HAKIKAT MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Sosiologi Antropologi Komunikasi
Dosen: Bayu Risdiyanto, MPS.Sp
Disusun Oleh
Kelompok 1
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Hakikat Manusia sebagai Makhluk
Sosial". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akademik dalam memperdalam
pemahaman tentang konsep manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan panduan dan arahan dalam menyelesaikan tugas ini. Tak
lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan motivasi dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini membahas tentang hakekat manusia sebagai makhluk sosial, meliputi
tinjauan teori dari ahli-ahli sosiologi terkemuka seperti Emile Durkheim, Karl Marx, dan Max
Weber, situasi dan kondisi faktual di Indonesia terkait tema yang dipilih, serta rekomendasi
dalam menyikapi situasi dan kondisi tersebut. Selain itu, makalah ini juga membahas implikasi
dari hakekat manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan dampak sifat
sosial manusia pada kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi perbaikan dan kemajuan dalam penulisan di masa depan.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sumber
referensi yang berguna dalam memahami hakekat manusia sebagai makhluk sosial
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Sosial........................................... 2
1. Tinjauan Teori Terkait Hakikat Manusia sebagai Makhluk Sosial..... 2
2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial........................................................ 3
B. Peranan Manusia Sebagai Makhluk Sosial............................................... 3
C. Implikasi dari Hakikat Manusia sebagai Makhluk Sosial dalam
Kehidupan Bermasyarakat........................................................................ 4
1. Dampak dari Sifat Sosial Manusia pada Kehidupan Sehari-hari......... 5
2. Contoh Kasus Terkait Hakikat Manusia sebagai Makhluk Sosial di
Masyarakat........................................................................................... 6
D. Menyikapi Situasi dan Kondisi Faktual di Indonesia Terkait dengan
Hakikat Manusia sebagai Makhluk Sosial............................................... 7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial adalah konsep yang merujuk pada kenyataan
bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan interaksi dengan manusia lain
untuk bertahan hidup. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan untuk saling
bergantung satu sama lain dan membentuk masyarakat. Konsep ini menjadi penting dalam
memahami perilaku manusia dalam konteks sosial, dan bagaimana interaksi sosial
mempengaruhi kehidupan manusia secara umum.
Dalam makalah ini, kita akan membahas hakikat manusia sebagai makhluk sosial
dan implikasinya dalam kehidupan bermasyarakat. Konsep ini telah menjadi perdebatan di
kalangan para ahli sosial, dan berbagai teori telah dikemukakan untuk menjelaskan
fenomena ini. Dalam tinjauan teori, kita akan membahas konsep manusia sebagai makhluk
sosial menurut perspektif ahli sosial terkemuka seperti Emile Durkheim, Karl Marx, dan
Max Weber.
Melalui pembahasan ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang hakekat manusia sebagai makhluk sosial, dan bagaimana implikasinya dalam
membentuk masyarakat yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk sosial?
2. Apa peran manusia sebagai makhluk sosial
3. Bagaimanakah Implikasi dari Hakikat Manusia sebagai Makhluk Sosial dalam
Kehidupan Bermasyarakat?
4. Bagaimana dampak dari sifat sosial manusia pada kehidupan sehari-hari?
5. Bagaimana menyikapi situasi dan kondisi Faktual di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Ingin menjelaskan konsep manusia sebagai makhluk sosial.
2. Ingin mengetahui peranan manusia sebagai makhluk sosial.
3. Ingin mengetahui Implikasi dari Manusia sebagai Makhluk Sosial dalam Kehidupan
Bermasyarakat?
4. Ingin menjelaskan dampak dari sifat sosial manusia pada kehidupan sehari-hari.
5. Ingin mengetahui Bagaimana menyikapi situasi dan kondisi Faktual di Indonesia?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia juga memiliki naluri untuk berinteraksi dengan orang lain. Interaksi sosial
antarmanusia terjadi secara spontan dan terjadi secara alami. Selama interaksi sosial
berlangsung, manusia akan saling mempengaruhi dan saling memengaruhi. Dalam interaksi
sosial, manusia akan menyesuaikan perilakunya dengan orang lain dan memperhatikan
norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.
1. Tinjauan Teori Terkait Hakikat Manusia sebagai Makhluk Sosial
Teori-teori yang terkait dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial telah
dikemukakan oleh banyak ahli sosial, seperti Emile Durkheim, Karl Marx, dan Max
Weber.
Berikut adalah teori sosiologi yang membahas tentang manusia sebagai makhluk sosial
menurut ahli, yaitu :
a. Teori fungsionalisme
Menurut Durkheim, manusia secara alami ingin hidup dalam kelompok dan
memiliki kebutuhan untuk saling bergantung satu sama lain. Fungsionalisme juga
menganggap masyarakat sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai bagian
yang saling terkait dan saling mendukung. (Durkheim, E. 1893)
b. Teori konflik sosial
Menurt Karl Marx, teori ini menganggap bahwa manusia sebagai makhluk sosial
terus menerus berada dalam konflik dan perjuangan untuk menguasai sumber daya.
2
Konflik sosial ini dianggap sebagai suatu kondisi alami dalam masyarakat, dan
keberadaannya dapat menghasilkan perubahan sosial. (Marx, K. 1848)
c. Teori aksi sosial
Menurut Max Weber, menganggap bahwa manusia bertindak dalam masyarakat
karena adanya nilai dan tujuan tertentu. Teori ini menekankan bahwa manusia
berinteraksi dalam masyarakat untuk mencapai tujuan dan memenuhi
kebutuhannya. (Weber, M. 1922)
2. Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial lebih kepada proses penyesuaian diri manusia
dengan lingkungan hidup sehari- hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
maupun bernegara. Hal ini bertujuan agar manusia mampu menjalin hubungan baik
dengan manusia lain yang ada dikehidupan manusia itu sendiri. Hubungan yang terjalin
pada kehidupan manusia disebut juga dengan interaksi sosial.
Interaksi sosial ini akan terjalin dari manusia barudilahirkan bahkan masih
dalam kandungan sampai manusia dunia. Dan semua proses tersebut memerlukan
bantuan manusia Iain terutama lingkungan keluarga. Itu berarti dalam menjalani
kehidupan manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dapat
disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa alasan,
yaitu:
1. Manusia tunduk pada aturan atau norma sosial.
2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusia akan tmembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
5. Manusia sebagai makhluk yang berhubungan dengan lingkungan hidup.
3
Selain itu, terdapat norma-norma sosial sebagai patokan untuk bertingkah laku bagi
manusia kelompoknya.
Berdasarkan hal di atas, maka manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi-
implikasi sebagai berikut:
1. Kesadaran akan "ketidakberdayaan" manusia bila seorang diri.
2. Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
3. Penghargaan akan hak- hak orang lain.
4. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.
Keberadaannya sebagai makhluk sosial, manusia melakukan peran-peran sebagai berikut:
1. Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.
2. Membentuk kelompok-kelompok sosial.
3. Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok.
4
tersebut. Masyarakat menjadi penting dalam membentuk identitas, nilai, norma, dan
budaya yang melekat pada individu dalam masyarakat.
2. Adanya sistem sosial
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan interaksi
dengan orang lain. Interaksi tersebut membentuk sistem sosial yang kompleks dalam
masyarakat. Sistem sosial mencakup struktur sosial, institusi, dan nilai yang dipegang
oleh masyarakat. Struktur sosial mencakup hierarki sosial, kelas sosial, dan kelompok-
kelompok sosial yang terbentuk dalam masyarakat.
3. Terbentuknya norma dan nilai sosial
Interaksi antarindividu dalam masyarakat membentuk norma dan nilai sosial yang
dianut oleh masyarakat. Norma dan nilai sosial menjadi pedoman dalam bertindak dan
berinteraksi dalam masyarakat. Norma dan nilai sosial yang dipegang oleh masyarakat
dapat berbeda-beda antarbudaya atau antarmasyarakat.
4. Adanya kepentingan bersama
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kepentingan bersama dalam masyarakat.
Kepentingan bersama tersebut meliputi kepentingan ekonomi, politik, dan sosial.
Keinginan untuk mencapai kepentingan bersama dalam masyarakat dapat
mempengaruhi tindakan individu dalam masyarakat.
5. Terbentuknya identitas sosial
Interaksi antarindividu dalam masyarakat membentuk identitas sosial yang melekat
pada individu dalam masyarakat. Identitas sosial mencakup peran sosial, status sosial,
dan kelompok-kelompok sosial yang terbentuk dalam masyarakat. Identitas sosial yang
dimiliki individu dalam masyarakat dapat memengaruhi tindakan dan interaksinya
dalam masyarakat.
6. Terbentuknya solidaritas sosial
Manusia sebagai makhluk sosial juga membentuk solidaritas sosial dalam masyarakat.
Solidaritas sosial mencakup rasa persatuan dan kebersamaan dalam masyarakat.
Solidaritas sosial dapat terbentuk karena adanya perbedaan dalam masyarakat yang
memungkinkan terbentuknya saling ketergantungan antarindividu dalam masyarakat.
6
menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial perlu dilatih dalam berinteraksi
dan bekerjasama dengan orang lain.
Dalam lingkup masyarakat, manusia sebagai makhluk sosial juga dapat tercermin
dalam tindakan gotong royong dan kegiatan sosial lainnya. Kegiatan ini menunjukkan
bahwa manusia membutuhkan bantuan dan dukungan dari lingkungan sosialnya untuk
mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhannya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulanya, manusia dianggap sebagai makhluk sosial karena memiliki
kemampuan untuk berinteraksi dan menjalin hubungan sosial dengan manusia lainnya.
Tujuannya adalah agar manusia dapat menjalin hubungan yang baik dengan manusia lain
dalam kehidupan manusia itu sendiri.
Berdasarkan tinjauan teoritis para pakar sosial terkemuka seperti Emile Durkheim,
Karl Marx dan Max Weber, dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial
memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk masyarakat dan kebudayaan.
Durkheim berpendapat bahwa masyarakat adalah entitas yang memiliki kekuatan sosial dan
moral yang mempengaruhi perilaku individu dalam masyarakat.
Menghadapi situasi dan keadaan Indonesia saat ini, hakikat manusia sebagai
makhluk sosial harus senantiasa berusaha mempererat hubungan antar individu dan
kelompok sosial, serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Karena itu penting bagi masyarakat untuk terus mempererat hubungan sosial dan
membudayakan nilai-nilai kesetiakawanan sosial untuk menciptakan kehidupan yang
harmonis dan lestari.
B. Saran
Dalam upaya meningkatkan hubungan sosial dan solidaritas sosial, diperlukan beberapa
tindakan sebagai berikut:
1. Memperkuat nilai-nilai sosial yang berorientasi pada kebersamaan, toleransi, dan
saling menghargai.
2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial dan kebudayaan
untuk memperkuat hubungan sosial dan solidaritas.
3. Mengembangkan program-program sosial yang mempromosikan kegiatan-kegiatan
yang memperkuat hubungan sosial antara individu dan kelompok.
4. Membangun jaringan sosial yang luas melalui media sosial atau kegiatan online
yang memungkinkan interaksi sosial dan saling bertukar informasi.
5. Mengembangkan budaya dialog dan resolusi konflik yang damai agar konflik sosial
dapat diatasi dengan cara yang baik dan tidak merugikan pihak lain.
9
DAFTAR PUSTAKA
Marhayani, Dina Anika. 2020. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jateng: Penerbit Lakeisha.
10