai bahan pengantar
diskusi di ruang kuliah tentang seluk-beluk dunia jurnalistik yang sangat kompleks.
Akhirnya, bukan basa-basi terdapat kekurangan di sana-sini dalam tulisan ini. Bahkan
mungkin tidak layak disebut sebagai tulisan ilmiah. Apabila setelah membacanya Anda menjadi
bingung maka percayalah bahwa saya pun ikut bingung. Untuk itu semua saya tidak akan minta
maaf, lebih adil Anda membuat tulisan dengan tema yang sama sebagai komparasinya dalam rangka
dialektika ilmiah.

BAB II PEMBAHASAN

I. Introduksi

Secara garis besar produk media massa terdiri dari:


Pertama, berita (news).
Kedua, opini (opinion).
Ketiga, iklan (advertising) yang sebetulnya bukan produk jurnalistik tetapi memakai teknik
jurnalistik.

Sesuai dengan keperluan mata kuliah: Teknik Mencari dan Menulis Berita maka tulisan ini hanya
akan membahas tentang berita dan opini dengan seluk-beluknya yang memuat empat pokok bahasa
utama sebagai berikut:

= Pertama, konsep dasar pers dan berita. Ini membahas antara lain relasi pers dengan berita,
pengertian berita, unsur-unsur berita, klasifikasi berita, jenis berita dan elemen berita.

= Kedua, konsep dasar pemberitaan yang antara lain menyorot fungsi pemberitaan, pembatasan
pemberitaan, perbedaan antara fakta dengan opini dan seputar opini.

4
= Ketiga, teknik mencari berita. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa teknik mencari berita.
Secara umum: observasi (observation), wawancara (interview), cover up dan press release. Kontak
resmi pers (formal press contact): konferensi pers (press conference), wisata pers (press tour), resepsi
pers (press reception), jamuan pers (press gathering) dan taklimat pers (press briefing). Kontak tidak
resmi pers (informal press contact): keterangan pers (press statement), wawancara pers (press
interview) dan jamuan pers (press gathering). Keempat, teknik menulis berita. Di bagian akhir ini
akan diuraikan beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebelum menulis berita. Serta kiat menulis
berita langsung (straight news), berita ringan (soft news), berita kisah (feature), artikel dan resensi
buku.

= Keempat pokok bahasan di atas saling kait-mengait satu sama lain. Artinya, dibutuhkan penjelasan
secara holistic, bukan parsial untuk menjelaskan eksistensi pers baik dalam konteks institusi sosial
maupun jurnalisme. Dengan demikian, semuanya membutuhkan telaah akademik yang mendalam
meskipun tidak terlalu detil karena keterbatasan ruang dan waktu yang tersedia.

II. Konsep Dasar Pers dan Berita

A. Relasi Pers dan Berita

Pers atau press (Inggris) dalam Bahasa Indonesia yang kita kenal saat ini berasal dari Bahasa
Belanda. Ini kurang lebih menyiarkan berita dari barang cetakan. Sebagai mana yang telah
disebutkan di atas, berbicara tentang pers mencakup dua pengertian sebagai berikut: Pertama, pers
sebagai institusi sosial yang berfungsi sebagai watch dog of the press bagi institusi lainnya seperti
legislatif, eksekutif dan yudikatif. Dalam konteks ini, sebagian analisis berpendapat di sinilah
manifestasi pers sebagai the fourth estate dalam sistem sosial. Masalahnya, pers tidak bisa disebut
sebagai institusi sosial apabila produk jurnalistik yang dihasilkannya tidak bermakna secara sosial.
Dari sinilah dimulai pembahasan berikutnya pers dalam konteks jurnalisme. Kedua, pers sebagai
jurnalisme berarti kinerja dalam rangka memilah dan memilih realitas sosial yang akan diolah
sebagai informasi yang Anda baca di surat kabar atau majalah, Anda dengar di radio atau Anda
saksikan di televisi.
Dalam konteks jurnalisme ini pulalah realitas sosial diubah menjadi realitas media massa
dalam dua bentuk: Pertama, realitas sosiologis dalam tataran obyektif yang bermanfaat bagi publik.
Misalnya, berita tentang naiknya harga BBM, TDL, PAM dst. Kedua, realitas psikologis yang hanya
bermain dalam tataran subyektif pengisi waktu luang untuk melupakan atau lari sejenak dari realitas
empiris yang tidak mengenakkan. Misalnya, berita seputar kawin-cerainya artis x dan sejenisnya
produk beberapa infotainment di layar kaca. Secara akademik ini sebetulnya tidak layak disebut pers
meskipun mekanisme kerjanya sesuai dengan kinerja jurnalistik.

B. Pengertian Berita

Berita atau dalam Bahasa Inggris disebut NEWS (North; East; West; South) yang bermakna
setiap realitas sosial yang berasal dari keempat penjuru arah mata angin di atas berpotensi dijadikan
sebagai bahan berita. Tetapi tidak semua realitas sosial itu lantas serta-merta bisa dijadikan berita.
Dari sinilah diskursus tentang nilai berita (news worthy) dimulai. Bahkan ada anekdot yang
mengatakan bahwa jika ada orang digigit anjing maka itu bukan berita. Sebaliknya jika ada orang
menggigit anjing maka itu baru berita. Terdapat unsur kejutan di sini.

C. Unsur-Unsur Berita
Sebagian pakar jurnalistik memaparkan unsur-unsur jurnalistik sebagai berikut: aktual
(timeliness); penting (significance); terkenal (prominence); besar (magnitude); dekat (proximity);

5
manusiawi (human interest).
Sementara sebagian pakar lainnya mengatakan sebagai berikut: kebaruan (newness); informatif
(informative); luar biasa (unusualness); ekslusif (exclusive); berdampak (impact); pertentangan
(conflict); tokoh publik (public figure/news maker); seks (sex).

D. Klasifikasi Berita

Ada tiga klasifikasi berita sebagai berikut: Pertama, berdasarkan sifatnya: berita yang bisa
diduga dan berita yang tak terduga. Kedua, berdasarkan peristiwanya: berita yang terjadi di tempat
tertutup (in door news) dan berita yang terjadi di tempat terbuka (out door news). Ketiga, berdarkan
materinya: berita sosial; berita politik, berita hukum; berita ekonomi; berita budaya; berita olah raga
dan kesehatan dll.

E. Jenis Berita

Secara garis besar jenis berita terbagi tiga sebagai berikut: Pertama, berita langsung
(straight/hard news) adalah laporan langsung suatu peristiwa. Kedua, berita ringan (soft news) adalah
laporan yang berupa kelanjutan atau susulan peristiwa pertama. Ketiga, berita kisah (feature) adalah
produk jurnalistik yang melukiskan suatu pernyataan yang lebih terperinci. Sehingga apa yang
dilaporkan terasa hidup dan tergambar dalam imajinasi pembaca. Bentuknya berupa laporan suatu
peristiwa dengan model bercerita atau bertutur. Sebagian pakar jurnalistik menggolongkannya pada
berita ringan juga.
Lebih jauh pakar jurnalistik membagi beberapa jenis berita kisah (feature) sebagai berikut:
Pertama, berita kisah minat insani yang mengaduk-aduk suasana hati dan menguras air mata
pembaca. Kedua, berita kisah sejarah yang merupakan rekonstruksi peristiwa masa lalu bukan
sekedar membeberkan fakta tetapi juga mencakup aspek-aspek manusiawinya yang mengundang
simpati dan empati pembaca. Ketiga, berita kisah biografi yang memuat riwayat perjalanan hidup
seseorang yang bermanfaat bagi peradaban dunia karena pengabdiannya. Keempat, berita kisah
perjalanan untuk mengenal lebih dekat suatu tempat yang memiliki daya tarik tertentu. Kelima, berita
kisah petunjuk praktis yang mengajarkan bagaimana melakukan sesuatu. Keenam, berita kisah ilmiah
yang mengungkapkan sesuatu yang berkaitan dengan dinamika ilmu pengetahuan.
Di samping itu masih ada beberapa jenis berita yang sebenarnya merupakan derivasi berita
sebelumnya sebagai berikut: Pertama, berita menyeluruh (comprehensive news) adalah laporan suatu
peristiwa yang bersifat menyeluruh yang ditinjau dari berbagai aspek. Kedua, berita mendalam
(depth news) adalah laporan suatu peristiwa yang memerlukan penggalian informasi yang aktual,
mendalam, tajam, lengkap dan utuh (dept reporting). Bukan opini jurnalisnya. Ketiga, berita
penyelidikan (investigative news) adalah laporan suatu peristiwa yang terpusat pada sejumlah
masalah yang kontraversial. Biasanya dengan penyelidikan yang tersembunyi untuk memperoleh
fakta. Keempat, berita interpretatif (interpretative report) adalah laporan suatu peristiwa yang
fokusnya pada isu atau masalah kontraversial yang memerlukan penafsiran. Kelima, tajuk rencana
(editorial writing) adalah laporan suatu peristiwa dengan menyajikan fakta dan opini yang
menafsirkan berita-berita penting dan mempengaruhi opini publik. Biasanya ditulis oleh pemimpin
redaksi atau jurnalis senior suatu media massa yang mewakili institusinya. Bukan mewakili pribadi
Yang bersangkutan.

F. Elemen Berita

6
Kajian ini lebih membahas secara spesifik elemen berita di media cetak yang terdiri dari enam
bagian sebagai berikut: Pertama, judul (headline) yang biasanya dilengkapi dengan anak judul.
Kedua, baris tanggal dan tempat (dateline). Ketiga, teras berita (lead). Keempat, tubuh berita (body)
yang bisa terdiri dari beberapa subjudul. Kelima, keterangan subjudul (catch all). Keenam,
keterangan tambahan (elaboration).

III. Konsep Dasar Pemberitaan

Berita merupakan kebutuhan primer manusia modern. Serta berperan besar dalam perubahan
sosial melalui interaksi antarmanusia dalam masyarakat. Dengan kata lain, berita mempunyai fungsi
sosial.

A. Fungsi Pers

Ada empat fungsi dasar pers: Pertama, informatif. Kedua, edukatif. Ketiga, hiburan. Keempat,
kontrol sosial. Dalam konteks ini pers wajib membebaskan dirinya dari berbagai tekanan baik yang
berbentuk kapital (pemilik modal) maupun kekuasaan (pemerintah dan masyarakat) yang
manifestasinya berbagai regulasi dan demonstrasi kelompok para militer yang mengintimidasi kinerja
pers di era reformasi ini.
Tetapi kemerdekaan pers (freedom of the press) bukan dimaksudkan sebagai anything we can sell.
Artinya, ia harus mempertimbangkan norma sosial (etiket), norma hukum dan norma moral (etika
pers) yang berlaku.

B. Pembatasan Pemberitaan

Pertama, pembatasan oleh hukum positif dalam bentuk delik pers, yaitu: pelanggaran pidana
yang dilakukan oleh pers yang menyangkut keamanan negara; penghinaan; pornografi; pelecehan
agama; kabar bohong. Kedua, pembatasan oleh kode etik jurnalistik yang antara lain menyangkut
pertanggungjawaban; cara pemberitaan dan menyatakan pendapat; pelanggaran hak jawab; sumber
berita; kekuatan kode etik dan pentaatan kode etik. Ketiga, pembatasan tidak formal. Ini biasa disebut
pembatasan ekstrakonstitusional. Misalnya, tata susila. Tetapi yang lebih dahsyat dari penguasa
berbentuk budaya telepon untuk tidak memberitakan hal-hal yang sensitif; sensor preventif; tidak
adanya jaminan keamanan bagi wartawan dalam menjalankan profesinya yang marak ketika rezim
Orde Baru dulu berkuasa.

C. Perbedaan Fakta dengan Opini

Dalam pemberitaan harus dibedakan antara fakta (fact) dengan opini (opinion). Dalam dunia
jurnalistik fakta terbagi tiga: Pertama, fakta pertama: jurnalis berada di tempat kejadian dan melihat
langsung dengan mata kepalanya sendiri peristiwa yang akan diberitakan. Kedua, fakta kedua:
jurnalis berada di tempat kejadian dan melihat dengan mata kepalanya sendiri peristiwa yang akan
diberitakan tetapi tidak utuh. Untuk itu dilengkapinya dengan meminta keterangan pihak lain yang
menyaksikannya. Ketiga, fakta ketiga: jurnalis tidak berada di tempat kejadian dan meminta
keterangan pihak lain yang juga tidak berada di tempat kejadian, tetapi dianggap punya keahlian yang
berkaitan dengan peristiwa yang akan diberitakan (baca: saksi ahli).
Sementara opini dimaknai sebagai penilaian moral seseorang terhadap suatu peristiwa.
Masalahnya, dalam kinerja jurnalistik sulit sekali meniadakan opini inj. Artinya, ketika redaktur
menyeleksi hasil reportase sampai editing sebenarnya telah beropini dalam kerjanya. Begitu pula
ketika jurnalis memilih berita yang pantas dimuat dan membuang bagian lain juga telah beropini.
Lantas bagaimana membedakan dengan tegas antara fakta dengan opini? Sebab opini lain di luar

7
jurnalis juga merupakan fakta. Inilah yang akhirnya menimbulkan berbagai aliran jurnalisme sebagai
berikut:
- Pertama, jurnalisme obyektif yang membedakan dengan tegas antara fakta dengan opini.
- Kedua, jurnalisme baru yang merupakan kombinasi sastra dengan teknik jurnalistik yang
dianut Majalah TEMPO ketika dipimpin oleh Gunawan Mohammad.
- Ketiga, jurnalisme investigatif yang melakukan penyelidikan mendalam dalam
pemberitaannya. Sebagai ilustrasi pengungkapan kasus skandal penyadaban kantor Partai
Demokrat yang melibatkan Presiden AS Richard Nixon oleh dua orang jurnalis The
Washington Post.
- Keempat, jurnalisme evaluasi dengan menggabungkan jurnalisme obyektif (primary of fact),
jurnalisme baru (reporter subjectivity) dan jurnalisme investigatif (investaigative reporting)
sekaligus.
- Kelima, jurnalisme presisi yang meramu fakta, interpretasi, analisis dan opini jurnalis ybs.
Sementara pakar jurnalistik lainnya menyebutkan versi lain dari aliran jurnalisme sebagai
berikut: Pertama, jurnalisme bermakna: ditujukan buat khalayak kelas menengah atas dalam
konteks intelektual. Kedua, jurnalisme patriotis: jurnalis merangkap sebagai pejuang dalam
revolusi kemerdekaan. Ketiga, jurnalisme pembangunan khas Orde Baru sebagai mitra
penguasa. Keempat, jurnalisme selera rendah yang dirintis oleh tabloid MONITOR pimpinan
Arswendo Atmowiloto dengan istilah jurnalisme lher. Kelima, jurnalisme plintiran yang
dipopulerkan oleh bekas Presiden Abdurrachman Wahid dengan memutarbalikkan fakta
dengan opini.
- Keenam, jurnalisme talang air yang memuat semua berita tanpa proses editing.

D. Seputar Opini
Pertama,
- tajuk rencana: pendapat atau sikap resmi suatu media massa sebagai institusi terhadap suatu
peristiwa yang berkembang dalam masyarakat. Biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi atau
jurnalis seniornya. Ciri-cirinya untuk pers papan atas hati-hati, konservatif, menghindari kritik
langsung dalam ulasannya. Sementara untuk pers popular berani, atraktif, progresif dan kritik
langsung yang lebih bernuansa sosial daripada pertimbangan politis.
- Kedua, karikatur: opini redaksi berupa gambar yang sarat dengan kritik sosial dengan
memasukkan unsur anekdot atau humor. Sehingga membuat siapa pun yang melihatnya
tersenyum. Termasuk tokoh yang dikarikaturkan itu sendiri.
- Ketiga, pojok: pernyataan singkat nara sumber atau peristiwa tertentu yang dianggap menarik
untuk dikomentari oleh redaksi dengan kata atau kalimat yang mengusik, menggelitik,
reflektif dan terkadang sinis.
- Keempat, esai: karangan prosa yang membahas secara sepintas lalu dari perspektif pribadi
penulisnya tentang seni, sastra dan budaya.
- Kelima, artikel: termasuk news by line yaitu tulisan lepas seseorang yang mengupas tuntas
suatu masalah yang bisa mempengaruhi pembaca. Dari sisi penulisnya terdiri dari artikel
redaksi dan artikel umum. Sementara dari sisi fungsinya terdiri dari artikel khusus dan artikel
sponsor. Bentuknya bisa berupa artikel ringan dalam rubrik anak-anak dan keluarga, artikel
halaman opini dan artikel analisis ahli dalam halaman muka, halaman berita atau rubrik
tertentu. Panjang tulisan yang ditujukan untuk surat kabar sekitar 5 8 halaman kertas kuarto.
Sementara untuk jurnal ilmiah sekitar 10 20 halaman kertas kuarto. Keenam, kolom: opini
singkat dengan tekanan pada aspek pengamatan. Serta pemaknaan terhadap suatu persoalan
atau keadaan tertentu dalam masyarakat. Panjang tulisan biasanya setengah panjang esai atau
artikel. Ketujuh, surat pembaca: opini singkat yang ditulis pembaca yang dimuat dalam rubrik
khusus Surat Pembaca.

8
-

III. Teknik Mencari Berita

A. Secara Umum
Pertama, observasi (observation): pengamatan realitas oleh jurnalis baik secara langsung (participant
observation) maupun tidak langsung (non participant observation). Misalnya, kasus luapan Lumpur
Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Kalau yang pertama jurnalis tinggal dan hidup di
sana berempati dan ikut merasakan penderitaan masyarakat korban bencana itu maka yang kedua
jurnalis hanya sekedar bersimpati dan mencari informasi sebagai bahan berita.
Kedua, wawancara (interview): tanya jawab baik lisan maupun tulisan antara jurnalis
(interviewer/information hunter) dengan nara sumber (interviewee/information supplier) yang terdiri
dari
(1). Man in the street interview adalah pengumpulan pendapat umum. Biasanya menyangkut suatu
keadaan atau kebijakan baru.
(2). Casual interview adalah wawancara mendadak yang sifatnya tidak resmi dengan nara sumber
yang dianggap punya informasi berkaitan dengan berita yang akan dimuat.
(3). Personal interview adalah wawancara untuk mengenal pribadi nara sumber berkaitan dengan
reputasinya, kemanusiaannya dan kehidupannya yang unik.
(4). Newspeg interview adalah wawancara dengan nara sumber yang berkaitan langsung dengan
berita yang akan diterbitkan atau disiarkan.
(5). Telephone interview adalah wawancara telepon yang membutuhkan keberanian jurnalis dan
kesediaan nara sumber.
(6). Question interview adalah wawancara tertulis sebagai jalan terakhir apabila segala cara sudah
ditempuh untuk menggali informasi dari nara sumber.
(7). Group interview adalah wawancara dengan beberapa nara sumber sekaligus dalam saat
bersamaan untuk membahas suatu persoalan atau implikasi dari suatu kebijakan.

Ketiga, cover up: sejenis wawancara juga. Tetapi lebih dimaksudkan untuk menyusun suatu laporan.
Serta dilengkapi dengan dampak dan pengaruh yang mungkin timbul dari suatu masalah yang
menyangkut kepentingan masyarakat.

Keempat, press release: siaran pers yang dikeluarkan oleh suatu organisasi secara tertulis untuk
jurnalis. Tetapi tidak ada tanya jawab bila informasi itu dirasa kurang lengkap. Inilah yang
membedakannya dengan konferensi pers (press conference) (Basuki, 1983).

B. Kontak Resmi Pers (Formal Press Contact)

Pertama, konferensi pers (press conference): biasanya bernuansa pengenalan (awareness aspect),
saling mengerti dan menghargai (mutual understanding and appreciation aspect) dan meluruskan
suatu berita negatif (make something to clear and objective) antara juranlis dengan nara sumber.

Kedua, wisata pers (press tour): jurnalis dari berbagai media massa yang telah dikenal baik oleh nara
sumber berkunjung ke suatu event atau peninjauan ke luar kota. Bahkan ke luar negeri selama lebih
dari satu hari untuk meliput kegiatan yang diadakan oleh nara sumber. Biasanya berbentuk laporan
langsung (on the spot news).

Ketiga, resepsi pers (press reception) dan jamuan pers (press gathering): resepsi baik formal maupun
informal seperti ulang tahun, pernikahan, acara keagamaan , olah raga dll yang disisipi dengan
pemberian keterangan oleh pihak pengundang atau nara sumber.

9
Keempat, taklimat pers (press briefing): jumpa pers resmi yang diselenggarakan secara periodik awal
atau akhir bulan atau tahun. Mirip diskusi dengan saling memberikan masukan yang penting bagi
kedua belah pihak, jurnalis dan nara sumber. Di samping itu pihak jurnalis diberikan kesempatan
untuk menggali informasi seluas-luasnya agar tidak merugikan nara sumber apabila terjadi salah
kutip ketika informasi itu sudah menjadi produk jurnalistik.

C. Kontak Tidak Resmi Pers (Informal Press Contact)

Pertama, keterangan pers (press statement): dilakukan oleh nara sumber tanpa ada undangan resmi.
Bahkan cukup via telepon yang jika kurang hati-hati bisa menimbulkan sisi negatif berupa polemik.

Kedua, wawancara pers (press interview): berbeda dengan yang sebelumnya, inisiatif datang pihak
jurnalis melalui perjanjian atau konfirmasi dulu dengan nara sumber.

Ketiga, jamuan pers (press gathering): berbeda dengan sebelumnya, sifatnya hanya untuk menjaga
hubungan silaturrahmi bagi kedua belah pihak, jurnalis dan nara sumber di luar tugas fungsionalnya
masing-masing yang disisipi dengan pemberian keterangan pers oleh nara sumber (Ruslan, 2001).

IV. Teknik Menulis Berita

A. Pertimbangan Sebelum Menulis Berita

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum menulis berita. Mengutip
pakar jurnalistik Paul Johnson terdapat tujuh dosa yang mematikan (seven deadly sins) dalam dunia
jurnalistik sebagai berikut: Pertama, distorsi informasi dengan menambah atau mengurangi informasi
yang berakibat pada perubahan makna. Kedua, dramatisasi fakta palsu berupa ilustrasi berlebihan
untuk menciptakan suatu citra negatif atau stereotip. Ketiga, mengganggu privasi dengan
melontarkan pertanyaan yang bersifat pribadi. Serta wawancara pada situasi atau kondisi yang tidak
diinginkan oleh nara sumber. Keempat, pembunuhan karakter yang menonjolkan sisi negatif nara
sumber dan menutupi sisi positifnya. Kelima, eksploitasi seks terutama menjadikannya sebagai
headline di halaman depan. Keenam, penyalahgunaan kekuasaan terutama di tingkat pemegang
kontrol kebijakan editorial. Ketujuh, tidak memperdulikan etika jurnalistik dengan
mencampuradukkan dunia obyektif dengan dunia subyektif jurnalis ybs.

B. Kiat Menulis Berita

1. Menulis Berita Langsung (Straight/Hard News)

Secara ringkas bisa dikatakan sebagai kumpulan informasi berdasarkan pertanyaan 5 W (What, Who,
Why, When, Where) + 1 H (How) dengan menonjolkan aspek dua dari yang pertama yaitu: What dan
Who.
Polanya berbentuk piramida terbalik. Artinya, semakin ke bawah semakin kurang penting.
Sebaliknya, semakin ke atas semakin penting. Ini ditujukan pada pembaca yang tidak mempunyai
banyak waktu untuk membaca keseluruhan berita. Dengan demikian, setelah membaca kurang lebih
dua pertiganya pembaca segera bisa mengambil kesimpulan keseluruhan berita tersebut.
Ada beberapa jenis lead (teras berita) yang biasa digunakan. Pertama, lead bersyarat bila
mengandung makna jika. Kedua, lead kondisional bermakna walaupun. Ketiga, lead kausalitas

10
bermakna sebab. Keempat, lead waktu bermakna sesudah. Kelima, lead bertanya bermakna
kalimat tanya.

2. Menulis Berita Ringan (Soft News)

Di samping menyajikan fakta, juga membuat kecenderungan yang akan terjadi. Serta latar belakang
suatu peristiwa dengan menonjolkan unsur why dan how. Artinya, tidak mungkin ada soft news tanpa
didahului oleh straight/hard news-nya. Ciri-cirinya: Pertama, latar belakang memperjelas kaitan
antarfakta. Kedua, jika membuat opini maka itu opini nara sumber bukan opini jurnalis. Ketiga,
memenuhi kaedah depth/investigative reporting. Keempat, polanya berbentuk priamida terbalik.

3. Menulis Berita Kisah (Feature)

Berupa laporan kreatif, terkadang subyektif karena dimaksudkan untuk membuat senang dan
memberi informasi pada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan. Terdiri dari
kelompok penjelasan (explanation) dan kelompok bujukan (persuasive). Ciri-cirinya: Pertama,
menceritakan suatu kebenaran dengan teknik penulisan bergaya sastra. Kedua, berisi opini dengan
titik berat tinjauan pada fakta. Ketiga, uraiannya meliputi latar belakang peristiwa, sebab-akibat,
interpretasi dan penjelasan arti fakta.. Keempat, uraian ringan yang menyentuh perasaan,
menimbulkan tawa, tangis, haru atau senang. Kelima, perhatikan lead, deskripsikan tokoh dan elemen
utama dalam pemberitaan.
Jenis berita kisah ini antara lain:
(1). Berita kisah berita.
(2). Berita kisah human interest.
(3). Berita kisah profil pribadi. (4). Berita kisah perjalanan.
(5). Berita kisah ilmu pengetahuan.
(6). Berita kisah sejarah dll.

Ada beberapa lead yang dapat digunakan dalam berita kisah tergantung pada jenis berit termasuk
news by line yaitu tulisan lepas seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah yang bisa
mempengaruhi pembaca. Dari sisi penulisnya terdiri dari artikel redaksi dan artikel umum. Sementara
dari sisi fungsinya terdiri dari artikel khusus dan artikel sponsor. Bentuknya bisa berupa artikel
ringan dalam rubrik anak-anak dan keluarga, artikel halaman opini dan artikel analisis ahli dalam
halaman muka, halaman berita atau rubrik tertentu.dinataranya:

Pertama, lead ringkasan yang memuat intisari berita.

Kedua, lead bercerita yang menciptakan suasana tertentu yang membuat pembaca seolah-olah
menjadi tokoh utamanya.

Ketiga, lead deskriptif yang menciptakan gambaran dalam benak pembaca tentang suatu tokoh atau
tempat kejadian.

Keempat, lead kutipan yang memberikan tinjauan pada watak si pembicara.

Kelima, lead pertanyaan yang menantang keingintahuan pembaca.

Keenam, lead penggoda yang mengelabui pembaca dengan cara bergurau (Asa, 1979).

11
4. Menulis Artikel

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya artikel termasuk news by line yaitu tulisan lepas seseorang
yang mengupas tuntas suatu masalah yang bisa mempengaruhi pembaca. Artikel bisa dilihat dari
empat perspektif. Pertama, dari sisi penulisnya berupa:
(1). Artikel redaksi.
(2). Artikel umum.

Kedua, dari sisi fungsinya berupa:


(1). Artikel khusus. (2). Artikel sponsor.

Ketiga, dari sisi bentuknya berupa:


(1). Artikel ringan dalam rubrik anak-anak dan keluarga.
(2). Artikel halaman opini dan artikel analisis ahli dalam halaman muka, halaman berita atau rubrik
tertentu.

Keempat, dari sisi panjang tulisan yang ditujukan:


(1). Untuk surat kabar sekitar 5 8 halaman kertas kuarto.
(2). Untuk jurnal ilmiah sekitar 10 20 halaman kertas kuarto.

Sebelum memulai menulis artikel ada baiknya disimak nasehat yang dikutip dari beberapa penulis
artikel. Pertama, cari inspirasi terus-menerus, tidak mudah menyerah dan putus asa dan tiada hari
tanpa menulis. Kedua, jabarkan inti masalah yang dibahas, tulis pada kertas, baca kembali, koreksi
dan ketik jadi naskah final. Ketiga, andai kata gagal di suatu media massa gantilah topik, tema atau
gaya menulis. Jika perlu ganti pula media massa yang disasar. Keempat, perhatikan selera redaktur
seputar topik, tema atau gaya menulis yang diinginkan. Kelima, pilih media massa yang memiliki
rubrik bervariasi. Jatuhkan pilihan pada satu-dua rubrik yang sesuai dengan minat, latar belakang
pendidikan dan keahlian penulis. Keenam, jaga dengan baik mutu tulisan dengan tidak terus-menerus
menulis tanpa pernah membaca. Termasuk membaca tulisan penulis lain dan jangan melakukan
plagiat. Ketujuh, jangan kecil hati dengan honor yang kurang memadai atau tulisan yang dimuat
sangat pendek karena diedit oleh redaktur.

5. Menulis Resensi Buku

Meskipun buku bukan termasuk media massa karena bergerak di dunia ide, tetapi resensi buku ditulis
di media massa: surat kabar dan majalah. Makna resensi terdiri dari sasaran resensi, aktualitas buku
yang diresensi dan kontribusinya pada dunia ilmiah.

Langkah teknisnya:
- Pertama, penulis memiliki kemampuan menulis dan pengetahuan umum yang berkaitan
dengan buku yang akan diresensi.
- Kedua, buku yang akan diresensi memiliki daya tarik dan layak diresensi.
- Ketiga, ketahui latar belakang buku yang akan diresensi.
- Keempat, baca tuntas keseluruhan isi buku.
- Kelima, tulis ringkasannya dan penilaian tentang isinya.
- Keenam, kirim ke media massa yang tepat. Bila ditolak, kirim ke media massa lainnya.
Ketujuh, sediakan waktu untuk membaca resensi penulis lain.

12
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Saran Dalam penyampaian makalah ini tentunya masih banyak kesalahan dan kekuangan karena
terbatasnya pengetahuan penulis, dan minimnya referensi yang digunakan penulis untuk menyusun
makalah ini. Maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
memperbaiki makalah ini dan menjadi pelajaran yang sangat berarti untuk penyusunan makalah-
makalah selanjutnya. Terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya terlebih bagi penulis.

Kepustakaan

13
Asa, Syubah. Misalkan Anda Seorang Wartawan Tempo. Jakarta: Biro Pendidikan Majalah
Berita Mingguan Tempo, 1979.
Basuki, Haryono. Teknik Mencari dan Menulis Berita. Jakarta: Fakultas Publisistik Universitas
Moestopo (Beragama), 1983.
Hakim, M. Arief. Kiat Menulis Artikel di Media Dari Pemula Sampai Mahir. Jakarta: Nuansa,
Ruslan, Rosady. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2001.
S. Tartono, St. Menulis di Media Massa Gampang. Jakarta: Yayasan Pustaka Nusatama,
Sumadiria, AS Haris. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature: Panduan Praktis Jurnalis
Profesional. Bandung: Sembiosa Rokatama Media, 2005.
Iklan

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberhasilan dakwah
ditentukan karena metode yang dipakai cukup menarik dan memikat hati
para madu. diantara metode tersebut adalah bilhikmah, mauidzoh hasanah dan
mujadalah. Ada juga metode dakwah menurut para ahli yaitu metode ceramah, Tanya jawab, diskusi,
keteladanan, dan silaturrahim. Metode yang paling efektif digunakan yaitu uswatun hasanah (teladan
yang baik). Karena dengan
menggunakan teladan yang baik para madu dapat langsung melihat dengan jelas
contoh-contoh yang diterapkan oleh para daI agar ditiru para madun
ya. Bukan hanya sekedar nasihat saja yang dibutuhkan oleh masarakat tetapi harus ada contoh
konkret yang menjadi bukti kesungguh-sungguhan dalam menyebarkan agama islam. 2.

Saran Dalam penyampaian makalah ini tentunya masih banyak kesalahan dan kekuangan karena
terbatasnya pengetahuan penulis, dan minimnya referensi yang digunakan penulis untuk menyusun
makalah ini. Maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
memperbaiki makalah ini dan menjadi pelajaran yang sangat berarti untuk penyusunan makalah-
makalah selanjutnya. Terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya terlebih bagi penulis.

14
Percakapan Bahasa Arab [4]

15

Percakapan dalam bahasa Arab

Bagian Ketiga: Kehidupan Sehari-hari

Penulis: Manhajuddin Zuhudi

Ini adalah percakapan antara Ahsan dan Ahmad....

Ahsan: Kapan kamu bangun tidur hai Ahmad?



:
.

Ahmad: Saya bangun dari tidur pada jam 04.00 WIB sebelum waktu fajar. dan kaoan kamu
bangun tidur?

Ahsan: Saya bangun tidur jam 03.30 WIB sebelum fajar.

Ahmad: Di mana kamu Shalat Fajar?

.
:

Ahsan: Saya Shalat Fajar di masjid. Di mana kamu mengerjakan Shalat fajar?

Ahmad: Saya Shalat Fajar di Mushallaa dekat rumah.

Ahsan: AApa yang kamu kerjakan setelah shalat fajar?

.

:

Ahmad: Berdzikir dan Berdo'a kepada ALLAH SWT. Lalu apa yang kamu kerjakan setelah shalat
fajar?

16
Ahsan: Saya membaca Al-Qur'an.

:
..

Ahmad: Subhaanallaah [Maha Suci ALLAH]..Baguslah saudaraku.

Ahsan: Kapan kamu berangkat ke sekolah?


:


.

Ahmad: Saya berangkat ke sekolah jam 07.00 WIB Pagi. Pada jam berapa kamu berangkat ke
sekolah?

Ahsan: Saya berangkat ke sekolah pada jam 06.30 WIB Pagi hari.

Ahmad: Apakah kamu berangkat ke sekolah menggunakan mobil?


: ,

Ahsan: Tidak. Saya berangkat ke sekolah dengan naik bis.

Ahmad: Apa yang kamu lakukan setelah sekolah?

:

.

Ahsan: Saya melaksanakan shalat Zhuhur berjamaah di masjid dekat sekolah kemudian saya
belajar dan mengulang pelajaran lagi. Lalu apa yang kamu kerjakan seusai sekolah?

Ahmad: Istirahat dan tidur siang di rumah.

Ahsan: Lalu apa yang kamu lakukan setelah itu?


: .

Ahmad: Saya melaksanakan shalat 'Ashar berjamaah di mushalla. kalau kamu?

: ..


Ahsan: Begitu juga denganku.. setelah saya mengulang pelajaran.. lalu saya melaksanakan shalat
'Ashar di masjid.

17
Ahmad: Apa yang kamu kerjakan setelah shalat 'Ashar?


:

.

Ahsan: Saya bermain Bulutangkis di gelanggang olahraga [GOR]. kamu?

:

.
..

Ahmad: Saya bermain sepak bola di lapangan. Setelah berolahraga.. kamudian apa yang kamu
lakukan?


:
.

Ahsan: Setelah berolahraga lalu persiapan untuk melaksanakan shalat Maghrib. kalau kamu?

Ahmad: Saya juga demikian.

Ahsan: Kemudian apa yang kamu kerjakan setelah itu?

:
.

Ahmad: Saya membaca Al-Qur'an Al-Karim di Mushalla hingga tiba waktu shalat Isya' dan
mengerjakan shalat Isya' di mushalla. kalau kamu?

Ahsan: Saya membaca Al-Qur'an Al-Karim di rumah kemudian saya bergegas ke mushalla atau
ke masjid untuk menunaikan shalat Isya' berjamaah.

Ahmad: Lalu apa yang kamu lakukan setelah shalat Isya'?

: ..

Ahsan: Setelah Isya'.. Saya belajar lagi kemudian saya tidur pada jam 22.00 WIB malam.

:

....

Ahmad: Subhaanallaah [Maha Suci ALLAH].... kamu saudaraku yang Sangat Hebat.

~Semoga Bermanfaat~

18
Percakapan antara Sodiq dan Sobir

Ini adzan Ashar

Mari kita ke masjid

Saya shalat di rumah

Shalatlah di masjid!

Masjid itu jauh

19
Masjid itu dekat

?Apakah engkau sakit

Tidak, saya baik-baik saja

Engkau malas

:
.

Benar. Maaf

Saya pergi ke masjid

20
Tunggu, saya pergi bersamamu

Ulangi kegiatan di atas hingga lancar lalu praktikkan bersama orang lain

Sumber: http://dakwahsyariah.blogspot.com/2011/08/percakapan-bahasa-arab-adzan-
ashar.html#ixzz4cavEnrfa

PERCAKAPAN BAHASA ARAB (ADZAN ASHAR)

:

Ini adzan Ashar

:


Mari kita ke masjid

:

Saya shalat di rumah


:

Shalatlah di masjid!

21
:

Masjid jauh


:

Masjid dekat

:

Apakah engkau sakit?

:

Tidak, saya

:


Engkau malas

:
. .
Benar. Maaf

:


Saya pergi ke masjid

. :

Tunggu, saya pergi bersamamu

Percakapan Bahasa Arab Di Masjid


Percakapan Bahasa Arab Di Masjid

Bahasa Indonesia
Assalamualaikum

22
Waalaikumussalam

Apa yang sedang kamu lakukan wahai,..? ..........
Saya sedang membaca Al-Quran
Surat apa yang sedang kamu baca ?

Surat ................
..................
Sudahkan kamu hafal surat ini ?


Iya saya hafal surat ini

Apakah kamu hafal sebagian atau semuanya



?

Saya hafal semuanya



Kalau begitu, apakah kamu sedang


mengulangi hafalanmu?

Iya, saya sedang mengulangi hafalan saya




Lalu apakan kamu sudah hafal surat ini? .......


Alhamdulillah, saya sudah menghafal
sebagiannya dan sedang menyempurnakan


surah ini

Apakah kamu senang menghafal Al-Quran ?



Iya, saya menyenanginya dan apakah kamu
juga menyenanginya?

Iya, saya juga menyenanginya akan tetapi



saya tidak seperti kamu, saya tidak cepat
menghafalnya



Semoga Allah memudahkan kamu menghafal
Al-Quran

Dan mudah-mudahan kamu juga demikian

23
Terima kasih akhi ....

Sama-sama

Sampai jumpa
Sampai jumpa

Dialog percakapan Bahasa Arab sehari hari

Atta`aaruf

Perkenalan

Al-hiwaar

Dialog




Khalid : Assalaamu alaikum




Abdullah : Waalaikum salaam



Khalid : Kayfa haaluka ?

Khalid : Apa Kabar ?




Abdullah : Bikhair Alhamdulillah

24
Abdullah : Alhamdulillah baik-baik saja

Khalid : Masmuka ?

Khalid : Siapa namamu ?




Abdullah : Ismii Abdullaah, Wanta ?

Abdullah : Nama saya Abdullah, dan nama kamu ?

Khalid : Ana Khaalid

Khalid : Saya Khalid




Abdullah : Ahlan yaa khaalid

Abdullah : Salam perkenalan denganmu hei khalid




Khalid : Ahlan wasahlan bika yaa abdallah

Khalid : Sama-sama hei Abdullah




Abdullah : Hal anta Ambuuniy ?

Abdullah : Apakah kamu orang Ambon ?



Khalid : Naam ana Ambuuniy, wanta ?

Khalid : Iya, saya orang Ambon, dan kamu ?




Abdullah : Ana Jaawiyy

25
Abdullah : Saya orang Jawa

Khalid : Ayna taskunul aana ?

Khalid : Dimana kamu tinggal sekarang ?

( )


Abdullah : Askunu fii tsamaaniyati syaari Hasaanuddiin bi Ambuun

Abdullah : Saya tinggal di jl Hasanuddin no 8 Ambon

Khalid : wa ayna tadrus ?

Khalid : Dan dimana kamu sekolah ?




:

Abdullah : Adrusu fil madrasatil Idaadiyyatil islaamiyyati As-salaam

Abdullah : Saya sekolah di SMP islam Assalaam

Khaalid : Maa Lubatuka ?

Khalid : Kamu suka permainan apa ?





Abdullah : Ana alabu kuratal qadami

Abdullah : saya main sepak bola



Khalid : Anaa alabu kuratas-sallati

Khalid : saya suka main bola basket




Abdullah : Wamaa hiwaayatuka ya khaalid ?

26
Abdullah : Dan apa hobimu hei Khalid ?

Khalid : Hiwaayatiy jamut-thawaabi. Wanta ?

Khalid : Hobiku koleksi prangko, dan kamu ?





Abdullah : Hiwaayati ar-rasmu was-sibaahah

Abdullah : Hobiku melukis dan berenang



Khalid : Anaa saiidun jiddan limarifatik

Khalid : Senang sekali saya dapat berkenalan denganmu




Abdullah : Wanaa aydhan

Abdullah : Saya pun demikian

Khalid : Syukran alat-taaarufi

Khalid : Terima kasih atas perkenalannya



Abdullah : Afwan

Abdullah : Sama-sama



Khalid : Maas-salaamah

Khalid : Sampai jumpa



Abdullah : Maas-salaamah

27
Abdullah : Sampai jumpa lagi

Fis-syaari`

Di Jalan

Dialog

Khalid : Min fadhlik, aynal mathaf ?

Khalid : Persmisi ! dimana Musium ?

Syurthah : Almathafu baiid min huna, taqdiru an tarkaba haafilah

Polisi : Musium sangat jauh dari sini, kamu dapat menggunakan bus

Khalid : Aynal mahatthatul haafilah ?

Khalid : Dimana terminal busnya ?

.) (

Surthah : Sir fi haadzas-syaari ilal maydaan tsumma ittajih ilal yamiin wasatajidu
mahatthatalhaafilah amaamak, irkabil haafilah raqm miah

Polisi : Lewat jalan ini hingga ke lapangan kemudian belok kanan kamu akan jumpai
terminal tepat di depanmu. Naiklah bus no 100.

) (
( Washala khaalidun fil mahatthati )

( Khalid tiba di terminal )

28
Khalid : Law samaht, athiniy tadzkirah

Khalid : Permisi, berikan saya karcis !

:

Saaiq : At-tadzkirah biasyarati quruusy

Supir : Karcisnya seharga 10 piester

Khalid : Tafaddhal, nazzilniy inda bawwabatil mathaf

Khalid : Silahkan (ambil uangnya) !, turunkan saya tepat di gerbang musium






:


.

Saaiq : Almahatthatul qaadimah qariibun minal mathafi, wa inda isyaaratil muruur

ittajih ilal yasaar wa saufa tajidu bawwabatal mathaf amaamak

Supir : halte berikutnya lebih dekat dengan museum, di lampu merah belok kiri kamu
akan dapati gerbang musium

Khalid : Syukran jaziila

Khalid : Terima kasih banyak


:

Saaiq : Maas-salaamah

Supir : sampai jumpa

`Indal baqaalah

Di Toko/Kedai

Dialog

29
:

Thariq : Haadzihi jubnatun ladzidzatun

Thariq : Keju ini enak sekali

Min ayna isytaraytahu yaa hasan

Dimana kamu membelinya hei Hasan

:

Hasan : Isytaraytuhu min baqaalati Samiir

Hasan : Saya membelinya di took Samir

Thariq : Bijawaaril madrasati ?

Thariq : (Toko)Yang disamping sekolah ?

:

Hasan : Naam

Hasan : Iya

Thariq : Bikamil ulbah ?

Thariq : Berapa harganya satu kotak /dos ?


:

Hasan : Bikhamsumiati ruubiyyatan

Hasan : Harganya 500 rupiah

Thariq : Wallaahi, rakhiishun jiddan

Thariq : Waahmurah sekali

30



Sa asytari ulbatan minha

Saya akan membeli sebungkus juga

Syukran alaa maluumatika yaa Hasan

Terima kasih atas informasinya hei Hasan


:

Hasan : Afwan

Hasan : Sama-sama

)
(

( Dakhala Thaarigu albaqaalata )

(Thariq memasuki toko )

Thariq : Assalaamu alaikum

Thariq : Selamat atas kalian



:
Baai : Waalaikum salam, Ayyu khidmah ?

Penjual : Waalaikum salam, ada yang bisa saya bantu ?

Thariq : Uriidu kiiluu sukkar wa ulbata jubnatin min fadhlik

Thariq : Saya mau beli 1 kg gula dan sebungkus keju

BaaI : Haajatun tsaaniyah ?

Penjual : Ada lagi yang lain ?

31


:

Thariq : Laa syukran, bikamil hisaab kulluh

Hariq : Tidak, terima kasih, berapa harganya semua ?

BaaI : bisittumiati ruubiyyah

Penjual : 600 rupiah

Thariq : Tafaddhal

Thariq : Silahkan !

BaaI : Syukran, maas-salaamah

Penjual : Terima kasih, sampai jumpa

Thariq : Maas-salaamah

Thariq : Sama-sama



Azziaarah

Berziarah

Dialog

:

Haamid : Ayna taskunu

Hamid : dimana kamu tinggal

32
Umar : Askunu fii syaari Hasanuddin

Umar : Saya tinggal di Jl Hasanuddin

Wanta, ayna taskun ?

Dan kamu, dimana kamu tinggal ?

:

Hamid : Askunu fii syaari Imam Bunjuul

Hamid : Saya tinggal di jalan Imam Bonjol




Sa azuurukal yauma insyaa Allaah

Saya akan menziarahimu ( berkunjung ) hari ini insya Allah



:

Umar : Ahlan wasahlan, anaa fii intidzhaarika

Umar : Dengan senang hati, saya akan menunggu kunjunganmu

Mataa tahdhur

Kapan kamu datang ?


:

Hamid : Fil khaamisati masaa an bi idznillah

Hamid : Jam 5 sore insya Allah



Maa unwaanuka bilkaamil

Mana alamat lengkap rumahmu

33
Umar : Sittah Syaari Hasanuddin bijawaaril masjid

Umar : Jl Hasanuddin no 6 disamping mesjid


:

Hamid : Mutasyakkir

Hamid : Terima

telah tersenyum


Murad sedang tersenyum

Wajahnya disenyumkan

Senyuman

telah menghindari

Kamal menjauhkan diri daripada manusia

Penjauhan

jauh

sejauh 4km
/

telah mereka cipta


Pereka cipta telah mencipta basikal

34

telah menukar

Seorang pelajar menukarkan pennya dengan pensil.

Mereka (saling bertukar-tukar) pandangan

Seorang utusan telah diutus untuk menyampaikan mesej



Sultan sedang mengutus surat kepada menterinya

Pengutusan/proses mengutus

telah menyertai

Zainab sedang menyertai aktiviti ko-kurikulum

Penyertaan

Peserta

telah terkesan/telah dipengaruhi


Manusia sedang terkesan (melalui) falsafahnya

telah terkebelakang

Negara itu sedang terkebelakang dari sudut pembangunana

Saya terlewat ke kelas

Proses melewatkan/menangguhkan

telah pasti/yakin

Si fulan itu sedang berkeyakinan bahawa itu keretanya

Dia yakin/pasti dengan pendapatnya

Penegasan/pempastian

Adakah awak (perempuan) pasti?

telah berdebat

Beberapa puak (kumpulan) sedang berdebat
/
Perdebatan

35
telah sakit

pesakit

jururawat

Fakulti kejururawatan

telah memberi contoh/tamsilan

Ustaz telah memberikan contoh kepada pelajarnya
/
telah mempraktikkan/membiasakan diri

Mereka (perempuan) sedang membiasakan diri dengan senaman
/
Aktiviti mempraktis/pengamalan

telah menghalang

Bapa melarang anaknya merokok

telah menyeronokkan

(sesuatu itu) menyeronokkan

memanjangkan tangan (menghulur bantuan)



telah memuji

pujian

telah memuliakan

Al-Quran yang mulia

telah melalui

Lampu isyarat jalan raya

telah gembira

berasa selesa atau gembira

telah berbeza

bezakanlah

yang tahu membezakan

36
yang bagus/cemerlang

kecemerlangan

37

Anda mungkin juga menyukai