Anda di halaman 1dari 12

MANUSIA, SISTEM NILAI & HAM

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata
kuliah Etika Profesi Hukum

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr. Fahrodin, M.H.I

Disusun Oleh Kelompok 2 :

MUHAMMAD HISYAM RASYAD (10322042)


HANIF PRATAMA S (1521130)

PROGRAM STUDI HUKUM TATANEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UIN K.H ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN
2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Bismillahirrahmannirrahim,
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat taufiq
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga kami, kelompok satu mata kuliah Pengantar
Hukum Indonesia dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tema “Manusia, Sistem Nilai
& Ham”
Selanjutnya, sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan nabi kita, nabi
Muhammad SAW. Semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan syafaat diyaumul
kiyamah nanti, aamiin ya robbal alamin.
Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Fahrodin, M.H.I. sebagai
dosen pengampu mata kuliah Etika Profesi Hukum yang telah membantu memberikan arahan
dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan serangkaian materi yang sudah kami susun dari berbagai
sumber buku dan jurnal, dengan harapan semoga pembaca dapat megetahui dan lebih
memahami Manusia, .Sistem Nilai & Ham.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, dan dengan
meminta maaf kami ucapkan. Dan besar harapan kami, pembaca dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya. Wassalamualaikum
Warrahmatullahi Wabarrakatuh

Pekalongan, 16 February 2024

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... II
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………… III
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................................... 1
C. TUJUAN MAKALAH .......................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................................................... 2
MANUSIA, SISTEM NILAI, DAN HAM…………………........................................................ 2
1. HAKIKAT MANUSIA …………………….................................................................... 2
2. ETIKA HUBUNGAN ANTAR MANUSIA .................................................................... 3

3. MANUSIA & SISTEM NILAI .........................................................................................4


4. MANUSIA & HAK ASASI MANUSIA ..........................................................................5
BAB 3 PENUTUP .......................................................................................................................... 8
A. KESIMPULAN ...................................................................................................................... 8
B. SARAN .......................................................................................…………………………….8
C. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................9
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan pikiran.
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di
antara citaannya yang lain. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan
makhluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan
keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Jadi karena manusia diciptakan
oleh Tuhan dengan berbekal akal danpikiran maka manusia membutuhkan pendidikan untuk
mengembangkan kehidupannya demi memuaskan rasa keingintahuannya.

Makalah ini akan membantu anda untuk memahami tentang hakikat manusia, etika
hubungan antar manusia, manusia dengan sistem nilai dan manusia dengan hak asasi manusia.
Materi dalam makalah ini dapat membantu anda dalam mengembangkan wawasan berpikir
Anda, yang kemudian dapat berfungsi sebagai asumsi dalam rangka praktik pendidikan
maupun studi pendidikan selanjutnya.1

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan penting yang terkait dengan
sub bab yang akan dibahas pada Bab 2 pembahasan. Rumusan masalah dituliskan dengan
poin – poin sebagai berikut:

a) Apa Itu Hakikat Manusia?


b) Apa Peran Etika Dalam Hubungan Antara Manusia?
c) Apa Manusia Dan System Nilai Saling Berkaitan?
d) Apa Peran Manusia Dalam HAM?

C. TUJUAN MAKALAH
Tujuan penulisan ini berisi tentang pernyataan-pernyatan penting yang berisi jawaban dari
urusan masalah. Tujuan penulisan ditulis dengan poin-poin sebagai berikut: Makalah ini
dibuat untuk membantu para pembaca mengetahui dan lebih memahami Manusia, Sistem
Nilai & Sistem Hukum.

1
Muhammad S Sumantri, Modul Mata Kuliah Hakikat Manusia dan Pendidikan, (Yogyakarta : Universitas Terbuka, 2015), hlm.1.1

1
BAB 2 PEMBAHASAN

MANUSIA, SISTEM NILAI & HAM

A. Hakikat Manusia
Manusia adalah makhluk bertanya, ia mempunyai hasrat untuk mengetahui segala
sesuatu. Atas dorongan hasrat ingin tahunya, manusia tidak hanya bertanya tentang
berbagai hal yang ada diluar dirinya, tetapi juga bertanya tentang dirinya sendiri.
Dalam rentang ruang dan waktu, manusia telah dan selalu berupaya mengetahui
dirinya sendiri. Hakikat manusia dipelajari melalui berbagai pendekatan (common sense,
ilmiah, filosofis, religi) dan melalui berbagai sudut pandang (biologi, sosiologi,
antropobiologi, psikologi, politik).

Dalam kehidupannya yang riil manusia menunjukkan keragaman dalam berbagai


hal, baik tampilan fisiknya, strata sosialnya, kebiasaannya, bahkan sebagaimana
dikemukakan di atas, pengetahuan tentang manusiapun bersifat ragam sesuai pendekatan
dan sudut pandang dalam melakukan studinya. Alasannya bukankah karena mereka
semua adalah manusia maka harus diakui kesamaannya sebagai manusia? (M.I.
Soelaiman, 1988). Berbagai kesamaan yang menjadi karakteristik esensial setiap
manusia ini disebut pula sebagai hakikat manusia,sebab dengan karakteristik
esensialnya itulah manusia mempunyai martabat khusus sebagai manusia yang berbeda
dari yang lainnya.2

Seseorang memiliki sikap sosial apabila ia memperhatikan atau berbuat baik terhadap
orang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap sosial merupakan beberapa
tindakan menuju kebaikan terhadap sesamanya. Selain itu, Manusia dikatakan sebagai
mahkluk sosial karena pada diri manusia ada dorongan untuk berinteraksi dengan orang
lain. Manusia memiliki kebutuhan mencari kawan. Kebutuhan untuk berteman dengan
orang lain, sering kali didasarkan kepentingan dan persamaan ciri. Dapat disimpulkan,
bahwa manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial dengan beberapa alasan, yaitu: Ada
dorongan untuk berinteraksi, Manusia tunduk pada aturan norma sosial.

2
Muhammad S Sumantri, Modul Mata Kuliah Hakikat Manusia dan Pendidikan, (Yogyakarta : Universitas Terbuka, 2015), hlm.1.3

2
Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan satu sama lain, Potensi
manusia akan benar-benar berkembang apabila ia hidup ditengah-tengah manusia, Berikut
ini adalah pengertian dan definisi makhluk sosial menurut para ahli, Menurut KBBI :
Makhluk social adalah manusia yang berhubungan timbal balik dengan manusia lain :

-Menurut Elly M. Setiadi : Makhluk social adalah makhluk yang didalam hidupnya
tidak bias melepaskan diri dari pengaruh orang lain.
-Menurut Dr. Johannes Garang : Makhluk social adalah makhluk berkelompok dan
tidak mampu hidup menyendiri
-Menurut Aristoteles : Makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti
manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain
-Menurut Liturgis : Makhluk sosial merupakan makhluk yang saling berhubungan
satu sama lain serta tidak dapat melepaskan diri dari hidup bersama.
B. ETIKA HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Interaksi Sosial kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah
hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat.
Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi
dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Ada beberapa pengertian interaksi sosial
menurut para ahli:
-Menurut H. Booner dalam bukunya Social Psychology memberikan rumusan interaksi sosial
bahwa: “Interaksi sosial adalah hubungan antar dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu
yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau
sebaliknya.”
-Menurut Gillin dan Gillin, yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah
hubunganhubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang, dan orang
perorangan dengan kelompok. Maryati dan Suryawati , menyatakan bahwa, “Interaksi sosial
adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar
kelompok atau antar individu dan kelompok.”
-Menurut Murdiyatmoko dan Handayani, “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia
yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan
8 pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur social.” Siagian “Interaksi positif hanya
mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling
mendukung.”

3
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan
timbal balik antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam
hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok dalam kehidupan
social.3

C. MANUSIA & SISTEM NILAI


Manusia Dalam menjalani hidup nya selalu akan memerlukan kebutuhan yang
merupakan pelengkap menjalani proses kehidupannya. Pada dasar ny kebutuhan manusia
dibagi menjadi 4 :
-Kebutuhan Ekonomi yang bersifat sebagai Material untuk kesehatan dan keselamatan
jasmani seperti pakaian , rumah, minuman dan makanan.
-Kebutuhan Psikis yang bersifat Immateril untuk kesehatan, keselamatan rohani seperti
Pendidikan, hiburan dan agama.
-Kebutuhan Biologis yang bersifat untuk melanjutkan keturunan generasi secara turun
temurun seperti perkawinan
-Kebutuhan pekerjaan yang bersifat Praktis untuk mewujudkan ketiga kebutuhan diatas
seperti profesi Ke empat kebutuhan dasar diatas merupakan kebutuhan dasar yang
diusahakan terpenuhi dengan baik apabila manusia individual itu berhubungan dengan
lingkungan dan masyarakat yang didukung oleh factor :
-Kemauan Kerja Keras (nilai moral)
-Kemampuan Intelektual (nilai kebenaran)
-Sarana Penunjang (nilai kegunaan)
Sistem nilai atau sistem moral yang dijadikan kerangka acuan dan menjadi rujukan
cara berperilaku lahiriah dan rohaniah manusia muslim ialah nilai dan moralitas yang
diajarkan oleh agama Islam sebagai wahyu. Nilai dan moralitas Islami bersifat
menyeluruh, bulat, dan terpadu serta tidak terpecahpecah menjadi bagian-bagian yang satu
sama lain berdiri sendiri. Suatu nilai dan moralitas itulah yang mengandung aspek
normatif (kaidah dan pedoman) dan operatif (menjadi landasan perbuatan). 4 Nilai-nilai
yang tercakup di dalam sistem nilai islami yang merupakan komponen antara lain:
1. Sistem nilai kultur yang senada dengan Islam.
3
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/f54a8ee66e9d11ce927c4195c9afaaf8.pdf (diakses pada hari Senin 19 Februari
2024 pukul 09.00)
4
Mujayyin Arifin, Filsafat pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), hlm. 126.
4
2. Sistem nilai yang memiliki mekanisme gerak yang berorientasi kepada kehidupan
sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat.
3. Sistem nilai yang bersifat psikologis dari masingmasing individu yang didorong oleh
fungsi psikologisnya untuk berperilaku secara terkontrol oleh nilai yang menjadi sumber
rujukannya ialah Islam.
4. Sistem nilai tingkah laku dari makhluk yang mengandung interrelasi atau
interkomunikasi dengan yang lainnya. Tingkah laku ini timbul karena adanya tuntutan dari
kebutuhan mempertahankan hidup yang banyak diwarnai oleh nilai-nilai yang motivatif
dalam pribadinya.
Dengan demikian, sistem nilai islami yang hendak dibentuk dan diinternalisasikan
pada peserta didik dalam wujud keseluruhannya dapat diklasifikasikan ke dalam norma-
norma. Misalnya, norma hukum Islam, norma akhlak, dan sebagainya. Norma tersebut
diperlukan untuk memperjelas pedoman operatif dalam proses kependidikan. Oleh karena
itu, pendidikan Islam bertujuan pokok dalam pembinaan akhlak mulia, maka sistem moral
islami yang ditumbuhkembangkan dalam proses kependidikan adalah norma yang
berorientasi kepada nilai-nilai islami.5

D. MANUSIA & HAK ASASI MANUSIA


Manusia dan HAM adalah dua kata yang sulit untuk dipisahkan. Sejak kelahirannya di
bumii Manusia lahir dengan membawa hak-hak kodrat yang melekat integral dalam
hidupnya. Pada dasarnya manusia adalah makhluk bebas. Sebagaimana pendapat Jean
Jaquas Rousseau bahwa manusia akan semakin berkembang potensinya dan merasakan
nilai – nilai kemanusiaan dalam suasana kebebasan alamiah. Kebebasan merupakan
tuntutan manusia sebagai makhluk individu. Di sisi lain manusia adalah makhluk soaial.
Manusia tidak dapat hidup sendiri, dia selalu hidup di tengah-tengah sosialitasnya, baik itu
kelompok kecil masyarakat, suku, bangsa atau negara. Dalam kedudukan manusia sebagai
makhluk sosial inilah masalah HAM menjadi sangat kompleks. 6 Hak asasi manusia
(disingkat HAM, Inggris: human rights, Prancis: droits de l'homme) adalah sebuah konsep
hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada
dirinya karena ia adalah seorang manusia.

5
Mohammad Yudiyanto, Peri Ramdani, Rinda Fauzian, Sistem Nilai dan Relasinya Dengan Pendidikan Islam,(2022), 4(1), Jurnal Pendidikan
dan Pendidikan Agama Islam, hlm 29 – 30

5
Hak asasi manusia biasanya diselamatkan kepada negara, atau dalam kata lain,
negaralah yang mengemban kewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi
hak asasi manusia, termasuk dengan mencegah dan menindaklanjuti pelanggaran yang
dilakukan oleh swasta. Dalam terminologi modern, hak asasi manusia dapat digolongkan
menjadi hak sipil dan politik yang berkenaan dengan kebebasan sipil (misalnya hak untuk
hidup, hak untuk tidak disiksa, dan kebebasan berpendapat), serta hak ekonomi, sosial, dan
budaya yang berkaitan dengan akses ke barang public. Dengan demikian, sistem nilai
islami yang hendak dibentuk dan diinternalisasikan pada peserta didik dalam wujud
keseluruhannya dapat diklasifikasikan ke dalam norma-norma. Misalnya, norma hukum
Islam, norma akhlak, dan sebagainya. Norma tersebut diperlukan untuk memperjelas
pedoman operatif dalam proses kependidikan. Oleh karena itu, pendidikan Islam bertujuan
pokok dalam pembinaan akhlak mulia, maka sistem moral islami yang
ditumbuhkembangkan dalam proses kependidikan adalah norma yang berorientasi kepada
nilai-nilai islami. (seperti hak untuk memperoleh pendidikan yang layak, hak atas
kesehatan, atau hak atas perumahan). Secara konseptual, hak asasi manusia dapat
dilandaskan pada keyakinan bahwa hak tersebut "dianugerahkan secara alamiah" oleh
alam semesta, Tuhan, atau nalar. Sementara itu, mereka yang menolak penggunaan unsur
alamiah meyakini bahwa hak asasi manusia merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang
disepakati oleh masyarakat. Ada pula yang menganggap HAM sebagai perwakilan dari
klaim-klaim kaum yang tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat kelompok yang
meragukan keberadaan HAM sama sekali dan menyatakan bahwa hak tersebut hanya ada
karena manusia mencetuskan dan membicarakan konsep tersebut. Dari sudut pandang
hukum internasional, hak asasi manusia dapat dibatasi atau dikurangi dengan syarat-syarat
tertentu. Pembatasan biasanya harus ditentukan oleh hukum, memiliki tujuan yang sah,
dan diperlukan dalam suatu masyarakat demokratis. Sementara itu, pengurangan hanya
dapat dilakukan dalam keadaan darurat yang mengancam "kehidupan bangsa" dan
pecahnya perang pun belum mencukupi syarat ini. Selama perang

Masyarakat kuno tidak mengenal konsep hak asasi manusia universal seperti halnya
masyarakat modern. Pelopor sebenarnya dari wacana hak asasi manusia adalah konsep hak
kodrati yang dikembangkan pada Abad Pencerahan, yang kemudian memengaruhi wacana
politik selama Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis.

6
Konsep hak asasi manusia modern muncul pada paruh kedua abad kedua puluh,
terutama setelah dirumuskannya Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia
(PUHAM) di Paris pada tahun 1948.

Semenjak itu, hak asasi manusia telah mengalami perkembangan yang pesat dan
menjadi semacam kode etik yang diterima dan ditegakkan secara global. Pelaksanaan hak
asasi manusia di tingkat internasional diawasi oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan
badan-badan traktat PBB seperti Komite Hak Asasi Manusia PBB dan Komite Hak
Ekonomi, Sosial, dan Budaya, sementara di tingkat regional, hak asasi manusia
ditegakkan.7

Konsep dasar HAM yang masih bersifat abstrak perlu dijabarkan dalam konsep yang
lebih kongkrit, sehingga mempunyai kekuatan hukum dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan
HAM sangat tergantung dari good will penguasa. Penguasa meletakkan lembaga yang
legal mempunyai kekuatan untuk memaksa kehendaknya pada masyarakat. Ia menguasai
alat-alat represif. Dalam kondisi semacam ini kadang-kadang pelaksanaan HAM tidak
lebih daripada mencari legitimasi kekuasaan untuk mengukuhkan pemerintahannya. Selain
itu factor penting pelaksanaan HAM adalah pengakuan resmi Negara tentang HAM dalam
wujud nyata, yaitu deklarasi yang dikuatkan dengan Undang-undang. Adanya landasan
yuridis normal HAM ini setidak-tidaknya pelanggaran terhadap HAM bisa diminimalisir.8

6-8
Sri Rahayu W, Hak Asasi Manusia :Tinjauan Dari Aspek Historis dan Yurisdis
file:///C:/Users/user/Downloads/5951-12786-1-SM%20(1).pdf (Diakses pada hari sabtu 24 Februari pukul 10.00)

7
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manusia merupakan makhluk ciptaan allah yang paling sempurna, manusia


merupakan makhluk monodualistis, artinya selain sebagai makhluk individu, manusia juga
berperan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu
bekerjasama dengan orang lain sehingga tercipta sebuah kehidupan yang damai. Tanpa
bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan
bantuan orang lain, manusia bisa makan menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensinya kemanusiaannya pada intinya etika ,
system nilai dan ham diciptakan untuk pelengkap menunjang proses kebutuhan hidup
manusia untuk menjadi lebih baik.

B. SARAN

Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam makalah yang penyusun buat,
maka dari itu penyusun mohon kritik dan saran demi kesesuaian dan kebenaran dalam
penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/f54a8ee66e9d11ce927c4195c9afaaf8.pdf

https://books.google.co.id/books?id=jSepEAAAQBAJ&lpg=PP1&ots=hazE2M3rIF&dq=hakikat%20manusia
%20dalam%20etika%20profesi%20hukum&lr&hl=id&pg=PA3#v=twopage&q&f=false

https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia

Etika & Tanggung Jawab Profesi Indonesia karya bapak supriadi, S.H.,M.Hum

Sumantri, Muhammad S.2015. Modul Mata Kuliah Hakikat Manusia dan Pendidikan.Yogyakarta: Universitas
Terbuka.

Mohammad, Y., Peri, R., Rinda, F., (2022). Sistem Nilai dan Relasinya Dengan Pendidikan Islam.
Al – Hikmah : Jurnal Pendidikan dan Pendidikan Agama Islam, 4(1), 29 – 30.

Sri Rahayu W, Hak Asasi Manusia :Tinjauan Dari Aspek Historis dan Yurisdis file:///C:/Users/user/Downloads/5951-12786-
1-SM%20(1).pdf (Diakses pada hari sabtu 24 Februari pukul 10.00).

Anda mungkin juga menyukai