Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

TEORI-TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK


(ABRAHAM MASLOW, GEORGE A. KELLY DAN CARL ROGERS)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur Mata kuliah


Pengembangan Kepribadian Guru

Dosen pengampu : Dr.H,Irfan Ahmad Zain, M.Pd

Disusun Oleh :

Ravita Astri Fitri Y 1172020178


Ridwan Maulana 1172020182
Riska Rismayani 1172020190
Silfa Azizah Destianti 1172020209

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

‫ِبْس ِم ِهللا الَّرْح مِن الَّر ِح ْيِم‬

Segala puji bagi Allah swt sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta
beserta isinya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad
saw yang telah menuntun umatnya dari zaman jahiliyyah ke zaman islamiyyah.
Penulis mengharapkan atas segala usaha yang dilakukan dalam mewujudkan
karya tulis ini merupakan sebagian dari ibadah kepada Allah swt. Dengan kuasa-
Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Teori Kepribadian”

Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis menyadari akan banyaknya


kesalahan dan kekurangan yang ada pada diri penulis. Namun, berkat perhatian
dan bimbingan dari berbagai pihak, karya tulis ini dapat terselesaikan. Untuk itu
selayaknya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan
dan bimbingan yang sangat berharga, yaitu kepada :
1. Kedua orang tua tercinta yang telah memberi segalanya baik do’a, nasihat,
dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan tugasnya.
2. Drs. H. Irfan Ahmad Zain M.Pd selaku dosen dari mata kuliah
Perkembangan Kepribadian Guru, yang telah memberikan bimbingan
terhadap kami.
3. Teman-teman seperjuangan PAI E yang senantiasa memberi dukungan
dalam penyelesaian karya tulis ini.

Semoga Allah swt membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
dengan ganjaran pahala yang berlipat, penulis mengucapkan
jazakumullahukhairankatsieraan.

Harapan penulis bisa menyusun karya tulis ini dengan baik. Namun,
kemampuanlah yang membatasinya. Penulis menyadari dalam penulisan karya
tulis ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengharapkan tegur sapa dari semua pihak yang berupa
kritik dan saran yang bersifat membangun guna sebagai bahan perbaikan bagi
karya tulis ini.

i
Akhir kata, kepada Allah swt segala sesuatu kembali, mudah-mudahan
dengan tersusunnya karya tulis ini sedikit banyaknya dapat memberikan manfaat
bagi semuanya, khususnya bagi kami penulis.

‫هللا َيْأُخ ُذ ِبَاْيِد َنا ِاَلي َم ا ِفْيِه َخْير ِلِاْل ْس اَل ِم َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن‬
ُ

Bandung, November 2018

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Kepribadian Humanistik................................................3


B. Teori Kepribadian Abraham Maslow......................................8
C. Teori Kepribadian Kognitif George A Kelly...........................20
D. Teori Kepribadian Carl Georges.............................................29

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................41

Daftar Pustaka................................................................................43

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepribadian adalah gambaran cara seseorang bertingkah laku


terhadap lingkungan sekitarnya ,yang terlihat dari kebiasaan berpikir ,sikap
dan minat,serta pandangan hidupnya yang khas untuk mempunyai
kewibawaan.

Karena dalam kehidupan manusia sebagai individu ataupun


makhluk sosial,kepribadian senantiasa memberikan warna –warni
kehidupan. Ada kalanya senang,tentram,dan gembira. Akan tetapi
pengalaman hidup membuktikan bahwa manusia juga kadang-kadang
mengalami hal yang pahit,gelisah,frustasi,dan sebagainya,ini menunjukan
bahwa manusia mengalami dinamika kehidupan

Kepribadian sangat mencerminkan perilaku seseorang kita bisa tau


apa yang sedang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan
pengalaman diri kita sendiri. Hal ini karena dalam banyak segi manusia itu
unik ,khas. Oleh karena itu tidak asing ketika munculnya banyak teori
kepribadian manusia diantaranya adalah teori humanistik, teori kepribadian
abraham maslow,dan teori kepribadian kognitif George A.Kelly yang
menjadikan pembahasan pada makalah ini agar kita mengetahui teori-teori
kepribadian manusia dan apa yang menjadikan objek yang menjadi faktor
adanya teori tersebut.

Mempelajari kepribadian merupakan hal yang menarik karena


dinamika pengetahuan mengenai diri kita sendiri secara otomatis akan
bertambah. Hal ini karena hakikatnya manusia adalah yang ada dan tumbuh
berkembang dengan kepribadian yang menyertai setiap langkah dalam
hidupnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Teori Kepribadian Humanistik?
2. Bagaimana Teori Kepribadian Abaraham Maslow?
3. Bagaimana Teori Kepribadian Kognitif George A. Kelly?
4. Bagaimana Teori Kepribadian Carl Rogers?

C. Tujuan Penulisan
1. Pemenuhan Tugas Terstuktur Mata Kuliah Perkembangan
Kepribadian Guru
2. Untuk mengetahui Teori Kepribadian Humanistik
3. Untuk mengetahui Teori Kepribadian Abaraham Maslow
4. Untuk mengetahui Teori Kepribadian Kognitif George A. Kelly
5. Untuk mengetahui Teori Kepribadian Carl Rogers

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Kepribadian Humanistik

Teori merupakan model (contoh) kenyataan yang membantu kita


dalam memahami, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol realitas
tersebut. Dalam menyelidiki kepribadian, model-model ini biasanya
berbentuk verbal. Walaupun saat ini ada model grafis, dcngan ilustrasi
simbolik, dan model matematis, bahkan dalam bentuk model komputer,
namun kata (verba) adalah bentuk paling dasar dari model.

Pendekatan yang berbeda akan memfokuskan dirinya pada aspek


teori yang berbeda pula. Orang humanis dan eksistensialis cenderung
memfokuskan diri pada pemahaman. Mereka berkeyakinan bahwa siapa
kita sebenarnya adalah hal yang amat kompleks dan terlalu terikat dengan
sejarah dan kebudayaan untuk “diprediksi dan dikontrol”. Di samping itu,
menurut mereka, memprediksi dan mengatur manusia pada tingkat tertentu
sebenarnya adalah tindakan yang agak kurang ajar.

Di lain pihak, orang yang menganut paham behaviorisme atau


pemikiran Freud malah lebih mementingkan prediksi dan kontrol. Kalau
satu gagasan dipandang bermanfaat dan dapat diterapkan, kenapa tidak!
Bagi mereka, pemahaman adalah soal belakangan.

Definisi lain mengatakan teori adalah panduan dalam bertindak.


Artinya, membayangkan bahwa masa depan tidak akan jauh berbeda
dengan masa lalu. Kita menganggap rentetan peristiwa yang telah terjadi
bcrulang-ulang besar kemungkinan akan terjadi lagi. Kita biasanya akan
melihat peristiwa yang pertama dari serangkaian peristiwa, atau peristiwa
yang paling mencolok, untuk mengetahui tanda-tanda apa yang
menunjukkan peristiwa yang mirip akan terjadi lagi. Sebuah teori mirip
dengan sebuah peta. Peta sama sekali tidak sama dengan detail-detail
wilayah yang dipetakannya, bahkan bisa dikatakan sangat tidak akurat.
Namun sebuah peta dapat membantu dalam bertindak dan melangkah serta
bisa membantu kita memperbaiki kesalahan.1

istilah 'kepribadian' berasal dari kata Latin persona yang artinya


topeng. Siapa pun yang kemudian mendefinisikan kepribadian layaknya
1
George C. Boeree. 2010. Personality Theories : Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog
Dunia. Penerjemah Inyiak Ridwan Muzir. Yogyakarta: Prismashopie

3
sebuah topeng, melihat kepribadian sebagai diri seseorang yang tampil di
hadapan publik. Dengan kata lain, ini aspek kedirian yang kita pilih untuk
ditampilkan ke dunia. Definisi kepribadian seperti ini mengimplikasikan
kalau aspek-aspek lebih penting dari kepribadian seseorang tetap
tersembunyi karena sejumlah alasan. Sedangkan definisi kepribadian yang
lain berjangkauan dari konsep yang populistik sifatnya, yaitu kepribadian
memampukan seseorang menjadi efektif secara sosial (seorang individu
bisa dilihat memiliki kepribadian mengagumkan, atau menakutkan, atau
tidak punya kepribadian sama sekali), hingga definisi yang sangat teknis
sampaisampai melibatkan rumusan-rumusan matematis. Kalau begitu bisa
dikatakan bahwa telah muncul beberapa jenis teori kepribadian, meski
fakta dasarnya tetap sama, setiap teori kepribadian tak lain dan tak bukan
adalah upaya mendefinisikan kepribadian di luar seberapa mencolok
perbedaan satu definisi ke definisi lainnya.2

Biasanya kepribadian dibicarakan dalam pengertian apa yang


membuat seseorang berbeda dari orang lain, apa yang membuatnya unik
dibanding yang lain. Aspek kepribadian seperti ini disebut “kekhasan
individual” (individual differences). Dalam beberapa teori, masalah ini
meniadi isu sentralnya. Teori-reori jenis ini bahkan lebih memusatkan
perhatiannya pada hal-hal seperti tipe, sifat dan tes-tes yang dapat
membantu kita mengkategorisasi dan membandingkan satu orang dengan
orang lain. Misalnya ada orang yang neurorik, sementara yang lain tidak;
ada yang introvert (tertutup) dan ada juga yang ekstrovert (terbuka); dan
lain sebagainya.

Sementara itu. ada pula teoretikus-teoretikus yang tertarik pada


kesamaan yang dimiliki orang. Sebagai contoh, apa kesamaan antara orang
yang neurotik dengan orang yang sehat jiwanya? Atau struktur apa yang
sama-sama ada di dalam diri setiap orang introvert dan ekstrovert?

Kalau Anda “mengotak-ngotakkan" orang ke dalam kategorikeregori -


semisal sehat-neurorik atau introvert-ekstrovert itu berarti Anda
menganggap kategori tersebut dapat ditempati oleh setiap orang. Apakah
mereka neurotik arau tidak, namun yang pasti setiap orang dapat sehat atau
tidak sehat; apakah mereka introvert arau ekstrovert, namun setiap orang
pasti punya cara rertcntu untuk "mengelola” masalah dalam dirinya.

Cara lain untuk membahasakan hal di atas adalah bahwa teoretikus


kepribadian tertarik dengan struktur individual, khususnya struktur
2
Mathew H. Olson & B.R. Hargenhahn. 2013. Pengantar Teori Kepribadian. Penerjemah Yudi
santoro. Yogyakarta: Pustaka Belajar

4
psikologis. Bagaimana orang dapat “bersama"; bagaimana mereka
“bekerja", bagaimana mereka “berpisah".

Beberapa teoretikus bahkan melangkah lebih jauh lagi dan mengatakan


bahwa mereka mencari hakikat pribadi itu sendiri. Atau mereka mencari
pengertian “menjadi seorang pribadi manusia" yang sebenarnya. Wilayah
psikologi kepribadian lebih luas daripada hanya sekadar penyelidikan
empiris rentang perbedaan antara orang dengan orang, dan sedikit lebih
kecil dibanding filsafat yang berusaha menggali apa makna hidup dan
kehidupan.

Mungkin ini sedikit membanggakan, namun pada kenyataannya


para psikolog kepribadian menganggap disiplin mereka memayungi
seluruh cabang psikologi yang lain. Psikologi kepribadian akan membahas
genetika dan fisiologi, pembelajaran dan pertumbuhan, interaksi sosial dan
interaksi budaya, patologi dan terapi. Seluruh bagian ini berbaur di dalam
diri seorang indlvidu, dalam satu pribadi.3

Ada tiga fokus utama teori kepribadian, Kluckhohn dan Murray


mengamati jika setiap manusia: (1) mirip setiap manusia yang lain; (2)
mirip beberapa manusia yang lain; dan (3) tidak mirip manusia lain mana
pun. Apa maksudnya? Mari kita telusuri satu-satu:

1. Kita semua mirip semua manusia lain sejauh adanya sebuah hakikat
manusia yang mendeskripsikan 'kemanusiaan' kita. Salah satu tugas
teorisi kepribadian adalah mendeskripsikan apa yang dimiliki semua
manusia pada umumnya, yaitu apa yang dilengkapkan pada kita sejak
lahir-inilah yang bisa menjelaskan hakikat manusia kita.
2. Berikutnya, kita mirip beberapa manusia yang lain sejauh kita berbagi
sebuah budaya yang sama dengan mereka. Contohnya, mungkin
menjadi bagian hakikat manusia untuk memuja tubuh, untuk berusaha
memahami lewat akal sehat semesta dan tempat kita di dalamnya,
untuk mencari pasangan dan menghasilkan keturunan, untuk merawat
dan mengasuh keturunan hingga mandiri, dan untuk hidup secara
kooperatif dengan sesama manusia. Namun begitu, budaya tempat kita
dibesarkan itulah yang kemudian menentukan bagaimana cara
memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Di budaya Barat modern
contohnya, jika seseorang ingin menikah, maka itu artinya satu
suami/istri, sehingga jika orang itu ingin menikah dengan yang lain, ia
harus menceraikan suami/ istrinya lebih dulu baru bisa menikah lagi.
3
George C. Boeree. 2010. Personality Theories : Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog
Dunia. Penerjemah Inyiak Ridwan Muzir. Yogyakarta: Prismashopie

5
3. Akhirnya, kita tidak punya kemiripan dengan siapa pun di dunia ini,
artinya, setiap manusia memiliki keunikan tertentu, yang disebabkan
oleh pembentukan gen-gen kelahirannya, dan pembentukan
pengalaman-pengalaman pribadinya selama ini.

Saat mendeskripsikan kepribadian, para teorisi berusaha menunjukkan


bagaimana kita bisa sama seperti orang lain, dan bagaimana kita bisa
berbeda dari mereka. Kelompok pertama menyoroti isu-isu yang berkutat
di hakikat manusia, sedangkan yang kedua menyoroti isu-isu terkait
perbedaan-perbedaan individu. Adalah satu prestasi jika seorang teorisi
dapat mendeskripsikan komponen-komponen hakikat manusia, dan
karakteristik yang membedakan setiap manusia; adalah prestasi yang lain
jika teorisi yang lain dapat menjelaskan asal-usul hal-hal tersebut,
bagaimana keduanya berinteraksi, bagaimana kedu anya bisa berubah
seiring waktu, dan apa saja fungsi mereka. Tujuan-tujuan teori
kepribadian, kalau begitu, adalah mendeskripsikan seperti apa manusia itu,
dan menjelaskan kenapa menjadi begitu yaitu mendeskripsikan sekaligus
menjelaskan hakikat manusia sekaligus perbedaanperbedaan individu.

Yang seperti ini jelas tujuan yang kelewat besar, sehingga tak satu pun
teori kepribadian sebesar apa pun ia, sanggup menjelaskan sampai tuntas
semua hal tersebut. Sebaliknya, teori-teori yang berbeda menitikberatkan
justru aspek-aspek yang berbeda dari hakikat manusia dan perbedaan-
perbedaan individu, dan menawarkan deskripsi-deskripsi, penjelasan-
penjelasan dan metode-metode yang berbeda-beda untuk mempelajarinya.
Karena alasan inilah, mungkin, pemahaman terbaik tentang kepribadian
bisa diraih dengan memadukan banyak teori kepribadian, bukannya
bersikukuh mencari satu saja teori tunggal terlengkap.

Di dalam psikologi, tidak pernah terjadi sebuah paradigma dapat memandu


semua riset, melainkan sejumlah paradigma selalu muncul secara simultan.
Selain itu, istilah paradigma, saat diaplikasikan kepada psikologi,
berkaitan dengan teori yang dianut sekelompok orang, yang disebut
'mazhab' atau 'isme' kendati itu hanya satu teori tunggal kecil, sama seperti
di bidang fisika. Di dua kasus ini, sebuah paradigma dapat dilihat sebagai
cara mencari dan meneliti tema tertentu. Kalau begitu, ilmuwan berbeda
yang mengeksplorasi tema yang sama akan mengerjakan riset dengan cara
berbeda, bergantung di paradigma mana yang memandu aktivitas-aktivitas
riset mereka.

6
Poin yang paling penting terkait paradigma adalah ia tidak mesti
membenarkan satu hal dan menganggap yang lain keliru; mereka semua
sekadar membangkitkan metodologi-metodologi riset yang berbeda.

Bagaimana ide-ide ini berkaitan dengan teori kepribadian? Kepribadian


adalah sebuah topik yang kompleks, dan banyak pendekatan bagi studi
tersebut bermunculan. Faktanya, pendekatan-pendekatan ini adalah
paradigma, dan semua uraian di atas diaplikasikan kepada mereka.4

Secara umum ada tiga paradigma utama dalam teori kepribadian yaitu :

1. Psikoanalisis atau “kekuatan pertama". Walaupun secara


garis besar psikoanalisis merujuk pada pemikiran Freudian, namun di
sini kita menggunakannya untuk merujuk pemikir-pemikir lain yang
sangat dipengaruhi Freud atau yang berpikiran sama. yaitu mereka
yang yakin bahwa jawaban atas pertanyaan-pcnanyaan penting
menyangkut ke|iwaan manusia tersembunyi di balik tirai, di dalam
alam bawah sadar.
Ada tiga bentuk pendekatan psikoanalisis.Yang pertama tentu saja
pemikiran Freudian.yakni Sigmund Freud sendiri, Anna Freud dan
psikolog ego. Erik Erikson. Pendekatan kedua bisa disebut sebagai
“perspektif transpersonal”, yang lebih bernuansa spiritual.yang di sini
akan diwakili oleh Carl Jung. Pendekatan ketiga dlsebut pendekatan
sosial psukologis yang memuat nama-nama seperti Alfred Adler,
Karen Horney dan Erich Fromm.
2. Behavioristik atau “kekuatan kedua”. Menurut perspektif ini, jawaban
pertanyaan-pertanyaan tadi dapat ditemukan melalui pengamatan yang
saksama terhadap perilaku dan lingkungan serta relasi keduanya.
Kalangan behavioris, sama seperti pendahulunya kalangan kognirivis,
lebih mengutamakan metode kuantitatif dan eksperimental.
pendekatan behavioristik diwakili oleh Hans Eysenck. B.F. Skinner
dan Alben Bandura.
3. Humanistik atau “kekuatan ketiga". Pendekatan humanistik, biasanya
dianggap mencakup psikologi eksistensial. adalah pendekatan yang
paling muda dibanding dua pendekatan sebelumnya. Pendekatan ini
sering dipandang sebagai reaksi terhadap teori-teori psikoanalisis dan
behavioristik. lnti pandangannya adalah bahwa jawaban-iawaban atas
persoalan kejiwaan harus ditemukan dalam kesadaran atau
pengalaman seseorang. Metode fenomenologis lebih diutamakan oleh

4
Mathew H. Olson & B.R. Hargenhahn. 2013. Pengantar Teori Kepribadian. Penerjemah Yudi
santoro. Yogyakarta: Pustaka Belajar

7
kalangan humanis ini. Ada dua "aliran” besar pendekatan humanis.
Pertama humanisme murni. yang diwakili oleh Abraham Maslow,
Carl Rogers dan George Kelly. Yang kedua psikologi eksistensialis,
filsafat yang didasarkan pada humanisme yang populer di Eropa dan
Amerika Latin. Diwakili oleh. Ludwig Binswanger dan Viktor Frank.5

Teori humanistik (Yusuf Syamsu, 2007:141) berkembang sekitar tahun


1950-an sebagai teori yang menentang teori-teori psikoanalisis dan
behavioristik. Serangan humanistik terhadap dua teori ini adalah bahwa
kedua-duanya bersifat “dehumanizing” (melecehkan nilai-nilai
manusia).Teori Freud dikritik, karena memandang tingkah laku manusia
didominasi atau ditentukan oleh dorongan yang bersifat primitif, dan
animalistic (hewan).Sementara behavioristik dikritik, karena teori ini terlalu
asyik dengan penelitiannya terhadap binatang, dan menganalisis kepribadian
secara pragmentasi.Kedua teori ini dikritik, karena memandang manusia
sebagai bidak atau pion yang tak berdaya dikontrol oleh lingkungan dan
masa lalu, dan sedikit sekali kemampuan untuk mengarahkan diri.
Teori humanistik dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam
psikologi, dan merupakan alternative dari kedua kekuatan yang dewasa ini
dominan (psikoanalisis dan behavioristik). Kekuatan yang ketiga ini
dinamakan humanistic karena memiliki minat yang eksklusif terhadap
tingkah laku manusia. Humanistik dapat diartikan sebagai “orientasi teoritis
yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan
free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya”
(Yusuf Syamsu, 2007:141).6

B. Teori Kepribadian Abraham Maslow


1. Biografi Abraham Maslow
Abraham Harold Maslow lahir tanggal 1 April 1908 di
Brooklyn,Newyork ia sulung dari tujuh anak seorang imigran Yahudi dari
Rusia yang miskin yang tak terdidik karena menjadi satu-satunya anak
Yahudi dilingkungan ketetanggannya,Maslow merasa kesepian dan tidak
bahagia. Seperti Rogers
Maslow melarikan diri ke dunia buku. Ia mendeskripsikan masa
kanak-kanaknya sebagai berikut: _Dengan masa kanak-kanak sesuram itu,
5
George C. Boeree. 2010. Personality Theories : Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog
Dunia. Penerjemah Inyiak Ridwan Muzir. Yogyakarta: Prismashopie
6
Yusuf Syamsu, Dkk. 2007. Teori Kepribadian. Bandung: Remaja Rosda Karya

8
ajaib iika saya tidak terserang psikotik.Saya adalah anak Yahudi di
lingkungan anak buka Yahudi, rasanya seperti saya menjadi anak negro satu-
satunya yang mendaftar di sekolah anak kulit putih. Saya terisolasi dan tidak
bisa merasa bahagia sedikit pun. Inlah yang membuat saya tumbuh di dalam
perpustakaan, di antara buku-buku, tanpa teman selain kata dan kalimat"
Sayang, tidak semua masalah Maslow berasal dari luar rumah. Dia
mengenang ayahnya sebagai pecinta whiskey, wanita dan perkelahian yang
menganggap putra sulungnya (Maslow) jelek dan bodoh.
Suatu saat di sebuah perkumpulan besar keluarga, ayahnya,
Samuel,bertanya kepada semua yang hadir, "Bukankah Abe anak paling jelek
yang pernah kalian lihat?" mendeskripsikan dampak dari ejekanitu terhadap
Maslow kecil “Ucapan yang tanpa otak itu sangat besar memengaruhi
gambar-diri anak laki-laki itu sehingga untuk sementara waktu ia mencari
mobil kosong saat menumpang ke kota, bersembunyi dari penglihatan orang
lain seolah dia makhluk paling buruk rupa
Kalaupun ada yang lebih buruk memperlakukan Maslow daripada
ayahnya,adalah ibunya sendiri, Rose:
(Maslowl tumbuh dewasa: dengan kebencinn tak terpadamkan pada
ibunyadam tidak pernah mencapai rekonsiliasi sedikit pun, bahkan
menoIakmenghadiri pemakamannva. ia menggambarkan Rose Maslow
sebagai pribadi yang kejam, tidak peduli dan penuh permusuhan, sesosok ibu
yangsaking tidak punya rasa sayang sekecil pun hampir-hampir
menularkankegilaannya kepada anak-anaknya. Dari semua penggambaran
Maslow tentangibunya beberapa bahkan diucapkan di depan publik saat
ibunyamaslh hidup tidak satu pun yang mengekspresikan kehangatan atau
afeksi.Salah satu aiasan bagi kepahitan Maslow terhadap ibunnya adalah cara
yang amburadul mengurus rumah tangga:[Maslow] mengingat dengan penuh
kepahitan bahwa ibunya tetap
Gembok pintu kulkas bahkan meski suaminya sudah bisa memberikan
penghidupan yang baik. Hanya ketika waktunya akan masak in baru
membukaGembok itu dan mengizinkan anaknya mengambil sesuatu untuk

9
dimakan,Kapan pun Maslow kecil membawa seorang teman ke rumah,
ibunya selalumemeriksa apakah pintu kulkas masih digembok. Dan ada juga
episode tentang kucing:
Saat kanak-kanak, [Maslow] menemukan dua anak kucing teler dijalan.Ia
memutuskan untuk membawanya pulang dan merawatnya. Diam-diamia
membawa masuk ke rumah dan menaruhnya di basement. Sore itu
Rosepulang dari kerja dan mendengar suara mengeong.Ia pun turun ke
basementdan menemukan putranya sedang memberi makan anak-anak
kucingitu dengan sepiring susu. Kemarahan ganda karena putranya itu
sudahmembawa kudng telantar ke dalam rumah dan membeti mereka
makandengan piringnya membuat ia segera menggenggam erat kedua
hewan iiu.Di depan mata putranya yang penuh ketakukan, Rose
memukul_mukulkankepala setiap anak kucing itu di lantai basement sampai
mati. Ironis memang bagaimana seorang yang begitu erat diasosiasikan
denganpsikologi humanistik justru menemukan pendorong kerjanya
seumurhidup dari kebencian terhadap ibunya. Di tahun 1969, tak lama
sebelumkematiannya, Maslow memasukkan komentar berikut di dalam
jumal pribadinya:Apa yang saya tentang dan benci total serta tolak bukan
hanya penampilan fisik (ibu saya], tetapi juga nilai-nilai dan pandangan
dunia yang dianutnya,perilaku dan kata-katanya yang suka menyakiti,
egonisme totalnya. Kurangnyacintanya bagi siapa pun di dunia, bahkan
kepada suami dan anaknyasendiri asumsinya bahwa siapa pun keliru jika
tidak setuju darinya, kurangnya kepeduliannya kepada cucu-cucunya, tidak
adanya teman yangdia punya.kecerobohan dan kejorokannya, kurnngnya
tasa kekeluargunterhadap orangtua dun saudara-saudarinya sendiri. Saya
selalu herandari mana: Utopianisme saya. penitikberatan etk, humanisme,
penilikberatankebalkan, cinta, persahabatan dan semua yang lain berasal.
Saya tentunyatahu bahwa konsekuensi langsung dari tidak mengalami kasih
ibu.Namunseluruh pendorong filsafat hidup saya dan semua riset dan teori
saya jugaberakar di dalam kebencian terhadap dan perlawanan atas segala
sesuatuyang dipegang ibu saya itu.

10
Maslow akhimya berdamai dengan ayahnya dan sering berbicara
tentang dia dengan komentar yang baik.Namun tidak demikian dengan
ibunya.
Di tahun 1925 Maslow mendaftar ke City College of New York
(CCNY)di usia 17 tahun.Di tahun1926,ketika menjadi mahasiswa di CCNY,
Maslow,demi menyenangkan ayahnya,mendaftar di program kuliah malam
di BrooklynLaw School.Namun setelah 2 minggu berjalan, ia memutuskan
bahwaMinatnya ada di tempat lain, dan ia pun keluar dari sekolah hukum
itu. Ditahun 1927, Maslow pindah ke Universitas Cornell di Ithaca, New
York.DiCornell, Maslow mengikuti kuliah pengantar psikologi yang diampu
EdwardB.Btchener, yang selalu mengajar dengan mengenakan jubah
akademiklengkap. Maslow menemukan introspeksi ilmiah' 'Iitchener dingin
dan membosankan,dan untuk sementara waktu, membuat Maslow
kehilangan minatkepada psikologi. Setelah satu semester di Cornell,
Maslow kembali ke NewYork dan mendaftar lagi di CCNY. Di tahun 1928
ia pindah ke UniversitasWisconsin,tempamya menerima gelar sarjana di
tahun 1930,1alu master ditahun 1931 dan PhD di tahun 1934.Tak lama
sesudah pindah ke Wisconsin, Maslow menikahi Bertha Goodman(sepupu
pertama dari kekasihnya di mesa kanak-kanak), dan memilikidua anak
darinya. Maslow menyatakan bahwa hidupnya tidak pernah dimulaisampai
dia menikah. Usianya 20 saat itu, sedangkan Bertha 19, dan merekatetap
menjalani kehidupan yang berbahagia hingga kematian Maslow.Yang aneh
kemudian adalah Maslow memutuskan untuk belajar kembalipsikologi
ketika d1 CCNY ia membaca behaviorisme j.B. Watson.
Maslowmendeskn'psikan rasa senangnya dengan penemuan itu sebagai
berikut:
Saya lelah menemukan j.B. Watson dan begitu terpikat pada
behaviorisme.Seolah ada ledakan besar kesenangan dalam diri saya. Bertha
datinguntuk meniemput saya dan kami pun berdansa di Fifth Avenue;
memangsaya membuat dia merasa malu, namun saya begitu bersemangat
denganprogram Watson. itu momen yang sangat indah. Says merasa yakin

11
bahwaterbentang jalan yang nyata untuk dualui, menyelesaikan satu demi
satu
potongan puzzle dan mengubah dunia. Rasa frustrasi dengan behaviorisme
ini berakhir ketika Maslow dan Istrinya memiliki anak pertama
mereka:Bayi pertama kami telah mengubah saya sebagai seorang
psikolog.Ia membuatbehaviorismeyang sudah membuat saya antusias untuk
memandangdunia terlihat begitu konyol sehingga saya tidak bisa menahan
sakit perutitu lagi. seperli guntur membahana yang memorak-porandakan
apa punyang kukuh. Saya termangu oleh misteri itu dan oleh perasaan tidak
lagipunya kendali atas dunia saya.Saya merasa kecil dan lemah dan tak
berdayadi hadapan semuanya itu. Saya sampai mengatakan bahwa siapa
punyang pemah memiliki anak mestinya sulit untuk menjadi seorang
behavioris.
Ketika berada di Universitas Wisconsin Maslow menjadi
mahasiswa doktor pertama Harry Harlow, seorangpsikolog
eksperimenberkenal,yangtengah dalam proses mengembangkan
laboratorium primate untuk mempelajariperilaku monyet. Disertasi Maslow
berkaitan dengan penetapan dominasidi dalam koloni kera_kera.13 mencatat
bahwa dominasi muncul dalambentuk sejenis keyakinan diri atau perasaan
dominan dan bukannya lewatkekuatan fisik atau agresi. Maslow juga
mengamati bahwa perilaku seks dikoloni primata ditentukan oleh dominasi
atau ketundukan tiap anggotanya.dan dia bertanya_tanya apakah hal yang
sama juga benar untuk manusia.Segera dia mengeksplorasi kemungkinan
tersebut.
Setelah menerima gelar PhD di tahun 1934, Maslow terus
mengajarUniversitaa Wisconsin untuk sementara waktu. lalu mendaftat di
sekolahkedokteran di sana.la menemukan bahwa sekolah kedokteran sana
sepertisekolah hukum, mecerminkan pandangan yang negatif dan tidak
berjiwatentang manusia, dan dia pun mengundurkan am. Di tahun 1935
Maslowpindah ke Universitas Columbia sebagai rekanan Carnegie
tempatnya bekerjaselama 18 bulan dengan teorisi belajar terkemuka,

12
Edward L. Thonduke-Thorndike memintanya menialani test IQ dan
menemukan skor Maslow195,tertinggi kedua yang pemah tercatat oleh Tes
ini. Kehka Maslow mengungkapkanminatnyauntuk mangejar keterkaitan
antara dominasi dan seksualitas Thorndike mengungkapkan ketidaksukaan
namun tetap memberinyaizin:Saya pribadi tidak begitu suka dengan
penelitian Anda [tentang dominasidan seksualitas], dan saya berharap Anda
tidak meneruskannya, namunjika saya tidak percaya dengan tes yang saya
buat sendiri, siapa lagi yangakan percaya?jladi saya yakin jika akhimya saya
memberi Anda izin, ituakan menjadi yang terbaik bagi Anda dan saya dan
dunia Dengan kebebasan ini Maslow memulai risetnya tentang
seksualitasmanusiadi akhir 1935. Ia memulai dengan menginterviu pria
danwanitauntuk menentukan bagaimana perasaan mereka tentang dominasi
dan ketundukandan preferensi seksual mereka. Namun, ia segera
meninggalkan subjekpria karena mereka sering mengelak dan cenderung
berdusta, melebihlebihkan,atau mendistorsi pengalaman seks mereka
Maslow menggunakan interviu standar berisi pertanyaan-
pertanyaanseperti _Posisi fisik bagaimana yang Anda suka saat bercinta?_,
_SeberapaseringAnda bermasturbasi?Fantasi apa yang Anda sukai saat
bermasturbasi?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaanini Maslow
menerbitkan seiumlah artikel tentang seksualitas wanita antaratahun 1937
sampai 1942. Secara umum ia menemukan bahwa ketika dibandingkan
dengan wanita yang tunduk. Wanita dominan cenderung tidal: begitu
konvensional, tidak terlalu religius, kurang begitu toleran terhadapstereotip
pemnpuan, ekstraver, lebih suka berpetualang seks, darn
kurangbegitucemas,cemburu atau neurotik. Maslow juga menemukan
bahwa wanita dominan tertarik kepada pria sangat dominan.yang meneka
deskripsikansebagai:"sangat maskulin, penuh kepercayaan diri, sangat
agresif, pasti denganapa yang dimaui dan sanggup mendapatkannya.
umumnya superiordi banyak hal Di bidang seks wanita yang sangat
dominan mengekspresikan preferensi sebagai berikut:Gaya bercinta yang
langsung, tidnk perlu sentimentil, agak kasar, hewani,barbar, penuh nafsu,

13
kadang bahkan brutal. la harus mencapai puncak secepatnya,bukannya
menikmati periode lama bercumbu.Dia ingin segera direnggangkan kakinya,
tidak perlu melewati stimulasi terIaIu banyak. Di.ingin segera di
renggut,tidak perlu diminta atau ditanya.Dengan kata lain,dia ingin
didominasi, dipaksa untuk memasuki status budakWanita yang rendah
dominasinya, sebaliknya,lebih tartarik pada pria yang baik hati, ramah,
lembut, setia dan memperlihatkan rasa sayang kepada anak. Menarik untuk
dicatat bahwa kerja Maslow tentang seksualitas manusiamuncul beberapa
tahun sebelum riset Kinsey yang terkenal muncul di pertengahantahun
1940-an.Di tahun 1937,Maslow pindah ke Brooklyn College, tempatnya
tinggal sampai tahun 1951.Di BrooklynCollege inilah Maslow mengajar
sepenuhnya, melanjutkan risetnya tentang seksualitas manusia, dan
membimbing para mahasiswa. Maslow menjadi sangat populer sebagai guru
sehingga Korankampusnya menyebut dia sebagai Frank Sinatra dari
Brooklyn College. Di tahun 1947, sebuah penyakit, yang kemudian
didiagnosis sebagai serangan jantung, memaksa Maslow menjalani
perawatan medis. Keluarga Maslow, saat itu sudah dikaruniai dua putri,
pindah ke Pleasanton, California. Tempat Maslow untuk sementara
mengurus kantor cabang keluarga besamya, Maslow Cooperage
Corporation, dan membaca banyak biografi tokoh sejarah kenamaan. Di
tahun 1949an kembali ke Brooklyn College.Kita sudah melihat kerja awal
Maslow berkaitann dengan spesimen yang sehat, luar biasa dan dominan.
Namun kerja ini hanya langkah kecil dari minat awalnya terhadap pribadi-
pribadi historis yang luar biasa.Maslow sedang berada di New York di akhir
1930 an sampai awal 1940-an ketika pemikir-pemikir terbaik di Eropa tiba
di Amerika Serikat karenalari dari Nazi Jerman. Dari individu-individu yang
dicari dan dimana maslow belajar adalah Alfred Adler, Max Wertheimer,
Karen Homey dan ErichFromm. Namun dia juga mendapat pengaruh besar
dari antropolog Amenka Ruth Benedict. Faktanya, lantaran kekaguman
mendalam Maslow terhadap Max Wertheimer, pendiri psikologi Gestalt,
dan Ruth Benedict,yang akhlmya memicu minatnya kepada pribadi yang

14
mengaktualisasikan diri. Maslow menggambarkan bagaimana upayanya
untuk memahami dua pribadi inilah
Yang kemudian berkembang menjadi keria seumur
hidupnya:Lnvestigasi saya terhadap aktualisasi diri tidak dirancang sebagai
riset. Dantidak dimulai sebagai riset. investigasi dimulai sebagai upaya
seorang intelektual muda yang berusaha memahami dun guru yang dikasihi.
Dikagumidan dihormatinya dan mereka memang pribadi yang sangat
mengagumkan ini mirip sebuah devosi terhadap IQ yang Iinggi. Saya tidak
sekadar mengagumi.tetapi berusaha memahami kenapa mereka begini
berbeda dari oranglain di dunia. Mereka adalah Ruth Benedict ... dan Max
Wertheimer. Merekaguru sayssctelnh saya meniadi PhD dari West ke New
York City, dan merekaindividu yang sangat menakiubkan.Pelatihan saya di
bidang psikologi ternyata belum cukup mampu untuk memahami
mereka.Seolah mereka bukanmanusia tetapi lebih dari manusia.Investigasi
saya sendiri dimulai sebagaiaktivitas pra-ilmiah atau tidak-ilmiah.Saya
membuat sejumlah deskripsidan catatan tentang Max Wenheimer, clansay
membuat juga catatan tentangRuth Benedict.Kelikn berusaha memahami
mereka.berpikir tentang mereka,dan menuiis tentang mereka di )umal dan
buku catatan, saya menyadari dimomen menakjubkan itu bahwa dua pola
tersebut bisa digeneralisasikan.Saya sedang membahas satu jenis pribadi,
bukan dua individu yang tidakBisa diperbandingkan. lni sangat
menggembirakan ketika saya berusahaMelihat apakah pola ini bisa iuga
ditemukan di tempat lain, dun saya memangmenemukannyanya, dari satu
orang ke orang lain.jika dibandingkan standar azim riset laboxatorimn,yaitu
riset ketatdan terkontrol, lni bukan sekadar riset. Kekagum mendalam
Maslow terhadapWertheimer dan Benedict meluas hingga menjadi standar
kekaguman terhadap semuapribadi yang memiliki kepercayaan diri tinggi.
Bahkan.dia menyebut para profesor koleganya itu dan tokoh historis besar
sebagai malaikat penjaganya karena mereka selalu membuka tangan
kapanpun dia membutuhkan bantuan.Maslow mengidealkan malaikat-
malaikatya itu sampai_sampai terkejut saat sadar mereka juga manusia

15
seperti dirinya. Contohnya, Maslow suatu saat menemukan dirinya sekamar
mandi bersama professor filsafatnya dan menggunakan toilet berdampingan.
Tentang pengalaman ini Maslow berkata, "ltu sangat mengguncang
saya sehingga membutuhkan waktu berjam-jam,bahkan berminggu-
minggu,bagi saya untuk melihat profesor saya itu juga manusia dan sama-
sama membutuhkan kontruksi ledeng seperti saya
Namun,di seluruh karier profesionalnya para malaikat Maslow ini
selalu ada saat ia membutuhkan mereka.Saya telah mengupayakan banyak
trik untuk membongkar serangan paraprofesional. Saya punya sebuah
rahasia. Saya sudah berbicara dengan isi kepala orang-orang di depan saya
seolah mereka penonton pribadinya.Saya berbicara kepada orang_orang
yang saya kasihi dan hormau. Kepnd.Socratesdan Aristoteles dan
Spinozadan Thomas Jeffersondin AbrahamLincoln.Dan ketika saya
menulis, sayamenulis untuk mereka.ini memangkasbanyak omong kosong.
Di tahun 1951 Maslow pindah ke Universitas Brandeis di
Walkham,Massachussetts,sebagai dekan fakultas psikologi. Selama thun-
tahun awaldi Brandeis,tugas administrasi dan masalah pribadi menahan
Maslow untuk mengejar kerja teorisnya. Di masa ini dia malah menjalani
psikosnalisis karena permusuhan yang terus dia rasakan terhadap ibunya dan
kenanganakan pengalaman kanak-kanaknya yang dipenuhi anti-Semitisme
Padahal belum lama Maslow sanggup menggarap studinya tentang manusia
yang sehat secara psikologis, membuatnyn tampil sebagai pemimpin
psikologi mazhab ketiga Bukitnya yang berpengaruh besar itu, Motivation
and Personality terbit tahun 1954.Namun, setelah beberapa tahun yang
sangat produktif, kehidupan akademikMaslow menjadi kian sukar.Di
permangahan1960_an muncul keresahan sosial yang tersebar luas di
Amerika Serikat, dan gerakan kontrabudnya yang semakin tumbuh menguat
mencari sosok pemimpinMomen melarikandiri dari dunia akademik pun
datang ketika di akhir tahun1968 Maslow ditawari menjadi rekanan Saga
Administrative Corpo.ration.Maslow menerima tawaran itu dan menikmati
kebebasannya yangsangat besar.Sayang,situasi ideal ini tidak bertahan lama.

16
Di tanggal 8 juni 1970 Maslow menderita serangan jantung saat joging.
Usianya 62 tahun saat meninggal.Dari banyak penghargaan yang pemah
diterima Maslow adalah ia pemahdipercaya menjadi presiden Divisi
Psikologi Kepribadian dan Sosial APA(1955-1956) dan presiden Divisi
EstetikAPA (1960-1961), presiden Mamchumtts Psychological Association
(1960-1961), presiden New England Psychological Association (1967-
1968). Maslow juga penerima Gold MedaliAward dari American
Psychological Foundation (1971).7

2. Teori Utama Abraham Maslow

Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi


gagasannya mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang paling
rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).
Adapun hierarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisiologis atau dasar


2. Kebutuhan akan rasa aman
3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4. Kebutuhan untuk dihargai
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri

Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan


fisiologissampai kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis.
Kemudian berhenti dengan sendirinya.[3]

Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhan-


kebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya
tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut. [3] Maslow menganggap
kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan. [3]
Cinta dan kasih sayang pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah
ada sejak lahir persis sama dengan insting

a) Kebutuhan Fisiologis

Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat


fisiologik (kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang
7
Mathew H. Olson & B.R. Hargenhahn. 2013. Pengantar Teori Kepribadian. Penerjemah Yudi
santoro. Yogyakarta: Pustaka Belajar

17
ditandai oleh kekurangan (defisi) sesuatu dalam tubuh orang yang
bersangkutan.Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs)
yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang sangat ekstrem (misalnya
kelaparan) bisa menyebabkan manusia yang bersangkutan kehilangan
kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia
tersebutdikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya itu. Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif sudah tercukupi,
muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa
aman(safety needs).

b) Kebutuhan Rasa Aman

Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan


keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa
diperkirakan, bebas dari rasa takut, cemas dan sebagainya.Karena adanya
kebutuhan inilah maka manusia membuat peraturan, undang-undang,
mengembangkan kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun dan
sebagainya.Sama halnya dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu
lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang
dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya akan
cenderung ke arah yang makin negatif.

c) Kebutuhan Dicintai dan Disayangi

Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka


timbul kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai. Setiap orang ingin
mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang
lain. Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin setia kawan dan
butuh kesetiakawanan. Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya
sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat. Setiap orang butuh menjadi
bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga, dll. Setiap
orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara,
sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa dirinya
pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti ini akan menurunkan
harga diri orang yang bersangkutan.

d) Kebutuhan Harga Diri

Di sisi lain, jika kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi,


maka timbul kebutuhan akan harga diri(esteem needs). Ada dua macam
kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan
kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri, dan kemandirian.
Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain,
status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi
dari orang lain. Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga diri
akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang

18
lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih
kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization).

e) Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang terdapat 17


meta kebutuhan yang tidak tersusun secara hierarki, melainkan saling
mengisi. Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi
meta patologi seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa
humor lagi, keterasingan, mementingkandiri sendiri, kehilangan selera dan
sebagainya

1) Meta Kebutuhan dan Meta Patologi

Menurut Maslow, meta kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri terdiri


dari:

 Kebenaran
 Kebaikan
 Keindahan atau kecantikan
 Keseluruhan (kesatuan)
 Dikotomi-transedensi
 Berkehidupan (berproses, berubah tetapi tetap pada esensinya)
 Keunikan
 Kesempurnaan
 Keniscayaan
 Penyelesaian
 Keadilan
 Keteraturan
 Kesederhanaan
 Kekayaan (banyak variasi, majemuk, tidak ada yang tersembunyi, semua
sama penting)
 Tanpa susah payah (santai, tidak tegang)
 Bermain (fun, rekreasi, humor)
 Mencukupi diri sendiri

2) Meta Patologi

Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta
patologi seperti:

 Apatisme
 Kebosanan
 Putus asa
 Tidak punya rasa humor lagi
 Keterasingan

19
 Mementingkan diri sendiri
 Kehilangan selera dan sebagainya8

3. Kritikan terhadap Teori Abraham Maslow


 Teralalu banyak pengecualian ,terlalu banyak orang yang terlihat
sangat produktif dan kreatif bahkan meski kebutuhan dasar mereka tidak
terpenuhi. Walaupun maslow mencatat sejumlah pengecualian bagi teorinya
namun ia tidak terlalu mengindahkannya
 Pendekatannya tidak ilmiah, Maslow telah dituduh karena
menggunakan teknik riset yang tidak terkontrol dan tidak bisa dipercaya
mendasarkan kesimpulannya tentang individu mengaktualisasikan diri
hanya pada sejumlah kecil sampel .
 Pandangannya yang terlalu optimistik tentang hakikat
manusia ,seperti rogerg ,maslow dikritik karena mengasumsikan manusia
memilki kecenderungan bawaan menuju aktualisasi diri. Para pengkritik
menyatakan banyak manusia terlalu kasar ,tidak sensitif dan tidak
manusiawi,untuk bisa menjustifikasi asumsi tersebut ,maslow dan Roger
dianggap lebih sebagai angan-angan daripada fakta.
 Beberapa pernyataannya tidak terjawab. Contohnya siapa yang
dapat menjadi pengaktualisian diri?kebanyakan subjek maslow jika bukan
semuanya adalah,malah adalah individu yang sangaat pandai dan sukses
secara finansial,lalu bagaimana dengan orang orang yang tidak sukses dalam
finansial,dan bagaimana dengan orang idiot?
 Konsep-konsepnya penuh bias budaya barat deskripsi maslow
tentang kesehatan psikologis yang optimal menekankan pencapaian pribadi
atau prestasi ,otonomi an kepercayaan diri ini menekankan konsep
individualitas yang jelas bertentangan dengan konsep pemenuhan
sosialdisejumlah budaya non barat9

C. Teori Kepribadian Kognitif George A.Kelly


8
(https://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow
9
Mathew H. Olson & B.R. Hargenhahn. 2013. Pengantar Teori Kepribadian. Penerjemah Yudi
santoro. Yogyakarta: Pustaka Belajar

20
1. Biografi George A.Kelly
George Alexander Kelly dilahirkan pada 28 April 1905, disebuah
pertanian dekat Perth, Kansas, suatu kota yang hampir tidak diketahui
orang, 35 mil di bagian selatan dari Wichita. George adalah satu-satunya
anak dari Elfleda M. Kelly, seorang mantan guru, dan Theodore V. Kelly,
yang sebelumnya adalah pendeta Presbiterian.Pada saat Kelly dilahirkan,
ayahnya berhenti menjadi pendeta untuk menjadi seorang petani di
Kansas.Kedua orang tuanya sangat berpendidikan, dan keduanya telah
membantu pendidikan formal anak mereka, sebuah keadaan yang sangat
beruntung bagi Kelly karena riwayat bersekolah Kelly cenderung tidak
dapat diandalkan.
Saat Kelly berusia 4 tahun, keluarganya pindah ke bagia timur
Colorado, tempat ayahnya mengambil resiko untuk berinvestasi pada
beberapa tanah bebas terakhir di negara bagian tersebut.Saat berada di
Colorado, Kelly datang kesekolah dengan jadwal yang tidak pasti, kadang
hanya sekali dalam berminggu- minggu.

Kurangnya persediaan air, mendorong keluarga tersebut untuk


kembali ke Kansas, dan di sana Kelly mengikuti empat sekolah menengah
yang berbeda dalam kurun waktu empat tahun. Awalnya ia pulang pergi
dari rumah ke sekolah, namun pada usia 13 tahun, ia dikirim untuk
bersekolah di Wichita. Sejak saat itu, ia lebih banyak menetap jauh dari
rumah. Setelah kelulusannya, ia menghabiskan 3 tahun di Friends
University di Wichita dan 1 tahun di Park College di Parkville, Missouri.
Kedua sekolah tersebut mempunyai afiliasi keagamaan, yang menjelaskan
kenapa banyak dari tulisan-tulisan Kelly di kemudian hari dibubuhi
rujukan dari Alkitab.

Kelly merupakan seorang yang memiliki banyak minat yang berbeda-


beda. Gelar sarjananya adalah pada bidang fisika dan matematika, namun
ia jua merupakan anggota tim debat kampus yang menjadikannya sangat
memperhatikan masalah sosial. Minat tersebut mengantarnya ke
University of Kansas, dn menerima gelar master untuk jurusan sosiologi
pendidikan dengan minor di hubungan kerja dan sosiologi.

21
Dalam beberapa tahun berikutnya, Kelly beberapa kali pindah dan
memegang berbagai posisi. Pertama ia pindah ke Minneapolis dan
mengajar teknik soapbox oratory(pidato yang disampaikan pada suasana
informal) pada kampus khusus bagi pengelola tenaga kerja, memberi
kuliah dengan teknik pidato untuk American Banker Associationdan
mengajarkan teknik pemerintahan untuk kelas Americanization bagi
orang-orang yang berprospek menjadi warga negara Amerika. Pada tahun
1928, ia pindah ke Sheldon, Lowa dan mengajar pada suatu kampus junior
dan menjadi pelatih drama. Pada saat tinggal di Sheldon, ia bertemu
dengan calon istrinya, Gladys Thompson, seorang guru bahasa inggris di
sekolah yang sama. Setelah satu setengah tahun, ia kembali pindah ke
Minnesota dan untuk mengajar sesi musim panas di University of
Minnesota. Kemudian ia kembali ke Wichita, untuk bekerja selama
beberapa bulan sebagai insinyur aeronautika. Setelah itu, ia pindah ke
University of Edinburgh di Skotlandia sebagai murid pertukaran pelajar
dan menerima gelar profesor lanjutan dalam bidang pendidikan

Dari gambaran di atas, Kelly telah banyak bereksperimen secara


akademis dalam bidang pendidikan, sosiologi, ekonomi, hubungan tenaga
kerja, biometri, patologi bicara dan antropologi, serta telah mengambil
jurusan psikologi selama total sembilan bulan. Akan tetapi, setelah
kembali dari Edinburgh, ia memulai kariernya dengan serius di bidang
psikologi. Kemudia ia masuk ke University of Lowa, dan pada tahun 1931
menyelesaikan gelar PhD dengan disertasi mengenai faktor umum dalam
ketidakmampuan berbicara dan membaca.

Sekali lagi, Kelly kembali ke Kansas dan memulai karir akademiknya


pada tahun 1931 di Fort Hays State College di Hays, Kansas dengan
mengajar psikologi fisiologis. Dengan adanya fenomena Dust Bowl dan
depresi besar, ia kemudian menjadi yakin bahwa ia seharusnya mengejar
sesuatu yang bersifat humanis dari pada sekadar psikologi fisiologis.
Akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi Psikoterapis, memberikan
konseling pada mahasiswa dan murid sekolah menengah atas di komunitas
Hays. Selaras dengan teori konstruk personalnya, Kelly menunjukkan
bahwa keputusannya bukan merupakan dikte dari keadaan tetapi
merupakan interprestasinya atas peristiwa, yaitu konstruksinya atas
kenyataanlah yang mengubah jalan hidupnya.

Selama di Fort Hays State, Kelly mulai merumuskan suatu teori


kepribadian. Akhirnya pada tahun 1955, ia menerbitkan hasil kerjanya
yang paling penting, The Psychology of Personal Constructs. Buku yang

22
terdiri dari dua jilid ini, yang dicetak ulang pada tahun 1991, berisi
keseluruhan teori kepribadian Kelly dan salah satu dari hasil kerjanya yang
diterbitkan pada saat ia masih hidup.

Kelly meninggal dunia pada 6 Maret 1967, sebelum ia dapat


menyelesaikan revisi dari teori konstruk personalnya. Pengalaman hidup
Kelly yang bervariasi, dari lahan gandum di Kansas sampai beberapa
Universitas besar di dunia, dari pendidikan sampai hubungan tenaga kerja,
dari drama dan debat sampai psikologi, selalu konsisten dengan teori
kepribadiannya, yang menekankan pada kemungkinan dari melakukan
interpretasi peristiwa dari beberapa sudut yang memungkinkan.10

2. Teori Utama George A. Kelly

Kelly memulai langkahnya sebagai psikolog klinis tanpa pelatih


formal di bidang itu. Dengan kata lain, ia tidak terindoktrinasi oleh
madzhab pikir tertentu. Ia tidak punya mentor untuk memandu dan tidak di
kelilingi koliga klinis yang menyetirnya kearah tertentu. Kalau begitu,
Kelly “bekerja semata-mata lewat apa yang dia dengar daripada klien”,
sehingga jika teorinya mirip dengan salah satu teori kepribadian yang
sudah ada, hanyalah sebuah kebetulan.Artinya, agar bisa falid, sebuah teori
kepribadian tidak harus tumbuh dari teori kepribadian yang sudah ada.
Dimana kemiripannya dengan teori lain disuarakan para pengamat
sedangkan Kelly sendiri tidak begitu merisaukannya.

Walau demikian teori Kelly masih bisa dilihat dengan beberapa


cara. Pertama, pandangannya dekat dengan fenomenologi
(walker,1990).para fenomolog yakin bahwa pengalaman sadar yang
sepenuhnya seharusnya menjadi fokus perhatian psikologi. Tidak penting
darimana pengalaman itu berakar, karena bagi fenomenolog, yang penting
adalah pengalaman sadar individu itu sendiri tanpa harus memilah-
milahkannya.Meski Kelly boleh sebagai fenomenolog, harus di catat kalau
dia tertarik kepada pengalaman tersebut hanya dalam kaitannya dengan
realitas yang objektif.Artinya, tidak seperti para fenomenolog
sesungguhnya, Kelly hanya tertarik pada bagaimana proses-proses berfikir
digunakan saat manusia berinteraksi dengan lingkungan.

Teori Kelly bisa juga dilabeli kognitif (cantor & zirkel, 1990)
karena menekankan peristiwa-peristiwa mental.Teorinya bukan behavioral
karena penekanannya bukan pada perilaku dan hubungan kausalnya
dengan lingkungan; bukan pula teori psikoanalitik karena tidak
10
Ibid.

23
menekankan mekanisme bahwa sadar atau pengalaman awal sebagai
penentu pribadian dewasa; bukan pula teori sifat karena tidak berusaha
mengategorikan manusia berdasarkan sifat mereka. Lebih tepatnya jika
teorinya di kelompokkan sebagai teori kognitif karena menekankan cara
manusia memandang dan berfikir tentang realitas.

Teori Kelly juga bisa disebut teori eksistensial karena menekankan


masa kini dan masa depan lebih dari pada masalalu dan karena
mengasumsikan manusia bebas memilih takdirnya sendiri. Secara umum,
eksistensialisme mengasumsikan manusia adalah makhluk bebas dan
berorientasi masa depan, bahwa perasaan subjektif dan pengalaman
pribadi mereka sangat penting bahwa mereka lebih sibuk dengan makna
hidup.Kaum eksistensialis juga yakin bahwa karena manusia itu bebas,
mereka juga bertanggung jawab untuk takdir yang mereka pilih.Umumnya
para eksistensialis mengunci persoalan tentang eksistensi manusia.
“menjadi apa yang dia inginkan” yang di ungkapkan filsuf eksistensialis
terkenal Jean Paul Sartre (1956, hlm. 291), cukup tegas menyimpulkan
kesamaan pandangan Kelly dan kaum eksistensialis.

Akhirnya, teori Kelly bisa di kelompokkan kedalam teori humanistik


(efting & leadner, 1992) karena menekankan kapasitas manusia bagi
perbaikan.Kelly mendesak setiap orang untuk terus mengeksplorasi
kemungkinan-kemungkinan baru bagi kehidupan, kemungkinan untuk bisa
menjadi lebih efektif daripada yang sudah di jalani.Entah Kelly maupun
para humanis yakin kalau manusia berupaya dan sanggup menjadi pribadi
lebih baik, dan menciptakan kondisi sosialogis dan internasional yang lebih
baik.

Harus dicatat kalau semua pengkategorian teori Kelly ini di lakukan


orang lain dan bukannya oleh Kelly sendiri. Kelly yakin bahwa teorinya
“terlalu cair untuk bisa di kotakan oleh label-label verbal apapun” (1966,
hlm. 15).11

3. Metode Ilmiah
1) Tes Role Construct Repertory (Rep)
Kelly mengembangkan teknik penilaiannya sendiri – Role
Construct Repertoy Test (disingkat Tes Rep). Sebagai teknik penilaian,
Tes Rep mungkin lebih berhubungan dengan teori kepribadian
dibandingkan tes kepribadian komprehensif lain. Tes Rep ini digunakan
untuk mempelajari sampai sejauh mana seseorang dapat digambarkan
sebagai kompleks secara kognitif, mengindikasikan sampai sejauh mana
11
http://mylife578.blogspot.com/2016/05/teori-kepribadian-george-kelly.html?m=1

24
seseorang dapat memandang dunia dalam kerangka yang terdiferensiasi.
Tes Rep terdiri dari dua prosedur:
a. Pengembangan daftar actual person (individu yang sebenarnya)
yang didasarkan kepada Role Title List.
b. Pengembangan konstruk yang didasarkan kepada perbandingan
tritunggal person. Pada prosedur pertama, subjek diberikan
Role Title List atau daftar peran (gambaran) yang dipercaya
sebagai hal penting bagi semua orang.
c. Proses Dinamika Kepribadian
Dalam Yusuf, Syamsu menjelaskan bahwa Dalam proses
memandang tingkah laku manusia, Kelly tidak mendasarkan pada teori
tradisional tentang motivasi. Kelly tidak mengkonstruk tingkah laku
(behavior) dalam istilah-istilah itu menggambarkan bahwa manusia itu
kaku (inert), padahal manusia pada dasarnya adalah aktif, organisme yang
hidup dan berjuang.

Dalam hal ini Kelly merumuskan suatu postulat/asumsi, bahwa


“proses seseorang itu secara psikologi dijembatani oleh cara dia
mengantisipasi peristiwa”. Postulat tersebut mengimplikasikan bahwa:

a. individu menyusun/mencari prediksi,


b. Individu mengantisipasi peristiwa,
c. Individu menggapai masa depan melalui jendela masa kini.
Oleh karena itu, pada intinya individu membuat prediksi dan
mempertimbangkan perubahan yang lebih jauh dalam sistem sistem
konstruk karena mereka mendasarkan perubahan mengarah pada prediksi
yang akurat atau tidak.

2) Perkembangan Abnormal
Pembahasan proses ini akan lebih kompleks dengan
diperkenalkannya konsepannxienty dan threat. Kelly mengartikan
konsep-konsep itu sebagai berikut:
a. Axienty (cemas) adalah suatu pengenalan bahwa peristiwa-peristiwa
yang dikonfrontasiakan kepada individu terletak di luar daerah sistem
konstruknya. Seseorang akan cemas ketika dalam kondisi tanpa
konstruk, ketika seseorang kehilangan penguasaan struktural atas
sebuah peristiwa dan ketika seseorang sistem konstruknya jatuh.
b. Threat (ancaman) merupakan kesadaran akan ancaman terjadinya
perubahan struktur konstruk dirinya. Individu merasa ancaman ketika
mereka menyadari bahwa sistem konstruk mereka akan terrpengaruhi
secara dramatis oleh apa yang baru saja ditemukan. Kondisi ini

25
merupakan batasan antara kebingungan dan kepastian, antara
kecemasan dan kebosanan.
Apa yang terjadi konsep kecemasan, ketakutan, dan ancaman
menjadi signifikan karena konsep itu mengisyaratkan dimensi baru pada
pandangan Kelly terhadap fungsi manusia. Akan tetapi, kecemasan dan
ancaman, individu kemungkinan akan lebih memilih sistem yang terbatas
ketimbang memperluas sistem mereka yang bisa menimbulkan resiko pada
sistem konstruknya.

Menurut Kelly Dalam Yusuf Syamsu, psikopatologi merupakan


gangguan respons terhadap kecemasan. Psikopatologi meliputi konsep-
konsep aggression, hostility, guilt, yaitu:

1. Aggression (agresi), agresi itu melibatkan elaborasi aktif bidang


persepsi seseorang. Agresi memiliki dua kutub, yaitu kutub inisiatif
(penuh daya) dan kutub yang kaku (inertia).
2. Hostility (permusuhan) melibatkan usaha yang berkesinambungan
untuk memaksa bukti-bukti yang valid dari yang
lain. Holistilitydigunakan untuk melindungi sistem konstruk tempat
individu mencoba untuk membuat orang lain berbuat dengan cara yang
sesuai dengan harapannya (bertindak).
3. Gulty (rasa bersalah) diartikan sebagai kesadaran mengusir pribadi dari
struktur inti. Guiltymerupakan pembuangan psikologis (pengasingan
psikis) dari struktur inti not morally wrong.
Bagi Kelly, psikopatologi didefinisikan dalam kerangka fungsi
sistem konstruk yang terganggu. Senada dengan hal tersebut, perilaku
abnormal mengandung upaya mempertahankan sistem konstruk lama
meskipun prediksi tidak benar atau ketidakvalidan terus berulang.Selainitu
juga, Kelly mendefinisikan psipatologi sebagi gangguan dalam
menggunakan sistem konstruk terhadap peristiwa-peristiwa.Gangguan
dapat diartikan sebagai konstruk pribadi yang digunakan secara berulang-
ulang karena perasaan dendam/benci yang tidak valid.Sedang gangguan
psikologis adalah gangguan yang melibatkananxienti dan usaha individu
yang diulang untuk membangun kembali perasaan, sehingga mampu
mengantisipasi peristiwa-peristiwa.

Psikopatologi itu merupakan respon yang tidak sehat


terhadapanxienty. Bentuk-bentuk respon itu adalah sebagai berikut:

a. Construktion (menegangkan), yaitu cenderung ditemukan pada orang


yang mengalami depresi, orang yang sangat terbatas interesnya, yang
sangat sempit atensinya terhadap hal-hal yang lebih kecil, juga yang

26
sempit persepsinya untuk mengurangi ketidak kecocokan terhadap hal-
hal yang berlawanan.
b. Dilation (memuai/meperlebar), yaitu yang memperlebar persepsinya.
Sering ditemukan pada perilaku orang yang
mengalami manic (kegemaran berlebih-lebihan).
c. Exessively Impermeable, yaitu orang yang kaku, sempit cara
berpikirnya atau menutup diri, menolak rangsang dari orang lain, dan
bersifat komplusif.
Oleh karena itu, yang mendasar bagi pandangan psikopatologi
Kelly adalah upaya orang untuk menghindari kecemasan (pengalaman di
mana sistem konstruk seseorang tidak dapat diterapkan kepada peristiwa)
dan untuk menghindari ancaman (kesadaran akan perubahan komprehensif
segara dalam sistem konstruk).

Perubahan positif yang dibahas oleh Kelly dalam kerangka


perkembangan sistem konstruk yang lebih baik. Karena gangguan
disebabkan pengguanaan terusmenerus sistem konstruk yang invalid, maka
psikoterapi dianggap sebagai proses membantu klien meningkatkan
prediksi mereka.

Kelly mengembangkan teknik untuk mengembangkan sistem


konstruk yang disebut fixe role therapyatau terapi peran tetap berasumsi
bahwa secara psikologis individu adalah apa yang mereka representasikan
dari diri mereka dan individu adalah apa-apa yang mereka lakukan. Fixe
role therapy mendorong klien untuk mempresentasikan diri mereka dengan
cara yang baru, berperilaku dengan cara yang baru, menerjemahkan diri
dengan cara baru, dan dengan demikian menajdi sosok yang baru.12

4. Kritikan

Sekurangnya ada 4 kritikan yang di lontarkan pada teori kepribadian


Kelly, berikut penjelasannya.

1) Riset empirisnta terbatas. Meski teori Kelly telah membangkitkan


sejumlah riset empiris, kebanyakan itu hanya berkaitan dengan Rep Test.
Sedikit saja riset dilakukan untuk mengetes teori konstruk pribadi dimana
Rep Test dibuat. Karena sedikit saja upaya yang sudah dilakukan untuk
mengembangkan teori ini, maka ia tetap berbentuk seperti yang awalnya
Kelly ditahun 1955.

12
Ibid.

27
2) Aspek-aspek kepribadian yang penting diabaikan atau ditolak. Dalam
upayanya menciptakan satu cara baru melihat kepribadian, Kelly sudah
beranjak terlalu jauh di dalam penolakannya terhadap pendekatan-
pendekatan teoretis yang lain. Didalam penolakannya yang cerpboh
terhadap aspek pembelajaran, aspek motivasi, dan aspek perkembangan
didalam kepribadian, Kelly suda mengabaikan informasi vital untuk
memmahami lebih komfrehensif kepribadian itu sendiri. Sementara
pengkritik lain menganggap penanganannya atas pikiran bawah sadar dan
emosi manusia terlalu dibuat-buat. Contohnya, Jerome Bruner (1956)
menyebut teori Kelly “pemisah yang sungguh baru dan kontribusi yang
penuh semangat untuk menyempitkan psikologi kepribadian” (hlm. 356)
namun kegagalan terbesar teori ini, lanjut Bruner, adalah ketidak
mampuannya membahas hasrat manusia (seperti cinta). Terkait ini,
pekerjaan Freud jauh lebih baik, ujarnya.

Meski harus dicatat juga bahwa beberapa teoretisi sudah merefisi atau
mengembangkan teori Kelly agar lebih mampu menghadapi isu-isu emosi
(seperti Fisher, 1990; Katz, 1984; McCoy, 1977, Miall, 1989).

3) Sulitnya memprediksi prilaku. Bagi Kelly, menafsirkan berarti suatu


proses kreatif yang sangat pribadi sifatnya. Apalagi system konstruk selalu
di tes dan direfisi. Ciri-ciri inilah yang membuat teori-teori pada
praktiknya mustahil untuk digunakan memprediksi apa yang akan
dilakukan seseorang di situasi tertentu. Justru Kelly menegaskan bahwa
ketidak terprediksian adalah ciri penting dari individu yang sehat. Bagi
banyak pihak, asumsi ini jelas menggangu definisi ilmiah bagi
pemahaman, karna jika sesuatu sungguh terpahami, maka prilakunya bisa
diprediksi dan di kontrol. Kelly menfokuskan perhatiannya kepada
keunikan individu seperti yang dilakukan Allport. Ketika memahami
seorang individu, kita tidak usah mencari kaidah-kaidah umum yang
mengatur prilaku manusia. Di titik ini, fokus pada perilaku individu
perindividu cenderung melanggar nada dasar keilmuan.
4) Banyak pertanyaan yang tak terjawab. Kelly membiarkan tak terjawab
pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti : kenapa beberapa orang lebih
memiliki konstruk yang bisa tersedia sedangkan orang lain tidak? Kenapa
beberapa orang lebih suka menakankan pendefinisan system konstruknya
sedangkan orang lain perluasan? Apakah asal usul konstruk pribadi?
Apakah yang menyebabkan orang yang menafsirkan suatu kejadian yang
sama dengan cara berbeda? Apakah model manusia sebagai ilmuan
sungguh akurat? Akhirnya, apakah manusia memang banyak

28
menghabiskan waktu untuk berusaha memprediksi kejadian di masa
akurat?13

D. Teori Kepribadian Carl Roger


1. Biogarfi
Carsl Rason Rogers lahir dari pasangan Walter dan Julia Cushing Rogers
di tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park (wilayah pinggiran Chicago), anak
keempat dari enam bersaudara. Karena ayahnya seorang insinyur sipil dan
kontruktor yang sukses, tidak ada persoalan ekonomi di kehidupan awal
Rogers. Dia sendiri menggambarkan dirinya sebagai “anak tengah disebuah
keluarga yang besar namun sangat dekat, tempat kerja keras dan kekristenan
Protestan ang sangat konservatif (bahkan hampir fundamental) dialami
bersama-sama” (1959, hlm. 186). Rogers (1961) mengomentari atsmosfer
religius dan etis yang mencirikan rumah dimasa kanak kanaknya ini sebagai
berikut: “ saya harus berusaha keras untuk meyakinkan anak-anak saya bahan
minuman berkarbonat sudah punya aroma dosa yang samar-samar, dan saya
ingat perasaan ringan tents=ang betapa jatahnya saya ketika botol pertama
saya yanag dibuka berbunyi “pup” (hlm.5). orang tua Rogers menghambat
perkembangan persahabatan di luar rumah mereka karena anggota yang bukan
keluarga mereka dapat saja terlbat di kegiatan yang patut dipertanyakan.
Rogers mengomentari pengalamannya itu sebagai berikut:
Saya kira sikap terhadap orang lain di luar keluarga besar kami bisa
diringkas secara skeatis menjadi demikian: “ orang lain bersikap dengan
cara menggunakan yang tidak selalu disetujui keluarga kami. Banyak dari
mereka bermain kartu, pergi menonton bioskop, merokok, minum-
minuman keras, dan terlibat di akivitas lain beberapa tidak bisa
disebutkan disini. Jadi cara terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah
bersikap toleran karena mungkin mereka tidak tahu atas hal yang lebih
baik, dan menjauhkan diri dari komunikasi akrab denan mereka dan
menjalani hidup di dalam keluarga sendiri.(1973,hlm. 3).
Sebagai akibat dari dari sikap terhadap orang luar yang dideskripsikannya
ini, Rogers menghabiskan banyak waktunya sendirian dengan membaca segala
sesuatu yang dipegang tangannya, termasuk ensiklopedia dan kamus. Di Oak
Park, keluarga Rogers tinggal di lingkungan kelas menengah aas tempat Carsl
Muda menjalanki pendidikan di sekolah dasar Holmes. Teman sekolahnya
meliputi orang-orang seperti Ernest Hemmingway (yang dua tahun lebih tua)
dan putra-putri Frank Lloyd Wrigdt, arsitek terkenal Amerika saat tiu.

13
Mathew H. Olson & B.R. Hargenhahn. 2013. Pengantar Teori Kepribadian. Penerjemah Yudi
santoro. Yogyakarta: Pustaka Belajar

29
Ketiks berusia 12 tahun, Rogers dan keluarganya pindah ke sebuah
pertanian sekitar 30 mil dari Chicago meski pindah ke wilayah pertanian ini
tidak serta-merta membuat keluarga Rogers meninggslksn gaya hidup kelas
menengah mereka “ sudah terkenal kalau Carl Rogers tumbuh di wilayah
pertanian, namun yang tidak diketahui banyak orang, rumah pertanian itu
ounya atap yang bertingkat, lantai dari keramik, delapan kamar tidur, liama
kamar mandi dan lapangan tenis berlantai tanah liat di belakang rumah”
(Kirschenbaum, 1979, hlm.10). di rumah pertanian inilah Rogers untuk
pertama kalinya menaruh minat pada ilmu pengetahuan. Karena ayahnya
menekankan pertanian itu harus dijalankan dengan cara-car ilmiah, Rogers
pun ikut membaca banyak eksperimen di bidang pertanian. Dari pembacaanya
ini, ia mengembangkan sebuah minat kepada spesies ngengat yang dia tangap,
pelihara dan diberinya makan. Minat kepada sains inilah hal yang tidak pernah
dia lepaskan seumur hidupnya, meski akhirnya di bekerja di wilayah psikologi
paling subjektif di sepanjang karier profesinya.
Kecenderungan Rogers terhadap kemenyendiriannya ini bertahan selama
SMU, dimana selama periode itu hanya dua kali saja dia pernah berkencan.
Rogers adalah siswa yang pandai dan meraih nilai hampir A semuanya. Minat
utamanya adalah sastra Inggris dan sains.
Di ahun 1919, Rogers mendaftar ke Universitas Wiscounsin, tepat orang
tuanya, dua saudara laki dan seorang saudara perempuan juga mendaftar di
tempat itu, untuk belajar ilmu pertanian. Rogers sangat aktif dalam pelayanan
gereja pada tahun-tahun awalnya universitas. Di tahun 1922 Rogers menjadi
salah satu dari 10 mahasiswa yang terpilih untuk menghadiri konferensi
Perkumpulan Mahasiswa Kristen sedunia di Peking, China. Perjalanan 6 bulan
itu memberikan efek yang mendalam bagi Rogers. Setelah mengalami
langsung interaksi dengan orang-orang dari budaya dan agama yang berbeda,
Rogers (1961) merupakan sebuah pemahaman baru yang diperolehnya saat ia
berada di kapal dalam perjalanan pulang : “ Pemahaman itu menghatamku di
suatu malam di kabinku, bahwa mungkin saja Yesus itu telah hanyalah
manusia seperti manusi pada umunya bukan tuhan. Ketika ide ini terbentuk
dan mulai mengakar, menjadi jelas bagiku kenapa aku tidak pernah ingin
pulang kerumah. Karena pemikiran ini mungkin saja benar (hlm. 351). Rogers
menulis kepada orangtuanya yang menyatakan kebebasannya dari keyakinan
konsertif religius mereka. Rogers menemukan bahwa deklarasi
independensinya ini terasa menyegarkan secara intelektual, namun ia tetap
harus membayar harga emosi bagi kebebasan barunya itu. Tak lama sesudah
kembali dari Timur, ia mengalami gangguan perut hebat yang ternyata
didiagosis terkena radang usus buntu. Selama beberapa minggu dia pun

30
menginap di rumah sakit dan menerima perawatan intensif selama 6 bulan.
Rogers bukan satu-satunya di keluarganya yang menderita penyakit ini.

Setelah lulus dia menikah dengan Hellen Elliot (bertentangan dengan


keinginan orangtuanya), yang kemudian pindah ke New York City dan
mengajar di Union Theological Seminary, sebuah intiusi keagamaan liberal
yang cukup terkenal kala itu. Suatu kali, dia menyarankan agar mahasiswa
mengadakan diskusi kelas dengan tema “Kenapa Saya Mau Jadi Pendeta?”.
Carl mengatakan bahwa sebagian besar pendeta kelas tersebut “menganggap
alasan mereka sudah berdasarkan teks-teks keagamaan”. Kehilangan
keyakinan terhadap agama tentu saja merupakan persoalan psikologis. Oleh
karena itu, rogers pun kemudian masuk program psikolofi klinis di Columbia
University dan menerima gelah Ph. D tahun 1931. Dia mulai melakukan
praktik di Rocherster Society for the Privention of Cruelty to Children
(Masyarakat Rochester Mencegah Kekerasan Terhadap Anak-anak) di klinik
ini, dia mempelajari teori Otto Rank dan teknik-teknik terapi yang kemudian
menjadi langkah awal bagi pengembangan pendekatan-pendekatannya
sendiri.Dia menjabat professor penuh di Negara Bagian Ohio pada tahun
1940. Tahun 1942, dia menulis buku pertamanya, Counseling and
Psychoterapy. Kemudian, tahun 1945, dia diundang untuk mendirikan pusat
konseling di University of Chicago. Saat bekerja di sinilah bukunya yang
sangat terkenal Client-Centered Therapy diluncurkan, yang memuat garis
besar teorinya.

Tahun 1957, dia kembali mengajar di almamaternya. University of


Wisconsin. Sayangnya, saat itu terjadi konflik internal dalam fakultas
psikologi dan Rogers merasa sangat kecewa dengan system pendidikan tinggi
yang dia tangani. Tahun 1964, dengan senang hati dia menerima posisi
sebagai peneliti di La Jolla, California. Di sini dia memberikan terapi,
ceramah-ceramah, dan menulis karya-karya ilmiah sampai ajal menjemputnya
tahun 1987.14

2. Konsep Teori Rogers


Rogers adalah salah satu dari banyak ahli yang mengembangkan teori
humanistic dan menentang teori-teori sebelumnya yaitu psikoanalisis dan
behavioristik, orang-orang humanis memandang kedua teori sebelumnya
bersifat “dehumanizing” (melecehkan nilai-nilai manusia).
Teori humanistic dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam
psikologi, kekuatan humanistic ini memiliki minat yang eksklusif terhadap
tingkah laku manusia. Humanistic dapat diartikan sebagai “ Orientasi teoritis

14
Ibid.

31
yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan free
will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya”. Para ahli
humanistic memiliki pandangan yang optimistic terhadap hakikat manusia.
Mereka meyakini bahwa:
 Manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengembangkan diri;
 Manusia memilki kebebasan untuk merancang atau mengembangkan
tingkah lakunya, dalam hal ini manusia bukan pion yang diatur
sepenuhnya oleh lingkungan; dan
 Manusia adalah makhluk rasional dan sadar, tidak dikuasai oleh
ketidaksadaran, kebutuhan irrasional, dan konflik.
Teori Rogers sangat bersifat klinis, karena didasarkan pada pengalaman
bertahun-tahun tentang bagaimana seharusnya seorang terapis menghadapi
seorang kliennya. Meskipun terdapat sedikit persamaan dengan Freud, akan
tetapi ada perbedaan karena dia menganggap manusia pada hakikatnya baik
atau sehat-setidaknya, tidak jahat atau sakit. Dengan kata lain, dia memandang
kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah, sementara
penyakit jiwa, kejahatan dan persoalan-persoalan kemanusiaan lainnya,
sebagai penyimpangan dari kecenderungan alam. Perbedaan lainnya adalah
teorinya relatif lebih sederhana ketimbang teori Freud.15

3. Metode Ilmiah

a. Aspek-aspek kepribadian

Perhatian utama Rogers adalah kepada perkembangan atau perubahan,


maka tidak menekankan kepada struktur kepribadian, walaupunbegitu dia
mengajukan dua konstruk pokok dalam teorinya, yaitu organisme dan self.

1. Organisme
Rogers memandang bahwa setiap makhluk hidup tahu apa yang terbaik
baginya. Evolusi telah melengkapi kita dengan pancaindra, selera dan
kemampuan untuk memilih apa yang kita butuhkan. Saat kita lapar, kita
akan mencari makanan-bukan sembarang makanan, tapi makanan yang
rasanya enak. Makanan yang rasanya tidak enak biasanya membawa
penyakit. Sedangkan apa yang enak da apa yang tidak enak telah ditunjukan
dengan baik oleh proses evolusi kita. Inilah yang disebut Rogers dengan
proses penilaian organismik.
Organisme yaitu makhluk fisik (physical creature) dengan semua
fungsi-fungsinya, baik fisik maupun psikis. Organisme ini juga merupakan
locus (tempat) semua pengalaman, dan pengalaman ini merupakan persepsi

15
Ibid.

32
seseorang tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri sendiri dan
juga di dunia luar (ekternal world). totalisan pengalaman, baik yang
disadari maupun yang tidak disadari membangun medan fenomenal
(fenomenal field). Perilaku itu bukan fungsi (pengaruh) dari realitas
eksternal, atau stimulus lingkungan, tetapi realitas subjektif atau medan
fenomenal.
Di antara berbagai hal yang kita nilai berdasarkan insting adalah
perhatian positif. Yang dimaksud Rogers dengan istilah ini adalah
perasaan-perasaan seperti cinta, senang, atensi, kepedulian, dan lain
sebagainya. Bayi, misalnya tentu sangat memerlukan cinta dan perhatian,
bahkan besar kemungkinan bayi itu akan tewas kalau ini tidak ada. Mereka
akan gagal tumbuh dan berkembang, artinya menjadi apa yang seharusnya.
Hal lain yang kita kenali secara instingtif, dan ini hanya dimiliki
manusia, adalah perhatian positif terhadap positif terhadap diri sendiri,
yaitu kehormatan, rasa bangga, citraan yang baik pada diri sendiri, dan lain
sebagainya. Kita memperoleh perhatian positif terhadap diri sendiri ini
dengan merasakan perhatian positif yang diberikan orang lain kepada kita
selama masa-masa pertumbuhan. Tanpa adanya perhatian terhadap diri
sendiri ini, kita akan merasa kecil, tak daya dan tak berguna, dan sekali lagi
kita akan gagal menjadi apa yang seharusnya.
Masyarakat juga mengajarkan pada kita untuk selalu berada dalam
syarat-syarat yang diperlukan. Dalam masa pertumbuhan, orangtua, guru,
teman, media, dan lain-lain hanya mau mengabulkan keinginan kita kalau
kita mampu menunjukan bahwa kita “baik dan patut”. Mereka
memberikannya bukan karena kita memang memerlukanya.
b. Self
Self merupakan konstruk utama dalam teori kepribadian Rogers, yang
dewasa ini dikenal dengan “self concept” (konsep diri). rogers mengartikannya
sebagai persepsi tentang karakteristik “I” atau “me” dan persepsi tentang
hubungan “I” atau “me” dengan orang lain atu berbagai aspek kehidupan,
termasuk nilai-nilai yang terkait dengan persepsi tersebut”. Diartikan juga
sebagai “Keyakinan tentang kenyataan, keunikan dan kualitas tingkah laku diri
sendiri”. Konsep diri merupakan gambaran mental tentang diri sendiri, seperti
“saya cantik”, “saya seorang pekerja yang jujur”, dan “saya seorang pekerja
yang rajin”
Perhatian positif yang tertuju pada “syarat-syarat” ini disebut Rogers
dengan perhatian positif kondisional. Karena kita memang memerlukan
perhatian positif, maka syarat-syarat ini sangat penting dan kita berusaha
untuk selalu terikat padanya, bukan karena penilaian organismik atau
kecenderungan aktualisasi yang ada dalam diri kita, akan tetapi karena

33
masyarakat, terlepas apakah kita memang memiliki kepentingan terhadapnya
atau tidak. Seorang anak yang “patuh” belum tentu seorang anak yang bahagia
atau memiliki kesehatan mental yang baik.
Hubungan antara “self concept” dengan organism (actual experience)
terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu “congruence” atau “incongruence”.
kedua kemungkinan hubungan ini menentukan perkembangan kematangan
penyesuaia (adjustment), dan kesehatan mental (mental health) seseorang.
apabila antara “self concept” dengan organisme terjadi kecocokan maka
hubungan itu disebut kongruen, tetapi apabila terjadi diskrepansi (ketidak
cocokan) maka hubungan itu disebut inkongruen

Menurut Rogers kepribadian yang Berfungsi Baik mencakup kualitas-kualitas


berikut ini :

1. Terbuka terhadap Pengalaman.

Kualitas ini adalah kebalikan dari sikap bertahan. Orang yang memiliki
kualitas ini memiliki persepsi yang akurat tentang pengalamannya tentang
dunia, termasuk perasaannya sendiri.

2. Kehidupan Eksistensial.

Yaitu kehidupan di sini dan sekarang. Rogers, yang sangat ingin menyatu
dengan realitas, menegaskan bahwa kita tidak hidup di masa lalu atau masa
yang akan datang – yang pertama telah berlalu, sementara yang kedua belum
terjadi.

3. Keyakinan organismik.

Kita harus membiarkan diri kita dituntun oleh proses penilaian organismik.
Kita harus yakin pada diri sendiri, melakukan apa yang menurut kita benar,
wajar dan alamiah.

4. Kebebasan eksistensial.

Rogers menganggap persoalan apakah manusia bebas atau tidak sebagai


sesuatu yang tidak relevan. Kita merasa memiliki kebebasan seolah-olah kita
benar-benar memilikinya.

5. Kreativitas.

Orang yang kepribadiannya berfungsi baik, selalu terikat dengan


aktualisasi, dengan sendirinya merasa tanggung jawab untuk ikut serta dalam
aktualisasi orang lain, termasuk kehidupan itu sendiri.

34
b. Dinamika Kepribadian

Rogers meyakini bahwa manusia dimotivasi oleh kecenderungan atau


kebutuhan untuk mengaktualisasikan, memelihara, dan meningkatkan dirinya.
Kebutuhan ini bersifat bawaan sebagai kebutuhan dasar jiwa manusia, yang
meliputi kebutuhan fisik dan psikis. Manusia juga memiliki kebutuhan
lainnya yaitu “positive regard of other” dan “self regard”.

Dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan fisik seperti makan dan


minum, serta mempertahankan organism dari serangan luar, maka motif
aktualisasi diri memelihara organism agar tetap survive. Disamping itu juga
motif aktualisasi diri ini berfungsi untuk mendorong perkembangan manusia
melalui diferensial organ-organ fisik, perkembangan fungsi-fungsi psikis, dan
pertumbuhan seksual masa remaja.

c. Perkembangan Kepribadian

Rogers tidak mengemukakan tahapan (stages) dalam perkembangan


kepribadian. Dia lebih tertarik pada cara-cara oranglain (orangtua) menilai
anak. jika seorang orangtua tidak mencurahkan “positive regard” (penerimaan
dan cinta kasih) bahkan menampilkan sikap penolakan terhadap anak, maka
kecanderungan kecenderungan bawaan anak untuk mengaktualisasikan
dirinya menjadi terhambat. Anak mempersepsi penolakan orangtua terhadap
tingkah lakunya sebagai penolakan terhadap perkembangan “self concept”
nya yang baru. apabila hal itu sering terjadi, anak akan mogok untuk berusaha
mengaktualisasikan dirinya.

Secara ideal, anak mendapatkan kasih sayang dan penerimaan yang cukup
pada setiap saat dari orang lain (orang tua). Kondisi ini disebut
“unconditional positive regard”. Kondisi ini mengimplikasikan bahwa cinta
kasih ibu kepada anak tidak diberikan secara conditional, tetapi secara bebas
dan penuh.

Mengingat pentingnya memperoleh kepuasan akan kebutuhan “positive


regard” , khususnya pada masa anak, maka seseorang akan menjadi sensitive
akan sikap dan tingkahlaku oranglain. Melalui penafsiran terhadap reaksi
yang diterima dari oranglain, seseorang mungkin mengubah atau
memperhalus onsep dirinya. Hal ini menunjukan, bahwa perkembangan
konsep diri seseorang dipengaruhi juga oleh upayanya mengininternalisasikan
sikap-sikap oranglain.

35
Secara berangsur-angsur “positive regard” akan menjadi lebih mempribadi
daripada yang berasal dari orang lain. Kondisi ini olrh Rogers dinamakan
“positive self regard” Jika orang tua tidak mencurahkan “positive regards”
(penerimaan, dan cinta kasih)bahkan menampilkan sikap penolakan terhadap
anak, maka kecenderungan bawaan anak untuk mengaktualisasikan dirinya
menjadi terhambat. Secara Ideal ,anak mendapatkan kasih sayang dan
penerimaan yang cukup pada setiap saat dari orang lain (orang tua).Kondisi
ini disebut “unconditional Positive regard”.Kondisi ini mengimplikasikan
bahwa cinta kasih ibu kepada anak tidak diberikan secara kondisional, tetapi
secara bebas dan penuh. Perkembangan dari “positive regard” ke “positive
self regard” dipengaruhi oleh kondisi yang mengembangkan perasaan
berharga(conditions of worth).

Menurut Rogers “fully functioning person” merupakan tujuan dari


seseorang. Orang yang telah mencapai “fully functioning person” ini
memiliki karakteristik pribadi sebagai berikut :

1. Memiliki kesadaran akan semua pengalaman. Tidak ada pengalaman


yang ditolak, semuanya disaring melalui self.

2. Mengalami kehidupan secara penuh dan pantas pada setiap


saat.berpartisipasi dalam kehidupan bukan sebagai pengamat.

3. Memiliki rasa percaya kepada dirinya sendiri,seperti dalam mereaksi


atau merespon sesuatu. Dalam arti, dia memiliki kemampuan untuk
mengambil keputusan sendiri berdasarkan data pengalaman yang
diperoleh.

4. Memiliki perasaan bebas untuk memilih tanpa hambatan apapun.

5. Menjalani kehidupan secara konstruktif dan adaptif terhadap perubahan


yang terjadi di lingkungan, serta berpikir kreatif.

Rogers Memformulasikan teori kepribadiannya dalam 19 proposisi,yaitu


sebagai berikut :

Proposisi 1 : Setiap individu berada dalam perubahan dunia pengalaman


yang secara terus menerus berubah, dan dia sebagai pusatnya.

Proposisi 2 : Organisme mereaksi medan pengalaman sebagaimana medan


itu dialami dan dipersepsinya.

Proposisi 3 : Organisme mereaksi medan fenomena sebagai keseluruhan


yang terorgnisasi (organized whole)

36
Proposisi 4 : Organisme memiliki satu kecenderungan atau motif dasar,
yaitu mengaktualisasikan, memelihara, dan mengembangkan “self”.

Proposisi 5 : Tingkah laku merupakan usaha organisme untuk mencapai


tujuan yaitu memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.

Proposisi 6 : Emosi meyertai dan memfasilitasi pencapaian tujuan tingkah


laku. Dalam hal ini kepribadian mencoba mengintegrasikan dua jenis
emosi dalam tingkah laku; yang menyenangkan (seperti perasaan lega) dan
yang tidak menyenangkan (seperti marah).

Proposisi 7 : Cara yang paling baik untuk memahami tingkah laku adalah
melalui kerangka berpikir (frame of reference) individu itu sendiri.

Proposisi 8 : Sebagian dari medan persepsi berangsur-angsur


terdiferensiasi menjadi “self”

Proposisi 9 : Struktur “self” terbentuk sebagai hasili nteraksi dengan


lingkungan dan evaluasi terhadap orang lain. Pengalaman bersama orang
lain membantu berkembangnya “self”. Dalam hal ini pengaruh orang tua
sangat esensial dalam tahap strukturisasi “self “ ini.

Proposisi 10 : Nilai-nilai terkait dengan pengalaman, dan nilai-nilai yang


merupakan bagian struktur “self”, dalam beberapa hal adalah nilai-nilai
yang dialami langsung oleh organisme, dan dalam beberapa hal adalah
nilai-nilai yang diintrojeksi atau diambil dari orang lain.

Proposisi 11 : Pengalaman yang terjadi dalam kehidupan individu


mungkin (a) dilambangkan (disadari), dipersepsi, dan diorganisasikan
kedalam “self”’, (b) diabaikan karena dipersepsi tidak berhubungan
dengan struktur “self”, dan (c) ditolak atau dilambangkan secara palsu
karena pengalaman tidak konsisten atau tidak sesuai dengan struktur
“self”.

Proposisi 12 : Cara-cara berperilaku yang diadopsi oleh organism adalah


yang konsisten (selaras) dengan “self consept”. Self memelihara tingkah
laku yang konsisten dengan gambaran yang dimilikinya. Dengan demikian
untuk mengubah tingkah laku individu adalah dengan mengubah konsep
dirinya.

Proposisi 13 : Tingkah laku, dalam hal-hal tertentu disebabkan atau


didorong oleh pengalaman atau kebutuhan organism yang tidak
dilambangkan. Tingkah laku ini tidak selaras dengan “self”, sehingga tidak
diakui oleh individu yang bersangkutan. Biasanya tingkah laku demikian

37
bersifat di luar control “self”, seperti : “Saya terpaksa melakukannya”, dan
“Saya tidak terpaksa melakukannya”, dan “Saya tidak bermaksud
demikian”.

Proposisi 14 : Malasuai psikologis (psychological maladjustment) terjadi


ketika organism menolak untuk menyadari pengalaman sensoris dan yang
mendalam, yang tidak dilambangkan atau diorganisasikan kedalam
struktur “self”. Kondisi ini menjadi dasar atau potensi bagi terjadinya
tegangan psikologis (psychological tension). Dalam hal ini kepribadian
tidak dapat mengaktualisasikan dirinya, jika pengalamannya tidak serasi
dengan dirinya yang nyata (real self).

Proposisi 15 : Penyesuaian psikologis (psychological adjustment) terjadi


apabila semua pengalaman organisasi itu diasimilasikan pada taraf
lambang (sadar) kedalam hubungan yang serasi dengan konsep diri.
Ketegangan dari dalam (inner tension) tereduksi ketika kepribadian
memiliki perasaan baru tentang dirinya.

Proposisi 16 : Setiap pengalaman yang tidak serasi dengan struktur “self”


dipersepsi sebagai suatu ancaman, dan semakin kuat persepsi itu akan
semakin terorganisasi struktur “self” untuk memelihara (mempertahankan)
diri. Peristiwa-peristiwa (pengalaman-pengalaman) yang mengancam
kepribadian itu menjadi kaku. Oleh karena itu self membentuk pertahanan
terhadap pengalaman yang mengancam tersebut dengan menolaknya
masuk ke kesadaran.

Proposisi 17 : Dalam kondisi yang tidak ada ancaman bagi struktur self,
pengalaman yang tidak serasi itu dipersepsi, diuji, dan direvisi oleh
struktur self agar dapat mengasimilasi dan melingkupi pengalaman-
pengalaman tersebut. Terjadinya perubahan dalam kepribadian, ketika
kepribadian dapat menerima segi baru dalam dirinya.

Propisisis 18 : Apabila individu mempersepsi dan menerima segala


pengalamannya kedalam satu system yang serasi dan terpadu, maka dia
akan lebih memahami dan menerima orang lain sebagai individu. Apabila
individu dapat mengembangkan konsep dirinya yang serasi (selaras), maka
dia akan dapat mengembangkan hubungan interpersonalnya yang baik
dengan orang lain.

Proposisi 19 : Apabila individu mempersepsi dan menerima pengalaman


organisme ke dalam struktur self-nya, dia akan menemukan bahwa dirinya
telah mengganti system nilainya yang pada umumnya didasarkan kepada

38
introjeksi yang dilambangkan secara palsu dengan proses penilaian
pengalaman organismic yang terus menerus. Jika individu memiliki
kepercayaan diri untuk melakukan proses penilaian (dapat menilai sikap,
persepsi, dan perasaan baik terhadap dirinya, orang lain, atau peristiwa-
peristiwa tertentu secara tepat), maka dia akan menemukan bahwa system
yang lama itu tidak perlu lagi. Dalam arti nilai-nilai, sikap, atau persepsi
yang lalu (yang tidak tepat) itu perlu diubah agar dapat menyesuaikan diri
dengan kehidupan baru yang sehat (well adjustment).16

4 Kritik Terhadap Teori Rogers


Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada
perhatiannya yang semata – mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan
pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers
berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya
merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi
dan bertanggung jawab di dalamnya.
Selain itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan
respon secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit
diterima. Semua orang tidak bisa melepaskan subjektivitas dalam
memandang dunia karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara objektif.
Rogers juga mengabaikan aspek-aspek tidak sadar dalam tingkah
laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan
masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan
pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu
penyakit psikologis.
Beberapa kritik terhadap konseling berpusat pada konseli antara lain :
a. Terlalu menekankan pada aspek afektif, emosional, perasaan sebagai
penentu perilaku, tetapi melupakan factor intelektif, kognitif dan
rasional
b. Penggunaan informasi untuk membantu klien, tidak sesuai dengan
teori
c. Tujuan untuk setiap klie yaitu memaksimalkan diri, dirasa terlalu luas,
umum dan longgar sehingga sulit untuk menilai setiap individu.
d. Tujuan ditetapkan oleh klien, tetapi tujuan konseling kadang-kadang
dibuat tergantung lokasi konselor dan klien
e. Meskipun terbukti bahwa konseling client-centered diakui efektif tapi
bukti-bukti tidak cukup sistematik dan lengkap terutama yang
berkaitan dengan klien yang kecil tanggung jawabnya

16
Ibid.

39
f. Sulit bagi konselor untuk benar-benar bersifat netral dalam situasi
hubungan interpersonal. 17

17
Ibid.

40
BAB III
KESIMPULAN

1. Teori humanistik
Humanistik dapat diartikan sebagai “orientasi teoritis yang menekankan
kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan free will (kemauan
bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya”
2. Teori Abraham Maslow
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi
gagasannya mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang paling
rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).
Adapun hierarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan fisiologis atau dasar
b. Kebutuhan akan rasa aman
c. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
d. Kebutuhan untuk dihargai
e. Kebutuhan untuk aktualisasi diri

Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologissampai


kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis. Kemudian berhenti
dengan sendirinya.

3. Teori Kognitif George A.Kelly


Akhirnya, teori Kelly bisa di kelompokkan kedalam teori humanistik (efting
& leadner, 1992) karena menekankan kapasitas manusia bagi
perbaikan.Kelly mendesak setiap orang untuk terus mengeksplorasi
kemungkinan-kemungkinan baru bagi kehidupan, kemungkinan untuk bisa
menjadi lebih efektif daripada yang sudah di jalani.Entah Kelly maupun
para humanis yakin kalau manusia berupaya dan sanggup menjadi pribadi
lebih baik, dan menciptakan kondisi sosialogis dan internasional yang lebih
baik.
4. Teori Carl Georg
Teori Rogers sangat bersifat klinis, karena didasarkan pada pengalaman
bertahun-tahun tentang bagaimana seharusnya seorang terapis menghadapi

41
seorang kliennya. Meskipun terdapat sedikit persamaan dengan Freud, akan
tetapi ada perbedaan karena dia menganggap manusia pada hakikatnya baik
atau sehat-setidaknya, tidak jahat atau sakit. Dengan kata lain, dia
memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah,
sementara penyakit jiwa, kejahatan dan persoalan-persoalan kemanusiaan
lainnya, sebagai penyimpangan dari kecenderungan alam. Perbedaan
lainnya adalah teorinya relatif lebih sederhana ketimbang teori Freud.

42
Daftar Pustaka

George C. Boeree. 2010. Personality Theories : Melacak Kepribadian Anda


Bersama Psikolog Dunia. Penerjemah Inyiak Ridwan Muzir. Yogyakarta:
Prismashopie

Mathew H. Olson & B.R. Hargenhahn. 2013. Pengantar Teori Kepribadian.


Penerjemah Yudi santoro. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Yusuf Syamsu, Dkk. 2007. Teori Kepribadian. Bandung: Remaja Rosda


Karya

http://mylife578.blogspot.com/2016/05/teori-kepribadian-george-
kelly.html?m=1

https://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow

43

Anda mungkin juga menyukai